K I N E R J A
D I R E K T O R A T
J E N D E R A L
K E K A Y A A N
N E G A R A
2017
Laporan Kinerja 2017 1
2 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
L A P O R A N
K I N E R J A
D I R E K T O R A T
J E N D E R A L
K E K A Y A A N
N E G A R A
2017
1. Integritas
Berpikir, berkata, berperilaku dan
bertindak dengan baik dan benar
serta memegang teguh kode etik dan
prinsip-prinsip moral.
2. Profesionalisme 3. Sinergi
Memberikan layanan yang Membangun dan memastikan
memenuhi kepuasan pemangku hubungan kerja sama internal yang
kepentingan yang dilakukan dengan produktif serta kemitraan yang
sepenuh hati, transparan, cepat, harmonis dengan para pemangku
akurat dan aman. kepentingan, untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan
berkualitas.
4. Pelayanan
Senantiasa melakukan upaya
perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang
terbaik.
5. Kesempurnaan
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar
kompetensi terbaik dengan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang
tinggi.
DAFTAR ISI i
PENGANTAR ii
IKHTISAR EKSEKUTIF iv
BAB 1 BAB 2
Pendahuluan | 1 Perencanaan Kinerja | 5
1. Latar Belakang 9. Rencana Strategis
1. Tugas, Fungsi, dan Struktur 11. Perjanjian Kinerja
Organisasi 15. Pengukuran Kinerja
4. Isu Strategis Organisasi 17. Perkembangan Implementasi
5. Sistematika Laporan Pengelolaan Kinerja
BAB 3 BAB 4
Akuntabilitas Kinerja | 17 Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja | 53
21. Capaian Kinerja Organisasi
50. Kinerja Lainnya 61. Evaluasi Implementasi
56. Realisasi Anggaran Akuntabilitas Kinerja
63. Laporan Hasil Evaluasi AKIP DJKN
63. Tindak Lanjut Rekomendasi
itjen atas Hasil Evaluasi AKIP DJKN
Tahun 2016
BAB5
Penutup | 69
Lampiran:
Perjanjian Kinerja DJKN Tahun 2018
“Pencapaian IKU DJKN terdiri dari 19 IKU berstatus hijau, 1 IKU berstatus
merah yaitu Deviasi Proyek Perencanaan Kas Pemerintah Pusat, dan 1
IKU berstatus kuning, yaitu Indeks Kinerja BUMN/Lembaga di Bawah
Kemenkeu dengan nilai kinerja organisasi (NKO) sebesar 108,68%”.
Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Kekayaan transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai
Negara (DJKN) Tahun 2017 adalah ikhtisar instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi
yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap kepentingan masyarakat.
tentang capaian kinerja DJKN selama tahun 2017
yang disusun berdasarkan rencana kerja yang Dalam mencapai visi dan misi, tujuan strategis
ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran yang harus dicapai selama tahun 2015-2019 yaitu
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain (1) Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan
itu, Laporan Kinerja DJKN Tahun 2017 merupakan negara; (2) Peningkatan kualitas perencanaan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas kebutuhan Barang Milik Negara; (3) Peningkatan
dan fungsi yang dimandatkan kepada DJKN atas kualitas perencanaan, pengelolaan, dan monitoring
penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan investasi pemerintah; (4) Optimalisasi pengelolaan
Kinerja DJKN menggunakan data pengukuran aset kredit dan aset properti; (5) Peningkatan
kinerja dan evaluasi kinerja, serta pengungkapan pelayanan penilaian; (6) Optimalisasi pengurusan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap piutang negara; (7) Peningkatan pelayanan lelang;
pengukuran kinerja DJKN selama tahun 2017. (8) Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan
governance, dan penguatan kelembagaan.
Visi DJKN adalah Mengelola Kekayaan Negara
yang Profesional dan Akuntabel untuk Sebesar- Dalam menunjang tercapainya tujuan strategis
Besar Kemakmuran Rakyat. Dalam mencapai visi tersebut, maka disusunlah Peta Strategi DJKN
tersebut DJKN mempunyai tugas merumuskan Tahun 2017 berdasarkan metodologi balanced
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu
teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, stakeholder, customer, internal process, dan learning
dan lelang. and growth. Peta strategi tersebut terdiri dari 11
(sebelas) sasaran strategis, satu sasaran strategis
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang merupakan bagian dari stakeholder perspective, dua
dijalankan DJKN adalah (1) Mewujudkan sasaran strategis pada customer perspective, empat
sasaran strategis masing-masing pada internal
dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara; process dan learning and growth perspective. Peta
Strategi DJKN 2017 memuat 11 sasaran strategis.
administrasi, dan hukum; (3) Meningkatkan tata Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai
kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi berikut:
pemerintah; (4) Mewujudkan nilai kekayaan negara (1) Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Optimal;
yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam (2) Kepuasan Pengguna Layanan;
berbagai keperluan; (5) Melaksanakan pengurusan (3) Kepatuhan yang Tinggi atas Peraturan
Pengelolaan Kekayaan Negara;
(4) Perumusan Kebijakan Yang Berkualitas;
Latar belakang
Isu strategis
Sistematika Laporan
Latar Belakang
Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian
Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mempunyai tugas yang sangat strategis yaitu,
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara, kekayaan negara
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian, piutang negara, dan lelang. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, DJKN dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent,
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban DJKN dalam melaksanakan
tugas dan fungsi selama tahun 2017. Laporan Kinerja merupakan amanat dari Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Sesuai dengan pasal 1161 Peraturan Menteri Sekretaris Ditjen, 7 Direktur, 3 Tenaga Pengkaji,
Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tanggal 22 17 Kepala Kantor Wilayah, dan 70 Kepala KPKNL.
Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Selain itu, dalam melaksanakan pendayagunaan
Kementerian Keuangan, DJKN mempunyai tugas dan kerjasama operasional aset yang bertujuan
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan untuk optimalisasi aset dibentuklah Lembaga
standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, Manajemen Aset Negara sebagai Badan Layanan
piutang negara, dan lelang. Dalam melaksanakan Umum yang berada di bawah dan bertanggung
tugas tersebut, DJKN menyelenggarakan fungsi: (a) jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat
perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan Peraturan
piutang negara, dan lelang; (b) pelaksanaan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 219/PMK.01/2015
kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja
negara, dan lelang; (c) penyusunan norma, Lembaga Manajemen Aset Negara sebagaimana
standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan telah diganti dengan PMK Nomor 57/PMK.01/2017.
negara, piutang negara, dan lelang; (d) pemberian
bimbingan teknis dan supervisi di bidang kekayaan
negara, piutang negara, dan lelang; (e) pelaksanaan
administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi DJKN,
Direktur Jenderal Kekayaan Negara dibantu oleh
Diagram 1.1
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA
SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL
LEMBAGA KANTOR WILAYAH (17) TENAGA PENGKAJI TENAGA PENGKAJI TENAGA PENGKAJI
MANAJEMEN OPTIMALISASI KEKAYAAN HARMONISASI RESTRUKTURISASI,
ASET NEGARA NEGARA KEBIJAKAN PRIVASTISASI
(LMAN)
DAN EFEKTIVITASKEKAYAAN
NEGARA DIPISAHKAN
KANTOR PELAYANAN
KEKAYAAN NEGARA
DAN LELANG (70)
Dalam menjalankan tugasnya, DJKN didukung oleh 3.613 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian
seperti ekonomi, keuangan, bisnis, hukum, teknik, sosial, dan lain-lain. Komposisi pegawai DJKN berdasarkan
tingkat pendidikan, golongan, umur, dan gender adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dan Golongan )*
SLTP 0 10 0 0 10
D1 0 92 74 0 166
S3 0 0 3 8 11
Tabel 1.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur Dan Golongan )*
Isu Strategis
1. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Amanat konstitusi
tersebut memberikan gambaran bahwa Pengelolaan kekayaan negara memiliki peran yang sangat
strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengamanatkan sumber daya alam
strategis untuk dikelola untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Perubahan paradigma pengelolaan kekayaan negara dari asset administration (penatausahaan aset)
menjadi asset manager (manajer aset) menuntut peran dan tanggung jawab yang lebih besar dari
pengelola barang (Kementerian Keuangan c.q DJKN) untuk mengelola kekayaan negara lebih optimal
dan akuntabel.
3. Optimalisasi pemanfaatan aset potensial dalam rangka peningkatan utilisasi aset, peningkatan
4. DJKN sebagai aktor penting dalam LKPP, hal ini terlihat dari pos terbesar dalam neraca berasal dari
aset dan investasi pemerintah.
5. DJKN memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, melalui perencanaan, pengawasan, dan
pengendalian investasi pemerintah pada BUMN.
Sistematika penyajian Laporan Kinerja DJKN Tahun 4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja
2017 adalah sebagai berikut: Bagian ini menguraikan tentang sasaran
1. Ikhtisar Eksekutif kinerja, capaian kinerja organisasi, kinerja
Bagian ini menguraikan secara singkat tentang lainnya, dan realisasi anggaran.
tujuan dan sasaran yang akan dicapai beserta
hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi 5. Bab IV. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
dalam mencapai tujuan dan sasaran, serta Bagian ini menguraikan tentang evaluasi
langkah antisipatifnya. implementasi akuntabilitas kinerja, laporan
hasil AKIP DJKN, dan tindaklanjut rekomendasi
2. Bab I. Pendahuluan Itjen atas hasil evaluasi AKIP DJKN Tahun 2016.
Bagian ini menguraikan tentang tugas, fungsi,
dan struktur organisasi, isu strategis, dan 6. Bab V. Penutup
sistematika laporan. Bagian ini menguraikan tentang keberhasilan
dan kegagalan pencapaian sasaran yang telah
3. Bab II. Perencanaan Kinerja ditetapkan, langkah-langkah atau strategi
Bagian ini menguraikan tentang rencana pemecahannya untuk tahun mendatang.
strategis, perjanjian kinerja, pengukuran
kinerja, dan perkembangan implementasi
pengelolaan kinerja.
Rencana Strategis
Perjanjian Kinerja
Pengukuran Kinerja
Perkembangan Implementasi
Pengelolaan Kinerja
Rencana Strategis
dan kendala yang mungkin timbul. Perencanaan pengurusan piutang negara, dan pelayanan lelang
strategis DJKN disusun untuk memenuhi ketentuan dilaksanakan untuk kepentingan negara dalam
rangka mewujudkan kemakmuran rakyat, melalui:
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu setiap instansi
pemerintah wajib menyusun rencana strategis penilaian, pengurusan piutang negara, dan
yang merupakan landasan penyelenggaraan pelayanan lelang, (ii) peningkatan pembiayaan
SAKIP sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah. kekayaan negara dengan penganggaran.
Sebagai wujud penjabaran visi yang telah
Untuk memenuhi ketentuan tersebut, maka dirumuskan tersebut, DJKN menetapkan 6 (enam)
disusunlah Rencana Strategis DJKN yang misi, yaitu:
ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal
fungsi, maka perlu menetapkan suatu tujuan. yang berasal dari pemanfaatan dan
Terdapat 8 (delapan) tujuan yang hendak dicapai
secara efektif.
b. Standardisasi pelayanan penilaian pada Jenderal Kekayaan Negara maupun yang berkaitan
instansi vertikal.
jenis lelang.
f. Optimalisasi fungsi unit kepatuhan Optimal; (2) Kepuasan Pengguna Layanan; (3)
internal.
g. Peningkatan efektivitas layanan
kehumasan.
Bagan 2.1
SS 1
Pengelolaan kekayaan
negara yang optimal
SS 3
perspective
Customer
SS 2
Kepuasan pengguna atas Peraturan
layanan Pengelolaan Kekayaan
Negara
SS 5 SS 6
SS 4 SS 7
Pengurusan piutang negara
Perumusan Kebijakan
pengamanan kekayaan dan pelaksanaan lelang
yang berkualitas
negara yang akuntabel yang optimal
SS 10 SS 11
SS 8 SS 9
Pengelolaan anggaran
yang optimal
Peta Strategi DJKN menerapkan 4 perspektif, yaitu: berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk
stakeholders perspective, customer perspective, melakukan perbaikan dan perubahan sehingga
internal process perspective, dan learning and growth dapat menghasilkan pelayanan yang diharapkan.
perspective. Stakeholders perspective berisi hal-hal
Dari Peta Strategi DJKN Tahun 2017 tersebut
stakeholder. Customer perspective diketahui bahwa jumlah sasaran strategis yang
berisi ekspektasi dari customer dan apa yang
menjadi ukuran keberhasilan atas pelayanan yang
dilaksanakan. Internal process perspective berisi
keterkaitan antara sasaran strategis dan IKU dapat
keberhasilan atas pelayanan yang dilaksanakan. disajikan dalam tabel berikut:
Sedangkan learning and growth perspective
Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan IKU
Sasaran Strategis 1
1.3 Rasio dana aktif BUMN/Lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indeks 2,66
terhadap total ekuitas
Sasaran Strategis 2
Kepuasan Pengguna Layanan
Sasaran Strategis 3
Sasaran Strategis 5
Penatausahaan Dan Pengamanan Kekayaan Negara yang Akuntable
Sasaran Strategis 6
Pengurusan Piutang Negara Dan Pelaksanaan Lelang yang Optimal
Sasaran Strategis 7
7.1 Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah % 75
ditindaklanjuti
7.3 Rata-rata indeks kualitas laporan keuangan BA 999.03 dan BA 999.99 Indeks 4
Sasaran Strategis 8
Sasaran Strategis 9
Sasaran Strategis 10
10.2 Persentase implementasi sistem informasi yang mendukung proses bisnis % 100
Sasaran Strategis 11
Stabilize
nilai target yang ditetapkan.
Minimize
120 100 75 50 25 0
Indeks Capaian
Capaian
Perkembangan Implementasi
Pengelolaan Kinerja
Pembahasan meliputi evaluasi capaian kinerja Gambaran umum mengenai hasil reviu
Kemenkeu-One
strategis, dan current issue. Untuk pembahasan
capaian kinerja Kemenkeu-One tersebut menjelaskan perbandingan penilaian
tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal
Kementerian dan DJKN, yang merupakan agregat
evaluasi capaian sampai dengan 31 Desember nilai reviu Kemenkeu-One s.d. Kemenkeu-Five.
sebesar 108,68%.
Perencanaan 86,40
91,03
Alignment 98,69
97,78
Pelaksanaan 95,13
88,81
DJKN Kemenkeu
Kinerja Lainnya
Realisasi Anggaran
Pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data
Kekayaan Negara (DJKN) tahun 2017 dilakukan bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJKN
dengan cara membandingkan antara target adalah sebesar 108,68%. Nilai tersebut berasal dari
(rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama capaian kinerja pada masing-masing perspektif
(IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil sebagai berikut:
Kinerja DJKN
Nilai Kinerja Organisasi : 108,68%
1 IKU
1 IKU
4.76 %
4.76 %
Dari 21 IKU Kemenkeu-One terdapat:
19 IKU
90.48 %
Kegiatan pengelolaan kekayaan negara meliputi Pengelolaan kekayaan negara dikatakan optimal
perencanaan dan penganggaran; pengadaan; apabila seluruh aset dapat diutilisasi, dapat
penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan memberikan dampak positif bagi pengamanan
pemeliharaan; pemindahtanganan; penghapusan; aset negara, dan dapat meningkatkan penerimaan
penilaian; penatausahaan; pengawasan/ negara. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,
pengendalian. Pengelolaan kekayaan negara yang
dilaksanakan oleh DJKN meliputi tugas pengelolaan masing pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel
barang milik negara, pengelolaan kekayaan negara berikut:
dipisahkan, pengelolaan kekayaan negara lain-
lain, penilaian, pengurusan piutang negara, dan
pelayanan lelang.
1. Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap 70% 81,63% 116,61%
2. Persentase manfaat ekonomi pengelolaan kekayaan 1,44 Triliun 2,232 Triliun 120%
negara
Uraian mengenai ketiga IKU tersebut adalah Untuk memastikan utilisasi atas aset negara
sebagaimana berikut ini. berjalan dengan optimal, maka ditetapkanlah
indikator kinerja utama (IKU) “rasio utilisasi aset
terhadap total aset tetap”. Objek utilisasi pada
indikator ini meliputi aset-aset tetap yang dimiliki
Utilisasi pada umumnya mengacu pada proses oleh negara. Berdasarkan data pada LKPP, aset
pendayagunaan sumber daya. set sebagai salah tetap selalu memiliki porsi terbesar dengan nilai
satu sumber daya yang harus benar-benar
diutilisasi dengan optimal. Proses utilisasi aset dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah data
harus dilakukan berdasarkan hasil analisis highest pertumbuhan aset tetap pada LKPP tahun
and best use principle. Berdasarkan prinsip ini, 2004 – Semester I 2017 (dalam triliun rupiah).
aset dapat optimal apabila seluruh kapasitas
yang dimiliki difungsikan secara optimal sehingga
mampu memenuhi asas legal (legally permissible),
(physically possible), kelayakan
, dan produktivitas
maksimal (maximally productive).
1.921,68
1.852,04
1.694,00
1.709,85
1.921,79
Kenaikan nilai aset akibat
adanya program inventarisasi 1.726,00 1.714,58
dan penilaian dan peningkatan
belanja modal
979,00
Penurunan disebabkan
oleh mulai diterapkannya
penyusutan atas aset
443,49 tetap
314,17 673,34
344,61
229,07
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 S1 2017
2. Penetapan Status a. penetapan status penggunaan dari a. nilai aset yang ditetapkan status
Penggunaan perolehan APBN atau perolehan penggunaannya
lainnya yang sah b. nilai aset yang ditetapkan status
b. penetapan status penggunaannya pengggunaannya karena hibah masuk
karena hibah masuk c. nilai aset yang dikonversi sebagai
c. penetapan aset untuk penyertaan penyertaan modal
modal pemerintah, d. nilai transaksi SBSN yang diterbitkan
d. penetapan aset sebagai underlying
asset penerbitan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN)
3. Hibah hibah atas aset untuk kepentingan nilai aset yang dihibahkan
sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan
penyelenggaraan pemerintah daerah
4. Tukar Menukar tukar-menukar aset nilai aset baru hasil tukar- menukar
5. Penetapan Bantuan Penetapan BPYBDS pada BUMN nilai BPYBDS yang ditetapkan
Pemerintah yang Belum /badan usaha lainnya.
Ditetapkan Statusnya
BPYBDS)
Target IKU tahun 2017 ditetapkan sebesar 70%. perbandingan antara akumulasi nilai aset yang
Hal ini berarti 70% dari total aset tetap yang telah diutilisasi dibandingkan dengan jumlah
dimiliki negara harus sudah memiliki status aset tetap dalam LBMN. Target sebesar 70%
utilisasi. Total aset tetap didasarkan pada nilai aset didasarkan pada tren realisasi dan target yang
tetap pada Laporan Barang Milik Negara, yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan
meliputi: tanah; peralatan dan mesin; gedung dan strategis (renstra) tahun 2015—2019. Berikut ini
bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; aset tetap adalah perbandingan antara target dan realisasi
lainnya; dan konstruksi dalam pengerjaan. Ratio tahun 2016, target dan realisasi tahun 2017, serta
utilisasi aset terhadap total aset tetap merupakan target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Formula pengukuran kinerja ditetapkan sama dengan tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut:
Periode
Formula
Pengukuran
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
1.568,68
1.345,18
Target
1.158,71
Realisasi
835,65
714,98
537,36 592,09
374,16 443,80
258,44 313,29
155,13 208,29
52,69 105,73
3,34
2. S-1349/KN/2017 dan Penetapan Barang Milik Negara untuk Underlying Asset 95.000.000.000.000
S-1843/KN/2017 Penerbitan SBSN Tahun 2017
Capaian ini dihasilkan dari beberapa tindakan, 2. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan
baik berupa perumusan maupun pelaksanaan Nomor 52/PMK.06/2016 tentang Perubahan
kebijakan yang telah dilaksanakan, seperti: atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244
1. Penerbitan Keputusan Menteri Keuangan /PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Nomor 229/KM.6/2016 tentang Pelimpahan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Negara, yang mampu mendorong peningkatan
yang telah Dilimpahkan kepada Direktur kepatuhan dan kesadaran Kementerian/
Jenderal Kekayaan Negara kepada Pejabat Lembaga dalam menertibkan penatausahaan
di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan dan pengelolaan aset pada lingkup masing-
Negara untuk dan atas nama Menteri masing Kementerian/Lembaga.
Keuangan Menandatangani Surat dan/
atau Keputusan Menteri Keuangan, yang Lembaga yang memiliki nilai aset besar, seperti
mampu merelaksasi (debottlenecking) proses Kementerian PUPR, Kementerian Pertahanan,
pemberian persetujuan utilisasi pada kantor TNI, Kepolisian, Kementerian Perhubungan,
pusat, kantor wilayah, KPKNL, dan satuan kerja dan lainnya untuk mengakselerasi utilisasi aset
Kementerian/Lembaga sehingga menjadi lebih pada kementerian tersebut.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Berikut adalah realisasi rasio dana aktif terhadap total ekuitas tiap BUMN/Lembaga:
Akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini Rencana aksi yang akan dilakukan adalah
diantaranya adalah peraturan terkait pembinaan menyusun IKU tahun 2018 yang dapat mengukur
dan pengawasan BUMN/Lembaga dibawah kualitas leveraging dana aktif yang telah disalurkan.
Kemenkeu belum memadai, selain itu belum
optimalnya perangkat evaluasi yang dapat Sasaran Strategis 2 : Kepuasan
mengukur kualitas leveraging atas dana aktif yang Pengguna Layanan
telah disalurkan. Namun demikian, tindakan yang
telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan Tingkat kepuasan pengguna layanan yang
tersebut adalah : tinggi diukur berdasarkan hasil survei kepuasan
pengguna layanan oleh lembaga independen. Hasil
terhadap kinerja keuangan/kesehatan survei yang positif akan meningkatkan citra DJKN.
perusahaan BUMN/Lembaga di bawah Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Kementerian Keuangan.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Dilihat dari perkembangan realisasi IKU dari langkah mitigasinya. Rencana aksi yang akan
tahun 2016 sampai 2017 mengalami kenaikan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian
indeks, artinya tingkat kepuasan terhadap indeks kepuasan pengguna layanan pada tahun
layanan yang diberikan kepada stakeholder 2018 adalah digitalisasi proses bisnis yang
di bidang pengelolaaan kekayaan negara, memungkinkan status layanan dapat dipantau
pengurusan piutang negara dan lelang semakin secara online dan realtime dan evaluasi SOP untuk
meningkat. Meskipun demikian, masih terdapat layanan-layanan unggulan
akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini
diantaranya proses bisnis masih belum mampu Sasaran Strategis 3 : Kepatuhan Yang
mengintegrasikan layanan yang dilaksanakan oleh Tinggi Atas Peraturan Pengelolaan
dua atau lebih unit sehingga pelayanan menjadi Kekayaan Negara
end-to-end basis dan digitalisasi layanan online
belum optimal. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,
Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi Persentase kepatuhan penyampaian Rencana
masalah tersebut adalah mengevaluasi titik rawan Kebutuhan Barang Milik Negara (RK-BMN) dan
setiap prosedur yang berpotensi memperlambat laporan pengawasan dan pengendalian (wasdal)
pemberian layanan, untuk kemudian disusun pengelolaan BMN, dengan capaian sebagai berikut:
IKU ini mengukur tingkat kepatuhan penyampaian RK-BMN dan laporan wasdal pengelolaan BMN oleh
Berikut ini adalah perbandingan antara target dan realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun 2017,
serta target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Terlihat pada tabel di atas, capaian realisasi tahun Sasaran Strategis 4 : Perumusan
2017 menurun dibandingkan tahun 2016, hal Kebijakan Yang Berkualitas
ini disebabkan karena kepatuhan penyampaian
laporan wasdal masih cukup rendah, yaitu 6.856 Perumusan kebijakan merupakan kegiatan
satuan kerja tidak menyampaikan dan 416 yang bertujuan untuk menyelesaikan kebijakan-
satuan kerja terlambat menyampaikan, sehingga kebijakan (payung hukum) yang nantinya
berimplikasi pada pengelolaan BMN menjadi tidak digunakan sebagai dasar hukum pelaksanaan
optimal. tugas dan fungsi di lingkungan DJKN. Kebijakan
yang berkualitas dapat diidentifkasi dari beberapa
Akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini hal seperti: 1) penyelesaian peraturan tepat waktu
adalah wasdal belum dilakukan secara aktif 2) peraturan tersebut tidak bertentangan dengan
dan digitalisasi pelaporan wasdal masih belum
optimal. Tindakan yang telah dilakukan adalah hal yang diperlukan dalam pengelolaan kekayaan
mengevaluasi titik rawan setiap prosedur negara, penilaian, piutang negara, dan lelang.
yang berpotensi memperlambat pemberian
layanan, untuk kemudian disusun langkah Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
mitigasinya. Rencana aksi yang akan dilakukan
untuk meningkatkan pencapaian IKU pada dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
tahun 2018 adalah digitalisasi proses bisnis yang
memungkinkan status layanan dapat dipantau
secara online dan realtime dan evaluasi SOP untuk
layanan-layanan unggulan.
Dit BMN
1. PMK Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Proyek 100
Strategis Nasional dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan Tanah Oleh Lembaga Manajemen Aset
Negara tanggal 22 Februari 2017
2. Perdirjen Kekayaan Negara Nomor 1/KN/2017 tentang Pedoman Pembinaan Pengelolaan Barang 100
Milik Negara tanggal 17 Februari 2017
4. PMK Nomor 165/PMK.06/2017 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap pada Pemerintah 100
Pusat pada tanggal 12 Mei 2017)
5. Perpres 75 Tahun 2017 tentang Penilaian kembali BMN/D tanggal 1 Agustus 2017 100
6. MK Nomor 118/PMK.06/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian 100
Kembali Barang Milik Negara)
7. KMK Nomor 781/KM.6/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Perubahan Ketujuh atas 100
Negara
Dit KND
1. PMK Nomor 105/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pengusulan, Pengangkatan, dan Pemberhentian 100
Dewan Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
2. PMK Nomor 106/PMK.06/2017 tentang Pengelolaan Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris pada 100
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri Keuangan.
3. PMK Nomor 108/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Kekayaan Awal Perguruan 100
Tinggi Badan Hukum
4. PMK Nomor 135/PMK.06/2017 tentang perubahan kedua atas PMK 78/PMK.06/2015 tentang tata 100
cara pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi Persero di bawah pembinaan dan
pengawasan Menteri Keuangan
5. RPMK tentang Penghapusan Aset pada BUMN di Bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri 50
Keuangan.
6. RPMK tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan 50
Perseroan (persero) di bawah Kemenkeu. Progress : Telah dilakukan pembahasan pada tanggal 5
September 2017 dan diperoleh masukan untuk memasukkan beberapa hal dalam Lampiran ke
dalam batang tubuh RPMK.
8. RPMK tentang Perubahan PMK 260/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Penetapan Penggunaan 50
Surplus dan Kapitalisasi Modal LPEI
Dit PNKNL
1. PMK Nomor 102/PMK.06/2017 tentang Keanggotaan dan tata kerja PUPN 100
2. KMK Nomor 724/KM.6/2017 tentang format naskah dinas dan produk hukum PUPN 100
3. KMK Nomor 376/MK.6/2017 tentang pedoman pelaksanaan tindak lanjut hasil inventarisasi dan 100
penilaian BMN yang berasal dari perjanjian kerja sama /kontrak pengusahaan pertambangan
generasi I.
4. Perdirjen Nomor 06/KN/2017 tentang petunjuk teknis pengurusan piutang negara. 100
5. Kepdirjen Nomor 207/KN/2017 tentang penggunaan aplikasi sistem manajemen informasi 100
pengurusan piutang negara
6. Kepdirjen Nomor 151/KN/2017 tentang pedoman inventarisasi aset eks BPPN. 100
7. Kepdirjen nomor 171/KN/2017 tentang pedoman teknis penatausahaan, pemeliharaan, dan 100
pengamanan aset eks BPPN, eks kelolaan PT PPA, dan eks BDL di lingkungan DJKN
1. PMK No 156/PMK.06/2017 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Balai Lelang, 100
3. KMK No 420 tentang Uraian Jabatan Fungsional Pelelang di Lingkungan DJKN, 100
Dit Penilaian
1. Revisi PMK 166 tentang Penilaian BMN (telah disampaikan ke Menteri Keuangan dengan ND- 100
143/KN/2017 tanggal 15 Juni 2017. Saat ini telah terbit PMK 111/2017
2. PMK-132/PMK.06/2017 tentang Juknis Jafung Penilai Pemerintah tanggal 3 Oktober 2017 dan 100 100
diundangkan dengan nomor berita negara 1382
Berikut ini adalah perbandingan antara target dan realisasi tahun 2016 dan 2017.
2016 2017
Target dapat tercapai karena adanya kerja sama Sasaran Strategis 5 : Penatausahaan
dan harmonisasi antara unit inisiator peraturan Dan Pengamanan Kekayaan Negara
dengan unit pengharmonisasi peraturan untuk Yang Akuntabel
maupun penggabungan peraturan. Rencana Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan
aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan
pencapaian IKU pada tahun 2018 adalah pelaporan kekayaan negara sesuai ketentuan yang
berlaku yang bertujuan untuk mewujudkan tertib
jumlah maupun substansi. administrasi dan mendukung tertib pengelolaan
kekayaan negara. Pengamanan merupakan
rangkaian kegiatan pengamanan kekayaan
2. Deviasi nilai aset tetap antara LKPP dengan LBMN 1% 0,1% 120%
Uraian mengenai ketiga IKU tersebut adalah sebagaimana berikut di bawah ini.
2017.
LKPP.
berupa tanah yang anggotanya terdiri dari
tanah tidak berada pada Kementerian Keuangan pihak DJKN dan Kementerian ATR/BPN.
(DJKN) sehingga alokasi sumber daya sebagian
besar di luar kendali DJKN. Namun demikian Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
tindakan yang telah dilaksanakan adalah: realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.
Keuangan dan Kepala BPN nomor : 186/
PMK.06/2009 dan nomor : 24 tahun 2009
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
2.850 bidang 2.200 bidang 3.534 bidang 2.850 bidang 100% 137,60%
(3.000 bidang) (4.128 bidang)
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk sesuai ketentuan, hal ini berimplikasi pada nilai
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 aset pada LKPP tidak diyakini kewajarannya.
adalah melakukan pemantauan perkembangan Akar permasalahannya adalah pengawasan
terhadap penatausahaan BMN pada K/L belum
dapat dilakukan secara menyeluruh dan sistem
informasi penyusunan LKPP dan LKKL belum
terintegrasi. Namun demikian, tindakan yang telah
dilaksanakan dalam pencapaian IKU ini adalah:
Deviasi merupakan tingkat penyimpangan antara
nilai aset tetap dalam LKPP dengan nilai aset
tetap dalam LBMN. Realisasi diperoleh dari rata- Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan
rata deviasi per periode (selisih antara nilai aset Pemuktahiran Data Barang Milik Negara
tetap pada LBMN dengan nilai aset tetap LKPP
dibandingkan dengan nilai aset tetap sesuai LBMN) dan pengawasan penatausahaan BMN
dengan rincian: (terutama persediaan).
Q1 : Deviasi antara LBMN 2016 Unaudited
dengan LKPP 2016 Unaudited, Nilai Deviasi Q1 : terkait penatausahaan BMN pada K/L.
Q2: Deviasi antara LBMN 2016 Audited dengan PMK.02/2016 tentang Penatausahaan BMN
LKPP 2016 Audited, Deviasi Q2: Rp96.892.191.040
(0,005 %) memastikan Kanwil dan KPKNL melalukan
pengendalian penatausahaan BMN pada
satuan kerja
Sehingga rata-rata deviasi tahun 2017 mencapai secara menyeluruh salah satunya melalui BMN
0,1 % Award.
Penatausahaan BMN pada K/L belum sepenuhnya Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
sesuai ketentuan. Sesuai temuan BPK atas realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
LKPP Tahun 2016, terdapat penatausahaan 2017, serta target pada renstra.
persediaan dan aset tak berwujud yang belum
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Hal ini menunjukkan bahwa selisih nilai aset tetap Q1: Deviasi sebesar 1,12% diperoleh dari rata-
pada LKPP dibandingkan dengan LBMN semakin rata deviasi penerimaan kas sebesar 2,24% dan
kecil sehingga kedepannya diharapkan nilai pembiayaan keluar sebesar 0%
aset tetap pada LKPP akan sama dengan LBMN
dan menjadi laporan yang akuntabel. Rencana rata deviasi penerimaan kas sebesar 79,91% dan
aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pembiayaan keluar sebesar 0%
pencapaian IKU pada tahun 2018 adalah
melakukan integrasi sistem informasi penyusunan rata deviasi penerimaan kas sebesar 24,21% dan
LKPP dan LKKL. pembiayaan keluar sebesar 0%
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk selesai. Pengurusan piutang negara yang optimal
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun apabila dapat menyelesaikan Berkas Kasus Piutang
2018 adalah pemetaan secara akurat sumber- Negara (BKPN) yang masih diurus oleh DJKN,
sumber penerimaan kas, pemutakhiran rencana berhasil melakukan penagihan piutang negara, dan
penerimaan kas secara berkala, pemantauan memberikan kontribusi bagi penerimaan negara.
pelaksanaan lelang.
Lelang adalah penjualan barang yang dilakukan
Sasaran Strategis 6 : Pengurusan Piutang secara terbuka untuk umum dengan didahului
Negara Dan Pelaksanaan Lelang Yang dengan adanya pengumuman lelang. Pelaksanaan
Optimal
lelang yang kompetitif dengan terjualnya barang
Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib yang dilelang minimal sesuai dengan harga dasar/
dibayar kepada negara atau badan-badan yang limit lelang dan memberikan kontribusi bagi
baik secara langsung maupun tidak langsung penerimaan negara.
dikuasai oleh negara, berdasarkan suatu Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
Tahapan pengurusan piutang negara dimulai sejak masing pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel
diterimanya penyerahan piutang negara sampai dibawah ini:
dengan piutang negara dinyatakan lunas atau
PNDS
Biad PPN
Penyelesaian BKPN
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
rawan gugatan, sehingga berdampak pada Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
turunnya reputasi lelang. realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 dilaksanakan oleh pihak internal maupun
adalah implementasi kebijakan untuk menurunkan eksternal, yang bertujuan untuk memastikan
lelang TAP seperti: pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan
1) pengembangan produk lelang instant auction, sesuai dengan perencanaan dan mengikuti
extended auction, rollover auction, hybrid prosedur/ketentuan yang berlaku. Pengendalian
auction, dan auction day, merupakan tindakan korektif yang dilaksanakan
2) pengembangan strategi pemasaran lelang. apabila dari hasil pengawasan ditemukan adanya
penyimpangan atau kendala. Pengawasan dan
melalui implementasi Jabatan fungsional pengendalian dapat dikatakan efektif apabila
pelelang. pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
mampu mendukung tercapainya tujuan kegiatan.
Sasaran Strategis 7 : Pengawasan Dan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Pengendalian Yang Efektif
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1. Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN 75% 76,88% 102,51%
yang telah ditindaklanjuti
2016 2017
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Dari rincian tersebut, terntara diketahui bahwa
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 kinerja PT SMI, PT GDE, dan LPEI masih di
adalah melakukan pemantauan penyelesaian bawah target kinerja. Akar permasalahan tidak
rekomendasi temuan LKPP dan LK BUN melalui tercapainya beberapa target pada IKU BUMN/
sistem informasi yang telah dibangun oleh BPK. Lembaga meliputi :
Melalui sistem informasi ini, diharapkan proses
penentuan tuntas/tidaknya temuan menjadi lebih 1. Tidak tercapainya target outstanding PT SMI
cepat. dikarenakan perencanaan dana oleh debitur
yang masih kecil dan belum tercapainya target
komitmen pembiayaan dan investasi. Hal ini
terjadi karena beberapa proyek masih belum
mencapai . (faktor kesiapan
IKU ini mengukur nilai kinerja organisasi BUMN/ proyek);
Lembaga di bawah Kemenkeu. IKU ini bertujuan 2. Berdasarkan hasil analisis capaian IKU LPEI
untuk memastikan bahwa setiap BUMN/Lembaga tahun 2017 diketahui masih terdapat empat
di bawah Kementerian Keuangan memiliki kinerja IKU dengan nilai dibawah 80%, yaitu laba
yang baik dan menjalankan perusahaan sesuai bersih, rasio NPL gross, pelaksanaan mandat
dengan manda yang diberikan oleh Menteri Penugasan Khusus Ekspor (PKE), dan tingkat
Keuangan. Rincian indeks kinerja pada BUMN/ suku pembiayaan LPEI dibandingkan Suku
Lembaga tersebut adalah sebagai berikut: Bunga Dasar Kredit (SBDK) Perbankan.
1. PT PII: 105,21%* Adapun tiga IKU dengan nilai antara 81%
2. PT SMF: 105,40% sampai dengan 92%, antara lain: Rasio BOPO,
share pembiayaan kepada direct exporter
4. PT GDE : 92,20%* potensial dan jasa terhadap total pembiayaan,
5. LPEI : 92,10%* pertumbuhan pembiayaan segmen UKME.
*Nilai Prognosa
2016 2017
2016 2017
Keuangan (DJKN, DJPB, dan Itjen) dan Sasaran Strategis 8 : Sdm Yang
koordinasi dengan auditor BPK dalam rangka Kompetitif
percepatan penyelesaian status tindak lanjut
rekomendasi pemeriksaan. SDM yang kompetitif adalah SDM yang memiliki
kualitas kepemimpinan yang kuat, kompetensi
Dengan jumlah SDM yang terbatas, penempatan/ pegawai yang ditugaskan diklat di bidang
mutasi pegawai belum dapat sepenuhnya teknis oleh Sekretariat DJKN; dan
mempertimbangkan kesesuaian kompetensi,
dan hal ini berimplikasi pada pegawai tidak bagi pegawai-pegawai tertentu yang tidak
memiliki kompetensi teknis yang memadai dalam memenuhi kriteria agar dapat mengikuti diklat.
melaksanakan tugas. Namun demikian, tindakan Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU ini realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
adalah: 2017, serta target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Sasaran Strategis 9 : Organisasi Yang
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 Kondusif
adalah:
Organisasi yang kondusif tercermin dengan
hanya disesuaikan dengan kebutuhan unit, adanya perilaku anggota organisasi yang
tapi juga kompetensi yang dimiliki. memiliki komitmen kuat terhadap organisasi,
hubungan yang harmonis di antara setiap anggota
potensi pengembangan.
organisasi, serta motivasi dan etos kerja yang kerja; mekanisme penyampaian pendapat
tinggi. Organisasi kondusif dapat tercipta jika dan tingkat kebebasan dalam menyampaikan
beberapa faktor berikut dapat berjalan dengan pendapat; serta program peningkatan
baik antara lain pola komunikasi dan hubungan- kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir).
hubungan dalam interaksi antar personal Dengan organisasi yang kondusif, pencapaian
yang mempengaruhi suasana kerja; program tujuan organisasi akan berjalan dengan baik.
pengembangan SDM dan kualitas kerja; alur Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
dan prosedur pelaksanaan kegiatan, model jalur
koordinasi dan konsultasi dalam pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut:
Uraian mengenai kedua IKU tersebut adalah adalah penyusunan peraturan cukup bergantung
sebagaimana berikut ini. pada pihak lain, sehingga hal ini memelukan
koordinasi yang cukup intensif dan pembangunan
sistem informasi dan penyelesaian kajian juga
memerlukan waktu yang cukup dan koordinasi
Output (acceptance criteria) atas milestone pada dengan berbagai pihak agar sistem informasi
Inisiatif Strategis (IS) 14 dan Inisiatif Strategis (IS) 15 dan kajian yang dihasilkan berkualitas. Namun
didominasi oleh peraturan, sistem informasi, dan demikian, tindakan yang telah dilaksanakan
adalah:
dengan revisi PMK Nomor 4/PMK.06/2015 tentang
Pendelegasian wewenang masih memerlukan (IS) secara periodik.
kajian lebih lanjut. Sedangkan untuk pelaksanaan
uji publik RUU LPPI belum dapat dilakukan, bersifat prioritas.
mengingat RUU tersebut masuk dalam daftar
Prolegnas 2018, hal ini berimplikasi pada dan profesional) dalam rangka penyusunan
peraturan, sistem informasi, serta kajian yang Laporan Potensi Fiskal SDA.
belum selesai berdampak pada terkendalanya
proses pelaksanaan kegiatan. Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
Akar permasalahan atas pencapaian IKU ini realisasi tahun 2016 dan 2017.
2016 2017
2017
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Sistem Manajemen Informasi yang andal akan
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 terwujud dengan adanya pengelolaan layanan
adalah: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
andal yaitu dengan penyediaan dan pemenuhan
layanan TIK, serta penyelesaian gangguan
menampung ide pegawai layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai
ketentuan yang disepakati pada Katalog Layanan
dan penganggaran secara terintegrasi. TIK, SLA, dan atau Business Impact Analysis (BIA).
Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Sasaran Strategis 10 : Sistem Informasi
Manajemen Yang Terintegrasi dapat dilihat pada tabel berikut:
Capaian IKU pada Sasaran Strategis Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi
Uraian mengenai kedua IKU tersebut adalah Akar masalah dari pencapaian IKU ini adalah
sebagaimana berikut ini. terhentinya layanan e-auction yang disebabkan
oleh gangguan pada infrastruktur TIK ataupun core
downtime K system e-auction yang meliputi: Server/Operating
System (OS), aplikasi dan database yang dikelola
Downtime sistem TIK adalah terhentinya layanan oleh DJKN maupun Pusintek. Namun demikian,
TIK yang memiliki tingkat kritikalitas sangat tinggi tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi
dari masing-masing Unit Eselon I yang disebabkan permasalahan ini adalah:
oleh gangguan pada infrastruktur TIK ataupun core
system layanan. Terhentinya layanan e-auction dengan menggunakan alat ukur atau alat
DJKN dapat menyebabkan terjadinya pembatalan monitoring yang disepakati.
lelang; terganggunya pelaksanaan lelang
sehingga harga yang terbentuk tidak optimal; dan di Data Center Kemenkeu di Jakarta maupun
ketidakpuasan pengguna jasa lelang terhadap Disaster Recovery Center (DRC) di Balikpapan.
layanan e-auction DJKN. Hal ini berimplikasi real-time pada setiap
penggunaan aplikasi e-auction.
negara berupa berkurangnya/hilangnya potensi Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
Bea Lelang, dan penurunan citra Kementerian realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
Keuangan dhi. DJKN. 2017, serta target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
76 1% 0,08% 77 76 87,97
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Layanan TIK Unit Eselon I selesai di bulan Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.
2016 2017
Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 dipertanggungjawabkan. Dokumen yang dipakai
adalah melakukan pembahasan dengan Pusintek dalam pengelolaan anggaran adalah DIPA, yang
untuk penetapan Service Catalog Kemenkeu merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
yang sesuai ketentuan menjadi dasar pengelolaan
Sasaran Strategis 11 : Pengelolaan belanja. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,
Anggaran Yang Optimal
dapat dilihat pada tabel berikut:
Salah satu sumber daya organisasi sektor publik/
pemerintahan adalah anggaran. Anggaran
yang tersedia harus dikelola dengan optimal
2016 2017
Rencana aksi yang akan dilakukan untuk untuk membangun database BMN yang lebih baik
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 untuk kepentingan pengelolaan BMN di kemudian
adalah menetapkan target output riil berdasarkan
target kinerja sehingga lebih challenging. Lingkup Revaluasi BMN sebagaimana diamanatkan
dalam Perpres Nomor 75 Tahun 2017 tentang
Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah,
Kinerja Lainnya difokuskan pada aset tetap yang terdiri dari tanah,
gedung/bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan.
Selain dari 21 (dua puluh satu) IKU yang ditetapkan Revaluasi BMN ditargetkan selesai dilaksanakan
oleh DJKN dengan capaian sebagaimana diuraikan pada akhir triwulan III tahun 2018, dengan total
di atas, DJKN juga telah melakukan kegiatan/
partisipasi yang tak kalah pentingnya terkait Pendaftaran (NUP) yang tersebar di 14.918 satuan
dengan tugas dan fungsi DJKN. Kinerja lain kerja di seluruh tanah air. Untuk tahun 2017, target
tersebut adalah sebagai berikut:
NUP dan untuk tahun 2018 sebanyak 577.521 NUP.
investasi BLU LMAN ditujukan untuk uang ganti Pemerintah juga mengalokasikan anggaran
kerugian pengadaan tanah proyek infrastruktur kewajiban penjaminan sektor infrastruktur
jalan tol, perkeretaapian, pelabuhan, dan
bendungan. Pengadaan lahan tersebut khususnya
diperuntukkan bagi Proyek Strategis Nasional (PSN) percepatan pembangunan infrastruktur nasional
yang merupakan proyek infrastruktur sebagai
upaya mewujudkan Nawacita dalam kehidupan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manfaat Percepatan pembangunan pembangkit tenaga
proyek jalan tol dapat mendukung pencapaian lsitrik yang menggunakan batu bara (Proyek
sasaran pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 10.000 MW Tahap 1), penyediaan air minum
km pada tahun 2019 sehingga dapat meningkatkan sesuai amanat Perpres nomor 29 tahun 2009,
pertumbuhan ekonomi baik secara langsung kerjasama pemerintah dengan badan usaha
maupun dari meningkatnya melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur
konektivitas dan aksesibilitas. Proyek transportasi (BUPI), percepatan pembangunan jalan tol di
untuk menurunkan biaya logistik dan mendorong
tahun 2015, dan pembiayaan infrastruktur melalui
pencapaian pembangunan jalur Kereta Api pinjaman langsung dari Lembaga Keuangan
Internasional kepada BUMN merupakan program
peningkatan pangsa muatan angkutan barang pembangunan infrastruktur nasional yang dijamin
kereta api minimal 5% dan angkutan penumpang oleh Pemerintah.
TOTAL Rp48.746.701.291.844,00
a. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. tidak optimalnya pelayanan yang dilakukan oleh
Dalam rangka optimalisasi lelang eksekusi KPKNL. Sehingga diharapkan melalui kerja sama
Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan ini penumpukkan permohonan tidak terjadi lagi
(UUHT) dan eksekusi Jaminan Fidusia, DJKN menjelang akhir tahun.
dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat
melakukan penandatanganan perjanjian
kerja sama pelaksanaan lelang agunan kredit
pada tanggal 16 Juni 2017 di Kantor Pusat Lelang ekspo bertujuan untuk lebih
DJKN Jakarta. Untuk menunjang pelaksanaan memasyarakatkan lelang, memberikan sosialisasi
lelang eksekusi yang lebih optimal, DJKN terus kepada masyarakat tentang keberadaan lelang
internet dan memberikan bukti bahwa lelang
proses bisnis. Salah satu bentuknya adalah merupakan sarana jual beli yang akuntabel
penayangan objek lelang di website resmi dan mudah dilaksanakan. Salah satu faktor
DJKN agar tersosialisasikan baik kepada penting adalah lelang harus senada dengan
masyarakat luas. Sedangkankan upaya yang kemajuan teknologi dan memberikan kemudahan
dilakukan oleh Bank Mandiri adalah akan aksesibilitas kepada siapapun yang berminat untuk
menyiapkan database aset yang akan dilelang mengikuti lelang. Dengan adanya pameran lelang
secara periodik serta dokumen lelang yang ini maka diharapkan masyarakat semakin tertarik
akurat dan komprehensif. Harga limit lelang dan menjadikan lelang sebagai instrumen jual beli
pun akan dibuat lebih realistis sehingga yang transparan dan dapat dipercaya.
peningkatan laku lelang menjadi lebih baik lagi. Melalui lelang ekspo yang dilaksanakan pada
Bank Mandiri juga akan melakukan pemasaran
objek lelang yang dikemas secara menarik dan Convention Centre, DJKN telah melaksanakan lelang
mencoba memasarkannya kepada nasabah barang rampasan beberapa terpidana korupsi
prioritas Bank Mandiri.
b. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masyarakat terkait pelaksanaan lelang, serta
simulasi lelang. Barang rampasan dengan nilai limit
Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Pegadaian (Persero) melakukan penatausahaan
dan pelaporan melalui aplikasi sehingga data dari
PT. Pegadaian (Persero) dengan DJKN dilakukan
Adapun edukasi terkait pelaksanaan lelang, secara host to host (pertukaran data bea lelang
dilakukan dalam bentuk talkshow dengan salah PT. Pegadaian). Hal ini tentu saja akan dapat
satu TV swasta nasional (Kompas TV), dengan memperbaiki kondisi pelaporan sebelumnya,
narasumber Direktur Lelang. Kegiatan simulasi karena DJKN dapat secara real time mengakses
lelang dilaksanakan dengan melibatkan beberapa data Bea Lelang dari Pegadaian. Dari sisi Pegadaian
selebritis yang bersedia melelang barang-barang sendiri, dengan adanya perjanjian kerja sama
milik mereka. tersebut, maka akan memudahkan nasabah
Pegadaian dalam melaporkan dan menyetorkan
Bea Lelang secara real time.
Perbandingan realisasi penyerapan DIPA per-jenis belanja untuk tahun anggaran 2015 s.d. 2017 tersaji
dalam tabel berikut.
Jenis Tahun Anggaran 2015 Tahun Anggaran 2016 Tahun Anggaran 2017
Belanja Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %
Pegawai 228,28 M 220,15 M 95,83% 233,09 M 228,80 M 98,16% 239,09 M 225,55 M 94,34%
Barang 318,81 M 290,53 M 91% 365,89 M 256,26 M 70,04% 496,24 M 352,42 M 71,02%
Modal 99,28 M 93,52 M 94,20% 52,71 M 48,52 M 92,05% 98,31 M 96,06 M 97,71%
Jumlah 646,38 M 604,21 M 93,48% 651,70 M 533,58 M 81,88% 833,64 M 674,03 M 80,85%
Realisasi penyerapan anggaran DJKN pada dilaksanakan sejak bulan April 2017. Mengingat
Tahun Anggaran 2017 dipengaruhi oleh adanya dasar hukum kegiatan berupa Peraturan Presiden
Nomor 75 Tahun 2017 baru ditetapkan pada
diamanatkan dalam Instruksi Menteri Keuangan tanggal 1 Agustus 2017, kegiatan Revaluasi BMN
baru dapat dilaksanakan sejak bulan September
2017, sehingga terdapat keterbatasan waktu dalam
Budaya Kementerian Keuangan dan Surat Edaran pelaksanaan kegiatan dan turut mempengaruhi
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor SE-9/ penyerapan anggaran di lingkungan DJKN.
Selain itu pada tahun 2017, DJKN melaksanakan
Implementasi Penguatan Budaya Kementerian 11 kegiatan, yang masing-masing dilaksanakan
Keuangan di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. oleh unit eselon II dan unit vertikal sesuai dengan
Selain itu, realisasi penyerapan anggaran DJKN juga tugas dan fungsinya. Total pagu DIPA DJKN Tahun
dipengaruhi oleh adanya penambahan anggaran
BA 015 terkait kegiatan Revaluasi BMN melalui rincian realisasi penyerapan DIPA per kegiatan
mekanisme BA BUN yang baru dialokasikan Tahun Anggaran 2017 tersaji dalam tabel berikut di
bawah ini.
kegiatan dimaksud semula direncanakan untuk
11 Kanwil DJKN Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau 84,64 A (Memuaskan)
12 Kanwil DJKN Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung 83,24 A (Memuaskan)
24 Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara 86,06 A (Memuaskan)
Laporan Hasil Evaluasi AKIP (c) Pelaporan Kinerja dan (d) Pencapaian Kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan
Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah salah satu dokumen yang dievaluasi selain
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Rencana Strategis (Renstra), dokumen Rencana
dan Kinerja Pemerintah, Peraturan Presiden Kinerja Tahunan (RKT), dokumen Penetapan
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Kinerja (PK), serta dokumen terkait lainnya.
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan Dari hasil Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Jenderal,
Nomor 42/PMK.01/2012 tentang Petunjuk nilai yang diperoleh DJKN Tahun 2016 sebesar
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi 89,75/ kategori A (Memuaskan). Nilai ini mengalami
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, peningkatan sebesar 1,60 dari nilai tahun 2015
Inspektorat Jenderal telah melakukan evaluasi atas sebesar 88,15 (Memuaskan). Nilai tersebut
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh
pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara periode komponen manajemen kinerja yang dievaluasi
tahun 2016. Evaluasi dilaksanakan terhadap empat di lingkungan DJKN, dengan rincian skor sebagai
komponen manajemen kinerja, yang meliputi: berikut:
(a) Perencanaan Kinerja, (b) Pengukuran Kinerja,
Perencanaan Kinerja: Sekretaris DJKN dan jajarannya Telah dilakukan koordinasi dengan
1. Kontrak Kinerja (KK) DJKN 2016 direkomendasikan untuk melaku- Biro Perencanaan dan Keuangan
Belum Sepenuhnya Selaras kan penambahan substansi Renstra dengan hasil, IKU indeks kualitas
dengan Renstra DJKN 2015-2019 DJKN Periode 2015-2019, yaitu laporan keuangan BA 999.99 telah
terkait dengan mekanisme evaluasi diimplementasikan pada Kontrak
renstra sehingga walaupun tidak Kinerja Kemenkeu-One DJKN Tahun
semua indikator pada renstra 2017.
masuk dalam KK Kemenkeu-One,
indikator-indikator tersebut secara
menyeluruh tetap dipantau sebagai
bagian dari evaluasi renstra secara
berkala.
Penutup
Lampiran
Laporan Kinerja DJKN ini merupakan laporan 3. Meningkatkan pengamanan kekayaan negara
pertanggungjawaban atas pencapaian pelaksanaan
visi dan misi DJKN menuju good governance dengan 4. Menerapkan asset planning terhadap
mengacu pada Rencana Strategis perencanaan pengadaan dan pemeliharaan
Tahun 2015-2019. Penyusunan Laporan Kinerja BMN.
ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 5. Memberikan PMN yang selektif dengan
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja kajian sesuai dengan business plan,
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri keterlibatan untuk mengakses perencanaan
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan penganggaran investasi pemerintah,
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang dan meningkatkan kualitas laporan sistem
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja akuntansi investasi pemerintah (BA 999.03).
6. Mengoptimalkan hasil pengelolaan aset
Sebagai pengelola kekayaan negara, piutang melalui penagihan terhadap aset kredit, serta
negara, dan lelang, DJKN telah menjalankan penjualan, pemanfaatan, dan penetapan
tugasnya dengan baik. Fluktuatifnya situasi dan status penggunaan aset properti.
kondisi, membuat tugas pengelolaan kekayaan 7. Mengintensifkan pengawasan dan
negara, piutang negara, dan lelang semakin pengendalian pengelolaan BMN pada
menantang. Namun demikian, jajaran DJKN selalu Kementerian/ Lembaga yang dilakukan secara
berusaha mengatasi tantangan menjadi peluang berjenjang mulai dari tingkat satker.
dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini,
dalam pencapaian IKU tahun 2017 yang sebagian diharapkan dapat memberikan informasi secara
besar mencapai target yang ditetapkan, meskipun transparan kepada seluruh pihak yang terkait
masih ada 2 IKU di bawah target. mengenai tugas dan fungsi DJKN, sehingga dapat
memberikan feedback guna peningkatan kinerja
Langkah-langkah ataupun strategi yang akan periode berikutnya. Secara internal Laporan
dilakukan DJKN dalam upaya meningkatkan kinerja Kinerja tersebut harus dijadikan motivator
dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain : untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi,
1. Menyempurnakan dan memperkuat regulasi sedangkan secara eksternal Laporan Kinerja harus
di bidang pengelolaan kekayaan negara, selalu menjadi indikator dalam menyesuaikan
penilaian kekayaan negara, pengurusan perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga
piutang negara, dan lelang. DJKN dapat semakin dirasakan manfaatnya oleh
2. Digitalisasi proses bisnis pengelolaan kekayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan
negara, pengurusan piutang negara, dan berdasarkan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
pelayanan lelang.