Anda di halaman 1dari 5

TOPIK UTAMA

GAGASAN PENGADUAN KONSTITUSIONAL DALAM KONSEPSI


NEGARA KESEJAHTERAAN DI INDONESIA
Oleh : Yuwanto

Abstract:
The constitutional complaint represents an instrument for the protection of the individual rights of
citizens. Acting on a constitutional complaint as a specific positive-procedural instrument for
protection of constitutionally guaranteed citizen rights and freedoms of citizens is becoming a more and
more acceptable and applicable instrument. Indonesian Constitutional Court is one of the judicial
organs with special jurisdiction as stipulated in the Constitution. This institution is able to introduce a
new legal culture based on the rule of law principles. Based on the assumption that constitutional
complaint is an important part of the welfare state concept, our Constitutional Court can plays a pivotal
role to materialize those individual citizen basic rights.

Keywords: welfare state, individual basic rights, constitutional complaint.

pe l a n gga ra n ke b eb a sa n be r ag a m a da n
PENDAHULUAN berkeyakinan yang mengandung 299 bentuk
tindakan kekerasan. Jawa Barat, Jawa Timur, dan
Konsep negara kesejahteraan (welfare state) Sulawesi Selatan adalah tiga provinsi dengan
sudah termaktub dengan jelas dalam amandemen tingkat pelanggaran paling tinggi
UUD 1945 Republik Indonesia. Secara (http://www.setara-institute.org/id/content/2011-
konseptual, di dalam pengertian kesejahteraan ta k-a da-kema juan-kebebasa n-be ra gama ).
(welfare) terkandung beberapa makna. Selain Pelanggaran di tahun 2011 paling banyak
diartikan sebagai proses atau usaha terencana yang menimpa jemaat Ahmadiyah, disusul jemaat
dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan Kristiani. Negara justru terlibat sebagai pelaku,
kualitas kehidupan melalui pemberian pelayanan baik aktif melakukan pelanggaran maupun
sosial dan tunjangan sosial; juga sebagai kondisi pembiaran terhadap masalah itu. Front Pembela
sejahtera (well-being). Pengertian terakhir ini Islam (FPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI)
biasanya merujuk pada istilah kesejahteraan sosial adalah dua organisasi sebagai aktor non-negara
(social welfare) sebagai kondisi terpenuhinya yang paling banyak melakukan tindakan
kebutuhan material dan nonmaterial (Midgley et pelanggaran.
al, 2000: xi). Kondisi sejahtera terjadi manakala Tulisan pendek ini bermaksud untuk
kehidupan manusia aman dan bahagia karena m e n e l a a h k e be r a d a a n ha k p e n g a d u a n
terpenuhi kebutuhan dasar mereka, serta manakala konstitusional dan kemungkinan pengelolaannya
manusia memeroleh perlindungan dari berbagai dalam konteks kelembagaan. Berdasarkan
risiko utama yang mengancam kehidupan mereka. berbagai perspektif argumentasi, penulis
Dalam konteks inilah gagasan pengaduan berpendapat bahwa MK merupakan lembaga
konstitusional (constitutional complaint) sebagai negara yang tepat untuk menjalankan fungsi
hak warganegara untuk mendapatkan keadilan penyelesaian pengaduan konstitusional tersebut.
hakiki, menemukan relevansi dan urgensinya
terkait konsep negara kesejahteraan. Pengaduan PEMBAHASAN
konstitusional merupakan jaminan konstitusional
bagi warganegara sebagai subjek HAM dan Secara historis, pembentukan lembaga MK
Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia diawali oleh pengadopsian ide constitutional court
sudah saatnya diberi kewenangan penuh untuk dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh
menangani pengaduan konstitusional. MPR pada tahun 2001. Gagasan pembentukan MK
Kebutuhan pemberian fungsi pengaduan merupakan salah satu perkembangan pemikiran
konstitusional kepada MK semakin mengemuka hukum dan kenegaraan modern yang muncul di
terutama oleh kenyataan bahwa di era reformasi abad ke-20. Dilihat dari aspek waktu, Indonesia
ternyata pelanggaran hak-hak dasar rakyat tercatat sebagai negara ke-78 yang membentuk
acapkali justru meningkat intensitasnya. Dalam MK sekaligus negara pertama di abad ke-21 yang
hal kebebasan beragama misalnya, Setara Institute membentuk lembaga ini.
mencatat selama tahun 2011 terjadi 244 kasus Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu

*) Dosen Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip Undip Semarang 7


TOPIK UTAMA

cabang kekuasaan kehakiman dan lembaga negara Dari sisi hukum acara, perselisihan yang dibawa
yang mempunyai kedudukan setara dengan ke MK memiliki karakter tersendiri yang berbeda
lembaga-lembaga negara lainnya, seperti MPR, dengan perselisihan yang dihadapi oleh peradilan
DPR, DPD, Presiden, MA, dan yang terakhir biasa. Keputusan yang diminta oleh pemohon dan
terbentuk yaitu Komisi Yudisial (KY). diberikan oleh MK akan membawa akibat hukum
Pembentukan MK bertujuan menyediakan jalan yang tidak hanya mengena pada seseorang, tetapi
hukum untuk mengatasi berbagai perkara yang juga orang lain, lembaga negara dan aparatur
terkait dengan penyelenggaraan negara dan pemerintah atau masyarakat pada umumnya,
kehidupan politik. Dengan demikian konflik yang utamanya dalam hal pengujian undang-undang
terkait dengan kedua hal tersebut tidak terhadap UUD ( judicial review ). Nuansa
berkembang menjadi konflik politik-kenegaraan kepentingan umum yang melekat pada perkara-
tanpa pola penyelesaian yang baku, transparan, perkara semacam itu akan menjadi pembeda yang
dan akuntabel, tetapi dapat ditangani secara jelas dengan perkara pidana, perdata, dan tata
objektif dan rasional. Oleh karena itu, MK sering usaha negara yang pada umumnya menyangkut
disebut sebagai lembaga negara “pengawal kepentingan individu berhadapan dengan individu
konstitusi” (the Guardian of the Constitution). lain maupun pemerintah. Ciri seperti inilah yang
Untuk menjalankan fungsinya, menurut pasal akan membedakan penerapan hukum acara di MK
24C UUD Negara RI Tahun 1945 juncto pasal 10 dengan hukum acara di pengadilan-pengadilan
UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah lainnya. Dalam konteks ini, tidak berlebihan jika
Konstitusi, MK mempunyai empat kewenangan dikatakan bahwa MK merupakan aktor politik
dan satu kewajiban, yaitu: menguji undang- karena berhadapan dengan dua pihak yang
undang terhadap UUD (judicial review), memutus berbeda, yakni lembaga-lembaga negara lain dan
sengketa kewenangan lembaga negara yang pengadilan-pengadilan lain (Ginsburg et al, 2007:
kewenangannya diberikan oleh UUD (disputes 16).
regarding state institution's authority), memutus
pembubaran partai politik (political party's MK danAktivisme Judisial
dissolution), dan memutus perselisihan tentang Meskipun UUD 1945 telah berumur lebih
hasil pemilihan umum (disputes regarding general dari enam dasawarsa, baru dalam kurun 10 tahun
election's result); dan wajib memberikan putusan terakhir fase kehidupan dan kesadaran
atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau Wakil berkonstitusi warga negara terbentuk begitu pesat.
Presiden telah melakukan pelanggaran hukum Ada tiga faktor yang menyuburkan
berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, konstitusionalisme tersebut: pertama, wujud
penyuapan, tindak pidana lainnya, atau perbuatan pelaksanaan hasil amandemen UUD 1945 pada
tercela, dan/atau pendapat bahwa Presiden kurun 1999-2002; kedua, munculnya puluhan
dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi lembaga kajian konstitusi; dan ketiga, adanya
syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sentuhan judisial dari MK. Menurut Baxi (2006:
(pemakzulan atau impeachment). 47) memang di negara-negara demokrasi baru dan
Dalam perjalanan mengawal pelaksanaan pascasosialis, tumbuh subur aktivisme judisial
konstitusi dan membangun budaya sadar (judicial activism) yang terinspirasi oleh makna
berkonstitusi, MK terlihat terus berusaha menjadi filosofis penafsiran konstitusi yang memandang
lembaga negara yang merakyat dan tidak konstitusi bukan sekedar katalog peraturan
terpisahkan dari dinamika kehidupan bernegara di hukum, melainkan lebih sebagai pernyataan
Indonesia. Beragam perkara yang masuk dalam prinsip-prinsip pemerintahan konstitusional yang
kepaniteraan telah berhasil diputuskan dan wajib dijalankan.
menjadi jalan keluar bagi kebuntuan serta A k t i v i s m e j u d i s i a l a da l a h pr o s e s
ketidakpastian hukum yang terjadi. Sejak MK pengambilan putusan pengadilan melalui
berdiri, ada beberapa perkara menarik perhatian pendekatan berbeda yang melebihi filsafat hukum
publik secara luas seperti: perkara perselisihan lama, karena dianggap lebih modern dan dekat
hasil pemilu (PHPU) 2004, perkara sengketa dengan kehidupan riil masyarakat. Tatkala hukum
kewenangan lembaga negara (SKLN) yang kehilangan pegangannya, maka para hakim dapat
diajukan oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPD), menciptakan hukum sebagai pilihan kreatif
serta berbagai perkara pengujian undang-undang melalui empat metode pendekatan, yaitu filosofis,
terhadap UUD 1945 (PUU). Bahkan dalam pemilu historis, kebiasaan, dan sosiologi. Pandangan
legislatif 2009, MK mengubah penetapan calon demikian oleh para pemikir hukum di Indonesia
jadi anggota DPR/DPRD dari sistem nomor urut dikenal sebagai aliran hukum progresif.
bersyarat menjadi sistem suara terbanyak. Dewasa ini, aktivisme judisial berkembang cepat

8
TOPIK UTAMA

hampir di seluruh negara dunia, termasuk ini dapat dikatakan menerima kehadiran aktivisme
kontroversi yang menyertainya. Sampai akhir judisial sebagai alternatif solusi hukum ketika
1990-an, ada tiga arus utama, yaitu: kelompok kondisi memang memperhadapkan antara tuntutan
yang berusaha membatasi ruang gerak judisial perlindungan konstitusional vis-a-vis ketiadaan
(judicial restraint); kelompok yang memandang ataupun ketidakberdayaan peraturan hukum
aktivisme judisial sebagai keniscayaan dari (constitutional lawlessness ). Dalam sistem
pengadilan yang merdeka dan independen; dan demokrasi konstitusional, judicial review dan
kelompok moderat yang condong pada judicial activism diyakini telah menjadi bagian
pembatasan aktivisme judisial untuk kasus-kasus yang tidak terpisahkan dalam bidang hukum
t e rt en tu, k husus nya ya ng m e nya ngkut ketatanegaraan; meskipun antusiasme yang
perlindungan terhadap kaum lemah atau minoritas. berlebihan justru dapat merugikan pertumbuhan
Menurut pendapat penulis, aktivisme judisial akan demokrasi itu sendiri. Untuk itu diperlukan kajian
lebih efektif dalam menjalankan dan mengawasi kritis-konstruktif terus-menerus sehingga MK
jalannya roda pemerintahan. Dengan demikian, tidak kehilangan legitimasinya.
judicial activism dan judicial self-restraint tidak Dari deskripsi tentang eksistensi dan kinerja
perlu ditempatkan sebagai dogma yang saling MK di atas, muncul pertanyaan apakah dengan
bertentangan, karena keduanya merupakan segenap kewenangan yang dimiliki saat ini, MK
komponen penting dalam fungsi kekuasaan telah mampu menjalankan fungsinya mengawal
kehakiman. konstitusi; termasuk memberikan perlindungan
Sementara itu, disadari atau tidak, Indonesia terhadap hak-hak dasar individu (individual basic
sendiri telah mempraktikkan aktivisme judisial rights) setiap warga negara Indonesia? Terkait
ketika mempertahankan prinsip-prinsip dan hak dengan jawaban atas pertanyaan ini, segera
dasar dalam konstitusi. Dalam lima tahun terakhir, tergambar fakta tentang belum adanya fungsi MK
beberapa putusan MK telah memperlihatkan selaku lembaga yang dapat menampung dan
kecenderungan tersebut, yakni pertama kali menangani pengaduan konstitusional sebagai
d i m u l a i d e n g a n a d a n y a j ur i s pr u de ns i up a ya h uku m ya n g l u a r b i a s a da l a m
konsti tus ional bers ya rat ( condi ti onal ly mempertahankan hak-hak konstitusional bagi
constitutional) dalam UU SDA (2005), lalu empat setiap individu warganegara.
kali mel akukan tekanan konsti tusi onal
(constitutional pressures) terhadap kewajiban Pengaduan Konstitusional
pemenuhan 20% anggaran pendidikan (2005- Wacana tentang kemungkinan diberikannya
2008), hingga mendeklarasikan perubahan fungsi pengaduan konstitusional kepada MK
paradigma dari keadilan prosedural menjadi bukanlah hal baru. Berbagai artikel telah ditulis
keadilan substantif yang kemudian menjadi basis oleh para pakar; bahkan beberapa pertimbangan
adanya perintah penghitungan dan pemungutan hukum putusan MK, secara tersirat telah
suara ulang Pemilu di Jawa Timur dan beberapa memberikan sinyalemen bahwa fungsi pengaduan
wilayah lainnya (2009). konstitusional merupakan suatu keniscayaan yang
Ada lagi aktivisme yang tidak akan tidak dapat ditunda-tunda lagi. Di banyak negara,
terlupakan, yaitu pemuatan ketentuan teknis kewenangan semacam ini merupakan kewenangan
dal am amar putusan sebagai prasyarat pokok MK.
menjalankan suatu ketentuan UU agar tidak Dalam perspektif perbandingan, Dannemann
bertentangan dengan konstitusi. Contoh ini dapat (1994: 150) melalui sebuah penelitian dalam
ditemukan pada putusan judicial review mengenai ko nt e ks E ro pa , m e ny i m pu l k a n ba h wa
diperbolehkannya penggunaan KTP sebagai kewenangan pengaduan konstitusional yang
pengganti kartu pemilih dan tata cara sebelumnya hanya dimiliki oleh beberapa negara
penghitungan kursi tahap kedua pada Pemilu Eropa, kini sudah berkembang pesat dan telah
2009. Memang timbul kesan bahwa putusan teknis diadopsi hampir di seluruh negara-negara Eropa
semacam itu seperti telah melampaui batas Tengah dan Timur.
kewenangan yang dimiliki dalam konteks Salah satu MK yang pertama kali
pemisahan kekuasaan. Akan tetapi, aktivisme menerapkan dan mengembangkan kewenangan
judisial tersebut nyatanya disambut dan diterima pengaduan konstitusional adalah MK Federal
dengan baik tidak hanya oleh perorangan, Jerman (Bundesve rfassungsgerichts).
akademisi, ataupun aktivis hukum, namun juga Berdasarkan kewenangannya, hingga saat ini telah
oleh pemerintah, parlemen, partai politik, KPU, lebih dari 146.539 permohonan telah diperiksa dan
Komnas HAM, dan lembaga-lembaga lainnya. 141.023 di antaranya adalah permohonan
Dengan demikian, masyarakat Indonesia sejauh mengenai pengaduan konstitusional. Salah satu

9
TOPIK UTAMA

contoh kasus yang cukup terkenal yaitu mengenai perlindungan hak-hak dasar tersebut. Oleh sebab
tuntutan soal larangan penyembelihan hewan itu, haruslah dikembangkan gagasan, wacana,
karena dinilai bertentangan dengan UU tentang bahkan kehendak politik (political will) mengenai
perlindungan hewan. Masyarakat muslim Jerman kemungkinan perluasan kewenangan pengaduan
yang merasa keberatan mengajukan gugatan konstitusional kepada MK kita. Cara paling
karena larangan tersebut dinilai bertentangan paripurna untuk mencapainya tentu saja melalui
dengan kebebasan menjalankan agama. Sebab, amandemen UUD kita.
ajaran Islam justru mewajibkan hewan disembelih Tidak perlu diragukan lagi bahwa pengaduan
t erl ebi h dul u se bel um hal al di ma ka n. konstitusional merupakan hak setiap warga
Bundesverfassungsgerichts mengabulkan negara. Capaian hasil upaya tersebut akan semakin
tuntutan itu dengan alasan kebebasan beragama menjamin terselenggaranya pemerintahan yang
adalah hal prinsip yang diatur dalam konstitusi, demokratis di bawah prinsip rule of law yang
sedangkan larangan penyembelihan hewan hanya menyediakan perangkat hukum perlindungan
berada pada wilayah ketentuan di bawah konstitusional. Artinya, selain menjamin hak-hak
konstitusi. individu, konstitusi juga menentukan pula cara
Di benua Afrika, salah satu negara yang juga atau prosedur untuk memperoleh perlindungan
mempunyai Mahkamah Konstitusi dengan atas hak-hak yang dijamin tersebut, sebagaimana
kewenangan pengaduan konstitusional adalah yang dikembangkan oleh Roscoe Pound dalam hal
Afrika Selatan; dimana dalam setahun terakhir ini hukum sebagai alat perekayasa sosial (Presser,
telah tercatat 570 perkara. Sedangkan di kawasan 2002: 89).
Asia, Korea Selatan adalah negara yang sudah Namun hal lain yang perlu diperhatikan
lama menerapkan pengaduan konstitusional selain pengembangan budaya kesadaran
sebagai salah satu kewenangan MK sesuai Pasal berkonstitusi di kalangan warganegara, juga
68 ayat (1) dan (2) The Constitutional Court Act of kesiapan MK sendiri dalam menerima, mengadili,
Korea dan terdapat 11.679 perkara pengaduan dan memutus setiap permohonan pengaduan
konstitusional telah diperiksa. konstitusional yang masuk. Jika kewenangan itu
Pengaduan konstitusional secara umum benar-benar menjadi kenyataan, sangat mungkin
dipahami sebagai permohonan yang diajukan oleh MK akan dibanjiri permohonan perkara
warga negara kepada pengadilan untuk pengaduan konstitusional karena pelanggaran
memperoleh putusan hakim terhadap pelanggaran terhadap hak-hak konstitusional warga negara
tertentu atas hak-hak dasar mereka yang dijamin masih marak terjadi. Karenanya, harus ada
oleh Konstitusi sebagai akibat pelaksanaan kesiapan kelembagaan dan prosedur untuk
kekuasaan pemerintah atau tindakan negara. menyaring dan menyeleksi berbagai permohonan
Dengan kata lain, pengaduan konstitusional tersebut. Salah satu yang lazim dilakukan di
merupakan bentuk upaya hukum perlindungan banyak negara, Jerman misalnya, ialah
ha k -ha k kon st i t u si o na l w a rga ne ga r a. permohonan pengaduan konstitusional baru dapat
Perlindungan hak warga negara itu dilakukan diperiksa jika upaya-upaya hukum yang tersedia
melalui pengaduan atau gugatan ke MK terhadap telah habis (exhausted). Bisa juga cara Amerika
perbuatan atau kelalaian suatu lembaga publik Serikat yang memberikan kewenangan kepada
yang mengakibatkan terlanggarnya hak-hak dasar pengadilan untuk menyeleksi, berdasarkan
atau hak konstitusional orang yang bersangkutan. kebijaksanaan atau penilaian mereka, kasus-kasus
Gagasan untuk memberikan kewenangan yang dapat diproses menurut signifikansi
penanganan pengaduan konstitusional kepada MK konstitusionalnya.
seyogianya tidak dianggap sebagai bentuk
aktivisme judisial yang berlebihan. Kalau PENUTUP
dicermati berbagai surat maupun permohonan
yang diterima oleh Kepaniteraan MK selama ini, Dalam perspektif demokratisasi, antusiasme
sudah cukup banyak yang dapat dikategorikan penggunaan instrumen pengaduan konstitusional
sebagai bentuk pengaduan konstitusional. oleh warga negara dapat dipandang sebagai wujud
meningkatnya kesadaran untuk membela diri di
Aspek Politik Hukum hadapan hukum ketika hak-hak dasar mereka
Mengagungkan pengakuan akan hak-hak dilanggar. Selain itu, para pembuat kebijakan yang
dasar warga negara tanpa jaminan perlindungan produknya bersentuhan dengan ranah publik dan
atau mendengungkan perlindungan tanpa warga negara biasa, akan semakin peka terhadap
ketersediaan upaya hukum yang cukup adalah upaya perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar
sama-sama pengingkaran terhadap pengakuan dan warga negara.

10
TOPIK UTAMA

Berangkat dari seluruh argumentasi di atas, Ginsburg, Tom, et al, Building Reputation in
yang menjadi pertanyaan sekarang adalah Constitutional Courts: Party and Judicial
mungkinkah di masa yang akan datang kita dapat Politics. University of Chicago Press, 2007.
menua i hasil pe mberla kuan pengaduan
Midgley, James, Martin B. Tracy dan Michelle
konstitusional? Jawabnya akan ditentukan oleh
Livermore, “Introduction: Social Policy and
sejauh mana para pemimpin bangsa ini mampu
Social Welfare” dalam James Midgley et al.
memaknai kemendesakan dan kewajiban negara
(eds.), The Handbook of Social Policy.
dalam melindungi hak-hak dasar setiap individu
London, Sage, 2000.
warga negaranya sebagai bagian dari upaya
mewujudkan negara kesejahteraan. Presser, Stephen (ed.), Roscoe Pound: The Ideal
Element in Law. Liberty Fund, Indianapolis,
Daftar Pustaka 2002.
P a n M oha m a d F a i z , “ Me n ab ur Be ni h
Baxi, Upendra, The Future of Human Rights.
Constitutional Complaint,” diakses melalui
Oxford University Press, 2006.
http://panmohamadfaiz.com tanggal 27
D a n ne m a nn , G e r ha rd , “ C on s t i t ut i o na l Januari 2012 jam 21:00 WIB.
Complaints: The European Perspective.”
International and Comparative Law
Quarterly (January 1994), 43 (1), p. 142-153

11

Anda mungkin juga menyukai