PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan normal seperti yang telah kita
imajiner, yaitu bidang pintu atas panggul (pelvic inlet, apertura pelvis superior), bidang
pintu tengah panggul (midpelvis), dan bidang pintu bawah panggul (pelvic outlet,
ukurannya 1-2 cm kurang dari ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet
(pintu atas panggul), midpelvis (ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul),
Panggul sempit dikatakan sebagai salah satu indikasi persalinan seksio sesarea
yang kejadiannya terus meningkat dalam tiga dekade terakhir. Pelvimetri dapat dilakukan
Pelvimetri dengan pemeriksaan dalam mempunyai arti penting untuk menilai secara agak
kasar pintu atas panggul serta panggul tengah, dan untuk memberi gambaran yang jelas
mengenai pintu bawah panggul. Dengan pelvimetri radiologis diperoleh gambaran yang
jelas tentang bentuk panggul dan ukuran-ukuran dalam ketiga bidang panggul. Akan
tetapi pemeriksaan ini dalam masa kehamilan beresiko, khususnya bagi janin walaupun
Sementara itu pelvimetri luar dapat juga dilakukan, namun cara ini mulai
ditinggalkan karena tidak banyak artinya, kecuali untuk pengukuran pintu bawah panggul
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Pelvis (panggul) tersusun atas empat tulang: sakrum, koksigeus, dan dua tulang
inominata yang terbentuk oleh fusi ilium, iskium, dan pubis.2 Tulang-tulang inominata
bersendi dengan sakrum pada sinkondrosis sakroiliaka dan bersendi dengan tulang
Os sakrum dibentuk oleh os ileum (tulang usus), os pubis (tulang kemaluan), dan os iskii
(tulang duduk). Di dalam os ileum terdapat lekuk besar yang disebut fossa iliaka, di
depan krista iliaka terdapat tonjolan spina iliaka anterior superior dan di belakang spina
iliaka posterior superior. Os iskii terdiri atas korpus ossis iskii, di belakang asetabulum
korpus ossis iskii mempunyai taju yang tajam disebut spina iskiadika yang terdapat
insisura iskiadika mayor dan dibawahnya spina iskiadika minor. Os pubis terdiri dari
pubis kanan dan kiri yang terdapat tulang rawan disebut simpisis pubis. 2,4,6
Secara fungsional panggul terdiri atas 2 bagian yang disebut pelis mayor dn pelvis minor.
Pelvis mayor adalah bagian pelvis yang terletak di atas linea terminalis, disebut juga false
pelvic. Bagian yang terletak di bawah linea terminalis disebut pelvis minor atau true
pelvic.2,6
Gambar 2.2. Potongan sagital panggul, menunjukkan pelvis mayor dan minor4,6
Bentuk pintu atas panggul wanita, dibandingkan dengan pria, cenderung lebih bulat
daripada lonjong. Terdapat empat diameter pintu atas panggul yang biasa digunakan:
Diameter anteroposterior yang penting dalam obstetrik adalah jarak terpendek antara
promontorium sakrum dan simfisis pubis, disebut sebagai konjugata obtetris. Normalnya,
konjugata obstertis berukuran 10 cm atau lebih, tetapi diameter ini dapat sangat pendek
lain yang dikenal sebagai konjugata vera. Konjugata vera tidak menggambarkan jarak
terpendek antara promontorium sakrum dan simfisis pubis. Konjugata obstetris tidak
dapat diukur secara langsung dengan pemeriksaan jari. Untuk tujuan klinis, konjugata
obstetris diperkirakan secara tidak langsung dengan mengukur jarak tepi bawah simfisis
ke promontorium sakrum, yaitu konjugata diagonalis, dan hasilnya dikurangi 1,5-2 cm.
Panggul tengah diukur setinggi spina iskiadika atau bidang dimensi panggul terkecil.
Memiliki makna khusus setelah engagement kepala janin pada partus macet. Diameter
Pintu bawah panggul terdiri dari dua daerah yang menyerupai segitiga. Area-area ini
memiliki dasar yang sama yaitu garis yang ditarik antara dua tuberositas iskium.
Apeks dari segitiga posteriornya berada di ujung sakrum dan batas lateralnya adalah
area di bawah arkus pubis. Tiga diameter pintu bawah panggul yang biasa digunakan
Dalam obstetri dikenal empat jenis panggul dengan ciri-ciri pentingnya, yaitu:1,2,6
Panggul ginekoid dengan pintu atas panggul yang bundar, atau dengan diameter
transversa yang lebih panjang sedikit daripada diameter anteroposterior dan dengan
panggul tengah serta pintu bawah panggul yang cukup luas. Jenis ini ditemukan
diameter transvesa, dan dengan arkus pubis menyempit sedikit. Jenis ini ditemukan
Panggul android dengan pintu atas panggul yang berbentuk sebagai segitiga
kedalam dan dengan arkus pubis menyempit. Jenis ini ditemukan pada 15% wanita.
daripada diameter transvesa pada pintu atas panggul dan dengan arkus pubis yang
B. Definisi
Panggul dikatakan sempit (Pelvic Contracture) apabila ukurannya 1-2 cm kurang dari
ukuran yang normal. Kesempitan panggul bisa pada inlet (pintu atas panggul), midpelvis
(ruang tengah panggul), outlet (pintu bawah panggul), atau kombinasi dari inlet,
midpelvis, atau outlet. Ukuran pelvis normal (untuk janin rata-rata) termasuk conjugata
diagonalis 12,5 cm, conjugata obstetric (anteroposterior dari inlet) 10 cm, dan tranversal
anteroposterior <10 cm atau diameter transversal <12 cm (atau keduanya). Hal ini
diketahui secara klinis dengan kepala janin yang floating dengan presentasi verteks
pada janin yang cukup bulan, dan tidak dapat dilakukannya perasat Muller-Hillis
(secara manual mendorong kepala ke dalam pelvis dengan tekanan lembut pada
fundus), bagian terbawah tidak dapat membuka seviks pada waktu persalinan,
funikuli, partus lama, distosia uterin, moulage kepala bayi, pembentukan caput
CV = Conjugata Vera
1. CV = 11 cm………………partus biasa
kurang dari 12 cm. Karena biasanya yang diukur adalah conjugata diagonalis
(CD), maka inlet dianggap sempit bila CD kurang dari 11,5 cm.3,7,8
b. Kesempitan Midpelvis
Hal ini dicurigai bila dijumpai adanya kala II memanjang, persisten occiput posterior,
distosis uterin, moulage yang hebat dari kepala bayi. Kesempitan Midpelvis yang
terlantar dapat menyebabkan ruptur uteri, fistula karena nekrosis akibat tekanan yang
lama. Seksio sesarea adalah pilihan utama, karena persalinan dengan bantuan alat
Terjadi bila :
a. Diameter intraspinarum 9,5 cm, atau
dari 13,5 cm. Kesempitan midpelvis hanya dapat dipastikan dengan rontgen
c. Kesempitan Outlet
Hal ini sangat jarang dijumpai, ditemukan apabila diameter intertuberous tidak > 8 cm
atau bila jumlah diameter transversa dan diameter sagittalis posterior kurang dari 15
cm. Kesempitan outlet, meskipun bisa tidak menghalangi lahirnya janin,namun dapat
menyebabkan perineum ruptur yang hebat, karena arkus pubis sempit sehingga kepala
C. Diagnosis
Kita selalu memikirkan kemungkinan panggul sempit, bila ada seorang primigravida
pada akhir kehamilan apabila kepala anak belum memasuki pintu atas panggul dan
dijumpainya malpresentasi janin. Ibu dengan tinggi badan yang kurang dari 145 cm, patut
kita curigai adanya kesempitan panggul. Pada palpasi, apabila kepala janin didorong dan
tidak masuk ke pintu atas panggul, atau masih goyang di atas simfisis pubis (tanda
Osborn).3
Pelvimetri Klinis
Cara ini dapat ditentukan secara garis besar jenis, bentuk, dan ukuran-ukuran panggul
apabila dilakukan dengan pemeriksaan dalam. Alat-alat yang dipakai antara lain :
diukur adalah:1
a. Distansia spinarum (± 24-26 cm), jarak anatar kedua spina iliaka anterior superior
b. Distansia kristarum (± 28-30 cm), jarak yang terpanjang antara dua tempat yang
c. Distansia oblikua eksterna (ukuran miring luar), jarak antara spina iliaka posterior
sinistra dan spina iliaka anterior superior dekstra dan dari spina iliaka posterior
f. Distansia tubernum (± 10,5 cm), jarak antara tuber iskii kanan dan kiri.
Gambar 2.7. distansia spinarum (kiri) dan distansia kristarum (kanan)
2. Pemeriksaan dalam (VT) : apakah promontorium teraba, lalu diukur CD dan CV, linea
Gambar 2.11. Cara mengukur konjugata diagonalis dengan mengukur panjangnya jari tengah1
Rontgen Pelvimetri
apakah kurang dari normal, CT (Conjugata Tranversalis), serta imbang kepala panggul.3
disproporsicatau kecurigaan panggul sempit, riwayat operasi seksio sesaria atau riwayat
forcep serta riwayat kematian janin dalam persalinan. X-ray pelvimetri juga dilakukan
bila pada pemeriksaan klinis didapati ukuran konjugata diagonal < 11,5 cm atau diameter
intertuberous < 8 cm serta bila kepala janin tidak masuk pintu atas panggul dan malposisi
letak janin seperti pada presentasi bokong, wajah atau letak lintang.9
D. Penatalaksanaan
Saat ini ada 2 cara yang merupakan tindakan utama untuk menangani persalinan pada
1. Sectio Sesaria11
Sectio sesaria dapat dilakukan secara elektif atau primer, yakni sebelum
persalinan mulai atau pada awal persalinan, dan secara sekunder yakni setelah
lebih dahulu dan dilakukan pada kehamilan cukup bulan karena kesempitan panggul
yang cukup berat, atau karena terdapat disproporsi sefalopelvik yang nyata.
Selain itu sectio tersebut diselenggarakan pada kesempitan ringan apabila ada
faktor- faktor lain yang merupakan komplikasi, seperti primigravida tua, kelainan
letak janin yang tak dapat diperbaiki, kehamilan pada wanita yang mengalami
2. Persalinan Percobaan8,11
Setelah pada panggul sempit berdasarkan pemeriksaan yang teliti pada hamil tua
diadakan penilaian tentang bentuk serta ukuran-ukuran panggul dalam semua bidang
dan hubunga antara kepala janin dan panggul, dan setelah dicapai kesimpulan bahwa
ada harapan bahwa persalinan dapat berlangsung pervaginam dengan selamat, dapat
persalinan ini merupakan suatu test terhadap kekuatan his dan daya akomodasi,
termasuk moulage kepala janin, kedua factor ini tidak dapat diketahui sebelum
untuk section sesaria elektif, keadaan- keadaan ini dengan sendirinya menjadi kontra
indikasi untuk persalinan percobaan. Selain itu beberapa hal perlu pula mendapat
perhatian. Janin harus berada dalam presentasi kepala dan lamanya kehamilan tidak
Bila panggul sempit dalam ukuran muka dan belakang dan CV kurang dari 9 cm,
diameter ini tidak dapat dilalui oleh diameter biparietalis dari janin yang cukup bulan.
Kemudian kalau kepala turun biasanya terjadi defleksi. Karena panggul sempit maka
persalinan berlangsung lama, karena adanya obstruksi. Pada Kala I, kepala tidak dapat
memasuki pintu atas panggul, maka pembukaan berlangsung lama dan besar
kemungkinan ketuban pecah sebelum waktunya. Setelah ketuban pecah, maka kepala
tidak dapat menekan serviks kecuali kalau his kuat sekali sehingga terjadi moulage yang
F. Komplikasi
Komplikasi dapat terjadi pada ibu dan janin. Pada Ibu, komplikasi yang dapat terjadi
antara lain:3,8
3. Karena kepala tidak mau turun dan ketuban sudah pecah, sering terjadi tali pusat
menumbung.
7. Simfisiolisis.
8. Infeksi intrapartal.
9. Karena partus lama, terjadi penekanan pada jalan lahir sehingga terjadilah
2. Prolapsus funikuli.
3. Perdarahan intrakranial.
5. Robekan pada tentorium serebri karena moulage yang hebat dan lama.
6. Fraktur pada tulang kepala oleh karena tekanan yang hebat dari his.
G. Prognosis
diantaranya4
1. Bentuk panggul
6. His
Menurut pengalaman, tidak ada anak yang cukup bulan yang dapat lahir per vaginam
dengan selamat jika CV < 8 ½ cm. Sebaliknya jika CV >8 ½ cm, persalinan pervaginam