Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan jaman sangat erat hubungannya dengan perkembangan

teknologi. Dengan adanya kemajuan teknologi, manusia dimanjakan oleh

segala bentuk kemudahan dalam menjalani kehidupan. Termasuk dalam usaha

mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Salah satu kemajuan teknologi adalah dengan adanya teknologi internet.

Menurut Ahmad M. Ramli :

Teknologi informasi dan komunikasi telah mengubah perilaku


masyarakat dan peradaban manusia secara global. Disamping itu,
perkembangan teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa
batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial yang signifikan
berlangsung demikian cepat. 1
Perkembangan intenet di indonesia memang seperti tidak terduga

sebelumnya. Beberapa tahun yang lalu internet hanya dikenal sebagian kecil

kelompok masyarakat. Namun seiring berjalannya waktu penggunaan internet

di Indonesia sendiri meningkat secara pesat, meski ada pendapat yang

mengatakan bahwa kebanyakan pengguna internet di Indonesia baru sebatas

pengguna yang mencari hiburan semata. Faktanya di era sekarang ini

penggunaan internet malah semakin meluas dibuktikan dengan sudah

banyaknya platform di dunia maya dengan semakin berkembangnya iptek.

Seiring dengan perkembangan internet yang begitu pesat juga dibarengi

dengan perkembangan pesat dari iptek yakni dengan kemunculan smartphone

1 Ahmad M. Ramli, Cyber Law dan HAKI dalam system hukum Indonesia, Refika Aditama,
Bandung, hal-1
atau yang sering kita sebut dengan handphone yang dimulai dari bentuk yang

sederhana besar dan berat yang pada eranya Nokia sampai dengan masa ini

dimana handphone dikemas dan diciptakan untuk mempermudah manusia

dalam memobilitas dirinya sendiri yang menjadi smartphone. Yang pada

dasarnya smartphone ini awalnya hanya penggabungan antara perangkat yang

digunakan untuk telpon, memutar musik dan berselancar didunia internet,

namun seiring dengan perkembangannnya smartphone kini tampil dengan

aplikasi – aplikasi yang sangat memudahkan para penggunanya. Yang pada

akhirnya smartphone kini seolah – seolah menjadi kebutuhan dasar manusia

modern karena yang pada awalnya diperuntukan sebagai alat komunikasi

tetapi juga dapat menunjang kebutuhan hidup manusia di segala bidang

dengan fungsi aplikasi yang terdapat didalamnya.

Aplikasi – aplikasi yang disediakan didalamnya sendiri bisa didapatkan

secara gratis dan ada pula yang berbayar, namun didalam aplikasi yang bisa

didapatkan secara gratis itu sendiri didalamnya perlu melakukan pembayaran

untuk mendapatkan keistimewaan didalamnya atau mendapat barang – barang

/ benda vitual yang lebih ekslusif atau untuk memenangkan permainan

dengan cara cepat. Dalam melakukan pembayaran didalam aplikasi sendiri

terdapat perjanjian jual beli didalamnya tetapi tidak sekompleks perjanjian

jual beli yang dilakukan diluar smartphone seperti halnya perjanjian jual beli

tanah. Disini Penulis mengkonstruksikan Jual Beli di dalam Aplikasi / Game

Seven Knight oleh perusahaan (Developer) Netmarble Games dimana Seven

Knight ini sebagai salah satu game terlaris didalam kategori Role Play Game
di platform Android oleh Ade Dwi Permana. Disini para konsumen dari

aplikasi ini terdapat diberbagai belahan dunia, namun disini Penulis akan

lebih mengkaji pada sudut pandang Hukum Indonesia.

Sebelumnya penelitian yang serupa telah diteliti oleh Saudara Yoga

Pramudana E1A012072 Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jendral

Soedirman dengan Judul “ Tinjauan Yuridis Perjanjian Jual Beli Applikasi di

App Store” saudara Yoga Pramudana dalam penelitiannya ini berisi tentang

Keabsahan Perjanjian Jual Beli Applikasi di App Store yang sebagai

Objeknya Perjanjian Jual Beli untuk membeli Applikasi / Game Cut The

Rope yang dilakukan oleh Yoga Pramudana dengan Zepeto Lab yang berbasis

di UK (United Kingdom) selaku pengembang Applikasi / Game Cut The

Rope dan dengan Apple Store dan dalam rumusan masalahnya pada

penelitiannya membahas tentang keabsahan dan kontruksi hukum perjanjian

jual beli tersebut. Sedangkan penelitian yang penulis ambil ini berbeda pada

Objeknya yaitu Perjanjian Jual Beli didalam Applikasi antara Ade Dwi

Permana dengan Netmarble selaku selaku pengembang Applikasi / Game

Seven Knight (7K) dalam hal membeli Benda Virtual didalamnya dan

rumusan masalahnya Konstruksi Hukum dari Perjanjian Jual Beli antara Ade

Dwi Permana dengan Netmarble selaku pengembang Applikasi / Game Seven

Knight dan juga Perlindungan hukum dari Perjanjian Jual Beli antara Ade

Dwi Permana dengan Netmarble apabila terjadi error / bug.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk mengkaji perjanjian jual beli yang

terjadi antara Ade Dwi Permana dengan Netmarble selaku


pengembang/Developer dari permainan Seven Knight menggunakan Hukum

yang ada di Indonesia yakni Hukum Perdata, yakni karena menurut apa yang

ada didalam klausul perjanjian umum sebelum kita memainkan permainan

Seven Knight (Terms of Service) yang nantinya dalam perjanjian umum

(Terms of Service) ini sebagai dasar untuk melakukan perjanjian jual beli

dalam game sendiri, yaitu apa yang ada didalam bagian 1.2 Eligibility of User

Persons as opposed to any kinds of legal entities shall have the right to create an
account. By accessing, using and/or submitting content or messages to or
through our Services, you represent and agree that you have the legal capacity
to agree to accept the Terms of Service in the jurisdiction where you reside. You
agree to comply with the Terms of Service on behalf of yourself and, at your
discretion, any minor children for whom you are the parent or legal guardian
and whom you have authorized to use our Services using your account. You
further agree that you are entirely liable for all activities conducted through
your account, and are responsible for ensuring that you and/or your children are
aware of, understand, and comply with the Terms of Service and all other
related policies, notices and/or agreements

Translate :
Orang yang bertentangan dengan jenis badan hukum memiliki hak untuk
membuat akun. Dengan mengakses, menggunakan dan / atau mengirimkan
konten atau pesan ke atau melalui Layanan kami, Anda menyatakan dan setuju
bahwa Anda memiliki kapasitas hukum untuk setuju untuk menyetujui
Persyaratan Layanan di wilayah hukum tempat Anda tinggal. Anda setuju untuk
mematuhi Persyaratan Layanan atas nama diri Anda dan, atas pertimbangan
Anda, anak-anak kecil yang menjadi orang tua atau wali sah Anda dan siapa
Anda berhak menggunakan Layanan kami menggunakan akun Anda. Anda
selanjutnya setuju bahwa Anda bertanggung jawab penuh atas semua aktivitas
yang dilakukan melalui akun Anda, dan bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa Anda dan / atau anak Anda mengetahui, memahami, dan mematuhi
Persyaratan Layanan dan semua kebijakan, pemberitahuan, dan / atau
kesepakatan.
Intinya dalam klausul tersebut untuk mengakses ataupun menggunakan

konten yang ada dalam permainan ini si pengguna / penulis harus memiliki

kapasitas hukum menurut wilayah hukum dimana si pengguna ini tinggal,

berarti disini dalam menentukan apakah si pengguna / penulis memiliki

kapasitas hukum ini menggunakan hukum Indonesia karena si pengguna /


penulis sendiri bertempat tinggal di Indonesia. Maka dari itu penulis mencoba

mengkonstruksikan perjanjian jual beli yang terjadi dengan menggunakan

hukum Indonesia yakni hukum perjanjian.


Selain apa yang ada dalam klausul perjanjian umum, menurut Asas

yang ada dialam Hukum Perdata Internasional yakni mengenai asas Asas lex

loci contractus, adalah asas dimana yang menjadi titik penentu applicable

law adalah berdasarkan tempat pembuatan kontrak. Tempat pembuatan

kontrak sendiri dalam konteks HPI adalah tempat dilaksanakannya tindakan

terakhir (last act) yang dibutuhkan untuk terbentuknya kesepakatan.2


Belakangan ini diketahui yang terjadi di Indonesia ini sendiri beberapa

provider internet seperti halnya Indihome dan juga dari operator penyedia

internet lain seperti telkomsel sering terjadi gangguan atau error yang

dikarenakan satelit Telkom 1 mengalami gangguan.3 Tentunya dengan adanya

gangguan atau error dari penyedia provider internet ini, dalam transaksi jual

beli sering kali terjadi error. Dimana saldo kita sudah berkurang, namun kita

belum mendapatkan barang / virtual property dalam game yang kita inginkan,

hal ini pernah penulis alami. Dan juga akhir – akhir ini Netmarble selaku

pengembang applikasi / game Seven Knight sendiri sedang gencar–gencarnya

mengupdate game dengan fitur – fitur baru yang menyebabkan sering terjadi

error dan bug.


Seharusnya dalam perjanjian baku / EULA (End User License

Agreement) yang disepakati antara Netmarble selaku pengembang permainan

Seven Knight dengan peneneliti selaku pengguna ini memuat mengenai

2 Bayu Seto Hardjowahono, 2006, Dasar-Dasar Hukum Perdata Internasional, PT.Citra Aditya
Bakti, Bandung, hlm 284
3 https://bisnis.tempo.co/read/903702/diprotes-karena-gangguan-sinyal-ini-jawaban-telkomsel
diakses pada tanggal 31 Oktober 2017 Jam 19.00
perlindungan hukum mengenai masalah yang peneliti alami yakni terjadi

bug / error yang terjadi pada saat pembelian virtual property. Karena pada

dasarnya EULA (End User License Agreement) ini berisi tentang syarat dan

ketentuan yang berlaku saat menggunakan perangkat lunak.


Lantas bagaimanakah perlindungan hukum yang diberikan oleh pihak

Netmarble.inc selaku pengembang (Developer) permainan Seven Knight,

Maka dari itu dalam penelitian penulis lakukan akan membahas

bagaimanakah atau bentuk apakah perlindungan hukum yang diberikan pihak

Netmarble.inc selaku pengembang (Developer) permainan Seven Knight

berdasarkan apa yang ada Terms Of Service ( Perjanjian Baku ) dilihat dari

perspektif KUHPerdata dan UU ITE. Berdasarkan latar belakang diatas,

penulis tertarik untuk mendeskripsikan dan menyusun skripsi dengan judul

”Tinjauan Yuridis Perjanjian Jual Beli Pada Permainan Seven Knight”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan, yaitu

1. Bagaimanakah kontruksi hukum dalam perjanjian jual beli antara

Permainan Seven Knight dengan Ade Dwi Permana?

2. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap User Bilamana Terdapat

Error atau Bug di Dalam Pembelian dalam Permainan Seven Knight?

C. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini tujuan yang ingin dicapai oleh penuis adalah

sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui konstruksi hukum dalam perjanjian jual-beli antara

Permainan Seven Knight dengan Ade Dwi Permana

2. Untuk mengetahui perlindungan hukum terhadap user (pemain) Seven

Knight

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan berguna untuk ilmu pengetahuan dan

kepustakaan khususnya ilmu Hukum perdata.

2. Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi pengetahuan bagi

penulis, para praktisi, para pihak atau masyarakat luas yang akan

melakukan perjanjian dalam jual beli aplikasi di Platform baik Android

maupun iOs dan juga bisa menjadi pedoman dan acuan bagi mereka yang

akan melakukan penelitian serupa.

Anda mungkin juga menyukai