Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL PENELITIAN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI

SAWAH (Oryzae sativa L) DI KECAMATAN KUPANG TIMUR


KABUPATEN KUPANG

Oleh:

ZULHIDJAH NURPALUPI : 216-301-077

FAKULTAS AGROINDUSTRI DAN PERTANIAN


JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat taufiq dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sifat dan Sejarah Uang”
ini tepat pada waktu. Tak lupa sholawat dan salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita nanti-nanti syafaatnya di akhir masa. Amin
ya robbal’alamin.

Sebagai rasa terimakasih atas bantuan dan serta dorongan dari semua pihak, kami
mengucapkan terima kasih.
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pembangunan pertanian pada dasarnya merupakan salah satu system pembangunan yang
tidak kalah pentingnya dalam mendukung keberhasilan pembangunan nasional.Pembangunan
sector pertanian bertujuan untuk menumbuhkembangkan usaha pertanian di pedesaan yang
akan memacu aktivitas ekonomi pedesaan,menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat;menumbuhkan industri hulu,hilir dan penunjang
dalam meningkatkan daya saing dan nilai tambah suatu produk pertanian;memanfaatkan
suberdaya pertanian secara optimal melalui pemanfaatan teknologi yang tepat sehingga
kapasitas sumberdaya pertanian dapat dilestarikan dan ditingkatkan;membangun
kelembagaan pertanian yang kokoh dan mandiri serta meningkatkan kontribusi sector
pertanian dalam pemasukan devisa (http://www.deptan.go.id). Pengembangan tanaman
pangan merupakan salah satu bagian dari sector pertanian yang mendapat perhatian serius
dan terus dikembangkan sampai saat ini.tujuan pembangunan pangan adalah untuk
mewujudkan kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan dengan gizi yang cukup bago penduduk
untuk menjalani hidup yang sehat dan produktif.dengan bertambahnya jumlah penduduk dan
perubahan selera makan maka ketersediaan pangan harus ditingkatkan baik dalam
jumlah,kualitas maupun keragamannya (http://www.deptan.go.id). Padi sawah dipilih oleh
petani sebagai salah satu komuditas yang diusahakan karena peranannya sebagai salah satu
makanan pokok NUSA TENGGARA TIMUR yang makin hari terasa penting karena
mengandung nilai gizi dan energy yang cukup bagi tubuh manusia,dapat menciptakan
lapangan pekerjaan serta dapat meningkatkan pendapatan petani (BPS kabupaten
Kupang,2005) Kabupaten Kupang sebagai salah satu kawasan penghasil produk pertanian di
Nusa Tenggara Timur memiliki wilayah seluas 589.818 hektar dengan 20.331 hektar
merupakan tanah sawah yang sangat berpotensiuntuk produksi tanaman pangan khususnya
padi.Hal ini dapat di lihat dari produktifitas padi sawah di Kabupaten kupangyang semakin
meningkat dari tahun ke tahun yaitu pada tahun 2003 produktifitas padi sawah sebesar
25,00kw/ ha dengan luas panen 16.827ha, pada tahun 2004 naik menjadi 35,00 kw/ ha
dengan luas panen 13.452 ha dan pada tahun 2005 naik lagi menjadi 35,00 kw/ha dengan luas
panennya 12.106 ha.Peningkatan pruduktivitas ini disebabkan karena adanya penggunaan
bibit unggul,penggunaan pupuk serta adanya penggunaan peralatan pertanian yang semakin
modern (BPS kabupaten Kupang,2005) Berdasarkan potensi sumber daya
alamnya,Kecamatan KUPANG TIMUR merupakan daerah yang berpotensi sebagai salah satu
penghasil tanaman pangan khususnya padi sawah (BPS Kabupaten Kupang,2005) Dengan
adanya peningkatan produktivitas ini diharapkan dapat memberika kontribusi pada
pendapatan keluarga petani padi sawah dikecamatan KUPANG TIMUR .Sadar atau
tidak,para petani sudah menerapkan prinsip ekonomi didalam usahataninya.hanya saja belum
pernah dilakukan penelitian tentang hal tersebut.oleh karena itu penulis ingin menelaah lebih
jauh seberapa besar pendapatan usahatani padi sawah yang diperoleh oleh para petani
dikecamatan KUPANG TIMUR.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana keragaman usahatani padi sawah dikecacatan kupang timur yang meliputi
luas lahan,pola tanam,penggunaan sarana produksi,teknik budidaya,produksi dan
produktivitasnya?
2. Bagaimana besar pendapatan usahatani padi sawah dikecamatan KUPANG TIMUR?
3. Berapa besar BEP produksi dan BEP harga dari usahatani padi sawah dikecamatan
KUPANG TIMUR?
4. Berapa keuntungan relative usahatani padi swah dikecamatan KUPANG TIMUR?
5. Berapa tingkat efisiensi penggunaan modal dalam usahatani sawah di kecamatan
KUPANG TIMUR?
1.3 TUJUAN DAN KEGUNAAN
Adapun tujuan yang diinginkan dicapai dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keragaman usahatani padi sawah dikecamatan kupang timur yang
meliputi luas lahan,pola tanam,penggunaan sarana produksi,teknik budidaya,produksi dan
produktivitasnya
2. Untuk menghitung besarnya pendapatan usahatani padi sawah dikecamatan KUPANG
TIMUR
3. Untuk menghitung besarnya BEP produksi dan BEP harga dari usahatani padi swah
dikecamatan KUPANG TIMUR
4. Untuk mengetahui besarnya keuntungan relative usahatani padi sawah dikecamatan
KUPANG TIMUR
5. Untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan modal dalam usahatani padi sawah
dikecamatan KUPANG TIMUr 1.3.2 Kegunaan Kegunaan dari penelitian inin adalah : 1.
Bagi petani sebagai bahan informasi untuk memotivasi petani dalam melakukan usahatani
2. Bagi pemerintah sebagai informasi untuk pembinaan serta pengambilan kebijakan
disektor pertanaian khususnya tanama padi sawah
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 RUJUKAN PENELITIAN TERDAHULU
Killa (1990) pada usahatani padi sawah dikecamatan aesesa,kabupaten Ngada
menyatakan bahwa perlu memperhatikan factor-faktor produksi seperti penggunaan
benih,pupuk dan pestisida sehingga hasil yang diharapkan dapat diperoleh.Selanjutnya
ditegaskan pula bahwa padi sawah mempunyai peranan yang baik dalam sumbangannya
terhadap tingkat pendapatan petani.hal ini terlihat dari jumlah pendapatan yang diperoleh
petani dari usahatani padi sawah sebesar Rp.889.217 ha.jika pendapatan ini dikonversikan
kedalam bersa dengan harga standar rp.450,- pada tahun 1990,maka rata-rata pendapatan
petani adalah ± 1.976,04 kg setara beras. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Adoe (1998)
bahwa,secara ekonomis usahatani padi sawah dikecamatan rote timur menguntungkan dengan
nilai R/C ratio 3,18 dengan total pendapatan sebesar Rp.8.462.297,00/petani atau
Rp.4.614.464,02/hektar.usahatni padi sawah dikecamatan Rote timur kabupaten Rote ndao
menunjukan bahwa penggunaaan sarana produksi sepertin pupuk dan pestisida masih dalam
batasan yang wajar (dalam segi jumlah dan dosis)sesuai dengan yang dimiliki/digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh Srilangga (1998) menyatakan bahwa rata-rata pendapatan
usahatani padi sawah dikecamatan kupang timur,kabupaten kupang pertahun semakin
meningkat pada tahun 2003 produktifitas padi sawah sebesar 25,00kw/ ha dengan luas panen
16.827ha, pada tahun 2004 naik menjadi 35,00 kw/ ha dengan luas panen 13.452 ha dan pada
tahun 2005 naik lagi menjadi 35,00 kw/ha dengan luas panennya 12.106 ha.
2.2 LANDASAN TEORITIS
Ciri-ciri tanaman padi sawah Padi termasuk dalam keluarga padi-padian,batang
beruas-beruas yang didalamnya berongga ( kosong),tingginya 1 sampai dengan 1,5 m.Pada
bungannya da dua helai sekam mahkota.Akar-akar tanaman padi masuk kedalam tanah
sedalam lapisan tanah yang dikerjakan,umumnya tidak llebih dari 25 cm.diatas batang padi
berisi empelur yang lunak dan putih warnanya,daun padi terdiri pelepah yang membalut
batang dan helai daun.Jumlah cabang rata-rata 15-20.Buah beras sebenarnya adalah putih
lembaga buah yang erat terbalut oleh kulit ari,kulit ari ini terdiri dari kulit biji dan dinding
buah ( Soemartono,1982). Syarat tumbuh padi sawah

1. Iklim
a).Padi sawah dapat tumbuh didaerah tropis/subtropics pada derajat LU sampai $% derajat
LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan
b) Rata-rata hujan yang baik adalah 200mm/bulan atau 1500-2000 mm/tahun
c) Didataran rendah padi sawah memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan temperature 22-
27 0c sedangkan didataran tinggi 650-1500 m dpl dengan temperature 19-23 0c
2. Media tanam
a) Padi sawah ditanam ditanah berlempung yang berat atau tanah yang memiliki lapisan keras
30 cm dibawah permukaan tanah
b) Menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm
c) Keasaman tanah antar pH 4,0-7,0. Aspek teknik budidaya padi sawah
1. Pengolahan lahan Sistem budidaya padi sawah biasanya didahului oleh pengolahan tanah
seraya petani melakukan persemaian.Tujuannya adalah untuk memperbaiki tata udara
tanah,merangsang perkecembahan biji,memberantas gulma dan sekaligus untuk memperoleh
tanah yang gembur dan mempunyai permukaan yang rata(AKK,1990)
2. Pemilihan Benih Benih yang disemaikan harus baik yaitu mempunyai daya tumbuh yang
tinggi karena mempunyai hubungan pertumbuhan dan pembentukan bulir yang
seragam,masaknya biji padi serempak sehingga memudahkan pemanenan.Benih yang baik
mempunyai syarat sebagai berikut : • Benih bermutu dan bersih dari campuran kotoran •
Bebas dari hama dan penyakit • Memiliki daya kecambah yang tinggi (80 %) • Kadar air
dalam gabah maksimal 14 % ,dan • Apabila benih yang dimasukan dalam larutan garam atau
abu,benih tersebut akan tenggelam (AKK,1990)
3. Penanaman bibit Bibit yang akan ditanam adalah bibit yang sudah berumur 25-40
hari,tingginya kurang lebih 25 cm,berdaun 5-7 helai,batangnya besar dan kuat serta bebas
dari hama dan penyakit.bibit padi ditanam dengan bagian pangkal batang dibenamkan kira-
kira 10 cm kedalam petakan dengan jarak tanam 20 x 20 cm.hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam melakukan penyiangan dan pemupukan ( Sugeng,2003)
4. Pengairan Padi sawah merupakan tanaman yang membutuhkan air yang cukup banyak
tergantung dari umur tanaman tersebut.
5. Penyiangan Penyiangan dilakaukan dengan mencabut rumput-rumput yang dikerjakan
sekaligus dengan menggemburkan tanah,penyiangan dilakukan dua kali yaitu pada saat
berumur 15 dan 35 hari setelah ditanam (Utomo dan Nazaruddin,2002)
6. Penyulaman Penyulaman bibit dilakukan seminggu setelah penanaman atau paling lambat
2 minggu karena penyulaman yang lebih lama akan dapat mengakibatkan tidak serempaknya
padi masak.bibit sulaman harus dari jenis yang sama yang merupakan bibit cadangan pada
persemaian bibit (Utomo dan Nazaruddin,2002)
7. Pemupukan Pada usahatani padi sawah pupuk yang digunakan adalah pup[uk
alam(organic) meliputi pupuk kandang,pupuk kompos dan pupuk hijau.Sedangkan pupuk
buatan N (Urea), pupuk K ( Kalium ),dan pupuk Fosfor (TSP),(Utomo dan Nazaruddin,2002)
8. Pengendalian hama dan penyakit Subiyakto (1991) menjelasakan bahwa dalam
pengendalian hama dan penyakit padi dipilih pengendalian hama dan penyakit secara
terpadu.Artinya dalam pelaksanaanya diikutsertakan berbagai komponen pengendalian antar-
lain :
a) Pengendalian secara budidaya Pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan cara pengolahan yang baik,menggunakan benih yang rentan terhadap hama
penyakit tanaman,bibit yang tepat umur,jarak tanam yang tepat,mengatur ketinggian air
dalam kondisi yang normal,menanam varietas padi yang berumur pendek,memupuk tanaman
dengan dosis nitrogen yang tepat,melakukan rotasi tanaman dan menanam padi secara
serempak
b) Varietas Tahan Varietas tahan adalah varietas padi yang tahan terhadap serangan hama dan
penyakit,menghasilkan produksi yang tinggi dan berkualitas tinggi.
c) Pengendalian hama dan penyakit secara hayati Pengendalian hama dan penyakit secara
hayati adalah pengendalian hama dengan membiakan secara missal musuh alami tanaman
padi secara buatan
d) Pengendalian hama dan penyakit secara kimia Pengendalian hama dan penyakit secara
kimia menggunakan pestisida.
9. Pemanenan Tanaman padi siap dipanen pada saat berumur 80-110 hari setelah tanam atau
bias diliat dari ciri-ciri tanaman tersebut.Ciri-ciri tanaman padi tersebut yang siap dipanen
adalah :
a) bulir-bulir padi dan daunya sudah menguning
b) Tangkai menunduk
c) Butir padi bila ditekan terasa keras dan berisi
d) Butir padi jika dikupas tidak berwarna hijau/putih agak lembek seperti kapur
( Sugeng,2003)
10. Penanganan pascapanen Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau
disiapkan pada tahap pasca panen agar hasil pertanian khususnya tanama padi sawah siap dan
aman dikomsumsi oleh konsumen.Penanganan pasca panen meliputi semua kegiatan mulai
dari kegiatan pemanenan,pengeringan,dan penyimpanan (Suprayono dan Setyono,1993)
2.3 USAHATANI
Menurut Mosher(1987) usahatani adalah bagaian dari permukaan bumi dimana sorang
petani atau suatu keluarga tani atau badan-badan tertentu bercocok tanam dan memelihara
ternak.Mubyarto(1989) menegaskan bahwa usahatani merupakan himpuan dari sumber-
sumber alam yang terdapat pada tempat itu diperlukan untuk produksi pertanian seperti
tumbuhan,tanah,air,perbaikan-perbaikan yang telah dilakakukan atas tanah itu,sinar matahari
dan bangunan-bangunan yang dibangun diatas tanah tersebut. Menurut Hernanto(1991)factor
produksi meliputi lahan,tenaga kerja,modal,jumlah tanggungan keluarga dan tingkat
teknologi yang dapat menentukan keberhasilan usahatani.Sedangkan factor-faktor luar yang
mempengaruhi keberhasilan usahatani adalah tersediannya sarana transportasi dan
komunikasi,aspek-aspek pemasaran hasil dan bahan usahatani(produksi,harga hasil,harga
sarana produksi lain,fasilitas kredit dan sarana penyalur hasil)
2.4 TANAH ATAU LAHAN
Mubyarto(1989)menyatakan bahwa tanah merupakan factor produksi yang paling
penting karena tanah merupakan pabrik hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana
output.Hernanto (1991) mendefinisikan tanah sebagai factor produksi usatani yang relative
langka dibanding dengan factor produksi lainya dan distribusi pengusahaanya dimasyarakat
tidak merata.

2.5 TENAGA KERJA


Soehardjo dan patong(19790 mengartikan tenaga kerja sebagai daya manusia untuk
melakukan usaha yang dijalankan untuk memproduksi benda-benda.Selanjutnya Hernanto
(1991) membedakan tenaga kerja atas 3 yaitu : Tenaga kerja manusia,tenaga kerja ternak dan
tenag kerja mekanik,sedangkan untuk tenag kerja manusia dibedakan menjadi tenag kerja
pria dewasa,wanita dan anak-anak. Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja (1983) membentuk
konversi kerja dengan membandingkan tenaga kerja pria(TKP) sebagai ukuran baku dan
tenaga kerja lain disertakan dengan pria,yaitu 1 tenaga kerja pria sama dengan 1 HKP,!
Tenaga kerja wanita sama dengan 0,8 HKP dan tenaga kerja anak-anak sama dengan 0,5
HKP.Satuan ukuran yang dipakai untuk mengukur besarnya curahan tenaga kerja dalam
kegiatan usahatani digunakan perhitungan Hari Kerja Orang (HKO),Perhitungan Hari Kerja
Orang (HKO) secara sistematis dapat diformulasikan sebagai berikut : HKO = Jumlah tenaga
kerja x Jumlah Jam Kerja x hari Kerja 7
2.6 MODAL
Dalam usahatanimodal merupakan barang atau uang yang bersama-sama factor produksi
tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang berupa hasil pertanian.Modal dalam suatu
usahatani dapat dibedakan atas sifatnya yaitu modal tetap dam nodal tidak tetap.Modal tetap
diartikan sebagai modal yang tidak habis dipakai pada suatu periode produksi
(tanah,bangunan,mesin,dan investasi),sedangkan modal tidak tetap diartikan sebagai modal
yang habis dipakai pada satu periode produksi yang meliputi :bibit,pupuk,obat-obatan,uang
tunai,dan lain-lain(Mubyarto,1989).
2.7 PENGELOLAAN
Pengelolaan usahatani meliputi kemampuan petani dalam menentukan dan
mengkoordinasikan factor-faktor produksi yang bermacam-macam seefektif mungkin
sehingga produksi pertanian memberikan hasil yang lebih baik.dengan demikian pengelolaan
usahatani bukan hanya menyangkut cara memperoleh hasil semaksimal mungkin dari cabang
usahatani yang diusahakan tetapi juga mempertinggi pendapatan dari suatu cabang
usahatani(Soehardjo dan patong,1979).
2.8 BIAYA USAHATANI
Konsep biaya menurut Hernanto (1989) adalah korbanan yang dicurahkan dalam proses
produksi yang semula fisik kemudian diberikan nilai Rupiah sehingga biaya-biaya tidak lain
adalah korbanan.Lebih lanjut Soekartawi (1995) mengklasifikasikan biaya produksi usahatni
menjadi 2 yaitu : • Biaya tetap (fixed cost)adalah biaya yang dipergunakan tidak habis dalam
satu proses produksi dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau
sedikit,besar biaya tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi yang diperoleh.Biaya
tetap meliputi ;sewa,tanah,pajak,biaya alat pertanian dan penyusutan alat pertanian. • Biaya
Variabel (variable cost)adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh hasil
produksi.biaya variable ini meliputi : biaya bibit,biaya pupuk,biaya pengolahan tanah dan
biaya tenaga kerja.
2.9 PENERIMAAN USAHATANI
Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jumlah tertentu yang
dijual,diberikan kepada orang lain dan yang dikomsumsi yang diperoleh dari jumlah produk
secara keseluruhan dikalikan dengan harga yang berlakau ditingkat petani. Soekartawi (1995)
menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antar produk dengan harga
jual.Secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut : TR = Py.Y Dimana : TR = Total
penerimaan Py = Harga Y = Produksi
2.10 PENDAPATAN USAHA TANI
Dalam teori ekonomi pertanian tingkat pendapatan pertanian menjadi focus dari setiap tujuan
aktivitas usahatani,tinggi rendahnya modal usaha akan berpengaruh terhadap pruduksi yang
akhirnya kembali berdampak pada pandapatan petani. Menurut Tjakrawiralaksana (1983)
Pendapatan usahatani adalah sisa beda dari pada penggunaan nilai penerimaan usahatani
dengan biaya-biaya yang dikeluarkan.Ada beberapa ukuran untuk menghitung pendapatan
usahatani yaitu : • Pendapatan usahatni diperoleh dengan menghitung semua penerimaan
dikurangi dengan semua pengeluaran • Pendapatan keluarga tani diperoleh dari menambah
pendapatan tenag kerja keluarga dengan bungan modal milik sendiri dan nilai sewa •
Pendapatan petani diperoleh dari menambah pendapatan tenaga kerja biaya modal sendiri.
Soekarawi (1995) Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan dan semua
biaya yang dikeluarkan.Selanjutnya dikatakan bahwa pendapatan rumah tangga petani adalah
keseluruhan pendapatan petani,tidak saja dari usaha bidang pertanian dari usaha non
pertanian juga.secara matematis pendapatan usahatani diformulasikan sebagai berikut : Pd =
TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan TC = Total biaya
2.11 BREAK EVENT POINT
( BEP) Break event point merupakan suatu keadaan impas atau kembali modal.Pada BEP
hasil yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan.Ada dua macam perhitungan BEP
yakni : a) BEP Produksi = total biaya produksi Harga ditingkat petani b) BEP Harga = total
biaya produksi Total produksi 2.12 Analisis R/C ratio Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja
(1983) menyatakan bahwa analisis R/C ratio adalah imbangan antara penerimaan dan
biaya.Analisis ini dipakai untuk melihat keuntungan relative dari suatu kegiatan
usahatani.Secara matematis R/C ratio dapat diformulasikan sebagai berikut : RC = total
penerimaan Total biaya Kriteria penilaian R/C ratio adalah : • JIka R/C ratio < 1,berarti secara
ekonomi usaha yang dilakukan tidak menguntungkan • Jika R/C ratio = 1,berarti secara
ekonomi usaha yang dilakaukan tidak menguntungkan dan tidak merugikan • Jika R/C ratio >
1,berarti secara ekonomi usaha yang dilakukan menguntungkan sehingga usahatani tersebut
layak untuk diusahakan 2.13 Return On Investment ( ROI) ROI atau tingkat efisiensi
penggunaan modal adalah pengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam
menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam
perusahaan.Semakin tinggi rasio ini,maka semakin baik pula keadaan perusahaan.Analisis ini
dapat diformulasikan sebagai berikut : ROI = pendapatan usaha tani Total biaya x 100

METODE PENELITIAN
3.1 KERANGKA BERPIKIR
Dalam setiap kegiatan usahatani petani harus berusaha untuk memperoleh hasil yang sebesar-
besarnya dengan harapan akan meningkatkan pendapatan dari usahatani tersebut.Oleh sebab
itu dalam menjalankan usahataninya,petani perlu mengadakan perhitungan secara ekonomis
untuk mengetahui apakah usahanya menguntungkan atau merugikan. Peningkatan
produktivitas produksi dan produktivitas suatu usahatani sangat ditentukan oleh aspek
pembudidayaan,keragaman usahatani yang meliputi : jenis bibit,luas lahan,pola tanam dan
penggunaan sarana produksi.Dengan demikian peningkatan ini maka pendapatan suatu
usahatani akan meningkat pula. Usahatani padi sawah merupakan kegiatan yang dilakukan
oleh seorang petani baik sebagai manejer,penggarap atu penyewa tanah pada sebidang tanah
yang dikuasai,tempat mengelola dengan segala kemampuan untuk memperoleh hasil
produk(gabah) yang tinggi. Kecamatan Kupang Timur merupakan daerah yang berpotensi
sebagai salah satu penghasil tanaman pangan khususnya padi swah yang dapat memberikabn
kontribusi pada pendapatan usahatani.Untuk mengetahui pendapatan digunakan perhitungan
selisih antar penerimaan usahatani padi sawah dan total biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani padi sawah.Penerimaan usahatani adalah nilai produk total usahatani dalam jumlah
yang tertentu yang dijual,diberikan kepada oranglain dan yang dikomsumsi yang diperoleh
dari jumlah produk secara keseluruhan dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat
petani.Sedangakan keuntungan relative diperoleh dari perbandingan antara pendapatan dan
total biaya.
3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini akan dilaksanakan diKecamatan Kupang Timur Kabupaten Kupang pada bulan
Agustus 2010 sampai bulan Nopember 2010.
3.3 METODE PENENTUAN TEMPAT DAN CONTOH
Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap yakni tahap
1 penentuan desa secara sengaja Dimana dari 6 desa yang ada dikecamatan kupang timur
hanya terdapat 4 desa sebagai penghasil padi sawah dan ditetapkan 2 desa contoh yakni desa
Tarus dan desa Oesao.Hal ini diambil dengan alasan kedua desa tersebut memiliki jumlah
produksi yang terus meningkat dari tahun ketahun yakni pada tahun 2003 produktifitas padi
sawah sebesar 25,00kw/ ha dengan luas panen 16.827ha, pada tahun 2004 naik menjadi 35,00
kw/ ha dengan luas panen 13.452 ha dan pada tahun 2005 naik lagi menjadi 35,00 kw/ha
dengan luas panennya 12.106 ha sedangkan pada tahap 2 penentuan petani responden yang
dilakukan secara disproportional random sampling,karena sifat usaha tani disetiap tempat
tersebut homogen(sama),dengan ditetapkan sebanyak 20 petani per-desa sehingga total
responden kedua desa berjumlah 40 orang.
3.4 METODE PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dilakukan dengan metode survey.data yang dikumpulkan berupa data
primer dan data sekunder.data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani
contoh yang berpedoman pada daftar pertayaan yang telah disiapkan,sedangkan data
sekunder diperoleh dari instansi yang terkait dengan penelitian dan juga dari hasil studi
kepustakaan.
3.5 KONSEP PENGUKURAN
Variable-variabel yang diamati dalam penelitian ini :
a. Identitas responden yang meliputi : umur(tahun),pendidikan (pendidikan formal dan non
formal),jumlah tanggungan keluarga(Orang).
b. Luas lahan garapan yang diusahakan untuk menanam padi sawah selama musim tanam
2009(ha).
c. Jumlah pengeluaran yaitu total pengeluaran yang digunakan dalam kegiatan usahatani padi
sawah selama musim tanam 2009 yang meliputi : benih (kg/ha),pupuk ( kg/ha) dan pestisida
(liter/ha).
d. Biaya produksi adalah jumlah biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani padi
sawah selama tahun 2009 yang meliputi : benih,pupuk,pestisida,upah tenaga kerja dan
peralatan pertanian yang diukur dalam Rp
e. Curahan tenaga kerja yaitu banyaknya tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi
usahatani padi swah baik berasal dari dalam maupun luar keluarga selam tahun 2009 (HKO)
f. Harga yaitu harga gabah yang berlaku ditingkat petani tahun 2009 (Rp/kg)
g. Penerimaan adalah nilai produk total usahatani padi sawah dalam jumlah tertentu yang
dijual,diberikan kepada orang lain dan yang dikomsumsi yang diperoleh dari jumlah produk
secara keseluruhan dikalikan dengan harga yang berlaku ditingkat petani selama tahun 2009
(Rp).
h. Pendapatan adalah selisih antar total penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan dalam
usahatani padi sawah ( Rp).
3.6 MODEL DAN ANALISIS DATA
Data yang dikumpulkan ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian.
1) Untuk menjawab tujuan pertama tentang keragaman usahatani padi sawah digunakan
analisis deskriptif
2) Untuk menjawab tujuan kedua tentang pendapatan usahatani padi sawah digunakan rumus
sesuai dengan petunjuk Soekartawi (1995) bahwa pendapatan usahatani merupakan selisih
antara total penerimaan dan semua biaya yang dikeluarkan.Selanjutnya dikatakan bahwa
pendapatan rumah tangga petani adalah keseluruhan pendapatan petani,tidak saja dari usaha
bidang pertanian dari usaha non pertanian juga.Secara matematis pendapatan usahatani
diformulasikan sebagai berikut : Pd = TR – TC Dimana : Pd = Pendapatan usahatani TR =
Total Revenue ( Total Penerimaan) TC = Total Cost ( Total biaya ) Dari persamaan diatas
maka dapat dijabarkan menjadi : Pd=py.Y-(Px1.X 1+px2.X2+ Px3.X3=Px4.X4=px5.X5
+Px6.X6) Dimana : Pd = Pendapatan usahatani Py = Harga produk Y =Jumlah produksi Px1
= harga benih(Rp) X1 = Jumlah benih (Rp) Px2 =Harga pupuk (Rp) X2 =Jumlah pupuk (Kg)
Px3 =Harga pestisida(Rp) X3 =Jumlah pestisida(liter) Px4 =Upah tenaga kerja(Rp) X4
=Jumlah tenaga kerja(HKO) Px5 =Harga sewa per luas lahan (Rp) X5 =Jumlah Luas
lahan(ha) Px6 =Harga Padi(Rp) X6 =Jumlah padi untuk biaya rontok(Kg)
3) Untuk menjawab tujuan ketiga tentang BEP produksi dan BEP harga dari usahatani padi
sawah digunakan rumus sesuai dengan petunjuk ( Darsono Prawironegoro dan Ari
Purwati,2008) menyatakan bahwa keadaan suatu usaha yang tidak memperoleh laba dan tidak
juga menderita rugi yang dapat diformulasikan kedalam 2 bentuk yakni :
a) BEP Produksi = total biaya produksi Harga ditingkat petani
b) BEP Harga = total biaya produksi Total produksi
4) Untuk menjawab tujuan keempat tentang keuntungan relative usahatani padi sawah
digunakan rumus sesuai dengan petunjuk Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja (1983)
menyatakan bahwa analisis R/C ratio merupakan imbangan antara penerimaan dan
biaya.Dimana analisis ini dipakai untuk melihat keuntungan relative dari suatu kegiatan
usahatani.Secara matematis R/C ratio dapat diformulasikan sebagai berikut : R/C = total
penerimaan Total biaya Kriteria penilaian R/C ratio adalah : • JIka R/C ratio < 1,berarti secara
ekonomi usaha yang dilakukan tidak menguntungkan • Jika R/C ratio = 1,berarti secara
ekonomi usaha yang dilakaukan tidak menguntungkan dan tidak merugikan • Jika R/C ratio >
1,berarti secara ekonomi usaha yang dilakukan menguntungkan sehingga usahatani tersebut
layak untuk diusahakan
5) Untuk menjawab tujuan kelima tentang tingkat efesiensi penggunaan modal dalam
usahatani padi sawah sesuai petunjuk (Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja,1983) bahwa
pengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan keuntungan
dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan.Semakin tinggi rasio
ini,maka semakin baik pula keadaan perusahaan sehingga analisis ini dapat diformulasikan
sebagai berikut : ROI = pendapatan usaha tani Total biaya x 100%
DAFTAR PUSTAKA
1990.Budidaya Tanaman Padi.Kanisius.Yogyakarta. Hernanto,1991.Ilmu usahatani.Penebar
swadaya.Jakarta. http:// www.deptan.go.id. 17 September 2009.visi / visi misi.htm
Mubyarto,1989.Pengantar Ekonomi Pertanian.LP3ES.jakarta Soekartawi,1995.Analisis
Usahatani.UI.Jakarta Suprayono dan Setyono,1993.Padi.Penebar Swadaya.Jakarta

Anda mungkin juga menyukai