Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai seorang mahasiswaa sudah sewajarnya kia melakukan berbagai kegiatan. Keberadaan statistik
sangatpenting untuk membantu mengumpulkan dan mengolah data yang didapatkan ketika melakukan
penelitian. Perlu diketahui bahwa tidak semua data dapat diolah dengan cara yang sama. Ada beberapa metode
dan pengolahan data sesuai dengan karakteristik data. Untuk itu statistik memberikan cara-cara pengumpulan,
penyusunan data menjadi bentuk yang lebih mudah untuk dianalisis sehingga dapat memberikan informasi
yang jelas sebagai petunjuk didalam pengambilan keputusan dengan metode yang sesuai dengan karakteristik
data yaitu dengan adanya tendensasi sentrak yang digunakan untuk menggambarkan suatu nilai yang mewakili
nilai pusat atau nilai sentral dari suatu gugus data. Tendensi sentral sering sekali digunakan untuk mengetahui
rata-rata (mean), nilai yang berada ditengah data (medan), nilai yang sering muncul dalam data (mode) dan
masih banyak lagi yang dapat dihitung dalam tendensi sentral. Dengan tendensi sentral analis data dalam
penelitian dapat dilakukan dengan tepat. Pemahaman dan pengetahuan mengenai tendensi sentral sangat
pentingsehingga pengetahuan terhadap tendensi sentral sangat penting bagi mahasiswa. Untuk hal tersebutlah
dibuat makalah ini. Ukuran letak data adalah suatu nilai tunggal yang mengukur letak nilai-nilai pada suatu
data, atau biasanya juga disebut dengan ukuran yang didasarkan pada letak dan ukuran tersebut dalam suatu
distribusi. Dalam ukuran letak data kita mengenal adanya kuartil, desil serta persentil.

Pembuatan karya tulis ini berdasarkan tugas mata kuliah Probabilitas dan Statistik yaitu Ukuran
pemusatan dan letak data . Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah tersebut.

1.2 Rumusan masalah


Dalam karya tulis ini saya akan membahas beberapa permasalasahan. Diantaranya adalah :
1. Apa saja ukuran pemusatan untuk data tak berkelompok ?
2. Apa saja ukuran pemusatan untuk data berkelompok?
3. Apa saja ukuran letak data?

1
1.3 Batasan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membatasi topic permasalahan yang akan kami bahas yaitu,Ukuran
pemusatan dan letak data.

1.4 Tujuan
Tujuan penyusun karya tulis ini yang pertama adalah untuk memenuhi tungas mata kuliah Probabilitas
dan statistic . Yang kedua adalah agar para penyusun mendapatkan ilmu dan kompetensi yang lebih dalam
Terkait Ilmu Statistik, terutama Ukuran pemusatan dan letak data . Yang ketiga adalah agar karya tulis ini dapat
dijadikan sumber referensi oleh para pembaca sebagai dasar pemikiran untuk dikembangkan atau untuk
dilengkapi.

1.5 Manfaat

Mempelajari lebih dalam mengenai Ukuran pemusatan dan letak data serta mempelajari bagaimana Dasar
dalam memahami ilmu statistika dan fungsinya dalam dunia kerja di era sekarang.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ukuran Pemusatan (Measure of Central Tendency)


Pengukuran nilai sentral merupakan upaya yang ditujukan untuk mengetahui besarnya nilai rata – rata distribusi
data yang terlah diperoleh dari suatu penyelidikan. Untuk menghitung besarnya nilai rata – rata, maka perlu
dibedakan secara jelas jenis datanya; data berkelompok (gouped data) atau data tidak berkelompok (un-grouped
data). Disamping jenis datanya juga perlu dipertimbangkan asal datanya apakah berasal dari poplasi ataukah
dari sampel. Apabila penelitian tersebut merupakan penelitian populasi maka angka (indeks) hasil perhitungan
yang menggambarkan sifat kelompok disebut parameter, apabila data berasal dari sampel angka (indeks)
tersebut disebut statistic.

Nilai rata- rata dapat dibedakan kedalam berbagaijenis pengukuran yang masing – masing sifat yang berbeda.
Ukuran rata – rata tersebut antara lain : rata –rata hitung (mean), median, mode, rata – rata kuadrat, rata – rata
harmonic dan rata – rata ukur.

A. Rata hitung
Untuk data tidak berkelompok
Rumus yang digunakan untuk menghitung rata – rata hitung (𝜇) data tidak berkelompok adalah :

Contoh : Uang hasil penjualan barang – barang dagangan dalam satu hari dari lima toko kelontomg di
jalan Godean adalah sebagai berikut
Toko A ×1 Rp500.000,-
B ×2 Rp400.000,-
C ×3 Rp550.000,-
D ×4 Rp600.000,-
E ×5 Rp350.000,-

3
Jadi, rata – rata hasil penjualan setiap toko perhari adalah Rp480.000,-
Data berkelompok
Untuk data berkelompok, rata- rata hitun gdihitung menggunakan rumus:
Σ𝑓𝑚
𝜇=
𝑁
Contoh perhitungan rata – rata hitung (𝜇) untuk data berkelompok:

Σ𝑓𝑚 6.042
𝜇= = = 75,52
𝑁 80
Cara mencari 𝜇 data berkeolmpok :
a. Carilah nilai mid point pada masing – masing kelompok.
b. Kalikan frekuensi dengan niali mid point (pada tiap – tiap kelas)
c. Jumlahkan hasil perkalian f dengan M pada masing – masing kelas
d. Bagi jumlah hasil perkalian f dengan M(hasil dari c) dengan jumlah kasus (N).

4
B. Median
Median merupakan ukuran rata – rata yang pengukurnannya didasarkan atas nilai yang berada ditengah
distribusi frekuensinya. Data tak berkelompok
Untuk mencari median data tak berkelompok maka urutannya adalah sebagai berikut:
a. Menyusun urutan data secara teratur.
b. Kemudian mencari letak mediannya dari distribusi yang ada dengan menggunakan rumus:

𝑁+1
𝐿𝑒𝑡𝑎𝑘 𝑚𝑒𝑑 =
2
c. Setelah nilai dat diurutkan dan letak median diperoleh, maka akan didapati nilai median yang
sebenarnya.
Contoh, jumalh perolehan uang hasil penjualan barang selama satu hari di lima toko buah toko
kelontong dijalan Godean adalah (untuk jumlah data ganjil).
X1 = Rp560.000,-
X2 = Rp400.000,-
X3 = Rp550.000,-
X4 = Rp600.000,-
X5 = Rp350.000,-
Setelah durutkan (mulai dari yang terkecil) dats tersebut menjadi :
X1 = Rp350.000,- X2 = Rp400.000,- X3 = Rp500.000,-
X4 = Rp550.000,- X5 = Rp550.000,-

𝑁+1 5+1
Letak med = = = 3 Maka nilai med = Rp 500.000,-
2 2

Untuk data genap, misalnya:


X1 = Rp560.000,-
X2 = Rp400.000,-
X3 = Rp550.000,-
X4 = Rp600.000,-
X5 = Rp350.000,-
X6 = Rp700,000,-

5
Setelah disusun menjadi :
X1 = Rp350.000,- X2 = Rp400.000,- X3 = Rp500.000
X4 = Rp550.000,- X5 = Rp600.000,- X6 = Rp700.000,-
Letak med = (N + 1)/2 = (6+1)/2 = Rp525.000,-
Nilai med ang terletak antara no 3 dan nomor 4, yaitu (500.000 + 550.000)/2 = Rp525.000,-
Berikut adalah data ujian statistika 15 mahasiswa (N=15).
Hitunglah nilai median!

Letak med = (N +1 )/2= (15+1)/2=8


Med = X8 = 76

6
Data berkelompok
Untuk menghitung med data berkelompok, digunakan rumus:

N/2 = Letak median


TKB = Nilai tepi kelas bawah dari letak median
FKKB = Jumlah frekuensi komulatif kurang dari tepi kelas bawah yang ada dibawah kelas
mediumnya.
FKKA = Jumlah frekuensi komultif kurang dari tepi kelas atas yang ada dibawah kelas mediumnya.
Ci = Kelas Interval
Contoh perhitungan med data berkelompok:

7
Letak med = N/2 = 80/2 = 40
TKB = 73,5; FKKDA = 57; FKKDB = 33; Ci = 6

C. Mode
Mode merupakan suatu pengamatan dalam distribusi frekuensi yang memilki jumlah pengamatan yang
paling banyak.
Data tak berkelompok
Untuk data tak berkelompok, dengan contoh penyelidikan jumlah perolehan uang hasil penjualan
barang dari tujuh toko kelontong di jalan Wates:
X1 = Rp500.000,-
X2 = Rp400.000,-
X3 = Rp550.000,-

8
X4 = Rp600.000,-
X5 = Rp350.000,-
X6 = Rp700.000,-
X7 = Rp600.000,-

Berdasarkan data diatas nampk bahwa nilai yang paling sering muncul adalah Rp600.000,- yaitu dua
kali, sementara yang lain hanya satu kali.

Berikut adalah data nilai ujian statistika dari 15 mahasisiwa program studi Manajemen, Fakultas
Ekonomi Universias Nusantara (N=15).Carilah modenya!

Data berkelompok
Untuk data berkelompok, mode dihitung dengan rumus:

Tk = nilai tepi kelas bawah dimana mode berada


d = selisih frekuensi mode dengan frekuensi sebelumnya.
d = selisih frekuensi mode dengan frekuensi sesudahnya.

9
Frekuensi tertinggi = 24
d1 = 24-13 =11
d2 = 24-9 = 15

10
D. Rata – rata kuadrat
Data tak berkelompok
Untuk data tak berkelompok, rata –rata kuadrat dihitung dengan rumus

Contoh untuk data tidak berkelompok perolehan uang hasil penjualan barang dagangan dilima toko
disepanjang jalan Solo.
X1 = Rp500.000,-
X2 = Rp400.000,-
X3 = Rp550.000,-
X4 = Rp600.000,-
X5 = Rp 350.000,-

11
Data berkelompok
Untuk data berkelompok, mean kuadrat dihitung dengan rumus

Untuk data berkelompok dengan data yang sama dengan contoh pada mean, median dan mode.

f = Frekuensi pada masing – masing kelas


M = nilai mid point pada masing – masing kelas

12
Cara menhitung MK:
a. Carilah nilai mid point pada masing - masing kelas
b. Kuadratkan mid point pada masing – masing kelas (M2)
c. Kalikan frekuensi dengan M pada masing – masing kelas(f M2)
d. Jumlahkan masing – masing FM2 (fM2)
e. Bagilah (fM2) dengan N
f. Carilah MK dengan mengakar hasil dari e.

E. Rata – rata harmonis


Data tak berkelompok
Rata – rat harmonis merupakan ukuran dari distribusi data. Bila hasil pengamatan data didapatkan nilai
– nilai sebesar X1,X2,X3,…Xn maka rata – rata harmonisnya adalah :

13
MH = rata –rata harmonis
N = jumlah data

Dengan menggunakan contoh data tak berkelompok Xi(Rp000,-):500,400,550,650,350.

14
Data berkelompok
Untuk data berkelompok, rata - rata harmonis dihitung dengan menggunakan rumus

Contoh perhitungan

Rata – rata harmonis untuk daya kelompok = Rp74,39.

15
Cara menhitungnya :
Carilah niali mid point (M) pada masing – masing kelas.
Bagilah nilai frekuensi dengan M pada masing – masing kelas.
Jumlahkan hasil dari nomor b.
Untuk menghitung MH maka bagilah N dengan hasil dari c.
F. Rata – rata Ukur
Data tak berkelompok
Rata- rata ukur data tak berkelompok dihitung dengan rumus:

Dengan menggunakan contoh data tak berkelompok Xi Rp100.000,-,Rp80.000,-,Rp120.000,-


,Rp125.000,-,dan Rp75.000,-

16
MG = anti log 4,99 = Rp 97.800,-
Cara menghitungnya:
Hitunglah log dari masing – masing X
Jumlahkan tiap nilai log X(∑𝑁
𝑖=𝐼 log 𝑋𝑖 )

Kalikan hasil dari b dengan 1/N sehingga akan diperoleh log MG


Hitung anti log hasil dari c untuk memperoleh MG
Data berkelompok
Untuk menghitung rata – rata ukur data berkelompok digunakan rumus:

f = frekuensi masing – masing kelas


log Mi = nilai midpoint pada masing – masing kelas
N = Jumlah kasus
Contoh perhitungan

17
Cara mengitungnya
Hitunglah nilai mid point pada masing – masing kelas.
Hitunglah log masing – masing mid point.
Kalikan frekuensi dengan mid point pada masing – masing kelas.
Jumlahkan masing – masing hasil dari nomor c.
Bagilah hasil dari nomor d dengan N.
MGdihitung dengan menghitung anti log dari e

2.2 Ukuran letak Data

Selain ukuran pemusatan data, ada juga ukuran letak data yang masih merupakan salah satu pengukuran data
dalam statiska. Jika pada ukuran pemusatan data terdapat median, mean dan modus. Pada ukuran letak data
terdapat kuartil, desil dan persentil. Untuk menentukan nilai ukuran letak data, data harus kita urutkan terlebih
dahulu dari data nilai yang paling kecil ke data yang lebih besar.

Ukuran letak data

Kuartil

Kuartil adalah nilai yang membagi suatu data terurut menjadi empat bagian yang sama. Kuartil dialmbangkan
dengan Q . Jenis kuartil ada 3, yaitu kuartil pertama (Q1) , kuartil kedua (Q2), dan kuartil ketiga (Q3).

1. Kuartil Untuk data tunggal

Keterangan :
Q1 = Kuartil ke – i

18
n = banyaknya data
Contoh soaln kuartil data tunggal

Tentukan Q1 , Q2 dan Q3 dari data : 7,3,8,5,9,4,8,3,10,2,7,6,8,7,2,6,9,

Jawab :

Data terurut : 2,2,3,3,4,5,6,6,7,7,7,8,8,8,9,9,10

n = 17

2. Kuartil untuk data Bergolong (Berkelompok)

Menentukan letak kuartil untuk data berkelompok

19
Keterangan :
Qi = kuartil ke-i
Tb = tepi bawah kelas kuartil
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil

Tentukan Qi dari data berikut:

Jawab :

20
Desil

Desil merupakan nilai yang membagi data menjadi sepuluh bagian sama besar. Desil sering dilambangkan
dengan D. jenis ada 6, yairu D1 , D2 , D3, ….,…,…,D9.

1. Desil untuk data tunggal

Keterangan :
Di = desilk e-i
n = banyaknya data

Contoh soal desil data tunggal

Tentukan desil ke-8 dari data : 6,3,8,9,5,9,9,7,5,7,4,5,8,3,7,6,.

Jawab:

n = 16

data terurut = 3,3,4,5,5,5,6,6,7,7,7,8,8,9,9,9.

21
2. Desil untuk data Bergolong ( berkelompok)

Menentukan letak desil untuk data berkelompok

Keterangan :
D1 = desil ke-i
Tb = tepi bawah kelas kuartil
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas kuartil
f = frekuensi kelas kuartil

Contoh Soal Desil Data Bergolong

Tentukan nilai D6 dari data berikut

22
Jawab:

23
Jadi, nilai D6 adalah 21,9

Persentil

Persentil merupakan nilai yang membagi data menjadi serratus bagian sama besar. Persentil sering
dilambangakan dengan P. jenis persentil ada 99, yaitu P 1, P2, P3 … P99.

1. Data tunggal

Keterangan :
Pi = pesentil ke-i
n = banyaknya data

Contoh soal persentil Data tunggal

Tentukan persentil ke-65 dari data : 6,5,8,7,9,4,5,8,4,7,8,5,8,4,5.

Jawab:

n = 15

data terurut : 4,4,4,5,5,5,5,6,7,7,8,8,8,8,9.

Jadi, nilai persentil ke-65 adalah 7,4.

Data bergolong (Berkelompok)

24
Menetukan letak persentil untuk data berkelompok

Keterangan :
Pi = persentil ke-i
Tb = tepi bawah kelas persentil
p = panjang kelas
n = banyak data
F = frekuensi kumulatif sebelum kelas persentil
f = frekuensi kelas persentil

Contoh soal persentil data berkelompok

Tentukan P30 dari data berikut

Jawab:

25
26
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ukuran pemusatan data adalah cara untuk mencari nilai tengah dari satu gugus data , yang telah diurutkan
dari nilai yang terkecil samapai yang terbesar atau sebaliknya dari nilai terbesar sampai yang terkecil.
Ukuran pemusatan yang lazim digunakan adalah rata-rata(mean), median dan modus. Ukuran letak data
adalah suatu nilai tunggal yang mengatur letak nilai-nilai pada suatu data, atau biasanya juga disebut
dengan ukuran yang didasarkan pada letak dari ukuran tersebut dalam suatu distribusi. Ukuran letak yang
lazim digunakan adalah kuartil, desil dan persentil

3.2 Saran
Dalam pemahaman materi terkait statistika ada baiknya instruktur atau guru memibing dalam
penjelasan yang berguna untuk lebih pemanttapan dari materi tersebut.

27
Daftar pustaka
https://www.pelajaran.id/2016/13/ukuran-letak-data-kuartil-desil-persentil-penjelasan-rumus-dan-contoh-
soal.html

Sumanto. 2014.Statistika Deskriptif.Yogyakarta:CAPS(Center of Academic Publishing Sevice)

28

Anda mungkin juga menyukai