䰀䄀吀
䤀䠀䄀一
䴀䄀一䄀䨀
䔀䴀䔀一
䐀䄀一
倀䔀一䜀䔀一䐀䄀䰀
䤀䄀一
倀䔀
䰀䄀䬀匀
䄀一䄀䄀一
倀䔀䴀䈀䄀一䜀唀一䄀一
倀䔀
刀唀䴀䄀䠀䄀一
䴀伀䐀唀䰀
䐀䤀
一䄀䴀䤀
䬀䄀
倀䔀
一䜀䔀
一䐀䄀
䰀䤀
䄀一
倀䔀
䰀䄀䬀
匀䄀一
䄀䄀一
倀
刀伀夀
䔀䬀
䈀䤀
䐀䄀一䜀
倀
䔀刀唀
䴀䄀䠀
䄀一
KATA PENGANTAR
Modul ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu: Pendahuluan, Pengertian dan Dasar
Hukum, Prinsip-Prinsip Pengandalian Pelaksanaan, Kasus dalam Pelaksanaan
Proyek Bidang Perumahan serta Penutup. Modul ini disusun secara sistematis
agar peserta pelatihan dapat mempelajari materi dengan lebih mudah. Fokus
pembelajaran berupa studi kasus, diarahkan pada peran aktif peserta pelatihan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada tim penyusun
atas tenaga dan pikiran yang dicurahkan untuk mewujudkan modul ini.
Penyempurnaan maupun perubahan modul di masa mendatang senantiasa
terbuka dan dimungkinkan mengingat akan perkembangan situasi, kebijakan dan
peraturan yang terus menerus terjadi. Semoga modul ini dapat membantu dan
bermanfaat bagi peningkatan kompetensi aparatur kesatkeran di Pusat dan
Daerah dalam Bidang Perumahan.
Deskripsi
Modul Dinamika Pengendalian Pelaksanaan Proyek Bidang Perumahan 3 (tiga)
kegiatan belajar. Kegiatan belajar pertama membahas tentang pengertian dan
dasar hukum pengendalian pelaksanaan proyek dengan submateri: pengertian
pengendalian pelaksanaan proyek, dan dasar hukum. Kegiatan belajar kedua
membahas tentang prinsip-prinsip pengendalian pelaksanaan proyek dengan sub
materi siklus manajemen proyek, tahapan proyek, aspek pengendalian proyek,
pengendalian pelaksnaan proyek, manajemen kontruksi proyek. Kegiatan belajar
ketiga membahas tentang kasus-kasus dalam pelaksanaan proyek bidang
perumahan dengan sub materi: contoh kasus dalam penyelenggaraan proyek
biang perumahan.
Persyaratan
Dalam mempelajari modul ini peserta pelatihan perlu dilengkapi dengan
peraturan perundangan dan pedoman yang terkait pengendalian pelaksanaan
proyek.
Metode
Dalam pelaksanaan pembelajaran ini, model pembelajaran yang diterapkan
adalah Problem Based Learning, serta sharing pengalaman dengan narasumber
terkait (Satker Stretegis Rusun/Rusus dan Rumah Swadaya), selain melakukan
kegiatan pemaparan dari instruktur dan narasumber, juga melakukan studi kasus
dan diskusi interaktif antar instruktur dan peserta/ narasumber dengan peserta/
antar peserta.
Latar Belakang
Deskripsi Singkat
Mata pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan memberikan pemahaman
dan penerapan pengendalian pelaksanaan proyek yang meliputi pengertian,
dasar hukum, dan prinsip-prinsip pengendalian pelaksanaan proyek, serta contoh
kasus-kasus dalam pengendalian pelaksanan proyek melalui ceramah interaktif
dan diskusi, studi kasus, dan sharing pengalaman dengan Satker Strategis
Rusun/Rusus dan Rumah Swadaya.
Estimasi Waktu
Untuk mempelajari Materi Dinamika Pengendalian Pelaksanaan Bidang
Perumahan pada Pelatihan Manajemen dan Pengendalian Pelaksanaan
Pembangunan Perumahan, dialokasikan waktu sebanyak 5 (lima) jam pelajaran.
Indikator keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu memahami
kembali pengertian pengendalian pelaksanaan proyek dan menerapkan
peraturan perundang-undangan dalam pengendalian pelaksanaan proyek.
a. Waktu (Time)
b. Biaya (Cost)
c. Lingkup (Scope)
Lingkup atau Scope yang dimaksud disini adalah hasil akhir yang ingin
dicapai oleh pelaksanaan proyek itu sendiri. Hasil akhir tersebut harus
didefinisikan secara spesfik dan dikomunikasikan ke semua anggota tim
yang melaksanakan tugas-tugas dalam proyek. Pada umumnya, komponen
utama dalam lingkup adalah kualitas produk akhir. Seorang Manajer
Indikator keberhasilan
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan mampu memahami
kembali dan menerapkan prinsip-prinsip pengendalian pelaksanaan proyek.
2. Tahap Perencanaan
Ketika ruang lingkup proyek telah ditetapkan dan tim proyek terbentuk, maka
aktivitas proyek mulai memasuki tahap perencanaan. Pada tahap ini,
dokumen perencanaan akan disusun secara terperinci sebagai panduan bagi
tim proyek selama kegiatan proyek berlangsung. Adapun aktivitas yang akan
dilakukan pada tahap ini adalah membuat dokumentasi project plan, resource
plan, financial plan, risk plan, acceptance plan, communication plan,
procurement plan, contract supplier dan perform phare review.
3. Tahap Pra-Pelaksanaan
Dengan desain yang sudah disusun berdasarkan spesifikasi dan kriteria,
penyusunan daftar kuantitas, pembuatan taksiran biaya, penyusunan waktu
pelaksanaan, dan pengadaan penyedia jasa konstruksi.
Tahapan Proyek
Tahapan pelaksanaan suatu proyek, di Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat dikenal dengan istilah SIDLACOM (Survey, Investigasi, Design,
Land Acusition, Constractuction, Operation and Maintenance).
Dalam rangka meningkatkan tertib penyelenggaraan pembangunan guna
mewujudkan prasarana dan sarana bidang pekerjaan umum yang efisien, efektif,
dan produktif, sistem pengendalian manajemen diterbitkan peraturan menteri
pekerjaan umum Nomor: 603/PRT/M/2005 tentang Pedoman Umum Sistem
Pengendalian Manajemen Penyelenggaraan Pembangunan Prasarana dan Sarana
Bidang Pekerjaan Umum untuk Para Pemimpin Proyek/Bagian Proyek. Peraturan
Menteri ini ditetapkan dengan maksud agar para penyelenggara proyek/satuan
kerja di lingkungan Departemen Pekerjaan Umum dapat melaksanakan tugasnya
secara profesional dengan tidak menyimpang dari peraturan dan ketentuan yang
berlaku, sehingga diperoleh hasil yang tepat mutu, tepat waktu, tepat biaya, dan
tepat manfaat.
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan
sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.
Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi sumber
daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara garis besar,
perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek, yaitu
penjadwalan, anggaran dan mutu. Terdapat beberapa faktor yang dapat
menentukan keberhasilan proyek, antara lain ketepatan memilih bentuk
organisasi proyek, memilih pimpinan yang cakap, dan pembentukan tim proyek
yang terintegrasi dan terorganisir. Namun demikian ada hal lain yang juga
penting untuk diperhatikan untuk menjamin suksesnya pelaksanaan proyek yakni
perencanaan.
3) Giantt Chart. Alat ini digunakan untuk menunjukkan jadwal induk proyek
dan jadwal setiap pekerjaan/ kegiatan
Perencanaan proyek akan menjadi lebih mudah bila pekerjaan proyek serupa
pernah dikerjakan. Sedang bila proyek tersebut baru dan belum pernah
dikerjakan maka perencanaan harus dimulai dari awal dan ini relatif lebih
sulit. Unit fungsional yang terlibat dalam pengerjaan proyek perlu dilibatkan
dalam tahap perencanaan proyek pada penyusunan Rencana Induk Proyek
(RIP) atau Project Master Plan.
Penjadwalan (scheduling)
Penjadwalan meliputi penjadwalan tenaga kerja, material, peralatan, keuangan,
dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat maka beberapa macam kerugian
dapat dihindarkan seperti keterlambatan, pembengkakan biaya, dan
perselisihan.
Pengendalian
Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang
sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,
membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan
adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil
tindakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif
dan efisien dalam rangka mencapai sasaran.
a. Menentukan sasaran
Pengendalian Biaya
Dalam suatu proyek konstruksi, biaya proyek merupakan salah satu aspek
penting dan sangat perlu dikendalikan agar sesuai dengan budget yang telah
dianggarkan sehingga dapat menghasilkan keuntungan proyek yang
maksimal.
a. Metode kerja
Metode kerja yang digunakan pada suatu konstruksi akan berpengaruh
terhadap biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan. Metode
konstruksi itu sendiri merupakan cara untuk melaksanakan proses
konstruksi untuk mencapai pada elemen operasi atau produk terakhir.
Dalam pemilihan metode kerja harus disesuaikan dengan lokasi tersebut
berada dan pekerjaan yang dilakukan.
Pengendalian Mutu
Pengendalian mutu merupakan rangkaian kegiatan yang diperlukan agar hasil
proyek memnuhi persyaratan, kriteria dan spesifikasi yang telah ditetapkan. Agar
suatu produk atau servis hasil proyek memenuhi syarat penggunaan, diperlukan
suatu proses yang panjang dan kompleks, mulai dari mengkaji syarat yang
dikehendaki oleh pemilik proyek atau pemesan produk, menyusun program
mutu, dan akhirnya merencanakan dan mengendalikan aspek mutu pada tahap
implementasi atau produksi.
1) Destruction test
2) Inspeksi dan uji coba kemampuan kinerja (performance test)
3) Control chart
4) Pareto diagram
5) Metode sampling
Jadi Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa:
pengetesan, pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan
engineering/konstruksi dan kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai
dengan kriteria yang digariskan. Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI,
maupun standar internasional yang berlaku untuk setiap bahan dan
pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam pelaksanaan konstruksi.
e. Penerapan SMM
Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah sistem manajemen organisasi untuk
mengarahkan dan mengendalikan penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
dan non konstruksi di setiap Unit Kerja/Unit Pelaksana Kegiatan dan Penyedia
Jasa dalam pencapaian mutu.
Tujuan SMM:
Memberikan penjaminan pencapaian mutu
Selalu berorientasi memenuhi harapan pengguna konstruksi
Mengeliminir terjadinya pengulangan/perbaikan (efisiensi dari segi
waktu dan biaya)
Tertib dokumentasi (untuk menelusuri kembali) - As Built Drawings
Menciptakan suasana kerja yang kondusif (melibatkan semua personil,
adanya mekanisme kerja yang jelas)
Penyusunan : SMART
a) Rencana Mutu
Setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Unit Kerja/Unit Pelaksana
Kegiatan, dan Penyedia Barang/Jasa harus memiliki Rencana Mutu.
Dokumen Rencana Mutu dibedakan sebagai berikut:
1) Bagan Balok dan Jaringan Kerja (CPM, PERT, PDM) untuk menyusun
jadwal dan menganalisis waktu penyelesaian proyek;
2) Database dan historical record untuk memperkirakan kurun waktu
komponen kegiatan;
3) Resource leveling untuk meratakan penggunaan sumber daya;
4) Cost and schedule trade off untuk mencari jadwal yang ekonomis;
5) Simulasi, misalnya analisis Monte Carlo;
6) Fast tracking.
Penerapan SMK3
SMK3 Konstruksi Bidang PU menurut Peraturan Menteri PU No 5/ PRT/ M 2014
adalah bagian dari sistem manajemen organisasi pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dalam rangka pengendalian risiko K3 pada setiap pekerjaan konstruksi
bidang Pekerjaan Umum.
1) Kebijakan K3
Kebijakan K3 berupa pernyataan tertulis yang berisi komitmen untuk
menerapkan K3 berdasarkan skala risiko dan peraturan perundang-
undangan K3 yang dilaksanakan secara konsisten dan harus
ditandatangani oleh manajer proyek/kepala proyek perusahaan
Penyedia Jasa harus menetapkan Kebijakan K3 pada kegiatan
konstruksi yang dilaksanakan.
2) Perencanaan K3
Di dalam membuat rencana K3, PPK memberikan identifikasi awal
dan penyedia jasa harus menyampaikan pengendalian risiko pada
saat penawaran berdasarkan identifikasi awal tersebut.
3) Pengendalian Operasional K3
Pengendalian operasional berupa prosedur kerja/petunjuk kerja,
yang harus mencakup upaya pengendalian seluruh kegiatan
konstruksi di tempat kerja.
4) RK3K Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia Jasa yang telah ditetapkan sebagai pemenang, wajib
melengkapi/menyempurnakan identifikasi bahaya, penilaian risiko
dan pengendalian risiko K3 untuk diserahkan, dibahas, dan
ditetapkan pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak/Pre
5) Organisasi K3
Organisasi K3 ini merupakan suatu organisasi yang berada didalam
suatu perusahaan yang mengurusi segala bentuk permasalahan
mengenai keselamatan dan kesehatan kerja para karyawan di
perusahaan yang bersangkutan.
Manajemen Kontruksi
Pada awalnya pembangunan Bangunan Gedung Negara dilaksanakan oleh
Kementerian PU sendiri, terutama pembangunan Bangunan Gedung Negara yang
Indikator Keberhasilan
Dengan mengikuti pembelajaran ini, peserta pelatihan diharapkan mampu
menganalisis contoh-contoh kasus hasil pekerjaan pekerjaan dalam
penyelenggaraan proyek bidang perumahan
Latihan
Diskusikan secara berkelompok penyebab terjadi dan solusi, serta bentuk
antisipasi yang harus dilakukan sebagai Kasatker/PPK dari kasus-kasus yang
tertera pada poin B!
Penutup
Tindak Lanjut
Setelah mempelajari Mata Pelatihan Dinamika Pengendalian Pelaksanaan Proyek
Bidang Perumahan ini peserta dapat berdiskusi dengan Pejabat Struktural Satker
Strategis di Penyediaan Perumahan,serta membahas kasus-kasus baik
dialami/diketahui maupun yang diberikan fasilitator. Selain itu, peserta
disarankan dapat mengikuti pelatihan teknis pada bidang perumahan untuk lebih
memahami substansi kegiatan penyelenggaraan bidang perumahan.
DAFTAR PUSTAKA
Undang - Undang No. 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi
Daftar Simak Menguraikan secara rinci, lengkap, dan jelas tentang tata
Sisdalmen (Sistem cara pelaksanaan kegiatan Penyelenggaraan Kontrak Jasa
Manajemen Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan), yang disusun
Pengendalian) sesuai kaidah penyelenggaraan pembangunan prasarana
dan sarana dalam lingkungan Departemen Pekerjaan
Umum, dengan urutan tahapan kegiatan SIDLACOM.