Anda di halaman 1dari 6

http://jurnal.fk.unand.ac.

id 1

Artikel Penelitian

Hubungan Kejadian Askariasis dengan Kebiasaan Cuci


Tangan Sebelum Makan dan Berkontak dengan Tanah pada
Anak SD Negeri 29 Purus Padang

Resti Fadya1, Nora Harminarti2, Elizabeth Bahar3

Abstrak
Anak usia sekolah dasar (SD) merupakan kelompok umur yang paling sering terinfeksi oleh cacing usus yang
ditularkan melalui tanah atau sering disebut Soil Transmitted Helminths (STH). Salah satu jenis cacing usus yang banyak
menginfeksi anak SD di Kota Padang, Sumatera Barat adalah cacing Ascaris lumbricoides. Prevalensi askariasis
meningkat pada anak SD dikarenakan personal hygiene yang kurang baik, sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui
hubungan kejadian askariasis dengan kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan berkontak dengan tanah pada anak
SD. Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 29 Purus Kota Padang, Sumatera Barat. Jenis penelitian ini adalah analitik
dengan desain cross sectional yang dilaksanakan pada bulan April sampai Desember 2014. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik proposional simple random sampling. Hubungan antara semua variabel dianalisis dengan uji
Chi-Square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa angka infeksi karena A.lumbricoidesdi SD Negeri 29 Purus Padang
adalah positif sebanyak 41 murid (52,6%). Kebiasaan cuci tangan sebelum makan yang baik sebanyak 41 murid (52,6%)
dan berkontak dengan tanah yang perilaku sehat sebanyak 57 murid (73,1%). Dari hasil uji statistik didapatkan hubungan
variabel kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan kejadian askariasis dengan p value sebesar 1.000 (p>0.05) dan
hubungan berkontak dengan tanah dengan kejadian askariasis dengan p value sebesar 0.813 (p>0.05). Dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan cuci tangan sebelum makan dan
berkontak dengan tanah dengan kejadian askariasis.
Kata kunci: askariasis, kebiasaan cuci tangan, berkontak dengan tanah

Abstract
Primary school students are the of age that often infected by intestinal worms transmitted through the soil or
called Soil Transmitted Helminths (STH). One type of intestinal worms that infect many elementary school children in
the city of Padang, West Sumatra is Ascaris lumbricoides. The prevalence of ascariasis increases in elementary school
children due to poor personal hygiene, so this study aims to determine the relationship of the incidence of ascariasis with
handwashing before eating and contact with soil in elementary school children. This study was conducted in SDN 29
Purus, Padang, Western Sumatra. This is an analytic with cross sectional design conducted in April to December 2014.
Sampling mechanism is proposional simple random sampling technique. The relationship between all variables were
analyzed by Chi-SquareThe results of this study showed that the number of infections due to A.lumbricoides in SDN 29
Purus, Padang was positive in 41 children (52,6%). Handwashing before eating good as many as 41 students (52,6%)
and good contact with the soil healthy behaviors as much as 57 students (73,1%). From the statistical test results
obtained relationship variables handwashing before eating with ascariasis incident with p value of 1.000 (p>0.05) in
contact with the ground and the relationship with the incidence of ascariasis with p value of 0.813 (p>0.05). It can be
concluded that there is no significant relationship between handwashing before eating and in contact with the soil with
ascariasis incidence.
Keywords: ascariasis, handwashing, contact with the soil

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 2

Affiliasi penulis: 1.Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 2. jumlah penduduk Kota Padang tahun 2012 sebanyak
Bagian Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, 3.
846.731 jiwa dan tahun 2013 sebanyak 876.000 jiwa.9
Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas.
Korespondensi : Resti Fadya, email: resti_fy@yahoo.com, Dari 22 Puskesmas di wilayah Kota Padang
telp: 08126620432 salah satunya Puskesmas Padang Pasir yang berlokasi
di tengah Kota Padang Kecamatan Padang Barat

PENDAHULUAN dengan letak geografis sepanjang pesisir pantai barat


setiap tahunnya terjadi prevalensi kasus askariasis
Kecacingan merupakan penyakit endemik
relatif cukup tinggi dengan angka prevalensi kasus
yang diakibatkan satu atau lebih cacing.1 Ada 3 (tiga)
tahun 2012 sebanyak 136 kasus dan tahun 2013
jenis cacing Soil Transmitted Helminth (STH) yang
sebanyak 46 kasus. Pada tahun 2012 ditemukan kasus
terpenting adalah cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
baru sebanyak 106 kasus dan kasus lama sebanyak 30
cacing tambang (Ancylostoma duodenale dan
kasus sedangkan pada tahun 2013 kasus baru
Necatoramericanus) dan cacing cambuk
sebanyak 36 kasus dan kasus lama sebanyak 10
(Trichuristrichiura).2
kasus.8
Pada tahun 2008, prevalensi Ascaris
Dari survey awal yang dilakukan didapatkan
lumbricoides ditemukan antara lain di beberapa desa di
SD Negeri 29 Purus yang terletak di wilayah kerja
Sumatera 78%, Kalimantan 79%, Sulawesi 88% dan
Puskesmas Padang Pasir dipilih sebagai lokasi
Nusa Tenggara Barat 92%. Sementara prevalensi
penelitian karena angka kejadian kasus cukup tinggi,
Trichuris trichuira juga termasuk tinggi untuk masing-
padat penduduk terletak di daerah pantai Padang,
masing daerahyang sama yaitu 83%, 83%, 84%, dan
sanitasi lingkungan kumuh, toilet / WC ( Water Closet)
91%. Rata-rata cacingan yang disebabkan oleh Ascaris
sekolah yang kotor dan bau serta tidak tersedianya
lumbricoides dan Trichuris trichuira ditemukan 80-
sabun, kebiasaan anak SD bermain tanah,
100% pada kelompok anak-anak.3
ketersediaan air bersih terbatas, dan terdapat
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya
banyaknya warung masyarakat di sekitar sekolah yang
penularan Soil Transmitted Helminth (STH), antara lain
kurang saniter.
di daerah pedesaan beriklim tropis sangat baik bagi
Sementara informasi langsung yang
perkembangan cacing tersebut serta tanah yang
didapatkan dari guru SD Negeri 29 Purus mengatakan
terkontaminasi larva cacing yang tersebar di sekitar
sekolah ini pernah mendapatkan penyuluhan dari
rumah penduduk yang mempunyai kebiasaan
Puskesmas Padang Pasir tentang PHBS (Perilaku
membuang kotoran di sembarangan tempat, sehingga
Hidup Bersih dan Sehat) namun dalam penerapannya
memudahkan kuku anak yang bermain di tanah
belum terlaksana secara baik karena kurang dipahami.
terkontaminasi,4 kebiasaan cuci tangan sebelum
Selain dari Puskesmas, guru sudah memberikan
makan dan setelah buang air besar (BAB), perilaku
pendidikan di kelas tentang cara CTPS (Cuci Tangan
jajan disembarang tempat yang kebersihannya tidak
Pakai Sabun) namun kurang dipahami secara baik
dapat dikontrol, serta ketersediaan sumber air bersih.5
sehingga masih ada murid yang tidak menerapkanya.
Anak usia sekolah berkisar 5 - 12 tahun pada
Hal ini terlihat dari masih adanya kuku murid yang kotor
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan SD/MI
dan hitam yang menunjukan kurangnya higiene
(Madrasah Ibtidaiyah).6 Anak usia sekolah dasar
perorangan. Ini juga menunjukan kurangnya perhatian
merupakan kelompok umur yang paling sering
dari orang tua dan pengawasan dari guru terhadap
terinfeksi oleh cacing usus yang ditularkan melalui
kebersihan kuku anak sehingga sampai saat ini masih
tanah, hal ini disebabkan karena anak SD paling sering
banyak terdapat kasus askariasis pada anak/murid di
berkontak dengan tanah sebagai sumber infeksi.7
sekolah sesuai hasil laporan data penyakit kecacingan
Khusus untuk Kota Padang masih terjadi
di Puskesmas Kota Padang.
prevalensi kasus cacingan yang cukup tinggi pada 2
Semuanya ini merupakan faktor-faktor
(dua) tahun terakhir masing-masing sebanyak 1.588
pendukung/penunjang terjadinya prevalensi kasus
kasus tahun 2012 dan 1.117 kasus tahun 2013.8 Dari

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 3

kejadian askariasis setiap waktu. Penulis mencoba tidak baik yaitu 41 orang (52,6%), murid yang berkontak
melakukan penelitian di lokasi SD Negeri 29 Purus dengan tanah yang perilaku sehat lebih banyak dari
Padang dengan tujuan dapat memberikan yang perilaku kurang sehat yaitu 57 orang (73,1%).
kontribusi/pemecahan masalah ini nantinya, sehingga Tabel 2. Hubungan antara Kebiasaan Cuci Tangan
prevalensi kasus dapat semakin berkurang. sebelum Makan dengan Kejadian Askariasis
Kebiasaan Infeksi Cacing Usus

METODE Cuci (Soil Transmitted


Total
Tangan Helminths) p
Penelitian yang dilakukan bersifat analitik
sebelum Positif Negatif
dengan desain cross sectional study pada April sampai
Makan f % f % N %
Desember 2014. Lokasi penelitian di SD Negeri 29
Tidak Baik 19 51.4 18 48.6 37 100
Purus Padang. Sampel penelitian dipilih melalui 1.000
Baik 22 53.7 19 46.3 41 100
sampling dan memenuhi kriteria sampel (inklusi dan
N 41 52.6 37 47.4 78 100
ekslusi). Jumlah sampel sebanyak 78 orang. Cara
Keterangan: f = frekuensi, % = persentase kejadian, N =
pengambilan sampel yaitu dengan teknik proposional
jumlah, p = nilai p.
simple random sampling. Instrumen penelitian yang
digunakan adalah kuesioner dan pemeriksaan tinja di Pada tabel 2 menunjukan tidak terdapat
Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran hubungan yang bermakna dari uji statistik antara
Universitas Andalas. Data yang diperoleh diolah secara hubungan kebiasaan mencuci tangan dengankejadian
komputerisasi dengan program SPSS dan untuk askariasis pada siswa SD Negeri 29 Purus yang
analisis hasil penelitiannya digunakan uji statistik chi- menjadi responden p value=1.000 (α>0,05).
square test dengan tingkat pemaknaan p<0.05. Tabel 3. Hubungan antara berkontak dengan tanah
dengan kejadian askariasis
HASIL DAN PEMBAHASAN Infeksi Cacing Usus
Selama penelitian yang telah dilakukan pada Berkontak (Soil Transmitted
Total
siswa SD Negeri 29 Purus Padang tahun 2014 dengan Helminths) p
didapatkan karakteristik responden yang terdiri atas tanah Positif Negatif

kejadian askariasis, kebiasaan cuci tangan sebelum f % f % N %

makan dan berkontak dengan tanah pada tabel 1 Perilaku


kurang 12 57.1 9 42.9 21 100
sebagai berikut :
sehat 0.813
Tabel 1. Karakteristik Responden
Perilaku
f % 29 50.9 28 49.1 57 100
sehat
Kejadian Askariasis N 41 52.6 37 47.4 78 100
Positif 41 52.6 Keterangan: f = frekuensi, % = persentase kejadian, N =
Negatif 37 47.4 jumlah, p = nilai p.
Kebiasaan Cuci Tangan Sesudah Makan
Baik 41 52.6 Pada tabel 3, berdasarkan uji statistik tidak
Tidak baik 37 47.4 terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan
Berkontak dengan Tanah berkontak dengan tanah dengan kejadian pada siswa
Perilaku sehat 57 73,1
SD Negeri 29 Purus yang menjadi responden p
Perilaku kurang 21 26,9
value=0.813 (α>0.05).
sehat
Hasil penelitian yang dilakukan ini
Keterangan: f = frekuensi, % = persentase kejadian
menunjukkan bahwa dari 78 anak SD kelas I sampai
dengan kelas VI yang dijadikan sampel di SD Negeri 29
Pada tabel 1 didapatkan kejadian askariasis
Purus Padang yang dilakukan pemeriksaan feses
positif lebih banyak dibanding negatif yaitu 41 orang
secara laboratorium, didapatkan sebanyak 41 orang
(52,6%), murid yang mempunyai kebiasaan cuci
(52,6%) positif infeksi cacing Ascaris lumbricoides.
tangan sebelum makan yang baik lebih banyak dari

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 4

Selain itu selama dilakukan pemeriksaan juga bermain dengan tanah yang baik sedangkan sebanyak
ditemukan telur cacing usus lainya seperti telur 38 anak (66,7%) bermain dengan tanah yang buruk.12
Trichuris trichiura (cacing cambuk) serta Protozoa Perbedaan dari penelitian ini dengan
seperti kista Entamoeba histolitica dan kista Giardia penelitian terdahulu karena murid SD Negeri 29 Purus
lamblia dengan rincian ditemukannya telur Trichuris Padang sudah diberikan edukasi tentang PHBS di
trichiura (cacing cambuk) sebanyak 19 orang, kista sekolah serta didukung pula dengan tingkat pendidikan
Entamoeba histolitica 9 orang dan 10 orang mengidap seseorang yang menandakan seberapa banyak
kista Giardia lamblia. Kejadian infeksi cacing usus (Soil seseorang mendapatkan informasi.
TransmittedHelminths) termasuk kategori tinggi karena Hubungan Kejadian Askariasis dengan cuci
terdapat lebih 50% dari jumlah sampel yang diambil. tangan sebelum makan dengan uji Chi-Square
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian didapatkan p value=1.000 (p>0.05), berarti tidak ada
sebelumnya yang dilakukan oleh Mardiana dan hubungan yang bermakna antara kebiasaan cuci
Djarismawati pada tahun 2008 yang menyatakan tangan sebelum makan dengan kejadian askariasis.
bahwa prevalensi cacing Ascariasis lumbricoides pada Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
murid Sekolah Dasar di Jakarta Utara (80%) dan Endriani, dkk (2010) di Kelurahan Karangroto
Jakarta Barat (74,7%).10 Tidak jauh berbeda dengan Semarang dengan p value=0.277 (p>0.05)13 dan
penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Sofiana tahun 2010 di Kabupaten Salatiga Yogyakarta
Wijayaningrum pada tahun 2011 dari 104 siswa SD “X” dengan p value=0.616 (p>0.05)14 menyatakan bahwa
Cilincing Jakarta Utara didapatkan sebanyak 65 orang tidak ada hubungan yang bermakna antara kejadian
(62,5%) mengalami infeksi kecacingan dengan rincian askariasis dengan kebiasaan mencuci tangan sebelum
30 orang (46,2%) terinfeksi A.lumbricoides, 10 orang makan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh
(15,4%) terinfeksi oleh T.trichiura dan sisanya Ratang, dkk tahun 2011 di SD Negeri 119 Manado
sebanyak 25 orang (38,5%) mengalami infeksi dengan p value 0.04 (p<0.05)15 dan Mokoginta, dkk
campuran.11 tahun 2013 di SD GMIM dan SD ADVENT Bengkol
Berdasarkan penelitian mengenai kebiasaan dengan p value=0.012 (p<0.05)16 yang menyatakan
cuci tangan sebelum makan dengan kejadian adanya hubungan yang bermakna antara kebiasaan
askariasispada anak SD Negeri 29 Purus Padang mencuci tangan sebelum makan dengan kejadian
diperoleh data sekitar 41 orang (52,6%) mempunyai askariasis siswa sekolah dasar.
kebiasaan yang baik dan sekitar 37 orang (47,4%) Mencuci tangan dengan sabun dikenal juga
mempunyai kebiasaan yang tidak baik. Sama halnya sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit. Hal ini
dengan hasil penelitian Winita pada tahun 2012 di SDN dikarenakan tangan merupakan pembawa kuman
Pagi Paseban Jakarta Pusat yang menyatakan bahwa penyebab penyakit. Resiko penularan penyakit dapat
sebagian besar murid mempunyai kebiasaan mencuci berkurang dengan adanya peningkatan perilaku hidup
tangan sebelum makan (88,5%) maupun sesudah BAB bersih dan sehat, perilaku hygiene, seperti cuci tangan
pakai sabun (92%).5 pakai sabun pada waktu penting. Kebiasaan mencuci
Sedangkan penelitian mengenai berkontak tangan mempunyai pengaruh yang sangat besar
dengan tanah terhadap kejadian askariasis pada anak terhadap askariasis, Mencuci tangan dengan air saja
SD Negeri 29 Purus Padang didapatkan hasil sebanyak lebih umum dilakukan, namun hal ini terbukti tidak
57 orang (73,1%) berkontak dengan tanah yang efektif dalam menjaga kesehatan dibandingkan dengan
perilaku sehat sedangkan sekitar 21 orang (26,9%) mencuci tangan dengan sabun. Menggunakan sabun
berkontak dengan tanah yang perilaku kurang sehat. dalam mencuci tangan sebenarnya menyebabkan
Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra orang harus mengalokasikan waktunya lebih banyak
2006 pada anak SD Negeri 12 Ulak Karang kelas I, II saat mencuci tangan, namun penggunaan sabun
dan III Kecamatan Padang Utara Kota Padang menjadi efektif karena lemak dan kotoran yang
berdasarkan hasil penelitian yang dilakukannya kepada menempel akan terlepas saat tangan digosok dan
57 anak diperoleh hasil sebanyak 19 anak (33,3%) bergesek dalam upaya melepasnya.17

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 5

Hasil uji Chi-Square test hubungan Kejadian Personal Hygiene dengan Cacingan pada Murid
Askariasis dengan berkontak dengan tanah Sekolah Dasar di Kabupaten Bolaang
menunjukkan p value=0.813 (p>0.05), berarti tidak ada Mongondow Utara. Jurnal Keperawatan.
hubungan yang bermakna antara berkontak dengan Manado. 2013;1(1).
tanah dengan kejadian askariasis. Berbeda dengan 5. Winita R, Mulyanti, Astuti H. Upaya
penelitian yang dilakukan oleh Putra pada tahun 2006 Pemberantasan Kecacingan di Sekolah Dasar
di SD Negeri No.12 Ulak Karang Utara Kota Padang Makara. Jurnal Kesehatan. Jakarta. 2012;16(2).
dengan p value=0.001 (p<0.05),12 Menurut Samad, 6. Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral
pada tahun 2009 di Kelurahan Tembung Kecamatan PP dan PL . Pedoman Pengendalian Cacingan.
Medan Tembung dengan p value=0.035 (p<0.05) Jakarta. 2012.
menyatakan adanya hubungan yang bermakna antara 7. Pasaribu S. Penentuan Optimal Pengobatan
kejadian askariasis dengan kebiasaan bermain dengan Masal Askariasis dengan Albendazol pada Anak
tanah.18 Usia Sekolah Dasar di Desa Suka. Disertasi.
Hal ini dikarenakan sudah diajarkan dari Program Pasca Sarjana Universitas Sumatera
sekolah oleh guru serta penyuluhan dari Puskesmas Utara. Medan. 2003;65-18.
tentang PHBS sehingga anak memiliki pengetahuan 8. Dinas Kesehatan Kota Padang. Laporan
tentang perilaku yang baik setelah melakukan Bulanan Tahun 2012 dan 2013. Padang.
berkontak dengan tanah. Walaupun anak sudah 9. Profil Dinas Kesehatan Kota Padang Tahun
memiliki pengetahuan tentang PHBS tetapi anak masih 2012 dan 2013. Padang.
menderita askariasis hal ini mengindikasikan bahwa 10. Mardiana, Djarismawati. Prevalensi Cacing
anak tidak menerapkan/mengaplikasikan pengetahuan Usus pada Murid SD Wajib Belajar Pelayanan
yang dimilikinya dalam berkontak dengan tanah. Gerakan Terpadu Pengentasan Kemisikinan
Daerah Kumuh Wilayah DKI. Jurnal Ekologi
Kesimpulan Kesehatan. Jakarta.2008;7(2):769-774.
1. Kejadian askariasis masih banyak ditemukan. 11. Wijayaningrum, Ambartyas T. Hubungan
2. Tidak ada hubungan yang bermakna antara Kebiasaan Mencuci Tangan dengan Kejadian
kebiasaan cuci tangan sebelum makan dengan Kecacingan pada Siswa SD ‘’X’’ di Cilincing,
kejadian askariasis. Jakarta Utara. Skripsi. Fakultas Kedokteran
3. Tidak ada hubungan yang bermakna antara Universitas Indonesia. Jakarta.2011; 5-6; 29-30.
berkontak dengan tanah. 12. Putra AR. Hubungan Askariasis dengan
Kebiasaan Makan dan Bermain Anak SD Negeri

Ucapan Terima Kasih No.12 Ulak Karang Utara Kelas I, II dan III

Ucapan terima kasih kepada dr. Nora Harminarti, Kecamatan Padang Utara Kota Padang. Skripsi.

M.Biomed dan Dra. Elizabeth Bahar, M.Kes atas Pendidikan Dokter Universitas Andalas.

bimbingan, bantuan dan motivasi dalam penelitian ini. Padang. 2006;7-43.


13. Endrianai, Mifbakhudin, Sayono. Beberapa
Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Daftar Pustaka
Kecacingan pada Anak Usia 1-4 Tahun. Thesis.
1. Zulkoni A. Parasitologi. 1st. ed. Nuha Medika:
Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat
Yogyakarta. 2011;5-17.
Universitas Muhamadiyah. Semarang. 2010;15-
2. Depkes RI. Pedoman pengendalian cacingan.
4;67;68.
Jakarta. 2006;2-9.
14. Sofiana, Liena. Hubungan Perilaku dengan
3. Sutanto I. Parasitologi Kedokteran. 4rd rev. ed.
Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:
SD MI Asas Islam, Kalibening, Salitiga. Thesis.
Jakarta. 2008;78-7.
Program Studi Fakultas Kesehatan Masyarakat
4. Saharman S, Maluyu N, Hamle R. Hubungan

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)


http://jurnal.fk.unand.ac.id 6

Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta. 2010; Ratulangi. Manado. 2013;7;24.


20-2;50;53. 17. Weber DJ, Rutala WA. Use of Germicides in the
15. Ratag BT, Franckie RR, Maramis. Hubungan Home and the Healthcare Setting: is there
antara Hygiene Perorangan dengan Infestasi Relationship Between Germicide Use and
Cacing Usus pada Siswa SD Negeri 119 Anthibiotic Resisten?. Infect Control Hosp
Manado. Thesis. Program Studi Fakultas Epinadol. 2006;96.
Kesehatan Masyarakat Universitas Sam 18. Samad H. Hubungan Infeksi dengan
Ratulangi. Manado. 2011;90-36. Pencemaran Tanah oleh Telur Cacing yang
16. Makoginta, Paul AT, Hengky L. Hubungan Ditularkan melalui Tanah dan Perilaku Anak
antara Hygiene Perorangan dengan Infestasi Sekolah Dasar di Kelurahan Tembung
Cacing pada Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Kecamatan Medan Tembung. Thesis. Sekolah
Bengkol Kecamatan Mapanget Kota Manado. Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.
Jurnal Kesehatan. Fakultas Universitas Sam Medan. 2009;56;43.

Jurnal Kesehatan Andalas. 2014; 3(1)

Anda mungkin juga menyukai