1). Penyaring sedimen untuk memerangkap partikel seperti karat dan kalsium karbonat
3). Penyaring karbon aktif untuk memerangkap bahan kimia organik dan klorin
5). Penyaring karbon kedua (opsional) untuk menangkap bahan yang dilewatkan RO
6). Lampu ultraviolet (opsional) untuk desinfeksi mikroba yang dapat lewat penyaringan membran.
MBR merupakan kombinasi unit membrane untuk pemisahan secara fisik dan sistem
reaktor biologi untuk degradasi komponen limbah
Fuel Cell
Memungkinkan konversi secara langsung dari energi kimia menjasi energi listrik, panas dan air
dengan perolehan yang tinggi karena tidak dibatasi oleh batasan siklus karnot
Polymer electrolyte membrane fuel cell (proton exchange membrane fuel cell, PEMFC)
Plant fuel cell yaitu plant PEMFC, SolVin Plant di Lillo, Antwrep, Belgia, kap 1 MW
Teknologi Membrane
- Pengolahan Air Minum dengan Demin Water untuk industri farmasi, mikroelektronika,
semikonduktor, air analisis untuk lab, boiler , dan lain-lainnya.
- Menggunakan membrane elektrodeionisasi (EDI)
- Plant EDI terbesar yaitu Con Edison, New York, USA, 1500 m3/jam untuk makeup boiler
pembangkit listrik Con Edison.
Pengolahan Air
Desalinasi Air Laut Dengan Proses Osmosis Balik (Reverse Omosis, RO)
Sebagai contoh misalnya, jika air tawar dan air laut (asin) dipisahkan dengan membran semi
permeable, maka air tawar akan terdifusi ke dalam air asin melalui membran semi permeable
tersebut sampai terjadi kesetimbangan. Daya pengggerak (driving force) yang menyebabkan
terjadinya aliran /difusi air tawar ke dalam air asin melalui membran semi permeable tersebut
dinamakan tekanan osomosis. Besarnya tekanan osmosis tersebut tergantung dari karakteristik
membran, temperatur air, dan konsentarsi garam yang terlarut dalam air.
Apabila pada suatu sistem osmosis tersebut, diberikan tekanan yang lebih besar dari tekanan
osmosisnya, maka aliran air tawar akan berbalik yakni dari dari air asin ke air tawar melalui
membran semi permeable, sedangankan garamnya tetap tertinggal di dalam larutan garammya
sehingga menjadai lebih pekat. Proses tersebut dinakanan osmosis balik (reverse osmosis).
Suatu membran (selaput) yang memungkinkan lewatnya hanya jenis-jenis molekul tertentu
disebut membran semipermeabel. Apabila dua buah larutan dengan konsentrasi encer dan
konsentrasi pekat dipisahkan oleh membran semipermeabel, maka larutan dengan konsentrasi
encer akan terdifusi melalui membran semipermeabel dan masuk ke dalam larutan yang pekat
sampai terjadi kesetimbangan konsentrasi. Peristiwa ini dikenal dengan proses osmosis. Sebagai
contoh, jika air tawar dan air laut (asin) dipisahkan dengan membran semipermeabel, maka air
tawar akan terdifusi ke dalam air asin sampai terjadi kesetimbangan.
2. Proses Desalinasi Sistem Revese Osmosis (RO)
Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik (RO), tidak memungkinkan untuk
memisahkan seluruh garam dari air lautnya, karena akan membutuhkan tekanan yang sangat
tinggi sekali. Oleh karena itu pada kenyataanya, untuk mengasilkan air tawar maka air asin atau air
laut dipompa dengan tekanan tinggi ke dalam sutu modul membrane osmosis balik yang
mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet untuk air
garam yang telah dipekatkan (reject water).
Di dalam membrane RO tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni
partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya,
akan terpisah dan akan terikut ke dalam air buangan (reject water). Oleh karena itu air yang akan
masuk kedalam membran RO harus mempunyai persyaratan tertentu misalnya kekeruhan harus
nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, pH harus dikontrol agar tidak terjadi pengerakan calsium dan
lainnya.
Di dalam prakteknya, proses pengolahan air minum dengan sistem reverse osmosis terdiri dari dua
bagian yakni unit pengolahan pendahuluan dan unit RO. Oleh karena air baku yakni air laut,
terutama yang dekat dengan pantai masih mengandung partikel padatan tersuspensi, mineral,
plankton dan lainnya, maka air baku tersebut perlu dilakukan pengolahan pendahuluan sebelum
diproses di dalam unit RO. Unit pengolahan pendahuluan tersebut terdiri dari beberapa peralatan
utama yakni pompa air baku, bak koagulasi-flokulasi, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir,
filter mangan zeolit, dan filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge
ukuran 0,5 µm. Sedangkan unit RO terdiri dari pompa tekanan tinggi dan membran RO,
serta pompa dosing untuk anti scalant, dan anti biofouling dan sterilisator ultra violet (UV).
Air baku (air laut) dipompa ke bak koagulasi-flokulasi untuk mengendapakan zat padat
tersuspenssi, selanjutnya di alirkan ke rapid sand filter, selanjutnya ditampung di dalam bak
penampung. Dari bak penampung air laut dipompa ke pressure filter sambil diinjeksi dengan
larutan kalium permanganat agar zat besi atau mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi
menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak larut dalam air. Selain itu dijinjeksikan
larutan anti scalant, anti biofouling yang dapat berfungsi untuk mencegah pengkerakan serta
membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling di dalam membrane RO.
Dari pressure filter, air dialirkan ke saringan filter multi media agar senyawa besi atau mangan
yang telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton dan
lainnya dapat disaring. Dengan adanya filter multi media ini, zat besi atau mangan yang belum
teroksidasi dapat dihilangkan sampai konsentrasi <0,1 mg/l. Zat besi dan mangan ini harus
dihilangkan terlebih dahulu karena zat-zat tesebut dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam
membran RO..
Dari filter multimedia, air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk
menghilangkan warna senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan
membran RO. Setelah melalui filter penghilangan warna, air dialirkan ke filter cartridge yang dapat
menyaring partikel dengan ukuran 0,5 µm.
Setelah melalui filter cartridge, air dialirkan ke unit RO dengan menggunakan pompa tekanan
tinggi sambil diinjeksi dengan zat anti kerak dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul
membran RO ada dua yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan (reject water).
Selanjutnya air tawarnya dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi dengan khlorine dengan
konsentarsi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba, sedangkan air garamnya
dibuang lagi ke laut.
Manfaat Pengelolaan Air Laut
1. Memberikan solusi terhadap krisis air bersih. Dengan adanya pengelolaan air laut menjadi air
tawar yang dapat dikonsumsi masyarakat dapat mengatasi adanya krisis air bersih.
2. Pengelolaan air laut menjadi air tawar yang layak konsumsi bisa mengurangi penggunaan air
bawah tanah yang diyakini sebagai penyebab utama penurunan tanah di beberapa tempat di
Indonesia.
3. Dalam penggelolaan air laut yang mengandung garam menjadi air tawar ini bisa menghasilkan
garam dapur yang juga dapat dikonsumsi.
Pengelolaan air laut menjadi air tawar ini juga bisa menjadi sebuah kesempatan bisnis yang
menguntungkan bagi perusahaan air minum nasional maupun internasional untuk mampu
menyediakan air minum sehat bagi pelanggannya.
Definisi Desalinasi Air Laut Dengan Sistem Osmosis Balik
Desalinasi merupakan suatu teknologi pengolahan air. Desalinasi merupakan proses untuk
mendapatkan air dengan kemurnian tinggi atau untuk memperoleh air bersih dari air yang
memiliki kadar garam tinggi, seperti air laut. Ada beberapa penjelasan tentang desalinasi ini,
salah satunya yaitu mengartikan bahwa Desalinasi berarti hanya suatu proses pemisahan air
tawar dari air asin. Ada juga yang mengartikan bahwa desalinasi merupakan proses untuk
menghilangkan kandungan garam di air yang terdiri dari cation (ion positif) dan anion (ion
negative).
Menurut Retno, 2001 Proses desalinasi biasanya digunakan untuk mengolah air laut menjadi
air bebas mineral yang dapat dikonsumsi oleh manusia.
Ada beberapa teknologi dalam proses desalinasi, yakni proses distilasi atau penguapan,
teknologi proses dengan menggunakan membrane atau filtrasi, dan proses pertukaran ion.
Proses desalinasi dengan cara distilasi adalah metode pemisahan dengan cara memanaskan air
laut untuk menghasilkan uap air, yang selanjutnya dikondensasi untuk menghasilkan air bersih..
Sedangkan pada proses dengan cara membrane adalah pemisahan air laut dengan air tawar
dengan cara pemberian tekanan dan menggunakan membran reserve osmosis atau dengan cara
elektrodialisa.
Pada sistem desalinasi dengan menggunakan membrane RO, air pada larutan garam
dipisahkan dari garam terlarutnya dengan mengalirkannya melalui membran water-permeable.
Permeate dapat mengalir melalui membran akibat adanya perbedaan tekanan yang diciptakan
antara umpan bertekanan dan produk, yang memiliki tekanan dekat dengan tekanan atmosfer.
Sisa umpan selanjutnya akan terus mengalir melalui sisi reaktor bertekanan sebagai brine. Proses
ini tidak melalui tahap pemanasan ataupun perubahan fasa.
Reverse osmosis (Osmosis terbalik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air)
akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah
membran semipermeabel. Membran semipermeabel ini menunjuk ke membran sel atau
membran apa pun yang memiliki struktur yang mirip atau bagian dari membran sel. Gerakan dari
"solvent" berlanjut sampai sebuah konsentrasi yang seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Reverse osmosis adalah sebuah proses pemaksaan sebuah solvent dari sebuah daerah
konsentrasi "solute" tinggi melalui sebuah membran ke sebuah daerah "solute" rendah dengan
menggunakan sebuah tekanan melebihi tekanan osmotik. Dalam istilah lebih mudah, reverse
osmosis adalah mendorong sebuah solusi melalui filter yang menangkap "solute" dari satu sisi
dan membiarkan pendapatan "solvent" murni dari sisi satunya.
Reverse osmosis merupakan suatu metode pembersihan melalui membran semi permeable.
Pada proses membran, pemisahan air dari pengotornya didasarkan pada proses penyaringan
dengan skala molekul, dimana suatu tekanan tinggi diberikan melampaui tarikan osmosis
sehingga akan memaksa air melalui proses osmosis terbalik dari bagian yang memiliki kepekatan
tinggi ke bagian yang mempunyai kepekatan rendah. Selama proses tersebut terjadi, kotoran dan
bahan yang berbahaya akan dibuang sebagai air tercemar (limbah). Molekul air dan bahan mikro
yang berukuran lebih kecil dari Reverse Osmosis akan tersaring melalui membran. Di dalam
membran Reverse Osmosis tersebut terjadi proses penyaringan dengan ukuran molekul, yakni
partikel yang molekulnya lebih besar daripada molekul air misalnya molekul garam, besi dan
lainnya, akan terpisah dan dalam membran osmosis balik harus mempunyai persyaratan
tertentu, misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus <0,1>.
Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung seperti : Mesin
Las, Bor listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci, Gurinda dan alat pertukangan.
Pompa Jet Pump Pompa Semi Jet Pompa Celup
2.6 Proses Desalinasi Air Laut dengan membran Reverse Osmosis atau filtrasi
Reverse osmosis (Osmosis balik) adalah sebuah istilah teknologi yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup di mana molekul "solvent" (biasanya air)
akan mengalir dari daerah berkonsentrasi rendah ke daerah Berkonsentrasi tinggi melalui sebuah
membran semipermeabel.
Dalam penyaringan terdiri dari dua unit, yaitu unit pengolahan awal dan unit osmosa balik. Unit
pengolahan awal terdiri dari pompa air baku, tangki reaktor (kontaktor), saringan pasir, filter
mangan zeolit, filter untuk penghilangan warna (color removal), dan filter cartridge ukuran 0,5
µm. Sedangkan unit osmosa balik terdiri dari pompa tekanan tinggi, membran Osmosa Balik,
pompa dosing klorine, dan sterilisator ultra violet (UV).
Air baku (air laut) dipompa ke tangki reaktor (kontaktor), sambil diinjeksi dengan larutan klorin
atau Kalium Permanganat agar zat Besi atau Mangan yang larut dalam air baku dapat dioksidasi
menjadi bentuk senyawa oksida Besi atau Mangan yang tak larut dalam air serta untuk
membunuh mikroorganisme yang dapat menyebabkan biofouling (penyumbatan oleh bakteri) di
dalam membran Osmosa Balik.
Dari tangki reaktor, air dialirkan ke saringan pasir cepat agar senyawa Besi atau Mangan yang
telah teroksidasi dan juga padatan tersuspensi (SS) yang berupa partikel halus, plankton dan
lainnya dapat disaring. Air yang keluar dari saringan pasir selanjutnya dialirkan ke filter Mangan
Zeolit. Dengan adanya filter Mangan Zeolit ini, zat Besi atau Mangan yang belum teroksidasi di
dalam tangki reaktor dapat dihilangkan sampai konsentrasi < 0,1 mg/l. Zat Besi dan Mangan ini
harus dihilangkan terlebih dahulu karena dapat menimbulkan kerak (scale) di dalam membran
Osmosa Balik. Air dialirkan ke filter penghilangan warna. Filter ini mempunyai fungsi untuk
menghilangkan senyawa warna dalam air baku yang dapat mempercepat penyumbatan
membran Osmosa Balik. Setelah melalui filter penghilangan warna, air dialirkan ke filter cartridge
yang dapat menyaring partikel dengan ukuran 0,5 µm.
Air dialirkan ke unit Osmosa Balik dengan menggunakan pompa tekanan tinggi sambil diinjeksi
dengan zat anti kerak (antiskalant) dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul membran
Osmosa Balik yakni air tawar dan air buangan garam yang telah dipekatkan. Selanjutnya air
tawarnya dipompa ke tangki penampung sambil dibubuhi dengan klorine dengan konsentarsi
tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba, sedangkan air garamnya dibuang lagi
ke laut.
Kelemahan yang sering didapat pada pengolahan air menggunakan metode reverse osmosis
adalah sering terjadinya penyumbatan (fouling/clogging) karena bahan – bahan tertentu pada
permukaan membran seperti membran berkerak karena pengendapan garam terlarut dalam air
karena konsentrasi air cukup pekat dan batas kelarutan terlampaui. Kerak dapat berupa kalsium
karbonat atau sulfat,silika, dan kalsium klorida, dan perawatannya lebih mahal dibandingkan
dengan pengolahan secara konvensional. Selain itu air umpan harus diolah terlebih dahulu
untuk menghilangkan partikulat-partikulat, Operasi RO membutuhkan material dan alat dengan
kualitas standar yang tinggi, serta terdapat kemungkinan terjadi pertumbuhan bakteri pada
membran itu sendiri.
Komponen Utama Unit RO dibagi menjadi 4 macam yaitu:
B. Komponen RO
D. Pembangkit Listrik
Bahan tambahan yang diperlukan dalam operasional unit pengolah air sistem RO antara
lain Kalium Permanganat (KMnO4), Anti scalant, Anti Fouling dan Anti bakteri. Kalium
permanganat digunakan sebagai bahan oksidator terhadap zat besi, mangan dan bahan organik
dalam air baku.
RO mempunyai ciri-ciri yang sangat khusus sebagai model pengolah air asin yaitu:
Energi Yang Relatif Hemat yaitu dalam hal pemakaian energinya. Konsumsi energi alat ini relatif
rendah untuk instalasi kemasan kecil adalah antara 8-9 kWh/T (TDS 35.000) dan 9-11 kWh
untuk TDS 42.000.
Hemat Ruangan. Untuk memasang alat RO dibutuhkan ruangan yang cukup hemat.
Mudah dalam pengoperasian karena dikendalikan dengan sistem panel dan instrumen dalam
sistem pengontrol dan dapat dioperasikan pada suhu kamar.
Kemudahan dalam menambah kapasitas.
Meskipun alat pengolah air sistem RO tersebut mempunyai banyak keuntungan akan tetapi
dalam pengoperasiannya harus memperhatikan petunjuk operasi. Hal ini dimaksudkan agar alat
tersebut dapat digunakan secara baik dan awet. Untuk menunjang operasional sistem RO
diperlukan biaya perawatan. Biaya tersebut diperlukan antara lain untuk bahan kimia, bahan
bakar, penggantian media penyaring, servis dan biaya operator.
Sistem pengolahan air sangat bergantung pada kualitas air baku yang akan diolah. Kualitas
air baku yang buruk akan membutuhkan sistem pengolahan yang lebih rumit. Apabila kualitas
air baku mempunyai kandungan parameter fisik yang buruk (seperti warna dan kekeruhan),
maka yang membutuhkan pengolahan secara lebih khusus adalah penghilangan warna,
sedangkan proses untuk kekeruhan cukup dengan penjernihan melalui pengendapan dan
penyaringan biasa. Tetapi apabila kualitas air baku mempunyai kandungan parameter kimia
yang buruk, maka pengolahan yang dibutuhkan akan lebih kompleks lagi.
Untuk daerah pesisir pantai dan kepulauan kecil, air baku utama yang digunakan pada
umumnya adalah air tanah (dangkal atau dalam). Kualitas air tanah ini sangat bergantung dari
curah hujan. Jadi bila pada musim kemarau panjang, air tawar yang berasal dari air hujan sudah
tidak tersedia lagi, sehingga air tanah tersebut dengan mudah akan terkontaminasi oleh air laut.
Ciri adanya intrusi air laut adalah air yang terasa payau atau mengandung kadar garam khlorida
dan TDS yang tinggi.
Air baku yang buruk, seperti adanya kandungan khlorida dan TDS yang tinggi,
membutuhkan pengolahan dengan sistem Reverse Osmosis (RO). Sistem RO menggunakan
penyaringan skala mikro (molekul), yaitu yang dilakukan melalui suatu elemen yang disebut
membrane. Dengan sistem RO ini, khlorida dan TDS yang tinggi dapat diturunkan atau
dihilangkan sama sekali. Syarat penting yang harus diperhatikan adalah kualitas air yang masuk
ke dalam elemen membrane harus bebas dari besi, manganese dan zat organik (warna organik).
Dengan demikian sistem RO pada umumnya selalu dilengkapi dengan pretreatment yang
memadai untuk menghilangkan unsur-unsur pengotor, seperti besi, manganese dan zat warna
organik.
Sistem pretreatment yang mendukung sistem RO umumnya terdiri dari tangki pencampur
(mixing tank), saringan pasir cepat (rapid sand filter), saringan untuk besi dan mangan (Iron &
manganese filter) dan yang terakhir adalah sistem penghilang warna (colour removal).
Gambar skema unit pengolah air sistem RO dapat dilihat pada gambar 3
Untuk merakit suatu unit RO diperlukan beberapa alat pendukung seperti : Mesin Las, Bor
listrik, Alat potong/gergaji, Obeng, Palu, Lem, Kunci, Gurinda dan alat pertukangan.
Struktur organisasi devisi pengolahan air payau/asin sistem RO terdiri dari 3 devisi dan 1 unit
bengkel dan perakitan. Ketiga devisi dan perbengkelan dikomando oleh tim konsultasi. Adapun
tugas dan tanggung jawab masing-masing devisi dapat dijelaskan sebagai berikut:
Koordinator : Merupakan badan konsultasi tugasnya mengkoordinir pekerjaan, mengawasi,
mengevaluasi pelaksanaan, merumuskan langkah taktis dan memberikan jasa dan servis kepada
user.
Devisi Pemasaran dan Purna Jual: Mempunyai tugas utama sebagai ujung tombak perusahaan
dalam memasarkan hasil, memberikan pelayanan purna jual, meningkatkan kegiatan promosi
dalam rangka menjaring user, memberikan servis kepada user dan calon user, memberikan
solusi terbaik terhadap user, melakukan kontak kepada user dan calon user, mendata base user
dan calon user.
Devisi Teknik dan Rekayasa: Mempunyai tugas menterjemahkan keinginan user kedalam teknis,
menciptakan kreasi baru kedalam rancangan teknis, selalu melakukan kontak dengan bengkel
dan suplayer barang, mendata base katalok teknis, menyiapkan operator dan pelatihan,
melakukan kontak dengan industri lokal dan industri import dalam rangka mendapatkan barang
yang bermutu dan menginformasikan hasil koordinasinya dengan bagian administrasi dan
pengadaan.
Devisi administrasi dan Pengadaan: Melaksanakan kegiatan administrasi kedalam dan keluar,
penyiapan tender, menyiapkan dokumen, melakukan pengadaan peralatan dan barang,
melakukan perhitungan biaya, melakukan koordinasi dengan bagian teknik dan rekayasa.