Anda di halaman 1dari 36

A.

Standar Kompetensi
3. Menerapkan Konsep Termodinamika dalam mesin kalor

B. Kompetensi Dasar

3.1 Mendeskripsikan sifat-sifat gas ideal monoatomik

C. Indikator

Mendeskripsikan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem, lingkungan, dan proses
2. Siswa dapat menyebutkan contoh-contoh peristiwa termodinamika
3. Siswa dapat menjelaskan hubungan antara sistem, lingkungan dan proses dalam
suatu peristiwa termodinamika dengan benar
4. Siswa dapat merumuskan hubungan antara tekanan, volume dan suhu suatu gas.
5. Siswa dapat menjelaskan persamaan umum gas ideal pada persoalan fisika sehari-
hari

E. Materi pembelajaran
Termodinamika merupakan cabang fisika yang berkaitan dengan hukum-
hukum umum yang berhubungan dengan perubahan kalor menjadi energi bentuk lain
dan tentang penerapan hukum kekelalan energi. Dalam uraian berikutnya, kita sering
menggunakan istilah sistem dan proses.
Dalam termodinamika, sistem adalah benda kerja atau objek yang ditinjau dan
dibatasi permukaan tertutup. Permukaan tertutup dibedakan menjadi dua, yaitu
permukaan nyata dan khayal. Contoh permukaan tertutup nyata adalah suatu gas yang
dibatasi oleh silinder yang dilengkapi dengan piston atau pengisap, sedangkan
permukaan tertutup khayal, misalnya sebongkah es yang terapung di permukaan air.
Dalam hal ini, permukaan tertutup khayal adalah permukaan yang terletak di sekitar
es.
Sebuah gelas beker berisi air 1 liter. Kemudian, segelas air teh dituangkan ke
dalamnya. Dapat diamati perubahan warna pada air. Yang dimaksud sistem adalah air
yang dibatasi oleh gelas beker , sedangkan gelas beker dan udara disebut lingkungan.
Dengan kata lain, objek di luar sistem dinamakan lingkungan.

Gambar 1. Sistem dan Lingkungan


Dalam termodinamika, selalu ditemukan perubahan keadaan satu ke keadaan
lainnya. Perubahan tersebut dinamakan proses. Misalnya, suatu gas dalam silinder
yang dilengkapi dengan piston akan diubah dari keadaan satu (p1, V1, T1) menjadi
keadaan dua (p2, V2, T2). Perubahan dari keadaan satu ke keadaan dua harus melalui
suatu proses.
Dalam termodinamika, ada dua proses yang sangat mendasar, yaitu proses
reversible dan irreversible. Proses reversible (terbalikkan) adalah suatu proses yang
dapat dikembalikan ke keadaan semula tanpa mengubah keadaan lingkungannya.
Proses irreversible (tak terbalikkan) adalah suatu proses yang tidak dapat
dikembalikan ke keadaan semula tanpa mengubah keadaan lingkungannya.

Persamaan umum gas ideal :


Jacques Charles dan Gay Lussac menemukan bahwa pada gas dengan kerapatan
rendah berlaku :
𝑃𝑉 = 𝐢𝑇
C adalah konstanta kesebandingan. T adalah suhu mutlak. Satuan T adalah Kelvin, t
suhu dalam satuan Celcius.
𝑇 = 𝑑 + 273
𝐢 = π‘˜π‘
𝑃𝑉 = π‘π‘˜π‘‡
𝑃𝑉 = π‘›π‘π‘Žπ‘˜π‘‡
𝑷𝑽 = 𝒏𝑹𝑻
Teori kinetik gas yaitu teori yang menggunakan tinjauan tentang gerak dan energi
partikel-partikel gas untuk menyelidiki sifat-sifat gas secara keseluruhan sebagai hasil rata-
rata kelakuan partikel-partikel gas tersebut. Gas yang ditinjau dalam permasalahan ini
adalah gas ideal yaitu gas yang memiliki sifat-sifat:

ο‚· Terdiri atas partikel-partikel yang jumlahnya banyak sekali dan antar partikelnya
tidak terjadi gaya tarik-menarik.
ο‚· Setiap partikel gas bergerak dengan arah sembarang
ο‚· Ukuran partikel gas dapat diabaikan terhadap ukuran ruangan.
ο‚· Setiap tumbukan yang terjadi berlangsung secara lenting sempurna.
ο‚· Partikel gas terdistribusi merata dalam seluruh ruangan.
ο‚· Berlaku hukum Newton tentang gerak.

Pada kenyataannya tidak ada gas sejati yang memenuhi sifat-sifat gas ideal, tetapi
gas pada suhu kamar dan pada tekanan rendah dapat mendekati sifat-sifat gas ideal.

Penurunan Persamaan Keadaan gas Ideal

Perhatikan sejenis gas ideal yang terdapat dalam suatu bejana silinder. Volum gas
ideal ini dapat diubah dengan menggerakkan piston ke atas dan ke bawah (gambar di atas).
Anggap bahwa bejana tidak bocor sehingga massa atau banyak mol gas itu tetap.
Persamaan keadaan gas ideal kita peroleh dengan dua cara berikut:

Cara pertama, suhu gas dijaga tetap dan vlume diubah-ubah dengan menggerak-
gerakan piston. Misalnya, tekanan gas mula-mula p0 dan volume gas mula-mula V0. Jika
piston digerakkan ke bawah hingga volume gas berkurang menjadi Β½ V0, ternyata tekanan
gas bertambah menjadi 2 P0. Jika piston terus digerakkan ke bawah sehingga volume gas
berkurang menjadi ΒΌ V0, ternyata tekanan gas bertambah menjadi 4 P0. Hasil ini dapat
disimpulkan oleh pernyataan berikut:
Jika suhu gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap,
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya.

Secara matematis, pernyataan di atas dinyatakan sebagai:

Persamaan di atas pertama kali dinyatakan oleh Robert Boyle pada tahun 1666,
sehingga disebut Hukum Boyle.

Cara kedua, tekanan gas dijaga tetap dan volume gas diubah-ubah dengan
mengerakan piston. Diasumsikan suhu mutlak gas mula-mula T0 dan volume gas mula-
mula V0. Bila piston digerakkan ke atas sehingga volume gas bertambah menjadi 2 V0,
ternyata suhu mutlak gas bertambah menjadi 2 T0. Bila psiton terus digerakan ke atas
sehingga volume gas bertambah menjadi 4 V0, ternyata suhu mutlak gas bertambah
menjadi 4 T0. Hasil ini disimpulkan dengan pernyataan berikut:

Jika tekanan gas yang berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) dijaga tetap, volume
gas sebanding dengan suhu mutlaknya.

Pernyataan di atas secara matematis dinyatakan sebagai

Persamaan di atas dinyatakan pertama kali oleh Jacques Charles (1747 -1823) dan
Joseph Gay Lussac (1778 – 1805), dan disebut hukum Charles-gay Lussac.
Data suhu gas lebih sering dinyatakan dalam t0C. Suhu mutlak gas T yang
dinyatakan dalam satuan Kelvin (K) dihitung dengan persamaan:

T = t + 273

Sekarang kita dapat menyatakan persamaan gas ideal yang memenuhi hukum
Boyle dan Charles-Gay Lussac dengan menyatukan kedua persamaan di atas.

Persamaan di atas dikenal dengan sebutan persamaan Boyle-Gay Lussac.


Persamaan ini sebaiknya digunakan untuk menyelesaikan soal-soal suatu gas yang
jumlahnya tetap (massanya tetap). Massa suatu gas adalah tetap jika diletakkan dalam
suatu wadah yang tidak bocor.
Jika massa atau mol gas diubah, misal kita menggandakan mol gas (n), dengan
menjaga tekanan dan suhu tetap , ternyata dihasilkan volume V yang ganda (lipat dua)
juga. Karena itu, kita boleh menulis bilangan tetap di ruas kanan. Persamaan dengan nR,
dengan R diperoleh dari percobaan, dan kita memperoleh persamaan umum yang berlaku
untuk gas ideal, yang disebut persamaan keadaan gas ideal.

pV = nRT

dengan

p = tekanan gas (Pa atau atm)

V = volume gas (m3 atau L)

n = jumlah mol gas

R = tetapan umum gas = 8,314 J/mol K = 0,082 Latm/molK

T = suhu mutlak (K)

Persamaan umum gas ideal di atas juga dapat dinyatakan dalam besaran massa gas
(satuan kg). Caranya dengan mensubstitusikan ke dalam persamaan pV = nRT:

Persamaan umum gas ideal juga dapat dinyatakan dalam besaran massa jenis gas, r
(satuan kg m-3)

Persamaan umum gas ideal juga dapat dinyatakan dalam besaran banyaknya
partikel gas, N. Banyaknya partikel, N, adalah hasil kali banyak mol gas, n, dengan
bilangan avogadro, NA
Jika nilai n ini dimasukkan ke persamaan pV = nRT diperoleh:

Dengan maka, persamaan keadaan gas ideal menjadi

Dengan

N = banyaknya partikel

k = disebut tetapan Boltzmann, yang bernilai


Hukum Pertama Termodinamika

Sistem didefinisikan sebagai sejumlah zat dalam suatu wadah, yang menjadi pusat
perhatian kita untuk di analisis. Segala sesuatu di luar sistem disebut lingkungan. Sistem
dipisahkan dari lingkungan oleh suatu batas sistem seperti gambar di atas. Batas ini bisa
tetap atau bergerak, misalnya penghisap.
Pengertian Usaha, Kalor, dan Energi Dalam

Pengertian Usaha dan Kalor

Usaha yang dilakukan pada (atau oleh) sistem adalah ukuran energi yang
dipindahkan dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Sedangkan energi mekanik
(kinetik atau potensial) sistem adalah energi yang dimiliki sistem akibat gerak dan
koordinat kedudukannya. Dengan demikian, ketika anda melakukan usaha pada suatu
sistem, energi dipindahkan dari diri anda ke sistem. Adalah istilah yang slah konsep jika
anda menyatakan tentang usaha adalah sebuah sistem. Istilah yang benar adalah
mengatakan bahwa usaha dikerjakan pada (atau oleh) sebuah sistem.

Kalor mirip seperti usaha, yaitu hanya muncul jika terjadi perpindahan energi
antara sistem dan lingkungan. Kalor muncul ketika energi dipindahkan akibat adanya
perbedaan suhu atau perubahan wujud zat. Jadi, istilah kalor sebenarnya kurang tepat, yang
tepat adalah aliran kalor.

Pengertian energi Dalam

Ketika suatu benda sedang bergerak, benda tersebut memiliki energi kinetik dan
berdasarkan energi kinetik ini benda dapat melakukan usaha. Serupa dengan itu, benda
yang berada pada ketinggian tertentu dari suatu acuan memiliki energi potensial dan
berdasarkan energi potensial ini benda juga dapat melakukan usaha. Kedua macam energi
ini disebut energi luar (external energy).

Sebagai tambahan terhadap energi luar ini, setiap benda memiliki energi yang tidak
tampak dari luar. Energi ini disebut energi dalam. Energi dalam berhubungan dengan
aspek mikroskopik zat. Kita ketahui bahwa setiap zat terdiri dari atom-atom atau molekul-
molekul yangbergerak terus-menerus. Dari getaran ini, zat memiliki energi kinetik. Antara
molekul-molekul zat juga terdapat gaya yang disebut gaya antarmolekul. Karena gaya
antar molekul ini, molekul-molekul memiliki energi potensial. Jumlah energi kinetik dan
energi potensial yang berhubungan dengan atom-atom atau molekul-molekul zat disebut
energi dalam. Untuk gas ideal, gaya antarmolekul dapat diabaikan, sehingga energi
potensial molekul-molekul adalah nol. Dengan demikian, energi dalam hanyalah total
energi kinetik dari seluruh molekul.
Energi dalam adalah suatu sifat mikroskopik zat, sehingga tidak dapat diukur
secara langsung. Yang dapat diukur secara tidak langsung adalah perubahan energi dalam
(notasi DU), yaitu ketika sistem berubah dari keadaan awal (diberi indeks 1) ke keadaan
akhir (diberi indeks 2).

DU = U2 – U1

Formulasi Usaha, Kalor dan Energi Dalam Formulasi Usaha

Perhatikan suatu sistem gas yang berada dalam wadah silinder yang ditutup oleh
sebuah penghisap yang dapat bergerak. Tekanan dalam sistem dijaga tetap oleh tekanan
atmosfer dan berat penghisap beserta balok di atasnya. Proses yang terhadi pada tekanan
tetap disebut proses isobarik. Apa yang terjadi ketika bagian bawah wadah dipanaskan
oleh sebuah pembakar bunsen? Tampak penghisap berpindah ke atas dan berhenti pada
kedudukan baru, seperti ditunjukkan pada gambar di atas. Perpindahan kedudukan
penghisap disebabkan oleh usaha yang dilakukan gas (sistem) terhadap penghisap dan
balok di atasnya (lingkungan). Bagaimanakah bentuk persamaannnya?

Usaha W dapat dihitung dari persamaan: W = F.s dengan F adalah besar gaya dan s
adalah besar perpindahan. Gaya F ditimbulkan oleh tekanan gas p yang bekerja pada
bagian bawah penghisap, yang besarnya F = p.A., sehingga usaha W dapat ditulis: W =
(pA).s. Karena A.s sama dengan perubahan volume gas, DV = V2 – V1, dengan V2 dan
V1 adalah volume akhir dan awal, maka usaha W dapat dinyatakan oleh persamaan
Rumus W = pDV, hanya dapat digunakan untuk menghitung usaha gas pada tekanan tetap.
Jika tekanan gas berubah, usaha W harus dihitung dengan cara integral. Secara umum,
usaha dihitung dengan integral berikut:

Anda telah mengetahui bahwa jika grafik tekanan terhadap volume (grafik p-V)
diberikan, arti geometris dari persamaan di atas adalah luas di bawah kurva.

Usaha yang dilakukan oleh (atau pada) sistem (gas) sama dengan luas daerah di
bawah grafik p-V dengan batas volum awal, V1, sampai dengan volume akhir, V2.

Bagaimanakah kita mengitung usaha yang dilakukan oleh (pada) sistem gas yang
menempuh proses siklus, yaitu berawal dari satu keadaan (titik) menempuh beberapa
lintasan untuk akhirnya kembali lagi ke keadaan (titik) tersebut (gambar di atas)?

Kita dapat menghitungnya sebagai berikut:

Usaha yang dilakukan oleh (atau pada) sistem gas yang menjalani suatu proses siklus
(grafik p-V-nya diberikan) sama dengan luas daerah yang dimuat oleh siklus tersebut
(luas daerah yang diarsir pada gambar di atas).
Formulasi Kalor

Kalor yang diserap (atau diberikan) oleh sistem gas dapat dihitung dari rumus kalor
yang telah dipelajari di kelas X, yaitu

Dengan c adalah kalor jenis gas dan C adalah kapasitas kalor gas.

Formulasi Energi Dalam

Telah anda ketahui bahwa untuk gas ideal, energi dalam gas sama dengan total
energi kinetik dari seluruh molekul-molekul gas.

Dengan:

N = jumlah molekul

n = besar mol

k = tetapan Boltzmann (k = 1,38 x 10-23 J/K)

R = tetapan umum gas (R = 8,31 J/mol = 8310 J/kmol)

Tentu saja perubahan energi dalam DU untuk sistem yang berubah dari suhu awal
T1 ke suhu akhir T2 dapat dinyatakan sebagai:
Persamaan di atas dengan jelas menunjukkan bahwa perubahan energi dalam
sistem hanya bergantung pada suhu awal dan suhu akhir. Dengan kata lain, perubahan
energi dalam DU hanya bergantung pada keadaan awal dan keadaan akhir sistem, dan
tidak bergantung pada lintasan yang ditempuh sistem untuk mencapai keadaan itu. Karena
itu, energi dalam termasuk fungsi keadaan.

 Proses-proses Termodinamika Gas


1. Proses Isobarik

Proses isobarik adalah proses perubahan keadaan gas pada tekanan tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isobarik (p tetap) adalah

Ini adalah hukum Gay lussac. Grafik p-V isobarik ditunjukkan pada gambar di atas.
Sedangkan rumus usahanya, yaitu:
2. Proses Isokhorik

Proses isokhorik atau isovolumik adalah proses perubahan gas pada volume tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isokhorik (V tetap) adalah

Ini adalah hukum Charles.Grafik p-V untuk proses ini ditunjukkan pada gambar di
atas, berupa garis lurus vertikal.

Karena volume tatap, tekanan gas di dalam wadah naik, dan gas melakukan gaya
yang makin membesar pada dinding. Walaupun gaya yang sangat besar dapat dibangkitkan
dalam wadah tertutup, usaha sama dengan nol karena dinding wadah tidak berpindah. Ini
konsisten dengan luas daerah di bawah grafik p-V, yaitu luas daerah di bawah garis lurus
vertikal pada gambar di atas adalah nol.

3. Proses Isothermal

Proses isothermal adalah proses perubahan keadaan gas pada suhu tetap.
Persamaan keadaan untuk proses isothermal (T tetap) adalah
Ini adalah hukum Boyle. Grafik p-V proses isothermal pV = C atau p =C/V
berbentuk hiperbola, seperti ditunjukkan pada gambar di atas.

Usaha yang sama dengan luas daerah di bawah grafik p-V (luas raster pada gambar
di atas) harus dihitung secara integral dengan menggunakan persamaan:

Dari persamaan gas ideal telah kita peroleh , sehingga:

Karena nRT tetap, maka faktor tersebut dapat dikeluarkan dari tanda integral. Kemudian,
dengan menggunakan sifat integral , kita peroleh:
4. Proses Adiabatik

Proses adiabatik adalah proses perubahan keadaan gas di mana tidak ada aliran
kalor yang masuk ke dalam sistem atau ke luar sistem. (Dengan kata lain, pada proses
adiabatik Q = 0). Persamaan keadaan proses adiabatik dapat diturunkan dengan
menggunakan teknik integral, hasilnya adalah

Dengan g >1 merupakan hasil perbandingan kalor jenis gas pada tekanan tetap Cp
dan kalor jenis gas pada volume tetap Cv (disebut juga tetapan Laplace).

Untuk gas ideal, , sehingga persamaan .gral …/mol = 8310 J/kmol) dapat ditulis
dalam bentuk:

Gambar di sampingmenunjukkan grafik


p-V proses pemuaian adiabatik (garis
lengkung yang diberi tanda panah) yang
memotong lengkung isothermal pada
suhu awal yang lebih tinggi [T1 =
p1V1(nR)] dan suhu akhir yang lebih
rendah [T2 = p2V2(nR)]. Luas raster di
bawah grafik adiabatik menyatakan
usaha yang dilakukan gas.
Siklus Carnot

Walaupun mesin uap telah dikembangkan oleh James Watt dan lainnya, dasar
untuk mengerti prinsip-prinsip umum mesin kalor baru muncul tahun 1824 tatkala insinyur
Perancis Nicolas Leonard Sadi Carnot (1796 – 1832) mempublikasikan suatu laporan
tentang subjek ini. Dalam mengerjakan subjek ini, Carnot merumuskan ide-ide dasar dari
termodinamika. Ia mengatakan bahwa semua perpindahan berhubungan dengan kalor.
Tidak ada perbedaan apakah pergerakan ini terjadi karena kejadian alam, seperti hujan,
badai, gempa bumi, dan letusan gunung berapi, ataukah terjadi di dalam peralatan-
peratalan mekanik seperti mesin kalor. Dalam pandangan ilmu pengetahuan modern, visi
alamiah Carnot sangatlah sederhana, tetapi pengertiannya tentang kalor sebagai penyebab
pembangkitan daya secara esensial adalah tepat.

Carnot dapat memahami proses dasar yang mendasari usaha oleh semua mesin.
Proses itu adalah perubahan dari satu bentuk energi (kalor) menjadi bentuk energi lain
(usaha mekanik). Ia berhasil mengenali bahwa usaha dapat dilakukan hanya ketika suatu
mesin kalor ideal yang bekerja secara siklus dan dapat balik (reversibel) di antara dua
suhu. Disebutkan bahwa mesin carnot tidaklah memiliki effisiensi 100%, tetapi merupakan
mesin yang effisiensinya paling besar dari semua mesin yang mengubah kalor menjadi
suhu. Carnot menganalisis perubahan energi selama satu siklus dari performa mesin dan
menentukan kondisi-kondisi untuk mencapai effisiensi maksimum. Perhatikan diagram
siklus Carnot berikut ini!

ο‚· Proses a ke b, gas mengalami pemuaian isotermal, menyerap kalor Q1 dari


reservoir suhu tinggi T1 dan melakukan usaha.
ο‚· Proses b ke c, gas mengalami pemuaian adiabatik dan melakukan usaha.
ο‚· Proses c ke d, gas mengalami pemampatan isotermal, membuang kalor Q2 ke
reservoir suhu rendah T2, usaha dilakukan pada gas.
ο‚· Proses d ke a (kembali ke kedudukan awal), gas mengalami pemampatan adiabatik
dan usaha dilakukan pada gas.

Pada proses pemuaian isotermal (dari A ke B) kalor Q1 diserap, dan pada proses
pemampatan isotermal (dari C ke D) dilepaskan kalor Q2. Dalam siklus Carnot, tidak
terjadi perubahan energi dalam (DU= 0), sehingga sesuai dengan hukum pertama
termodinamika:

Dengan Q1 dan Q2 adalah besaran yang bernilai positif. Proses ditunjukkan secara
skematis pada gambar berikut.

Persamaan persis sama seperti persamaan yang telah kita pelajari sebelumnya pada
mesin kalor. Kedua persamaan ini sama karena mesin Carnot termasuk mesin kalor. Oleh
karena itu, persamaan effisiensi mesin Carnot dalam Q1 dan Q2 akan persis sama dengan
effisiensi mesin kalor yang telah kita nyatakan sebelumnya dalam persamaan:
Telah anda ketahui bahwa untuk fluida kerja gas ideal, energi dalam U sebanding
dengan suhu mutlak T. Dari pernyataan ini ditambah dari penjelasan terinci tentang proses-
proses pada siklus Carnot untuk suatu gas ideal dapat ditunjukkan bahwa

Dengan demikian, effisiensi mesin Carnot dalam suhu mutlak T dapat dinayatakan dengan

Dapat ditunjukkan bahwa semua mesin reversibel yang bekerja dalam siklus antara
dua sumber kalor yang sama memiliki effisiensi yang sama, apapun fluida kerjanya. Selain
itu, tidak ada jenis mesin yang bekerja di antara dua sumber yang sama dapat memiliki
effisiensi yang lebih besar daripada effisiensi Carnot. Bahkan, walaupun tidak ada rugi
panas karena gesekan dan kebocoran kalor, effisiensi maksimum mutlak suatu mesin kalor
tetap akan dinyatakan oleh persamaan . Effisiensi dari mesin kalor nyata apapun selalu
lebih kecil daripada effisiensi mesin ideal (mesin Carnot). Tabel berikut memberikan
contoh effisiensi beberapa mesin.
Mesin Pendingin

Hukum kedua termodinamika berpegang kepada kecenderungan alamiah kalor


untuk mengalir dari benda panas ke benda dingin. Analogikan dengan air yang cenderung
mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Air dapat dipaksa mengalir
dari tempat yang rendah ke tempat yang tinggi oleh sebuah pompa. Tentu saja, kalor juga
dapat dipaksa mengalir dari benda dingin ke benda panas dengan melakukan usaha pada
sistem. Peralatan yang bekerja dengan cara ini disebut mesin pendingin (gambar di
samping), sedangkan proses yang dialami sistem atau pompa kalor disebut proses
pendinginan.

Perbandingan gambar mesin kalor dengan gambar mesin pendingin menunjukkan


bahwa arah-arah anak panah yang melambangkan kalor dan usaha dalam proses
pendinginan berlawanan dengan yang dimiliki oleh proses mesin kalor. Meskipun
demikian, energi adalah kekal selama proses pendinginan, seperti halnya dalam proses
mesin kalor, sehingga Q1 = Q2 + W. Lebih jauh lagi, jika proses yang terjadi adalah
reversibel, kita memiliki peralatan ideal yang disebut pendingin Carnot. Untuk peralatan
ideal ini, hubungan tetap berlaku seperti mesin carnot.

Peralatan sehari-hari yang termasuk mesin pendingin adalah lemari es (kulkas) dan
pendingin ruangan (air conditioner/AC).

Ukuran kinerja (performa) sebuah kulkas dan pendingin ruangan bisa diperoleh
dengan menetapkan hasil bagi kalor Q2 yang dipindahkan dari sumber dingin dengan
usaha W yang dibutuhkan untuk memindahkan kalor ini. Hasil bagi ini disebut koefisien
performansi (diberi lambang Cp)
Perhatikan, Q2 > W sehingga Cp > 1 (koefisien performansi selalu lebih dari 1).
Dengan memasukkan Q1 = Q2 + W atau W = Q1 – Q2 ke persamaan di atas kita peroleh:

Koefisien performansi paling besar yang mungkin adalah mesin pendingin Carnot,
yang prosesnya adalah kebalikan dari mesin carnot. Untuk mesin carnot telah kita peroleh ,
sehingga jika ini kita masukkan ke dalam persamaan kita peroleh:

Perhatikan bahwa besar usaha yang diperlukan untuk menjalankan sebuah


pendingin bertambah seiring dengan bertambah besarnya selisih antara T1 dan T2. Kulkas
dan AC komersial memiliki koefisien performansi dalam jangkauan 2 – 6, bergantung
pada selisih suhu T1 dan T2. Perhatikan bahwa pendingin dengan Cp lebih tinggi adalah
pendingin yang lebih baik. Ini karena pendingin tersebut memindahkan sejumlah kalor
dengan usaha yang lebih kecil (menghemat energi listrik) dan karena itu ongkos
operasionalnya lebih murah. Karena itu jika anda akan membeli sebuah kulkas atau AC,
selain faktor harga, perhatikan juga nilai koefisien performansinya. AC yang murah tetapi
Cp-nya rendah belum tentu menguntungkan secara ekonomi. Karena Cp rendah berarti
penggunaan energi listrik tidak efisien. Anda akan membayar tagihan listrik yang lebih
mahal setiap bulan dibandingkan jika menggunakan AC yang mahal tetapi Cp-nya tinggi.
Keunggulan lain AC yang Cp-nya lebih tinggi adalah mengemat energi. Seperti telah
diketahui bahwa menghemat energi, selain menghemat devisa negara karena penggunaan
BBM, juga mengurangi polusi lingkungan akibat pembakaran BBM.
F. Model dan metode Pembelajaran
Model : DI (Direct Interrection)
Metode : Ceramah, Tanya Jawab

G. Sumber Belajar
Buku Fisika Dasar 2 untuk kelas XI SMA dan MA karangan Budi Purwanto
diterbitkan tahun 2007 oleh PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

H. Langkah-langkah kegiatan
1. Pendahuluan (5 menit)
Kegiatan guru :
a. Mengucap salam β€œAssalamualaikum Wr.Wb”
b. Meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.
c. Mengecek kehadiran siswa (absensi).
d. Menyampaikan judul materi yang akan dipelajari (Termodinamika)
e. Mengundang siswa untuk mengingat pelajaran kelas X mengenai Suhu dan
Kalor.
f. Memotivasi dan menarik perhatian siswa dengan menanya β€œKetika berada di
dalam ruangan ber-AC, kita merasakan dingin walaupun udara di luar ruangan
panas, mengapa demikian?”
2. Kegiatan Inti (20 menit)
Fase 1 : Menyampaikan Tujuan dan Mempersiapkan siswa
ο‚· Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan
hari ini
ο‚· Guru meminta siswa untuk mempersiapkan buku siswa dan bersiap untuk
menerima materi
Fase 2 : Mendemonstrasikan Pengetahuan/Keterampilan
ο‚· Guru menjelaskan materi Sistem dan Proses dengan meminta siswa membaca
buku siswa sambil menggarisbawahi bagian yang penting
Fase 3 : Membimbing pelatihan
ο‚· Guru meminta salah seorang siswa ke depan untuk menjelaskan kembali
tentang Sistem dan Proses yang telah dijelaskan oleh guru
ο‚· Guru membimbing siswa tersebut dalam menjelaskan
Fase 4 : Mengecek Pemahaman dan Memberikan Umpan Balik
ο‚· Guru mengecek pemahaman siswa dengan memberikan pertanyaan pada siswa
dan meminta siswa untuk menjawabnya
ο‚· Guru memberikan umpan balik dengan memperhatikan jawaban siswa dan
membetulkan jika ada kesalahan
3. Kegiatan Akhir/Penutup (5 menit)
ο‚· Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum jelas.
ο‚· Guru bersama siswa membuat kesimpulan pembelajaran hari ini
ο‚· Guru memberikan tugas kepada siswa dan meminta siswa mengerjakan
dirumah dan kemudian dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
ο‚· Guru menutup pelajaran dengan mengajak bersama-sama mengucapkan
Hamdalah
ο‚· Guru mengucapkan salam.
I. Penilaian Hasil Belajar
ο‚· Teknik Penilaian :
οƒΌ Tes Tertulis
ο‚· Bentuk Instrumen
οƒΌ Soal Uraian
Soal :
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem, lingkungan dan proses?
2. Jelaskan hubungan antara sistem, lingkungan dan proses dalam suatu peristiwa
termodinamika dan berikan contohnya!
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan Tekanan, volume dan gas! Serta rumuskan
hubungan antar ketiganya!
4. Gambarkan suatu peristiwa termodinamika yang didalamnya terdapat hubungan
antara sistem dan lingkungan!

……………..

Mengetahui:

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

………………………………………. …………………………………………………….
LP-01
PENILAIAN KOGNITIF

Indikator Hasil Skor


No Kategori Butir Soal Kunci Jawaban
Belajar Max

1. Memaparkan C1 5 Apakah yang dimaksud gas ideal? Gas yang diperhitungkan dalam perhitungan teori kinetik gas
pengertian dari
gas ideal..

2. Menjelaskan C2 7 Jelaskanlah ciri-ciri gas ideal a. Gas terdiri dari molekul-molekul yang sangat banyak dan
pengaruh dua dalam teori kinetik gas ? jarak antar
buah pegas yang molekulnya jauh lebih besar dari pada ukuran molekul
memliki konstanta tersebut
pegas yang b. Molekul-molekul gas bergerak secara acak dengan kecepatan
berbeda tetapi tetap dan
ditarik dengan memenuhi hukum gerak newton
gaya yang sama c. Molekul-molekul gas mengalami tumbukan lenting sempurna
satu sama
lain dan dengan dinding wadahnya

3. Menuliskan C1 5 Tuliskanlah persamaan


persamaan berdasarkan hasil percobaan yang
berdasarkan hasil dilakukan oleh Boyle dan Gay
Indikator Hasil Skor
No Kategori Butir Soal Kunci Jawaban
Belajar Max

percobaan yang Lussac mengenai gas dalam ruang


dilakukan oleh tertutup?
Boyle dan Gay
Lussac mengenai
gas dalam ruang
tertutup

4. Menentukan C3 13 Di dalam ruang tertutup suhu suatu Pembahasan


volume gas dalam gas 27Β°C, tekanan 1 atm dan Dik:
ruang tertutup volume 0,5 liter. Jika suhu gas T1=27Β°C=300K
pada suhu dan dinaikkan menjadi 327Β°C dan P1=1atm
tekanan tertentu. tekanan menjadi 2 atm, maka V1=0,5liter
volume gas menjadi.. T2=327Β°C=600K
P2=2atm
Dit:V2=..........
Jawab:
Indikator Hasil Skor
No Kategori Butir Soal Kunci Jawaban
Belajar Max

P1V1 P2 V2
ο€½
T1 T2
(11 )(0.5) (2)V2
ο€½
300 600
V2 ο€½ 0,5liter

5 Membandingkan C4 15 Suatu gas ideal mula-mula P1V1 P2 V2


ο€½
gas ideal mula- menempati ruang yang volumenya T1 T2
PV P 3/4V
mula menempati V dan tekanan P. Jika suhu gas ο€½ 2
T 5/4T
ruang yang menjadi 5/4 T dan volumenya
P2 ο€½ 3 / 5
volumenya V dan menjadi 3/4 V, maka tekanannya
tekanan P menjadi….

6 Membedakan gas C5 20 Suatu gas ideal mula-mula Pembahasan


ideal mula-mula menempati ruangan yang Data soal:
menempati volumenya V dan suhu T dan Tekanan menjadi 4/3 mula-mula:
ruangan yang tekanan P. P1 = 3
volumenya V dan Tabung I Tabung II P2 = 4
suhu T dan
Suhu menjadi 3/2 mula-mula:
tekanan P pada 2
Indikator Hasil Skor
No Kategori Butir Soal Kunci Jawaban
Belajar Max

tabung yang T1=2


berbeda. T2=3
V2=.....V1

Jika gas dipanaskan kondisinya


seperti pada tabung 2, maka
volume gas menjadi.

NILAI = (SKOR YANG DIDAPAT : SKOR MAX)100

NILAI = (SKOR YANG DIDAPAT/65)100


Lembar Kerja Siswa (LKS)

Perubahan Keadaan Gas Ideal

Waktu : 1 X 45 menit

Tujuan :

1.Siswa dapat menyebutkan ciri dari masing-masing proses gas ideal (isotermal,
isobarik,isokhorik, dan adiabatik)

2.Siswa dapat membedakan masing-masing proses gas ideal (isotermal, isobarik,


isokhorik, danadiabatik)

3.Siswa dapat menghitung kerja (W) dan perubahan energi dalam (βˆ†π‘ˆ) pada masing-
masing proses gas ideal (isotermal, isobarik, isokhorik, dan adiabatik) berdasarkan grafik
tekananterhadap volume dengan menerapkan hukum I Termodinamika.

DISKUSIKAN!

1.Perhatikan gambar diatas.Gambar 1 dan 2 menunjukkan siklus termodinamika pada gas


ideal. Proses manasajakah yangtermasuk isokhorik, isobar, isothermal, dan adiabatik
berdasarkan kedua gambar tersebut?Bagaimana ciri dari masing-masing proses perubahan
keadaan gas ideal tersebut?

2. Hitunglah kerja (W), perubahan energi dalam (βˆ†π‘ˆ) dan kalor (Q) pada proses AB, BC,
EF, danGE.

3.Dua mol gas menyerap kalor pada suhu tetap sehingga mengalami perubahan volume
sebesar 4liter dan tekanan gas berubah dari 4 atm menjadi 2 atm. Kemudian tanpa
menyerap kalor suhu gas berubah dari 30oC menjadi 35oC. gambarkan perubahan keadaan
gas tersebut dalam grafik P-V, dan tentukan kerja dan perubahan energi dalam sistem.
LP-02

PENILAIAN SIKAP

Berilah tanda check list (√ ) pada pilihan 1, 2, 3


NAMA SISWA Kedis Kera Keju Berpik komuni Rasa Sko Nila
iplina pian jura ir katif ingin r i
n n kritis tahu total sika
p
1. 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2.
Dst
RUBRIK PENILAIAN AFEKTIF
Aspek yang Aturan penilaian
dinilai
1 Kedisiplinan 3. Mengumpulkan tugas tepat waktu
2. Mengumpulkan tugas namun tidak tepat waktu
1. Tidak mengumpulkan tugas
2 Kerapian 3. Merapikan seluruh alat dan bahan setelah praktikum
2. Merapikan sebagian alat dan bahan setelah praktikum
1. Tidak merapikan alat dan bahan setelah pratikum
3 Jujur 3. Sangat jujur dalam menuliskan hasil praktikum( data yang
dilaporkan sesuai dengan yang didapat dari praktikum)
2. Kurang jujur dalam menuliskan hasil praktikum sehingga masih ada
beberapa data yang tidak sesuai dengan hasil praktikum .
1. Tidak jujur dalam menuliskan hasil praktikum (hasil praktikum yang
dilaporkan tidak sesuai dengan yang didapat saat praktikum).
4 Berrpikir kritis 3. Aktif memberikan respon dan mampu memilah,fakta fakta yang
dijumpainynya hingga dapat menemukan konsep susunan pegas seri
paralel
2. Kurang aktif memberikan respon namun mampu memilah fakta-fakta
yang dijumpainya sehingga dapat menemukan konsep susunan
pegas seri paralel

1. Tidak aktif memberikan respon dan tidak mampu memilah fakta


sehingga tidak menemukan konsep susunan pegas seri parallel

5 Berkomunikasi 3. Aktif dalam tanya jawab, dapat mengemukaan gagasan atau ide
mengenai konsep kesetimbangan, sertamenghargai pendapat siswa
lain

2. Aktif dalam tanya jawab, menghargai pendapat siswa lain, namun


tidak dapat mengemukaan gagasan atau ide mengenai konsep
susunan pegas seri paralel.

1. Tidak aktif dalam tanya jawab, tidak ikut mengemukaan gagasan


atau ide, kurang menghargai pendapat siswa lain.

6 Rasa ingin tahu 3. Menunjukkan rasa ingin tahu yang besar, antusias, aktif dalam
kegiatan kelompok tanpa disuruh, setidaknya mengajukan 2
pertanyaan untuk menemukan konsep susunan pegas seri paralel saat
diskusi mengenai rumusan masalah

2. Menunjukkan rasa ingin tahu, namun tidak terlalu antusias, baru


terlibat aktif dalam kegiatan kelompok ketika disuruh, dan
mengajukan 1 pertanyaan untuk menemukan konsep susunan pegas
seri paralel saat diskusi mengenai rumusan masalah.

1. Tidak menunjukkan antusias dalam pengamatan, sulit terlibat aktif


dalam kegiatan kelompok walaupun telah disuruh oleh guru dan
tidak mengajukan pertanyaan apapun.

Nilai = (skor total/18) x 100

Anda mungkin juga menyukai