Anda di halaman 1dari 19

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. 1. Latar Balakang
Manusia telah mengonsumsi kafeina sejak Zaman Batu. Manusia zaman dahulu
menemukan bahwa penguyahan biji, ranting, dan daun tumbuh-tumbuhan tertentu memiliki
efek meringankan rasa lelah, merangsang kesadaran, dan memperbaiki suasana hati. Efek
kafeina ini kemudian ditemukan dapat ditingkatkan dengan menyeduhkan bagian tumbuhan
tersebut dengan air panas.

Ekstraksi merupakan suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan


menggunakan pelarut yang sesuai. Proses ekstraksi dibagi menjadi dua, yaitu : padat dan
padat cair. Pada kali ini kita akan menggunakan proses ekstraksi padat cair karena
menggunakan ekstraktor soxhlet. Soxhlet biasanya menggunakan komponen organic seperti

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
yang berasal dari kopi, teh, dll.
Kafeina, atau lebih populernya kafein, ialah senyawa alkaloid xantina berbentuk kristal dan
berasa pahit yang bekerja sebagai obat perangsang psikoaktif dan diuretik ringan. Kafeina
ditemukan oleh seorang kimiawan Jerman, Friedrich Ferdinand Runge, pada tahun 1819. Ia
menciptakan istilah “kafein” untuk merujuk pada senyawa kimia pada kopi. Kafeina juga
disebut guaranina ketika ditemukan pada guarana, mateina ketika ditemukan pada mate, dan
teina ketika ditemukan pada teh. Semua istilah tersebut sama-sama merujuk pada senyawa
kimia yang sama.

Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah kola,
guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang melumpuhkan
dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman tersebut. Ia umumnya
dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan daun teh.

Kafein (1, 3, 7- trimetilxantine) adalah suatu senyawa kimia secara alami didalam makanan
seperti dalam biji kopi, biji kelapa, the, buah kola, mate dan guarana. Kofein juga banyak
ditemukan didalam minuman bersoda ataupun minuman berenergi. Kafein dikenal dengan
rasanya yang pahit dan berfungsi untuk merangsang sistem saraf pusat, bersifat diuretic,
pengoptimalisasi kerja jantung dan pernapasan.
2

1. 2. Rumusan Masalah
a) Apa yang dimaksud dengan kafein ?
b) Bagaimana proses pengekstraksian kofeina di dalam daun teh yang telah di tumbuk
kasar ?
c) Bagaimana presentasi kadar kafeina dari 50 gr daun the yang telah di tumbuk kasar ?
d) Apa manfaat dan bahaya dari kafeina bagi manusia ?

1. 3. Tujuan
a) Untuk mengetahui definisi dari kafeina
b) Untuk mengetahui proses pengekstraksi kofeina di dalam daun teh yang telah di
tumbuk kasar
c) Untuk mengetahui presentasi kadar kafeina dari 50 gram daun the yang telah di
tumbuk kasar
d) Untuk mengetahui manfaat dan bahaya dari kafeina bagi manusia

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
3

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Prosedur
Dikutip dari : Cerfortain H. 1972. Praktikum Organisme Chemis. Groninge : Wolters
Nondhof. NV, hal 253-254
Extractive van natuurstofen
Cafeine
30 g thee
Week wijze
Extraheer 30 g theestof-zonadig in twee portiis-met 150 cm³ ethano in een soxhlet-
appanoat ( fig. I. 8. 2-2 ) gedurende 4 Varg aan het vergregen extrac een suspensie van 15 g
magnesiumoxide in 100 cm³ watr, toe damp hot verkeegen mengsel in een porseleinen
schaal ap een stoombad droog (zuurkas). Kook herhaal daze bewerking denermal met 75 cm³

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
water. Voeg aan deverzamaide filtraten 15 cm³ vordund zwavel zuur (1M) tee. Damp de
oplosing bot een derde van bijn oorsron kelijke volume in en zuig een eventue govermol
vlokking nersleg heet of, loat de oplosing of roelen deze achteree volgem vilf maal vit metr
10 cm³ chloroform. Was de helgeie chloroform oplosing met 5 cm³ verdunde natronloog
(2M), laarna met 5 cm³ water. Verwijder de chloroform destilate.

Herkristalliseer het residu vit 20 weining mogelljk warm water. Opbrengst 1 g, het verknegen
cafeine monohydraat smelt bij 236⁰ (subli meert bove 180⁰)
Het cafeine ken worden gezulverd door vacuum sublimatle ( I. 6.3 )

2.2. Uraian tentang koffeina


Kafein dikenal sebagai trimethylxantine dengan rumus kimia C8H10N4O2 dan termasuk jenis
alkaloida.
Nama Sistematis : 1,3,7-trimetil- 1H-purina- 2,6(3H,7H)-dion
Nama lain : 1,3,7-trimetilksantina, trimetilksantina, teina, metilteobromina
Rumus molekul : C₈H10N4O2
Massa molar : 194,19 g·mol−1
Penampilan : bubuk putih tidak berbau
4

Densitas : 1,2 g·cm − 3, padat


Titik leleh : 227-228 °C (anhidrat)
234-235 °C (monohidrat)
Titik didih : 178 °C (menyublim)
Kelarutan dalam air : 22 mg·mL−1 (25 °C)
180 mg·mL−1 (80 °C)
670 mg·mL−1 (100 °C)
Keasaman (pKa) : −0,13 – 1,22[1]
Momen dipol : 3,64 D (terhitung)
Kafeina dijumpai secara alami pada bahan pangan seperti biji kopi, daun teh, buah
kola, guarana, dan maté. Pada tumbuhan, ia berperan sebagai pestisida alami yang
melumpuhkan dan mematikan serangga-serangga tertentu yang memakan tanaman
tersebut. Ia umumnya dikonsumsi oleh manusia dengan mengekstraksinya dari biji kopi dan
daun teh.

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Kafeina merupakan obat perangsang sistem pusat saraf pada manusia dan dapat
mengusir rasa kantuk secara sementara. Minuman yang mengandung kafeina, seperti kopi,
teh, dan minuman ringan, sangat digemari. Kafeina merupakan zat psikoaktif yang paling
banyak dikonsumsi di dunia. Tidak seperti zat psikoaktif lainnya, kafeina legal dan tidak diatur
oleh hukum di hampir seluruh yuridiksi dunia. Di Amerika Utara, 90% orang dewasa
mengkonsumsi kafeina setiap hari.

2.2. 1 Manfaat Koffeina


Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kefeina yang terdapat dalam daun teh
dan kopi, dapat memberikan manfaat dan bahaya bagi kesehatan manusia, diantaranya :
ü Meningkatkan stamina dan menghilangkan kelelahan
ü Kafein dapat menangkal radikal bebas dan menghancurkan molekul yang dapat merusak
sel DNA.
ü Mengurangi Resiko Keracunan Makanan
ü Kafein bisa melegakan napas penderita asma dengan cara melebarkan saluran bronkial
yang menghubungkan kerongkongan dengan paru.
ü memperkuat gigi & mencegah karies pada gigi
5

Unsur Flouride ( F ) yang cukup tinggi pada Teh, dapat membantu dalam mencegah
tumbuhnya karies pada gigi serta dapat memperkuat gigi.
ü Meringankan sakit kepala
ü Menyegarkan Tubuh
ü Mengoptimalkan Metabolisme Gula
ü Menangkal Kolesterol
Catechin, ternyata juga telah dibuktikan bahwa dapat mengurangi penimbunan kolesterol
dalam darah dan mempercepat pembuangan kolesterol melalui feces.
ü Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Dengan adanya vitamin C dan vitamin E, maka Teh dapat juga membantu memperkuat daya
tahan tubuh.
ü Meningkatkan daya piker dan konsentrasi

2.2.2 Bahaya Koffeina

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Teh memang dapat memberikan manfaat bagi para peminumnya, tetapi ada
jugabeberapa orang tertentu yang dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi teh terlalu banyak
karena bisa menjadi bumerang bagi kesehatannya. Orang-orang tersebut adalah:
a) Pasien yang fungsi ginjalnya tidak baik dan tak dapat menahan kencing atau
inkontinensia karena teh berfungsi melancarkan pembuangan air kemih.
Banyak minum teh mengganggu fungsi ginjal, sehingga akan semakin memberatkan penyakit
pasien tersebut.
b) Wanita hamil
Wanita yang sedang hamil membutuhkan berbagi macam gizi untuk menyuplai kebutuhan
metabolisme tubuhnya dan juga janin dalam kandungannya. Kalau ia terlalu banyak minum
teh, maka zat tanin atau samak dalam teh dapat bersenyawa dengan zat besi dalam makanan
yang dikonsumsinya menjadi semacam kompon yang tidak diserap oleh tubuh.
Ini selain dapat mengakibatkan anemia dan kekurangan zat besi pada wanita hamil, juga
dapat mengakibatkan janin dalam kandungan menjadi kekurangan zat besi bawaan. Sehingga
setelah lahir bayi juga akan menderita anemia dan kekurangan zat besi.
c) Wanita yang sedang menyusui
Wanita yang sedang menyusui sebaiknya tidak minum teh kental. Hal ini karena salah satu
dari racun dalam teh (kafein) bisa mempengaruhi pengeluaran air susu, sehingga ASI menjadi
6

berkurang, selain itu kafein juga bisa masuk kedalam tubuh bayi melalui air susu yang dapat
mengakibatkan usus bayi menjadi kejang, sehingga bayi akan menangis tak henti2nya.
d) Orang yang sedang demam
Untuk orang yang sedang menderita demam, minum teh bukannya dapat menurunkan suhu
badannya tetapi justru akan meningkatkan suhu panas tubuhnya. Hal ini dikarenakan
theophyline yang terkandung dalam teh dapat meninggikan suhu badan, bahkan membuat
fungsi obat penurun suhu badan menjadi hilang atau berkurang.
e) Orang yang lemah saraf dan mengalami insomnia
Para penderita penyakit ini sebaiknya tidak minum teh karena hanya akan semakin
memperparah penyakitnya. Hal ini disebabkan kandungan kafein dalam teh dapat
mengakibatkan bergairahnya sistem saraf dan menaikkan metabolisme dasar, sehingga akan
membuat semakin sulit tidur dan merasa gelisah.
f) Orang yang kurang darah
g) Orang yang mengalami sembelit

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Asam tanat dalam teh mempunyai peran astringen, yaitu melemahkan penggeliangan
saluran usus. Bila mereka nekat minum teh kental maka penyakitnya akan semakin
bertambah parah.
Terlalu banyak kafeina dapat menyebabkan peracunan (intoksikasi) kafeina (yaitu
mabuk akibat kafeina). Antara gejala penyakit ini ialah keresahan, kerisauan, insomnia,
keriangan, muka merah, kerap kencing (diuresis), dan masalah gastrointestial. Gejala-gejala
ini bisa terjadi walaupun hanya 250 mg kafeina yang diambil. Jika lebih dari 1g kafeina
dikonsumsi dalam satu hari, gejala seperti kejang otot (muscle twitching), kekusutan pikiran
dan perkataan, aritmia kardium (gangguan pada denyutan jantung)m dan gejolak psikomotor
(psychomotor agitation) bisa terjadi. Intoksikasi kafeina juga bisa mengakibatkan kepanikan
dan penyakit kerisauan.

2.3. Bahan dan Alat


7

Bahan-bahan
1) Nama kimia : cofeinum; kafein; theinum; methylteobiomine, 1, 3,7
trimethylxantin; 1, 3, 7- trimethy – 2, 6- dioxopurine (FI
Rumus kimia : C₈H10N4O2
Kelarutan : agak sukar larut dalam air, dalam etanol, mudah larut dalam
chloroform, sukar larut dalam eter.
Berat molekul : 194,19 gram/mol
Warna : putih (serbuk putih atau berbentuk jarum mengkilap putih)
Berat jenis : -
Titik didih : 178 ⁰ C
Titik lebur : antara 235 ⁰ C dan 237,5 ⁰ C
Kegunaan : stimulant syaraf pusat kardiotonikum, pembangkit stamina,
penghilang rasa leleh, menstimula otak, meningkatkan daya piker
& konsentrasi, mencegah gigi berlubang, meringankan sakit kepala.

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Bahaya : jika berlebihan dapat menyebabkan ketergantungan, mata sulit
terpejam, mengurangi kadar vitalitas tubuh.
2) Nama kimia : etil alcohol; etanol (FI III hal 65)
Rumus kimia : C2H6
Kelarutan : bercampur dengan air dan praktis bercampur dengan semua pelarut
organic
Berat molekul : 46,07
Warna : jernih dan tidak berwarna
Bobot jenis : 0,812 dan 0,816
Titik didih : 78 ⁰ C
Titik lebur :-
Kegunaan : zat tambahan
Bahaya : mudah terbakar
3) Nama kimia : Magnesium Oksida (FI III hal
Rumus kimia : MgO$
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam air, larut dalam asam encer, tidak larut
dalam etanol
Berat molekul : 40,30
8

Warna : serbuk putih


Bobot jenis : -
Titik didih : -
Titik lebur : -
Kegunaan : zat tambahan
Bahaya : dosis yang besar à CNS depression, diare
4) Nama kimia : Aqua purificata
Rumus kimia : H2O
Kelarutan : -
Berat molekul : 18,02
Warna : cairan jernih tidak berwarna
Bobot jenis : -
Titik didih : 100 ⁰ C
Titik lebur : -

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Kegunaan : pelarut, zat tambahan
Bahaya : -
5) Nama kimia : Acidum sulfuricum; asam sulfat (FI III hal 58)
Rumus kimia : H2SO4
Kelarutan : bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas
Berat molekul : 98,07
Warna : cairan jernih, tidak berwarna
Bobot jenis : lebih kurang 1,84
Titik didih :-
Titik lebur :-
Kegunaan : zat tambahan
Bahaya : iritasi pada kulit
6) Nama kimia : Chloroformum; kloroform, triklorometana (FI III hal 151)
Rumus kimia : CHCl3
Kelarutan : sukar larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol, dengan eter,
dengan benzene, dengan heksana, dan dengan lemak dan minyak
menguap
Berat molekul : 119,38
9

Warna : cairan jernih tidak berwarna


Bobot jenis : antara 1,476 dan 1,480
Titik didih :-
Titik lebur :-
Kegunaan : anestetikum umum, pengawet, zat tambahan
Bahaya : mudah terbakar
7) Nama kimia :Natrii hydroxidum; natrii hidroksida (FI III hal 412)
Rumus kimia : NaOH
Kelarutan : Mudah larut dalam air dan dalam etanol.
Berat molekul : 40,0
Warna : putih
Bobot jenis :-
Titik didih :-
Titik lebur :-

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Kegunaan : zat tambahan
Bahaya : menyebabakan gatal2 pada kulit

Jumlah Bahan Yang Digunakan


1. 50 g serbuk daun the cap bandulan
2. Etanol :75ml+37.5 ml =112.5ml→BM:46,07 →n:2,41mol
3. Mgo : 15 gram →BM:40,30 →n:2,22mol
4. Air : 380ml → BM:18,02 →n:16,04mol
5. H2SO4: 9ml →BM:98,70 →n:0,09mol
6. CHCl3: 6ml×5=30ml →BM:119,38 →n:0,25mol
7. NaOH: 3ml →BM:40,00 →n:0,075mo

2.4. Cara Karja


10

TAHAP I :
1) Siapkan rangkaian alat ekstraktor soxhlet sehari sebelum praktikum dimulai
2) Lapisi bagian dalamnya dengan kertas saring (kertas saring yang dibutuhkan 2 lembar
yaitu bagian bawah, dan atas. Dan jangan sampai menutupi salurannya)
3) Masukkan 50 gram serbuk daun teh yang sebelumnya telah di tumbuk atau di gerus
kasar kedalam ekstraktor soxhlet dengan bantuan corong kertas, lalu tutup bagian atasnya
dengan kertas saring yang telah dibuat sendiri.
TAHAP II :
1) Ambil 200 ml etanol dalam gelas ukur, tuangkan perlahan-lahan kedalam ekstraktor
soxhlet sampai terjadi satu sirkulasi (etanol akan mengalir ke bagian bawah atau labu)
2) Amati sisa etanol dalam gelas ukur (volume satu kali sirkulasi = 200 ml – volume etanol
yang tersisa di gelas ukur )
3) Tambahkan lagi etanol sebanyak setengah kali volume sirkulasi
4) Lakukan ekstraksi berkesinambungan dengan memanaskan labu dengan menggunakan

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
penangas air selama 3 jam terhitung sejak penangas mendidih.
5) Hasil ekstraksi dikeluarkan dari ekstraktor soxhlet dan dimasukkan dalam cawan
porselin
6) Buat suspense magnesium oksida yang terdiri dari MgO 15 gram dan air 100 ml
7) Hasil ekstraksi yang ada dalam cawan porselin dicampur dengan suspense magnesium
Oksida (no1)
8) Uapkan campuran dalam cawan porselin sampai berbentuk serbuk kering
9) Panaskan serbuk yang diperoleh dengan 150 ml air à lalu saring panas di corong
Buchner
10) Ulang cara kerja no 4 sebanyak 3X, setiap kali dengan 75 ml air
11) Ambil 15 ml H₂SO₄ encer (1M) ditambahkan kedalam filtrate kemudian diuapkan hingga
1/3 volume (dari hasil yang di tamping) dan di dinginkan
12) Lakukan ekstraksi selama 5X (pakai corong pisah) setiap kali dengan 10 ml kloroform
13) Fase kloroform yang berwarna kuning dicuci dengan 5 ml NaOH encer (2M) kemudian
dicuci dengan 5 ml air (pakai corong pisah)
14) Pisahkan fase kloroform dengan corong pisah
15) Hilangkan kloroform dengan cara diuapkan dilemari asam dalam cawan porselin
16) Residu kafeina disunblimasi
11

TAHAP III ( SUBLIMASI/PEMURNIAN ) :


1) Masukkan kofeina dalam crucible porselin kecil, tutup dengan kertas saring tang telah
diberi lubang, dan terakhir tutup dengan corong kaca yang terbalik yang lubangnya disumbat
dengan kapas basah serta dilengkapi dengan kertas saring berbentuk kerucut
2) Kemudian crucible porselin dipanasi dengan api kecil (bunser spiritus) selama 10 menit,
dan di dinginkan selama 15 menit.
3) Buka corong, maka akan didapat Kristal bentuk jarum yang akan menempel di bawah
kertas saring dan dalam crucible nya.
4) Timbang hasil nya dan tentukan TL nya

2.5. Sekema Kerja


2.5.1 Bagan Alir
TAHAP I
Siapkan rangkaian alat ekstraktor soxhlet sehari sebelum praktikum dimulai

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .

Lapisi bagian dalamnya dengan kertas saring (kertas saring yang dibutuhkan lembar yaitu
bagian bawah, dan atas. Dan jangan sampai menutupi salurannya)

Masukkan 50 gram serbuk daun teh yang sebelumnya telah di tumbuk atau di gerus kasar
masukkan dalam ekstraktor soxhlet dengan bantuan corong kertas,, lalu tutup bagian atasnya
dengan kertas saring yang telah dibuat sendiri
TAHAP II
Ambil 200 ml etanol dalam gelas ukur, tuangkan perlahan-lahan kedalam ekstraktor soxhlet
sampai terjadi satu sirkulasi (etanol akan mengalir ke bagian bawah atau labu)

Amati sisa etanol

Tambahkan lagi etanol sebanyak setengah kali volume sirkulasi

Lakukan ekstraksi berkesinambungan dengan memanaskan labu dengan menggunakan
penangas air selama 3 jam terhitung sejak penangas mendidih.

12

Hasil ekstraksi dikeluarkan dari ekstraktor soxhlet dan dimasukkan dalam cawan porselin

Buat suspense magnesium oksida yang terdiri dari MgO 15 gram dan air 100 ml

Hasil ekstraksi yang ada dalam cawan porselin dicampur dengan suspense magnesium Oksida
(no1)

Uapkan campuran dalam cawan porselin sampai berbentuk serbuk kering

Panaskan serbuk yang diperoleh dengan 150 ml air à lalu saring panas di corong Buchner

Ulang cara kerja no 4 sebanyak 3X, setiap kali dengan 75 ml air

Ambil 15 ml H₂SO₄ encer (1M) ditambahkan kedalam filtrate kemudian diuapkan hingga 1/3

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
volume (dari hasil yang di tamping) dan di dinginkan

Lakukan ekstraksi selama 5X (pakai corong pisah) setiap kali dengan 10 ml kloroform

Fase kloroform yang berwarna kuning dicuci dengan 5 ml NaOH encer (2M) kemudian dicuci
dengan 5 ml air (pakai corong pisah)

Pisahkan fase kloroform dengan corong pisah

Hilangkan kloroform dengan cara diuapkan dilemari asam dalam cawan porselin

Residu kafeina disunblimasi
TAHAP III ( SUBLIMASI )
Masukkan kofeina dalam crucible porselin kecil,

tutup dengan kertas saring tang telah diberi lubang

terakhir tutup dengan corong kaca yang terbalik yang lubangnya
13


disumbat dengan kapas basah

dilengkapi dengan kertas saring berbentuk kerucut

crucible porselin dipanasi dengan api kecil (bunser spiritus) selama 10 menit

di dinginkan selama 15 menit.

Buka corong, maka akan didapat Kristal bentuk jarum↓
Kristal akan menempel di bawah kertas saring dan dalam crucible nya
↓.
Timbang hasil nya dan tentukan TL nya

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .

BAB III
14

HASIL

3.1. Hasil Teoritis


Perhitungan hasil teoritis adalah
50 gram daun teh = 50.000 mg daun teh yang telah ditumbuk/gerus kasar.
3.2. Hasil Praktikum (Praktis)
100mg kafeina
3.3. Presentasi Hasil
= ( Hasil praktis : hasil teoritis ) x 100 %
= ( 100 mg : 50.000 mg ) x 100 %
= 0,20 %
3.4 Rentang Leburnya
229 ⁰ C – 238 ⁰ C ( Hanya satu kali coba )

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .

BAB IV
15

PEMBAHASAN

Teh yang di gunakan dalam isolasi kafeina :


Teh Cap Bandulan
BPOM RI MD 841211001045
Terdaftar : No 221790
Netto : 160 mg
Komposisi : daun teh dan bunga melati
Produksi : pekalongan, Indonesia
Kofeina merupakan alkaloid golongan xanthin yang banyak terdapat dalam
daun teh

Makroskopik dau teh (Camelia Sinensis [ L] Kuntze)


Daun teh berbau has aromatik, rasanya agak sepet. Helai-helai daun dapat dikatakan cukup

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
tebal, kaku, berbentuk sudip melebar sampai sudip memanjang. Panjangnya tidak lebih dari
5 cm bertangkai pendek, permukaan daun bagian atas mengkilat, pada daun muda
permukaan bawahnya berrambut sedang, setelah tua menjadi licin. Tepi daun bergerigi, agak
tergulung kebawah, berkelenjar yang has dan terbenam.

Mikroskopik daun teh (Camelia Sinensis [ L] Kuntze)


16

Teh mengandung sejenis anti oksidan yang bernama kafein, pada daun teh segar kadar
kafein bisa mencapai 30 % dari berat kering, teh juga mengandung kafein, teofilin dan
teobromin. Kandungan zat pada daun-daunnya 1 % s/d 4 % kafein, 7 % s/d 15 % tannin dan
sedikit minyak atsiri.

Cara isolasi kaffeina menjadi 3 tahap, yaitu :


pertama, siapakan rangkaian alat ekstraktor soxhlet yang terdiri dari statif, klem,
penangas air, hitter, labu alas bulat, selang, dan soxhlet. Kemudian pasang lah kertas saring
kedalam soxhlet sebanyak 2 buah (sebagai alas bawah dan atas). Ditimbang 50 gram serbuk
daun teh yang sebelumnya telah di tumbuk atau di gerus kasar lalu masukkan kedalam
ekstraktor soxhlet dengan bantuan corong kertas, lalu tutup bagian atasnya dengan kertas
saring yang telah dibuat sendiri.
Yang ke dua, Ambil 200 ml etanol dalam gelas ukur, tuangkan perlahan-lahan kedalam
ekstraktor soxhlet sampai terjadi satu sirkulasi (etanol akan mengalir ke bagian bawah atau

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
labu, Amati sisa etanol dalam gelas ukur (volume satu kali sirkulasi = 200 ml – volume etanol
yang tersisa di gelas ukur ), Tambahkan lagi etanol sebanyak setengah kali volume sirkulasi.
Lakukan ekstraksi berkesinambungan dengan memanaskan labu dengan menggunakan
penangas air selama 3 jam terhitung sejak penangas mendidih. Hasil ekstraksi dikeluarkan
dari ekstraktor soxhlet dan dimasukkan dalam cawan porselin Buat suspense magnesium
oksida yang terdiri dari MgO 15 gram dan air 100 ml. Hasil ekstraksi yang ada dalam cawan
porselin dicampur dengan suspense magnesium Oksida. Uapkan campuran dalam cawan
porselin sampai berbentuk serbuk kering. Panaskan serbuk yang diperoleh dengan 150 ml air
à lalu saring panas di corong Buchner. Ulang cara kerja no 4 sebanyak 3X, setiap kali dengan
75 ml air . Ambil 15 ml H₂SO₄ encer (1M) ditambahkan kedalam filtrate kemudian diuapkan
hingga 1/3 volume (dari hasil yang di tamping) dan di dinginkan. Lakukan ekstraksi selama 5X
(pakai corong pisah) setiap kali dengan 10 ml kloroform. Fase kloroform yang berwarna
kuning dicuci dengan 5 ml NaOH encer (2M) kemudian dicuci dengan 5 ml air (pakai corong
pisah). Pisahkan fase kloroform dengan corong pisah. Hilangkan kloroform dengan cara
diuapkan dilemari asam dalam cawan porselin. Residu kafeina disunblimasi.

yang ketiga, adalah sublimasi atau pemurnian, Masukkan kofeina dalam crucible
porselin kecil, tutup dengan kertas saring tang telah diberi lubang, dan terakhir tutup dengan
17

corong kaca yang terbalik yang lubangnya disumbat dengan kapas basah serta dilengkapi
dengan kertas saring berbentuk kerucut, Kemudian crucible porselin dipanasi dengan api
kecil (bunser spiritus) selama 10 menit, dan di dinginkan selama 15 menit.. Buka corong,
maka akan didapat Kristal bentuk jarum yang akan menempel di bawah kertas saring dan
dalam crucible nya. Lalu tentukan titik leburnya di melting point dan diperoleh titik leburnya
234 ⁰ C – 236 ⁰ C ( Hanya satu kali coba ) kemudian hasilnya ditimbang dan diperoleh hasil
akhir 292,3 mg kafeina. Masukkan hasil kedalam wadah yang telah disiapkan dan beri etiket.
Perhitungan hasil teoritis adalah
50 gram daun teh = 50.000 mg daun teh yang telah ditumbuk kasar.
v Hasil Praktikum (praktis) 100 mg kafeina
v Presentasi Hasil = ( Hasil praktis : hasil teoritis ) x 100 %
= ( 100 mg : 50.000 mg ) x 100 % = 0,20 %
Rentang Leburnya
229 ⁰ C –237⁰ C ( Hanya satu kali coba )

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .
Dalam hal ini, kami menumbuk kasar daun teh yang sebelum dimasukkan kedalam
rangkaian alat ekstraktor soxhlet. Diharapkan dengan menumbuk kasar daun teh akan dapat
memudahkan dalam proses memasukkan sampel kedalam alat dan mempercepat sirkulasi.
Ternyata, karena ukuran partikel yang tidak terlalu halus dan kasar tersebut ternyata dapat
mempercepat hasil sirkulasi selama 2 jam karena susunan partikel dalam serbuknya tidak
terlalu rapat (terdapat rongga udara).
Seperti kita ketahui bersama bahwa ddalam prinsip kerja ekstraktor soxhlet apabila
labu alas bulat dipanaskan, maka akan timnul tekanan udara, lalu uap udara akan naik keatas
karena pendingin balik, maka uap udara tersebut akan berubah menjadi uap air yang akan
kembali ke soxhlet dengan adanya tekanan udara yang kuat dapat mengakibatkan terjadinya
aliran kebawah. Apabila di antara alat ekstraktor soxhlet terdapat celah tempat keluarnya
udara, maka kekuatan dari tekana udara yang diharapkan untuk tempat sirkulasi menjadi
melemah.

BAB V
PENUTUP
18

5.1. Kesimpulan
Kafeina adalah alkaloid yang tergolong kedalam keluarga methylxanthine bersama-
sama senyawa teofilin dan teobromin.
Dalam hasil praktisi yang didapat adalah 100 mg dan persentase hasilnya adalah
0,20%, dapat di simpulkan bahwa kofeina yang terkandung dalam the cap bandulan adalah
sedikit. Namun terdapat alternative lain yang menyebabkan hasil kofeina yang diperoleh
tidak terlalu banyak, mungkin pada saat proses praktikum, praktikan melakukan kesalahan.
5.2. Saran
Setelah melakukan serangkaian tahapan dalam praktikum isolasi kafeina, ada
beberapa hal saran yang dapat disampaikan.
Ø Hati-hati saat melakukan setiap tahapan reaksi dalam proses pengisolasian kefeina.
Ø Jagalah air dalam penangas air supaya jangan sampai habis.
Ø Cuci bersih alat-alat yang akan atau yang telah digunakan.
Ø Lakukan cek alat sebelum dan sesudah praktikum, jangan sampai ada alat-alat yang hilang.

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .

Daftar Pustaka
19

Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi Tiga. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia..
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi Lima. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Wilbraham, Antony C. & Michael S. Matta. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati.
Bandung : Penerbit ITB Bandung
Cerfortain, Dr. H. 1972. Practicum Organische Chemie. Amsterdam: Wolters Noordhof nv
Groningen, the Netherlands
file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/AYU%20KS/My%20Documents/kofeina
%20que%20dewe/Kafeina.htm
file://localhost/C:/Documents%20and%20Settings/AYU%20KS/My%20Documents/kofeina
%20que%20dewe/Diyka%2011%20»%20Blog%20Archive%20»%20Manfaat%20Serta
%20Bahaya%20Meminum%20Teh.htm

Tu g a s P e n g a y a a n M a k a l a h I s o l a s i K a f e i n D a r i D a u n Te h .

Anda mungkin juga menyukai