Anda di halaman 1dari 92

L A P O R A N

K I N E R J A
D I R E K T O R A T
J E N D E R A L
K E K A Y A A N
N E G A R A

2017
Laporan Kinerja 2017 1
2 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
L A P O R A N
K I N E R J A
D I R E K T O R A T
J E N D E R A L
K E K A Y A A N
N E G A R A

2017

Laporan Kinerja 2017 3


4 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
N I L A I - N I L A I
K E M E N T E R I A N K E U A N G A N

1. Integritas
Berpikir, berkata, berperilaku dan
bertindak dengan baik dan benar
serta memegang teguh kode etik dan
prinsip-prinsip moral.

2. Profesionalisme 3. Sinergi
Memberikan layanan yang Membangun dan memastikan
memenuhi kepuasan pemangku hubungan kerja sama internal yang
kepentingan yang dilakukan dengan produktif serta kemitraan yang
sepenuh hati, transparan, cepat, harmonis dengan para pemangku
akurat dan aman. kepentingan, untuk menghasilkan
karya yang bermanfaat dan
berkualitas.

4. Pelayanan
Senantiasa melakukan upaya
perbaikan di segala bidang untuk
menjadi dan memberikan yang
terbaik.

5. Kesempurnaan
Bekerja tuntas dan akurat atas dasar
kompetensi terbaik dengan penuh
tanggung jawab dan komitmen yang
tinggi.

Laporan Kinerja 2017 5


6 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
D A F T A R
I S I

DAFTAR ISI i
PENGANTAR ii
IKHTISAR EKSEKUTIF iv

BAB 1 BAB 2
Pendahuluan | 1 Perencanaan Kinerja | 5
1. Latar Belakang 9. Rencana Strategis
1. Tugas, Fungsi, dan Struktur 11. Perjanjian Kinerja
Organisasi 15. Pengukuran Kinerja
4. Isu Strategis Organisasi 17. Perkembangan Implementasi
5. Sistematika Laporan Pengelolaan Kinerja

BAB 3 BAB 4
Akuntabilitas Kinerja | 17 Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja | 53
21. Capaian Kinerja Organisasi
50. Kinerja Lainnya 61. Evaluasi Implementasi
56. Realisasi Anggaran Akuntabilitas Kinerja
63. Laporan Hasil Evaluasi AKIP DJKN
63. Tindak Lanjut Rekomendasi
itjen atas Hasil Evaluasi AKIP DJKN
Tahun 2016

BAB5
Penutup | 69

Lampiran:
Perjanjian Kinerja DJKN Tahun 2018

Laporan Kinerja 2017 i


P E N G A N T A R
D I R E K T U R J E N D E R A L

“SELAMA TAHUN 2017, NILAI KINERJA ORGANISASI


(NKO) DJKN MENCAPAI 108,68%. PENCAPAIAN TERSEBUT
DIANTARANYA TERCERMIN DARI PERSENTASE MANFAAT
EKONOMI PENGELOLAAN KEKAYAAN NEGARA YANG
MENCAPAI 155,02% YAITU JIKA DINILAI DENGAN RUPIAH
ADALAH SEBESAR 2,232 TRILIUN DARI TARGET SEBESAR
1,44 TRILIUN”

ii Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja (LKj) merupakan bentuk
akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi serta kondisi sosial yang dinamis, tugas DJKN
yang dimandatkan kepada setiap instansi sebagai pengelola kekayaan negara, piutang
pemerintah atas penggunaan anggaran. LKj negara, dan lelang tentunya akan berdampak pada
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) kemakmuran masyarakat sehingga memotivasi
merupakan perwujudan pertanggung jawaban DJKN untuk terus mengoptimalkan kinerja dalam
atas kinerja pencapaian visi dan misi DJKN Tahun mencapai visi dan misi agar amanah yang diemban
Anggaran 2017. Hal terpenting yang diperlukan dapat diselesaikan sesuai harapan. Selama tahun
dalam penyusunan LKj adalah pengukuran 2017, Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJKN mencapai
kinerja dan evaluasi serta pengungkapan 108,68%. Pencapaian tersebut diantaranya
(disclosure) secara memadai hasil analisis tercemin dari persentase manfaat ekonomi
terhadap pengukuran kinerja. LKj DJKN Tahun pengelolaan kekayaan negara yang mencapai
2017 merupakan Laporan Kinerja tahun ketiga 155,02% yaitu jika dinilai dengan rupiah adalah
pelaksanaan Rencana Strategis (Renstra) Tahun sebesar 2,232 triliun dari target sebesar 1,44
2015-2019. triliun. Kemudian dari persentase bidang tanah
BMN yang direkomendasikan untuk disertipikatkan
Penyusunan LKj DJKN mengacu pada Peraturan mencapai 137,60% atau 4.128 bidang tanah dari
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem 3.000 bidang tanah yang ditargetkan.
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Akhir kata, semoga laporan kinerja ini dapat
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan memenuhi harapan dan sebagai salah satu bentuk
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi pertanggungjawaban kami kepada masyarakat,
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis serta sebagai pendorong peningkatan kinerja
Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja organisasi DJKN.
dan Reviu Atas Laporan Kinerja serta Rencana
Strategis DJKN Tahun 2015-2019 yang telah
ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal
Kekayaan Negara Nomor KEP-147/KN/2015.

Sepanjang tahun 2017, DJKN telah melaksanakan


berbagai program dan kegiatan sebagaimana
tertuang dalam Peta Strategis DJKN Tahun 2017
yang diterjemahkan dalam Kontrak Kinerja DJKN
Tahun 2017, terdiri dari 21 Indikator Kinerja Utama
ISA RACHMATARWATA
DIREKTUR JENDERAL KEKAYAAN NEGARA
(IKU). Dalam LKj akan dijabarkan perbandingan
antara realisasi pencapaian IKU tahun 2017 dengan
Kontrak Kinerja tahun 2017, serta beberapa kinerja
lainnya yang telah dicapai oleh DJKN.

Laporan Kinerja 2017 iii


I K H T I S A R
E K S E K U T I F

“Pencapaian IKU DJKN terdiri dari 19 IKU berstatus hijau, 1 IKU berstatus
merah yaitu Deviasi Proyek Perencanaan Kas Pemerintah Pusat, dan 1
IKU berstatus kuning, yaitu Indeks Kinerja BUMN/Lembaga di Bawah
Kemenkeu dengan nilai kinerja organisasi (NKO) sebesar 108,68%”.

Laporan Kinerja (LKj) Direktorat Jenderal Kekayaan transparan, akuntabel, adil, dan kompetitif sebagai
Negara (DJKN) Tahun 2017 adalah ikhtisar instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi
yang menjelaskan secara ringkas dan lengkap kepentingan masyarakat.
tentang capaian kinerja DJKN selama tahun 2017
yang disusun berdasarkan rencana kerja yang Dalam mencapai visi dan misi, tujuan strategis
ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran yang harus dicapai selama tahun 2015-2019 yaitu
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selain (1) Peningkatan kualitas pengelolaan kekayaan
itu, Laporan Kinerja DJKN Tahun 2017 merupakan negara; (2) Peningkatan kualitas perencanaan
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas kebutuhan Barang Milik Negara; (3) Peningkatan
dan fungsi yang dimandatkan kepada DJKN atas kualitas perencanaan, pengelolaan, dan monitoring
penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan investasi pemerintah; (4) Optimalisasi pengelolaan
Kinerja DJKN menggunakan data pengukuran aset kredit dan aset properti; (5) Peningkatan
kinerja dan evaluasi kinerja, serta pengungkapan pelayanan penilaian; (6) Optimalisasi pengurusan
(disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap piutang negara; (7) Peningkatan pelayanan lelang;
pengukuran kinerja DJKN selama tahun 2017. (8) Kesinambungan reformasi birokrasi, perbaikan
governance, dan penguatan kelembagaan.
Visi DJKN adalah Mengelola Kekayaan Negara
yang Profesional dan Akuntabel untuk Sebesar- Dalam menunjang tercapainya tujuan strategis
Besar Kemakmuran Rakyat. Dalam mencapai visi tersebut, maka disusunlah Peta Strategi DJKN
tersebut DJKN mempunyai tugas merumuskan Tahun 2017 berdasarkan metodologi balanced
serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi scorecard yang terdiri dari empat perspektif yaitu
teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, stakeholder, customer, internal process, dan learning
dan lelang. and growth. Peta strategi tersebut terdiri dari 11
(sebelas) sasaran strategis, satu sasaran strategis
Untuk mewujudkan visi tersebut, misi yang merupakan bagian dari stakeholder perspective, dua
dijalankan DJKN adalah (1) Mewujudkan sasaran strategis pada customer perspective, empat
sasaran strategis masing-masing pada internal
dan efektivitas pengelolaan kekayaan negara; process dan learning and growth perspective. Peta
Strategi DJKN 2017 memuat 11 sasaran strategis.
administrasi, dan hukum; (3) Meningkatkan tata Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai
kelola dan nilai tambah pengelolaan investasi berikut:
pemerintah; (4) Mewujudkan nilai kekayaan negara (1) Pengelolaan Kekayaan Negara Yang Optimal;
yang wajar dan dapat dijadikan acuan dalam (2) Kepuasan Pengguna Layanan;
berbagai keperluan; (5) Melaksanakan pengurusan (3) Kepatuhan yang Tinggi atas Peraturan
Pengelolaan Kekayaan Negara;
(4) Perumusan Kebijakan Yang Berkualitas;

iv Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


(5) Penatausahaan Dan Pengamanan Kekayaan Selain melaksanakan pengukuran kinerja, dalam
Negara Yang Akuntabel; menjaga dan meningkatkan efektivitas pengelolaan
(6) Pengurusan Piutang Negara Dan Pelaksanaan kinerja, telah dilaksanakan reviu terhadap kontrak
Lelang Yang Optimal; kinerja secara sampling pada beberapa unit eselon
(7) Pengawasan Dan Pengendalian Yang Efektif; II di lingkungan DJKN. Reviu meliputi dokumen dan
(8) SDM yang Kompetitif; informasi pendukung penyusunan kontrak kinerja
(9) Organisasi yang Kondusif; seperti Renstra yang memuat pernyataan visi dan
(10) Sistem Manajemen Informasi Yang Andal; misi organisasi, uraian jabatan, tugas dan fungsi,
(11) Pengelolaan Anggaran Yang Optimal. kontrak kinerja tahun sebelumnya, manual IKU,
serta matriks cascading dan alignment.
Penilaian terhadap keberhasilan atau kegagalan
pencapaian sasaran strategis, diukur dengan Implementasi manajemen kinerja balanced
Indikator Kinerja Utama (IKU). Kualitas IKU scorecard di DJKN telah berjalan dengan baik
didasarkan pada kriteria walaupun masih membutuhkan beberapa
Masureable, Agreeable, Realistic, Time-bounded penyempurnaan. Segala upaya perbaikan terus
dan Continously Improved). Pada tahun 2017 dilakukan untuk meningkatkan kinerja organisasi
ini dihasilkan 21 IKU pada level eselon I yang lebih baik lagi. Capaian IKU yang masih dibawah
merupakan kontrak kinerja antara Menteri target terus dilakukan evaluasi dan action plan
Keuangan dengan Direktur Jenderal Kekayaan yang relevan. Perbaikan peraturan atau pedoman
Negara. pelaksanaan pengelolaan kinerja juga dilakukan
sehingga dapat mengakomodasi perkembangan
Sebagian besar pencapaian IKU pada tahun 2017 yang terjadi atau yang belum diatur secara
telah sesuai dengan target yang ditetapkan, jelas. Untuk itu, DJKN akan senantiasa berupaya
namun masih terdapat 2 (dua) IKU yang berada di dan bekerja lebih keras lagi, sehingga kualitas
bawah target. Pencapaian IKU DJKN terdiri dari 19 DJKN sebagai organisasi yang kondusif semakin
IKU berstatus hijau, 1 IKU berstatus merah yaitu meningkat.
Deviasi Proyek Perencanaan Kas Pemerintah Pusat,
dan 1 IKU berstatus kuning, yaitu Indeks Kinerja
BUMN/Lembaga di Bawah Kemenkeu dengan nilai
kinerja organisasi (NKO) sebesar 108,68%.

Laporan Kinerja 2017 v


BAB 1
P E N D A H U L U A N

Latar belakang

Tugas, fungsi dan struktur Organisasi

Isu strategis

Sistematika Laporan

6 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 7
P E N D A H U L U A N

Latar Belakang

Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2015 tentang Kementerian
Keuangan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mempunyai tugas yang sangat strategis yaitu,
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang barang milik negara, kekayaan negara
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian, piutang negara, dan lelang. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, DJKN dituntut untuk melaksanakannya dengan prudent,
sesuai dengan prinsip-prinsip good governance sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 28
Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

Salah satu azas penyelenggaraan good governance yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun
1999 adalah azas akuntabilitas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan
penyelenggara negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Akuntabilitas tersebut salah satunya diwujudkan dalam bentuk penyusunan Laporan Kinerja.

Laporan Kinerja disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban DJKN dalam melaksanakan
tugas dan fungsi selama tahun 2017. Laporan Kinerja merupakan amanat dari Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.

Tugas, Fungsi Dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan pasal 1161 Peraturan Menteri Sekretaris Ditjen, 7 Direktur, 3 Tenaga Pengkaji,
Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tanggal 22 17 Kepala Kantor Wilayah, dan 70 Kepala KPKNL.
Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Selain itu, dalam melaksanakan pendayagunaan
Kementerian Keuangan, DJKN mempunyai tugas dan kerjasama operasional aset yang bertujuan
merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan untuk optimalisasi aset dibentuklah Lembaga
standardisasi teknis di bidang kekayaan negara, Manajemen Aset Negara sebagai Badan Layanan
piutang negara, dan lelang. Dalam melaksanakan Umum yang berada di bawah dan bertanggung
tugas tersebut, DJKN menyelenggarakan fungsi: (a) jawab kepada Menteri Keuangan melalui Direktorat
perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, Jenderal Kekayaan Negara berdasarkan Peraturan
piutang negara, dan lelang; (b) pelaksanaan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 219/PMK.01/2015
kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang tentang tentang Organisasi dan Tata Kerja
negara, dan lelang; (c) penyusunan norma, Lembaga Manajemen Aset Negara sebagaimana
standar, prosedur, dan kriteria di bidang kekayaan telah diganti dengan PMK Nomor 57/PMK.01/2017.
negara, piutang negara, dan lelang; (d) pemberian
bimbingan teknis dan supervisi di bidang kekayaan
negara, piutang negara, dan lelang; (e) pelaksanaan
administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Dalam menjalankan tugas dan fungsi DJKN,
Direktur Jenderal Kekayaan Negara dibantu oleh

1 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Struktur organisasi DJKN dapat dilihat dalam diagram 1.1.

Diagram 1.1
Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

DIREKTORAT JENDERAL
KEKAYAAN NEGARA

SEKRETARIAT
DIREKTORAT
JENDERAL

DIREKTORAT PIUTANG DIREKTORAT PENGELOLAAN


DIREKTORAT DIREKTORAT KEKAYAAN DIREKTORAT HUKUM
NEGARA DAN KEKAYAAN NEGARA DAN DIREKTORAT DIREKTORAT
BARANG MILIK NEGARA DAN HUBUNGAN
KEKAYAAN SISTEM INFORMASI PENILAIAN LELANG
NEGARA DIPISAHKAN MASYARAKAT
NEGARA LAIN-LAIN NEGARA LAIN-LAIN

LEMBAGA KANTOR WILAYAH (17) TENAGA PENGKAJI TENAGA PENGKAJI TENAGA PENGKAJI
MANAJEMEN OPTIMALISASI KEKAYAAN HARMONISASI RESTRUKTURISASI,
ASET NEGARA NEGARA KEBIJAKAN PRIVASTISASI
(LMAN)
DAN EFEKTIVITASKEKAYAAN
NEGARA DIPISAHKAN
KANTOR PELAYANAN
KEKAYAAN NEGARA
DAN LELANG (70)

Dalam menjalankan tugasnya, DJKN didukung oleh 3.613 orang pegawai dari berbagai bidang keahlian
seperti ekonomi, keuangan, bisnis, hukum, teknik, sosial, dan lain-lain. Komposisi pegawai DJKN berdasarkan
tingkat pendidikan, golongan, umur, dan gender adalah sebagai berikut:

Laporan Kinerja 2017 2


P E N D A H U L U A N

Tabel 1.1
Komposisi Pegawai Berdasarkan Pendidikan Dan Golongan )*

Tingkat Golongan Ruang


Jumlah
Pendidikan
I II III IV
SD 0 4 0 0 4

SLTP 0 10 0 0 10

SLTA 0 126 350 0 476

D1 0 92 74 0 166

D3 0 458 222 0 680

D4/S1 0 142 1.428 78 1.648

S2 0 0 346 272 618

S3 0 0 3 8 11

JUMLAH 0 832 2.423 358 3.613

Tabel 1.2
Komposisi Pegawai Berdasarkan Umur Dan Golongan )*

Kelompok Golongan Ruang


Jumlah
Umur
I II III IV
18 – 30 0 513 209 0 722

31 – 40 0 166 789 10 965

41 – 50 0 104 967 204 1.275

Di atas 50 0 49 458 144 651

TOTAL 0 832 2.423 358 3.613

*per - 22 Januari 2018

3 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Tabel 1.3
Komposisi Pegawai Berdasarkan Gender dan Golongan

Jenis Golongan Ruang


Kelamin Jumlah
I II III IV
Perempuan 0 225 784 73 1.082

Laki - laki 0 607 1.639 285 2.531

TOTAL 0 832 2.423 358 3.613

Isu Strategis

1. Berdasarkan UUD 1945 Pasal 33 ayat 3 “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Amanat konstitusi
tersebut memberikan gambaran bahwa Pengelolaan kekayaan negara memiliki peran yang sangat
strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta mengamanatkan sumber daya alam
strategis untuk dikelola untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
2. Perubahan paradigma pengelolaan kekayaan negara dari asset administration (penatausahaan aset)
menjadi asset manager (manajer aset) menuntut peran dan tanggung jawab yang lebih besar dari
pengelola barang (Kementerian Keuangan c.q DJKN) untuk mengelola kekayaan negara lebih optimal
dan akuntabel.
3. Optimalisasi pemanfaatan aset potensial dalam rangka peningkatan utilisasi aset, peningkatan

4. DJKN sebagai aktor penting dalam LKPP, hal ini terlihat dari pos terbesar dalam neraca berasal dari
aset dan investasi pemerintah.
5. DJKN memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional, melalui perencanaan, pengawasan, dan
pengendalian investasi pemerintah pada BUMN.

Laporan Kinerja 2017 4


Sistematika Laporan

Sistematika penyajian Laporan Kinerja DJKN Tahun 4. Bab III. Akuntabilitas Kinerja
2017 adalah sebagai berikut: Bagian ini menguraikan tentang sasaran
1. Ikhtisar Eksekutif kinerja, capaian kinerja organisasi, kinerja
Bagian ini menguraikan secara singkat tentang lainnya, dan realisasi anggaran.
tujuan dan sasaran yang akan dicapai beserta
hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi 5. Bab IV. Peningkatan Akuntabilitas Kinerja
dalam mencapai tujuan dan sasaran, serta Bagian ini menguraikan tentang evaluasi
langkah antisipatifnya. implementasi akuntabilitas kinerja, laporan
hasil AKIP DJKN, dan tindaklanjut rekomendasi
2. Bab I. Pendahuluan Itjen atas hasil evaluasi AKIP DJKN Tahun 2016.
Bagian ini menguraikan tentang tugas, fungsi,
dan struktur organisasi, isu strategis, dan 6. Bab V. Penutup
sistematika laporan. Bagian ini menguraikan tentang keberhasilan
dan kegagalan pencapaian sasaran yang telah
3. Bab II. Perencanaan Kinerja ditetapkan, langkah-langkah atau strategi
Bagian ini menguraikan tentang rencana pemecahannya untuk tahun mendatang.
strategis, perjanjian kinerja, pengukuran
kinerja, dan perkembangan implementasi
pengelolaan kinerja.

5 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 6
BAB 2
P E R E N C A N A A N
K I N E R J A

Rencana Strategis

Perjanjian Kinerja

Pengukuran Kinerja

Perkembangan Implementasi
Pengelolaan Kinerja

7 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 8
P E R E N C A N A A N
K I N E R J A

Rencana Strategis

Perencanaan strategis adalah serangkaian rencana


tindakan dan kegiatan yang bersifat mendasar telah ditetapkan. Akuntabel
kekayaan negara, penilaian, pengurusan piutang
serta disusun mengikuti alur pikir tertentu. Dalam negara, dan pelayanan lelang dilaksanakan sesuai
kurun waktu 2015-2019, DJKN merancang rencana peraturan perundang-undangan yang berlaku,
transparan, dan dapat dipertanggung- jawabkan.
Untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

dan kendala yang mungkin timbul. Perencanaan pengurusan piutang negara, dan pelayanan lelang
strategis DJKN disusun untuk memenuhi ketentuan dilaksanakan untuk kepentingan negara dalam
rangka mewujudkan kemakmuran rakyat, melalui:
29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP), yaitu setiap instansi
pemerintah wajib menyusun rencana strategis penilaian, pengurusan piutang negara, dan
yang merupakan landasan penyelenggaraan pelayanan lelang, (ii) peningkatan pembiayaan
SAKIP sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja
instansi pemerintah. kekayaan negara dengan penganggaran.
Sebagai wujud penjabaran visi yang telah
Untuk memenuhi ketentuan tersebut, maka dirumuskan tersebut, DJKN menetapkan 6 (enam)
disusunlah Rencana Strategis DJKN yang misi, yaitu:
ditetapkan dalam Keputusan Direktur Jenderal

tanggal 27 Mei 2015 tentang Rencana Strategis

2015-2019. Rencana Strategis DJKN memuat visi, administrasi, dan hukum.

dan mengantisipasi masa depan yang diinginkan


dan dapat dicapai. DJKN berusaha memberikan 4. Mewujudkan nilai kekayaan negara yang wajar
pelayanan di barang milik negara, kekayaan negara dan dapat dijadikan acuan dalam berbagai
dipisahkan, kekayaan negara lain-lain, penilaian, keperluan.
5. Melaksanakan pengurusan piutang negara
bertanggung jawab kepada masyarakat dalam
menjalankan tugas dan fungsinya. akuntabel.

Hal ini sesuai dengan visi DJKN, yaitu ”Mengelola


Kekayaan Negara yang Profesional dan sebagai instrumen jual beli yang mampu
Akuntabel untuk Sebesar-Besar Kemakmuran
Rakyat”. Dari visi yang ditetapkan tersebut, yang
dimaksud dengan Pengelola Kekayaan Negara
yang Profesional

penilaian, pengurusan piutang negara, dan

9 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Untuk mengimplementasikan atau menjabarkan
misi yang akan dicapai atau dihasilkan dalam
kurun waktu tertentu dan menggambarkan arah KKKS untuk mendukung kegiatan hulu

fungsi, maka perlu menetapkan suatu tujuan. yang berasal dari pemanfaatan dan
Terdapat 8 (delapan) tujuan yang hendak dicapai

negara. dengan kebijakan di bidang energi.


2. Peningkatan kualitas perencanaan kebutuhan
barang milik negara. 2. Peningkatan kualitas perencanaan kebutuhan
3. Peningkatan kualitas perencanaan,

pemerintah. b. Penyempurnaan regulasi berkenaan

c. Capacity building SDM.


5. Peningkatan pelayanan penilaian.
6. Optimalisasi pengurusan piutang negara. 3. Peningkatan kualitas perencanaan,
7. Peningkatan pelayanan lelang.
Pemerintah.
governance, dan penguatan kelembagaan. a. Penyempurnaan dan penguatan regulasi
di bidang investasi pemerintah.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, DJKN
mempunyai strategi yang akan dijalankan. Strategi c. Pemberian penambahan PMN yang
merupakan cara untuk mencapai tujuan jangka
panjang dengan mempertimbangkan kekuatan, pemerintah.

Sesuai dengan Renstra DJKN Tahun 2015-2019, pemerintah.


strategi DJKN yang akan ditempuh adalah sebagai
berikut:

negara. a. Penyelesaian Piutang Negara yang


a. Menyempurnakan dan memperkuat mempunyai nilai outstanding besar atau

dengan amanat Peraturan Pemerintah b. Optimalisasi tahap pengurusan Piutang


Negara.
b. Implementasi basis akrual dalam

untuk menyusun LKPP.


c. Meningkatkan kualitas penyajian Nilai

sebagai bentuk pertanggungjawaban

secara efektif.

Laporan Kinerja 2017 10


P E R E N C A N A A N K I N E R J A

5. Peningkatan pelayanan penilaian. Dalam rangka mencapai tujuan dan strategi


a. Penyempurnaan dan penguatan regulasi tersebut, DJKN mengusulkan Rancangan Undang-

b. Standardisasi pelayanan penilaian pada Jenderal Kekayaan Negara maupun yang berkaitan
instansi vertikal.

dan pembinaan penilai pemerintah. Tahun 2015-2019.


d. Penjaminan kualitas dan pengembangan

Pemerintah. Perjanjian Kinerja


Penilaian. Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan

6. Optimalisasi pengurusan piutang Negara.


Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan sesuai dengan Peraturan Menteri Negara

b. Optimalisasi tahap pengurusan.

7. Peningkatan pelayanan lelang.

instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi

jenis lelang.

Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target

DJKN harus menjadi acuan sekaligus landasan


penajaman tugas dan fungsi unit kerja.
penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut
kemudian dirumuskan sasaran strategis DJKN.
pegawai.
c. Penyusunan Arsitektur TIK yang
Sasaran Strategis DJKN Tahun 2017 telah
d. Pembangunan dan pengembangan sistem
tertuang dalam Peta Strategi DJKN. Peta Strategi
DJKN Tahun 2017 memuat 11 sasaran strategis.
Sasaran-sasaran strategis tersebut adalah sebagai

f. Optimalisasi fungsi unit kepatuhan Optimal; (2) Kepuasan Pengguna Layanan; (3)
internal.
g. Peningkatan efektivitas layanan
kehumasan.

11 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Optimal. Peta Strategi DJKN tersaji dalam bagan 2.1
berikut.

Bagan 2.1

CAPAIAN PETA STRATEGI 2017


Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
perspective

SS 1
Pengelolaan kekayaan
negara yang optimal

SS 3
perspective
Customer

SS 2
Kepuasan pengguna atas Peraturan
layanan Pengelolaan Kekayaan
Negara

Perumusan Pengelolaan Pengendalian Mutu


Internal Process
perspective

SS 5 SS 6
SS 4 SS 7
Pengurusan piutang negara
Perumusan Kebijakan
pengamanan kekayaan dan pelaksanaan lelang
yang berkualitas
negara yang akuntabel yang optimal

SDM Organisasi TIK Anggaran


perspective

SS 10 SS 11
SS 8 SS 9
Pengelolaan anggaran
yang optimal

Laporan Kinerja 2017 12


P E R E N C A N A A N K I N E R J A

Peta Strategi DJKN menerapkan 4 perspektif, yaitu: berisi sumber daya internal yang dimiliki untuk
stakeholders perspective, customer perspective, melakukan perbaikan dan perubahan sehingga
internal process perspective, dan learning and growth dapat menghasilkan pelayanan yang diharapkan.
perspective. Stakeholders perspective berisi hal-hal
Dari Peta Strategi DJKN Tahun 2017 tersebut
stakeholder. Customer perspective diketahui bahwa jumlah sasaran strategis yang
berisi ekspektasi dari customer dan apa yang
menjadi ukuran keberhasilan atas pelayanan yang
dilaksanakan. Internal process perspective berisi
keterkaitan antara sasaran strategis dan IKU dapat
keberhasilan atas pelayanan yang dilaksanakan. disajikan dalam tabel berikut:
Sedangkan learning and growth perspective

Tabel 2.1
Sasaran Strategis dan IKU

Sasaran Strategis 1

Indikator Kinerja Satuan Target

1.1 Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap % 70

1.2 Persentase manfaat ekonomi pengelolaan kekayaan negara Triliun 1,44

1.3 Rasio dana aktif BUMN/Lembaga di bawah Kementerian Keuangan Indeks 2,66
terhadap total ekuitas

Sasaran Strategis 2
Kepuasan Pengguna Layanan

Indikator Kinerja Satuan Target

2.1 Indeks kepuasan pengguna layanan Indeks 4,22

Sasaran Strategis 3

Indikator Kinerja Satuan Target

3.1 Persentase kepatuhan penyampaian RK-BMN dan laporan wasdal % 80


pengelolaan BMN

13 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Sasaran Strategis 4

Indikator Kinerja Satuan Target

4.1 Indeks penyusunan/penyempurnaan peraturan Indeks 70

Sasaran Strategis 5
Penatausahaan Dan Pengamanan Kekayaan Negara yang Akuntable

Indikator Kinerja Satuan Target

5.1 Persentase bidang tanah BMN yang direkomendasikan % 100


untuk disertipikatkan (3000 bidang)

5.2 Deviasi nilai aset tetap antara LKPP dengan LBMN % 1

5.3 Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat % 5

Sasaran Strategis 6
Pengurusan Piutang Negara Dan Pelaksanaan Lelang yang Optimal

Indikator Kinerja Satuan Target

6.1 Persentase hasil pengurusan piutang negara % 100

6.2 Persentase hasil lelang % 100

Sasaran Strategis 7

Indikator Kinerja Satuan Target

7.1 Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN yang telah % 75
ditindaklanjuti

7.2 Indeks kinerja BUMN/Lembaga di bawah Kementerian Keuangan % 100

7.3 Rata-rata indeks kualitas laporan keuangan BA 999.03 dan BA 999.99 Indeks 4

Sasaran Strategis 8

Indikator Kinerja Satuan Target

8.1 Persentase pemenuhan standard soft and hard competency % 90

Laporan Kinerja 2017 14


P E R E N C A N A A N K I N E R J A

Sasaran Strategis 9

Indikator Kinerja Satuan Target

9.1 Persentase implementasi inisiatif RBTK % 90

9.2 Indeks tata kelola organisasi Indeks 76

Sasaran Strategis 10

Indikator Kinerja Satuan Target

10.1 Persentase downtime sistem TIK % 1

10.2 Persentase implementasi sistem informasi yang mendukung proses bisnis % 100

10.3 Indeks implementasi IT Service Management Tahap I Indeks 80

Sasaran Strategis 11

Indikator Kinerja Satuan Target

11.1 Persentase kualitas pelaksanaan anggaran % 95

Pengukuran Kinerja 4. IKU yang ditetapkan, diupayakan realisasi


pencapaiannya memungkinkan melebihi
target;
5. Untuk IKU yang capaiannya tidak
memungkinkan melebihi target, maka
capaiannya ditetapkan sebagai berikut:
a). Apabila realisasi pecapaiannya sama
Utama (IKU) ditetapkan berdasarkan ketentuan dengan target, maka indeks capaian IKU
sebagai berikut:
b). Apabila realisasi pencapaiannya tidak
1. Angka maksimum indeks capaian setiap IKU memenuhi target, maka indeks capaian
ditetapkan sebesar 120%;
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
maximize semua agar sebanding dengan yang
lainnya; terdiri dari tiga (3) jenis, yaitu:
3. Status capaian IKU yang ditunjukkan dengan

Indeks Capaian IKU;

15 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


minimize, merupakan
Maximize

nilai target yang ditetapkan.

Stabilize
nilai target yang ditetapkan.

Minimize

120 100 75 50 25 0

Indeks Capaian

Capaian

100 90 67.5 45 22.5 0

In = Indeks capaian Cn = Capaian dengan ketentuan :


In-1 = Indeks capaian dibawahnya a. Apabila Realisasi > Target, maka:
In-1 = Indeks capaian diatasnya Cn = 100 - (Ca - 100), dimana Ca maksimum adalah
Ca = Capaian awal 200%
b. Apabila Realisasi < Target, maka :
Cn = Ca
Cn-1 = Capaian dibawahnya
Cn+1= Capaian diatasnya

Laporan Kinerja 2017 16


P E R E N C A N A A N K I N E R J A

stabilize, merupakan Selain evaluasi capaian kinerja, DJKN juga

berada dalam suatu rentang target tertentu. meningkatkan awareness


Apabila hasil perhitungan nilai capaian
IKU melampaui target, akan menghasilkan feedback
nilai maksimal 120%. Karena IKU stabilize
mengharapkan capaian dalam rentang tertentu di dilaksanakan dalam bentuk asistensi yang
sekitar target, maka capaian yang dianggap paling
baik adalah capaian yang tepat sesuai dengan dan Keuangan Setjen, perwakilan dari Sekretariat
target. DJKN dan perwakilan dari unit yang direviu (dari

Perkembangan Implementasi
Pengelolaan Kinerja

dengan pelaksanaan evaluasi untuk memastikan

kinerja Kemenkeu-One dilaksanakan secara


rutin setiap triwulan melalui Rapat Pimpinan

pada unit tersebut.

Pembahasan meliputi evaluasi capaian kinerja Gambaran umum mengenai hasil reviu
Kemenkeu-One
strategis, dan current issue. Untuk pembahasan
capaian kinerja Kemenkeu-One tersebut menjelaskan perbandingan penilaian
tahun 2017 dilaksanakan pada tanggal
Kementerian dan DJKN, yang merupakan agregat
evaluasi capaian sampai dengan 31 Desember nilai reviu Kemenkeu-One s.d. Kemenkeu-Five.

sebesar 108,68%.

17 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Perbandingan Nilai Reviu Pengelolaan Kinerja DJKN
dengan Kemenkeu

Perencanaan 86,40
91,03

Strategis Cascading dan 90,23


91,39

Alignment 98,69
97,78

Pelaksanaan 95,13
88,81

Monitoring dan Evaluasi 96,47


89,17

Tindak Lanjut Monev 100,0


84,1

Nilai Reviu 93,81


89,89

DJKN Kemenkeu

Kinerja Tahun 2017 menunjukkan bahwa diantaranya peningkatan kualitas perencanaan

menunjukkan kualitas sangat baik adalah cascading


dan alignment (90,23), perencanaan kegiatan pada masing-masing unit sampel.

evaluasi (100). Sedangkan dalam hal perencanaan


strategis, DJKN telah melaksanakannya dengan
cascading
kinerja DJKN berada di atas nilai kementerian. dan alignment; (2) penyempurnaan penyusunan
Peta strategi, parameter IKU dan penetapan IS;
atas nilai Kementerian yaitu perencanaan strategis,
cascading dan alignment, perencanaan kegiatan, jawab pada masing-masing level jabatan. Hal lain
yang perlu menjadi perhatian adalah ketepatan

cascading dan evaluasi capaian kinerja khususnya pada level


alignment. Kemenkeu-Two serta peningkatan pemahaman

pada DJKN mengalami peningkatan yang cukup

Laporan Kinerja 2017 18


BAB 3
A K U N T A B I L I T A S
K I N E R J A

Capaian Kinerja Organisasi

Kinerja Lainnya

Realisasi Anggaran

19 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 20
A K U N T A B I L I T A S
K I N E R J A

Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran capaian kinerja Direktorat Jenderal pengukuran kinerja tersebut, diperoleh data
Kekayaan Negara (DJKN) tahun 2017 dilakukan bahwa capaian Nilai Kinerja Organisasi (NKO) DJKN
dengan cara membandingkan antara target adalah sebesar 108,68%. Nilai tersebut berasal dari
(rencana) dan realisasi Indikator Kinerja Utama capaian kinerja pada masing-masing perspektif
(IKU) pada masing-masing perspektif. Dari hasil sebagai berikut:

Kinerja DJKN
Nilai Kinerja Organisasi : 108,68%

Stakeholders perspective Customers perspective Internal Process Learning and growth


Bobot: 25% Bobot: 15% perspective perspective
Capaian kinerja: 29,74% Capaian kinerja: 15.70% Bobot: 30% Bobot: 30%
Capaian kinerja: 30.90% Capaian kinerja: 32,34%

Capaian Kinerja IKU DJKN Tahun 2017

1 IKU
1 IKU
4.76 %
4.76 %
Dari 21 IKU Kemenkeu-One terdapat:

19 IKU

90.48 %

21 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Penjelasan capaian IKU untuk setiap sasaran
strategis adalah sebagai berikut:

Sasaran Strategis 1 : Pengelolaan


Kekayaan Negara Yang Optimal

Kegiatan pengelolaan kekayaan negara meliputi Pengelolaan kekayaan negara dikatakan optimal
perencanaan dan penganggaran; pengadaan; apabila seluruh aset dapat diutilisasi, dapat
penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan memberikan dampak positif bagi pengamanan
pemeliharaan; pemindahtanganan; penghapusan; aset negara, dan dapat meningkatkan penerimaan
penilaian; penatausahaan; pengawasan/ negara. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,
pengendalian. Pengelolaan kekayaan negara yang
dilaksanakan oleh DJKN meliputi tugas pengelolaan masing pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel
barang milik negara, pengelolaan kekayaan negara berikut:
dipisahkan, pengelolaan kekayaan negara lain-
lain, penilaian, pengurusan piutang negara, dan
pelayanan lelang.

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Rasio utilisasi aset terhadap total aset tetap 70% 81,63% 116,61%

2. Persentase manfaat ekonomi pengelolaan kekayaan 1,44 Triliun 2,232 Triliun 120%
negara

3. Rasio dana aktif BUMN/Lembaga di bawah 2,66 3,19 119,92%


Kementerian Keuangan terhadap total ekuitas

Uraian mengenai ketiga IKU tersebut adalah Untuk memastikan utilisasi atas aset negara
sebagaimana berikut ini. berjalan dengan optimal, maka ditetapkanlah
indikator kinerja utama (IKU) “rasio utilisasi aset
terhadap total aset tetap”. Objek utilisasi pada
indikator ini meliputi aset-aset tetap yang dimiliki
Utilisasi pada umumnya mengacu pada proses oleh negara. Berdasarkan data pada LKPP, aset
pendayagunaan sumber daya. set sebagai salah tetap selalu memiliki porsi terbesar dengan nilai
satu sumber daya yang harus benar-benar
diutilisasi dengan optimal. Proses utilisasi aset dari tahun ke tahun. Berikut ini adalah data
harus dilakukan berdasarkan hasil analisis highest pertumbuhan aset tetap pada LKPP tahun
and best use principle. Berdasarkan prinsip ini, 2004 – Semester I 2017 (dalam triliun rupiah).
aset dapat optimal apabila seluruh kapasitas
yang dimiliki difungsikan secara optimal sehingga
mampu memenuhi asas legal (legally permissible),
(physically possible), kelayakan
, dan produktivitas
maksimal (maximally productive).

Laporan Kinerja 2017 22


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

1.921,68
1.852,04
1.694,00
1.709,85
1.921,79
Kenaikan nilai aset akibat
adanya program inventarisasi 1.726,00 1.714,58
dan penilaian dan peningkatan
belanja modal
979,00
Penurunan disebabkan
oleh mulai diterapkannya
penyusutan atas aset
443,49 tetap
314,17 673,34

344,61
229,07

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 S1 2017

Oleh karena itu, penggunaan indikator ini berfungsi Opportunity Loss


untuk memastikan aset negara, terutama aset Aset Idle
tetap, benar-benar diberdayakan dengan optimal,
sehingga berdampak pada adanya nilai tambah Dalam kondisi-kondisi tertentu, terutama
(value added) serta menghilangkan opportunity loss akibat perencanaan yang tidak matang, aset
atas aset tersebut. Nilai tambah yang diharapkan yang diperoleh tidak selalu digunakan sesuai
dari utilisasi atas aset negara adalah sebagai dengan perencanaan awal. Selain itu, negara
berikut: juga memiliki kewenangan dalam menetapkan
kebijakan dan strategi pengelolaan aset.
Melalui kebijakan tersebut, maka aset-aset
dalam kondisi idle atau di bawah kapasitas
penggunaan dapat dioptimalkan, baik melalui
Aset yang diperoleh dari belanja ABPN pemanfaatan kepada sektor privat sehingga
harus benar-benar digunakan sesuai menambah penerimaan negara maupun
dengan perencanaan awal sehingga belanja digunakan untuk kepentingan publik.
pemerintah menjadi efektif.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Ruang lingkup utilisasi yang diukur pada indikator ini adalah sebagai berikut:

No Jenis Utilisasi Rincian Utilisasi Objek Pengukuran

1. Pemanfaatan a. Sewa a. nilai aset yang disewakan


b. Kerja Sama Pemanfaatan (KSP) b. nilai aset yang di-KSP-kan
c. Bangun Guna Serah (BGS) c. nilai aset yang di-BGS-kan
d. Bangun Serah Guna (BSG) d. nilai aset yang di-BGS-kan
e. Pinjam Pakai e. nilai aset yang dipinjampakaikan
f. Kerja Sama Penyediaan Infrastruktur f. nilai aset yang di-KSPI-kan
(KSPI)

2. Penetapan Status a. penetapan status penggunaan dari a. nilai aset yang ditetapkan status
Penggunaan perolehan APBN atau perolehan penggunaannya
lainnya yang sah b. nilai aset yang ditetapkan status
b. penetapan status penggunaannya pengggunaannya karena hibah masuk
karena hibah masuk c. nilai aset yang dikonversi sebagai
c. penetapan aset untuk penyertaan penyertaan modal
modal pemerintah, d. nilai transaksi SBSN yang diterbitkan
d. penetapan aset sebagai underlying
asset penerbitan Surat Berharga
Syariah Negara (SBSN)

3. Hibah hibah atas aset untuk kepentingan nilai aset yang dihibahkan
sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan
penyelenggaraan pemerintah daerah

4. Tukar Menukar tukar-menukar aset nilai aset baru hasil tukar- menukar

5. Penetapan Bantuan Penetapan BPYBDS pada BUMN nilai BPYBDS yang ditetapkan
Pemerintah yang Belum /badan usaha lainnya.
Ditetapkan Statusnya
BPYBDS)

Target IKU tahun 2017 ditetapkan sebesar 70%. perbandingan antara akumulasi nilai aset yang
Hal ini berarti 70% dari total aset tetap yang telah diutilisasi dibandingkan dengan jumlah
dimiliki negara harus sudah memiliki status aset tetap dalam LBMN. Target sebesar 70%
utilisasi. Total aset tetap didasarkan pada nilai aset didasarkan pada tren realisasi dan target yang
tetap pada Laporan Barang Milik Negara, yang telah ditetapkan pada dokumen perencanaan
meliputi: tanah; peralatan dan mesin; gedung dan strategis (renstra) tahun 2015—2019. Berikut ini
bangunan; jalan, irigasi, dan jaringan; aset tetap adalah perbandingan antara target dan realisasi
lainnya; dan konstruksi dalam pengerjaan. Ratio tahun 2016, target dan realisasi tahun 2017, serta
utilisasi aset terhadap total aset tetap merupakan target pada renstra.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

40% 45% 62,40% 44% 70% 81,63%

Laporan Kinerja 2017 24


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Formula pengukuran kinerja ditetapkan sama dengan tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut:

Periode
Formula
Pengukuran

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Polarisasi data ditetapkan menggunakan


maximize, dimana semakin tinggi nilai rasio aset
yang diutilisasi, maka capaian akan semakin (Rp1.568,68 triliun) dari total aset telah ditetapkan
tinggi. Indikator ini diukur dan dilaporkan secara
triwulanan dengan jenis konsolidasi periode take pertumbuhan utilisasi aset dari tahun 2010-2017
last known value (realisasi yang digunakan adalah (dalam triliun rupiah).
angka pada periode pengukuran terakhir).

1.568,68

1.345,18
Target
1.158,71
Realisasi

835,65
714,98
537,36 592,09
374,16 443,80
258,44 313,29
155,13 208,29
52,69 105,73
3,34

2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

25 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


No Surat Persetujuan/ Jenis Utilisasi Nilai
Penyampaian

1. KMK-653/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 129.000.000.000.000


pada Kementerian Pertahanan RI

2. S-1349/KN/2017 dan Penetapan Barang Milik Negara untuk Underlying Asset 95.000.000.000.000
S-1843/KN/2017 Penerbitan SBSN Tahun 2017

3. KMK-690/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 5.108.438.235.916


pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

4. KMK-623/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 4.842.786.518.643


pada Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi Republik Indonesia

5. KMK-636/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 4.412.984.645.780


pada Kementerian Pertahanan RI

6. KMK-688/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 3.777.409.401.427


pada Kementerian Pertahanan

7. KMK-42/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 2.992.850.336.162


pada Lembaga Sandi Negara

8. KMK-13/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 2.968.302.310.003


pada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat

9. KMK-148/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 2.536.416.019.000


pada Kementerian Pertahanan

10. KMK-695/KM.6/2017 Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara 1.773.866.096.861


pada Kementerian Pertahanan

Capaian ini dihasilkan dari beberapa tindakan, 2. Implementasi Peraturan Menteri Keuangan
baik berupa perumusan maupun pelaksanaan Nomor 52/PMK.06/2016 tentang Perubahan
kebijakan yang telah dilaksanakan, seperti: atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 244
1. Penerbitan Keputusan Menteri Keuangan /PMK.06/2012 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Nomor 229/KM.6/2016 tentang Pelimpahan Pengawasan dan Pengendalian Barang Milik
Sebagian Wewenang Menteri Keuangan Negara, yang mampu mendorong peningkatan
yang telah Dilimpahkan kepada Direktur kepatuhan dan kesadaran Kementerian/
Jenderal Kekayaan Negara kepada Pejabat Lembaga dalam menertibkan penatausahaan
di Lingkungan Direktorat Jenderal Kekayaan dan pengelolaan aset pada lingkup masing-
Negara untuk dan atas nama Menteri masing Kementerian/Lembaga.
Keuangan Menandatangani Surat dan/
atau Keputusan Menteri Keuangan, yang Lembaga yang memiliki nilai aset besar, seperti
mampu merelaksasi (debottlenecking) proses Kementerian PUPR, Kementerian Pertahanan,
pemberian persetujuan utilisasi pada kantor TNI, Kepolisian, Kementerian Perhubungan,
pusat, kantor wilayah, KPKNL, dan satuan kerja dan lainnya untuk mengakselerasi utilisasi aset
Kementerian/Lembaga sehingga menjadi lebih pada kementerian tersebut.

Laporan Kinerja 2017 26


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

4. Pelaksanaan Program Penilaian Kembali 2. nilai kewenangan pemberian persetujuan


Barang Milik Negara (BMN) pada seluruh utilisasi secara umum masih terpusat pada
Kementerian/Lembaga, dimana dalam kantor pusat; dan
program tersebut memeriksa kembali
bagaimana kualitas utilisasi aset pada masing- pengelolaan aset yang masih belum optimal.
masing satuan kerja Kementerian/Lembaga. adalah sasaran
5. Koordinasi intensif dengan Direktorat Jenderal akhir yang ingin diwujudkan. Oleh karena
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko terkait itu, diperlukan rencana aksi yang sistematis
dengan penyiapan dan penyampaian Daftar dan terukur untuk mewujudkannya secara
Nominasi Aset sebagai underlying asset bertahap. Rencana aksi yang akan dilakukan
penerbiatan SBSN. untuk meningkatkan pencapaian kinerja
utilisasi pada tahun 2018 antara lain:
Utilisasi aset negara merupakan salah satu 1. memaksimalkan penggunaan data hasil
proses penting dalam standar pengelolaan aset pelaksanaan Program Penilaian Kembali BMN
yang profesional dan akuntabel. Jika ditilik dari dalam menelusuri aset idle dan menetapkan
sejarah, pengelolaan aset negara seringkali strategi pengelolaannya;
menjadi momok bagi pemerintah, ketika laporan 2. piloting permohonaan persetujuan utilisasi
keuangan pemerintah pusat (LKPP) diperiksa oleh aset secara online melalui Sistem Informasi
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Hingga tahun Manajemen Aset Negara;
2008, LKPP selalu mendapat opini disclaimer,
dimana salah satu penyebabnya adalah terkait persetujuan utilisasi pada instansi vertikal
dengan pengelolaan aset negara. Namun, melalui (kantor wilayah dan kantor pelayanan) serta
reformasi keuangan negara, salah satunya di satuan kerja Kementerian/Lembaga;
bidang pengelolaan aset, opini tersebut mulai 4. merumuskan kebijakan pengelolaan portofolio
menunjukkan peningkatan, hingga pemerintah aset untuk memetakan strategi pengelolaan
mendapat opini wajar dengan pengecualian (WDP) di masa mendatang, sehingga setiap aset
untuk pertama kali pada tahun 2009, dan wajar memiliki solusi atas utilisasi yang harus
tanpa pengecualian (WTP) pada tahun 2016. Opini dilakukan; dan
WTP tersebut tentu tidak akan diperoleh ketika ada 5. meningkatkan jumlah portofolio aset kelolaan
aset negara yang tidak dicatat dan dikelola Lembaga Manajemen Aset Negara untuk
dengan baik.
utilisasi aset negara.
Pada tahun 2017, banyak tantangan yang harus
dihadapi untuk memaksimalkan pencapaian
kinerja utilisasi, terutama berkaitan dengan
beberapa hal seperti:
1. kepatuhan penyampaian laporan pengawasan Nilai manfaat ekonomi pengelolaan kekayaan
dan pengendalian pengelolaan BMN oleh negara merupakan nilai penerimaan negara yang
satuan kerja Kementerian/Lembaga masih telah masuk ke kas negara dan nilai penghematan
belum optimal (6.856 satuan kerja tidak belanja yang diperoleh dari hasil pengelolaan
menyampaikan dan 416 satuan kerja kekayaan negara. Nilai penerimaan negara berasal
terlambat menyampaikan, dari 24.546 total dari 1) PNBP dari pengelolaan aset, 2) PNBP dari
jumlah satuan kerja); BUMN/Lembaga di bawah pembinaan Kemenkeu,

27 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


administrasi pengurusan piutang negara, dan 4) penelusuran hasil pemanfaatan aset.
Cost saving dari pengelolaan aset
dengan lebih intens terutama atas keputusan
Nilai manfaat ekonomi pengelolaan kekayaan pemanfaatan aset yang telah dikeluarkan dan
pemanfaatan yang tidak sesuai ketentuan.

miliar. BMN untuk memetakan BMN Idle yang belum


2. PNBP pengelolaan investasi sebesar Rp 788,51 dilaporkan dan memanfaatkan BMN yang
miliar. belum sesuai ketentuan.

miliar. Rencana aksi yang akan dilakukan untuk


4. PNBP pengurusan piutang negara sebesar meningkatkan pencapaian manfaat ekonomi
Rp 19,64 miliar. pengelolaan kekayaan negara pada tahun 2018
Masih banyaknya BMN idle yang belum adalah melaksanaan Program Penilaian Kembali
dioptimalkan dan pemanfaatan BMN BMN sebagai salah satu media pengawasan
belum sesuai ketentuan berimplikasi pada dan pengendalian (wasdal) terutama dalam
aset yang tidak menjadi sumber daya aktif memetakan BMN Idle yang belum dilaporkan dan
pemanfaatan BMN yang belum sesuai ketentuan.
alternatif penerimaan negara. Salah satu
permasalahannya adalah peran pengawasan
dan pengendalian pengelolaan BMN belum
sepenuhnya efektif. Tindakan yang telah Kementerian Keuangan terhadap total ekuitas
dilaksanakan untuk mencapai target IKU ini IKU ini mengukur seberapa baik kinerja
antara lain : pelaksanaan mandat BUMN/Lembaga di bawah
Kementerian Keuangan sebagai .
kerja sama pemanfaatan, kemitraan, hibah, Nilai rasio dana aktif BUMN/Lembaga di bawah
dukungan terhadap program pemerintah, Kementerian Keuangan terhadap total ekuitas
seperti dukungan lahan untuk program sejuta
rumah, hibah kepada pemerintah daerah, dan 2,66 dengan persentase capaian sebesar 119,92%.
lain-lain. Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
mengukur nilai manfaat ekonomi pengelolaan 2017, serta target pada renstra.
kekayaan negara.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

2,29 2,29 2,80 2,66 2,66 3,19

Laporan Kinerja 2017 28


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Berikut adalah realisasi rasio dana aktif terhadap total ekuitas tiap BUMN/Lembaga:

No BUMN/Lembaga Dana Aktif Ekuitas Rasio


(triliun rupiah) (triliun rupiah)

1. LPEI 119,88 21,36 5,61

2. PT SMI 52,75 34,17 1,54

3. PT SMF 34,09 7,85 4,34

4. PT PII 35,63 10,26 3,47

5. PT GDE 0,74 2,63 0,28

Total 243,089 76,269 3,19

Meskipun telah mencapai traget, namun jika dilihat


lebih mendetail, capaian rasio dana aktif pada pembinaan dan pengawasan BUMN di bawah
BUMN/lembaga di bawah Kementerian Keuangan Kemenkeu.
tidak merata (PT SMI dan PT GDE masih di bawah
target), hal ini akan berimplikasi pada peran tentang Pengelolaan Kinerja Direksi
beberapa BUMN/Lembaga di bawah Kementerian dan Dewan Komisaris pada Perusahaan
Perseroan (Persero) di Bawah Pembinaan dan
tidak optimal. Pengawasan Menteri Keuangan

Akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini Rencana aksi yang akan dilakukan adalah
diantaranya adalah peraturan terkait pembinaan menyusun IKU tahun 2018 yang dapat mengukur
dan pengawasan BUMN/Lembaga dibawah kualitas leveraging dana aktif yang telah disalurkan.
Kemenkeu belum memadai, selain itu belum
optimalnya perangkat evaluasi yang dapat Sasaran Strategis 2 : Kepuasan
mengukur kualitas leveraging atas dana aktif yang Pengguna Layanan
telah disalurkan. Namun demikian, tindakan yang
telah dilakukan untuk mengatasi permasalahan Tingkat kepuasan pengguna layanan yang
tersebut adalah : tinggi diukur berdasarkan hasil survei kepuasan
pengguna layanan oleh lembaga independen. Hasil
terhadap kinerja keuangan/kesehatan survei yang positif akan meningkatkan citra DJKN.
perusahaan BUMN/Lembaga di bawah Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Kementerian Keuangan.
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Indeks kepuasan pengguna layanan 4,22 4,37 103,55%

29 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


IKU ini mengukur kualitas layanan DJKN dilihat dari yang tidak sesuai ketentuan”. Apabila unsur-unsur
perspektif para pengguna layanan. Berdasarkan di atas tidak ditingkatkan maka kualitas pelayanan
survei tahun 2017, hasil yang diperoleh cukup DJKN akan kembali menurun. Berikut ini adalah
tinggi. Namun demikian masih terdapat beberapa perbandingan antara target dan realisasi tahun
aspek yang perlu ditingkatkan, yaitu unsur “waktu 2016, target dan realisasi tahun 2017, serta target
pelayanan”, “kesesuaian prosedur”, dan “pungutan pada renstra.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

4,16 4,16 4,20 4,22 4,22 4,37

Dilihat dari perkembangan realisasi IKU dari langkah mitigasinya. Rencana aksi yang akan
tahun 2016 sampai 2017 mengalami kenaikan dilakukan untuk meningkatkan pencapaian
indeks, artinya tingkat kepuasan terhadap indeks kepuasan pengguna layanan pada tahun
layanan yang diberikan kepada stakeholder 2018 adalah digitalisasi proses bisnis yang
di bidang pengelolaaan kekayaan negara, memungkinkan status layanan dapat dipantau
pengurusan piutang negara dan lelang semakin secara online dan realtime dan evaluasi SOP untuk
meningkat. Meskipun demikian, masih terdapat layanan-layanan unggulan
akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini
diantaranya proses bisnis masih belum mampu Sasaran Strategis 3 : Kepatuhan Yang
mengintegrasikan layanan yang dilaksanakan oleh Tinggi Atas Peraturan Pengelolaan
dua atau lebih unit sehingga pelayanan menjadi Kekayaan Negara
end-to-end basis dan digitalisasi layanan online
belum optimal. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,

Tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi Persentase kepatuhan penyampaian Rencana
masalah tersebut adalah mengevaluasi titik rawan Kebutuhan Barang Milik Negara (RK-BMN) dan
setiap prosedur yang berpotensi memperlambat laporan pengawasan dan pengendalian (wasdal)
pemberian layanan, untuk kemudian disusun pengelolaan BMN, dengan capaian sebagai berikut:

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase kepatuhan penyampaian RK-BMN dan 80% 84,60% 105,75%


laporan wasdal pengelolaan BMN

IKU ini mengukur tingkat kepatuhan penyampaian RK-BMN dan laporan wasdal pengelolaan BMN oleh

Berikut ini adalah perbandingan antara target dan realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun 2017,
serta target pada renstra.

Laporan Kinerja 2017


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

66,67% 80% 96% 66,67% 80% 84,60%

Terlihat pada tabel di atas, capaian realisasi tahun Sasaran Strategis 4 : Perumusan
2017 menurun dibandingkan tahun 2016, hal Kebijakan Yang Berkualitas
ini disebabkan karena kepatuhan penyampaian
laporan wasdal masih cukup rendah, yaitu 6.856 Perumusan kebijakan merupakan kegiatan
satuan kerja tidak menyampaikan dan 416 yang bertujuan untuk menyelesaikan kebijakan-
satuan kerja terlambat menyampaikan, sehingga kebijakan (payung hukum) yang nantinya
berimplikasi pada pengelolaan BMN menjadi tidak digunakan sebagai dasar hukum pelaksanaan
optimal. tugas dan fungsi di lingkungan DJKN. Kebijakan
yang berkualitas dapat diidentifkasi dari beberapa
Akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini hal seperti: 1) penyelesaian peraturan tepat waktu
adalah wasdal belum dilakukan secara aktif 2) peraturan tersebut tidak bertentangan dengan
dan digitalisasi pelaporan wasdal masih belum
optimal. Tindakan yang telah dilakukan adalah hal yang diperlukan dalam pengelolaan kekayaan
mengevaluasi titik rawan setiap prosedur negara, penilaian, piutang negara, dan lelang.
yang berpotensi memperlambat pemberian
layanan, untuk kemudian disusun langkah Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
mitigasinya. Rencana aksi yang akan dilakukan
untuk meningkatkan pencapaian IKU pada dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
tahun 2018 adalah digitalisasi proses bisnis yang
memungkinkan status layanan dapat dipantau
secara online dan realtime dan evaluasi SOP untuk
layanan-layanan unggulan.

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Indeks penyusunan/penyempurnaan peraturan 70 89,38 120%

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Realisasi peraturan yang ditetapkan oleh penyampaian peraturan ke Menteri Keuangan
Dirjen Kekayaan Negara (meliputi Perdirjen diukur dengan indeks 70, harmonisasi dan legal
atau Kepdirjen yang bersifat mengatur) dan drafting di Biro Hukum dengan indeksasi 80 (untuk
atau peraturan yang selesai dibahas di DJKN RKMK dan RPMK), sedangkan capaian realisasi
untuk disampaikan kepada pihak di luar DJKN diukur dengan rata-rata indeks penyusunan/
untuk diproses lebih lanjut (meliputi Undang- penyempurnaan.
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan
Menteri Keuangan, atau Keputusan Menteri
Keuangan). Indeksasi capaian IKU diukur melalui rata-rata peraturan yang telah diselesaikan, yaitu
tahapan penyelesaian peraturan, misalnya untuk

Dit BMN

1. PMK Nomor 21/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pendanaan Pengadaan Tanah Bagi Proyek 100
Strategis Nasional dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan Tanah Oleh Lembaga Manajemen Aset
Negara tanggal 22 Februari 2017

2. Perdirjen Kekayaan Negara Nomor 1/KN/2017 tentang Pedoman Pembinaan Pengelolaan Barang 100
Milik Negara tanggal 17 Februari 2017

4. PMK Nomor 165/PMK.06/2017 tentang Penyusutan BMN Berupa Aset Tetap pada Pemerintah 100
Pusat pada tanggal 12 Mei 2017)

5. Perpres 75 Tahun 2017 tentang Penilaian kembali BMN/D tanggal 1 Agustus 2017 100

6. MK Nomor 118/PMK.06/2017 tanggal 28 Agustus 2017 tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian 100
Kembali Barang Milik Negara)

7. KMK Nomor 781/KM.6/2017 tanggal 19 Desember 2017 tentang Perubahan Ketujuh atas 100

Negara

8. RPMK Pengganti PMK No 4 tentang Pendelegasian kewenangan pengelola ke pengguna 50

9. RPMK perubahan PMK 111/2016 ttg Tatacara Pemindahtanganan BMN 50

10. KMK Objek Asuransi 60

Laporan Kinerja 2017


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Dit KND

1. PMK Nomor 105/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pengusulan, Pengangkatan, dan Pemberhentian 100
Dewan Direktur Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia

2. PMK Nomor 106/PMK.06/2017 tentang Pengelolaan Kinerja Direksi dan Dewan Komisaris pada 100
Perusahaan Perseroan (Persero) di Bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri Keuangan.

3. PMK Nomor 108/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Penetapan Nilai Kekayaan Awal Perguruan 100
Tinggi Badan Hukum

4. PMK Nomor 135/PMK.06/2017 tentang perubahan kedua atas PMK 78/PMK.06/2015 tentang tata 100
cara pengangkatan dan pemberhentian anggota direksi Persero di bawah pembinaan dan
pengawasan Menteri Keuangan

5. RPMK tentang Penghapusan Aset pada BUMN di Bawah Pembinaan dan Pengawasan Menteri 50
Keuangan.

6. RPMK tentang Pedoman Penetapan Penghasilan Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan 50
Perseroan (persero) di bawah Kemenkeu. Progress : Telah dilakukan pembahasan pada tanggal 5
September 2017 dan diperoleh masukan untuk memasukkan beberapa hal dalam Lampiran ke
dalam batang tubuh RPMK.

7. RPMK tentang Penghapusbukuan dan Penghapustagihan Piutang LPEI 50

8. RPMK tentang Perubahan PMK 260/PMK.06/2015 tentang Tata Cara Penetapan Penggunaan 50
Surplus dan Kapitalisasi Modal LPEI

Dit PNKNL

1. PMK Nomor 102/PMK.06/2017 tentang Keanggotaan dan tata kerja PUPN 100

2. KMK Nomor 724/KM.6/2017 tentang format naskah dinas dan produk hukum PUPN 100

3. KMK Nomor 376/MK.6/2017 tentang pedoman pelaksanaan tindak lanjut hasil inventarisasi dan 100
penilaian BMN yang berasal dari perjanjian kerja sama /kontrak pengusahaan pertambangan
generasi I.

4. Perdirjen Nomor 06/KN/2017 tentang petunjuk teknis pengurusan piutang negara. 100

5. Kepdirjen Nomor 207/KN/2017 tentang penggunaan aplikasi sistem manajemen informasi 100
pengurusan piutang negara

6. Kepdirjen Nomor 151/KN/2017 tentang pedoman inventarisasi aset eks BPPN. 100

7. Kepdirjen nomor 171/KN/2017 tentang pedoman teknis penatausahaan, pemeliharaan, dan 100
pengamanan aset eks BPPN, eks kelolaan PT PPA, dan eks BDL di lingkungan DJKN

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Dit Lelang

1. PMK No 156/PMK.06/2017 tentang Penerapan Prinsip Mengenali Pengguna Jasa bagi Balai Lelang, 100

2. PMK No 38/PMK.06/2017 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pelelang, 100

3. KMK No 420 tentang Uraian Jabatan Fungsional Pelelang di Lingkungan DJKN, 100

4. PMK No 189/PMK.06/2017 tentang Pejabat Lelang Kelas II, 100

5. PMK No 45/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pemeriksaan PL Kelas II, 100

6. PMK No 46/PMK.06/2017 tentang Tata Cara Pemeriksaan Balai Lelang. 100

Dit Penilaian

1. Revisi PMK 166 tentang Penilaian BMN (telah disampaikan ke Menteri Keuangan dengan ND- 100
143/KN/2017 tanggal 15 Juni 2017. Saat ini telah terbit PMK 111/2017

2. PMK-132/PMK.06/2017 tentang Juknis Jafung Penilai Pemerintah tanggal 3 Oktober 2017 dan 100 100
diundangkan dengan nomor berita negara 1382

RATA - RATA 89.38

Berikut ini adalah perbandingan antara target dan realisasi tahun 2016 dan 2017.

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


100% 135,71% 70 89,38
(23 peraturan) (38 peraturan)

Target dapat tercapai karena adanya kerja sama Sasaran Strategis 5 : Penatausahaan
dan harmonisasi antara unit inisiator peraturan Dan Pengamanan Kekayaan Negara
dengan unit pengharmonisasi peraturan untuk Yang Akuntabel
maupun penggabungan peraturan. Rencana Penatausahaan merupakan rangkaian kegiatan
aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan yang meliputi pembukuan, inventarisasi, dan
pencapaian IKU pada tahun 2018 adalah pelaporan kekayaan negara sesuai ketentuan yang
berlaku yang bertujuan untuk mewujudkan tertib
jumlah maupun substansi. administrasi dan mendukung tertib pengelolaan
kekayaan negara. Pengamanan merupakan
rangkaian kegiatan pengamanan kekayaan

administrasi, dan pengamanan hukum.

Laporan Kinerja 2017


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Pentausahaan dan pengamanan yang akuntabel


adalah penatausahaan dan pengamanan
yang dilaksanakan sesuai dengan kaidah atau
peraturan yang berlaku sehingga hasilnya dapat
dipertanggungjawabkan. Dalam pencapaian

ditabulasikan dalam tabel berikut :

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase bidang tanah BMN yang direkomendasikan 100% 137,60% 120%


untuk disertipikatkan (3.000 bidang) (4.128 bidang)

2. Deviasi nilai aset tetap antara LKPP dengan LBMN 1% 0,1% 120%

3. Deviasi proyeksi perencanaan kas pemerintah pusat 5% 448,35% 0

Uraian mengenai ketiga IKU tersebut adalah sebagaimana berikut di bawah ini.

tentang Pensertipikatan BMN Berupa Tanah,


BMN berupa tanah harus disertipikatkan atas
nama Pemerintah RI cq KL yang menguasai
dan/atau menggunakan BMN.
direkomendasikan oleh DJKN kepada Kementerian
ATR/BPN tidak dapat terpenuhi seluruhnya. Dari pensertipikatan yang telah dimulai sejak
4.128 bidang yang diusulkan, bidang tanah yang
dan pendataan melalui program aplikasi
SIMANTAP.
berdampak pada beberapa hal sebagai berikut:
dan pembentukan tim yang terdiri dari unsur
pihak-pihak di luar pemerintah. Kementerian Keuangan (dhi. DJKN) dan

2017.
LKPP.
berupa tanah yang anggotanya terdiri dari
tanah tidak berada pada Kementerian Keuangan pihak DJKN dan Kementerian ATR/BPN.
(DJKN) sehingga alokasi sumber daya sebagian
besar di luar kendali DJKN. Namun demikian Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
tindakan yang telah dilaksanakan adalah: realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.
Keuangan dan Kepala BPN nomor : 186/
PMK.06/2009 dan nomor : 24 tahun 2009

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

2.850 bidang 2.200 bidang 3.534 bidang 2.850 bidang 100% 137,60%
(3.000 bidang) (4.128 bidang)

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk sesuai ketentuan, hal ini berimplikasi pada nilai
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 aset pada LKPP tidak diyakini kewajarannya.
adalah melakukan pemantauan perkembangan Akar permasalahannya adalah pengawasan
terhadap penatausahaan BMN pada K/L belum
dapat dilakukan secara menyeluruh dan sistem
informasi penyusunan LKPP dan LKKL belum
terintegrasi. Namun demikian, tindakan yang telah
dilaksanakan dalam pencapaian IKU ini adalah:
Deviasi merupakan tingkat penyimpangan antara
nilai aset tetap dalam LKPP dengan nilai aset
tetap dalam LBMN. Realisasi diperoleh dari rata- Rekonsiliasi Data Barang Milik Negara dan
rata deviasi per periode (selisih antara nilai aset Pemuktahiran Data Barang Milik Negara
tetap pada LBMN dengan nilai aset tetap LKPP
dibandingkan dengan nilai aset tetap sesuai LBMN) dan pengawasan penatausahaan BMN
dengan rincian: (terutama persediaan).
Q1 : Deviasi antara LBMN 2016 Unaudited
dengan LKPP 2016 Unaudited, Nilai Deviasi Q1 : terkait penatausahaan BMN pada K/L.

Q2: Deviasi antara LBMN 2016 Audited dengan PMK.02/2016 tentang Penatausahaan BMN
LKPP 2016 Audited, Deviasi Q2: Rp96.892.191.040
(0,005 %) memastikan Kanwil dan KPKNL melalukan
pengendalian penatausahaan BMN pada
satuan kerja

Sehingga rata-rata deviasi tahun 2017 mencapai secara menyeluruh salah satunya melalui BMN
0,1 % Award.
Penatausahaan BMN pada K/L belum sepenuhnya Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
sesuai ketentuan. Sesuai temuan BPK atas realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
LKPP Tahun 2016, terdapat penatausahaan 2017, serta target pada renstra.
persediaan dan aset tak berwujud yang belum

Laporan Kinerja 2017


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

1,8% 1% 0,127% 1,5% 1% 0,1%

Hal ini menunjukkan bahwa selisih nilai aset tetap Q1: Deviasi sebesar 1,12% diperoleh dari rata-
pada LKPP dibandingkan dengan LBMN semakin rata deviasi penerimaan kas sebesar 2,24% dan
kecil sehingga kedepannya diharapkan nilai pembiayaan keluar sebesar 0%
aset tetap pada LKPP akan sama dengan LBMN
dan menjadi laporan yang akuntabel. Rencana rata deviasi penerimaan kas sebesar 79,91% dan
aksi yang akan dilakukan untuk meningkatkan pembiayaan keluar sebesar 0%
pencapaian IKU pada tahun 2018 adalah
melakukan integrasi sistem informasi penyusunan rata deviasi penerimaan kas sebesar 24,21% dan
LKPP dan LKKL. pembiayaan keluar sebesar 0%

dan pembiayaan keluar sebesar 14,82%


Sampai dengan Q4, maka deviasinya adalah
Deviasi proyeksi perencanaan kas adalah gap
antara perkiraan/proyeksi dengan realisasi yang Salah satu sumber penerimaan kas di lingkungan
merupakan gabungan dari penerimaan dan DJKN adalah hasil transaksi lelang dari pelaksanaan
pengeluaran. Penerimaan meliputi penerimaan eksekusi aset kredit eks BLBI. Oleh karena itu,
perpajakan termasuk penerimaan PPH migas tentunya akan sulit untuk memproyeksikan hasil
dan bea/cukai, penerimaan PNBP, Hibah dan transaksinya terutama dari dua aspek: 1) laku/tidak
penerimaan pembiayaan. Pengeluaran meliputi laku dan 2) nilai kenaikan hasil transaksi, hal ini
belanja pemerintah pusat non utang dan non akan berimplikasi pada akurasi perencanaan kas
subsidi, belanja kewajiban SBN dan pinjaman masuk rendah.
luar negeri belanja subsidi energi dan non energi,
belanja transfer ke daerah dan dana desa, Akar permasalahan akibat dari tidak tercapainya
serta dana investasi pemerintah dan kewajiban IKU ini adalah transaksi lelang bersifat bidding
penjaminan. Data proyeksi yang dimaksud bukan sehingga cukup sulit untuk diproyeksikan nilai
merupakan data yang terdapat pada target hasil transaksinya. Namun demikian tindakan
APBN/P, namun merupakan proyeksi riil terhadap yang telah dilaksanakan adalah mengupayakan
pendapatan/belanja/pembiayaan yang dapat konsistensi jadwal pelaksanaan lelang sesuai
dieksekusi. dengan yang telah direncanakan. Berikut ini adalah
Rincian capaian deviasi proyeksi perencanaan kas perbandingan antara target dan realisasi
pemerintah pusat, adalah sebagai berikut: tahun 2016 dan 2017.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


5% 0,07% 5% 448,35%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk selesai. Pengurusan piutang negara yang optimal
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun apabila dapat menyelesaikan Berkas Kasus Piutang
2018 adalah pemetaan secara akurat sumber- Negara (BKPN) yang masih diurus oleh DJKN,
sumber penerimaan kas, pemutakhiran rencana berhasil melakukan penagihan piutang negara, dan
penerimaan kas secara berkala, pemantauan memberikan kontribusi bagi penerimaan negara.
pelaksanaan lelang.
Lelang adalah penjualan barang yang dilakukan
Sasaran Strategis 6 : Pengurusan Piutang secara terbuka untuk umum dengan didahului
Negara Dan Pelaksanaan Lelang Yang dengan adanya pengumuman lelang. Pelaksanaan
Optimal
lelang yang kompetitif dengan terjualnya barang
Piutang Negara adalah jumlah uang yang wajib yang dilelang minimal sesuai dengan harga dasar/
dibayar kepada negara atau badan-badan yang limit lelang dan memberikan kontribusi bagi
baik secara langsung maupun tidak langsung penerimaan negara.
dikuasai oleh negara, berdasarkan suatu Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
peraturan, perjanjian atau sebab apapun.
Tahapan pengurusan piutang negara dimulai sejak masing pencapaiannya ditabulasikan dalam tabel
diterimanya penyerahan piutang negara sampai dibawah ini:
dengan piutang negara dinyatakan lunas atau

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase hasil pengurusan piutang negara 100% 104,53% 104,53%

2. Persentase hasil lelang 100% 127,20% 120%

Uraian mengenai kedua IKU tersebut adalah


sebagaimana berikut ini. berkas kasus piutang negara (BKPN). Adapun
capaian kinerja masing-masing aspek dapat dilihat
pada tabel di bawah.

IKU ini mengukur kinerja pengurusan piutang


negara melalui tiga aspek, yaitu 1) nilai piutang
yang dapat diselesaikan, 2) nilai biaya administrasi

Laporan Kinerja 2017


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

PNDS

Target (Miliar) Realisasi (Miliar) % Bobot % x Bobot


348 296,21 85,12% 30% 25,54%

Biad PPN

Target (Miliar) Realisasi (Miliar) % Bobot % x Bobot


27,84 19,65 70,58% 20% 14,116%

Penyelesaian BKPN

Target (Miliar) Realisasi (Miliar) % Bobot % x Bobot


16.529 21.447 129,8% 50% 64,877%

Potensi penyelesaian/penagihan piutang dengan


oustanding besar hanya berasal dari piutang untuk melakukan pemblokiran, pencegahan,
eks. obligor dimana sarat dengan permasalahan dan paksa badan terhadap debitur-debitur
hukum, hal ini berimplikasi pada pengurusan potensial.
piutang negara yang tidak optimal, terutama dari
aspek PNDS (nilai piutang yang dapat diselesaikan) potensial.
dan perolehan biaya administrasi pengurusan.
Akar permasalahan dalam pencapaian IKU ini kualitas penatausahaan piutang negara.
dalah barang jaminan atas piutang negara eks.
obligor pada umumnya bermasalah baik dari aspek potensial.
dokumen kepemilikan (masa berlaku telah habis)
untuk memperbaiki basis data nilai piutang
pihak ketiga); tidak adanya penjaminan piutang negara.
instansi pemerintah; dan kurangnya akurasi basis
data piutang negara. Namun demikian tindakan tidak berpotensi untuk ditagih.
yang telah dilaksanakan adalah :
dan realisasi tahun 2016, target dan realisasi
memetakan debitur potensial. tahun 2017, serta target pada renstra.

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

349 M 100% 124% 348 M 100% 104,53%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk


meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 terbatas pada kalangan tertentu.
adalah melakukan peningkatan kualitas basis data
nilai piutang negara melalui sistem informasi Focus (masih adanya pungutan dan pelayanan yang
PN sehingga kebijakan penyelesaian setiap BKPN tidak sesuai norma waktu).
lebih jelas dan terarah.
Namun demikian, tindakan yang telah
dilaksanakan adalah:
e-auction
Hasil lelang terdiri dari pokok lelang dan PNBP untuk meningkatkan awareness masyarakat/
yang berasal dari lelang. Sampai dengan triwulan pemohon/pembeli terhadap e-auction.
IV tahun 2017, realisasi pokok lelang sebesar
mendukung e-auction.
Rp12,85 T. Sementara realisasi PNBP dari lelang
DJKN (Direktorat Lelang) dengan pihak
pemohon lelang potensial, seperti perbankan,
lelang tersebut untuk frekuensi lelang TAP (tidak kejaksaan, dll. Mou ini merupakan bagian
ada penawaran) masih tinggi sehingga hasil lelang peningkatan kualitas perencanaan lelang agar
belum optimal. Beberapa akar masalah dari tidak menumpuk di akhir periode.
pencapaian IKU ini diantaranya adalah:

rawan gugatan, sehingga berdampak pada Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
turunnya reputasi lelang. realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

10,71 T 100% 124% 12,85 T 100% 127,2%

Laporan Kinerja 2017 40


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Pengawasan merupakan suatu kegiatan yang
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 dilaksanakan oleh pihak internal maupun
adalah implementasi kebijakan untuk menurunkan eksternal, yang bertujuan untuk memastikan
lelang TAP seperti: pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan
1) pengembangan produk lelang instant auction, sesuai dengan perencanaan dan mengikuti
extended auction, rollover auction, hybrid prosedur/ketentuan yang berlaku. Pengendalian
auction, dan auction day, merupakan tindakan korektif yang dilaksanakan
2) pengembangan strategi pemasaran lelang. apabila dari hasil pengawasan ditemukan adanya
penyimpangan atau kendala. Pengawasan dan
melalui implementasi Jabatan fungsional pengendalian dapat dikatakan efektif apabila
pelelang. pengawasan dan pengendalian yang dilakukan
mampu mendukung tercapainya tujuan kegiatan.
Sasaran Strategis 7 : Pengawasan Dan Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Pengendalian Yang Efektif
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase rekomendasi BPK atas LKPP dan LK BUN 75% 76,88% 102,51%
yang telah ditindaklanjuti

2. Indeks kinerja BUMN/Lembaga di bawah Kemenkeu 100% 98,11% 98,11%

3. Rata-rata Indeks kualitas laporan keuangan BA 999.03 4 4 120%


dan BA 999.99

Uraian mengenai ketiga IKU tersebut adalah sebagaimana berikut ini.

kendali DJKN. Pemutakhiran status tindak lanjut


temuan ditentukan oleh BPK. Akar permasalahan
atas pencapaian IKU ini dapat dianalisis adalah:
Saldo temuan pada LKPP terdapat 17 temuan
dan seluruhnya sudah diusulkan selesai ke BPK, progress tindak lanjut rekomendasi BPK
sedangkan di dalam LKBUN terdapat 47 temuan atas pemeriksaan LKPP dan LKBUN yang
melibatkan antara BPK dan Pemerintah
Dalam matriks temuan tersebut terdapat tindak (termasuk DJKN).
lanjut yang statusnya sudah “Diusulkan Selesai”
oleh DJKN, tetapi berdasarkan Laporan Hasil juga menjadi tanggung jawab beberapa unit
Pemantauan Tindak Lanjut BPK ternyata masih di luar DJKN. Dalam kondisi ini, meskipun dari
dinyatakan “Belum Sesuai/Selesai”. Hal ini berakibat sisi DJKN sebenarnya sudah selesai tindak
pergerakan status tindak lanjut rekomendasi yang lanjutnya, tetapi jika tindak lanjut dari UIC
telah dilakukan DJKN, yaitu dari status yang lain belum selesai, maka status tindak
atau “Diusulkan Selesai” menjadi “Sesuai/ lanjutnya belum bisa dinyatakan selesai.
Selesai” menjadi tidak jelas karena sifatnya di luar

41 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


rekomendasi BPK yang telah dilaksanakan oleh
Hasil Pemantauan Tindak Lanjut BPK tidak DJKN.
sesuai dengan tindak lanjut terkini yang telah
dilaksanakan dan dilaporkan oleh DJKN. Keuangan (DJKN, DJPB, dan Itjen) dan
koordinasi dengan auditor BPK dalam rangka
Dari permasalahan tersebut, tindakan yang telah percepatan penyelesaian status tindak lanjut
dilaksanakan adalah: rekomendasi pemeriksaan.

Direktorat APK, DJPB selaku koordinator direktorat teknis.


temuan LKPP dan LKBUN, untuk melaporkan Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
progress terkini terkait tindak lanjut realisasi tahun 2016 dan 2017.

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


50% 50,39% 75% 76,88%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Dari rincian tersebut, terntara diketahui bahwa
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 kinerja PT SMI, PT GDE, dan LPEI masih di
adalah melakukan pemantauan penyelesaian bawah target kinerja. Akar permasalahan tidak
rekomendasi temuan LKPP dan LK BUN melalui tercapainya beberapa target pada IKU BUMN/
sistem informasi yang telah dibangun oleh BPK. Lembaga meliputi :
Melalui sistem informasi ini, diharapkan proses
penentuan tuntas/tidaknya temuan menjadi lebih 1. Tidak tercapainya target outstanding PT SMI
cepat. dikarenakan perencanaan dana oleh debitur
yang masih kecil dan belum tercapainya target
komitmen pembiayaan dan investasi. Hal ini
terjadi karena beberapa proyek masih belum
mencapai . (faktor kesiapan
IKU ini mengukur nilai kinerja organisasi BUMN/ proyek);
Lembaga di bawah Kemenkeu. IKU ini bertujuan 2. Berdasarkan hasil analisis capaian IKU LPEI
untuk memastikan bahwa setiap BUMN/Lembaga tahun 2017 diketahui masih terdapat empat
di bawah Kementerian Keuangan memiliki kinerja IKU dengan nilai dibawah 80%, yaitu laba
yang baik dan menjalankan perusahaan sesuai bersih, rasio NPL gross, pelaksanaan mandat
dengan manda yang diberikan oleh Menteri Penugasan Khusus Ekspor (PKE), dan tingkat
Keuangan. Rincian indeks kinerja pada BUMN/ suku pembiayaan LPEI dibandingkan Suku
Lembaga tersebut adalah sebagai berikut: Bunga Dasar Kredit (SBDK) Perbankan.
1. PT PII: 105,21%* Adapun tiga IKU dengan nilai antara 81%
2. PT SMF: 105,40% sampai dengan 92%, antara lain: Rasio BOPO,
share pembiayaan kepada direct exporter
4. PT GDE : 92,20%* potensial dan jasa terhadap total pembiayaan,
5. LPEI : 92,10%* pertumbuhan pembiayaan segmen UKME.
*Nilai Prognosa

Laporan Kinerja 2017 42


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Tindakan yang telah dilaksanakan dalam


pencapaian IKU ini adalah: pembinaan dan pengawasan BUMN/Lembaga.

pengawasan kepada BUMN/Lembaga di bawah Kemenkeu.


bawah Kemenkeu, baik melalui Dewan
Komisaris maupun secara langsung terutama dan realisasi tahun 2016 dan 2017.
untuk BUMN/Lembaga yang belum memenuhi
target.

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi

100% 101,26% 100% 98,11%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk


meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 telah diusulkan selesai, namun belum mendapat
adalah monitoring dan evaluasi capaian kinerja tanggapan dari BPK. Hal ini disebabkan karena
secara triwulanan. tidak jelasnya jadwal pembahasan progress tindak
lanjut rekomendasi BPK atas pemeriksaan LKPP
dan LKBUN yang melibatkan antara BPK dan
Pemerintah (termasuk DJKN). Tindakan yang telah
dilaksanakan adalah seluruh rekomendasi BPK
IKU ini bertujuan untuk mengukur kualitas laporan atas temuan LKBUN telah diusulkan selesai.
Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
realisasi tahun 2016 dan 2017.
LKPP/LKBUN tahun 2016. Meskipun demikian,

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


4 3,75 4 4

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk


meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 melalui sistem informasi yang telah dibangun
adalah: oleh BPK.

Keuangan (DJKN, DJPB, dan Itjen) dan Sasaran Strategis 8 : Sdm Yang
koordinasi dengan auditor BPK dalam rangka Kompetitif
percepatan penyelesaian status tindak lanjut
rekomendasi pemeriksaan. SDM yang kompetitif adalah SDM yang memiliki
kualitas kepemimpinan yang kuat, kompetensi

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


teknis yang mumpuni, serta tingkah laku
yang sesuai dengan nilai-nilai organisasi.
Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN

dapat dilihat pada berikut:

Capaian IKU pada Sasaran Strategis SDM yang kompetitif

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase pemenuhan standar soft dan 90% 93,36% 103,73%


hard competency

hard competency : di bidang teknis sesuai tusinya;

Dengan jumlah SDM yang terbatas, penempatan/ pegawai yang ditugaskan diklat di bidang
mutasi pegawai belum dapat sepenuhnya teknis oleh Sekretariat DJKN; dan
mempertimbangkan kesesuaian kompetensi,
dan hal ini berimplikasi pada pegawai tidak bagi pegawai-pegawai tertentu yang tidak
memiliki kompetensi teknis yang memadai dalam memenuhi kriteria agar dapat mengikuti diklat.
melaksanakan tugas. Namun demikian, tindakan Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
yang telah dilaksanakan dalam pencapaian IKU ini realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
adalah: 2017, serta target pada renstra.

bekerjasama dengan BPPK;

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

85% 89% 91,12% 85% 90% 93,36%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Sasaran Strategis 9 : Organisasi Yang
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 Kondusif
adalah:
Organisasi yang kondusif tercermin dengan
hanya disesuaikan dengan kebutuhan unit, adanya perilaku anggota organisasi yang
tapi juga kompetensi yang dimiliki. memiliki komitmen kuat terhadap organisasi,
hubungan yang harmonis di antara setiap anggota
potensi pengembangan.

Laporan Kinerja 2017 44


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

organisasi, serta motivasi dan etos kerja yang kerja; mekanisme penyampaian pendapat
tinggi. Organisasi kondusif dapat tercipta jika dan tingkat kebebasan dalam menyampaikan
beberapa faktor berikut dapat berjalan dengan pendapat; serta program peningkatan
baik antara lain pola komunikasi dan hubungan- kesejahteraan (termasuk pola jenjang karir).
hubungan dalam interaksi antar personal Dengan organisasi yang kondusif, pencapaian
yang mempengaruhi suasana kerja; program tujuan organisasi akan berjalan dengan baik.
pengembangan SDM dan kualitas kerja; alur Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
dan prosedur pelaksanaan kegiatan, model jalur
koordinasi dan konsultasi dalam pelaksanaan dapat dilihat pada tabel berikut:

Capaian IKU pada Sasaran Strategis SDM yang kompetitif

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase implementasi inisiatif RBT 90% 91% 101,11%

2. Indeks tata kelola organisasi 76 87,97 115,75%

Uraian mengenai kedua IKU tersebut adalah adalah penyusunan peraturan cukup bergantung
sebagaimana berikut ini. pada pihak lain, sehingga hal ini memelukan
koordinasi yang cukup intensif dan pembangunan
sistem informasi dan penyelesaian kajian juga
memerlukan waktu yang cukup dan koordinasi
Output (acceptance criteria) atas milestone pada dengan berbagai pihak agar sistem informasi
Inisiatif Strategis (IS) 14 dan Inisiatif Strategis (IS) 15 dan kajian yang dihasilkan berkualitas. Namun
didominasi oleh peraturan, sistem informasi, dan demikian, tindakan yang telah dilaksanakan
adalah:
dengan revisi PMK Nomor 4/PMK.06/2015 tentang
Pendelegasian wewenang masih memerlukan (IS) secara periodik.
kajian lebih lanjut. Sedangkan untuk pelaksanaan
uji publik RUU LPPI belum dapat dilakukan, bersifat prioritas.
mengingat RUU tersebut masuk dalam daftar
Prolegnas 2018, hal ini berimplikasi pada dan profesional) dalam rangka penyusunan
peraturan, sistem informasi, serta kajian yang Laporan Potensi Fiskal SDA.
belum selesai berdampak pada terkendalanya
proses pelaksanaan kegiatan. Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
Akar permasalahan atas pencapaian IKU ini realisasi tahun 2016 dan 2017.

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


87% 91% 90% 91%

45 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Pada survei MOFIN, aspek motivasi pegawai masih
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 rendah, pengakuan reward dan punishment
adalah: tidak adil dan berimbang, penilaian kinerja tidak
mencerminkan beban kerja, tidak ada mekanisme
yang terkait dengan penyusunan peraturan. yang menampung ide pegawai. Sedangkan dalam
evaluasi AKIP pada LAKIN belum selarasnya
akademisi dalam menyusun kajian. renstra, kontrak kinerja, dan penganggaran.
Hal ini berimplikasi pada organisasi pada level
low management menjadi tidak sehat dan
perencanaan dan pelaksanaan anggaran tidak
Tata kelola organisasi terdiri dari 2 komponen: terkait langsung dengan kinerja. Akar masalah
pada pencapaian IKU ini adalah:
Organisasi)
2. Penilaian eksternal-bobot 70% pengelolaan kinerja.
a. Nilai pembangunan integritas, Survei oleh reward dan punishment lebih
KPK dan peers K/L; memperhatikan aspek administrasi.
b. Nilai AKIP oleh KemenPAN-RB;
Indeks tata kelola menggunakan skala 0-100, untuk belum ada.
unit eselon I pengukuran Indeks Tata Kelola terdiri
dari: dan penganggaran belum sepenuhnya selaras.

Organisasi) elemen organisasi pada tahun 2016.


2. Penilaian Itjen-bobot 70%
a. Nilai pembangunan integritas, Survei oleh kualitas kontrak kinerja.
Itjen;
b. Nilai AKIP unit eselon I oleh Itjen; keselarasan renstra, kontrak kinerja, dan
Capaian IKU ini terdiri dari: penganggaran.

Berikut ini adalah perbandingan antara target dan


realisasi tahun 2017 dan target pada renstra.
bobot 75%

2017

Target Renstra Target Kontrak Kinerja Realisasi


77 76 87,97

Laporan Kinerja 2017 46


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk Sistem Manajemen Informasi yang andal akan
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 terwujud dengan adanya pengelolaan layanan
adalah: Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang
andal yaitu dengan penyediaan dan pemenuhan
layanan TIK, serta penyelesaian gangguan
menampung ide pegawai layanan TIK kepada pengguna layanan TIK sesuai
ketentuan yang disepakati pada Katalog Layanan
dan penganggaran secara terintegrasi. TIK, SLA, dan atau Business Impact Analysis (BIA).
Dalam pencapaian sasaran strategis ini, DJKN
Sasaran Strategis 10 : Sistem Informasi
Manajemen Yang Terintegrasi dapat dilihat pada tabel berikut:

Capaian IKU pada Sasaran Strategis Sistem Informasi Manajemen yang terintegrasi

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Tingkat downtime sistem TIK 1% 0,22% 120%

2. Persentase implementasi sistem informasi yang 100% 100% 100%


mendukung proses bisnis

3. Indeks implementasi IT Service Management 80 93 116,25%


Tahap I

Uraian mengenai kedua IKU tersebut adalah Akar masalah dari pencapaian IKU ini adalah
sebagaimana berikut ini. terhentinya layanan e-auction yang disebabkan
oleh gangguan pada infrastruktur TIK ataupun core
downtime K system e-auction yang meliputi: Server/Operating
System (OS), aplikasi dan database yang dikelola
Downtime sistem TIK adalah terhentinya layanan oleh DJKN maupun Pusintek. Namun demikian,
TIK yang memiliki tingkat kritikalitas sangat tinggi tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi
dari masing-masing Unit Eselon I yang disebabkan permasalahan ini adalah:
oleh gangguan pada infrastruktur TIK ataupun core
system layanan. Terhentinya layanan e-auction dengan menggunakan alat ukur atau alat
DJKN dapat menyebabkan terjadinya pembatalan monitoring yang disepakati.
lelang; terganggunya pelaksanaan lelang
sehingga harga yang terbentuk tidak optimal; dan di Data Center Kemenkeu di Jakarta maupun
ketidakpuasan pengguna jasa lelang terhadap Disaster Recovery Center (DRC) di Balikpapan.
layanan e-auction DJKN. Hal ini berimplikasi real-time pada setiap
penggunaan aplikasi e-auction.

negara berupa berkurangnya/hilangnya potensi Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
Bea Lelang, dan penurunan citra Kementerian realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
Keuangan dhi. DJKN. 2017, serta target pada renstra.

47 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Rencana aksi yang akan dilakukan untuk
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun
2018 adalah terus melakukan pemantauan aktif
secara real-time pada setiap penggunaan aplikasi
e-auction.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

76 1% 0,08% 77 76 87,97

Focus PN merupakan sistem informasi yang


mendukung proses bisnis pengurusan piutang
Sistem informasi yang mendukung proses bisnis negara.
adalah sistem informasi yang dapat membantu
pelaksanaan proses bisnis inti (core business) di SIP merupakan sistem informasi yang
lingkungan DJKN, sehingga pelaksanaan pekerjaan mendukung proses bisnis penilaian. Pada

sistem informasi yang akan dikembangkan dan


diimplementasikan adalah sebagai berikut: aset. Fitur ini digunakan untuk mendukung
pelaksanaan revaluasi pada
(SIMAN) tahun 2017 dan 2018.
SIMAN merupakan sistem informasi yang Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
mendukung proses bisnis pengelolaan aset realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
negara. 2017, serta target pada renstra.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

85% 100% 100% 90% 100% 100%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk


meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018
adalah terus melakukan pemantauan aktif secara
real-time pada setiap penggunaan sistem informasi Implementasi ITSM Tahap I diterjemahkan
yang mendukung proses bisnis. sebagai ketersediaan Katalog Layanan TIK (ICT
Service Catalog) Kementerian Keuangan bagi

Laporan Kinerja 2017 48


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

pengguna di Lingkungan Kementerian Keuangan


dan penyusunan kajian/konsep kerangka kerja Keuangan selesai di bulan Nopember
tata kelola ITSM Kementerian Keuangan. Katalog (15%x120) = 18
Layanan TIK adalah basis data atau dokumen
terstruktur yang berisi informasi mengenai semua
layanan TIK yang masih aktif, termasuk layanan Tindakan yang telah dilaksanakan adalah:
yang tersedia untuk penggelaran (deployment).
Di lingkungan DJKN capaian atas IKU ini sudah oleh Direktur Pengelolaan Kekayaan Negara
mencapai 45 dengan rincian sebagai berikut: dan Sistem Informasi pada bulan Maret 2017.

bulan Maret (15% x 100) = 15 yang berkaitan dengan DJKN.

Layanan TIK Unit Eselon I selesai di bulan Berikut ini adalah perbandingan antara target dan
realisasi tahun 2016, target dan realisasi tahun
2017, serta target pada renstra.

2016 2017

Target Renstra Target Kontrak Realisasi Target Renstra Target Kontrak Realisasi
Kinerja Kinerja

- 100% 100% 80 93 116%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk sesuai rencana yang telah ditetapkan dan dapat
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 dipertanggungjawabkan. Dokumen yang dipakai
adalah melakukan pembahasan dengan Pusintek dalam pengelolaan anggaran adalah DIPA, yang
untuk penetapan Service Catalog Kemenkeu merupakan dokumen pelaksanaan anggaran
yang sesuai ketentuan menjadi dasar pengelolaan
Sasaran Strategis 11 : Pengelolaan belanja. Dalam pencapaian sasaran strategis ini,
Anggaran Yang Optimal
dapat dilihat pada tabel berikut:
Salah satu sumber daya organisasi sektor publik/
pemerintahan adalah anggaran. Anggaran
yang tersedia harus dikelola dengan optimal

Indikator Kinerja Target Realisasi Kinerja

1. Persentase kualitas pelaksanaan anggaran 95% 101,62% 106,97%

49 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


IKU ini mengukur kualitas pelaksanaan anggaran ouput tidak challenging, dan tidak ada batasan
dilihat dari tiga aspek, yaitu 1) penyerapan
anggaran, 2) capaian output hasil perhitungan IKU yangtidak mencerminkan
kualitas perencanaan anggaran. Akar masalah
baru dapat diketahui pada akhir tahun. Adapun dalam pencapaian IKU ini adalah ouput kurang
capaian sampai dengan 2017 adalah sebagai berkualitas dan target ouput tidak challenging.
berikut: Tindakan yang telah dilaksanakan untuk mengatasi
masalah ini adalah melakukan pemantauan
pelaksanaan anggaran dari sisi capaian output,

Berikut ini adalah perbandingan antara target dan


Adanya penambahan pagu terkait revaluasi realisasi tahun 2016 dan 2017, serta target pada
BMN, ouput kurang berkualitas dan target renstra.

2016 2017

Target Realisasi Target Realisasi


95% 101,72% 95% 101,62%

Rencana aksi yang akan dilakukan untuk untuk membangun database BMN yang lebih baik
meningkatkan pencapaian IKU pada tahun 2018 untuk kepentingan pengelolaan BMN di kemudian
adalah menetapkan target output riil berdasarkan
target kinerja sehingga lebih challenging. Lingkup Revaluasi BMN sebagaimana diamanatkan
dalam Perpres Nomor 75 Tahun 2017 tentang
Penilaian Kembali Barang Milik Negara/Daerah,
Kinerja Lainnya difokuskan pada aset tetap yang terdiri dari tanah,
gedung/bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan.
Selain dari 21 (dua puluh satu) IKU yang ditetapkan Revaluasi BMN ditargetkan selesai dilaksanakan
oleh DJKN dengan capaian sebagaimana diuraikan pada akhir triwulan III tahun 2018, dengan total
di atas, DJKN juga telah melakukan kegiatan/
partisipasi yang tak kalah pentingnya terkait Pendaftaran (NUP) yang tersebar di 14.918 satuan
dengan tugas dan fungsi DJKN. Kinerja lain kerja di seluruh tanah air. Untuk tahun 2017, target
tersebut adalah sebagai berikut:
NUP dan untuk tahun 2018 sebanyak 577.521 NUP.

data kinerja revaluasi sebagai berikut.

Penilaian kembali (revaluasi) Barang Milik Negara


(BMN) dilaksanakan dengan tujuan untuk (i) dibandingkan target revaluasi sebanyak
memperoleh nilai aset tetap yang updated dalam
laporan keuangan sesuai dengan nilai wajarnya; 2. Berdasarkan hasil revaluasi diperoleh nilai
(ii) untuk meningkatkan leverage BMN sebagai
underlying asset untuk penerbitan SBSN; (iii) triliun, dengan demikian terdapat kenaikan

Laporan Kinerja 2017 50


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

7,5%. Proyek Bendungan untuk menjamin


nilai buku sebesar Rp678 triliun. ketahanan air dan mendukung terpenuhinya
kebutuhan air baku dalam melayani rumah tangga,
perkotaan, dan industri. Keberadaan bendungan
Rp0,29 triliun dan nilai wajar hasil revaluasi juga bermanfaat untuk penyediaan sumber irigasi
sebesar Rp1,67 triliun. pertanian, sumber energi PLTA, dan mereduksi
potensi banjir.

Alokasi pembiayaan investasi terkait infrastruktur


lainnya adalah Penyertaan Modal Negara (PMN)
sebesar Rp2 triliun guna mendukung PT Kereta
merealisasikan Rp60,71 triliun dari alokasi Api Indonesia (Persero) dalam rangka penugasan
anggaran pembiayaan investasi sebesar Rp60,74 penyelenggaraan operasional prasarana dan
triliun atau sebesar 99,95%. Dari total realisasi sarana Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor,
tersebut sebesar Rp42,16 triliun atau 69,41% Depok, Bekasi (Jabodebek). Proyek LRT mengacu
dari total investasi APBN-P 2017 ditujukan kepada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor
untuk pembiayaan sektor infrastruktur. Hal 49 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas
ini menunjukkan komitmen yang tinggi dari Peraturan Presiden Nomor 98 tahun 2015 tentang
Pemerintah Republik Indonesia dalam mendorong Percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/
percepatan infrastruktur nasional. LRT Terintegrasi di wilayah Jabodebek. Hal ini
menunjukkan bentuk komitmen pemerintah untuk
Porsi terbesar pembiayaan investasi dialokasikan meyakinkan bahwa PT KAI (Persero) mendapatkan
pada Badan Layanan Umum Lembaga Manajemen kecukupan ekuitas untuk me-leverage pendanaan
pinjaman.

investasi BLU LMAN ditujukan untuk uang ganti Pemerintah juga mengalokasikan anggaran
kerugian pengadaan tanah proyek infrastruktur kewajiban penjaminan sektor infrastruktur
jalan tol, perkeretaapian, pelabuhan, dan
bendungan. Pengadaan lahan tersebut khususnya
diperuntukkan bagi Proyek Strategis Nasional (PSN) percepatan pembangunan infrastruktur nasional
yang merupakan proyek infrastruktur sebagai
upaya mewujudkan Nawacita dalam kehidupan pembiayaan infrastruktur daerah kepada BUMN.
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Manfaat Percepatan pembangunan pembangkit tenaga
proyek jalan tol dapat mendukung pencapaian lsitrik yang menggunakan batu bara (Proyek
sasaran pembangunan jalan tol sepanjang 1.000 10.000 MW Tahap 1), penyediaan air minum
km pada tahun 2019 sehingga dapat meningkatkan sesuai amanat Perpres nomor 29 tahun 2009,
pertumbuhan ekonomi baik secara langsung kerjasama pemerintah dengan badan usaha
maupun dari meningkatnya melalui Badan Usaha Penjaminan Infrastruktur
konektivitas dan aksesibilitas. Proyek transportasi (BUPI), percepatan pembangunan jalan tol di
untuk menurunkan biaya logistik dan mendorong
tahun 2015, dan pembiayaan infrastruktur melalui
pencapaian pembangunan jalur Kereta Api pinjaman langsung dari Lembaga Keuangan
Internasional kepada BUMN merupakan program
peningkatan pangsa muatan angkutan barang pembangunan infrastruktur nasional yang dijamin
kereta api minimal 5% dan angkutan penumpang oleh Pemerintah.

51 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Selanjutnya, terdapat alokasi Penyertaan Modal mendukung penurunan porsi/beban Pemerintah
Negara sebesar Rp2 triliun pada PT Sarana Multi dalam KPR FLPP dan Program Subsidi Selisih Bunga
Infrastruktur (Persero)/PT SMI dan Rp1 triliun pada (SSB). PMN kepada PT SMF juga memberikan
PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia/PT PII. daya ungkit (leverage) sumber dana bagi pasar
Sasaran output atas PMN kepada PT SMI (Persero) primer pembiayaan perumahan sehingga dapat
yaitu mendukung proyek-proyek infrastruktur mendukung pengembangan pasar pembiayaan
strategis nasional, proyek prioritas, atau KPBU sekunder perumahan untuk mendukung program
melalui pembiayaan, jasa konsultasi, maupun Pemerintah di bidang perumahan rakyat.
penyiapan proyek, antara lain pembiayaan proyek
jalan tol Trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi
Besar. Tak kalah penting adalah PMN untuk PT
PII yang meningkatkan kapasitas PT PII (Persero) Pembentukan Holding BUMN Industri
dalam melakukan penjaminan proyek, antara lain Pertambangan dilatarbelakangi beberapa
: 1) beberapa proyek yang sedang dalam proses fakta bahwa sumber daya yang dimiliki dan
penjaminan seperti proyek pembangunan PLTU cadangan mineral maupun batubara yang besar
dan proyek air minum; 2) beberapa proyek baru belum diolah lebih lanjut secara optimal untuk
yang diusulkan oleh Penanggung Jawab Proyek meningkatkan nilai tambah sebagai akibat
Kerjasama (PJPK) untuk mendapatkan penjaminan keterbatasan kemampuan pendanaan untuk
melakukan investasi. Hal ini turut didukung pula
mendukung penugasan dalam rangka pemberian oleh skala perseroan yang relatif masih lebih
jaminan Pemerintah Pusat untuk pembiayaan rendah dibandingkan kompetitor (asing) dan
infrastruktur melalui pinjaman langsung dari LKI terfokusnya pada komoditas tertentu sehingga
kepada BUMN.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47
Pemerintah juga berkomitmen untuk Tahun 2017 tentang Penambahan Penyertaan
mengalokasikan investasi bagi infrastruktur Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam
perumahan. Hal tersebut ditunjukkan dengan Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT
alokasi dana bergulir pada BLU Pusat Pengelolaan Indonesia Asahan Aluminium, Negara melakukan
Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) sebesar penambahan penyertaan modal ke dalam modal
saham PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero).
pada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero)/ Penambahan penyertaan modal negara dimaksud
PT SMF. Alokasi dana bergulir pada BLU PPDPP berasal dari pengalihan seluruh saham Seri B
digunakan untuk mendanai program FLPP milik Negara Republik Indonesia pada PT Aneka
dengan target kredit pemilikan rumah (KPR) Tambang (Persero) Tbk., PT Timah (Persero) Tbk.,
bagi MBR dalam bentuk KPR Sejahtera dengan dan PT Bukit Asam (Persero) Tbk. serta pengalihan
target output sebanyak 40.000 unit. Sedangkan seluruh saham milik Negara Republik Indonesia
PMN kepada PT SMF (Persero) dalam APBN pada Freeport Indonesia kepada PT Indonesia
tahun 2017 akan digunakan untuk memperkuat Asahan Aluminium (Persero). Nilai penambahan
struktur permodalan sehingga meningkatkan penyertaan modal negara dimaksud ditetapkan
kemampuan PT SMF dalam menjalankan fungsinya oleh Menteri Keuangan berdasarkan usulan
sebagai fasilitas likuiditas dalam Menteri Badan Usaha Milik Negara, dengan rincian
mendukung terselenggaranya penyaluran KPR-
FLPP Kementerian Perumahan Rakyat dengan
menyediakan likuiditas bagi penyalur KPR
yang menjalankan program Pemerintah dan

Laporan Kinerja 2017 52


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

No Nama Perseroan Terbatas Jumlah Saham Nilai

1. PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. 15.619.999.999 Rp16.902.338.000.000,00

2. PT Timah (Persero) Tbk. 4.841.053.951 Rp6.241.547.115.597,00

3. PT Bukit Asam (Persero) Tbk. 1.498.087.499 Rp18.347.365.779.027,00

4. PT Freeport Indonesia 21.300 Rp7.255.450.397.220,00

TOTAL Rp48.746.701.291.844,00

Penambahan penyertaan modal negara tersebut pembentukan holding lebih controllable


mengakibatkan status PT Aneka Tambang (Persero) dikarenakan pelaksanaan shareholder action ini
Tbk., PT Timah (Persero) Tbk., dan PT Bukit Asam tidak banyak bersinggungan dengan ketentuan di
(Persero) Tbk., berubah menjadi perseroan bidang pasar modal. Adapun pemilihan Inbreng
terbatas yang tunduk sepenuhnya pada Undang- Saham (share swap) merujuk pada Peraturan
Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 tentang
Terbatas dan PT Indonesia Asahan Aluminium Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor
(Persero) menjadi Pemegang Saham PT Aneka 44 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyertaan
Tambang Tbk., PT Timah Tbk., PT Bukit Asam Tbk., dan Penatausahaan Modal Negara pada Badan
dan PT Freeport Indonesia. Usaha Milik Negara dan Perseroan Terbatas.
Opsi ini dipilih karena Pemerintah tidak perlu
Perubahan status tersebut bukan berarti bahwa mengeluarkan dana atau tambahan pendanaan.
Negara akan kehilangan kendali terhadap PT Aneka Pembentukan Holding BUMN Industri
Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Bukit Asam Pertambangan diyakini memiliki lebih banyak
Tbk. Negara tetap dapat memiliki kontrol terhadap keunggulan dibandingkan penggabungan usaha
PT Aneka Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT (Merger) BUMN Industri Pertambangan atau
Bukit Asam Tbk. perusahaan tersebut melalui menjalankan BUMN Industri Pertambangan seperti
kepemilikan saham Seri A (Dwi Warna) sehingga saat ini (as is). Keunggulan yang dapat diperoleh
kebijakan strategis yang dilakukan oleh PT Aneka antara lain proses restrukturisasi BUMN Industri
Tambang Tbk., PT Timah Tbk., dan PT Bukit Asam Pertambangan melalui pembentukan holding
Tbk. tetap memerlukan persetujuan Negara. BUMN Industri Pertambangan relatif lebih efektif
Hal ini juga ditekankan dalam Pasal 2A ayat (2) dan optimal dibandingkan dengan penggabungan
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2016 yang
menjelaskan bahwa perusahaan yang kehilangan sehingga dapat lebih kuat menghadapi siklus harga
statusnya sebagai BUMN karena dilaksanakannya komoditas.
proses holding harus tetap dimiliki sahamnya oleh
Pemerintah dalam bentuk saham dengan hak Secara umum tujuan lain pembentukan holding
istimewa yang diatur dalam anggaran dasar. BUMN Industri Pertambangan adalah peningkatan

Pemilihan PT Indonesia Asahan Aluminium


(Persero) sebagai induk holding BUMN Industri business
Pertambangan diprediksi akan mempercepat, scale untuk bersaing di regional dan internasional.
mengoptimalkan, dan membuat proses Dalam jangka menengah pembentukan holding

Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


industri pertambangan bertujuan untuk dan penetapan nilai inbreng saham dari PT Aneka
mengakuisisi sumber daya yang dimiliki asing Tambang (Persero) Tbk, PT Timah (Persero) Tbk,
dan mendorong terjadinya hilirisasi. Sementara PT Bukit Asam (Persero) Tbk dan PT Freeport
itu, manfaat yang akan diperoleh antara lain Indonesia kepada PT Inalum selaku induk
peningkatan posisi keuangan dan perbaikan holdingnya. PT Inalum sebagai induk holding
likuiditas perusahaan, peningkatan nilai tambah BUMN industri pertambangan ditugaskan
komoditas indonesia melalui program hilirisasi, untuk melaksanakan pengambilan saham
divestasi Freeport melalui mekanisme korporasi
BUMN secara efektif dengan yang yang profesional dengan menjaga integritas
tidak terlalu panjang, dan penciptaan lapangan sesuai prinsip good corporate and governance
kerja baru. dan dilakukan secara transparan, bersih dari
kepentingan pihak tertentu di setiap tahapan
Selain manfaat tersebut, holding BUMN Industri sehingga kepercayaan dalam negeri dan luar
Pertambangan juga akan memberikan manfaat negeri terhadap iklim investasi di Indonesia
bagi negara dan bagi masyarakat, antara lain meningkat.
berupa: pengendalian BUMN oleh negara yang
lebih efektif; peningkatan pemasukan negara Pengambilalihan 51% saham PT Freeport Indonesia
melalui dividen, pajak dan royalty; optimalisasi juga melibatkan Pemerintah Daerah Papua saham
pengelolaan sumber daya alam Indonesia oleh sebesar 10% dan Pemerintah Pusat, dengan
perusahaan BUMN; peningkatan nilai tambah kepemilikan saham sebesar 41%. Porsi hak
komoditas Indonesia melalui pelaksanaan kepemilikan oleh Pemerintah Daerah Papua dan
program hilirisasi; pengembangan ekonomi Kabupaten Mimika tersebut telah mengakomodir
Indonesia; terciptanya lapangan kerja baru akibat hak masyarakat pemilik hak ulayat dan masyarakat
berkembangnya usaha Holding; mendukung dan yang terkena dampak usaha. Menteri Keuangan
menciptakan industri kecil baru dan mendorong berharap dengan divestasi Freeport ini dapat
meningkatkan kinerja PT Freeport sehingga bisa
tambang. memberi manfaat untuk masyarakat Papua dan
Indonesia, menopang hilirisasi industri tambang,
meningkatkan kesempatan kerja serta mendorong
pembangunan di daerah, terutama di Papua.
Pelaksanaan pengambilan saham divestasi
PT Freeport Indonesia dilaksanakan sesuai
dengan komitmen Menteri Keuangan bahwa
pengambilalihan PT Freeport dilakukan melalui Permohonan lelang terbesar hingga saat ini
mekanisme korporasi yang tidak membebani APBN bersumber dari lelang eksekusi Pasal 6 Undang-
maupun APBD. Pelaksanaan pengambilan saham Undang Hak Tanggungan dengan pemohon dari
divestasi PT Freeport juga merupakan salah satu
manfaat dari pembentukan holding BUMN Industri total permohonan lelang secara nasional sebesar
Pertambangan yang telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2017. laku lelang sebesar 9,95% (4.107) dari permohonan
lelang yang diterima. Untuk meningkatkan daya
Salah satu tugas dan fungsi DJKN cq Direktorat laku lelang, khusunya lelang eksekusi Pasal 6
KND, dalam proses penyusunan dan penetapan Undang-Undang Hak Tanggungan, DJKN dhi.
rencana holdingisasi, yakni melakukan pengkajian Direktorat Lelang telah melakukan koordinasi yang
kelayakan holding, pengusulan kepada Presiden lebih intensif dengan pihak perbankan.

Laporan Kinerja 2017 54


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

a. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. tidak optimalnya pelayanan yang dilakukan oleh
Dalam rangka optimalisasi lelang eksekusi KPKNL. Sehingga diharapkan melalui kerja sama
Pasal 6 Undang-Undang Hak Tanggungan ini penumpukkan permohonan tidak terjadi lagi
(UUHT) dan eksekusi Jaminan Fidusia, DJKN menjelang akhir tahun.
dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sepakat
melakukan penandatanganan perjanjian
kerja sama pelaksanaan lelang agunan kredit
pada tanggal 16 Juni 2017 di Kantor Pusat Lelang ekspo bertujuan untuk lebih
DJKN Jakarta. Untuk menunjang pelaksanaan memasyarakatkan lelang, memberikan sosialisasi
lelang eksekusi yang lebih optimal, DJKN terus kepada masyarakat tentang keberadaan lelang
internet dan memberikan bukti bahwa lelang
proses bisnis. Salah satu bentuknya adalah merupakan sarana jual beli yang akuntabel
penayangan objek lelang di website resmi dan mudah dilaksanakan. Salah satu faktor
DJKN agar tersosialisasikan baik kepada penting adalah lelang harus senada dengan
masyarakat luas. Sedangkankan upaya yang kemajuan teknologi dan memberikan kemudahan
dilakukan oleh Bank Mandiri adalah akan aksesibilitas kepada siapapun yang berminat untuk
menyiapkan database aset yang akan dilelang mengikuti lelang. Dengan adanya pameran lelang
secara periodik serta dokumen lelang yang ini maka diharapkan masyarakat semakin tertarik
akurat dan komprehensif. Harga limit lelang dan menjadikan lelang sebagai instrumen jual beli
pun akan dibuat lebih realistis sehingga yang transparan dan dapat dipercaya.
peningkatan laku lelang menjadi lebih baik lagi. Melalui lelang ekspo yang dilaksanakan pada
Bank Mandiri juga akan melakukan pemasaran
objek lelang yang dikemas secara menarik dan Convention Centre, DJKN telah melaksanakan lelang
mencoba memasarkannya kepada nasabah barang rampasan beberapa terpidana korupsi
prioritas Bank Mandiri.
b. PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. masyarakat terkait pelaksanaan lelang, serta
simulasi lelang. Barang rampasan dengan nilai limit

bersama Dirut PT. Bank Rakyat Indonesia


(Persero) Tbk., melakukan penandatangan nilai limit total lebih dari Rp41 juta berhasil dilelang
perjanjian kerja sama pada tanggal 7 pada Lelang Ekspo 2017 hasil kolaborasi DJKN
Nopember 2017 di Kantor Pusat DJKN. dengan Persatuan Balai Lelang Indonesia (Perbali).
Lelang Barang rampasan KPK ini dilaksanakan oleh
Salah satu hal yang diatur dalam perjanjian kerja
sama tersebut, adalah mengurangi penumpukan dilaksanakan oleh KPKNL Jakarta II.
permohonan lelang yang diajukan oleh PT. BRI
menjelang akhir tahun. Berdasarkan data DJKN,
permohonan lelang yang diajukan oleh PT BRI merupakan barang yang dilaporkan oleh penerima
kepada seluruh KPKNL melonjak di akhir tahun, jika
dibandingkan awal maupun pertengahan tahun.
Lonjakan yang tinggi dan keterbatasan sumber kepada DJKN untuk kemudian dilelang. Barang eks
daya manusia yang ada di DJKN akan berdampak

55 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


putusan hukum yang sudah berkekuatan tetap, bulan oleh Pegadaian kepada DJKN secara tertulis
diputuskan menjadi BMN yang pengelolaannya dengan waktu yang berbeda menjadi
berada dibawah Kementerian Keuangan yang sumber masalah utama terjadinya perbedaan,
dimandatkan kepada DJKN. Pengelolaan BMN
yang berasal dari barang rampasan negara oleh DJKN setiap bulannya.

Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal dari Pegadaian (Persero) melakukan penatausahaan
dan pelaporan melalui aplikasi sehingga data dari
PT. Pegadaian (Persero) dengan DJKN dilakukan
Adapun edukasi terkait pelaksanaan lelang, secara host to host (pertukaran data bea lelang
dilakukan dalam bentuk talkshow dengan salah PT. Pegadaian). Hal ini tentu saja akan dapat
satu TV swasta nasional (Kompas TV), dengan memperbaiki kondisi pelaporan sebelumnya,
narasumber Direktur Lelang. Kegiatan simulasi karena DJKN dapat secara real time mengakses
lelang dilaksanakan dengan melibatkan beberapa data Bea Lelang dari Pegadaian. Dari sisi Pegadaian
selebritis yang bersedia melelang barang-barang sendiri, dengan adanya perjanjian kerja sama
milik mereka. tersebut, maka akan memudahkan nasabah
Pegadaian dalam melaporkan dan menyetorkan
Bea Lelang secara real time.

Dalam rangka meningkatkan efektivitas Realisasi Anggaran


penatausahaan dan pelaporan Bea Lelang
yang berasal dari PT Pegadaian (Persero) Berdasarkan data realisasi penyerapan anggaran
atas pelaksanaan lelang sesuai ketentuan
perundang-undangan dilakukan sendiri oleh Online Monitoring Sistem Perbendaharaan dan
PT. Pegadaian (Persero) memberikan kontribusi Anggaran Negara (OM SPAN), realisasi DIPA DJKN
sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak. Tahun Anggaran 2017 untuk belanja barang,
DJKN dan PT. Pegadaian (Persero) sepakat belanja modal, dan belanja pegawai adalah
melakukan penandatanganan kerja sama tentang
penatausahaan dan pelaporan Bea Lelang pada
tanggal 10 Juli 2017 bertempat di Kantor Pusat PT Realisasi per-jenis belanja DJKN Tahun Anggaran
Pegadaian (Persero). 2017 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Latar belakang penandatanganan kerja sama

penatausahaan dan pelaporan Bea Lelang


PT Pegadaian (Persero) yang tercermin dari
perbedaan data antara DJKN dengan PT Pegadaian
(Persero) terkait Bea Lelang, bahkan hal ini sampai
menjadi temuan dari Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Pelaporan Bea Lelang yang dilakukan setiap

Laporan Kinerja 2017 56


A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Realisasi per-jenis belanja DJKN Tahun Anggaran 2017

Jenis Belanja Pagu Revisi Realisasi % Penyerapan

Belanja Barang 496.236.998.000 352.423.243.244 71,02%

Belanja Modal 98.306.952.000 96.059.439.353 97,71%

Belanja Pegawai 239.092.415.000 225.550.848.259 94,34%

TOTAL 833.636.365.000 674.033.530.856 80,85%

Perbandingan realisasi penyerapan DIPA per-jenis belanja untuk tahun anggaran 2015 s.d. 2017 tersaji
dalam tabel berikut.

Jenis Tahun Anggaran 2015 Tahun Anggaran 2016 Tahun Anggaran 2017
Belanja Pagu Realisasi % Pagu Realisasi % Pagu Realisasi %

Pegawai 228,28 M 220,15 M 95,83% 233,09 M 228,80 M 98,16% 239,09 M 225,55 M 94,34%

Barang 318,81 M 290,53 M 91% 365,89 M 256,26 M 70,04% 496,24 M 352,42 M 71,02%

Modal 99,28 M 93,52 M 94,20% 52,71 M 48,52 M 92,05% 98,31 M 96,06 M 97,71%

Jumlah 646,38 M 604,21 M 93,48% 651,70 M 533,58 M 81,88% 833,64 M 674,03 M 80,85%

Realisasi penyerapan anggaran DJKN pada dilaksanakan sejak bulan April 2017. Mengingat
Tahun Anggaran 2017 dipengaruhi oleh adanya dasar hukum kegiatan berupa Peraturan Presiden
Nomor 75 Tahun 2017 baru ditetapkan pada
diamanatkan dalam Instruksi Menteri Keuangan tanggal 1 Agustus 2017, kegiatan Revaluasi BMN
baru dapat dilaksanakan sejak bulan September
2017, sehingga terdapat keterbatasan waktu dalam
Budaya Kementerian Keuangan dan Surat Edaran pelaksanaan kegiatan dan turut mempengaruhi
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Nomor SE-9/ penyerapan anggaran di lingkungan DJKN.
Selain itu pada tahun 2017, DJKN melaksanakan
Implementasi Penguatan Budaya Kementerian 11 kegiatan, yang masing-masing dilaksanakan
Keuangan di Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. oleh unit eselon II dan unit vertikal sesuai dengan
Selain itu, realisasi penyerapan anggaran DJKN juga tugas dan fungsinya. Total pagu DIPA DJKN Tahun
dipengaruhi oleh adanya penambahan anggaran
BA 015 terkait kegiatan Revaluasi BMN melalui rincian realisasi penyerapan DIPA per kegiatan
mekanisme BA BUN yang baru dialokasikan Tahun Anggaran 2017 tersaji dalam tabel berikut di
bawah ini.
kegiatan dimaksud semula direncanakan untuk

57 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Realisasi Anggaran DJKN Tahun Anggaran 2017 Per-Kegiatan

No Kegiatan Pagu (Rp) Realisasi (Rp) %

1. Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbin- 5.481.394.000 4.741.864.244 86,51%


gan Teknis dan Evaluasi di Bidang Barang Milik
Negara

2. Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbin- 3.224.883.000 2.639.832.467 81,86%


gan Teknis, Evaluasi, dan Pengelolaan
Kekayaan Negara Dipisahkan

3. Perumusan Peraturan Perundangan, Pemberi- 3.529.293.000 3.165.194.984 89,68%


an Bantuan Hukum serta Penyediaan Informasi

4. Pelaksanaan Kebijakan dan Standardisasi 14.172.809.000 13.051.769.345 92,09%


Teknis di Bidang Pengelolaan Kekayaan Negara
dan Sistem Informasi

5. Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbin- 2.676.051.000 2.675.857.452 99,99%


gan Teknis, Evaluasi dan Pengawasan
Pelaksanaan Lelang

6. Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbin- 6.320.591.000 3.485.574.763 55,15%


gan Teknis, Analisis, Supervisi, Evaluasi, dan
Rekomendasi Penilaian
4.269.146.000 4.082.376.860
7. Perumusan Kebijakan, Standardisasi, Bimbin- 95,63%
gan Teknis, Perencanaan dan Evaluasi atas
Pelaksanaan Pengurusan Piutang Negara dan
Pengelolaan Kekayaan Negara Lain-lain

8. Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian 127.840.893.000 116.163.069.700 90,87%


Pengurusan Piutang Negara dan Pelayanan
Lelang di Wilayah Kerja Kanwil DJKN

9. Pengelolaan Kekayaan Negara, Penyelesaian 393.645.110.000 327.618.605.898 83,23%


Pengurusan Piutang Negara, dan Pelayanan
Lelang di Wilayah Kerja KPKNL

10. Dukungan Manajemen dan Dukungan Teknis 180.234.195.000 160.935.911.725 89,29%


Lainnya Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

11. Pengelolaan Barang Milik Negara Pada 92.242.000.000 35.473.473.418 38,46%


Pengelola Barang

833.636.365.000 674.033.530.856 80,85%


TOTAL

Laporan Kinerja 2017 58


BAB 4
P E N I N G K A T A N A K U N T A B I L I T A S
K I N E R J A

Evaluasi Implementasi Akuntabilitas Kinerja

Laporan Hasil Evaluasi AKIP DJKN

Tindak Lanjut Rekomendasi Atas Hasil Evaluasi AKIP DJKN


Tahun 2016

59 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 60
P E N I N G K A T A N
A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Evaluasi Implementasi Akuntabilitas memperoleh informasi tentang implementasi


Kinerja SAKIP; menilai akuntabilitas kinerja instansi
pemerintah; dan memberikan saran perbaikan
Dalam rangka meningkatkan akuntabilitas dan untuk peningkatan kinerja dan penguatan
kinerja instansi pemerintah serta kualitas laporan akuntabilitas instansi pemerintah.
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perlu
dilakukan evaluasi terhadap laporan tersebut Dalam perkembangannya, DJKN telah
secara intensif. Berdasarkan Surat Keputusan mengevaluasi implementasi sistem AKIP pada 5
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor (lima) Kanwil pada tahun 2012, 6 (enam) Kanwil
KEP-135/M.PAN/9/2004 tentang Pedoman Umum pada tahun 2013, 3 (tiga) Kanwil dan 4 (empat)
Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi KPKNL pada tahun 2014, 8 (delapan) Kanwil
Pemerintah, DJKN telah melakukan evaluasi pada tahun 2015 dan seluruh unit eselon II pada
implementasi sistem AKIP di lingkungan unit kerja tahun 2016 dan 2017. Komponen yang dinilai
eselon II dan eselon III sejak tahun 2012 sampai meliputi perencanaan kinerja, pengukuran kinerja,
dengan 2017. Tujuan dilakukannya evaluasi pelaporan kinerja, dan pencapaian kinerja. Hasil
akuntabilitas kinerja instansi ini adalah untuk evaluasi sistem AKIP tahun 2017 pada unit kerja di
lingkungan DJKN dapat dilihat pada tabel 4.1.

61 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Tabel 4.1
Hasil Evaluasi Implementasi AKIP pada Unit Eselon II di Lingkungan DJKN 2017

No Unit Nilai Kategori

1 Sekretariat Direktorat Jenderal 80,52 A (Memuaskan)

2 Direktorat Barang Milik Negara 89,59 A (Memuaskan)

3 Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan 85,73 A (Memuaskan)

4 Direktorat PNKNL 83,40 A (Memuaskan)

5 Direktorat PKNSI 89,97 A (Memuaskan)

6 Direktorat Penilaian 90,48 AA (Sangat Memuaskan)

7 Direktorat Lelang 90,09 AA (Sangat Memuaskan)

8 Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat 92,12 AA (Sangat Memuaskan)

9 Kanwil DJKN Aceh 91,99 AA (Sangat Memuaskan)

10 Kanwil DJKN Sumatera Utara 88,98 A (Memuaskan)

11 Kanwil DJKN Riau, Sumatera Barat dan Kepulauan Riau 84,64 A (Memuaskan)

12 Kanwil DJKN Sumatera Selatan, Jambi dan Bangka Belitung 83,24 A (Memuaskan)

13 Kanwil DJKN Lampung dan Bengkulu 87,97 A (Memuaskan)

14 Kanwil DJKN Banten 82,83 A (Memuaskan)

15 Kanwil DJKN DKI Jakarta 92,48 AA (Sangat Memuaskan)

16 Kanwil DJKN Jawa Barat 87,57 A (Memuaskan)

17 Kanwil DJKN Jawa Tengah dan DIY 86,92 A (Memuaskan)

18 Kanwil DJKN Jawa Timur 85,33 A (Memuaskan)

19 Kanwil DJKN Kalimantan Barat 87,06 A (Memuaskan)

20 Kanwil DJKN Kalimantan Selatan dan Tengah 83,93 A (Memuaskan)

21 Kanwil DJKN Kalimantan Timur 88,64 A (Memuaskan)

22 Kanwil DJKN Bali dan Nusa Tenggara 87,04 A (Memuaskan)

23 Kanwil DJKN Sulawesi Selatan, Barat, dan Tenggara 82,99 A (Memuaskan)

24 Kanwil DJKN Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara 86,06 A (Memuaskan)

25 Kanwil DJKN Papua dan Maluku 87,32 A (Memuaskan)

Laporan Kinerja 2017 62


P E N I N G K A T A N A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Laporan Hasil Evaluasi AKIP (c) Pelaporan Kinerja dan (d) Pencapaian Kinerja.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan
Dalam melaksanakan Peraturan Pemerintah salah satu dokumen yang dievaluasi selain
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Rencana Strategis (Renstra), dokumen Rencana
dan Kinerja Pemerintah, Peraturan Presiden Kinerja Tahunan (RKT), dokumen Penetapan
Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Kinerja (PK), serta dokumen terkait lainnya.
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, dan Peraturan Menteri Keuangan Dari hasil Evaluasi AKIP oleh Inspektorat Jenderal,
Nomor 42/PMK.01/2012 tentang Petunjuk nilai yang diperoleh DJKN Tahun 2016 sebesar
Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi 89,75/ kategori A (Memuaskan). Nilai ini mengalami
Pemerintah di Lingkungan Kementerian Keuangan, peningkatan sebesar 1,60 dari nilai tahun 2015
Inspektorat Jenderal telah melakukan evaluasi atas sebesar 88,15 (Memuaskan). Nilai tersebut
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan akumulasi penilaian terhadap seluruh
pada Direktorat Jenderal Kekayaan Negara periode komponen manajemen kinerja yang dievaluasi
tahun 2016. Evaluasi dilaksanakan terhadap empat di lingkungan DJKN, dengan rincian skor sebagai
komponen manajemen kinerja, yang meliputi: berikut:
(a) Perencanaan Kinerja, (b) Pengukuran Kinerja,

No Unit Nilai Kategori

1 Perencanaan Kinerja 30% 27,93

2 Pengukuran Kinerja 30% 28,02

3 Pelaporan Kinerja 20% 17,50

4 Pencapaian Kinerja 20% 16,30

Total 100% 89,75

Tindak Lanjut Rekomendasi Itjen Atas


Hasil Evaluasi AKIP DJKN Tahun 2016

Dari hasil evaluasi AKIP, terdapat beberapa


temuan yang masih perlu mendapat perhatian. Tindak lanjut DJKN atas rekomendasi Inspektorat
Dari temuan tersebut, DJKN telah menindaklanjuti Jenderal dapat dilihat pada tabel 4.2.
sesuai dengan rekomendasi Inspektorat Jenderal.

63 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Tabel 4.2
Tindak Lanjut DJKN atas Rekomendasi Inspektorat Jendral atas Hasil Evaluasi AKIP DJKN Tahun 2016

Hal yang perlu


Rekomendasi Tindak Lanjut
mendapat perhatian

Perencanaan Kinerja: Sekretaris DJKN dan jajarannya Telah dilakukan koordinasi dengan
1. Kontrak Kinerja (KK) DJKN 2016 direkomendasikan untuk melaku- Biro Perencanaan dan Keuangan
Belum Sepenuhnya Selaras kan penambahan substansi Renstra dengan hasil, IKU indeks kualitas
dengan Renstra DJKN 2015-2019 DJKN Periode 2015-2019, yaitu laporan keuangan BA 999.99 telah
terkait dengan mekanisme evaluasi diimplementasikan pada Kontrak
renstra sehingga walaupun tidak Kinerja Kemenkeu-One DJKN Tahun
semua indikator pada renstra 2017.
masuk dalam KK Kemenkeu-One,
indikator-indikator tersebut secara
menyeluruh tetap dipantau sebagai
bagian dari evaluasi renstra secara
berkala.

Pengukuran Kinerja: Sekretaris DJKN disarankan untuk Peningkatan kualitas dokumentasi


2. Kegiatan Monitoring dan Evaluasi melakukan reviu kepatuhan dan pengelolaan kinerja baik ditingkat
Capaian Kinerja Belum kualitas dokumentasi monitoring pusat maupun daerah telah
Dilaksanakan Secara Berkala dan evaluasi capaian kinerja baik di dilakukan melalui penyampaian
Sesuai Ketentuan dan Belum tingkat pusat maupun daerah nota dinas/surat Sekretaris Ditjen
Didokumentasikan Dengan Baik secara triwulanan. nomor ND-196/KN.1/2016 tanggal
23 Februari 2016 hal Peningkatan
Kualitas Dokumentasi Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan DJKN dan
S-276/KN.1/2016 tanggal 23
Februari 2016 hal Peningkatan
Kualitas Dokumentasi Pengelolaan
Kinerja di Lingkungan DJKN,
ND-886/KN.1/2016 tanggal 26
Agustus 2016 hal Tindak Lanjut atas
Hasil Evaluasi SAKIP pada DJKN
Tahun 2015, S-1411/KN.1/2016
tanggal 26 Agustus 2016 hal Tindak
Lanjut atas Hasil Evaluasi SAKIP
pada DJKN Tahun 2015,
S-1652/KN.1/2016 tanggal 12
Oktober 2016 tentang
S-348/KN.1/2017 tanggal 01 Maret
2017 tentang Pedoman Monitoring
dan Evaluasi Kinerja di Lingkungan
DJKN.

Laporan Kinerja 2017 64


P E N I N G K A T A N A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A

Hal yang perlu


Rekomendasi Tindak Lanjut
mendapat perhatian

Pencapaian Kinerja : Sekretaris DJKN disarankan untuk Peningkatan kualitas dokumentasi


3. Penyampaian Laporan Capaian melakukan reviu kepatuhan dan pengelolaan kinerja baik ditingkat
Kinerja Kemenkeu-One dan kualitas dokumentasi monitoring pusat maupun daerah telah
Kemenkeu-Two DJKN Kurang Tertib. dan evaluasi capaian kinerja baik di dilakukan melalui penyampaian
a.Penyampaian laporan tingkat pusat maupun daerah nota dinas/surat Sekretaris Ditjen
capaian kinerja Kemenkeu-One secara triwulanan. nomor ND-196/KN.1/2016 tanggal
DJKN kepada Kepala Pushaka 23 Februari 2016 hal Peningkatan
belum sepenuhnya tepat waktu. Kualitas Dokumentasi Pengelolaan
b.Penyampaian laporan capaian Kinerja di Lingkungan DJKN dan
kinerja Kemenkeu-Two DJKN S-276/KN.1/2016 tanggal 23
kepada Sekretaris DJKN belum Februari 2016 hal Peningkatan
sepenuhnya lengkap dan tepat Kualitas Dokumentasi Pengelolaan
waktu. Kinerja di Lingkungan DJKN,
ND-886/KN.1/2016 tanggal 26
Agustus 2016 hal Tindak Lanjut atas
Hasil Evaluasi SAKIP pada DJKN
Tahun 2015, S-1411/KN.1/2016
tanggal 26 Agustus 2016 hal Tindak
Lanjut atas Hasil Evaluasi SAKIP
pada DJKN Tahun 2015,
S-1652/KN.1/2016 tanggal 12
Oktober 2016 tentang
S-348/KN.1/2017 tanggal 01 Maret
2017 tentang Pedoman Monitoring
dan Evaluasi Kinerja di Lingkungan
DJKN.
Selain itu, pada tahun 2017
Sekretariat Ditjen telah menetapkan
IKU mandatory “Tingkat Kualitas
Dokumentasi Pengelolaan Kinerja,
Risiko, dan Pengendalian Internal”
sebagai alat kendali untuk
memantau kualitas kepatuhan dan
dokumentasi pengelolaan kinerja di
tingkat pusat maupun daerah.

65 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 66
BAB 5
P E N U T U P

Penutup

Lampiran

67 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 68
P E N U T U P

Laporan Kinerja DJKN ini merupakan laporan 3. Meningkatkan pengamanan kekayaan negara
pertanggungjawaban atas pencapaian pelaksanaan
visi dan misi DJKN menuju good governance dengan 4. Menerapkan asset planning terhadap
mengacu pada Rencana Strategis perencanaan pengadaan dan pemeliharaan
Tahun 2015-2019. Penyusunan Laporan Kinerja BMN.
ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 5. Memberikan PMN yang selektif dengan
Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja kajian sesuai dengan business plan,
Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri keterlibatan untuk mengakses perencanaan
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan dan penganggaran investasi pemerintah,
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang dan meningkatkan kualitas laporan sistem
Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja akuntansi investasi pemerintah (BA 999.03).
6. Mengoptimalkan hasil pengelolaan aset
Sebagai pengelola kekayaan negara, piutang melalui penagihan terhadap aset kredit, serta
negara, dan lelang, DJKN telah menjalankan penjualan, pemanfaatan, dan penetapan
tugasnya dengan baik. Fluktuatifnya situasi dan status penggunaan aset properti.
kondisi, membuat tugas pengelolaan kekayaan 7. Mengintensifkan pengawasan dan
negara, piutang negara, dan lelang semakin pengendalian pengelolaan BMN pada
menantang. Namun demikian, jajaran DJKN selalu Kementerian/ Lembaga yang dilakukan secara
berusaha mengatasi tantangan menjadi peluang berjenjang mulai dari tingkat satker.
dalam meningkatkan kinerja dan pelayanan
kepada masyarakat. Hal ini dapat ditunjukkan Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini,
dalam pencapaian IKU tahun 2017 yang sebagian diharapkan dapat memberikan informasi secara
besar mencapai target yang ditetapkan, meskipun transparan kepada seluruh pihak yang terkait
masih ada 2 IKU di bawah target. mengenai tugas dan fungsi DJKN, sehingga dapat
memberikan feedback guna peningkatan kinerja
Langkah-langkah ataupun strategi yang akan periode berikutnya. Secara internal Laporan
dilakukan DJKN dalam upaya meningkatkan kinerja Kinerja tersebut harus dijadikan motivator
dan menghadapi tantangan ke depan, antara lain : untuk lebih meningkatkan kinerja organisasi,
1. Menyempurnakan dan memperkuat regulasi sedangkan secara eksternal Laporan Kinerja harus
di bidang pengelolaan kekayaan negara, selalu menjadi indikator dalam menyesuaikan
penilaian kekayaan negara, pengurusan perkembangan tuntutan stakeholders, sehingga
piutang negara, dan lelang. DJKN dapat semakin dirasakan manfaatnya oleh
2. Digitalisasi proses bisnis pengelolaan kekayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan
negara, pengurusan piutang negara, dan berdasarkan nilai-nilai Kementerian Keuangan.
pelayanan lelang.

69 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara


Laporan Kinerja 2017 70
71 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Laporan Kinerja 2017 72
73 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Laporan Kinerja 2017 74
75 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Laporan Kinerja 2017 76
77 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
Laporan Kinerja 2017 78
Gd. Syafrudin Prawiranegara II
Jl. Lapangan Banteng Timur No. 2-4, DKI Jakarta 10710
Telp: (021) 3849605
Fax: (021) 3500847
Web: www.djkn.kemenkeu.go.id
79 Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Anda mungkin juga menyukai