1
Ada juga yang membagi menjadi tiga, yaitu:
1. Sumberdaya alam non hayati sebagai komponen lingkungan fisik (abiotic
environment)
2. Sumberdaya alam hayati sebagai komponen lingkungan biologi (biotic environment)
3. Sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan sebagai hasil karya dan karsa manusia
disebut sebagai lingkungan kebudayaan (Cultural environment)
Konsep ini dikenal dengan lingkungan ABC (ABC Environment)
Media Lingkungan
Media linghkungan, yaitu benda/alat yang terdapat di lingkungan yang dapat
membawa atau mengantar agen penyakit dari sumber sampai pada host
Standar Baku MutuPersyaratan Kesehatan lingkungan yang meliputi:
air;
udara;
tanah;
pangan;
sarana dan bangunan; dan
vektor dan binatang pembawa penyakit.
Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan
kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat
baik dari aspek fisik, kimia, biologi, maupun sosial.
2
3. Menurut UU No. 32 tahun 2009
Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat,
energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia
sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup yang telah ditetapkan.
Hukum Thermodinamika
Hukum termodinamika merupakan hokum Tuhan tentang energi. Dikenal dua hukum
Termodinamika:
1. Hukum termodinamika I, menjelaskan tentang kekekalan energi (the law of energy
conservation)
Kesimpulan dari Hukum Termodinamika I
a) Energi matahari yang tidak terpakai akan berubah menjadi energi panas yang
menjadi panas lingkungan
b) Energi matahari banyak yang tidak terpakai kalau jatuh pada bangunan, atau tanah
yang gersang
c) Energi matahari yang terpakai dapat ditingkatkan melalui penghijauan atau melalui
genangan air
2. Hukum Thermodinamika II, Menjelaskan tentang sisa (entrophy) dari suatu perubahan
energi (The law of energy entrophy)
Kesimpulan dari Hukum Termodinamika II
a) Pencemaran selalu terjadi dan tidak dapat dihindari akibat adanya entropy dari
kegiatan yang dilakukan
b) Pencemaran dapat diperkecil karena sesungguhnya entropy dari suatu proses daoat
digunakan sebagai sumber energi bagi proses lain
3
Pertemuan : Kedua
Tanggal : 25 Januari 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran udara
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
Suhu Udara
Suhu udara dalah keadaan panas atau dinginnya udara di suatu tempat pada
waktu tertentu, yang di penggaruhi oleh banyaknya atau sedikitnya panas
matahariyang di terima bumi. Suhu udara permukaan merupakan suhu udara pada
ketinggian 1,25 sampai dengan 2,0 meter di atas permukaan bumi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu udara di suatu tempat
Besar kecilnya sudut datang Keadaan tanah
sinar matahari Ketinggian tempat
Lamanya penyinaran matahari Angin lokal
Jarak suatu tempat ke laut Derajat keawanan
Pencahayaan
Pencahayaan yg baik adalah yg memungkinkan manusia dpt melihat obyek
dgn baik, jelas dan tanpa upaya-upaya yg dipaksakan kesesuaian dgn jenis
pekerjaan. Armstrong (1992):
Intensitas pencahayaan yg kurang dapat menyebabkan:
Gangguan visibilitas dan eyestrain
Intensitas pecahayaan yg berlebihan jg dpt menyebabkan :
Glare; reflections; exessive shadows; eyestrain.
5
Kemampuan melihat obyek selain intensitas juga tergantung:
Waktu utk fokus pd suatu obyek, apabila obyek bergerak dgn cepat
menyebabkan susah dilihat
Kelembaban/Kelengasan Udara
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat
dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit
tekanan uap air (kelembaban spesifik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban udara
Suhu. Vegetasi dsb.
Tekanan udara. Ketersediaan air di suatu tempat (air,
Pergerakan angin. tanah, perairan).
Kuantitas dan kualitas penyinaran.
Partikel di Udara :
1. Debu 6. Dustfall (debu jatuh)
2. Kabut 7. TSP (Total Suspended Particulate)
3. Fume 8. PM10
4. Awan 9. PM2,5
5. Asap
2. Faktor Kimia
sulfur dioksida (S02); timbal (Pb);
nitrogen dioksida (N02); asbes;
karbon monoksida (CO); formaldehida ...
volatile organic compound (voc)
Senyawa kimia yang memiliki setidaknya satu karbon dan atom hidrogen
dalam struktur molekul disebut sebagai Organic Compound.
environmental tobacco smoke (ETS).
3. Kontaminan Biologi
jamur;
bakteri patogen; dan
viruss
6
Pertemuan : Ketiga
Tanggal : 1 Februari 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran udara terhadap
kesehatan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
7
Tipe Polutan :
1. Polutan Primer
Adalah bahan kimia yang diemisikan dari sumber emisi dan dapat menurunkan mutu
udara secara langsung:
Contoh: Karbon monoksida (CO), Karbon dioksida (CO2), Partikel Pb, Dll.
2. Polutan sekunder
Bahan Kimia yang terbentuk di atmosfir sebagai akibat berekasinya berbagai bahan
kimia yang ada di udara.
Contoh: Photochemicalsmog, Peroxy Acetyl Nitrat (PAN), Ozon (O3)
a) Photochemical Smog
Faktor/komponen Fisik
Udara Ambien
suhu; partakel debu;dan
pencahayaan; kebisingan.
kelembaban;
8
Pengaruh Suhu Terhadap Persebaran Polutan di Udara
a. Looping
• Terjadi bila penurunan suhu akibat ketinggian
(lapse rate) besar sehingga terjadi kondisi labil
yang kuat.
• Atmosfir didominasi struktur pusaran yang relatif
besar disertai konveksi bebas.
• Disebabkan oleh ukuran pusaran yang lebih besar
dari diameter kepulan maka akibatnya transportasi
kontaminan akan bergerak ke atas dan ke bawah pada alur yang berliku-liku.
• Transportasi yang tidak menentu tersebut dapat mengakibatkan kepulan yang relatif
pekat dan belum mengalami pengenceran kontak dengan penerima pada jarak yang
sangat pendek dari cerobong sehingga lokasi kontak konsentrasi kontaminan
sesaatnya tinggi.
b. Conning
• Terjadi pada waktu siang atau malam pada semua
musim.
• Karakteristik atmosfir berangin dan atau berawan
pada kondisi stabil mendekati netral.
• Tidak adanya turbulensi menyebabkan atmosfir
hanya mengalami psaran konveksi paksaan kecil
yang ditimbulkan oleh gesekan.
• Tidak adanya penguatan vertikal dari kondisi labil maka penyebaran vertikal dan
lateral dari kepulan hampir sama sehingga kepulan berbentuk kerucut simetri.
c. Fanning
• Dicirikan atmosfir yang sangat stabil (adanya
inversi). Kondisi ideal terjadi pada daerah anti
siklon terutama pada malam hari.
• Pada kondisi di mana turbulensi lemah atau
tidak ada sama sekali, hanya ada sedikit
gerakan pada kepulan.
• Udara yang stabil menekan setiap gerakan pengadukan vertikal sehingga difusi
vertikal kecil.
• Tidak adanya transportasi vertikal mengakibatkan konsentrasi kontaminan pada
9
permukaan tanah sangat kecil kecuali cerobongnya rendah atau kepulan tertiup angin
yang mengarah ke topografi yang lebih tinggi di mana kepulan akan bertemu dengan
permukaan tanah.
• Kepulan tipe fanning pada umumnya berpotensi menjadi bentuk kepulan yang lebih
berbahaya atau tipe fumigasi.
d. Lofting
• Tipe lofting merupakan kondisi dispersi
kontaminan yang paling baik.
• Tipe ini dijumpai umumnya pada petang hari
di mana terjadi inversi radiasi.
• Lapisan stabil di bawah kepulan menghalangi
transportasi ke bawah, sedangkan lapisan yang
agak labil di atas mengakibatkan kepulan terdispersi ke atas.
• Kondisi ini seringkali hanya transisi karena bila tinggi inversi melebihi tinggi efektif
cerobong maka kepulan akan berubah menjadi fanning.
e. Fumigtion
• Adalah kondisi kebalikan dari lofting.
• Pada fumigasi inversi di atas kepulan
menghalangi dispersi ke atas.
• Profil penurunan suhu di bawah inversi
mengakibatkan terjadinya pencampuran vertikal
sehingga kepulan akan turun ke permukaan tanah.
Partikulat (partikel)
1. Penggolongan berdasarkan ukuran dan proses pembentukannya
a) Debu (dust)
Patikel padat atau cair, baik bahan organik maupun anorganik yang ukurannya antara
0,1 sampai 25 mikron
b) Kabut
Partikel cair sebagai akibat kondensasi dari bentuk uap, yang ukurannya kurang dari
0,1 mikron.
c) Fume
Partikel zat padat sebagai akibat kondensasi dari bentuk gas, ukurannya kurang dari
0,1 mikron.
10
d) Awan
Partikel zat cair sebagai hasil kondensasi fase gas, ukurannya antara 0,1 sampai 1
mikron.
e) Asap
Partikel zat karbon yang ukurannya kurang dari 0,5 mikron, sebagai akibat
pembakaran tidak sempurna bahan yang mengandung karbon.
2. Penggolongan berdasarkan ukurannya
a) Dustfall (debu jatuhan)
Yaitu debu yang ukurannya besar dari 10 mikron yang cepat mengendap karena
pengaruh gravitasi.
b) Total Suspended Particulate (TSP)
Yaitu keseluruhan debu melayang yang yangtersuspensi dalam udara ambien
c) Inhalable dust (PM10)
Yaitu debu yang ukurannya sepuluh mikron ke bawah yang dapat masuk ke saluran
pernafasan. Disebut juga PM10
d) Respirable dust (PM2,5)
Yaitu debu yang ukurannya 2,5 mikron ke bawah yang dapat masuk sampai saluran
pernafasan bagian dalam. Disebut juga PM2,5
3. Sasaran partikel berdasarkan ukurannya
Kebisingan
1. Baku Tingkiat Kebisingan
Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan;
11
Kasus kebisingan adalah kejadian yang ditandai dg adanya keluhan masyarakat
pada wilayah dan periode waktu ttt yg diakibatkan oleh suatu sumber bising
(Permenkes RI No. 718 tahun 1987).
2. Sumber dan Jenis Bising
a) Sumber Bising
Yg utama berasal dari :
Transportasi
Industri
Perdagangan
Mis : lalu lintas darat, laut, udara, pabrik besar, pertambangan, agraria dll
b) Jenis Bising
Steady noise (continued)
Impact noise (impulsive)
Intermitten (Time varying noise)
3. Dampak Kebisingan
a) Auditory Effect
Temporary hearing lost
Permanent hearing lost
Trauma acoustic
b) Non Auditory Effect
Pekerjaan Fisiologis
Tidur Psikologis
Komunikasi Janin, dll
c) Dampak Terhadap Masyarakat
Selisih Perkiraan Respon Masyarakat
(LR – LK) Kategori Deskripsi
0 dBA - Tidak ada respon
5 dBA Kecil Sedikit keluhan (jarang)
10 dBA Sedang Keluhan meluas
15 dBA Kuat Ada ancaman dari
masyarakat
20 dBA Sangat kuat Aksi masyarakat yang
meluas
12
d) Pengendalian Bising
Pada Sumber Bising
Isolasi
Eliminasi
Substitusi
Maintenance
Rotasi mesin
Dsb
Pada Media
Barrier
Buffer zone
Pengaturan jarak
Pada Penerima
Barrier
APD
13
Pertemuan : Keempat
Tanggal : 8 Februari 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas udara dan baku mutu
udara
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
14
Baku Tingkat Kebisingan
No Zona Maksimun Maksimum
dianjurkan dibolehkan
1 A (rumah sakit, penelitian, dan 35 dB 45 dB
sejenisnya)
2 B (perumahan, pendidikan, dsj.) 45 dB 55 dB
3 C (kantor, pertokoan, 50 dB 60 dB
perdagangan, Pasar< dsj)
4 D (industri, pabrik, stasiun, 60 dB 70 dB
terminal, dsj)
15
Kategori Rentang Penjelasan
Baik 0-50 Tidak memberikan efek bagi kesehatan manusia
atau hewan dan tidak berpengaruh pada tumbuhan,
bangunan ataupun nilai estetika
Sedang 51-100 Tidak berpengaruh pada kesehatan manusia
ataupun hewan, tetapi berpengaruh pada tumbuhan
yang sensitif dan estetika
Tidak Sehat 101-199 Merugikan pada manusia maupun kelompok hewan
yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan
pada tumbuhan ataupun nilai estetika
Sangat Tidak 200-299 Dapat merugikan keehatan pada sejumlah segmen
Sehat populasi yang terpapar
Berbahaya 300 lebih Berbahaya yang secara umum dapat merugikan
kesehatan yang serius pada populasi
Sangat 400 lebih Berbahaya bagi semua orang
Berbahaya *)
16
B. Pengendalian Pencemaran Udara
Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau penanggulangan
pencemaran udara serta pemulihan mutu udara. Ruang lingkup :meliputi
pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambien,
pencegahan sumber pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber tidak
bergerak termasuk sumber gangguan
penanggulangan keadaan darurat.
penetapan baku mutu udara ambien, baku mutu emisi sumber tidak bergerak, baku
tingkat gangguan, ambang batas emisi gas buang dan kebisingan kendaraan bermotor
sebagaimana dimaksud dalam Bab II Peraturan Pemerintah ini;
penetapan kebijaksanaan pengendalian pencemaran udara
17
Pertemuan : Kelima
Tanggal : 15 Februari 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran tanah serta faktor dan
sumber penyebab kerusakan dan pencemaran tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
A. Pengertian Tanah
Menurut Schoeder (1972)
Tanah sebagai suatu sistem tiga fase yang mengandung air, udara , bahan miniral, bahan
organik dan asad-jasad hidup, karena pengaruh berbagai faktor lingkungan pada
permukaan bumi dan kurun waktu, membentuk berbagai hasil perubahan yang memiliki
ciri-ciri marfologi yang khas, sehingga berperan sebagai tempat tumbuh bermacam-
macam tanaman.
a) Tanah adalah media tumbuh bagi tanaman, yang berasal dari kumpulan benda-benda
alam yang terdapat di permukaan bumi (Hanafiah , 2005).
b) Tanah merupakan suatu benda alami yang ada di permukaan kulit bumi yang tersusun
dari empat bahan utama yaitu air, udara, bahan organik dan bahan mineral (Soegiman,
1972.
c) Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan
bahan organik
d) Tanah merupakan salah satu penunjang membantu kehidupan semua makhluk hidup di
bumi
e) Tanah memiliki variasi warna mulai dari hitam kelam, coklat, merah bata, jingga,
kuning, putih.
f) Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yg terbentuk dari komposisi agregat
tanah dan ruang antaragregat.
18
B. Konsep Tanah
Konsep tanah dirumuskan oleh Hans Yenni, menyatakan bahwa tanah
merupakan hasil interaksi lima faktor pembentuk tanah yaitu iklim (climate), bahan induk
(parent material), topografi (relief), makhluk hidup (organism), dan waktu (time).
Tanah sebagai bahan padat (bahan mineral atau bahan organik) yg terletak di
permukaan yang telah dan sedang serta terus menerus mengalami perubahan yang
dipengaruhi oleh faktor pembentuk tanah, bahan induk, iklim, organisme, topografi dan
waktu (dokuchaev).
1. Iklim
Merupakan faktor tunggal yg paling penting, karena dapat secara langsung
mempegaruhi terjadinya proses pelapukan fisik dan kimia, terutama suhu dan curah
hujan.
Pelapukan secara fisik hanya merubah ukuran batuan dari besar ke yg lebih kecil,
komposisi kimia tidak berubah.
Pelapukan kimia, hasil dari aktivitas air, O2 dan CO2, akan terbentuk H2CO3 yg
dapat mempercepat pelapukan batuan.
2. Organisme
Diantaranya tanaman, binatang, serangga, bakteri, fungi.
• Akar tanaman berperan dalam pelapukan batuan secara mekanik dan kimiawi
• Tanaman efek penting karena menentukan tipe dan jumlah bahan organik
• Binatang dan serangga dalam aerasi tanah dan peningkatan bahan organik
19
• Bakteri dan fungi, dalam pembentukan humus (fiksasi N2 dari udara, transformasi
N,P dan S
• Komponen utama Bahan organik tanah (C =52-58%),(O=34-39%),(H=3,3-4,8%),
(N= 3,7-4,1%).
4. Topografi
Menunjukkan posisi hamparan lahan atau kemiringan dan panjang lereng.
Topografi kemiringan tajam, laju aliran limpasan (runoff) tinggi, infiltrasi air
rendah maka populasi tanaman rendah, bahan oranik rendah, erosi meningkat, tanah
permukaan tipis, perkembangan dan pembentukan tanah lambat dan sebaiknya maka
perkembangan dan pembentukan tanah lebih cepat.
5. Waktu
MOHR , membedakan 5 tahapan :
Tahap permulaan (belum mengalami pelapukan)
Tahap juvenil (mulai proses pelapukan)
Tahap viril (saat optimum)
Tahap senil (sudah lanjut)
Tahap akhir (pelapukan sudah berakhir)
20
Pertemuan : Keenam
Tanggal : 22 Februari 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber, pengaruh pencemaran tanah terhadap
kesehatan dan lingkungan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
21
3. Warna tanah
• Hardjowigeno (1992), warna tanah berfungsi sebagai penunjuk dari sifat tanah,
karena tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah, yaitu
kandungan bahan organik.
• Kartasapoetra (2002), intensitas warna tanah dipengaruhi 3 faktor, (1) jenis dan
jumlah mineral,(2) kandungan bahan organik tanah dan (3) kadar air tanah.
• Hanifah (2005), warna tanah merupakan :
a) Sebagai indikator dr bahan induk tanah yg baru berkembang
b) Indikator kondisi iklim untuk tanah yg sdh berkembang lanjut
c) Indikator kesuburan tanah atau kapasitas produktivitas tahan.
4. Konsistensi tanah
• Menunjukkan keekuatan daya kohesi butir-butir tanah, atau daya kohesi butir-butir
tanah dengan benda lain.
• Disesuaikan dengan kandungan air tanah (basah, lembab, kering)
• Caranya dengan memijit tanah basah, lembab atau kering diantara jari-jari tangan
• Tanah yg mempunyai konsistensi baik umumnya mudah diolah dan tidak melekat
pada alat pengolah
5. Temperatur tanah
• Salah satu sifat fisk tanah terutama sangat berpengaruh pada proses yang terjadi di
dalam tanah seperti pelapukan, penguraian bahan tanah dan reaksi-reaksi kimia dan
dapat langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman
B. Pencemaran Tanah
1. Pencemaran tanah secara langsung
Misalnya karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan
pembuangan limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-
lainnya.
2. Pencemaran tanah melalui air
Air yang mengandung bahan pencemar (polutan) akan mengubah susunan kimia tanah
sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di permukaan tanah.
3. Pencemaran tanah melalui udara
Udara yang tercemar akan menurunkan hujan yang mengandung bahan pencemar yang
mengakibatkan tanah tercemar juga.
22
Dan dapat juga terjadi karena :
1. Limbah Domestik
Limbah domestik dapat berasal dari daerah: pemukiman penduduk; perdagang-
an/pasar/tempat usaha hotel dan lain-lain; kelembagaan misalnya kantor-kantor
pemerintahan dan swasta; dan wisata, dapat berupa limbah padat dan cair.
a) Limbah padat berupa sampah anorganik. Jenis sampah ini tidak dapat diuraikan oleh
mikroorganisme (non-biodegradable), misalnya kan-tong plastik, bekas kaleng
minuman, bekas botol plastik air mineral, dsb.
b) Limbah cair berupa; tinja, deterjen, oli, cat, jika meresap kedalam tanah akan
merusak kandungan air tanah bahkan dapat membunuh mikro-organisme di dalam
tanah.
2. Limbah Industri
Limbah industri berupa limbah padat yang merupakan hasil buangan industri berupa
padatan, lumpur, bubur yang berasal dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan
pabrik gula, pulp, kertas, rayon, plywood, pengawetan buah, ikan daging dll.
3. Limbah Pertanian
Limbah pertanian berupa sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah/tanaman,
misalnya pupuk urea , Pestisida pemberantas hama tanaman, misalnya DDT.
b) Pada Ekosistem
- Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia
beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat
menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda
yang hidup di lingkungan tanah tersebut.
- Sampah anorganik tidak ter-biodegradasi, yang menyebabkan lapisan tanah tidak
dapat ditembus oleh akar tanaman dan tidak tembus air sehingga peresapan air dan
mineral yang dapat menyuburkan tanah hilang dan jumlah mikroorganisme di dalam
tanahpun akan berkurang akibatnya tanaman sulit tumbuh bahkan mati karena tidak
memperoleh makanan untuk berkembang.
23
- Limbah cair rumah tangga berupa; tinja, deterjen, oli bekas, cat, jika meresap
kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah bahkan zat-zat kimia yang
terkandung di dalamnya dapat membunuh mikro-organisme di dalam tanah.
- Limbah padat hasil buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan.
- Limbah cair sisa hasil industri pelapisan logam yang mengandung zat-zat seperti
tembaga, timbal, perak,khrom, arsen dan boron merupakan zat yang sangat beracun
terhadap mikroorganisme. Jika meresap ke dalam tanah akan mengakibatkan
kematian bagi mikroorganisme yang memiliki fungsi sangat penting terhadap
kesuburan tanah.
- Penggunaan pupuk yang terus menerus dalam pertanian akan merusak struktur
tanah, yang menyebabkan kesuburan tanah berkurang dan tidak dapat ditanami jenis
tanaman tertentu karena hara tanah semakin berkurang.
- Penggunaan pestisida bukan saja mematikan hama tanaman tetapi juga
mikroorganisme yang berguna di dalam tanah. Padahal kesuburan tanah tergantung
pada jumlah organisme di dalamnya. Selain itu penggunaan pestisida yang terus
menerus akan mengakibatkan hama tanaman kebal terhadap pestisida tersebut.
24
Pertemuan : Ketujuh
Tanggal : 1 Maret 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
26
Geluhan Pasir ≤ 40%, Lempung ≥ 20%, Debu ≥ 60%
Geluh debuan Pasir ≥ 20%, Debu ≥ 60%, Lempung ≥ 20%
Pasir geluh Pasir ≤ 80%, Lempung ≤ 20%
Debuan Pasir ≤ 20%, Debu ≥ 80%
Pasiran Pasir ≥ 80%, Lempung ≤ 20%
2. Struktur Tanah
Struktur tanah adalah susunan antar partikel tanah primer (bahan minerak seperti
pasir, debu, lempung) dan bahan organik serta oksida membentuk agregat tanah.
Agregat tanah meliputi bahan padatan dan pori tanah. Dalam menentukan struktur
tanah harus terlebih dahulu ditetapkan.
3. Kerapatan Butir Tanah (BJ)
Berat jenis tanah ditentukan oleh kadar bahan organik, apabila bahan organik
tinggi maka nilai berat jenis tanah semakin rendah. Penentuan berat jenis dilakukan
secara kuantitatif menggunakan Picno Meter.
4. Kimia Tanah
a. pH Colorimetris Tanah
pH colorimetris adalah metode dalam pengukuran nilai pH dengan menggunakan
larutan indikator dan kertas pH. pH tanah itu sendiri adalah konsentrasi ion H yang
ada dalam tanah dan terkandung pada larutan tanah maupun di bagian kompleks
tanah.
1) pH H2O
Merupakan kemasan aktual atau aktif, yaitu konsentrasi ion H+ dalam larutan
tanah.
2) pH KCl
Merupakan kemasaman potensial atau kemasaman tertukarkan, yaitu konsentrasi
ion H+ yang diadsorbsi koloid tanah.
Kondisi tanah pH (H2O) Kondisi tanah pH (H2O)
Luar biasa masam <> Netral 6,6 – 7,3
Masam sangat kuat 4,5 – 5,0 Agak basis 7,4 – 7,8
Masam kuat 5,1 – 5,5 Basis sedang 7,9 – 8,4
Masam sedang 5,6 – 6,0 Basis kuat 8,5 – 9,0
Agak masam 6,1 – 6,5 Basis sangat kuat 79,0
27
b. Kadar Bahan Organik Tanah (BO)
Harkat angka bahan organik tanah;
Sifat Kimia Tanah Harkat (%)
Bahan organik tanah 0 - 50
c. Kerapatan Massa Tanah (BV)
Berat volume tanah adalah perbandingan antara berat bongkah tanah dan
volume bongkah tanah dan dinyatakan dalam gr/cm3. Pengukuran berat volume
diperlukan sebagai petunjuk untuk mengetahui kepadatan tanah porositas tanah.
Nilai berat volume dipengaruhi oleh tekstur tanah (semakin halus tekstur tanah, nilai
BV semakin besar), kedalaman / jeluk tanah, kadar bahan organik, berat jenis,
mineral penyusun tanah dan tipe strukturnya.
d. Porositas Tanah
Porositas tanah adalah persentasi pori yang terkandung di dalam tanah.
Porositas berpengaruh terhadap gerakan lengas / air di dalam tanah, temperatur,
sirkulasi udara, ketersediaan unsur hara, ruang perakaran dan pengolahan tanah.
Volume pori terdiri atas 3, yaitu:
Pori besar (makro) : didominasi oleh pori untuk sirkulasi udara, ukurannya >
10µm
Pori sedang : rerata diameternya 0,2 - 10µm
Pori kecil (mikro) : rerata diameter <>
28
Pertemuan : Kedelapan
Tanggal : 15 Maret 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran makanan serta faktor
resiko terjadinya pencemaran makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
A. Pencemaran Makanan
Untuk mempertahankan hidupnya, manusia tidak lepas dari makanan. Guna
makanan untuk mendapatkan energi, memperbaiki sel-sel yang rusak, pertumbuhan,
menjaga suhu dan menjaga agar badan tidak terserang penyakit, makanan yang bergizi
merupakan makanan yang mengandung karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan
air. Untuk maksud tersebut kita memerlukan zat aditif.
Makanan yang mengalami penguraian akan menjadi racun bagi tubuh sehingga
menyebabkan sakit bahkan kematian. Makanan yang terurai tersebut menjadi zat organic
yang memiliki energi yang lebih kecil. Berkembangnya mikroba pada berbagai jenis bahan
pangan umumnya tergantung dari jenis bahan pangan, kondisi lingkungan dan cara
penyimpanan serta lama penyimpanan bahan makanan tersebut. Bahan makanan yang
diperlukan manusia adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin ,mineral dan air.
Disamping itu ada pula zat tambahan yang dengan sengaja atau tidak sengaja dimasukkan
ke dalam makanan. Kualitas makanan, kemurnian air dan udara merupakan bagian dari
lingkungan kita.
Bila zat tambahan tersebut ada makanan, mungkin hal tersebut disengaja atau
mungkin pula tidak disengaja. Contoh zat tambahan yang tidak sengaja ada dalam
makanan misalnya salmonella, stafilokokus dan racun botulisme dalam makanan
kaleng.Kemungkinan hal ini terjadi karena cara yang kurang benar dalam hal penyediaan
makanan.Biskuit beracun merupakan salah satu contoh yang pernah terjadi dan telah
menelan banyak korban, kemudian Sisa hormone dalam daging merupakan zat tambahan
29
yang tidak disengaja, biarpun hormone itu digunakan untuk mempercepat pertumbuhan
sebelum hewan dipotong. Tambahan lainnya ialah raksa dan logam lainnya.
Seharusnya zat tambahan yang terdapat dalam makanan haruslah memiliki syarat
sebagai berikut:
1. Aman digunakan
2. Jumlah sekedar memenuhi pengaruh yang diharapkan
3. Sangkil secara teknologi
4. Tidak boleh digunakan untuk menipu pemakai
5. Jumlah yang dipakai haruslah minimum
6. Jangan sampai dituduh pemalsuan.
Zat – zat tambahan yang terdapat pada makanan tersebut dapat menyebabkan
makanan lebih sedap, tampak menarik, baud an rasa lebih sedap, dan makanan lebih tahan
lama (awet).Akan tetapi karena zat-zat tersebut dapat membahayakan bagi manusia,maka
disebut jua zat pencemar.
B. Faktor-faktor Pencemaran
Mikroba patogen terdapat di tempat yang memungkinkan untuk tumbuh dan
berkembang. Ada beberapa faktor yang menyebabkan mikroba tersebut hidup dan
berkembang dalam makanan, antara lain :
Suhu lingkungan, sangat menentukan keselamatan hidup serta daya multiplikasinya.
Makanan, terutama yang berprotein tinggi seperti susu, telur, daging, ikan dan kerang.
Meskipun demikian sayuran dan buahbuahan juga dapat sebagai media bagi mikroba
dengan daya multiplikasi yang lebih lambat.
Kelembaban sangat dibutuhkan mikroba untuk tumbuh. Oleh sebab itu makanan kering
seperti gula, terigu, biskuit dan jenis makanan yang dibakar kering lainnya bukan
merupakan media yang baik untuk multiplikasi mikroba, dalam hal ini bakteri.
30
Selain itu proses pencemaran makanan didukung pula oleh faktor-faktor lain, misalnya :
Manusia atau orang yang terlibat langsung dengan pengolahan/penanganan bahan
makanan, antara lain meliputi : kesehatan, pengetahuan dan kesadarannya pada masalah
kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Lingkungan sekitar, antara lain meliputi : vektor (rodensia, insekta), sampah, kotoran
(manusia, hewan).
Prinsip control terhadap bahan makanan serta sarana untuk pengolahannya, antara lain
meliputi perlengkapan dan peralatan yang digunakan, dan sistim pengolahan bahan
makanan (pemanasan, pendinginan, pengasapan, dan lain-lain)
31
Pertemuan : Kesembilan
Tanggal : 22 Maret 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran makanan serta
bahan dan sumber pencemaran makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
32
3) Racun alam pun bisa berbahaya.
Ada beberapa jenis bahan makanan, baik dari hewan maupun tumbuhan sudah
mengandung zat beracun secara alamiah. Salah satu tumbuhan yang sering
menyebabkan keracunan adalah jamur. Ada dua macam jamur dari jenis amanita yang
sering menyebabkan keracunan.
Jamur Amanita muscaria mengandung racun muscarine yang jika termakan akan
menimbulkan gejala-gejala tertentu dua jam setelah tertelan, yaitu keluar air mata
dan ludah secara berlebihan, berkeringat, pupil mata menyempit, muntah, kejang
perut, diare, rasa bingung, dan kejang-kejang yang bisa menyebabkan kematian.
Jamur Amanita phalloides mengandung racun phalloidine yang akan menimbulkan
gejala keracunan 6-24 jam setelah tertelan, dengan gejala mirip keracunan
muscarine. Selain itu penderita tidak bisa kencing dan akan mengalami kerusakan
hati.
33
Pertemuan : Kesepuluh
Tanggal : 29 Maret 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas makanan serta menilai
standar kualitas makanan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
35
Pertemuan : Kesebelas
Tanggal : 5 April 2017
Pokok Bahasan : Konsep dan faktor pencemaran air
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
A. Konsep Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui
sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan
Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian
besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak
gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau,
uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air,
yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi
mata air, sungai, muara) menuju laut. Air merupakan kebutuhan pokok manusia. Orang
bisa tahan tidak makan sama sekali selama beberapa hari, namun dipastikan dia tidak akan
tahan tidak minum lebih dari 24 jam.
1. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas
mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.
2. Air Minum
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut
departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak
berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung
logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa
proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko
bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
36
berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, namun banyak
zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Saat ini
terdapat krisis air minum di berbagai negara berkembang di dunia akibat jumlah
penduduk yang terlalu banyak dan pencemaran air.
37
Pertemuan : Keduabelas
Tanggal : 12 April 2017
Pokok Bahasan : Jenis, sumber dan pengaruh pencemaran air terhadap
kesehatan dan lingkungan
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
Menurut Wardhana (dalam Lina, 2004) komponen pencemaran air yang berasal dari
industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian dapat dikelompokkan sebagai bahan
buangan: padat, cairan berminyak, organic dan olahan bahan makanan, berupa panas,
anorganik dan zat kimia
1. Bahan buangan padat
2. Bahan buangan organic dan olahan bahan makanan
3. Bahan buangan anorganik
4. Bahan buangan cairan berminyak
5. Bahan buangan berupa panas (polusi thermal)
6. Bahan buangan zat kimia
41
Algae Terdapat di dalam genangan air kotor. Menyebabkan timbulnya rasa dan
bau yang tidak diharapkan.
Coliform bacteri (Bacteri Coli) Terutama terdapat dalam air permukaan, dan air
yang tercemar oleh kotoran manusia. Coliform bacteri dalam system air minum
digunakan sebagai indicator (petunjuk) untuk mengetahui apakah air telah
tercemar oleh tinja manusia atau kotoran hewan
Fecal Streptococci Bakteri ini terdapat dalam air yang telah tercemar oleh kotoran
manusai, kotoran hewan.
Iron Bacteria Terdapat di dalam air tanah dan air permukaan yang mengandung
besi.Menimbulkan warna yang berlendir,menyebabkan clogging pada pipa
saringan di dalam sumur.
Free Living Worms (cacing yang hidup bebas) Kira-kira ada 7 species dari cacing
Nematoda ini ditemukan di dalam air yang telah diolah.
2. Dampak pencemaran air terhadap lingkungan
Akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini cukup mengkhawatirkan apalagi
jika intensitas jumlah polutan di dalam air sudah sangat banyak dan melampaui ambang
batas. Berikut ini adalah beberapa akibat yang akan muncul dari adanya pencemaran air
ini:
Kehidupan organisme dan ekosistem yang ada di dalam wilayah air tercemar
tersebut akan mengalami gangguan bahkan kerusakan karena kadar oksigen di dalam
air menjadi berkurang drastis.
Munculnya pertumbuhan ganggang dan juga tumbuhan air sebagai parasit yang
sangat pesat. Hal ini tidak baik karena bisa menganggu berbagai aktivitas manusia
misalnya menghambat saat menjaring ikan dan lainnya.
Jika terjadi penumpukan limbah atau sampah dalam jumlah cukup besar di dalam air
maka bisa menyebabkan pendangkalan air baik itu di danau dan sungai dan hal ini
sangat berbahaya terutama jika musim hujan karena bisa menimbulkan banjir.
Jika pencemaran air menggukana peptisida yang ditujukan untuk membunuh hama
namun jika dilakukan secara berlebih maka bisa juga membunuh hewan dan
tumbuhan lain yang ada disekitarnya padahal mereka ini memiliki fungsi yang
sangat baik.
42
Pertemuan : Ketigabelas
Tanggal : 19 April 2017
Pokok Bahasan : Indikator dan standar kualitas air dan baku mutu aliran
dan effluent
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
44
D. Pengendalian Pencemaran Air
Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk buatan pabrik
merupakan alternatif tepat untuk mengurangi pencemaran air oleh nitrat dan pospat.
Kompos dan pupuk organik di samping dapat memulihkan kandungan mineral dalam
tanah juga dapat memperbaiki struktur dan aerasi tanah serta mencegah eutrofikasi.
Demikian juga pemanfaatan musuh alami dan parasitoid dalam pemberantasan hama lebih
aman bagi lingkungan. Hama pengganggu populasinya berkurang, tetapi tidak
menimbulkan residu pestisida dalam tanah dan dalam tubuh tanaman. Pertanian organik
sudah dikembangkan di negaranegara maju. Di samping menghasilkan produk yang aman
bagi lingkungan dan kesehatan, produk pertanian organik memiliki nilai jual yang lebih
tinggi. Dalam menangkap ikan dihindari penggunaan racun dan bahan peledak.
Penggunaan jala dan pancing di samping lebih higienis juga tidak menimbulkan kerusakan
lingkungan, kelangsungan regenerasi ikan juga dapat berlangsung baik.
Karena akibat yang ditimbulkan dari pencemaran air ini sangat tidak baik dan
berbahaya baik itu bagi kesehatan maupun bagi kelangsungan ekosistem. Oleh karena itu
pencemaran air harus diberikan solusi supaya tidak terjadi lagi dan ekosistem dapat
berlangsung seperti seharusnya. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan
sebagai cara menangani pencemaran air:
1. Menghemat Air
Cara menangani pencemaran air dengan metode ini adalah metode yang paling
sederhana namun yang paling utama harus dilakukan yaitu dengan menghemat air.
Mengapa ini bisa menjadi solusi? Hal ini disebabkan semakin sedikit air yang
digunakan maka jumlah pencemaran yang akan terjadi juga akan sedikit begitu pula
sebaliknya.
2. Membuang Sampah pada Tempatnya
Hal yang harus diperhatikan lagi dalam cara menangani pencemaran air adalah
dengan tidak membuang sampah sembarangan. Sebaiknya untuk memilah mana
sampah organic, sampah anorganik padat, limbah kimia dan lainnya. Usahakan untuk
tidak membuang sampah langsung ke dalam air karena selain menyebabkan air keruh
juga bisa menyebabkan penyumbatan pada perairan sehingga sangat rawan terjadi
peluapan.
3. Melakukan Servis Kendaraan
Melakukan servis kendaraan secara rutin mungkin tidak memiliki kaitan dengan
pencemaran air. Namun ternyata hal ini berkaitan karena kendaraan yang tidak diservis
45
secara rutin maka sangat mungkin terjadi kebocoran bahan bakar baik itu oli atau bahan
kimia lainnya yang bisa menjadi penyebab pencemaran air.
4. Awasi Penggunaan Pupuk Kimia dan Pestisida
Meskipun pupuk kimia dan pestisida sangat membantu para petani untuk
menyuburkan tanaman dan membunuh hama namun perlu diingat bahwa air yang sudah
terkontaminasi oleh kedua bahan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi oleh manusia.
Untuk mengatasi penggunaan pupuk kimia dan juga pestisida dapat dilakukan dengan
menggantinya dengan pupuk kompos yang alami saja serta melakukan penyiraman
tanaman pada saat pagi dan sore hari supaya mengurangi terjadinya pengupan dan juga
mampu membantu dalam melakukan penghematan air.
5. Hukum yang Ketat
Berikan hukuman yang ketat dan berat kepada mereka yang membuang limbah
sembarangan terutama pada para pelaku industri besar yang membuang limbah zat
kimia dalam jumlah besar.
46
Pertemuan : Keempatbelas
Tanggal : 26 April 2017
Pokok Bahasan : Dampak, Faktor, Indikator, Baku Mutu dan Mitigasi
dari Pencemaran Tanah
Dosen Pembimbing : Dr. Burhan Muslim, SKM, M.Si
Suksmerri, S.Pd, M.Pd, M.Si
Asep Irfan, SKM, M.Kes
Basuki Ario Seno, SKM, M.Kes
48
Biasanya nilai pH rendah
3. Indikator Biologi
Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran polusi tanah.
Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yg akan
menyuburkan tanah.
Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi habitatnya (suhu, kelembaban, pH,
salinitas, aerasi dan tekstur tanah
Polusi tanah menyebabkan perubahan kondisi tanah yg dapat mengakibatkan
kematian cacing tanah.
Hewan yang ada dalam tanah berkurang atau tidak ada
Tanaman sulit tumbuh, bahkan bsa mati
49
Mitigasi lain :
• Remediasi, yaitu kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah
Hal yang perlu dilakukan untuk remidiasi
a) Jenis pencemar
b) Jumlah pencemar
c) Perbandingan c/n , dan p
d) Jenis tanah
• Kondisi tanah (basah, kering)
• Telah berapa lama zat pencemar terendapkan
• Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan)
50