Anda di halaman 1dari 11

Aktivitas Penambang Batu Kapur (Saren) Di Desa Leran Kulon Kecamatan Palang

Kabupaten Tuban

Angela Sahru Zaini Nadiva

(angela.nadiva28@gmail.com)

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI FISIP-UNAIR SURABAYA

ABSTRAK

Penambangan batu kapur yang dilakukan di Desa Leran Kulon, Kecamatan Palang,
Kabupaten Tuban sudah beberapa kali mengalami longsor. Meskipun lokasi tambang sering
longsor, aktivitas penambangan masih saja dilakukan. Fenomena ini menarik untuk dikaji.
Rumusan masalah penelitian terkait dengan alasan pemilik tambang dan pekerja masih
melakukan aktivitas tambang serta kendala yang muncul dan bagaimana strateginya. Metode
penelitian dengan menggunakan metode etnografi. Observasi partisipasi dilakukan pada
Aktivitas Penambang Batu Kapur (Saren). Teknik Pengumpulan data kualitatif dengan
wawancara mendalam pada delapan informan sesuai dengan pedoman wawancara. Teknis
analisis data dengan menggunakan teori Fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski.
Hasil penelitian adalah bahwa kendala yang dihadapi oleh penambang terkait dengan
debu yang mengganggu penglihatan dan pernafasan, batuan yang mudah pecah sehingga
tidak layak jual, kerusakan mesin serkel dan ketika musim hujan akses menuju lokasi
tambang yang sulit mengakibatkan truk mogok, razia kelengkapan berkendara pada sopir
yang menyetor batu kapur, serta strategi dengan melibatkan anggota keluarga pada aktivitas
tambang hingga pemasaran batu kapur dengan membaca peluang pasar.
Kata kunci: aktivitas, penambang batu kapur, kendala.

ABSTRACT
Mining limestone conducted in Leran Kulon village, District Cross, Tuban has
experienced landslides several times. Although landslides frequently happens on the mine site,
mining activities are still running. This phenomenon is interesting to be studied. The research
problems are related to the reason why mine owners and mine workers are still doing mining
activity, the obstacles that arise, and what are their strategies to work around those obstacles.
The methods used in this research are ethnographic methods. Observation participation is
done on the activities of the limestone miners (Saren). Qualitative data collection techniques
are done using in-depth interviews on eight informants in accordance with the guidelines for
interview. Technical analysis of data by using the theory Fungsionalisme of Bronislaw
Malinowski.
The result of the study shows that miners are facing several obstacles such as dust
interfering with vision and breathing, rocks that are too brittle so they are not worth selling,
engine failure on the serkel machine because of excessive usage, difficulties to access mining
site during rainy season causing truck drivers to strike, police raids on the limestone truck
driver’s driving condition and completeness. Not only that, but also the strategy of involving
the miners’ family members as well as limestone marketing by reading the market
opportunities through the change of seasons and socio-cultural aspects.
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 39
Keywords: activity, limestone miners, obstacles.

Pendahuluan diperoleh melalui penambangan.

Kehidupan manusia tidak dapat Pertambangan di definisikan sebagai

dipisahkan dari lingkungan, baik itu rangkaian kegiatan dalam rangka upaya

lingkungan alam maupun lingkungan pencarian penambangan (penggalian),

sosial. Manusia memerlukan udara untuk pemanfaatan ataupun penjualan

bernapas, begitu juga ketika ingin bertahan bahangalian yang bisa berupa galian batu

hidup, manusia juga menjadikan alam bara, galian mineral, galian panas bumi

sebagai sumber kehidupan.Kehidupan maupun galian migas. Pertambangan batu

manusia tidak dapat dilepaskan dari mata kapur dilakukan di daerah yang memiliki

pencaharian yang merupakan salah satu lahan kapur yang merupakan daerah

dari unsur kebudayaan. Berbagai macam kering.

bentuk mata pencaharian yang dilakukan Salah satu pengertian


oleh manusia antara lain dibidang penambangan menurut Pasal 1 Undang-
pertanian, peternakan, pertambangan, Undang No. 4 Tahun 2009 Tentang
industri dan lain sebagainya yang Mineral dan Batu Bara adalah : “sebagian
memanfaatka sumber daya alam. Berbagai atau seluruh tahapan kegiatan dalam
sumberdaya alam secara sengaja rangka penelitian, pengelolaan dan
dimanfaatkan manusia, baik sumberdaya pengusahaan mineral atau batu bara yang
alam yang berasal dari darat, udara meliputi penyelidikan umum, eksplorasi,
maupun air. Sumber daya yang ada, studi kelayakan, kontruksi, penambangan,
dimanfaatkan oleh manusia untuk pengolahan dan pemurnian, pengangkutan
keberlangsungan hidup. Salah satu sumber dan penjualan, serta kegiatan pasca
daya alam yang alam yang biasanya tambang.”
dimanfaatkan manusia adalah batu kapur.
Berbagai kasus dalam
Batu kapur merupakan salah satu penambangan seringkali dijumpai, banyak
jenis bahan galian golongan C yang penambang yang seringkali menanggung
banyak digunakan dalam proses industri resiko akibat kegiatan penambangan.
maupun bangunan. Batu kapur dapat Resiko yang umum terjadi akibat
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 40
penambangan batu kapur diantaranya Sementara itu satu warga lainnya
terbentuknya lereng-lereng terjal yang mengalami luka berat dan di rawat di
sangat membahayakan para penambang, rumah sakit (http://seputartuban.com/
polusi udara, banyak lahan terbuka, tanah tebing-galian-batu-kapur-longsor-1-tewas-
yang berdebu dan berpasir, galian material dan-1-luka-berat/diakses pada 12/04/2016
yang terserak dimana-mana, hiruk pikuk pukul 18.13)
buruh tambang, udara kotor akibat
prosesing serta jalan-jalan yang dilintasi
para pengangkut tambang jadi cepat rusak Metode Penelitian
akibat kelebihan beban
Pada penelitian ini, peneliti
(www.balipost.co.id, 2009 diakses pada
menggunakan metode penelitian kualitatif.
17/10/2016)).
Metode penelitian kualitatif adalah metode
Selain itu beberapa kasus lain yang atau cara penulisan yang bersifat
sering menimpa para penambang adalah deskriptif. Peneliti dapat mendeskripsikan
terjadi longsor di area penambangan secara lengkap apa yang ada di masyarakat
hingga mengorbankan nyawa para tersebut karena peneliti dapat langsung
penambang. Kejadian semacam ini bukan bertatap muka dan mendapatkan data
merupakan hal yang baru, dibeberapa secara lengkap. Metode kualitatif
daerah yang terkenal dengan aktivitas menjelaskan adanya interaksi antara
tambang kapur seringkali terjadi longsor peneliti dan masyarakat yang diteliti.
hingga mengorbankan nyawa para Pemahaman budaya, nilai-nilai yang ada di
penambang. Kejadian tebing galian batu masyarakat, pola-pola perilaku, bahasa,
kapur yang menewaskan penambang juga serta dapat merasa dan memahami emosi
pernah Kecamatan Grabagan, Kabupaten mereka secara nyata adalah alasan peneliti
Tuban, Rabu (25/04/2012) sekitar pukul menggunakan metode penelitian kualitatif.
11.00 siang runtuh saat ditambang dengan Metode ini akan membantu peneliti untuk
menggunakan alat berat. Akibatnya memahami prilaku sosial dan gejala-gejala
seorang warga pemecah batu yang sedang sosial yang ada.
bekerja di bawah tebing tewas, setelah Peneliti menggunakan metode
tertimpa batu kapur sebesar rumah, yang kualitatif agar dapat mengetahui secara
runtuh dan menimpa tubuh korban. menyeluruh dari perilaku dan gejala sosial

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 41


masyarakat karena penulis dapat alasan dan strategi dalam melakukan
melakukan wawancara secara mendalam aktivitas penambangan.
kepada individu yang dianggap memenuhi
syarat menjadi informan. (Spradley, Hasil Penelitian
1997:16).
Proses penambangan batu kapur
Informan merupakan seseorang melalui beberapa tahapan yang dilakukan
yang memberi penulis informasi mengenai oleh pekerja sesuai dengan tugas yang
hal yang berkaitan dengan data. Agar diterima, diantaranya: Tukang thithil,
mendapatkan data dari seorang informan resik-resik: Pekerja yang mendapat tugas
yaitu dengan cara wawancara. Informan membersihkan debu sisa pemotongan batu.
merupakan seseorang yang memahami Biasanya untuk proses pembersihannya
data, informasi, ataupun fakta yang menggunakan garu dan sapu.
dibutuhkan oleh peneliti. Agar
Pada proses ini, seorang pekerja
mendapatkan data yang akurat, peneliti
tambang sedang membersihkan debu dari
menentukan informan yang
sisa pemotongan batu. Sapu dan garu
benar.Informasi dari informan inilah yang
digunakan untuk membersihkan debu yang
dianalisa oleh peneliti agar mendapatkan
menumpuk. Proses ini membutuhkan
hasil yang dibutuhkan dan diinginkan.
waktu sekitar 30 menit. Pada proses ini
Untuk mendapatkan segala
biasanya dilakukan oleh 2 orang. Pekerja
informasi yang diperlukan dalam proses
yang mendapat tugas sebagai Tukang
penulisan penelitian ini, peneliti
Thithil biasanya memiliki fisik yang kuat
menggunakan metode kualitatif. Tujuan
karena selain bertugas mengumpulkan dan
menggunakan metode ini karena dengan
mengumpulkan menumpuk saren pada satu
menggunakan metode kualitatif lebih
tempat, tukang thithil juga mendapat
mudah menghasilkan data deskriptif dari
bagian mengangkat saren yang akan
perilaku yang diamati. Perilaku ini dapat
diangkut ke truck untuk dijual. Sedangkan
ditemukan dengan menanyakan kepada
untuk tukang resik-resik hanya
seseorang yang dianggap memenuhi
membersihkan debu yang menumpuk
kriteria dan mempunyai pengetahuan
disekitar lokasi yang digunakan untuk
tentang hal yang akan ditanyakan.Hal ini
mengumpulkan batu kapur yang layak jual.
juga terkait dengan pertanyaan tentang

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 42


Peralatan yang digunakan pun sangat untuk melakukan upaya untuk melindungi
sederhana, tukang resik-resik hanya diri.
membutuhkan sapu ijuk dan garu untuk
Tukang Nyipati, Nyeser: Pekerja
menyingkirkan debu yang menumpuk
yang mendapat bagian untuk membuat
sedangkan untuk tukang thithil diharuskan
pola bergaris pada batu yang akan
untuk mampu mengangkat dan memilah
dipotong (nyipati) menggunakan penggaris
batu yang memiliki kualitas bagus. Tentu
atau meteran serta oker (sejenis benang
hal ini juga berkaitan dengan kemampuan
yang sudah direndam dengan cat berwarna
fisik yang kuat untuk mengangkat batuan
merah) kemudian setelah mendapatkan
tersebut. Pada proses ini, baik tukang
ukuran dengan panjang 27cm, tebal 9cm
thithil maupun tuka resik-resik sama
dan lebar 12cm baru kemudian dipotong
menghadapi kendala terkait dengan debu
dari atas menggunakan serkel hingga sisi
yang dihasilkan oleh tambang. Selain
bagian samping, terpisah dari bagian yang
menganggu penglihatan, juga
lain. Tugas yang diemban oleh tukang
mengakibatkan sesak nafas. Oleh karena
nyipati dan nyeser merupakan bagian yang
itu, strategi yang dilakukan oleh pekerja
paling rumit. Pada bagian nyipati, biasanya
tambang dengan menggunakan kaca mata
dilakukan oleh 2 orang untuk memegang 2
anti silau, masker dari kaos dan sepatu
ujung benang yang digunakan untuk
karet yang cukup tebal.
menggambar pola pada batu. Setelah pola
Pada proses tukang resik-resik terbentuk, baru kemudian dipotong oleh
bertugas untuk membersihkan debu yang tukang nyeser yang bertugas untuk
menumpuk dengan menggunakan sapu memotong batu ada sisi atas sesuai dengan
ijuk. Tujuannya adalah agar batuan yang pola. Kendala yang ditemukan pada proses
sudah dibersihkan terlihat jelas dan dapat terkait dengan fungsi mesin yang
segera diberikan pola bergaris yang akan terkadang tidak optimal ketika digunakan
digunakan sebagai dasar pemotongan batu. untuk nyeser. Akibatnya, seringkali proses
Tidak terlalu sulit tugas yang diterima oleh pemotongan dihentikan untuk beberapa
tukang resik-resik, seperti kendala pada waktu.
umumnya yaitu banyaknya debu dan cuaca
Tukang Ngrajang: Sama seperti
panas menyengat yang dirasakan oleh
tukang nyeser, tukang ngrajang juga
pekerja tambang sehingga sangat perlu
melanjutkan untuk memotong ukuran batu
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 43
namun pada bagian bawah agar masing- yang dilalui oleh tukang tithil dan resik-
masing batu dapat terangkat dan terlepas resik, kemudian akan dilanjutkan oleh
dari sisi batu yang lain. Pada dasarnya, tukang nyeser dan nyipati, lalu diteruskan
baik tukang nyeser maupun tukang oleh tukang ngrajang dan pada akhirnya
ngrajang sama-sama sangat bergantung diselesaikan oleh sopir agar batu kapur
pada keberadaan alat, yaitu mesin serkel. bisa segera disetor ke pemesan. Tahapan
Mesin serkel berfungsi untuk memotong pembagian tugas dalam menambang
pola batuan dari setiap sisi. Penggunaan merupakan suatu upaya pekerja agar
mesin serkel tidak boleh terus-terusan pekerjaan bisa segera selesai.
artinya, setiap satu jam harus dihentikan
Pada pembagian tugas tersebut
untuk mengurangi tingkat kerusakan.
setiap pekerja tambang bertanggung jawab
Kendala yang paling banyak ditemui oleh
dengan tugas masing-masing. Pembagian
tukang nyeser dan tukang ngrajang terkait
tugas terbagi dengan jelas sehingga tidak
selain karena penggunaan alat tambang,
mengganggu antar pekerja tambang
juga termasuk kondisi batuan yang tidak
dengan harapan pekerjaan cepat selesai.
layak. Kasus-kasus yang paling sering
ditemui diantaranya, batuan yang mudah Jumlah saren yang dihasilkan
pecah (rapuh) dan tidak tahan lama. kisaran 800-1000 per hari merupakan
ukuran normal. Biasanya apabila
Pembagian tugas yang yang
terkendala cuaca yang kurang mendukung,
dijalankan oleh para pekerja tambang
tidak bisa menghasilkan saren sesuai
merupakan strategi dalam mengatur
target. Sehingga, hal ini juga berdampak
kelancaran menambang. Para pekerja
pada pemasaran dan kepuasan pemesan
tambang memiliki tugas masing-masing
saren. Proses pembagian tugas juga tentu
meski terdapat konsekuensi yang harus
sangat berpengaruh pada saren yang
dihadapi. Perilaku semacam itu merupakan
dihasilkan. Apabila dalam proses
tindakan yang logis mengingat mereka
menambang, pada bagian tukang nyipati
juga butuh penghasilan demi kelangsungan
misalnya, kondisi batu perlu diteliti apakah
hidup. Ketika setiap pekerja tambang telah
batu tersebut layak untuk di gergaji atau
menyelesaikan tugasnya dengan baik,
tidak.
tentu tidak akan menganggu tugas pekerja
tambang yang lain, dalam artian tahapan

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 44


Pada prakteknya, apabila batu yang mencapai target tertentu, artinya
kurang bagus tetap dipaksa untuk di penambang menggunakan mesin serkel
gergaji akan ada beberapa resiko yang secara terus-terusan tanpa jeda sehingga
ditemui, diantaranya: 1. Mudah pecah atau mesin serkel rusak.
rusak; 2. Tidak layak jual/harga turun; 3.
Para pekerja tambang menyadari
Mengecewakan pemesan/pelanggan.
betul apabila alat-alat tambang digunakan
Sehingga pemilik tambang menghimbau
tanpa jeda akan mengakibatkan kerusakan
kepada para pekerjanya untuk bertanggung
apada alat-alat tambang terutama alat yang
jawab dengan pembagian tugas masing-
bergantung pada tenaga listrik seperti
masing. Jumlah saren yang sesuai target,
mesin serkel, genset, dsb. Sehingga,
diharapkan dapat segera dikirim ke
pemilik tambang menghimbau pada
pemesan agar penghasilan dari proses
pekerja tambang untuk menghentikan
penjualan juga segera didapatkan. Disisi
proses menambang ketika hujan turun.
lain, para pekerja tambang juga bisa segera
memperoleh gaji dari pemilik tambang. Kendala dan Strategi Meminimalisir
Pengeluaran Upah

Tenaga kerja merupakan hal yang


Penggunaan Alat Tambang dalam
penting dalam setiap usaha. Pada lokasi
Meminimalisir Kerusakan Alat
tambang yang dimiliki oleh Pak Bandi,
Salah satu kendala yang dihadapi umumnya memperkerjakan tetangga
oleh pekerja tambang terkait penggunaan sekitar rumah. Sistem tenaga kerja yang
alat tambang yang sewaktu-waktu bisa lebih mengutamakan tetangga sekitar
mengalami kerusakan. Biasanya alat rumah menjadikan hubungan sosial yang
tambang yang sering rusak adalah mesin baik antara pemilik tambang dengan
serkel yang merupakan peralatan utama pekerja. Lokasi tambang yang dimiliki
ketika menambang. Mesin serkel yang oleh Pak Bandi mampu memperkerjakan
rusak mengakibatkan piringan besi macet 7-10 orang atau lebih. Tenaga kerja yang
sehingga tidak bisa digunakan untuk banyak melibatkan tetangga sekitar tentu
menambang. Kerusakan mesin serkel tidak bisa dilepaskan dari upah yang
dikarenakan dalam penggunannya tidak dikeluarkan. Berikut sistem upah yang
dihentikan untuk sementara ketika sudah

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 45


diterima oleh pekerja tergantung dari tugas ketenaga-kerjaan ada waktu tertentu
masing-masing: dimana pemilik tambang perlu melibatkan
anggota keluarganya.
1. Tukang thithil, Resik-resik: Rp.
60.000 – 70.000 /hari Menjalin Relasi dengan Sesama
2. Tukang nyipati: Rp. 60.000- Penambang
70.000/hari
Relasi sosial dengan sesama
3. Tukang nyeser: Rp. 80.000-
penambang memberikan keuntungan lebih
90.000/hari
untuk pemasukan. Para penambang
4. Tukang ngrajang: Rp. 80.000-
biasanya saling menghubungi satu sama
90.000/hari
lain apabila ada pemesan yang akan
5. Tukang setor (sopir): Rp.
membeli batu saren. Biasanya hal ini
30.000/sekali setor dengan jumlah
bertujuan untuk menyiasati permintaan
saren 1 ret (1000 biji)
pasar. Apabila pemilik tambang menerima
Gajian dilaksanakan setiap malam
pesananan saren sedangkan jumlah saren
Kamis dirumah pemilik tambang, jadi tiap
yang tersedia tidak mencukupi untuk
seminggu sekali bisa mengambil gaji.
memenuhi pesanan, maka biasanya mereka
Ketika ada kerusakan alat maupun biaya
saling menghubungi penambang yang lain
perawatan alat kerja, setiap pekerja tidak
untuk membeli saren yang ada dan dijual
diwajibkan untuk iuran, artinya baiaya
kembali pada pemesan.
perawatan hanya dibebankan pada pemilik
tambang. Relasi antar pemilik tambang juga
dapat dilihat dari alat-alat kerja yang
Melibatkan Anggota Keluarga
dimiliki antar pemilik tambang. Hubungan
Penambangan dilakukan setiap hari pinjam-meminjam alat menjadi hal yang
senin hingga minggu, dengan kesepakatan lumrah antar pemilik tambang. Apabila
hari jumat menjadi hari libur bersama. salah satu pemilik tambang mengalami
Alasannya karena setiap hari jumat baik kerusakan alat tambang, biasanya
pemilik maupun pekerja tambang perlu meminjam alat yang dimiliki oleh pemilik
untuk melaksanakan sholat jumat sehingga tambang lain. Pada kasus yang lain,
mengharuskan mereka untuk melakukan beberapa pemilik tambang tidak semuanya
ibadah dirumah masing-masing. Pada memiliki kendaraan untuk mengangkut

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 46


saren ketika proses setor. Sehingga, cuaca. Cuaca panas maupun hujan
penambang yang memiliki truk angkut berpengaruh pada jumlah saren yang
saren biasanya meminjamkan truk nya ditambang.Pemilik tambang merasa
untuk digunakan penambang yang lain keuntungannya menurun ketika musim
ketika akan mengirimkan saren nya baik hujan dibandingkan musim kemarau.
dalam kota maupun lintas kota. Kondisi lokasi yang berada di lahan
Peminjaman truk tersebut baisanya diganti terbuka mengakibatkan proses tambang
dengan uang bensin oleh si peminjam. terganggu dan harus dihentikan demi
Kendala yang paling sering dihadapi keamanan alat dan keselamatan pekerja.
ketika proses setor saren terkait dengan
Menurut penuturan pemilik
armada pengangkut atau truk yang minim.
tambang, ketika musim kemarau proses
Selain itu, beberapa dari pemilik tambang
tambang dilakukan semaksimal mungkin
pangsa pasar batu kapur tidak besar
agar mendapatkan saren dalam jumlah
sehingga mengandalkan untuk dihubungi
yang besar. Hal ini bertujuan untuk
oleh pemilik tambang yang lain bahwa ada
memanfaatkan musim kemarau karena
kekurangan pesanan batu kapur miliknya
kondisi cuaca yang mendukung untuk
yang mengharuskan untuk membeli batu
dilakukan penambangan. Sehingga setelah
kapur dari pemilik tambang tersebut.
musim kemarau berakhir, pemilik tambang
Kendala dan Strategi Pemasaran Batu masih memiliki stok saren untuk disetor
Kapur pada pemesan. Sebagian besar pemilik
tambang melakukan hal serupa untuk
Berikut beberapa kendala dan
menyiasati permintaan pemesanan saren.
strategi yang taerkait dengan pemasaran
batu kapur. Selain menyiasati permintaan Penentuan Harga sesuai Lokasi
pemasaran batu kapur, juga terdapat
Harga batu saren yang dijual di
penentuan harga sesuai lokasi.
wilayah Kabupaten Tuban berbeda dengan
Menyiasati Permintaan Pemesanan yang dijual di wilayah luar Tuban.
Saren Perbedaan harga tersebut ditentukan oleh
jarak yang ditempuh untuk menyetor batu
Lokasi tambang yang berada di
kapur pada pemesan. Semakin jauh jarak
atas bukit dan merupakan tambang yang
yang ditempuh, semakin besar selisih harg
terbuka sehingga sangat bergantung pada
AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 47
Pengecualian untuk kondisi batu kapur terkait dengan fungsi dan tugas yang
yang rusak, pemilik tambang tidak berani dilakukan. Terdapat unsur-unsur yang
untuk menjualnya. Biasanya, pemilik terintegrasi secara otomatis dengan
tambang akan mengatakan pada pemesan mempertimbangkan resiko pada ugas yan
atau pelanggannya bahwa masih ada sisa diberikan. Selain itu, pada aktivitas
batu batu kapur dalam kondisi rusak ringan penambangan terjadi keterkaitan satu sama
maupun rusak berat. Apabila pemesan lain antara komponen lingkungan,
tertarik untuk membawa nya biasanya komponen kebudayaan maupun komponen
diberikan dengan percuma oleh pemilik fisik.
tambang. Nantinya batu kapur yang rusak
KESIMPULAN
tersebut bisa dimanfaatkan untuk ngurug
rumah maupun menutup tanah untuk Kendala dan strategi yang ditemui
antisipasi genangan air ketika musim pada proses tambang Pertama, Pada proses
hujan. yang dilakukan oleh tukang thithil maupun
tukang resik-resik sama menghadapi
Akibat yang ditimbulkan dari unsur
kendala terkait dengan debu yang
lingkungan maupun budaya dari
dihasilkan oleh tambang. Selain
penambang menimbulkan suatu penerapan
menganggu penglihatan, juga
perilaku dalam melakukan penambangan
mengakibatkan sesak nafas. Oleh karena
kapur. Mekanisme penerapan perilaku
itu, strategi yang dilakukan oleh pekerja
tersebut berdampak dari satu individu ke
dengan menggunakan kaca mata anti silau,
anggota kelompok lain sehingga
masker dari kaos dan sepatu karet yang
menimbulkan pola aktivitas dalam
cukup tebal. Kedua, kendala yang paling
keseharian. Strategi yang diterapkan oleh
banyak ditemui oleh tukang nyeser dan
penambang kapur merupakan keterkaitan
tukang ngrajang terkait selain karena
antara lingkungan fisik dengan unsur
penggunaan alat tambang, juga termasuk
lingkungan sosial budaya dimana para
kondisi batuan yang tidak layak.
penambang menggunakan kebudayaan
untuk bisa bertahan dalam lingkungan fisik Kasus-kasus yang paling sering
tersebut. Sesuai dengan pemikiran ditemui diantaranya, batuan yang mudah
Malinowski bahwa terdapat keterkaitan pecah (rapuh) dan tidak tahan lama.
secara otomatis antara para penambang Sehingga, tukang ngrajang dan nyeser

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 48


ketika menggunakan mesin serkel tidak bergantung pada energi listrik sehingga
boleh terus-terusan artinya, setiap satu jam apabila turun hujan dan penggunaan serkel
harus dihentikan untuk mengurangi tingkat masih tetap dilanjutkan dikhawatirkan
kerusakan. Ketiga, kendala tukang setor terjadi konsleting sehingga pemilik
baru kapur biasanya diawali ketika akan tambang menghimbau pada pekerja untuk
menuju lokasi tambang. Akses jalan yang menghentikan proses menambang ketika
sehingga truk yang digunakan untuk hujan turun. Kelima, Keterlibatan anggota
mengangkut juga sering mogok. Selain itu keluarga pada aktvitas tambang merupakan
pada proses pemilahan batu kapur dilokasi strategi pemilik tambang untuk menekan
tambang yang akan diangkut ke truk pengeluaran upah. Keenam, strategi
biasanya ditemukan batu kapur yang tidak pemasaran batu kapur baisanya membaca
layak jual (mudah pecah) sehingga peluang pasar melalui pergantian musim
diperlukan kejelian dalam memilah-milah. dan aspek social budaya masyarakat
Selain itu, kendala lain yang ditemukan sekitar serta penentuan harga sesuai lokasi.
ketika dalam perjalanan mengantarkan Semakin jauh lokasi pengiriman, terdapat
batu kapur, terkena razia kelengkapan selisih harga batu kapur.
surat-surat dalam berkendara.
DAFTAR PUSTAKA
Solusinya baiasanya pemilik
Spradley, James, P. (1997). Metode
tambang mengganti biaya kerugian tilang Etnografi.Yogyakarta: Tiara Wacana.
yang dialami sopir. Keempat, musim hujan http://seputartuban.com/tebing-galian-
dianggap sebagai kendala ketika batu-kapur-longsor-1-tewas-dan-1-luka-
berat/diakses pada 12/04/2016 pukul 18.13
menambang. Sesuai penggunannya, serkel
merupakan alat tambang yang sangat www.balipost.co.id, 2009. (diakses pada
17/10/2016)

AntroUnairdotNet, Vol.VI/No.1/Pebruari 2017, hal 49

Anda mungkin juga menyukai