SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ira Yosida
NIM: 128114119
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Ira Yosida
NIM: 128114119
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Halaman Persembahan
Kupersembahkan buat:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertaiku
Kedua orang tua, kakak, adik, dan keluarga yang ku cintai
Axel Pebrian yang selalu memberiku semangat
Keluarga kedua ku Miracle 13 Gereja Mawar Sharon Yogyakarta
Teman-teman dan Almamaterku
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
Agustus 2015” sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
skripsi ini banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
3. Ibu Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt sebagai dosen pembimbing yang
penyusunan skripsi
4. Papa dan Mama yang telah membimbing, memberi arahan dan dukungan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Wiranti, Desi Haryati Dewangga, Tiara Luwita Assa, Aveline Johanes, dan
Icha Sitohang yang selalu memberi semangat dan dukungan dari awal
penyusunan skripsi
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................................vii
INTISARI.............................................................................................................. xv
A. Hipertensi .......................................................................................................... 6
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Usia .......................................................................................................... 8
3. Etiologi .......................................................................................................... 9
4. Patofisiologi .................................................................................................. 9
6. Diagnosis ..................................................................................................... 11
7. Komplikasi .................................................................................................. 11
b. Diuretik ................................................................................................. 13
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Instrumen Penelitian........................................................................................ 18
4. Komplikasi.................................................................................................. 26
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 43
B. Saran ................................................................................................................ 43
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel II. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap
Tabel III. Distribusi Umur Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap Bangsal
2015 .................................................................................................. 25
Table IV. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung
........................................................................................................ 26
Tabel VI. Distribusi Golongan Obat Antihipertensi yang Diterima Oleh Pasien
Tabel VII. Ketepatan Pemilihan Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap
Tabel VIII. Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap Bangsal
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 5: Surat Ijin Penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul ....... 75
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
dari terapi obat untuk mencapai hasil (outcome) yang pasti dan memiliki maksud
untuk meningkatkan kualitas hidup dari pasien (Mutnick, 2004). Untuk pasien
mencapai pengontrolan tekanan darah yang optimal. Apoteker dapat bekerja sama
obat dan non obat, mendeteksi dan mengenali secara dini reaksi efek samping,
serta mencegah atau memecahkan masalah yang berkaitan dengan pemberian obat
(Direktorat Bina Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat
umum terjadi pada orang dewasa dibandingkan dengan masalah kesehatan yang
lainnya dan merupakan faktor risiko dari penyakit kardiovaskular (Porth, 2011).
Hipertensi untuk pria dan wanita memiliki prevalensi yang serupa. Prevalensi
meningkat dengan bertambahnya usia dan pada orang dewasa tua, prevalensi
orang dewasa tertinggi adalah pada orang dewasa hitam non-Hispanik (Nwankwo,
et al., 2013).
Menurut WHO, pada tahun 2008 40% orang dewasa usia 25 tahun keatas
didiagnosis hipertensi. Pada tahun 1980 jumlah penderita hipertensi adalah sekitar
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki prevalensi yang lebih rendah yaitu 35%, sedangkan pada negara-negara
Indonesia yaitu 31,7%. Pada daerah pedesaan angka kematian pada usia 45-54
tahun akibat hipertensi adalah 9,2%, sementara itu di daerah perkotaan hipertensi
merupakan penyakit kedua penyebab kematian dengan angka kematian yaitu 8,1%
tinggi angka kejadian pada pria dibandingkan pada wanita saat usia 55 tahun,
namun sedikit lebih tinggi kejadian pada wanita pada saat pascamenopouse.
Hipertensi sangat umum terjadi pada orang tua, menurut NHANES III Study,
tingkat prevalensi pada usia > 60 tahun, diperkirakan lebih dari 60% di negara
penyakit tidak menular (PTM) dengan jumlah tertinggi yang banyak di jumpai di
Indonesia. Laporan dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) pada tahun 2013
Sakit Panembahan Senopati sudah di dominasi oleh penyakit tidak menular. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bakung merupakan salah satu Instalasi Rawat Inap untuk penyakit dalam.
1. Perumusan Masalah
Senopati Bantul?
2. Keaslian
pernah dilakukan. Akan tetapi terdapat beberapa penelitian yang terkait dengan
masalah penggunaan obat pada pasien hipertensi yang telah dilakukan oleh
dalam hal lokasi, waktu dan metode yang digunakan. Dalam penelitian
dalam hal lokasi, waktu, subyek penelitian, dan kajian penelitian. Subyek
Juli 2015. Penelitian ini juga lebih menekankan pada keamanan penggunaan
3. Manfaat
pharmaceutical care untuk pasien dengan tekanan darah tinggi sehingga dapat
hasil dari penelitian ini dapat mendukung dan meningkatkan peran farmasis
dalam memilih obat antihipertensi yang efektif untuk pasien dengan tekanan
darah tinggi.
4. Tujuan
Tujuan umum:
Tujuan khusus:
Agustus 2015.
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi
mmHg dan tekanan darah diastole >90 mmHg. Tekanan darah tinggi tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diatasi dengan beberapa cara seperti perubahan gaya
biasanya tidak menimbulkan gejala, sehingga sering disebut dengan “silent killer”
(AHA, 2014).
1. Hipertensi Primer
diketahui penyebabnya secara pasti. Tetapi hipertensi ini dapat diatasi dengan cara
mengubah gaya hidup dan terapi obat untuk mencegah efek yang tidak diinginkan
primer yaitu tingginya tingkat lipid darah, merokok, diabetes, umur kurang lebih >
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Hipertensi Sekunder
setelah seseorang mengalami kondisi lainnya, seperti batu ginjal atau tumor pada
dilakukan berhasil, maka hipertensi akan hilang. Tetapi apabila terapi yang
dilakukan tidak berhasil, maka dapat digunakan obat antihipertensi yang sesuai
2. Faktor Risiko
meningkatkan tekanan darah sehingga nilai tekanan darah menjadi tinggi. Faktor
memiliki risiko terkena hipertensi dua kali ebih besar dibandingkan dengan
rendahnya rasio antara potassium terhadap sodium individu dengan orang tuanya
b. Usia
Faktor risiko hipertensi lebih besar di kalangan usia lanjut atau geriatri.
Prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu 40% dengan angka
adanya zat kolagen pada lapisan otot sehingga menyebaban pembuluh darah
fisiologis, sehingga pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan
c. Ras/ etnis
Tekanan darah tinggi lebih sering terjadi pada orang kulit hitam dan
berkembang pada usia yang lebih muda dibandingkan dengan orang berkulit
putih. Komplikasi serius yang sering terjadi pada orang kulit hitam adalah stroke,
d. Jenis kelamin
Prevalensi hipertensi pada pria sama dengan wanita. Tetapi pada pria
esterogen yang berperan dalam meningkatkan High Density Low (HDL). Kadar
HDL yang tinggi dapat mencegah terjadinya proses aterosklerosis pada wanita.
3. Etiologi
normal tekanan darah serta tidak terdeteksinya penyebab sekunder yang dapat
diketahui. Lebih dari 95% kasus yang terjadi adalah jenis hipertensi primer,
sekitar 5% dari keseluruhan kasus hipertensi yang sering terjadi (Khatib, 2005).
banyak lemak dan garam serta kurang mengkonsumsi buah dan sayur, sering
Faktor kebiasaan ini sangat dipengaruhi oleh pekerjaan masyarakat dan kondisi
4. Patofisiologi
Tekanan darah merupakan produk dari curah jantung dan resistensi dari
atau keduanya. Hipertensi pada usia yang lebih muda terjadi peningkatan curah
jantung (Cadiac Output), sedangkan pada usia yang lebih tua terjadi peningkatan
terangkat melampaui normal, sehingga jantung dipaksa bekerja lebih keras untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
jaringan, serta menempatkan pada jantung dan pembuluh darah. Hipertensi dalam
penyebab utama dari kematian seperti gagal jantung kongestif, miokard infark,
esensial yaitu adanya peningkaan aktivitas system saraf simpatik yang mungkin
yang menahan natrium dan vasokonstriktor, pola makan seperti asupan natrium
yang tinggi, tidak cukupnya asupan kalium dan kalsium, meningkatnya sekresi
tahanan pembuluh darah, termasuk gangguan pada pembuluh darah kecil di ginjal,
dari jantung, dan tonus vascular, berubahnya transpor ion dalam sel, kondisi atau
riwayat penyakit pasien seperti diabetes Mellitus dan obesitas (Opparl, Zaman,
5. Manifestasi klinik
11
hipertensi menyebabkan gejala seperti sakit kepala, sesak nafas, pusing, nyeri
pada dada, jantung berdebar dan pendarahan pada hidung. Tetapi gejala-gejala
tersebut belum bisa dipastikan bahwa seseorang terkena hipertensi (WHO, 2013).
6. Diagnosis
tekanan darah sistoliknya 140-160 mmHg, dan tekanan darah diastoliknya adalah
90-100 mmHg. Hipertensi sedang apabila tekanan darah sistoliknya adalah 160-
200 mmHg dan tekanan darah diastoliknya adalah 100-120 mmHg. Hipertensi
berat apabila tekanan darah sistolik > 200 mmhg dan tekanan darah diastoliknya >
120 mmHg. Identifikasi lebih lanjut mengenai hipertensi perlu dilakukan untuk
7. Komplikasi
Tekanan darah yang tinggi dalam jangka waktu yang lama akan merusak
termasuk rusaknya organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
darah besar. Faktor risiko utama dari hipertensi yaitu penyakit serebrovaskular,
penyakit arteri koroner, gagal ginjal, dementia, dan atrial fibrilasi (Direktorat Bina
Farmasi komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Departemen, 2006).
B. Obat Antihipertensi
1. Tujuan
diabetes, obesitas, dan merokok. Tujuan tekanan darah untuk hipertensi yaitu <
obat. Efektivitas merupakan seberapa jauh obat dapat mencapai efek yang di
2. Farmakologi
berdasarkan usia dan ras dimana direkomendasikan ACE Inhibitor sebagai lini
pertama untuk pasien < 55 tahun dan CCB serta diuretic tiazid untuk pasien
dengan usia > 55 tahun dan untuk pasien yang berkulit hitam (Dipiro, et al, 2008).
a. ACE Inhibitor
baik secara sistemik maupun secara lokal di beberapa jaringan serta plasma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Selain itu juga dapat menurunkan jumlah resistensi pembuluh darah perifer, dan
terjadinya penurunan tekanan darah tanpa reflek stimulasi denyut jantung dan
b. Diuretik
c. Ca Chanel Blockers
dependent yang terlibat dalam masuknya ekstrasesluler ion Ca, sehingga terjadi
relaksasi pembuluh darah otot polos dan mengurangi resistensi pembuluh darah
ARB menyebabkan peningkatan AII darah dan merangsang reseptor tipe 2, yang
e. Beta Blockers
14
efek untuk menurunkan tekanan darah tetapi tidak memiliki banyak efek yang
memiliki risiko yang relative merugikan seperti stroke dan diabetes mellitus tipe
2. Tetapi obat beta-blockers tidak diresepkan untuk penderita asma karena dapat
C. Keterangan Empiris
Antihipertensi pada Pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit
obat dan dosis obat antihipertensi yang diberikan pada pasien Rawat Inap Bangsal
Bantul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati periode Agustus 2015 merupakan
disimpulkan bahwa suatu kegiatan tertentu layak atau tidak, relevan atau tidak,
yang tidak menguji hipotesis dari efikasi pengobatan. Rancangan Case series
sama atau sedang menjalani prosedur yang sama selama periode waktu tertentu
yang sama selama rentang atau periode waktu tertentu (Nurdini, 2006).
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
1. Variabel penelitian
2015.
2. Definisi Operasional
b. Kondisi pasien yang dimaksud adalah pemeriksaan tanda vital yang terdapat
obat antihipertensi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e. Dosis obat adalah ketepatan jumlah dosis obat antihipertensi yang diterima
selama hari rawat hingga mencapai target tekanan darah pada akhir hari
rawat pasien. Target tekanan darah pasien yaitu pada umur ≤ 60 tahun
adalah <140/90 mmHg dan umur ≥ 60 tahun adalah <150/90 mmHg (JNC 8,
2014). Apabila pasien mengalami stroke maka target tekanan darah pasien
yaitu < 150/90 mmHg (AHA/ASA, 2014) dan pada pasien yang mengalami
gagal jantung target tekanan darah pasien yaitu < 140/90 mmHg.
h. Kasus yang dimaksud adalah hari rawat pasien. Kasus digunakan untuk
obat, dan ketepatan dosis obat antihipertensi yang diberikan kepada pasien.
C. Subyek penelitian
subyek adalah pasien di Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan
hipertensi, dan yang masuk Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD
Panembahan Senopati melalui poliklinik atau IGD pada bulan Agustus 2015.
Kriteria eksklusi subyek adalah pasien dipindahkan dari Instalasi Rawat Inap
Bangsal Bakung ke bangsal atau Rumah Sakit lain, pasien yang menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
obat hipoglikemia, dan pasien yang meninggal dunia saat menjalani terapi.
Sebagai subyek wawancara adalah perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap
2015. Tujuan dari wawancara ini yaitu untuk mengklarifikasi mengenai terapi
obat yang diberikan kepada pasien apabila terdapat data yang kurang jelas atau
selama bulan Agustus 2015 terdapat 17 responden yang memiliki tekanan darah
≥ 140/90 mmHg. Pada penelitian ini terdapat 5 pasien yang di eksklusi, karena 2
D. Instrumen penelitian
meliputi nama, no. RM, jenis kelamin, dan usia. Sedangkan data pasien yang
lainnya meliputi tanggal masuk dan keluar rumah sakit, anamnese, diagnosis
penyakit, hasil pengukuran tanda vital, hasil pengukuran laboratorium, obat yang
digunakan pasien saat di bangsal, status pulang, obat yang dibawa pulang dan
19
E. Lokasi penelitian
ruang rawat inap bangsal Bakung, ruang rekam mendis, dan ruang Instalasi
Farmasi Rawat Inap Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul. Rumah Sakit
Bantul, Yogyakarta.
rawat inap di bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul meliputi
tiga tahapan dalam penelitian, yaitu analisis situasi, pengambilan data, dan analisis
data.
1. Analisis situasi
Senopati Bantul. Penelitian di mulai setelah diperoleh ijin dari kantor Gubernur
20
melalui rekam medis pasien. Data yang diperoleh dalam instrumen penelitian
data sekunder kepada perawat yang bertugas di Instalasi Rawat Inap Bangsal
penggunaan obat antihipertensi yang berada pada data pengobatan pasien. Hasil
dan disajikan dalam bentuk tabel. Data tersebut di evaluasi berdasarkan standar
JNC VIII (2014), AHA/ASA (2014), dan AHA/ACC/ASH (2015) untuk melihat
ketepatan pemilihan obat dan Drug Information Handbook (2011) untuk melihat
21
keseluruhan. Penelitian ini juga terbatas pada pemeriksaan tanda vital pasien yaitu
tekanan darah sehingga tidak dapat mengevaluasi pemilihan obat dan dosis obat
dari hasil pemeriksaan pasien lainnya. Hasil pemeriksaan pasien yang lainnya
yaitu berupa hasil laboratorium pasien yang meliputi fungsi organ pasien yaitu
efektivitas penggunaan obat antihipertensi yang diterima oleh pasien. Hal ini
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bantul Periode Agustus 2015 dilakukan dengan cara menelusuri kasus pasien
Hasil dan pembahasan dalam penelitian ini akan dibahas menjadi tiga
pemilihan obat dan ketepatan dosis dilihat dari waktu terjadinya perbaikan kondisi
pada pasien.
Demografi pasien berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat dari tabel II.
Dari tabel II tersebut dapat dilihat terdapat 7 pasien (58,3%) perempuan dan 5
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tabel II. Distribusi Jenis Kelamin Pasien Hipertensi di Instalasi Rawat Inap
Bangsal Bakung Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus
2015
Jenis Kelamin Jumlah Pasien Persentase (%) Pasien
Laki-laki 5 41,7 H,I,J,K,L
Perempuan 7 58,3 A,B,C,D,E,F,G
Total 12 100
Sakit Islam Sultan Agung Semarang yaitu prevalensi perempuan yang menderita
hipertensi lebih tinggi yaitu 58,3% dibandingkan dengan laki-laki (Novian, 2014).
24
karena usia, jenis kelamin dan genetik dapat juga disebabkan karena penggunaan
(Pangaribuan, 2015).
venous return yang dapat meningkatkan tekanan darah. Kenaikan tekanan darah
yang terjadi disebabkan adanya kemiripan sifat kimia dari hormone esterogenik
hormon adrenokorteks lainnya dapat menyebabkan retensi natrium dan air oleh
(2011), umur pasien hipertensi dibagi menjadi tiga kelompok umur yaitu pediatri,
adult, dan geriatri. Pediatri memiliki rentang umur 0-21, adult yaitu 22-59 tahun,
umur dapat dilihat pada tabel III. Dari tabel III tersebut dapat dilihat bahwa
kejadian hipertensi paling banyak terjadi pada kelompok umur geriatri yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
sebanyak 9 pasien (75%) dari 12 pasien. Kejadian paling banyak kedua adalah
kelompok umur adult yaitu sebanyak 3 pasien (25%) dari 12 pasien. Pada
penelitian ini tidak terdapat pasien hipertensi pada kelompok umur pediatri.
paruh baya yaitu ketika berusia lebih dari 40 tahun bahkan lebih dari usia 60 tahun
ke atas. Dengan bertambahnya umur risiko terkena hipertensi jauh lebih besar
sehingga prevalensi hipertensi di kalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar
tekanan darah akan semakin meningkat. Tekanan darah mulai meningkat setelah
umur 45 tahun, dinding arteri akan mengalami penebalan oleh karena adanya
penumpukan zat kolagen pada lapisan otot , sehingga pembuluh darah akan
c. Lama Perawatan
disajikan pada Tabel IV. Lama perawatan pasien yaitu 3 hari rawat pada batas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
bawah dan 10 hari rawat pada batas atas dengan rata-rata lama perawatan pasien
Tabel IV. Distribusi Lama Perawatan Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015
Lama Perawatan
Jumlah Pasien Persentase (%) Pasien
(Hari)
3-4 3 14,7 F,G,H
5-6 6 47.1 A,D.E,I,K,L
7-8 1 10,3 B
9-10 2 27,9 C
Total 12 100
agar tetap sesuai dengan target tekanan darah yaitu bertujuan untuk mencegah
darah harus tercapai terutama untuk pasien dengan usia lanjut dan pada pasien
dengan tekanan darah tinggi sekitar 180/110 mmHg segera dievaluasi dan diberi
pengobatan selama satu minggu, tergantung pada situasi klinis dan komplikasinya
(Weder, 2011).
d. Komplikasi
penyakit gabungan dari dua atau lebih penyakit sebagai lanjutan dari penyakit
27
ini muncul karena tekanan darah yang tidak terkontrol sehingga menyebabkan
tekanan darah pasien menjadi tinggi. Pada beberapa kasus pasien di Instalasi
(CHF), aneurisma, stroke, dan penyakit gagal ginjal kronik (nefropati hipertensi)
yang disajikan dalam tabel V, dari 12 pasien sebanyak 3 pasien (25%) yang
stroke dan 6 pasien tidak mengalami komplikasi tetapi memiliki penyakit penyerta
seperti hemiparese sinestra, ISK, GERD, vertigo, dispnea, bronkitis akut, PPOK
otot jantung , terutama pada ventrikel kiri yang merupakan ruang pompa utama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
otak yang menyebabkan sempitnya atau pecahnya pembuluh darah otak. Tekanan
darah yang tinggi juga dapat menyebabkan gumpalan darah terbentuk dalam arteri
terjadinya stroke.
ARB, dan CCB. Pada Instalasi Rawat Inap Bangsal Bakung Rumah Sakit
banyak diterima oleh pasien adalah golongan ARB. Dari 68 kasus terdapat 57
29
Yogyakarta Periode Agustus 2015. Dari hasil analisis data didapatkan hasil bahwa
antihipertensi yang diberikan secara tunggal adalah golongan ARB yaitu valsartan
menurunkan tingkat sirkulasi angiotensin II. Ketika ARB memblok reseptor AT1,
pada waktu yang bersamaan ARB merangsang reseptor AT2 sehingga efek yang
(Schmieder,2005).
AT2 yang dapat menghambat penebalan arteri koroner dan fibrosis perivaskular.
Selain itu, valsartan melemahkan kerja dari MCP-1, TNF, IL-6, IL-1, serta
infiltrasi dari leukosit dan makrofag ke dalam arteri yang terluka, sehingga
30
melakukan kontraksi, karena kalsium di hambat maka sel-sel otot polos pembuluh
antihipertensi yang digunakan untuk kombinasi yaitu ACEi, ARB, dan CCB.
ACEi dan CCB. Penggunaan obat antihipertensi digambarkan pada tabel VI.
dianjurkan untuk pasien yang memiliki tekanan darah yang sangat tinggi yaitu
nilai tekanan darah yang jauh dari target nilai tekanan darah yang seharusnya.
agen antihipertensi yang lain seperti ACEi, ARB, atau β-bloker dapat
menimbulkan efek aditif dari agen antihipertensi tersebut yaitu dapat menghindari
31
yaitu kombinasi antihipertensi golongan ACEi dan golongan ARB, karena kedua
agen hipertensi ini dapat meningkatkan serum kreatinin dan dapat menghasilkan
fungsi ginjal (James, et al, 2014). Berdasarkan penelitian tidak terdapat kasus
ARB.
golongan diuretik tiazid, ACEi, ARB, dan CCB. Keempat golongan obat
antihipertensi ini memiliki efek yang sebanding pada kematian secara keseluruhan
32
nebivolol), ACEi, ARB, dan aldosteron agonis reseptor (class I, Level of Evidence
digunakan untuk hipertensi dan stroke adalah golongan diuretik thiazide yang
Evidence A).
prosedur terapi tergolong efektif dan hal tersebut terbukti dari beberapa uji klinis
Dari 68 kasus terdapat 49 kasus yang tepat pemilihan obat dan 19 kasus tidak
tepat pemilihan obat. Ketidaktepatan pemilihan obat, karena tidak sesuai dengan
33
berulang pada pasien yang memiliki riwayat stroke. Pada penelitian ini pasien
penelitian golongan ARB yaitu eprosartan dalam menurunkan tekanan darah pada
pasien stroke, tetapi tidak menunjukan hasil yang signifikan dari eprosartan.
Total 12 68 100
b. Ketepatan Dosis
Panembahan Senopati Bantul Periode Agustus 2015 disajikan dalam tabel IX.
Dari hasil evaluasi ketepatan dosis pada tabel IX, diketahui bahwa
penggunaan obat secara tunggal maupun kombinasi. Dari hasil penelitian ini
diketahui bahwa dosis yang diterima oleh pasien telah sesuai dengan standar DIH
(2011).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Tabel VIII. Ketepatan Dosis Obat Antihipertensi Pada Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung
Rumah Sakit Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta Periode Agustus 2015
Tunggal
Golongan Obat Jenis Obat Keterangan Jumlah kasus Persentase
Penggunaan Obat (%)
Kombinasi
Valsartan
Tepat Dosis 7 10,3
ARB + CCB +
Amlodipine
Tidak Tepat Dosis 0 -
Total 68 100
penurunan tekanan darah hingga mencapai target tekanan darah yang diharapkan
pada akhir hari rawat pasien atau dapat dikatakan pasien mencapai outcome terapi
pada saat pasien keluar dari rumah sakit. Outcome terapi yang dimaksud adalah
dapat dilihat dari keadaan pasien saat keluar dari rumah sakit tersebut. Outcome/
luaran pengobatan juga dapat dilihat dari perkembangan tanda-tanda fisik pasien
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
dan lama rawat pasien di rumah sakit (Tyashapsari dan Zulkarnain, 2012). Pada
efektif pada pasien di instalasi rawat inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan
mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan pasien menerima
terapi antihipertensi golongan ARB yaitu valsartan 160 mg dengan dosis 1x1.
Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu
pemilihan obat golongan ARB sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan
rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <
150/90 mmHg dan pasien A mencapai target tekanan darah pada akhir hari
rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima
perawatan adalah 220/120 mmHg dan pasien di rawat selama 7 hari. Selama
yaitu valsartan 80 mg dengan dosis 1x1 dan golongan CCB yaitu amlodipine 5
mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
digunakan, yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan
dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi dengan antihipertensi lain yang
di rekomendasikan oleh JNC 8 (2014). Target tekanan darah pasien adalah <
150/90 mmHg dan pasien B mencapai target tekanan darah pada akhir hari
rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima
Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah 160/90 mmHg dan pasien di
diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu pemilihan obat
sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang diberikan sudah
sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target
tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien C mencapai target
tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 140/90 mmHg. Maka dapat
disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien C sudah efektif karena
heart failure), bronkitis akut. Tekanan darah pasien pada awal perawatan
adalah 160/110 mmHg dan pasien di rawat selama 6 hari. Selama perawatan
37
dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang
(2015) dan dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di
rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <
140/90 mmHg dan pasien D mencapai target tekanan darah pada akhir hari
rawat yaitu 110/80 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima
heart failure), dispnea. Tekanan darah pasien pada awal perawatan adalah
150/90 mmHg dan pasien di rawat selama 6 hari. Selama perawatan pasien
dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan,
yaitu pemilihan obat sudah sesuai dengan standar ASA/ACC/ASH (2015) dan
rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien adalah <
140/90 mmHg dan pasien E mencapai target tekanan darah pada akhir hari
rawat yaitu 120/80 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima
darah pasien pada awal perawatan adalah 160/90 mmHg dan pasien di rawat
38
yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu pemilihan
obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang diberikan sudah
sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target
tekanan darah pasien adalah < 140/90 mmHg dan pasien F mencapai target
tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 130/90 mmHg. Maka dapat
disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien sudah efektif karena pasien
(congestive heart failure), dan vertigo. Tekanan darah pasien pada awal
perawatan adalah 150/100 mmHg dan pasien di rawat selama 3 hari. Selama
80 mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar
ASA/ACC/ASH (2015) dan dosis yang diberikan sudah sesuai dengan rentang
dosis yang di rekomendasikan oleh DIH (2011). Target tekanan darah pasien
adalah < 140/90 mmHg dan pasien G mencapai target tekanan darah pada akhir
hari rawat yaitu 100/70 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang
diterima oleh pasien sudah efektif karena pasien mencapai outcome terapi.
160/100 dan pasien di rawat selama 3 hari. Selama perawatan pasien menerima
39
Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar yang digunakan, yaitu
pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang
diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH
(2011). Target tekanan darah pasien adalah 140/90 mmHg dan pasien H
mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 110/90 mmHg.
Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien sudah efektif
pasien pada awal perawatan adalah 160/110 mmHg dan pasien di rawat selama
yaitu valsartan 80 mg dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien I
tidak sesuai dengan standar yang digunakan yaitu AHA/ASA (2014) untuk
Sehingga pemilihan obat antihipertensi pada pasien I tidak tepat karena tidak
sesuai dengan standar yang digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar
AHA/ASA adalah diuretik tiazid yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-
mg-16 mg). Target tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien I
mencapai target tekanan darah yaitu 110/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan
bahwa obat yang diterima pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan
40
150/90 mmHg dan pasien di rawat selama 9 hari. Selama perawatan pasien
dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien J tidak sesuai dengan standar
antihipertensi pada pasien J tidak tepat karena tidak sesuai dengan standar yang
digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar AHA/ASA adalah diuretik tiazid
yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-5 mg) atau di kombinasikan
dengan ACEi (perindopril) dengan dosis 2x1 (4 mg-16 mg). Target tekanan
darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien J mencapai target tekanan
darah yaitu 110/70 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima
pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan tidak tepat, karena pasien
dan ISK (infeksi saluran kemih). Tekanan darah pasien pada awal perawatan
adalah 170/100 mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan
dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan kepada pasien K tidak sesuai dengan
pemilihan obat antihipertensi pada pasien K tidak tepat karena tidak sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
dengan standar yang digunakan. Terapi yang sesuai dengan standar AHA/ASA
adalah diuretik tiazid yaitu indapamide dengan dosis 1x1 (1,25 mg-5 mg) atau
Target tekanan darah pasien adalah < 150/90 mmHg dan pasien K mencapai
target tekanan darah yaitu 120/90 mmHg. Maka dapat disimpulkan bahwa obat
yang diterima pasien sudah efektif meskipun obat yang digunakan tidak tepat,
HNP (hernia nucleus polposus). Tekanan darah pasien pada awal perawatan
adalah 140/90 mmHg dan pasien di rawat selama 5 hari. Selama perawatan
dengan dosis 1x1. Terapi yang diberikan sudah sesuai dengan standar, yaitu
pemilihan obat sudah sesuai dengan standar JNC 8 (2014) dan dosis yang
diberikan sudah sesuai dengan rentang dosis yang di rekomendasikan oleh DIH
(2011). Target tekanan darah pasien adalah < 140/90 mmHg dan pasien L
mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat yaitu 130/80 mmHg.
Maka dapat disimpulkan bahwa obat yang diterima oleh pasien C sudah efektif
Dari data pasien diatas terdapat penggunaan obat yang tidak tepat yaitu
pada pasien I, J, dan K, tetapi ketiga pasien ini mencapai target tekanan darah
pada akhir hari rawat. Maka dapat disimpulkan bahwa proporsi pengobatan
antihipertensi yang diberikan kepada pasien sudah efektif, karena seluruh pasien
42
periode Agustus 2015 mencapai outcome terapi pada akhir hari rawat atau pada
BAB V
A. Kesimpulan
Panembahan Senopati periode Agustus 2015 adalah golongan ARB, ACEi, dan
CCB.
efektif yaitu seluruh pasien mencapai outcome terapi. Outcome terapi tercapai
apabila pasien mencapai target tekanan darah pada akhir hari rawat atau saat
B. Saran
saran kepada peneliti selanjutnya untuk dapat melakukan evaluasi efektivitas obat
antihipertensi tidak hanya dari pemeriksaan tekanan darah tetapi juga dari
laboratorium yang meliputi fungsi organ seperti fungsi hati dan ginjal. Karena
pada pasien yang mengalami penurunan fungsi ginjal dan hati diperlukan
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Daftar Pustaka
45
James, P.A, Oparil, S., Carter, B.L., et al., 2014, Evidence-Based Guideline for
The Management of High Blood Pressure in Adults: Report from The Panel
Members Appointed to The Eighth Joint National Commite (JNC 8), JAMA
331 (5), 7-10.
Kernan, W.N., Ovbiagele, B., Chair, V., Black, H.R., Bravata, D.M., Chimowitz,
M.I., et.al., 2014, Guidelines for the Prevention of Stroke in Patients with
Stroke and Transient Ischemic Attack: A Guideline for Healthcare
Professionals from the American Heart Association/ American Stroke
Association, AHA Journal, 45, 2169-2170.
Kikuchi, O.T., Fujita, M.H., Horiuchi, H.J., Imaizumi, I.Y., Iwao, I.S., Kwano,
K.K., et.al., 2009, Treatment with Hypertension Drug, Hypetension
Research, 32, 34-36.
Kementrian kesehatan RI, 2012, Buletin dan Jendela Data dan Informasi Kesehatan:
Penyakit Tidak Menular, Bakti Husada, hal. 29.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, 2010, Rencana Strategis Dinas
Kesehatan Kabupaten Bantul Tahun 2011-2015, Dinas Kesehatan
Kabupaten Bantul, Yogyakarta.
Khatib, O.M.N., 2005, Clinical Guidelines for the Management of Hypertension,
Eastern Mediterania, EMRO Technical Publication, p. 16.
Koorista, B., Dijkman, B., Einhorn, T.A., and Bhandari, M., 2009, How to Design
a Good Case Series, J Bone Joint Surg Am., Vol: 91 (3), 21.
Maas, A.H.E.M., Franke, H.R., 2009, Women’s Health in Menopause with a
Focus on Hypertension, Netherland Heart Journal, Vol. 17 (2), p. 69.
Marley, J., 2000, Efficacy, effectiveness, efficiency, Australian Prescriber, Vol.
23 (6): 1.
Misbach, J., Lamsudin, R., Allah, A., Alfa, Y.A., Harris, S., Nurimaba, N., et.al.,
2011, Guideline Stroke Tahun 2011, PERDOSSI, Jakarta, hal. 7.
Mutnick, A.H., 2004, Hypertension Management for the Primary Care Clinican,
American Society of Health-System Pharmacist (ASHP), Wisconsin
Avenue, p. 130.
Nafisah, D., Wahjudi, P., Ramani, A., 2014, Faktor yang Berhubungan dengan
Kejadian Hipertensi pada Akseptor Pil KB di Kelurahan Sumbersari
Kabupaten Jember Tahun 2014, e-Jurnal Pustaka Kesehatan, Vol. 2 (3),
457.
Novian, A., 2014, Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diit Pasien
Hipertensi (Studi pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang Tahun 2013), UJPH, 3 (3), 5.
Nuffield, E., 2004, Hypertension: Pathophysiology and Treatment, Continuing
Education in Anesthesia Critical Care & Pain, 4 (3), 72.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
47
48
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Lampiran 1. Instrumen Pengambilan Data Pasien Rawat Inap Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Bantul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Lampiran 2. Data Efektivitas Obat Antihipertensi pada Pasien Bangsal Bakung RSUD Panembahan Senopati Periode 2015
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
220/110 (golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
1 1 160 mg 1x1 180/110 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
150/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
Hipertensi atau kombinasi
A urgensi, 160/90 (golongan yang di
561XXX 66 Valsartan 80-320 mg 1
(TUK) GERD, 2 2 160 mg 1x1 150/100 < 150/90 1 rekomendasikan: 1 1
Hemiparesis (ARB) kali sehari
150/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
150/90 (golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
3 3 160 mg 1x1 160/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
150/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
160/80 (golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
4 4 160 mg 1x1 160/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
140/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
(golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
5 5 160 mg 1x1 140/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
Hipertensi secara tunggal
urgensi, atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
metabolit 220/120 (golongan yang di
B (ARB) 80 mg 1x1 kali sehari
301XXX 70 enselopati, 6 1 180/110 < 150/90 0 rekomendasikan: 1 1
(SUR) Amlodipine 5 mg 1x1 2,5 mg-10 mg 1
bronchopne 170/100 diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
umonia, ACEi, ARB,
epilepsi CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
170/90 (golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 kali sehari
7 2 170/90 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 2,5 mg-10 mg 1
140/90 diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
140/90 (golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 kali sehari
8 3 150/100 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 2,5 mg-10 mg 1
140/90 diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 140/100 80-320 mg 1
(golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 180/100 kali sehari
9 4 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 160/100 2,5 mg-10 mg 1
diuretik tiazid,
(CCB) 190/100 kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
160/100 (golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 kali sehari
10 5 140/100 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 2,5 mg-10 mg 1
140/90 diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
140/90 (golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 kali sehari
11 6 160/90 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 2,5 mg-10 mg 1
140/90 diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Valsartan 80-320 mg 1
(golongan yang di
(ARB) 80 mg 1x1 150/80 kali sehari
12 7 < 150/90 0 rekomendasikan: 1
Amlodipine 5 mg 1x1 140/90 2,5 mg-10 mg 1
diuretik tiazid,
(CCB) kali sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
(golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
13 1 8 mg 1x1 160/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
C Hipertensi, atau kombinasi
550XXX 79 140/90
(NGA) PPOK Akut (golongan yang di
Candesartan 130/80 8-32 mg 1-2
14 2 8 mg 1x1 < 150/90 1 rekomendasikan: 1 1
(ARB) 140/90 kali sehari
diuretik tiazid,
150/90
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
160/100 (golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
15 3 8 mg 1x1 140/80 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
130/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
130/80 (golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
16 4 8 mg 1x1 130/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
130/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
130/90 (golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
17 5 8 mg 1x1 140/100 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
140/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
160/100
(golongan yang di
Candesartan 140/80 8-32 mg 1-2
18 6 8 mg 1x1 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) 140/90 kali sehari
diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
130/80
(golongan yang di
Candesartan 150/90 8-32 mg 1-2
19 7 8 mg 1x1 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) 140/100 kali sehari
diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
160/100 (golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
20 8 8 mg 1x1 140/90 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
130/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
140/90 (golongan yang di
Candesartan 8-32 mg 1-2
21 9 8 mg 1x1 120/70 < 150/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
130/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
58
59
60
61
62
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Captopril 25-150 mg 2-3
130/90 (golongan yang di
(ACEi) 25 mg 3x1 kali sehari
37 3 130/90 < 140/90 1 rekomendasikan: 1
Amlodipine 10 mg 1x1 2.5-10 mg 1 kali
120/90 diuretik tiazid,
(CCB) sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
Captopril 25-150 mg 2-3
(golongan yang di
(ACEi) 25 mg 3x1 kali sehari
38 4 130/90 < 140/90 1 rekomendasikan: 1
Amlodipine 10 mg 1x1 2.5-10 mg 1 kali
diuretik tiazid,
(CCB) sehari
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
dengan
antihipertensi
Hipertensi golongan diuretic
150/100
G stage I, Valsartan thiazide, β-bloker, 80-320 mg 1
984XXX 68 39 1 80 mg 1x1 150/90 < 150/90 1 1 1
(NGA) CHF, (ARB) ACEi, ARB (class kali sehari
130/70
vertigo I, Level of
Evidence A)
(ASA/ACC/ASH,
2015)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
64
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
140/100 (golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
43 2 80 mg 1x1 140/80 < 140/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
140/100 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
110/70 (golongan yang di
Valsartan 80-320 mg 1
44 3 80 mg 1x1 120/80 < 140/90 1 rekomendasikan: 1
(ARB) kali sehari
110/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
antihipertensi
golongan diuretik
Stroke secara tunggal
(ICH), HT, Valsartan atau 80-320 mg 1
I (YAT) 985XXX 64 45 1 80 mg 1x1 160/110 < 150/90 0 1 1
Hemiparese, (ARB) dikombinasikan kali sehari
ISK dengan ACEi
(Class 1, Level of
evidence A)
(AHA/ASA,2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
66
67
68
69
70
71
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
120/80 (golongan yang di
Amlodipine 2.5-10 mg 1 kali 1
65 2 5 mg 1x1 120/80 < 140/90 0 rekomendasikan: 1
(CCB) sehari
120/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
120/90 (golongan yang di
Amlodipine 2.5-10 mg 1 kali
66 3 5 mg 1x1 140/80 < 140/90 0 rekomendasikan: 1
(CCB) sehari
140/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
150/100 (golongan yang di
Amlodipine 2.5-10 mg 1 kali
67 4 5 mg 1x1 140/80 < 140/90 0 rekomendasikan: 1
(CCB) sehari
140/90 diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
Pemberian terapi
secara tunggal
atau kombinasi
(golongan yang di
Amlodipine 140/80 2.5-10 mg 1 kali
68 5 5 mg 1x1 < 140/90 0 rekomendasikan: 1
(CCB) 130/80 sehari
diuretik tiazid,
ACEi, ARB,
CCB) (JNC 8,
2014)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
74
75
76
BIOGRAFI PENULIS