A. Definisi
Ca mamae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).
Tumor mamae adalah sel mamae yang mengalami proliferasi dan diferensiasi
abnormal serta tumbuh secara otonom, menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar
sambal merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain (Muttaqin, 2009).
Ca mamae (carcinoma mame) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mamae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bias
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara (Medicastore, 2011).
B. Etiologi
Sebab-sebab keganasan belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya ca mamae, yaitu :
a. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubhan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi ca mamae.
b. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c. Genetic
- Ca mamae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”
autosomal dominan
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadi transformasi maligna
- Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mamae dan ovarium serta mutase gen supresor tumor p53
(Murray, 2002).
d. Defisiensi imun
Defisiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor.
Beberapa factor resiko pada pasien yang diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara yaitu :
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria
2. Usia : resiko tetinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga ca mamae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual :
5. Riwayat kesehatan : pernah mengalami atau sedang menderita otipical
hyperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca.
endometrial
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
8. Tidak menyusui
9. Menggunakanobat kontrasepsi oral yang lama, pengguaan teapi estrogen
10. Mengakami trauma berukang kali pada payudara
11. Terapi radiasi : terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
C. Stadium
1. Stadium 0
Kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara
yang normal
2. Stadium I
Stadium dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
3. Stadium IIa
Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getar bening
ketiak
4. Stadium IIb
Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
5. Stadium IIIa
Tumir dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak disertai perleketan satu sama lain.
6. Stadium IIIb
Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit atau dinding dada
7. Stadium IV
Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada
D. Patofisiologi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi :
1. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang
memqancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bias berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari, tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic dalam sel atau bahan
lainnya ayng disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen bahkan gangguan fisik menahun pun bias membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah megalami insisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi,
karena itu diperlukan beberapa factor untuk terjadinya keganasan (agbungan dari
sel yang peka dan suatu karsinogen).
E. Manifestasi Klinis
Gejala umum ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris atau mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
c. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, pucat disekitat putting susu,
mengerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara.
d. Adanya oerubahan suhu pada kulit, hangat, kemerahan, panas.
e. Adanya cairan yang keluar dari putting susu
f. Adanya perubahan pada putting susu, gatar, dan rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi.
g. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh
h. Pembengkakan di daerah lengan
i. Nyeri pada payudara
j. Benjolan semakin membesar
k. Timbul luka/ulkus pada payudara
l. Benjolan menyerupai kubis dan mudah berdarah
m. Metastase, menyebar ke kelenjar getah bening sekitar dan organ tubuh lain.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita ca mamae antara lain:
a. Pemeriksaan kaboratorium meliputi : Morfologi sel darah, LED, Test faal
marker (CEA) dalam serum/ plasma, pemeriksaan sitologis
b. Tes diagnostic lain :
Non invasive : mamografi, Ro thorax, USG, MRI, PET
Invasive : biopsy, aspirasi biopsy (FNAB), True cut/care biopsy, insisi
biopsy, eksisi biopsy.
G. Penatlaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangakatan oayudara sepanjang nodel limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak daingkat namun
otot pectoralis minor bias jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk putting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dad tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak turut
diangkat. Exici dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan ayudara
normal yamg berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide exician/mastectomy parsial
Exici tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal
e. Quadranectomy
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan terapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit disekitarnya,
kelelahan, ntyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggororkan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: mua, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuatmudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermestatase. Dapat juga dengan dilakukan dengan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabungkan dengan terapi endokrin lainnya.
H. Pathway
Bahan kimia, virus, radiasi atau sinar
matahari. Kelainan genetic dalam sel atau Perubahan bentuk/ fungsi
bahan lainnya yang disebut promotor. bagian tubuh
Ca Mamae
Perlukaan dan peradangan Perubahan persepsi
Nyeri
Resiko infeksi
Resti cidera Risiko Perdarahan
ANESTESI
GA Spinal
4) Post operatif
1. Factor yang berpengaruh pada post opersi
a. Mempertahankan jalan napas
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo
b. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
c. Mepertahankan sirkulasi darah
d. Observasi keadan umum, observasi vormitus dan drainase
e. Balance cairan
f. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury
2. Tindakan post operatif
a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, selang, dan
komplikasi
b. Menejemen luka
c. Mobilisasi dini
d. Rehabilitasi
e. Discharge planning
3. Diagnosa keperawatan post operatif
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jarimgan pasca bedah
2. Ketidakefektifan jalan napas b.d efek anestesi
3. Kerusakan integrits kuit b.d factor pembedahan
4. Risiko infeksi b.d luka post operasi
5. Hambatan mobilitas fisik b.d efek anestesi
6. Harga diri rendah b.d status kesehatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri b.d NOC : NIC :
terputusnya - Pain level Pain managemen
kontinuitas - Pain control 1. Lakukan
jarimgan pasca - Comfort level pengkajian
bedah KH : nyeri secara
- Mampu komprehensif
mengontrol nyeri termasuk
(tahu penyebab karakteristik,
nyeri, mampu durasi,
menggunakan frekuensi,
teknik non kualitas dan
farmakologis faktor
untuk presipitasi
mengurangi 2. Observasi
nyeri, mencari reaksi
bantuan) tetikdaknyaman
- Melaporkan an
bahwa nyeri 3. Gunakan teknik
berkurang dengan komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
managemen nyeri mengetahui
- Mampuu pengalaman
mengenali nyeri nyeri pasien
(skala, intensitas, 4. Kontrol
lingkungan
frekuensi, dan yang daapt
penyebab nyeri) mempengaruhi
- Menyatakan rasa nyeri seperti
nyaman setelah suhu ruangan,
nyeri berkurang pencahayaan,
- Tanda vital dalam dan kebisingan
batas normal 5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
7. Ajarkan teknik
non
farmakologis
8. Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
9. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
10. Tingkatkan
istirahat
11. Kolaborasi
dengan dokter
jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
12. Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
2. Ketidakefektif NOC NIC
an jalan napas
b.d efek - Respiratory 1. Kaji pola napas
anestesi status klien
KH : 2. Kaji perubahan
- Mendemonstrasik tanda vital
an batuk efektif 3. Kaji adanya
dan suara napas sianosis
yang bersih, tidak 4. Bantu bersihan
ada sianosis dan sekret di jalan
dipsnea napas
- Jalan napas paten, 5. Ciptakan
tidak ada suara lingkungan
napas abnormal nyaman
Andy Santoso Augustinus. 1994. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta:
Akademi keperawatan Sint Corolus. Brunner Suddart. 2000. Buu Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:ECG
John, M. Karen, C. 1997. Medical Surgical Nursing: A Psychophysiology
Appoarch. Philadelphia, N.B: Saunders Company
Mansjoer, A.2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media
Aesulapius.
Marilyan, D. 2000. Rencana Aasuhan Keperawatan Ed3isi 3: Peberbit Buku
Kedokteran: EGC
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dngan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.