TINJAUAN PUSTAKA
mencapai 1 cm pada umur 1 minggu, 16-18 cm pada umur satu bulan, dan 25 cm
pada umur tiga bulan. Laju pertumbuhannya kemudian melambat dan untuk
akar tunggang menembus tanah dipengaruhi oleh kondisi air tanah dan struktur
tanah. Pada tanah yang jeluknya dalam dan berdrainase baik, akar tunggang kakao
Tanaman kakao yang berasal dari biji, setelah berumur sekitar satu tahun
kualitas bibit, kesuburan tanah, dan intensitas cahaya yang diterima. Jorket
temperatur ideal bagi tanaman kakao adalah 300 – 320 C (maksimum) dan 180 –
210 C (minimum). Kakao dapat juga tumbuh baik pada temperatur 150 C perbulan
Tanaman kakao membutuhkan curah hujan yang sebaranya merata atau curah
hujan tahunannya lebih besar dari evapotranspirasinya. Kisaran curah hujan yang
6
daun rendah. Fotosintesis maksimum diperoleh pada saat penerimaan cahaya pada
fotosintesis setiap daun yang telah membuka sempurna berada pada kisaran 3-30
% cahaya matahari atau pada 15 % cahaya matahari penuh. Hal ini berkaitan pula
dengan pembukaan stomata yang lebih besar bila cahaya matahari yang diterima
tinggi dan konstan, yakni diatas 80%. Nilai kelembapan ini merupakan
Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memiliki pH
6-7,5 tidak lebih tinggi dari 8 serta tidak lebih rendah dari 4, paling tidak pada
tinggi dan efek racun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah
Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liat
berpasir dengan komposisi 30-40 % fraksi liat,50% pasir, dan 10-20 % debu.
Susunan demikian akan mempengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi
tanah. Struktur tanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan
gerakan air dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar. Tanah
7
tipe latosol dengan fraksi liat yang tinggi ternyata sangat kurang menguntungkan
Media Tanam
misalnya tanah bagian atas (top soil) pada ketebalan 10-20 cm, dan berasal dari
areal pembibitan dan sekitarnya. Tanah yang digunakan harus memiliki struktur
yang baik, tekstur yang remah dan gembur, tidak kedap air serta bebas
Lapisan atas tanah atau top soil cukup banyak mengandung bahan
Sedangkan tanah sub soil adalah tanah yang mengalami cukup pelapukan,
Tanah yang subur yaitu tanah yang mempunyai profil yang dalam
aktivitas jasad renik yang tinggi. Kandungan unsur haranya yang tersedia bagi
tanaman adalah cukup dan tidak terdapat pembatasan tanah untuk pertumbuhan
tanaman. Pupuk adalah bahan yang diberikan kedalam tanah baik yang organik
maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara
dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi tanaman dalam
subur. Berdrainase baik, permukaan air tanah cukup dalam, solum cukup dalam
(80 cm), pH tanah 4-6, dan tanah tidak berbatu. Tanah latosol, ultisol dan aluvial,
tanah gambut saprik, dataran pantai dan muara sungai dapat dijadikan perkebunan
tanah dan struktur tanah. Pada tanah yang dalam dan berdrainase baik, akar kakao
dewasa mencapai kedalaman 1,0 – 1,5 m. Pertumbuhan akar kakao sangat peka
pada hambatan, baik berupa batu, lapisa keras, maupun air tanah. Apabila selama
pertumbuhan, akar menjumpai batu, akar tunggang akan membelah diri menjadi
TKKS
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan salah satu jenis limbah
padat yang dihasilkan dalam industri minyak sawit. Jumlah TKKS ini cukup besar
karena hampir sama dengan jumlah produksi minyak sawit mentah. Limbah
TKKS adalah selulosa (40-60%), disamping komponen lain yang jumlahnya lebih
kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30 %) (Dekker, 1991). Salah
satu alternatif pemanfaatan tandan kosong kelapa sawit adalah sebagai pupuk
Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan sisa tandan buah segar (TBS)
yang telah dirontokan buahnya setelah dipanen dalam proses pengolahan dipabrik
kelapa sawit. Banyaknya tandan kosong adalah 27% dari produksi tandan buah segar
9
dan bila dibakar akan diperoleh abunya sebanyak 1.65% dari berat tandan kosong
(Putra, 2010).
Abu TKKS atau disebut juga dengan abu janjang merupakan limbah padat dari
hasil pembakaran TKKS didalam incenerator pabrik pengolahan kelapa sawit. Abunya
tersebut dapat dijadikan sebagai pupuk dengan kandungan kalium yang cukup tinggi,
yaitu sekitar 35-45% K2O. Komposisi kandungan kimia dari abu TKKS adalah sebagai
berikut: K2O (35-40 %), P2O5 (3,4-5,0%), MgO (6,0-9,0%), CaO (5,0-5,5%), Mn (200-
250 ppm) dan B (800-1000 ppm). Selain itu Hermawan, et al., (1999) menyatakan
bahwa TKKS mempunyai nilai nutrisi yang tinggi dan berpotensi untuk dijadikan
sebagai pupuk organik. Hasil analisis kimianya adalah : 34% C, 0,8% P2O5, 5,0% K2O,
1,7% CaO, 4,0% MgO dan 275 ppm Mn serta dengan nilai C/N rasio yang tinggi yaitu
43, sehingga sulit di dekomposisi oleh mikroba. Nuryanto (2000) menambahkan bahwa
TKKS mengandung selulosa 45, 95%, hemiselulosa 22,84% dan lignin 22,60 %.
Tingginya kandungan lignin dan selulosa dalam TKKS menyebabkan bahan tersebut
Fungsi TKKS antara lain adalah konservasi air, perbaikan truktur tanah,
dan penyediaan beberapa unsur hara. Dalam hal konservasi air, pupuk organik
turut menjamin agar air tetap tersedia bagi tanaman dan tidak segera turun ke
lapisan bawah tanah. Ketersediaan air tersebut juga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan tanaman akan air. Air tersebut juga berfungsi melarutkan unsur-unsur
hara yang pada mulanya tidak tersedia bagi tanaman. Proses pelarutan ini sangat
penting karena unsur-unsur hara hanya dapat tersedia bagi tanaman dalam bentuk
bagi akar untuk pernafasan, memungkinkan penetrasi akar dalam tanah, dan
memberi peluang bagi terjadinya penguapan air dari dalam tanah (evaporasi)
(Putra, 2010).
Blotong Tebu
gelap, yang sering dibuang sehingga menimbulkan polusi bau.,blotong yang sudah
Blotong atau disebut “filtermud” adalah kotoran nira tebu dari proses
dihasilkan dari tiap hektar pertanaman tebu yaitu sekitar 4-5%. Kotoran nira ini
terdiri dari kotoran yang dipisahkan dalam proses penggilingan tebu dan
pemurnian gula. Persentase kotoran nira ini cukup tinggi yaitu 9-18% dari tebu
basah, dan sangat cepat terdekomposisi menjadi kompos. Pada umumnya blotong
untuk pertanian. Limbah pabrik tersebut dapat dimanfaatkan menjadi salah satu
alternatif solusi sebagai pupuk kompos dalam budidaya tanaman tebu di lahan
kering guna meningkatkan pertumbuhan dan hasil tebu itu sendiri (Leovici, 2012)
11
memiliki kandungan hara berupa C-organik, Nitrogen, Kalium dan Fosfor yang
merupakan unsur hara makro primer yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
tanaman karena kandungan unsur haranya belum memenuhi standar pupuk. Untuk
itu diperlukan proses pengomposan terlebih dahulu guna meningkatkan unsur hara
bahan sehingga bisa dijadikan pupuk yang bisa dimanfaatkan tanaman. Untuk
dapat dijadikan kompos, suatu bahan organik harus memiliki rasio C/N berkisar
perbaikan sifat tanah antara lain daya menahan air tinggi, berat volume rendah,
porous dan KTK tinggi. Blotong menunjukkan potensi yang besar untuk
dalam tanah terutama unsur N, P, dan Ca serta unsur mikro lainnya. Peranan
kompos blotong pada tanah dapat dipastikan sama dengan peranan kompos atau
Solid Decanter
Decanter solid (DS) adalah limbah padat yang dihasilkan dari pengolahan
bahan pengganti pupuk, DS segar biasanya dikeringkan dulu, untuk itu diperlukan
dryer yang investasi dan biaya operasinya cukup besar. DS kering yang
dihasilkan, kadar airnya tidak boleh lebih dari 15%, kalau lebih maka bahan cepat
berjamur dan tidak dapat disimpan lama. Produksi DS segar adalah sekitar 5.7%
dari TBS. Sedangkan produksi DS kering adalah sekitar 2% dari TBS. Baik DS
segar maupun DS kering dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti pupuk pada
Decanter solid dihasilkan dari decanter dari stasiun klarifikasi dan solid ini
dari pabrik akan diaplikasikan ke perkebunan sawit, solid ini merupakan bahan
dapat bervariasi, tetapi secara umum 1 ton DS segar (setara dengan 0.35 ton DS
dibutuhkan tanaman dalam meningkatkan produksi dan mutu hasil tanaman yang
tanah sehingga unsur-unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman
Menurut Samekto (2006) pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari
kandang ternak, baik berupa kotoran padat (feses) yang bercampur sisa makanan
maupun air kencing (urine), seperti sapi, kambing ayam dan jangkrik. Pupuk
kandang tidak hanya mengandung unsur makro seperti nitrogen (N), fosfat (P) dan
13
kalium (K), namun pupuk kandang juga mengandung unsur mikro seperti kalsium
(Ca), magnesium (Mg), dan mangan (Mn) yang dibutuhkan tanaman serta
kandang berpengaruh untuk jangka waktu yang lama dan merupakan gudang
petani seperti, memperbaiki struktur dan tekstur tanah, menaikkan daya serap
tanah terhadap air, menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah dan sebagai
sumber zat makanan bagi tanaman. Pada umumnya para petani menggunakan
Pupuk kandang memiliki sifat yang alami dan tidak merusak tanah,
menyediakan unsur makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, dan belerang) dan
mikro (besi, seng, boron, kobalt, dan molibdenium). Selain itu, pupuk kandang
nilai kapasitas tukar kation dan memperbaiki struktur tanah (Syekhfani, 2000).
Jenis pupuk kandang berdasarkan jenis ternak atau hewan yang menghasilkan
kotoran antara lain adalah pupuk kandang sapi, pupuk kandang kuda, pupuk
kandang kambing atau domba, pupuk kandang babi, dan pupuk kandang unggas
(Hasibuan, 2006).
makro utama juga mengandung Ca, Mg, dan S sebagai unsur makro sekunder dan
sejumlah kecil unsur mikro seperti Mn, Cu, dan B. Akan tetapi, pemanfaatan
14
pupuk kandang sebagai sumber hara yang tersedia harus mengalami dekomposisi
kesuburan tanah (Sarief, 1985). Sedangkan menurut Buckman dan Brady tahun
1961 (Hakim et al., 1986) pupuk kandang juga mempunyai kekurangan yaitu
Pupuk Nitrogen
berkadar tinggi. Unsur Nitrogen merupakan zat hara yang sangat diperlukan
tanaman. Pupuk Urea berbentuk butir-butir kristal berwarna putih, dengan rumus
kimia CO(NH2)2, merupakan pupuk yang mudah larut dalam air dan sifatnya
tempat kering dan tertutup rapat. Pupuk Urea mengandung unsur hara N sebesar
dari sel tumbuhan terdiri dari senyawa nitrogen. Senyawa nitrogen digunakan oleh
tanaman untuk membentuk asam amino yang akan diubah menjadi protein.
klorofil,asam nukleat, dan enzim. Karena itu, nitrogen dibutuhkan dalam jumlah
dan kadar selulosa, tetapi sering menurunkan kadar sukrosa, polifruktosa, dan pati.
Hasil asimilasi CO2 diubah menjadi karbohidrat dan karbohidrat ini akan disimpan
imbangan imbangan ion lain, termasuk Mg untuk pembentukan klorofil dan ion
fosfat untuk sintesis asam nukleat. Penyerapan N nitrat untuk sintesis menjadi
tanaman juga tergantung pada tingkat kesuburan tanah dan bentuk/jenis pupuk
terhadap tinggi tanaman dan bobot biomas tanaman. Semakin besar pemberian N,
tanah, pertumbuhan tanaman yang tidak optimal, dan pada akhirnya menyebabkan
Pupuk Fosfor
Fosfor (P) merupakan salah satu nutrisi utama yang sangat penting dalam
ditemukan sebagai fosfat dalam beberapa mineral, tanaman dan merupakan unsur
pokok dari protoplasma. Fosfor terdapat dalam air sebagai ortofosfat. Sumber P
alami dalam air berasal dari pelepasan mineral dan biji-bijian (Sianturi, 2008).
Unsur hara fosfor (P) merupakan unsur hara esensial yang dibutuhkan
tanaman. Tidak ada unsur hara lain yang dapat mengganti fungsinya di dalam
tinggi. Fungsi penting P dalam tanaman yaitu dalam proses fotosintetis, transfer
organik tanah, P-tersedia tanah, kadar P-daun, serapan P-tanaman, tinggi tanaman,
berat kering tajuk tanaman dan berat kering akar tanaman (Siregar et al., 2015).
17
pertumbuhan. Seperti halnya unsur N, unsur P juga bersifat mobil, yaitu apabila
jaringan muda, sehingga yang defisiensi lebih dulu pada jaringan tua. Ciri
tanaman yang kekurangan P : tanaman menjadi kerdil, bentuk daun tidak normal
dan apabila sudah parah maka bagian daun, buah, dan batang akan mati dan