Anda di halaman 1dari 50

Pertemuan : Pertama

Tanggal : 18 Januari 2017


Pokok Bahasan : Konsep lingkungan, pencemaran lingkungan serta sebab
terjadinya pencemaran lingkungan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

KONSEP LINGKUNGAN, PENCEMARAN LINGKUNGAN SERTA SEBAB


TERJADINYA PENCEMARAN LINGKUNGAN

A. Konsep Dasar dan Komponen Lingkungan Hidup


Pengertian Lingkungan
1. Menurut Encyclopedia of Science and Technology (1960)
Lingkungan ialah sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan
perkembangan organisme-organisme
2. Menurut Miller Jr. Aggregate of external conditions that influence the life of an
individual organism or population
Kumpulan kondisi di luar yang mempengaruhi kehidupan organisme secara individu
maupun populasi
3. UU No. 32 Tahun 2009
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup,termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu
sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup
lain.

Unsur/Komponen lingkungan hidup


Dalam Undang-undang No. 32, 2009 disebut dengan sumberdaya, yaitu:
1. Sumberdaya manusia
2. Sumberdaya alam hayati
3. Sumberdaya alam non hayati
4. Sumberdaya buatan

1
Ada juga yang membagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sumberdaya alam non hayati sebagai komponen lingkungan fisik (abiotic
environment)
2. Sumberdaya alam hayati sebagai komponen lingkungan biologi (biotic environment)
3. Sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan sebagai hasil karya dan karsa manusia
disebut sebagai lingkungan kebudayaan (Cultural environment)
Konsep ini dikenal dengan lingkungan ABC (ABC Environment)

Media Lingkungan
Media linghkungan, yaitu benda/alat yang terdapat di lingkungan yang dapat
membawa atau mengantar agen penyakit dari sumber sampai pada host
Standar Baku MutuPersyaratan Kesehatan lingkungan yang meliputi:
 air;
 udara;
 tanah;
 pangan;
 sarana dan bangunan; dan
 vektor dan binatang pembawa penyakit.
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.

B. Pengertian Pencemaran Lingkungan


1. Menurut McLoughlin
Dimasukkannya oleh manusia limbah atau energi yang kelebihan ke dalam
lingkungan yang langsung maupun tidak langsung menyebabkan kerusakan terhadaap
manusia dan lingkungannya selain dirinya sendiri, lingkungan tempat tinggalnya, dan
siapa-siapa yang mempunyai hubungan kerja
2. Menurut Miller (1982)
Perubahan fisik, kimia, atau karakteristik biologi yang tidak diinginkan pada udara, air
dan tanah yang dapat membahayakan kesehatan, perkembangan, atau aktivitas dari
manusia dan organisme lain.

2
3. Menurut UU No. 32 tahun 2009
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.

Hukum Thermodinamika
Hukum termodinamika merupakan hokum Tuhan tentang energi. Dikenal dua hukum
Termodinamika:
1. Hukum termodinamika I, menjelaskan tentang kekekalan energi (the law of energy
conservation)
Kesimpulan dari Hukum Termodinamika I
a) Energi matahari yang tidak terpakai akan berubah menjadi energi panas yang
menjadi panas lingkungan
b) Energi matahari banyak yang tidak terpakai kalau jatuh pada bangunan, atau tanah
yang gersang
c) Energi matahari yang terpakai dapat ditingkatkan melalui penghijauan atau melalui
genangan air
2. Hukum Thermodinamika II, Menjelaskan tentang sisa (entrophy) dari suatu perubahan
energi (The law of energy entrophy)
Kesimpulan dari Hukum Termodinamika II
a) Pencemaran selalu terjadi dan tidak dapat dihindari akibat adanya entropy dari
kegiatan yang dilakukan
b) Pencemaran dapat diperkecil karena sesungguhnya entropy dari suatu proses daoat
digunakan sebagai sumber energi bagi proses lain

Parameter Pencemaran Lingkungan


1. Media Udara : fisik; kimia; dan kontaminan biologi.
2. Media Air : fisik; Biologi; kimia; dan radioaktif
3. Media Tanah : fisik; Kimia; biologi; dan radioaktif alam.
4. Media Makanan : Fisik; Kimia; Mikroorganisme

3
Pertemuan : Kedua
Tanggal : 25 Januari 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran udara
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

KONSEP DAN FAKTOR PENCEMARAN UDARA


A. Konsep Udara
Udara merujuk kepada campuran gas yang terdapat pada permukaan bumi. Udara
juga memiliki komponen fisika, kimia, dan biologi. Kehadiran udara hanya dapat dilihat
dari adanya angin yang menggerakan benda. Udara termasuk salah satu jenis sumber daya
alam karena memiliki banyak fungsi bagi makhluk hidup. Kandungan elemen senyawa gas
dan partikel dalam udara akan berubah-ubah dengan ketinggian dari permukaan tanah.
Demikian juga massanya akan berkurang seiring dengan ketinggian. Udara dapat menjadi
media bagi agent penyakit, (fisik, kimia dan biologi)
Udara Ambien dan Emisi
1. Udara ambien adalah udara sekitar kita yang apa adanya yang sehari-hari kita hirup.
2. Udara emisi adalah udara yang langsung dikeluarkan oleh sumber emisi seperti knalpot
kendaraan bermotor dan cerobong gas buang pabrik.
Tergantung dari pengelolaan lingkungannya, udara emisi bisa mencemari udara
ambien atau tidak mencemari udara ambien. Untuk itu, perlu dilakukan pemantauan
terhadap parameter kualitas udara emisi maupun udara ambien.

Pergerakan Massa Udara


Angin adalah aliran udara dalam jumlah yang besar diakibatkan oleh rotasi bumi dan
juga karena adanya perbedaantekanan udara di sekitarnya. Angin bergerak dari tempat
bertekanan udara tinggi ke bertekanan udara rendah. Apabila dipanaskan, udara memuai.
Udara yang telah memuai menjadi lebih ringan sehingga naik. Apabila hal ini terjadi,
tekanan udara turun kerena udaranya berkurang. Udara dingin di sekitarnya mengalir ke
tempat yang bertekanan rendah tadi. Udara menyusut menjadi lebih berat dan turun ke
tanah. Di atas tanah udara menjadi panas lagi dan naik kembali. Aliran naiknya udara
panas dan turunnya udara dingin ini dinamanakan konveksi.
4
B. Faktor-faktor Pencemar Udara
1. Faktor Fisik
a) Udara dalam ruang
 suhu;
 pencahayaan;
 kelembaban;
 laju ventilasi; dan
 partikel debu.
b) Udara Ambien
 suhu;
 pencahayaan;
 kelembaban;
 partikeldebu;dan
 kebisingan.

 Suhu Udara
Suhu udara dalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada
waktu tertentu, yang di penggaruhi oleh banyaknya atau sedikitnya panas
matahariyang di terima bumi. Suhu udara permukaan merupakan suhu udara pada
ketinggian 1,25 sampai dengan 2,0 meter di atas permukaan bumi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara di suatu tempat
 Besar kecilnya sudut datang  Keadaan tanah
sinar matahari  Ketinggian tempat
 Lamanya penyinaran matahari  Angin lokal
 Jarak suatu tempat ke laut  Derajat keawanan
 Pencahayaan
Pencahayaan yg baik adalah yg memungkinkan manusia dpt melihat obyek
dgn baik, jelas dan tanpa upaya-upaya yg dipaksakan kesesuaian dgn jenis
pekerjaan. Armstrong (1992):
Intensitas pencahayaan yg kurang dapat menyebabkan:
 Gangguan visibilitas dan eyestrain
 Intensitas pecahayaan yg berlebihan jg dpt menyebabkan :
 Glare; reflections; exessive shadows; eyestrain.

5
 Kemampuan melihat obyek selain intensitas juga tergantung:
 Waktu utk fokus pd suatu obyek, apabila obyek bergerak dgn cepat
menyebabkan susah dilihat
 Kelembaban/Kelengasan Udara
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air (kelembaban spesifik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara
 Suhu.  Vegetasi dsb.
 Tekanan udara.  Ketersediaan air di suatu tempat (air,
 Pergerakan angin. tanah, perairan).
 Kuantitas dan kualitas penyinaran.

Partikel di Udara :
1. Debu 6. Dustfall (debu jatuh)
2. Kabut 7. TSP (Total Suspended Particulate)
3. Fume 8. PM10
4. Awan 9. PM2,5
5. Asap

2. Faktor Kimia
 sulfur dioksida (S02);  timbal (Pb);
 nitrogen dioksida (N02);  asbes;
 karbon monoksida (CO);  formaldehida ...
 volatile organic compound (voc)
Senyawa kimia yang memiliki setidaknya satu karbon dan atom hidrogen
dalam struktur molekul disebut sebagai Organic Compound.
 environmental tobacco smoke (ETS).

3. Kontaminan Biologi
 jamur;
 bakteri patogen; dan
 viruss

6
Pertemuan : Ketiga
Tanggal : 1 Februari 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran udara terhadap
kesehatan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

JENIS, SUMBER DAN PENGARUH PENCEMARAN UDARA TERHADAP


KESEHATAN

A. Sumber Pencemaran Udara


1. Berdasarkan sifatnya
a) Alami : aktivitas gunung api, proses fermentasi anaerob, petir.
b) Aktivitas Manusia ( Antropogenik)
 Transportasi : CO, HC, NOx, senyawa Pb
 Industri : SOx
 Rumah Tangga : bahan bakar, sampah
 Pertanian dan Peternakan : methan
2. Berdasarkan bentuk geometris
a) Sumber titik (points sources)
Contoh : Industri yang ada di suatu tempat
b) Sumber kawasan (area sources)
Contoh: Kawasan industri
c) Sumber garis (line sources)
Contoh : Jalan raya yang padat lalu lintas

B. Jenis Pencemaran Udara


Partikulat : TSP, PM 10 , PM 2,5, Dustfall, Timah Hitam (Pb), aerosol
Gas : CO, NOx, H2S,Sox, Hidrokarbon
Energi : getaran, kebisingan, suhu

7
Tipe Polutan :
1. Polutan Primer
Adalah bahan kimia yang diemisikan dari sumber emisi dan dapat menurunkan mutu
udara secara langsung:
Contoh: Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Partikel Pb, Dll.
2. Polutan sekunder
Bahan Kimia yang terbentuk di atmosfir sebagai akibat berekasinya berbagai bahan
kimia yang ada di udara.
Contoh: Photochemicalsmog, Peroxy Acetyl Nitrat (PAN), Ozon (O3)
a) Photochemical Smog

Faktor/komponen Fisik
Udara Ambien
 suhu;  partakel debu;dan
 pencahayaan;  kebisingan.
 kelembaban;

Tiga Pola Hubungan Suhu Udara dengan Ketinggian


 Pola lapse rate merupakan pola turunnya suhu udara dengan bertambahnya ketinggian
dari permukaan, pada lapisan: Troposfer dan Mesosfer. Ditulis sbg: dT/dZ < 0
 Pola isotermal merupakan pola suhu udara yang relatif konstan pada berbagai
ketinggian, pada lapisan langit-langit atmosfer seperti: Tropopause, Stratopause dan
Mesopause. Dituliskan sbg: dT/dZ=0
 Pola inversi merupakan pola naiknya suhu udara dengan bertambahnya ketinggian.
Pola ini terjadi di lapisan Stratosfer dan Termosfer. Dituliskan sbg: dT/dZ > 0

8
Pengaruh Suhu Terhadap Persebaran Polutan di Udara
a. Looping
• Terjadi bila penurunan suhu akibat ketinggian
(lapse rate) besar sehingga terjadi kondisi labil
yang kuat.
• Atmosfir didominasi struktur pusaran yang relatif
besar disertai konveksi bebas.
• Disebabkan oleh ukuran pusaran yang lebih besar
dari diameter kepulan maka akibatnya transportasi
kontaminan akan bergerak ke atas dan ke bawah pada alur yang berliku-liku.
• Transportasi yang tidak menentu tersebut dapat mengakibatkan kepulan yang relatif
pekat dan belum mengalami pengenceran kontak dengan penerima pada jarak yang
sangat pendek dari cerobong sehingga lokasi kontak konsentrasi kontaminan
sesaatnya tinggi.
b. Conning
• Terjadi pada waktu siang atau malam pada semua
musim.
• Karakteristik atmosfir berangin dan atau berawan
pada kondisi stabil mendekati netral.
• Tidak adanya turbulensi menyebabkan atmosfir
hanya mengalami psaran konveksi paksaan kecil
yang ditimbulkan oleh gesekan.
• Tidak adanya penguatan vertikal dari kondisi labil maka penyebaran vertikal dan
lateral dari kepulan hampir sama sehingga kepulan berbentuk kerucut simetri.
c. Fanning
• Dicirikan atmosfir yang sangat stabil (adanya
inversi). Kondisi ideal terjadi pada daerah anti
siklon terutama pada malam hari.
• Pada kondisi di mana turbulensi lemah atau
tidak ada sama sekali, hanya ada sedikit
gerakan pada kepulan.
• Udara yang stabil menekan setiap gerakan pengadukan vertikal sehingga difusi
vertikal kecil.
• Tidak adanya transportasi vertikal mengakibatkan konsentrasi kontaminan pada
9
permukaan tanah sangat kecil kecuali cerobongnya rendah atau kepulan tertiup angin
yang mengarah ke topografi yang lebih tinggi di mana kepulan akan bertemu dengan
permukaan tanah.
• Kepulan tipe fanning pada umumnya berpotensi menjadi bentuk kepulan yang lebih
berbahaya atau tipe fumigasi.
d. Lofting
• Tipe lofting merupakan kondisi dispersi
kontaminan yang paling baik.
• Tipe ini dijumpai umumnya pada petang hari
di mana terjadi inversi radiasi.
• Lapisan stabil di bawah kepulan menghalangi
transportasi ke bawah, sedangkan lapisan yang
agak labil di atas mengakibatkan kepulan terdispersi ke atas.
• Kondisi ini seringkali hanya transisi karena bila tinggi inversi melebihi tinggi efektif
cerobong maka kepulan akan berubah menjadi fanning.
e. Fumigtion
• Adalah kondisi kebalikan dari lofting.
• Pada fumigasi inversi di atas kepulan
menghalangi dispersi ke atas.
• Profil penurunan suhu di bawah inversi
mengakibatkan terjadinya pencampuran vertikal
sehingga kepulan akan turun ke permukaan tanah.

Partikulat (partikel)
1. Penggolongan berdasarkan ukuran dan proses pembentukannya
a) Debu (dust)
Patikel padat atau cair, baik bahan organik maupun anorganik yang ukurannya antara
0,1 sampai 25 mikron
b) Kabut
Partikel cair sebagai akibat kondensasi dari bentuk uap, yang ukurannya kurang dari
0,1 mikron.
c) Fume
Partikel zat padat sebagai akibat kondensasi dari bentuk gas, ukurannya kurang dari
0,1 mikron.
10
d) Awan
Partikel zat cair sebagai hasil kondensasi fase gas, ukurannya antara 0,1 sampai 1
mikron.
e) Asap
Partikel zat karbon yang ukurannya kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat
pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.
2. Penggolongan berdasarkan ukurannya
a) Dustfall (debu jatuhan)
Yaitu debu yang ukurannya besar dari 10 mikron yang cepat mengendap karena
pengaruh gravitasi.
b) Total Suspended Particulate (TSP)
Yaitu keseluruhan debu melayang yang yangtersuspensi dalam udara ambien
c) Inhalable dust (PM10)
Yaitu debu yang ukurannya sepuluh mikron ke bawah yang dapat masuk ke saluran
pernafasan. Disebut juga PM10
d) Respirable dust (PM2,5)
Yaitu debu yang ukurannya 2,5 mikron ke bawah yang dapat masuk sampai saluran
pernafasan bagian dalam. Disebut juga PM2,5
3. Sasaran partikel berdasarkan ukurannya

Ukuran Partikel (µm) Bagian tubuh yang menjadi sasaran

1. 11 atau lebih Rambut, kulit


2. 7 -11 Mata
3. 4,7 – 7 Hidung, tenggorokan
4. 3,3, - 4,7 Trachea dan bronchus atas
5. 2,5 3,3 Bronchus bawah
6. 1,1 – 2,5 Bronchiolus
7. 0,43 – 1,1 Alveoli

Kebisingan
1. Baku Tingkiat Kebisingan
Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan;
11
Kasus kebisingan adalah kejadian yang ditandai dg adanya keluhan masyarakat
pada wilayah dan periode waktu ttt yg diakibatkan oleh suatu sumber bising
(Permenkes RI No. 718 tahun 1987).
2. Sumber dan Jenis Bising
a) Sumber Bising
Yg utama berasal dari :
 Transportasi
 Industri
 Perdagangan
Mis : lalu lintas darat, laut, udara, pabrik besar, pertambangan, agraria dll
b) Jenis Bising
 Steady noise (continued)
 Impact noise (impulsive)
 Intermitten (Time varying noise)
3. Dampak Kebisingan
a) Auditory Effect
 Temporary hearing lost
 Permanent hearing lost
 Trauma acoustic
b) Non Auditory Effect
 Pekerjaan  Fisiologis
 Tidur  Psikologis
 Komunikasi  Janin, dll
c) Dampak Terhadap Masyarakat
Selisih Perkiraan Respon Masyarakat
(LR – LK) Kategori Deskripsi
0 dBA - Tidak ada respon
5 dBA Kecil Sedikit keluhan (jarang)
10 dBA Sedang Keluhan meluas
15 dBA Kuat Ada ancaman dari
masyarakat
20 dBA Sangat kuat Aksi masyarakat yang
meluas

12
d) Pengendalian Bising
 Pada Sumber Bising
 Isolasi
 Eliminasi
 Substitusi
 Maintenance
 Rotasi mesin
 Dsb
 Pada Media
 Barrier
 Buffer zone
 Pengaturan jarak
 Pada Penerima
 Barrier
 APD

13
Pertemuan : Keempat
Tanggal : 8 Februari 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas udara dan baku mutu
udara
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

INDIKATOR DAN STANDAR KUALITAS UDARA DAN BAKU MUTU


UDARA

A. Baku Mutu Udara Ambien


1. Udara Ambien
Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan troposfir yang
dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur
lingkungan hidup lainnya;

2. Baku Mutu Udara Ambien


Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas atau kadar zat, energi, dan/atau
komponen yang ada atau yang seharusnya ada dan/atau unsur pencemar yang
ditenggang keberadaannya dalam udara ambien; Mutu udara ambien adalah kadar zat,
energi, dan/atau komponen lain yang ada di udara bebas. Status Mutu Udara Ambien
adalah keadaan mutu udara di suatu tempat pada saat dilakukan inventarisasi atau
penelitian
Baku mutu udara ambien ditetapkan sebagai batas maksimum mutu udara ambien
untuk mencegah terjadinya pencemaran udara, Baku mutu udara ambien dapat ditinjau
kembali setelah 5 (lima) tahun. Baku mutu udara ambien daerah ditetapkan berdasarkan
pertimbangan status mutu udara ambien di daerah yang bersangkutan. Gubernur
menetapkan baku mutu udara ambien daerah berdasarkan baku mutu udara ambien
nasional. Baku mutu udara ambien daerah ditetapkan dengan ketentuan sama dengan
atau lebih ketat dari baku mutu udara ambien nasional.

14
Baku Tingkat Kebisingan
No Zona Maksimun Maksimum
dianjurkan dibolehkan
1 A (rumah sakit, penelitian, dan 35 dB 45 dB
sejenisnya)
2 B (perumahan, pendidikan, dsj.) 45 dB 55 dB
3 C (kantor, pertokoan, 50 dB 60 dB
perdagangan, Pasar< dsj)
4 D (industri, pabrik, stasiun, 60 dB 70 dB
terminal, dsj)

Baku Mutu Emisi


a) Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari suatu kegiatan
yang masuk dan/atau dimasukkan ke dalam udara ambien yang mempunyai dan/atau
tidak mempunyai potensi sebagai unsur pencemar;
b) Baku Mutu Udara emisi sumber tidak bergerak adalah batas kadar maksimum
dan/atau beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan ke
dalam udara ambien;
c) Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara ambien
dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya;
d) Baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor ditetapkan dengan mempertimbangkan parameter dominan dan
kritis, kualitas bahan bakar dan bahan baku, serta teknologi yang ada.
e) Baku mutu emisi sumber tidak bergerak dan ambang batas emisi gas buang
kendaraan bermotor dapat ditinjau kembali setelah 5 (lima) tahun.

Penilaian Kualitas Udara


1. Membandingkan dengan Baku Mutu
2. Menentukan Indeks Standar Pencemar Udara
a) Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU)
Angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara
ambient di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap
kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya.

15
Kategori Rentang Penjelasan
Baik 0-50 Tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan,
bangunan ataupun nilai estetika
Sedang 51-100 Tidak berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan
yang sensitif dan estetika
Tidak Sehat 101-199 Merugikan pada manusia maupun kelompok hewan
yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan
pada tumbuhan ataupun nilai estetika
Sangat Tidak 200-299 Dapat merugikan keehatan pada sejumlah segmen
Sehat populasi yang terpapar
Berbahaya 300 lebih Berbahaya yang secara umum dapat merugikan
kesehatan yang serius pada populasi
Sangat 400 lebih Berbahaya bagi semua orang
Berbahaya *)

b) Perhitungan nilai ISPU


Rumus:
Ia - Ib
I = ------------ (Xx-Xb) + Ib
Xa – Xb
Keterangan:
I : ISPU terhitung
Ia : ISPU batas atas
Ib : ISPU Batas bawah
Xa : Kadar Ambien batas atas
Xb : Kadar Ambien batas bawah
Xx : Kadar Ambien hasil pengukuran

16
B. Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan
pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. Ruang lingkup :meliputi
 pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
 pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien,
 pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak
bergerak termasuk sumber gangguan
 penanggulangan keadaan darurat.
 penetapan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi sumber tidak bergerak, baku
tingkat gangguan, ambang batas emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Bab II Peraturan Pemerintah ini;
 penetapan kebijaksanaan pengendalian pencemaran udara

17
Pertemuan : Kelima
Tanggal : 15 Februari 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran tanah serta faktor dan
sumber penyebab kerusakan dan pencemaran tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

KONSEP DAN FAKTOR PENCEMARAN TANAH SERTA FAKTOR DAN


SUMBER PENYEBAB KERUSAKAN DAN PENCEMARAN TANAH

A. Pengertian Tanah
Menurut Schoeder (1972)
Tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara , bahan miniral, bahan
organik dan asad-jasad hidup, karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada
permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki
ciri-ciri marfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-
macam tanaman.
a) Tanah adalah media tumbuh bagi tanaman, yang berasal dari kumpulan benda-benda
alam yang terdapat di permukaan bumi (Hanafiah , 2005).
b) Tanah merupakan suatu benda alami yang ada di permukaan kulit bumi yang tersusun
dari empat bahan utama yaitu air, udara, bahan organik dan bahan mineral (Soegiman,
1972.
c) Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik
d) Tanah merupakan salah satu penunjang membantu kehidupan semua makhluk hidup di
bumi
e) Tanah memiliki variasi warna mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, putih.
f) Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yg terbentuk dari komposisi agregat
tanah dan ruang antaragregat.

18
B. Konsep Tanah
Konsep tanah dirumuskan oleh Hans Yenni, menyatakan bahwa tanah
merupakan hasil interaksi lima faktor pembentuk tanah yaitu iklim (climate), bahan induk
(parent material), topografi (relief), makhluk hidup (organism), dan waktu (time).
Tanah sebagai bahan padat (bahan mineral atau bahan organik) yg terletak di
permukaan yang telah dan sedang serta terus menerus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor pembentuk tanah, bahan induk, iklim, organisme, topografi dan
waktu (dokuchaev).

C. Faktor-faktor pembentukan tanah


Tanah terbentuk oleh proses-proses perombakan batuan penyusun litosfer yang
dilaksanakan oleh gaya-gaya yang bersumber dalam atmosfer, biosfer, dan sampai
tingkatan tertentu juga dalam hidrosfer, di dalam lingkungan topografi dan bergerak
spanjang jalannya waktu
S= f (C,O,P,R,T)
 Iklim (Climate)  Topografi (Relief)
 Organisme (Organism)  Waktu (Time)
 Bahan Induk (Parent Rock)

1. Iklim
 Merupakan faktor tunggal yg paling penting, karena dapat secara langsung
mempegaruhi terjadinya proses pelapukan fisik dan kimia, terutama suhu dan curah
hujan.
 Pelapukan secara fisik hanya merubah ukuran batuan dari besar ke yg lebih kecil,
komposisi kimia tidak berubah.
 Pelapukan kimia, hasil dari aktivitas air, O2 dan CO2, akan terbentuk H2CO3 yg
dapat mempercepat pelapukan batuan.

2. Organisme
Diantaranya tanaman, binatang, serangga, bakteri, fungi.
• Akar tanaman berperan dalam pelapukan batuan secara mekanik dan kimiawi
• Tanaman efek penting karena menentukan tipe dan jumlah bahan organik
• Binatang dan serangga dalam aerasi tanah dan peningkatan bahan organik

19
• Bakteri dan fungi, dalam pembentukan humus (fiksasi N2 dari udara, transformasi
N,P dan S
• Komponen utama Bahan organik tanah (C =52-58%),(O=34-39%),(H=3,3-4,8%),
(N= 3,7-4,1%).

3. Bahan Induk Tanah


Berdasarkan cara terbentuknya ada 3
 Batuan Beku (igneous Rock), hasil proses pembekuanmmagma.
 Batuan sedimen (Sediment Rock), hasil proses pengendapan
 Batuan Metamorf (Metamorphic Rock), hasil proses pemanasan dan tekanan.

4. Topografi
 Menunjukkan posisi hamparan lahan atau kemiringan dan panjang lereng.
 Topografi kemiringan tajam, laju aliran limpasan (runoff) tinggi, infiltrasi air
rendah maka populasi tanaman rendah, bahan oranik rendah, erosi meningkat, tanah
permukaan tipis, perkembangan dan pembentukan tanah lambat dan sebaiknya maka
perkembangan dan pembentukan tanah lebih cepat.

5. Waktu
MOHR , membedakan 5 tahapan :
 Tahap permulaan (belum mengalami pelapukan)
 Tahap juvenil (mulai proses pelapukan)
 Tahap viril (saat optimum)
 Tahap senil (sudah lanjut)
 Tahap akhir (pelapukan sudah berakhir)

20
Pertemuan : Keenam
Tanggal : 22 Februari 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber, pengaruh pencemaran tanah terhadap
kesehatan dan lingkungan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

JENIS, SUMBER, PENGARUH PENCEMARAN TANAH TERHADAP


KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

A. Sifat fisik tanah :


1. Tekstur tanah
• Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah dan merupakan perbandingan
antara butir-butir pasair, debu dan liat.
• Tanah disusun dari butir-butir tanah berbagai ukuran
Ukuran > 2 mm disebut bahan kasar tanah (kerikil, koral , batu)
Ukuran < 2 mm disebut bahan halus tanah.
• Bahan halus tanah, Berdasarkan ukuran butir tanah,
Pasir (0,005 – 2 mm)
Debu (0,002 – 0,050 mm)
Liat (< 0,002 mm)
2. Struktur tanah
• Merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah, dapat terjadi karena butir-butir
pasir, debu dan liat terikat satu sama lain seperti bahan organik, oksida-oksida besi
• Bentuk struktur tanah
a) Granular (granul, bulat dan porous)
b) Gumpal
c) Prisma (sumbu vert > sumbu horizontal)
d) Tiang ( I d e m )
e) Lempeng
f) Remah

21
3. Warna tanah
• Hardjowigeno (1992), warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah,
karena tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah, yaitu
kandungan bahan organik.
• Kartasapoetra (2002), intensitas warna tanah dipengaruhi 3 faktor, (1) jenis dan
jumlah mineral,(2) kandungan bahan organik tanah dan (3) kadar air tanah.
• Hanifah (2005), warna tanah merupakan :
a) Sebagai indikator dr bahan induk tanah yg baru berkembang
b) Indikator kondisi iklim untuk tanah yg sdh berkembang lanjut
c) Indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas tahan.
4. Konsistensi tanah
• Menunjukkan keekuatan daya kohesi butir-butir tanah, atau daya kohesi butir-butir
tanah dengan benda lain.
• Disesuaikan dengan kandungan air tanah (basah, lembab, kering)
• Caranya dengan memijit tanah basah, lembab atau kering diantara jari-jari tangan
• Tanah yg mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah
5. Temperatur tanah
• Salah satu sifat fisk tanah terutama sangat berpengaruh pada proses yang terjadi di
dalam tanah seperti pelapukan, penguraian bahan tanah dan reaksi-reaksi kimia dan
dapat langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman

B. Pencemaran Tanah
1. Pencemaran tanah secara langsung
Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-
lainnya.
2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah
sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang
mengakibatkan tanah tercemar juga.

22
Dan dapat juga terjadi karena :
1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
a) Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
b) Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.
2. Limbah Industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea , Pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.

Dampak Pencemaran Tanah


a) Terhadap Kesehatan: Tergantung pada tipe polutan.
Contoh: timbal sangat berbahaya bagi anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi.

b) Pada Ekosistem
- Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
- Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan
mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam
tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperoleh makanan untuk berkembang.
23
- Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
- Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan.
- Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
- Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
- Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.

24
Pertemuan : Ketujuh
Tanggal : 1 Maret 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

INDIKATOR DAN STANDAR KUALITAS TANAH

A. Sifat Kimia Tanah


1. Derajad keasaman tanah (pH)
• Makin tinggi kadar H+ dalam tanah, semakin masam tanah tsb dan > OH- disebut
tanah basa
• pH rendah sering ditemukan pada daerah rawa-rawa (3,0)
• Di daerah sangat kering pH tinggi ( > 9,0) karena banyak kandungan Na.
2. C-Organik
• Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor dalam
menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian, dapat meningkatkan kesuburan
kimia, fisika dan biologi tanah.
• Musthofa (2007), bahwa kandungan bahan organik dalam bentuk C-organik di tanah
harus dipertahankan tidak kurang 2% .
• Kandungan BO sangat berkaitan dgn KTK (kapasitas tukar kation).
• Indeks untuk menentukan kualitas tanah C/N rasio
3. N-Total
• Nitrogen merupakan unsur hara makro essensial (1,5%) bobot tanaman dan
berfungsi dlm pembentukan protein (Hanafiah,2005)
• Nitrogen dalam tanah berasal dari (a) bahan organik tanah), (b) pengikatan oleh
mikroorganisme dari N udara, ( c) pupuk, dan (air)
• N total antara 2000-4000 kg/ha pada lapisan 0 – 20 cm tanaman hanya kurang 3%
dari jumlah tsb.
4. P - Bray
• Unsur P dalam tanah berasal dari BO, pupuk buatan dan m ineral dalam tanah
• Mudah diserap oleh tanaman pada pH 6-7.
25
• Meiwakabessy (1988) dalam tanah terdapat fosfor organik dan fosfor an organik
• Fosfor biasanya terdapat pada lapisan atas yg kaya dgn bahan organik
• Jika kekurangan P pembelahan sel pada tanaman terhambat dan pertumbuhannya
kerdil.
5. Kalium, Natrium
• Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah P N2 dan P yg diserap oleh tanaman
dalam bentuk K+
• Muatan (+) dari K membantu menetralisir muatan listrik yg disebabkan oleh muatan
(-) nitrat,pospat
• Na penyusun litosfer keenam setelah Ca (2,75%), berperan dalam menentukan
karekteristik tanah dan pertumbuhan tanaman, tertutama di daerah kering (dekat
pantai),
• Na juga bersifat toksik bagi tanaman jika berlebihan.
6. Kapasitas Tukar Kation (Ktk)
• Merupakan sifat kimia yg erat hubungannya dengan kesuburan tanah
• Besarnya KTK tanah dipengaruhi :
a) Reaksi tanah
b) Tekstur atau jumlah liat
c) Jenis mineral liat
d) Bahan organik
e) Pengapuran serta pemupukan

B. Indikator dan Standar Kualitas Tanah


1. Kelas Tekstur Tanah
Tekstur Tanah Persentasi Fraksi Tanah
Lempung berat Lempung > 60%, Debu ≤ 40%
Lempungan Lempung ≥ 50%, Debu ≤ 50%
Lempung pasiran Pasir 20%, Lempung ≥ 40%, Debu ≥ 40%
Lempung debuan Lempung ≥ 40%, Debu ≤ 60%
Geluh lempung pasiran Lempung ≥ 20%, Pasir ≤ 80%
Geluh lempungan Lempung ≤ 40%, Debu ≥ 60%
Geluh lempung debu Lempung ≤ 40%, Debu ≥ 60%
Geluh pasiran Lempung ≤ 20%, Pasir ≥ 80%

26
Geluhan Pasir ≤ 40%, Lempung ≥ 20%, Debu ≥ 60%
Geluh debuan Pasir ≥ 20%, Debu ≥ 60%, Lempung ≥ 20%
Pasir geluh Pasir ≤ 80%, Lempung ≤ 20%
Debuan Pasir ≤ 20%, Debu ≥ 80%
Pasiran Pasir ≥ 80%, Lempung ≤ 20%
2. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak seperti
pasir, debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat tanah.
Agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan struktur
tanah harus terlebih dahulu ditetapkan.
3. Kerapatan Butir Tanah (BJ)
Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan organik
tinggi maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis dilakukan
secara kuantitatif menggunakan Picno Meter.

4. Kimia Tanah
a. pH Colorimetris Tanah
pH colorimetris adalah metode dalam pengukuran nilai pH dengan menggunakan
larutan indikator dan kertas pH. pH tanah itu sendiri adalah konsentrasi ion H yang
ada dalam tanah dan terkandung pada larutan tanah maupun di bagian kompleks
tanah.
1) pH H2O
Merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan
tanah.
2) pH KCl
Merupakan kemasaman potensial atau kemasaman tertukarkan, yaitu konsentrasi
ion H+ yang diadsorbsi koloid tanah.
Kondisi tanah pH (H2O) Kondisi tanah pH (H2O)
Luar biasa masam <> Netral 6,6 – 7,3
Masam sangat kuat 4,5 – 5,0 Agak basis 7,4 – 7,8
Masam kuat 5,1 – 5,5 Basis sedang 7,9 – 8,4
Masam sedang 5,6 – 6,0 Basis kuat 8,5 – 9,0
Agak masam 6,1 – 6,5 Basis sangat kuat 79,0

27
b. Kadar Bahan Organik Tanah (BO)
Harkat angka bahan organik tanah;
Sifat Kimia Tanah Harkat (%)
Bahan organik tanah 0 - 50
c. Kerapatan Massa Tanah (BV)
Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume
diperlukan sebagai petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah.
Nilai berat volume dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah, nilai
BV semakin besar), kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat jenis,
mineral penyusun tanah dan tipe strukturnya.
d. Porositas Tanah
Porositas tanah adalah persentasi pori yang terkandung di dalam tanah.
Porositas berpengaruh terhadap gerakan lengas / air di dalam tanah, temperatur,
sirkulasi udara, ketersediaan unsur hara, ruang perakaran dan pengolahan tanah.
Volume pori terdiri atas 3, yaitu:
 Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya >
10µm
 Pori sedang : rerata diameternya 0,2 - 10µm
 Pori kecil (mikro) : rerata diameter <>

28
Pertemuan : Kedelapan
Tanggal : 15 Maret 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran makanan serta faktor
resiko terjadinya pencemaran makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

KONSEP DAN FAKTOR PENCEMARAN MAKANAN SERTA FAKTOR


RESIKO TERJADINYA PENCEMARAN MAKANAN

A. Pencemaran Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Guna
makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan,
menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi
merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
air. Untuk maksud tersebut kita memerlukan zat aditif.
Makanan yang mengalami penguraian akan menjadi racun bagi tubuh sehingga
menyebabkan sakit bahkan kematian. Makanan yang terurai tersebut menjadi zat organic
yang memiliki energi yang lebih kecil. Berkembangnya mikroba pada berbagai jenis bahan
pangan umumnya tergantung dari jenis bahan pangan, kondisi lingkungan dan cara
penyimpanan serta lama penyimpanan bahan makanan tersebut. Bahan makanan yang
diperlukan manusia adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin ,mineral dan air.
Disamping itu ada pula zat tambahan yang dengan sengaja atau tidak sengaja dimasukkan
ke dalam makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan udara merupakan bagian dari
lingkungan kita.
Bila zat tambahan tersebut ada makanan, mungkin hal tersebut disengaja atau
mungkin pula tidak disengaja. Contoh zat tambahan yang tidak sengaja ada dalam
makanan misalnya salmonella, stafilokokus dan racun botulisme dalam makanan
kaleng.Kemungkinan hal ini terjadi karena cara yang kurang benar dalam hal penyediaan
makanan.Biskuit beracun merupakan salah satu contoh yang pernah terjadi dan telah
menelan banyak korban, kemudian Sisa hormone dalam daging merupakan zat tambahan

29
yang tidak disengaja, biarpun hormone itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
Seharusnya zat tambahan yang terdapat dalam makanan haruslah memiliki syarat
sebagai berikut:
1. Aman digunakan
2. Jumlah sekedar memenuhi pengaruh yang diharapkan
3. Sangkil secara teknologi
4. Tidak boleh digunakan untuk menipu pemakai
5. Jumlah yang dipakai haruslah minimum
6. Jangan sampai dituduh pemalsuan.
Zat – zat tambahan yang terdapat pada makanan tersebut dapat menyebabkan
makanan lebih sedap, tampak menarik, baud an rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan
lama (awet).Akan tetapi karena zat-zat tersebut dapat membahayakan bagi manusia,maka
disebut jua zat pencemar.

Pencemaran Makanan melalui :


1) pencemaran air,
2) pencemaran udara,
3) pencemaran makanan/minuman,
4) pencemaran karena vektor (terjadinya penularan penyakit melalui binatang yang dapat
jadi perantara penularan penyakit tertentu).

B. Faktor-faktor Pencemaran
Mikroba patogen terdapat di tempat yang memungkinkan untuk tumbuh dan
berkembang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mikroba tersebut hidup dan
berkembang dalam makanan, antara lain :
 Suhu lingkungan, sangat menentukan keselamatan hidup serta daya multiplikasinya.
 Makanan, terutama yang berprotein tinggi seperti susu, telur, daging, ikan dan kerang.
Meskipun demikian sayuran dan buahbuahan juga dapat sebagai media bagi mikroba
dengan daya multiplikasi yang lebih lambat.
 Kelembaban sangat dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Oleh sebab itu makanan kering
seperti gula, terigu, biskuit dan jenis makanan yang dibakar kering lainnya bukan
merupakan media yang baik untuk multiplikasi mikroba, dalam hal ini bakteri.

30
Selain itu proses pencemaran makanan didukung pula oleh faktor-faktor lain, misalnya :
 Manusia atau orang yang terlibat langsung dengan pengolahan/penanganan bahan
makanan, antara lain meliputi : kesehatan, pengetahuan dan kesadarannya pada masalah
kesehatan dan kebersihan lingkungan.
 Lingkungan sekitar, antara lain meliputi : vektor (rodensia, insekta), sampah, kotoran
(manusia, hewan).
 Prinsip control terhadap bahan makanan serta sarana untuk pengolahannya, antara lain
meliputi perlengkapan dan peralatan yang digunakan, dan sistim pengolahan bahan
makanan (pemanasan, pendinginan, pengasapan, dan lain-lain)

31
Pertemuan : Kesembilan
Tanggal : 22 Maret 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran makanan serta
bahan dan sumber pencemaran makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

JENIS, SUMBER DAN PENGARUH PENCEMARAN MAKANAN SERTA


BAHAN DAN SUMBER PENCEMARAN MAKANAN

A. Jenis Pencemaran Makanan


1. Biologikal – bakteria, fungi (kulat dan yis) dan virus.
2. Fizikal – benda atau bahan asing seperti rambut, cebisan kaca, paku dan lain-lain.
3. Kimia – racun serangga, racun rumpai, bahan pencuci kimia, aditif makanan seperti
pengawet yang berlebihan.

Beberapa jenis pencemaran makanan:


1) Keracunan makanan kaleng.
Proses pengalengan yang kurang sempurna dapat merangsang timbulnya bakteri
Clostridium botulinum. Bakteri ini senang tumbuh di tempat tanpa udara, dan akan
mengeluarkan racun yang bisa merusak saraf juka sampai tertelan.
2) Tercemar zat kimia.
Sayuran dan buah-buahan biasanya telah dicemari oleh zat kimia, baik sebagai
pengawet maupun racun pembasmi hama (yang sering digunakan petani sebelum
dipanen. Zat-zat kimia ini bisa berupa arsen, timah hitam, atau zat-zat yang bisa
menyebabkan keracunan. Selain itu, makanan seperti acar, jus buah, atau asinan yang
disimpan di dalam tempat yang dilapisi timah (bahan pecah belah yang diglasir),
cadmium, tembaga, seng atau antimon (panci yang dilapisi email) juga dapat
menimbulkan keracunan dengan berbagai gejala, tergantung pada logam-logam yang
meracuninya. Keracunan akibat kelebihan bahan pengawet juga bisa terjadi, misalnya
sodium nitrit.

32
3) Racun alam pun bisa berbahaya.
Ada beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah
mengandung zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering
menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang
sering menyebabkan keracunan.
 Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan
menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata
dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang
perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang bisa menyebabkan kematian.
 Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan
gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan
muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan
hati.

B. Sumber Bahan Pencemar Makanan Lainnya


1. Sumber Bahan Pencemar Kimia
Manusia menggunakan bahan tambahan dalam pengolahan makanan dan
menggunakan pestisida atau insektisida yang tidak tepat dan bijaksana. Demikian juga
dalam pewadahan tidak menggunakan bahan yang aman dan bersifat korosif.
2. Sumber Bahan Pencemar Fisik
Terjadi pada kondisi tempat pengolahan makanan yg tidak bersih, penyimpanan
bahan bahan makanan & makanan jadi yang tidak baik sehingga terdapat kontaminasi
dengan debu, tikus, serangga, dll.

C. Pengaruh Pencemaran Makanan


Contoh penyakit akibat bahan pencemar yg ada pada makanan :
 Kasus minamata akibat adanya metil merkuri (air raksa) pada ikan di jepang akibat
limbah pabrik.
 Bakso formalin menggunakan formalin sbg pengawet di Jakarta.
 Bawang merah di brebes akibat residu pestisida sbg anti hama.

33
Pertemuan : Kesepuluh
Tanggal : 29 Maret 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas makanan serta menilai
standar kualitas makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

INDIKATOR DAN STANDAR KUALITAS MAKANAN SERTA MENILAI


STANDAR KUALITAS MAKANAN

A. Upaya Pencegahan Dari Pencemaran Makanan


1. Mengurangi Dampak dari Mengkonsumsi Makanan yang Tercemar
a. Pastikan Anda mencuci buah dan sayuran dengan air bersih yang mengalir agar
bakteri dan kotoran yang menempel bisa hilang bersama air. Selain itu, pakailah
pisau, dan alat masak yang bersih untuk mencuci, menyiapkan, dan mengolahnya.
Hindari pemakaian bersamaan antara alat masak untuk sayuran dan daging-dagingan
untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang.
b. Mengurangi mengonsumsi makanan dalam kemasan botol atau kaleng diberi
pengawet. Makanan dalam kemasan kaleng atau botol harus mencantumkan tanggal
kedaluwarsanya. Hal itu dilakukan agar kita tidak mengonsumsi makanan yang
melewati tanggal kadaluwarsa. Selain hal tersebut diatas, kita juga perlu mengetahui
keadaan kemasan.
c. Memperhatikan batas tidak luarsa Makanan kaleng atau botol yang rusak dapat
diketahui dengan ciri-ciri, seperti tutup botol atau kaleng menjadi cembung ; pada
saar botol atau kaleng dibuka, cairan muncrat keluar, gas berdesis keluar, dan
tercium bau tak sedap ; serta warna makanan berubah.
d. Memilih makanan dengan teliti, carilah makanan atau minuman yang warnanya
tidak terlalu mencolok. Misalnya, hindari makanan dengan warna merah, kuning dan
hijau yang terlihat `ngejreng’. Tidak menutup kemungkinan warna yang terlalu
mencolok tersebut berasal dari bahan pewarna non food grade, seperti pewarna teksil
yang berbahaya bagi kesehatan. pewarna tekstil seperti penggunaan rhodamin B
pada makanan dalam waktu yang lama akan mengakibatkan gangguan fungsi hati
34
maupun kanker. Bila rhodamin B tersebut masuk melalui makanan maka akan
mengakibatkan iritasi pada saluran pencernaan dan mengakibatkan gejala keracunan
dengan air kencing yang berwarna merah ataupun merah muda.
2. Mengetahui Ciri makanan yang mengandung zat berbahaya

B. Standar Kualiatas Pencemaran Makanan


Untuk mengetahui makanan siap saji memenuhi syarat perlu dilakukan pemantauan
melalui pengambilan sampel dan periksaan di laboratorium.
Contoh :
 Logam berat tidak boleh ada pada makanan
 E coli dan bakteri berbahaya harus nol
 Untuk pestisida pada daging, susu, telur harus nol

35
Pertemuan : Kesebelas
Tanggal : 5 April 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran air
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

KONSEP DAN FAKTOR PENCEMARAN AIR

A. Konsep Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Orang
bisa tahan tidak makan sama sekali selama beberapa hari, namun dipastikan dia tidak akan
tahan tidak minum lebih dari 24 jam.
1. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
2. Air Minum
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung
logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
36
berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, namun banyak
zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Saat ini
terdapat krisis air minum di berbagai negara berkembang di dunia akibat jumlah
penduduk yang terlalu banyak dan pencemaran air.

B. Faktor pencemaran air


1. Sampah yang dibuang sembarangan ke sungai, got, maupun selokan.
2. Batubara
3. Penggunaaan racun dan bahan peledak untuk menangkap ikan
4. Limbah nuklir
5. Tumpahan minyak
6. Pencemaran dari peternakan dan perikanan
7. Penggunaan pestisida berlebih

37
Pertemuan : Keduabelas
Tanggal : 12 April 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran air terhadap
kesehatan dan lingkungan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

JENIS, SUMBER DAN PENGARUH PENCEMARAN AIR TERHADAP


KESEHATAN DAN LINGKUNGAN

A. Jenis Pencemaran Air


1. Pencemaran Mikroorganisme Air
Bukan hanya limbah yang dapat dilihat oleh kasat mata saja yang mampu
mencemari air namun juga beberapa mikoorganisme yang tidak kasat mata. Beberapa
mikroorganisme seperti virus, bakteri, kuman, protozoa dan parasit kerap kali juga
mampu membuat pencemaran pada air. Berbagai mikroorganisme tersebut terdapat di
dalam air sebagai hasil dari buangan limbah padat lainnya seperti limbah rumah tangga,
limbah pertanian, limbah rumah sakit, limbah industri dan limbah lainnya. adanya
berbagai kuman di dalam air ini sangat berbahaya bagi orang yang menggunakan air
tersebut karena sangat rawan menyebabkan berbagai jenis penyakit. Adapun berbagai
jenis penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air tersebut diantaranya adalah tifus,
kolera dan juga disentri.
2. Pencemaran dari Bahan Arnorganik Nutrisi Tanaman
Saat ini para pelaku pertanian sudah banyak menggunakan pupuk berbahan kimia
sebagai pengusir hama dan penyubur tanaman. Hal ini sudah dilakukan sejak lama dan
oleh banyak petani. Memang penggunaan pupuk kimia ini mampu meningkatkan
jumlah hasil panen dari pertanian tersebut namun disisi lain ada dampak negatifnya
yaitu dapat mencemari air di sungai, danau hingga laut dengan menggunakan zat fosfat
yang ada di dalam pupuk tersebut. Hal ini jika dilakukan secara terus-menerus maka
akan semakin banyak pihak yang mengalami kerugian terutama bagi mereka yang tidak
mengerti asal-usul dari pencemaran tersebut. Oleh karena itu sebaiknya anda untuk
mempertimbangkan penggunaan pupuk kimia dan pestisida supaya lebih bijak lagi.
38
3. Pencemar Bahan Kimia Anorganik
Adanya berbagai baha kimia organic di dalam air dapat membuat rasa dari air
tersebut berubah dan sangat disarankan untuk tidak dikonsumsi. Bahan kimia anorganik
tersebut misalnya saja logam, garam dan asam. Biasanya ikan yang berada pada air
yang mengandung zat tersebut akan mati dan bukan hanya ikan saja namun juga
mandeknya pertumbuhan dari berbagai jenis tumbuhan yang dilalui oleh air tersebut.
Ini tentunya tidak baik bagi kelangsungan kehidupan kita.
4. Pencemar Bahan Kimia Organik
Bahan kimia organic yang sering digunakan oleh banyak orang misalnya saja
deterjen, minyak, pestisida, larutan pembersih dan pestisida jika terlarut dalam air juga
bisa menyebabkan kematian pada ikan yang hidup di air tersebut. Setidaknya terdapat
sekitar 700 jenis bahan kimia organic yang terdapat di dalam permukaan air dan jika
terus dikonsumsi tanpa ada pemasakan yang benar akan menimbulkan berbagai jenis
penyakit misalnya saja ginjal, berbagai jenis kanker dan juga menyebabkan cacat pada
kelahiran.

B. Sumber Pencemaran Air


Banyak penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan
menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung
meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya.
Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah
atau atmosfir berupa hujan.
Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga
(pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian
misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas
manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.
1. Limbah rumah tangga
Limbah rumah tangga seperti detergen, sampah dan kotoran memberikan andil
cukup besar dalam pencemaran air sungai, terutama di daerah perkotaan. Sungai yang
tercemar kotoran dan sampah yang mengandung bakteri dan virus dapat menimbulkan
penyakit, terutama bagi masyarakat yang menggunakan sungai sebagai sumber dalam
kehidupan sehari-hari. Sampah dan kotoran juga memerlukan oksigen untuk proses
penguraiannya, sehingga kadar oksigen dalam air dapat berkurang jika terdapat polutan.
Jika kadar oksigen suatu perairan turun sampai kurang dari 5 mg per liter, air tersebut
39
tidak sehat bagi kehidupan biota air seperti ikan.
2. Limbah Industri
Limbah industri yang mencemarkan air dapat berupa polutan sampah dan
kotoran. Polutan tersebut berasal dari pabrik pengolahan hasil ternak, polutan logam
berat, dan polutan panas yang antara lain berasal dari air pendingin industri. Sebagian
industri membuang limbah cairnya ke perairan sungai tanpa diolah terlebih dahulu.
Untuk mengendalikan pencemaran air oleh industri, pemerintah membuat aturan bahwa
limbah industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai. Bahkan setelah
melalui proses pengolahan, sisa olahannya pun biasanya masih mengandung bahan
beracun dan berbahaya seperti merkuri (Hg), Timbal (Pb), krom (Cr), tembaga (Cu),
seng (Zn), dan nikel (Ni). Polutan tersebut dapat membahayakan organisme perairan,
misalnya ikan, Ikan yang hidup di dalam air yang terpolusi akan mengakumulasi
polutan beracun tersebut dalam tubuhnya. Jika ikan yang tercemar tersebut dikonsumsi
manusia, logam berat tersebut akan masuk ke dalam tubuh dan terakumulasi di sana.
Merkuri dapat menyebabkan kerusakan pada saraf, kelumpuhan, bahkan dapat
mengakibatkan kematian.
3. Limbah pertanian
Kegiatan pertanian dapat menyebabkan pencemaran air terutama karena
penggunaan pupuk, pestisida, dan herbisida. Pencemaran tersebut dapat meracuni
organimse air, seperti plankton, ikan, hewan yang meminum air tersebut, dan juga
manusia yang menggunakan air tersebut untuk kebutuhan sehari-hari. Residu pestisida
seperti DDT yang terakumulasi dalam tubuh ikan dan biota lainnya dapat terbawa
dalam rantai makanan ke tingkat trofik yang lebih tinggi, yaitu manusia.
Selain itu, masuknya pupuk pertanian, sampah, dan kotoran ke bendungan, danau,
serta laut dapat menyebabkan meningkatnya zat-zat organik di perairan. Peningkatan
tersebut mengakibatkan pertumnuhan gangguan atau eceng gondok menjadi pesat
(blooming). Pertumbuhan ganggang atau eceng gondok yang cepat dapat menyebabkan
semakin banyak kematian dan dekomposisi. Proses tersebut membutuhkan oksigen
terlarut, sehingga menurunkan kadar oksigen terlarut dalam air. Kondisi ini mendorong
pertumbuhan organisme anaerob di perairan. Fenomena ini disebut juga sebagai
eutrofikasi.
4. Limbah pertambangan
Pencemaran minyak di laut terutama disebabkan oleh limbah pertambangan
minyak lepas pantai dan kebocoran kapal tanker yang mengangkut minyak. Setiap
40
tahun diperkirakan jumlah kebocoran dan tumpahan minyak dari kapal tanker ke laut
mencapai 3,9 juta ton sampai 6,6 juta ton. Tumpahan minyak merusak kehidupan di
laut, di antaranya burung laut dan ikan. Minyak yang menempel pada bulu burung dan
insang ikan dapat mengakibatkan kematian hewan-hewan tersebut.

Menurut Wardhana (dalam Lina, 2004) komponen pencemaran air yang berasal dari
industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan
buangan: padat, cairan berminyak, organic dan olahan bahan makanan, berupa panas,
anorganik dan zat kimia
1. Bahan buangan padat
2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
3. Bahan buangan anorganik
4. Bahan buangan cairan berminyak
5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
6. Bahan buangan zat kimia

C. Pengaruh Pencemaran Air Terhadap Kesehatan


1. Dampak Pencemaran air terhadap kesehatan
Air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia, yang berarti erat sekali
peranannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukkan adanya
hubungan air dengan kesehatan adalah sebagai berikut:
a) Adanya Phatogenic Organisme di Dalam air Organisme ini dapat menyebabkan
penyakit atau gangguan kesehatan. Beberapa contoh:
 Bakteri
 Protozea
 Virus
b) Adanya Non Phatogenic Organisme Beberapa non-patogenic organisme yang hidup
dalam air akan menimbulkan gangguan dan kerugian bagi manusia. Diantaranya
adalah :
 Actinomycetes (moldlikose bacteria) Terdapat di dalam air yang kotor,dan dalam
system distri busi air. Menyebabkan timbulnya rasa dan bau yang tidak
diharapkan. Merupakan problem setempat. Dan sporanya dapat menembus
saringan air.

41
 Algae Terdapat di dalam genangan air kotor. Menyebabkan timbulnya rasa dan
bau yang tidak diharapkan.
 Coliform bacteri (Bacteri Coli) Terutama terdapat dalam air permukaan, dan air
yang tercemar oleh kotoran manusia. Coliform bacteri dalam system air minum
digunakan sebagai indicator (petunjuk) untuk mengetahui apakah air telah
tercemar oleh tinja manusia atau kotoran hewan
 Fecal Streptococci Bakteri ini terdapat dalam air yang telah tercemar oleh kotoran
manusai, kotoran hewan.
 Iron Bacteria Terdapat di dalam air tanah dan air permukaan yang mengandung
besi.Menimbulkan warna yang berlendir,menyebabkan clogging pada pipa
saringan di dalam sumur.
 Free Living Worms (cacing yang hidup bebas) Kira-kira ada 7 species dari cacing
Nematoda ini ditemukan di dalam air yang telah diolah.
2. Dampak pencemaran air terhadap lingkungan
Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini cukup mengkhawatirkan apalagi
jika intensitas jumlah polutan di dalam air sudah sangat banyak dan melampaui ambang
batas. Berikut ini adalah beberapa akibat yang akan muncul dari adanya pencemaran air
ini:
 Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air tercemar
tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan karena kadar oksigen di dalam
air menjadi berkurang drastis.
 Munculnya pertumbuhan ganggang dan juga tumbuhan air sebagai parasit yang
sangat pesat. Hal ini tidak baik karena bisa menganggu berbagai aktivitas manusia
misalnya menghambat saat menjaring ikan dan lainnya.
 Jika terjadi penumpukan limbah atau sampah dalam jumlah cukup besar di dalam air
maka bisa menyebabkan pendangkalan air baik itu di danau dan sungai dan hal ini
sangat berbahaya terutama jika musim hujan karena bisa menimbulkan banjir.
 Jika pencemaran air menggukana peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama
namun jika dilakukan secara berlebih maka bisa juga membunuh hewan dan
tumbuhan lain yang ada disekitarnya padahal mereka ini memiliki fungsi yang
sangat baik.

42
Pertemuan : Ketigabelas
Tanggal : 19 April 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas air dan baku mutu aliran
dan effluent
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

INDIKATOR DAN STANDAR KUALITAS AIR DAN BAKU MUTU ALIRAN


DAN EFFLUENT

A. Indikator Pencemaran Air


Indikator atau tanda bahwa air lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati yang dapat digolongkan menjadi :
a) Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat
kejernihan air (kekeruhan), perubahan suhu, warna dan adanya perubahan warna, bau
dan rasa
b) Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia
yang terlarut, perubahan pH
c) Pengamatan secara biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan
mikroorganisme yang ada dalam air, terutama ada tidaknya bakteri pathogen.
Indikator yang umum diketahui pada pemeriksaan pencemaran air adalah pH atau
konsentrasi ion hydrogen, oksigen terlarut (Dissolved Oxygen, DO), kebutuhan oksigen
biokimia (Biochemiycal Oxygen Demand, BOD) serta kebutuhan oksigen kimiawi
(Chemical Oxygen Demand, COD).

B. Penilaian Kualitas Air


Dengan adanya standard kualitas air, orang dapat mengukur kualitas dari berbagai
macam air. Setiap jenis air dapat diukur konsentrasi kandungan unsur yang tercantum
didalam standard kualitas, dengan demikian dapat diketahui syarat kualitasnya,
dengan kata lain standard kualitas dapat digunakan sebagai tolak ukur.
Standard kualitas air bersih dapat diartikan sebagai ketentuan-ketentuan berdasarkan
Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 yang biasanya dituangkan dalam bentuk
43
pernyataan atau angka yang menunjukkan persyaratan–persyaratan yang harus dipenuhi
agar air tersebut tidak menimbulkan gangguan kesehatan, penyakit, gangguan teknis, serta
gangguan dalam segi estetika.
Untuk standart kualitas air secara global dapat digunakan Standar Kualitas Air
WHO. Sebagai organisasi kesehatan internasional, WHO juga mengeluarkan peraturan
tentang syarat-syarat kulaitas air bersih yaitu meliputi kualitas fisik, kimia dan biologi.
Peraturan yang ditetapkan oleh WHO tersebut digunakan sebagai pedoman bagi Negara
anggota. Namun demikian masing-masing negara anggota, dapat pula menetapkan
syaratsyarat kualitas air sesuai dengan kondisi negara tersebut.
Parameter Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang
tidak tercemar atau memenuhi persyaratan, yaitu :
 Syarat fisik
 Syarat kimia
 Syarat biologis
 Syarat radioaktif.

C. Mitigasi Pencemaran Air


Mitigasi sama dengan mengatasi suatu masalah.
Air merupakan salah satu komponen yang dibutuhkan kehidupan manusia. Menurut
Kodoatie (2008) “air merupakan sumber kehidupan. Semua makhluk membutuhkan air.
Ketersediaan air dari segi kualitas maupun kuantitas mutlak diperlukan”. Indonesia
merupakan Negara kepulauan, sehingga sebagian besar wilayahnya merupakan lautan.
Meskipun terdiri atas perairan, kondisi ini masih belum dapat dimanfaatkan dengan baik
oleh masyarakat Indonesia. Sebaliknya, mayoritas masyarakat Indonesia
menyalahgunakan perairan dengan mencemarinya.
Sebenarnya, ekosistem air dapat melakukan ‘rehabilitasi’ secara alami apabila terjadi
pencemaran air. Namun kemampuan rehabilitasi ini ada batasnya. Oleh karena itu,
setidaknya harus ada upaya untuk pencegah dan penanggulangan pencemaran air. Cara
mengatasi pencemaran air dapat dilakukan mulai dari pengenalan dan pengertian yang
baik oleh perilaku masyarakat. Cara mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha
preventif, misalnya dengan membuang sisa-sisa makanan dan bahan organic ke dalam
tong sampah dan jangan dibuang di sungai.

44
D. Pengendalian Pencemaran Air
Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik
merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat.
Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam
tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi.
Demikian juga pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama lebih
aman bagi lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak
menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik
sudah dikembangkan di negaranegara maju. Di samping menghasilkan produk yang aman
bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih
tinggi. Dalam menangkap ikan dihindari penggunaan racun dan bahan peledak.
Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.
Karena akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini sangat tidak baik dan
berbahaya baik itu bagi kesehatan maupun bagi kelangsungan ekosistem. Oleh karena itu
pencemaran air harus diberikan solusi supaya tidak terjadi lagi dan ekosistem dapat
berlangsung seperti seharusnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan
sebagai cara menangani pencemaran air:
1. Menghemat Air
Cara menangani pencemaran air dengan metode ini adalah metode yang paling
sederhana namun yang paling utama harus dilakukan yaitu dengan menghemat air.
Mengapa ini bisa menjadi solusi? Hal ini disebabkan semakin sedikit air yang
digunakan maka jumlah pencemaran yang akan terjadi juga akan sedikit begitu pula
sebaliknya.
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
Hal yang harus diperhatikan lagi dalam cara menangani pencemaran air adalah
dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebaiknya untuk memilah mana
sampah organic, sampah anorganik padat, limbah kimia dan lainnya. Usahakan untuk
tidak membuang sampah langsung ke dalam air karena selain menyebabkan air keruh
juga bisa menyebabkan penyumbatan pada perairan sehingga sangat rawan terjadi
peluapan.
3. Melakukan Servis Kendaraan
Melakukan servis kendaraan secara rutin mungkin tidak memiliki kaitan dengan
pencemaran air. Namun ternyata hal ini berkaitan karena kendaraan yang tidak diservis
45
secara rutin maka sangat mungkin terjadi kebocoran bahan bakar baik itu oli atau bahan
kimia lainnya yang bisa menjadi penyebab pencemaran air.
4. Awasi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida
Meskipun pupuk kimia dan pestisida sangat membantu para petani untuk
menyuburkan tanaman dan membunuh hama namun perlu diingat bahwa air yang sudah
terkontaminasi oleh kedua bahan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia.
Untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan juga pestisida dapat dilakukan dengan
menggantinya dengan pupuk kompos yang alami saja serta melakukan penyiraman
tanaman pada saat pagi dan sore hari supaya mengurangi terjadinya pengupan dan juga
mampu membantu dalam melakukan penghematan air.
5. Hukum yang Ketat
Berikan hukuman yang ketat dan berat kepada mereka yang membuang limbah
sembarangan terutama pada para pelaku industri besar yang membuang limbah zat
kimia dalam jumlah besar.

46
Pertemuan : Keempatbelas
Tanggal : 26 April 2017
Pokok Bahasan : Dampak, Faktor, Indikator, Baku Mutu dan Mitigasi
dari Pencemaran Tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes

DAMPAK, FAKTOR, INDIKATOR, BAKU MUTU DAN MITIGASI


DARI PENCEMARAN TANAH

A. Dampak Pencemaran Tanah


1. Dampak Terhadap Kesehatan
Pencemaran tanah akibat limbah (industri &nrumah tangga) dapat menurunkan
kualitas lingkungan. Bahan yang terendap dalam tanah (senyawa benzen) mampu
menyebabkan leukimia , Karsinogenik, gangguan otak pada anak, kerusakan ginjal, dan
keracunan hati.
2. Pengaruh Penc.Tanah Terhadap Kesehatan Dan Lingkungan
a) Dampak langsung, timbulnya bau yang tidak sedap dan kotor
b) Dampak tidak langsung, tempat pembuangan limbah dapat menjadi perkembangan
organisme penyebab penyakit, atau sebagai vektor (pembawa) penyakit yang
merugikan manusia (pes, kaki gajah, malaria, demam berdarah)
3. Dampak terhadap Ekosistem
a) Dapat menyebabkan kerusakan tanah, akibat limbah, dapat membunuh organisme
yang ada dalam tanah, mengganggu rantai makanan
b) Akibat penumpukan sampah yg tidak bs diuraikan dekomposer, mengakibatkan
kesuburan tanah menurun.
c) Tanah yang tidak subur menyebabkan tumbuhan sulit berkembang (kering dan
tandus)
Dampak Lain :
• Kehilangan humus tanah
• Tanah menjadi padat dan keras
• Pupuk buatan kurang kandungan unsur hara (mikro)
47
• Pupuk organik mudah larut dan terbawa ke perairan, mengakibatkan eutrofication.

B. Faktor Pencemaran Tanah Terhadap Kesehatan


1. Tipe polutan
2. Jalur masuknya ke dalam tubuh
3. Kerentanan yang terkena
4. Lama paparan
5. Jenis polutan
6. Konsentrasi polutan

C. Indikator Kerusakan dan Pencemaran Tanah


Muhjiddin (2012), indikator kerusakan lingkungan”
1. Berubahnya bentangan alam
2. Berubahnya kondisi tanah
3. Berubahnya kondisi lingkungan bekas pertambangan
4. Pencemaran
5. Erosi
6. Sedimentasi
Cara mengetahui tingkat polusi pada Lingkungan yaitu dibutuhkan suatu
pengukuran terhadap faktor fisik, kimia, biologi yg menunjukkan adanya kerusakan pada
lingkungan tercemar dan Indikator polusi dapat mengetahui apakah konsentrasi polutan
sudah melebihi NAB
1. Indikator Fisik
 Menunjukkan kualitas tanah (warna, porositas, tekstur, dll)
 Berbagai polutan tanah dapat merubah sifat-sifat fisik tanah sehingga menurunkan
kualitas tanah.
 Tanah menjadi keras
 Warna cenderung lebih terang
2. Indikator Kimia
 Seperti Nilai pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, pospor, nitrogen,
logam berat dan radio aktif.
 Nilai pH yang terlalu tinggi atau rendah, dan salinitas serta kandungan berbagai
bahan kimia yg terlalu tinggi mengindikasikan telah terjadinya pencemaran tanah.

48
 Biasanya nilai pH rendah
3. Indikator Biologi
 Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran polusi tanah.
 Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yg akan
menyuburkan tanah.
 Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi habitatnya (suhu, kelembaban, pH,
salinitas, aerasi dan tekstur tanah
 Polusi tanah menyebabkan perubahan kondisi tanah yg dapat mengakibatkan
kematian cacing tanah.
 Hewan yang ada dalam tanah berkurang atau tidak ada
 Tanaman sulit tumbuh, bahkan bsa mati

D. Baku Mutu Tanah


1. Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan
tanah untuk produksi biomassa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa
lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta
mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang
kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
2. Tetapi akibat kegiatan manusia, banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No. 150
th. 2000 disebutkan bahwa “Kerusakan/pencemaran tanah untuk produksi biomassa
adalah berubahnya sifat dasar tanah yang melampaui kriteria baku kerusakan tanah
3. PP 150/2000 bertujuan untuk mengendalian kerusakan tanah.
4. Peraturan pemerintah No. 27 tahun 1999, tentang analisis mengenai dampak kriteria
umum baku kerusakan tanah mineral

E. Mitigasi Pencemaran Tanah


Cara pencegahan dan pananggulangan
1. Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan terlebih
dahulu (dibakar)
2. Untuk bahan yg dapat didaur ulang, sebaiknya dilakukan proses daur ulang
3. Membuang sampah pada tempatnya
4. Penggunaan pestisida sesuai dengan dosis
5. Penggunaan pupuk an organik secara tidak berlebihan pada tanaman.

49
Mitigasi lain :
• Remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
Hal yang perlu dilakukan untuk remidiasi
a) Jenis pencemar
b) Jumlah pencemar
c) Perbandingan c/n , dan p
d) Jenis tanah
• Kondisi tanah (basah, kering)
• Telah berapa lama zat pencemar terendapkan
• Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan)

Alternatif mengurangi terjadinya kerusakan tanah


• Memisahkan sampah menurut jenisnya.
• Belajar prinip daur ulang
• Menggalakkan pertanian dengan pupuk kompos
• Memastikan limbah industri sudah dilakukan pengolahan sebelum dibuang
• Mengurangi penggunaan bahan yg tidak bisa diuraikan oleh mikroorganisme.
• Penanganan pestisida sebagai pencemar tanah

50

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengawasan Kualitas Air
    Pengawasan Kualitas Air
    Dokumen18 halaman
    Pengawasan Kualitas Air
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa
    Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa
    Dokumen10 halaman
    Pancasila Sebagai Filsafat Bangsa
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Dasar Dasar Kesehatan Lingkungan
    Dasar Dasar Kesehatan Lingkungan
    Dokumen12 halaman
    Dasar Dasar Kesehatan Lingkungan
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Hakikat Agama Islam
    Hakikat Agama Islam
    Dokumen13 halaman
    Hakikat Agama Islam
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • KESEHATAN LINGKUNGAN
    KESEHATAN LINGKUNGAN
    Dokumen8 halaman
    KESEHATAN LINGKUNGAN
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen19 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Resume Penling
    Resume Penling
    Dokumen50 halaman
    Resume Penling
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • klp.1 Fini
    klp.1 Fini
    Dokumen14 halaman
    klp.1 Fini
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Kimia Udara
    Laporan Kimia Udara
    Dokumen13 halaman
    Laporan Kimia Udara
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen27 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • PBAK
    PBAK
    Dokumen11 halaman
    PBAK
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen8 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen10 halaman
    Bab Ii
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Tps Kelompok 2b B Tanah
    Tps Kelompok 2b B Tanah
    Dokumen10 halaman
    Tps Kelompok 2b B Tanah
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan Kel 5
    Kewirausahaan Kel 5
    Dokumen16 halaman
    Kewirausahaan Kel 5
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen16 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen24 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Pasar Dan Pemasaran
    Pasar Dan Pemasaran
    Dokumen26 halaman
    Pasar Dan Pemasaran
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Kolam Renang Kelompok 3b
    Kolam Renang Kelompok 3b
    Dokumen12 halaman
    Kolam Renang Kelompok 3b
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen6 halaman
    Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Irl Bab I
    Irl Bab I
    Dokumen10 halaman
    Irl Bab I
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Tugas Bahasa Indonesia
    Tugas Bahasa Indonesia
    Dokumen2 halaman
    Tugas Bahasa Indonesia
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • BAB I, 2,3,4 Fogging-1
    BAB I, 2,3,4 Fogging-1
    Dokumen15 halaman
    BAB I, 2,3,4 Fogging-1
    Winda Regina
    100% (1)
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen15 halaman
    Bab 1
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Hotel Kelompok 3B
    Hotel Kelompok 3B
    Dokumen35 halaman
    Hotel Kelompok 3B
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • EKOSISWA
    EKOSISWA
    Dokumen120 halaman
    EKOSISWA
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Doe Perek Kel 16
    Laporan Praktikum Doe Perek Kel 16
    Dokumen47 halaman
    Laporan Praktikum Doe Perek Kel 16
    Sonia Niia II
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Dokumen17 halaman
    Kelompok 8
    Winda Regina
    Belum ada peringkat
  • Toksikan
    Toksikan
    Dokumen8 halaman
    Toksikan
    Winda Regina
    Belum ada peringkat