LAPORAN KASUS
Pada Tn.y dengan Peritonitis
A. Indentitas Klien
Nama : Tn. Y
Umur : 64 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
No. Register : 516373
Alamat : Palembayan
Status : Menikah
Diagnosa Medis : Peritonitis
Tanggal masuk : 18-02-2019
Tanggal pengkajian : 18-02-2019
Indentitas Penanggung jawab
Nama : Ny. S
Alamat : Palembayan
Hubungan dengan klien : Istri
B. Pengkajian Primer
A (AIRWAY) Jalan Nafas : Paten
Obstruksi : tidak ada
Masalah Keperawatan : Tidak Ada Masalah
B (BREATHING) Nafas : Spontan
RR : 28x/menit
Retraksi otot bantu pernafasan : Ada, menggunakan otot bantu
pernafasan.
Sesak Nafas : Ada
Irama nafas : dangkal
Sumbatan jalan nafas : Tidak Ada
Wheezing : (-)
Secret : (-)
Masalah Keperawatan : Pola Nafas Tidak Efektif
35
C ( Circulation) Nadi : Teraba Cepat
Frekuensi Nadi : 92x/ menit
Sianosis : Tidak Ada
Capillary Refill Time (CRT) : > 2”
Akral : Dingin
Turgor Kulit : Jelek, Kering
Suhu : 41⁰C
Mual : ada
Muntah : ada
Masalah Keperawatan :
- Hipertermi
- Kekurangan volume cairan
36
F ( Foley Cateter) Kateter : Terpasang
BAK : Berwarna Kuning, Bau khas urine, Volume urine
800 cc
Urine normal : 800/53/8 = 120,75cc/jam
G ( Gastric Tube) NGT : Terpasang
Warna Cairan : Hijau Kehitaman
Masalah Keperawatan : Resiko Infeksi
H ( Heart Monitor) EKG : Sinus Takikardi
ANALISA DATA
No DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds Kompresi Jaringan Nyeri akut
- Pasien mengatakan nyeri
pada perut saat ditekan dan
dilepas Lambung tertekan
- Pasien mengatakan nyeri
perut seperti terbakar
- Pasien mengatakan nyeri Distensi abdomen
seluruh abdomen
Akumulasi rongga
Do
abdomen
37
2. Ds Akumulasi rongga Pola Nafas Tidak
- Pasien mengatakan sesak abdomen Efektif
nafas
- Pasien mengatakan sesak Nyeri Abdomen
bertambah saat bergerak
- Pasien mengatakan sesak Pergerakan
bertambah saat nyeri abdomen tidak
maksimal
Do
Pernafasan tidak
- Nafas : Spontan
teratur
- RR : 28x/menit
- Retraksi otot bantu
Takipnea
pernafasan : Ada,
menggunakan otot bantu
Pola nafas tidak
pernafasan.
efektif
- Pasien tampak sesak
- Irama nafas : dangkal
3. Ds Inflamasi Hipertermi
- Pasien mengatakan demam
naik turun ± 2 hari yang lalu Peradangan
- Pasien mengatakan badan
terasa panas Penumpukan cairan
- Pasien mengatakan badan dalam peritoneum
letih dan lemas. Kebocoran isi dari
organ dalam
Do
abdomen masuk ke
ronggga peritoneum
- Suhu : 41ºC
- Nadi : Teraba Cepat
hipertermi
- Frekuensi Nadi : 92x/
menit
- Capillary Refill Time (CRT)
: > 2”
- Akral : Dingin
38
- Turgor Kulit : Jelek dan
Kering
- Pasien tampak lemah
4. Ds Peradangan Kekurangan
- Pasien mengatakan perut peritoneoum volume cairan
membesar ± 2 hari yll
- Pasien mengatakan perut Distensi abdomen
kembung ± 4 hari yll
- Pasien mengatakan tidak ada Mual, muntah
BAB ± 2 hari yll
- Pasien mengatakan mual (+), Kekurangan
Muntah (+) Volume cairan
Do
- Distensi abdomen
- Mukosa bibir kering, dan
pecah-pecah
- Tugor kulit jelek dan kering
5. Ds : - Trauma jaringan Resiko Infeksi
Do
- Pasien tampak terpasang Luka
kateter
- BAK : Berwarna Resiko infeksi
Kuning, Bau khas urine, -
Volume urine 800 cc
- Pasien tampak terpasang
NGT
- Warna cairan hijau
kehitaman
- Pasien rencana operasi
besok pagi
39
1. Nyeri Akut berhubungan dengan distensi abdomen
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan nyeri pada abdomen
3. Hipertermi berhubungan dengan peradangan / inflamasi pada peritoneum
4. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan mual, muntah
5. Resiko Infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
40
efektif dan nafas yang bersih lif atau jaw thrust bila
tidak ada sionosis dan perlu
dyspnea Posisikan pasien
Menunjukkan jalan nafas untuk
yang paten memaksimalkan
Mampu mengidentifikasidan ventilasi
mencegah factor yang dapat Idenifikasi pasien
menghambat jalan nafas perlunya pemasangan
Tanda tanda vital dalam alat nafas buatan
rentang normal Keluarkan secret
dengan cara batuk
atau suction
Auskultasi suara
nafas, catat adanya
suara tambahan
Bersihkan mulut
hidung, dan secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Monitor TD, Nadi,
Suhu dan RR
3. Hipertermi berhubungan Termoregulation Fever Treatment
dengan peradangan /
Kriteria Hasil Intervensi
inflamasi pada
Pantau TTV pasien
peritoneum Suhu tubuh dalam batas Anjurkan pasien
normal untuk kompres
Nadi dan RR dalam Kolaborasi pemberian
rentang normal obat
Tidak ada perubahan
warna kulit
41
4. Kekurangan volume Fluid balance Fluid management
cairan berhubungan Intervensi :
Hydration
dengan mual, muntah Pertahankan intake
Nutrional status : food and
dan output
fluid intake Monitor statu
dehidrasi
Kriteria Hasil :
Monitor TTV pasien
Memperthankan urine output
dehidrasi
42
gastrointestinal, kandung kencing
genitourinaria dalam batas Tingkatkan intake
normal nutrisi
Berikan terapi
antibiotik:.......
Monitor tanda dan
gejala infeksi
sistemik dan lokal
Pertahankan teknik
isolasi k/p
Inspeksi kulit dan
membran mukosa
terhadap
kemerahan, panas,
drainase
Monitor adanya
luka
Dorong masukan
cairan
Dorong istirahat
Ajarkan pasien dan
keluarga tanda dan
gejala infeksi
Kaji suhu badan
pada pasien
neutropenia setiap 4
jam
43
E. Evaluasi Hasil Pengkajian Primer
/Tgl
44
inflamasi pada peritoneum Memonitor statu dehidrasi O : pasien tampak letih
dan lemah
Memonitor TTV pasien
A : kekurangan volume
cairan
P : intervensi dilanjutkan
F. Pengkajian Sekunder
S : Pasien tampak lemah, tampak letih, pasien tampak meringis kesakitan, pasien tampak
menekan perutnya, pasien tampak kesulitan bernafas.
A : istri pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi makanan maupun obat-obatan, istri.
M : istri pasien mengatakan jika pasien sakit langsung dibawa kerumah sakit.
P : istri pasien mengatakan suaminya pernah di opname
L : istri pasien mengatakan suaminya makan terakhir tadi pagi hanya 2 sendok makan
E : istri pasien mengatakan suaminya sakit sejak 4 hari yang lalu
G. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum : Sedang
2. Kesadaran : Composmentis, GCS :15 V:5M:6E:4
3. Tanda-tanda vital :
TD :140/80 mmHg N : 92 x/i
Rr : 28 x/i S : 38.9 C
TB : 163 Cm
BB :Sekarangkira-kira 57 Kg
a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala dolicephalus, simetris, tidak ada gangguan pergerakan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
b. Pemeriksaan mata
45
Inspeksi: Mata lengkap (sinistra dan dekstra), mata simetris mata kiri lebih,
konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, warna iris mata hitam, warna kornea mata
kecoklatan dan reflek pupil isokor, kedudukan kornea simetris (sinistra/dekstra).
c. Pemeriksaan telinga
Inspeksi : Telinga simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi, penumpukan serumen
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan
d. Pemeriksaan hidung
Inspeksi : Amati bentuk hidung simetris,tidak ada septum nasi,pasien terpasang
NGT, tidak ada pembengkakan (polip)
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
e. Pemeriksaan mulut
Inspeksi : Tidak ada kelainan koginetal, mukosa bibir pucat,
f. Pemeriksaan wajah
Inspeksi : Wajah tidak ada masalah
Palpasi : Tidak ada edema.
g. Pemeriksaan leher
Inspeksi : Leher asimetris, tidak ada deviasi trachea,distensi vena jugularis
sinistra
Palpasi : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada distensi vena
jugularis, tidak ada deviasi trachea.
5. Pemeriksaan paru
Inspeksi : Normochest, bentuk dada simetris (sinistra/dekstra), tidak ada lesi dan
memar, adanya pengunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercosta postif, tidak ada
pernapasan cuping hidung
Palpasi : Getarantaktil premitus/ vocal premitus sama sinistra dan dekstra, ekpansi
paru sama sinistra,dan dekstra.
Perkusi : Resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vesikuler (area bronchial dan bronkovesikuler), tidak ada
bunyi nafas tambahan
6. Pemeriksaan jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Pulsasi teraba lemah
Perkusi : Bunyi jantung dullnes
Auskultasi : Bunyi jantung I: Tunggal terdengar keras
46
Bunyi jantung II: Tunggal, terdengar keras, tidak ada bunyi jantung tambahan
7. Pemeriksaan abdomen
Inspeksi : Perut distensi
Palpasi : Nyeri tekan dan lepas
Hepar: Hepar tidak teraba
Ginjal: Tidak ada pembesaran ginjal
Perkusi : Hiper Timpany
Auskultasi : Bising usus tidak terkaji
8. Pemeriksaan Ekstremitas
Inspeksi : Otot sinistra, dekstra simetris, ada lesi, terpasang infus di ektremitas atas
kiri.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
H. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboraturium
Jenis pemeriksaan Hasil Nilai normal
Pemeriksaan Darah Lengkap
PT 9.7 9.5-11.7Sec
INR 0.88
47
Kimia Klinik II
135.1 mEq/l
Natrium 135-147 mEq/l
104.4 mEq/l
Clorida 100-106 mEq/l
Kimia Klinik I
Cretinin 0.77 mg/dl 0.80-1.30 mg/dl
Glukosa 86 mg/dl 74 – 106 mg/dl
Urea 21 mg/dl 15-43 mg/dl
2. Rongent
Foto polos tiga posisi anterior, posterior, lateral, usus halus dan besar dilatasi,
udara bebas dalam rongga abdomen.
3. Therapy
a. Ceftriaxone ( 2x1 gr)
Ceftriaxone adalah obat yang digunakan untuk mengatasi berbagai infeksi
bakteri. Obat ini bekerja dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau
membunuh bakteri dalam tubuh. Golongan : antibiotik. Manfaat : mengobati
dan mencegah infeksi. Digunakan oleh : dewasa dan anak-anak. Kategori: obat
resep.
b. Metrodinazole (3x5gr)
Metronidazonle adalah obat antimikroba yang digunakan untuk mengobati
berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikoorganisme protozoa dan
bakteri anaerob. Kedua jenis mikroorganisme ini dapat hidup dan berkembang
biak tanpa bantuan oksigen. Infeksi biasanya terjadi di bagian tubuh seperti
perut, rongga panggul, dan gusi. Metronidazole biasanya diresepkan dokter
untuk pasien yang akan menjani operasi usus dan operasi reproduksi wanita.
c. Omeperazol (3x1)
Omeprazole adalah obat yang mampu menurunkan kadar asam yang di
produksi dalam lambung. Obat golongan pompa proton ini digunakan untuk
mengobati beberapa kondisi, yaitu nyeri ulu hati, gastroesophageal reflux
disease (GERD), dan tukak lambung akibat infeksi bakter H. pylori.
48
d. Ketorolac (3x3gr)
Ketorolac adalah obat dengan fungsi mengatasi nyeri sedang hingga nyeri
berat untuk sementara. Biasanya obat ini digunakan sebelum atau sesudah
prosedur medis, atau setelah operasi. Ketorolac adalah salah satu jenis obat
anti-inflammatory drug (NSAIDs) yang bekerja dengan memblok produksi
substansi alami tubuh yang menyebabkan inflamasi.
e. Ranitidine (2x5)
Ranitidine, suatu obat golongan antagonis H2, adalah obat yang menurunkan
produksi asam lambung. Fungsinya untuk mengatasi dan mencegah rasa panas
perut (heartburn), maag dan sakit perut yang disebabkan oleh tukak lambung.
Ranitidine juga digunakan untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit
perut dan kerongkongan yang disebabkan oleh terlalu banyak asam lambung
misalnya GERD.
Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. Ds Kurangnya Ansietas
pengetahuan tentang
- Pasien mengatakan cemas
penyakit
dengan kondisinya sekarang
Do
49
saat bergerak
- Pasien sesak saat beraktivitas
Do
50
berhubungan dengan Activity tolerance Activity therapay
kelemahan/keletihan Self care : ADLs
Intervensi
Kriteria hasil :
Kolaborasi
Berpartisipasi dalam dengan tenaga
aktivitas fisik tanpa rehabilitas medic
disertai peningkatan dalam
tekanan darah, nadi dan merencanakan
RR program terapi
Mampu melakukan yang tepat
aktivitas sehari hari Bantu pasien
secara mandiri untuk
Mampu berpindah dengan mengidentivikasi
aktivitas yang
atau tampa bantuan alat
mampu dilakukan
Bantu pasien
untuk
mendapatkan alat
batuan aktivitas
seperti kursi roda,
kre
bantu pasien
untuk
mengembangkan
motivasi diri dan
penguatan
K. Monitoring klien
TD : 130/90
S :38,6
RR :28x/i
N :90x/i
L. Evaluasi hasil akhir
No Diagnose Intervensi Evaluasi
1 Ansietas berhubungan Menjelaskan semua S : pasien
dengan kurangnya prosedur dan apa yang mengatakan takut
pengetahuan tentang dirasakan selama prosedur O : pasien tampak
penyakit Memberikan keamanan dan cemas
kurangi rasa takut pasien A : ansietas
51
Menggunakan tehnik P: intervensi
relaksasi dilanjutkan
2 Intoleransi aktivitas Mengkolaborasi dengan S : pasiem
berhubungan dengan tenaga rehabilitas medic mengatakan susah
distensi abdomen dalam merencanakan untuk bergerak
program terapi yang tepat O : pasien tampak
membantu pasien untuk kesuitan beraktivitas
mengidentivikasi aktivitas ADls pasien dibantu
yang mampu dilakukan keluarga
membantu pasien untuk A : intoleransi
mendapatkan alat batuan aktivitas
aktivitas seperti kursi roda, P : intervensi
kre dilanjutkan
membantu pasien untuk
mengembangkan motivasi
diri dan penguatan
52