Anda di halaman 1dari 20

KONSEP DASAR TUMOR MAMAE

A. Definisi

Ca mamae merupakan tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara.


Kanker bias tunbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak, maupun
jaringan ikat pada payudara (Wijaya, 2005).

Ca mamae adalah suatu penyakit pertumbuhan sel, akibat adanya onkogen yang
menyebabkan sel normal menjadi sel kanker pada jaringan payudara (Karsono, 2006).

Tumor mamae adalah sel mamae yang mengalami proliferasi dan diferensiasi
abnormal serta tumbuh secara otonom, menyebabkan infiltrasi ke jaringan sekitar
sambal merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain (Muttaqin, 2009).

Ca mamae (carcinoma mame) adalah keganasan yang berasal dari sel kelenjar,
saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit payudara. Ca
mamae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan payudara. Kanker bias
mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan
ikat pada payudara (Medicastore, 2011).

B. Etiologi

Sebab-sebab keganasan belum diketahui secara pasti, namun ada beberapa teori
yang menjelaskan tentang penyebab terjadinya ca mamae, yaitu :

a. Mekanisme hormonal
Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubhan dalam
lingkungan seluler dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi ca mamae.
b. Virus
Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa abnormal
pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
c. Genetic
- Ca mamae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage genetic”
autosomal dominan
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadi transformasi maligna
- Mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan riwayat
keluarga kanker mamae dan ovarium serta mutase gen supresor tumor p53
(Murray, 2002).
d. Defisiensi imun
Defisiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi interferon
yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan jaringan kanker dan
meningkatkan aktivitas antitumor.
Beberapa factor resiko pada pasien yang diduga berhubungan dengan kejadian
kanker payudara yaitu :
1. Wanita resiko tinggi dari pada pria
2. Usia : resiko tetinggi pada usia diatas 30 tahun
3. Riwayat keluarga : ada riwayat keluarga ca mamae pada ibu/saudara perempuan
4. Riwayat meastrual :
5. Riwayat kesehatan : pernah mengalami atau sedang menderita otipical
hyperplasia atau benign proliverative yang lain pada biopsy payudara, Ca.
endometrial
6. Menikah tapi tidak melahirkan anak
7. Riwayat reproduksi : melahirkan anak pertama diatas 35 tahun
8. Tidak menyusui
9. Menggunakanobat kontrasepsi oral yang lama, pengguaan teapi estrogen
10. Mengakami trauma berukang kali pada payudara
11. Terapi radiasi : terpapar dari lingkungan yang terpapar karsinogen
12. Obesitas
C. Stadium
1. Stadium 0
Kanker insitu dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam payudara
yang normal
2. Stadium I
Stadium dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar keluar
payudara
3. Stadium IIa
Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getar bening
ketiak
4. Stadium IIb
Tumor dengan garis tengah lebih besar dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar
5. Stadium IIIa
Tumir dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan menyebar ke kelenjar getah
bening ketiak disertai perleketan satu sama lain.
6. Stadium IIIb
Tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu ke dalam kulit atau dinding dada
7. Stadium IV
Tumor telah menyebar keluar daerah payudara dan dinding dada
D. Patofisiologi

Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang
disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi :

1. Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetic sel yang
memqancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetic sel ini disebabkan
oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bias berupa bahan kimia, virus,
radiasi (penyinaran) atau sinar matahari, tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan
yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetic dalam sel atau bahan
lainnya ayng disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu
karsinogen bahkan gangguan fisik menahun pun bias membuat sel menjadi lebih
peka untuk mengalami suatu keganasan.
2. Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah megalami insisiasi akan berubah menjadi
ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi,
karena itu diperlukan beberapa factor untuk terjadinya keganasan (agbungan dari
sel yang peka dan suatu karsinogen).
E. Manifestasi Klinis
Gejala umum ca mamae adalah :
a. Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
b. Payudara tidak simetris atau mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai
timbul pembengkakan
c. Adanya perubahan kulit : penebalan, cekungan, pucat disekitat putting susu,
mengerut seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara.
d. Adanya oerubahan suhu pada kulit, hangat, kemerahan, panas.
e. Adanya cairan yang keluar dari putting susu
f. Adanya perubahan pada putting susu, gatar, dan rasa seperti terbakar, erosi dan
terjadi retraksi.
g. Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh
h. Pembengkakan di daerah lengan
i. Nyeri pada payudara
j. Benjolan semakin membesar
k. Timbul luka/ulkus pada payudara
l. Benjolan menyerupai kubis dan mudah berdarah
m. Metastase, menyebar ke kelenjar getah bening sekitar dan organ tubuh lain.
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan pada penderita ca mamae antara lain:
a. Pemeriksaan kaboratorium meliputi : Morfologi sel darah, LED, Test faal
marker (CEA) dalam serum/ plasma, pemeriksaan sitologis
b. Tes diagnostic lain :
 Non invasive : mamografi, Ro thorax, USG, MRI, PET
 Invasive : biopsy, aspirasi biopsy (FNAB), True cut/care biopsy, insisi
biopsy, eksisi biopsy.
G. Penatlaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi
Pengangakatan oayudara sepanjang nodel limfe axila sampai otot
pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak daingkat namun
otot pectoralis minor bias jadi diangkat atau tidak diangkat.
b. Mastectomy total
Semua jaringan payudara termasuk putting dan areola dan lapisan otot
pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot
dinding dad tidak diangkat.
c. Lumpectomy/tumor
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dari payudara tidak turut
diangkat. Exici dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan ayudara
normal yamg berada di sekitar tumor tersebut.
d. Wide exician/mastectomy parsial
Exici tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal
e. Quadranectomy
Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor
2. Radiotherapy
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan terapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit disekitarnya,
kelelahan, ntyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang
tenggororkan.
3. Chemotherapy
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah.
Efek samping: mua, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuatmudah
terserang penyakit.
4. Manipulasi hormonal
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah
bermestatase. Dapat juga dengan dilakukan dengan bilateral oophorectomy.
Dapat juga digabungkan dengan terapi endokrin lainnya.
H. Pathway
Bahan kimia, virus, radiasi atau sinar
matahari. Kelainan genetic dalam sel atau Perubahan bentuk/ fungsi
bahan lainnya yang disebut promotor. bagian tubuh

Sel lebih rentan terhadap suatu kersinogen Kurang pengetahuan

Perubahan sifat sel menjadi keganasan Ansietas

Peningkatan tekana intra lumen apendik

Ca Mamae
Perlukaan dan peradangan Perubahan persepsi

Reaksi sensitifitas histamin & bradykinin Gangguan Konsep Diri

Stimulasi nociseptor Harga Diri Rendah

Nyeri

Gangguan rasa nyaman (nyeri)


MASTEKTOMI
Insisi/perlakuan

Proses pembedahan Terputusnya kontinuitas/kerusakan jaringan saraf dan


pembuluh darah

Kurang pengetahuan Point dientere kuman

Cemas Pajanan lingkungan, alat,


Teknik aseptic yang tidak tepat
Pajanan alat/instrument,
Alat-alat elektro surgical Resiko infeksi

Resiko infeksi
Resti cidera Risiko Perdarahan

ANESTESI

GA Spinal

Depresi SSP Penuruanan fungsi


otot/rangka
Penururnan fungsi sal. Pernapasan
Immobilitas ekstremitas bawah
Resti aspirasi
Hambatan Mobilitas fisik
Bersihan jalan napas
tidak efektif
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pre Operasi
1) Pengkajian Keperawatan Pre Operasi
Pengkajian ini meliputi :
a. Data Subyektif
 Pengetahuan dan pengalaman terdahulu
 Nama
 Tempat/Alamat
 Bntuk operasi yang harus dilakukan
 Informasi dari ahli bedah lamanya dirawat di rumah sakit,
keterbatasan setelah di bedah
 Kegiatan rutin sebelum operasi
 Kegiatan rutin setelah operasi
 Pemeriksaan-pemeriksaan sebelum operasi
 Bentuk, sifat, rontgent
 Status fisiologi
 Berbagai alergi medis, sabun, plester
 Nutrisi : intake gizi yang sempurna, mual, anoreksia
 Alat prothesa : gigi, mata palsu, dan ekstremitas
 Kesantaian : bias tidur, terdapat nyeri atau tidak nyaman
b. Data Objektif
 Pola berbicara : mengulang-ulang tema, perubahan topik tentang
perasaan (cemas)
 Tingkat interaksi dengan orang lain
 Perilaku : gerakan tangan yang hebat, gelisah, mundur dari aktivitas
yang sibuk (cemas).
 Tingi dan berat badan
 Tanda-tanda vital
 System intergumen
 Pucat, sianosis
 Adakah penyakit kulit di area badan
 Sistem kardiovaskuler
 Apakah ada ganguan pada system kardio?
 Validasi apakah pasien menderita penyakit jantung
 Kebiasaan minum obat jantung sebekum operasi
 Kebiasaan merokok, minum alcohol
 Oedema
 Irama dan frekuensi jantung
 Pucat
 Sistem pernapsan
 Apakah pasien bernafan teratur?
 Batuk secara tiba tiba di kamar operasi
 Sistem gastrointestinal
 Apakah pasien diare?
 Sostem reproduksi
 Apakah wanita mengalami menstruasi?
 Sistem saraf
 Kesadaran?
 Pengindraan : kemampuan penglihatan dan pendengaran
 Kulit : turgor, terdapat lesi, merah, atau bintik-bintik
 Mulut : gigi palsu, kondisi gigi, dan selaput lendir
 Thorak : buny napas (terdapat sisa) pemekaran dada, kemampuan
bernafas dengan diafragma, bunyi jantung (garis dasar untuk
perbandungan pada pasca bedah)
 Ekstremitas : kekuatan otot (terutama) kaki, karakteristik nadi
perifer sebelum bedah vaskuler atau tubuh.
 Kemampuan motoric : keterbatasan berjakan, duduk, atau bergerak
di temoat duduk, koordinasi waktu berjalan.
2) Diagnosa keperawatan pre operasi
1. Nyeri berhubungan dengan agen injuri
2. Ansietas berhubungan dengan tindakan pembedahan
3. Harga diri rendah berhubungan dengan status kesehatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri berhubungan NOC : NIC :
dengan agen injuri - Pain level Pain managemen
- Pain control 1. Lakukan
- Comfort level pengkajian nyeri
KH : secara
- Mampu mengontrol komprehensif
nyeri (tahu termasuk
penyebab nyeri, karakteristik,
mampu durasi, frekuensi,
menggunakan
teknik non kualitas dan
farmakologis untuk faktor presipitasi
mengurangi nyeri, 2. Observasi reaksi
mencari bantuan) tetikdaknyamana
- Melaporkan bahwa n
nyeri berkurang 3. Gunakan teknik
dengan komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
managemen nyeri mengetahui
- Mampuu mengenali pengalaman
nyeri (skala, nyeri pasien
intensitas, 4. Kontrol
frekuensi, dan lingkungan yang
penyebab nyeri) daapt
- Menyatakan rasa mempengaruhi
nyaman setelah nyeri seperti
nyeri berkurang suhu ruangan,
- Tanda vital dalam pencahayaan,
batas normal dan kebisingan
5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Pilih dan lakukan
penanganan nyeri
7. Ajarkan teknik
non farmakologis
8. Berikan analgetik
untuk
mengurangi nyeri
9. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
10. Tingkatkan
istirahat
11. Kolaborasi
dengan dokter
jika ada keluhan
dan tindakan
nyeri tidak
berhasil
12. Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen nyeri

2. Ansietas NOC : NIC


berhubungan - Anxiety control 1. Gunakan
dengan - Coping pendekatan yang
tindakan KH : menenangkan
pembedahan - Klien mampu 2. Nyatakan dengan
mengidentifikasi jelas harapan dengan
dan perlaku pasien
mengungkapkan 3. Jelaskan semua
gejala cemas prosedur dan apa
- Mengidentifikasi, yang dilakukan
mengungkapkan selama prosedur
dan menunjukkan 4. Temani pasien
teknik untuk untuk memberkan
mengontrol cemas kenyamanan dan
- TTV dalam batas mengurangi takut
normal 5. Berikan
- Postur tubuh, informasi faktual
ekspresi wajah, mengenai diagnosis,
bahasa tubuh dan tindakan prognosis
tingkat aktivitas 6. Lakukan back
menunjukkan neck rub
berkurangnya 7. Denganrkan
kecemasan dengan penuh
perhatian
8. Identifikasi
tingkat kecemasan
9. Bantu pasien
mengenal situasi
yangmenimbulkan
kecemasan
10. Dorong pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
presepsi
11. Intruksikan asien
menggunakan teknik
relaksasi
12. Berikan obat
untuk mengurangi
kecemasan
3. Harga diri NIC NIC
rendah - Low self level 1. Beri penguatan
berhubungan KH atau kekuatan diri
dengan status - Meningkatkan yang diidentifikasi
kesehatan kekuatan diri oleh pasien
- Berpartisipasi dalam 2. Bantu pasien
pembuatan mengidentifikasi
keputusan respon positif dari
- Melatih perilaku orang lain
yang dapat 3. Jindari kegiatan
meningkatn kekautan yang dapat
diri mengusik pasien
4. Bantu
penyusunan tujuan
yang realistik
5. Gali pencapaian
sebelumnya
6. Beri penghargaan
dalam mencapai
tujuan
7. Fasilitasi
lingkungan dan
aktivitas yang dapat
meningkatkan harga
diri
B. Intra Operasi
1. Anggota tim asuhan pasien intra operatif biasanya dibagi dalam du bagian.
Berdasarkan kategori kecil terdiri dari anggota steril dan tidak steril :
1) Anggota steril
a. Ahli bedah utama
b. Asisten ahli bedah
c. Perawat instrument
2) Anggota tim yang tidak steril terdiri dari :
a. Ahli atau pelaksana anestesi’
b. Perawat sirkuler
c. Anggota lain (teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit)
Dalam pelaksanaan operasi ada beberapa prinsip tindakan keperawatan yuang
harus diakukan yaitu :
1. Perlindungan terhadap injury
2. Monitoring pasien
Aktivitas keperaatan yang dilakukan selama tahap intra operasu meliputi 4
hal yaitu :
a. Safety management
b. Pengaturan posisi pasien
c. Monitoring fisiologis
d. Monitoring psikologis
3) Diagnosa keperawatan intra operatif
1. Resiko perdarahan b.d tindakan pembedahan
2. Resiko cidera b.d pemasangan plat diatermi (arde)
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Resiko perdarahan b.d NOC : NIC :
tindakan pembedahan - Blood lose 1. Monitor ketat
severity tanda-tanda
- Blood perdarahan
koagulation 2. Identifikasi
KH penyebab
- Tidak ada perdarahan
hematuria dan 3. Catat nila Hb
hematemesis dan Ht sebelum
dan sesudah
- Kehilangan terjadi
darah yang perdarahan
terlihat 4. Monitor tekanan
- Tekanan darah hemodinamika
dalam batas 5. Monitor status
normal sistol cairan yang
dan diastol meliputi intake
- Tidak ada dan output
distensi 6. Pertahankan
abdominal patensi IV line
- Hemoglobin 7. Kolaborasi
dan hematokrit dalam
dalam batas pemberian
normal produk darah
2. Resiko NOC : NIC
cidera b.d - Risk control 1. Sediakan
pemasangan KH lingkungayang
plat diatermi - Klien terbebas aman bagi pasien
(arde) dari cidera 2. Identifiksi
kebutuhan
keamanan pasien
3. Menghindari
lingkungan yang
berbahaya

4) Post operatif
1. Factor yang berpengaruh pada post opersi
a. Mempertahankan jalan napas
Dengan mengatur posisi, memasang suction dan pemasangan mayo
b. Mempertahankan ventilasi/oksigenasi
c. Mepertahankan sirkulasi darah
d. Observasi keadan umum, observasi vormitus dan drainase
e. Balance cairan
f. Mempertahankan kenyamanan dan mencegah resiko injury
2. Tindakan post operatif
a. Monitor tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, drainage, selang, dan
komplikasi
b. Menejemen luka
c. Mobilisasi dini
d. Rehabilitasi
e. Discharge planning
3. Diagnosa keperawatan post operatif
1. Nyeri b.d terputusnya kontinuitas jarimgan pasca bedah
2. Ketidakefektifan jalan napas b.d efek anestesi
3. Kerusakan integrits kuit b.d factor pembedahan
4. Risiko infeksi b.d luka post operasi
5. Hambatan mobilitas fisik b.d efek anestesi
6. Harga diri rendah b.d status kesehatan
DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI
KRITERIA HASIL
1. Nyeri b.d NOC : NIC :
terputusnya - Pain level Pain managemen
kontinuitas - Pain control 1. Lakukan
jarimgan pasca - Comfort level pengkajian
bedah KH : nyeri secara
- Mampu komprehensif
mengontrol nyeri termasuk
(tahu penyebab karakteristik,
nyeri, mampu durasi,
menggunakan frekuensi,
teknik non kualitas dan
farmakologis faktor
untuk presipitasi
mengurangi 2. Observasi
nyeri, mencari reaksi
bantuan) tetikdaknyaman
- Melaporkan an
bahwa nyeri 3. Gunakan teknik
berkurang dengan komunikasi
menggunakan terapeutik untuk
managemen nyeri mengetahui
- Mampuu pengalaman
mengenali nyeri nyeri pasien
(skala, intensitas, 4. Kontrol
lingkungan
frekuensi, dan yang daapt
penyebab nyeri) mempengaruhi
- Menyatakan rasa nyeri seperti
nyaman setelah suhu ruangan,
nyeri berkurang pencahayaan,
- Tanda vital dalam dan kebisingan
batas normal 5. Kurangi faktor
presipitasi nyeri
6. Pilih dan
lakukan
penanganan
nyeri
7. Ajarkan teknik
non
farmakologis
8. Berikan
analgetik untuk
mengurangi
nyeri
9. Evaluasi
keefektifan
kontrol nyeri
10. Tingkatkan
istirahat
11. Kolaborasi
dengan dokter
jika ada
keluhan dan
tindakan nyeri
tidak berhasil
12. Monitor
penerimaan
pasien tentang
manajemen
nyeri
2. Ketidakefektif NOC NIC
an jalan napas
b.d efek - Respiratory 1. Kaji pola napas
anestesi status klien
KH : 2. Kaji perubahan
- Mendemonstrasik tanda vital
an batuk efektif 3. Kaji adanya
dan suara napas sianosis
yang bersih, tidak 4. Bantu bersihan
ada sianosis dan sekret di jalan
dipsnea napas
- Jalan napas paten, 5. Ciptakan
tidak ada suara lingkungan
napas abnormal nyaman

3. Kerusakan NOC NIC


integrits kuit b.d - Tissue integrity 1. Anjurkan
factor KH pasien untuk
pembedahan - Tidak ada luka menggunakan
atau lesi pada pakaian yang
kulit longgar
- Perfusi jaringan 2. Membersihkan,
baik mamantau dan
- Mampu meningkatkan
melindungi ulit proses
dan penyembuhan
mempertahankan 3. Monitor proses
kelembatan kulit penyembuhan
dan perawatan area insisi
4. Monitor tanda
dan gejala
infeksi area
insisi
5. Bersihkan area
sekitar jahitan
6. Ganti balutan
pada interval
waktu yang
sesuai atau
biarkan luka
tetap terbuka
4. Risiko infeksi b.d NOC NIC
luka post operasi - Immune status 1. Monitor tanda
- Risk control dangejala
KH infeksi sistemik
- Bebas dari tanda dan lokal
dan gejala infeksi 2. Pertahankan
- Menunjukkan teknik isolasi
kemampuan untuk 3. Pertahankan
mencegah teknik sepsi
timbulnya infeksi pada pasien
- Menunjukkan 4. Berikan
perilaku hidup perawatan pada
sehat area kulit pada
area epidema
5. Inpeksi kulit
dan membran
mukosa
terhadap
kemerahan,pana
s, drainase
6. Dorong
masukan nutrisi
7. Dorong
masukan cairan
8. Dorong istirahat
9. Intruksikan
pasien untuk
minum
antibiotik sesuai
resep
10. Cuci tangan
etiap sebelum
dan sesudah
tindakan
keperawatan
11. Ajarkan pasin
dan keluarga
tanda gejala
infeksi
12. Ajarkan cara
menghindari
infeksi
5. Hambatan NOC NIC
mobilitas fisik b.d - Mobility level 1. Kaji
efek anestesi - Joint movement kemampuan
KH pasien
- Mengerti tujuan mobilisasi
dari peningkatan 2. Ajarkan pasien
mobilitas bagaimana
- Memverbalisasika merubah posisi
n perasaan dakam dan berikan
meningkatkan bantuan jika
kemampuan diperlukan
berpindah 3. Ajarkan pasien
- Bantu untuk tentang teknik
mobilisasi ambulasi
4. Monitoring
TTV
5. Damingi dan
bantu pasien
dalam
mobilisasi
6. Harga diri NOC NIC
rendah b.d - Low self level 1. Beri
status kesehatan KH penguatan atau
- Mengenali kekuatan diri
kekuatan diri yang
- Mengungkapkan diidentifikasi
keinginan untuk oleh pasien
mendapat 2. Bantu pasien
konseling mengidentifikasi
- Berpartisipasi respon positif dari
dalam pembuatan orang lain
keputusan tentang 3. Jindari kegiatan
rencana asuhan yang dapat
- Melatih mengusik pasien
perilakuyang dapat 4. Bantu
meningkatkan rasa penyusunan tujuan
percaya diri yang realistik
5. Gali pencapaian
sebelumnya
6. Beri
penghargaan dalam
mencapai tujuan
7. Fasilitasi
lingkungan dan
aktivitas yang
dapat
meningkatkan
harga diri
DAFTAR PUSTAKA

Andy Santoso Augustinus. 1994. Struktur dan fungsi tubuh manusia. Jakarta:
Akademi keperawatan Sint Corolus. Brunner Suddart. 2000. Buu Ajar
Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta:ECG
John, M. Karen, C. 1997. Medical Surgical Nursing: A Psychophysiology
Appoarch. Philadelphia, N.B: Saunders Company
Mansjoer, A.2009. Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media
Aesulapius.
Marilyan, D. 2000. Rencana Aasuhan Keperawatan Ed3isi 3: Peberbit Buku
Kedokteran: EGC
Muttaqin, A. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Dngan Gangguan
Sistem Kardiovaskuler dan Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Anda mungkin juga menyukai