Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS BIAYA KEMACETAN AKIBAT TUNDAAN LALU LINTAS

(Studi Kasus : Persimpangan Jl.Melati-Jl.Hayam Wuruk sampai persimpangan Jl.Nusa


Indah-Jl.Hayam Wuruk Denpasar)
Agung Yana, A.A. Gde Agung1, Suparsa, IGNP2 dan Trisna Dewa, Putu Ayu3
1
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran Kabupaten Badung
Email: gungyana87@yahoo.com
2
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran Kabupaten Badung
3
Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Kampus Unud Bukit Jimbaran Kabupaten Badung

ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk berpengaruh terhadap perkembangan diberbagai sektor baik formal
maupun informal. Sebagai akibat perkembangan ini, mobilitas penduduk pun semakin tinggi
sehingga berpengaruh terhadap kepadatan lalu lintas yang sering menimbulkan berbagai macam
tundaan. Tundaan yang terjadi bisa diakibatkan oleh pertambahan volume lalu lintas dan/atau
hambatan samping. Tundaan yang terjadi sering menyebabkan kemacetan lalu lintas sehingga
terganggunya aktivitas dan produktivitas masyarakat sebagai pengguna jalan, karena jalan
merupakan sarana penunjang berbagai kegiatan. Penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk
menganalisis biaya kemacetan yang ditimbulkan akibat terjadinya tundaan lalu lintas pada ruas Jalan
Hayam Wuruk Denpasar mulai dari persimpangan Jl.Melati-Jl.Hayam Wuruk sampai persimpangan
Jl.Nusa Indah-Jl.Hayam Wuruk.
Biaya kemacetan dihitung dari nilai waktu dan biaya operasional kendaraan (BOK). Nilai waktu
dihitung berdasarkan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) kota Denpasar dimana
menunjukkan nilai pendapatan per kapita per satu orang penduduk. Perhitungan BOK kendaraan
ringan menggunakan metode PCI (Pasific Consultant International) yang dikembangkan sejak
tahun 1979 dan sampai sekarang masih digunakan oleh Bina Marga serta untuk menghitung BOK
sepeda motor menggunakan metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi Bali Konsultan PTS
1999.
Dari hasil penelitian menunjukkan hasil derajat kejenuhan ruas jalan Hayamn Wuruk pada jam
puncak tertinggi diatas 0,85 dimana tingkat pelayanan jalannya E bahkan tingkat pelayanan jalan F
sehingga tidak memenuhi standar untuk jalan perkotaan yang minimal tingkat pelayanan jalan C.
Besarnya biaya kemacetan untuk ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar yang diakibatkan oleh
penambahan volume lalu lintas dan/atau hambatan samping adalah sebesar Rp 2.909.897,85 per
hari atau sebesar Rp 1.062.112.715,00 per tahun.
Kata kunci: Kemacetan, Biaya Kemacetan, Biaya Operasi Kendaraan, Nilai Waktu Parjalanan,
Tundaan.

1. PENDAHULUAN
Latar belakang
Seiring dengan pesatnya pertambahan jumlah penduduk di Bali telah membuka perkembangan di berbagai sektor.
Sebagai akibatnya, kota Denpasar sebagai ibu kota provinsi Bali yang merupakan pusat pemerintahan provinsi, kota
dan kabupaten tumbuh sangat pesat menjadi pusat perkantoran baik untuk kantor pemerintah maupun swasta, pusat
pendidikan, pusat perdagangan, dan pusat perekonomian.
Beberapa tahun terakhir, terjadi peningkatan jumlah penduduk yang sangat pesat dengan mobilitas yang tinggi
disertai dengan peningkatan kepadatan lalu lintas.Dimana kepadata lalu lintas ini sering menimbulkan berbagai
macam tundaan. Salah satunya adalah volume lalu lintas dan hambatan samping jalan yang sering menyebabkan
terjadinya kemacetan.
Kota Denpasar yang memiliki luas wilayahnya 127,78 km² menjadi pusat dari segala aktivitas yang ada di Bali.
Dimana jumlah penduduknya mencapai 649.762 jiwa serta jumlah kepemilikan kendaraan mencapai angka 572.971
unit (BPS kota Denpasar,2009) membuat semakin meningkatnya kepadatan lalu lintas.
Salah satu kawasan yang menjadi pusat aktivitas penduduk di kota Denpasar adalah pada jalan Hayam Wuruk yang
merupakan jalan arteri sekunder, dimana pada sepanjang ruas jalan dari persimpangan Jl.Melati–Jl.Hayam Wuruk
sampai pada persimpangan Jl.Nusa Indah– Jl.Hayam Wuruk pada jam–jam sibuk terjadi kemacetan. Hal ini
diakibatkan karena di kawasan ini terdapat perkantoran,pusat perbelanjaan, toko–toko, tempat ibadah serta sekolah.

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 T-309


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

Dengan semakin bertambahnya volume lalu lintas dan adanya berbagai hambatan samping pada kawasan ini,
menciptakan panjang antrian kendaraan. Panjang antrian yang terjadi pada ruas jalan ini berhubungan erat dengan
waktu kemacetan. Selain itu kemacetan yang ditimbulkan, juga menurunkan arus kendaraan dan kecepatan
kendaraan yang melalui ruas jalan tersebut. Penurunan ini berdampak pada penurunan kapasitas ruas jalan yang
berpengaruh pada tingkat pelayanan jalan. Hal–hal tersebut diatas sangat mempengaruhi nilai waktu kendaraan dan
biaya operasional kendaraan (BOK), dimana akan berdampak terhadap biaya kemacetan.
Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah bagaimanakah tingkat pelayanan jalan dan
berapakah biaya kemacetan pada ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar mulai dari persimpangan Jl.Melati–Jl.Hayam
Wuruk sampai persimpangan Jl.Nusa Indah–Jl.Hayam Wuruk pada saat terjadinya tundaan.
Tujuan dan manfaat penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis tingkat pelayanan jalan dan menganalisis biaya
kemacetan kendaraan yang melintas di ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar mulai dari persimpangan Jl.Melati–
Jl.Hayam Wuruk sampai persimpangan Jl.Nusa Indah–Jl.Hayam Wuruk.

2. KAJIAN PUSTAKA
Arus dan komposisi lalu lintas
Nilai arus lalu lintas (Q) mencerminkan komposisi lalu lintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil
penumpang (smp). Semua nilai arus lalu lintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp)
dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris (MKJI ,1997). Adapun
tipe–tipe kendaraan, antara lain :
1. Kendaraan Ringan (LV) meliputi : mobil penumpang, opelet, mikrobis, pick-up dan truk kecil.
2. Kendaraan Berat (HV) meliputi : truk dan bus.
3. Sepeda motor (MC) meliputi : kendaraan bermotor beroda 2 atau termasuk sepeda motor dan skuter.
4. Kendaraan Tak Bermotor (UM) meliputi : kendaraan beroda yang menggunakan tenaga manusia atau hewan
termasuk sepeda, becak, kereta kuda dan gerobak / kereta dorong.
Untuk kendaraan ringan (L), nilai emp selalu 1,0. Ekivalensi mobil penumpang (emp) untuk jalan perkotaaan terbagi
seperti terlihat pada Tabel 1 :

Tabel 1. Emp untuk jalan perkotaan tak terbagi


MC
Jalan Tak Terbagi total dua arah (kend / jam) HV Lebar jalur lalu lintas Wc (m)
≤6 >6
Dua lajur tak terbagi (2/2 UD ) 0 1,3 0,5 0,40
≥1800 1,2 0,35 0,25
Empat lajur tak terbagi (4/2 UD) 0 1,3
0,400,25
≥3700 1,2
Sumber : MKJI (1997)
Kapasitas jalan
Kapasitas jalan adalah arus lalu lintas maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan
jam pada kondisi tertentu. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp) (MKJI 1997):
Volume lalu lintas
Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melalui suatu ruas jalan pada periode waktu tertentu.
Tingkat pelayanan jalan
Tingkat pelayanan adalah indikator yang dapat mencerminkan tingkat kenyamanan ruas jalan, yaitu perbandingan
antara volume lalu lintas yang ada terhadap kapasitas jalan tersebut (MKJI ,1997).
Tingkat pelayanan jalan ditentukan dalam suatu skala interval yang terdiri dari 6 (enam) tingkat. Tingkat ini
dinyatakan dengan huruf A sampai dengan F yang merupakan tingkat pelayanan paling rendah. Apabila volume lalu
lintas meningkat, maka tingkat pelayanan jalan menurun karena kondisi lalu lintas yang memburuk akibat interaksi
dari faktor–faktor yang berpengaruh terhadap tingkat pelayanan.
Kecepatan

T-310 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

Kecepatan adalah jarak yang ditempuh kendaraan per satuan waktu. Biasanya dinyatakan dalam m/detik atau
km/jam. Kecepatan setempat (spot speed) adalah ukuran kecepatan sesaat di lokasi tertentu pada ruas jalan.
Pengetahuan mengenai karakteristik spot speed berguna untuk menentukan aturan lalu lintas yang tepat,
perancangan perbaikan keselamatan dan perancangan geometrik. Terdapat dua jenis mean spot speed.:
· Kecepatan rata-rata waktu (time mean speed) adalah rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan yang melintasi
suatu titik selama rentang waktu tertentu.
· Kecepatan rata-rata ruang (space mean speed) adalah rata-rata aritmatik kecepatan kendaraan yang berada pada
rentang jarak tertentu pada waktu tertentu.
Dengan hanya menghitung salah satu diantara kecepatan rata-rata diatas, maka dapat dihitung/diperkirakan
kecepatan rata-rata lainnya, karena :
Kecepatan tempuh
Dalam MKJI 1997, menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena mudah
dimengerti dan diukur serta merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakaian jalan dalam analisa ekonomi.
Kecepatan tempuh didefinisikan dalam manual ini sebagai kecepatan rata–rata ruang dari kendaraan ringan ( LV )
sepanjang segmen jalan :
Kecepatan arus bebas
Kecepatan arus bebas (FV) dapat didefinisikan sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan
dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lainnya di
jalan. Kecepatan arus bebas kendaraan ringan dapat digunakan sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan pada saat
arus sama dengan nol.
Derajat kejenuhan
Derajat kejenuhan (DS) adalah rasio arus terhadap kapasitas dan digunakan sebagai faktor utama penentuan tingkat
kinerja jalan berdasarkan tundaan dan segmen jalan. Nilai derajat kejenuhan menunjukkan apakah segmen jalan
tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak.
Waktu tempuh perjalanan
Waktu tempuh perjalanan merupakan waktu yang dipergunakan oleh sebuah kendaraan untuk melewati suatu ruas
jalan.
Nilai waktu
Nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan (atau dihemat) untuk menghemat
satu unit waktu perjalanan. Nilai waktu ini relatif dengan banyaknya pengeluaran konsumen.
Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) adalah biaya yang secara ekonomis terjadi dengan dioperasikannya suatu
kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pengertian biaya ekonomi yang dimaksud disini yaitu
biaya yang sebenarnya terjadi. Adapun komponen biaya operasional kendaraan terdiri dari biaya tetap (Fixed Cost)
dan biaya tidak tetap (Standing Cost).
Biaya tetap (Fixed Cost)
Biaya tetap adalah semua biaya operasional kendaraan yang jumlah pengeluarannya tidak dipengaruhi oleh jumlah
frekuensi operasi kendaraan. Biaya tetap tergantung dari waktu dan tidak terpengaruh penggunaan kendaraan.
Biaya tidak tetap (Standing Cost)
Biaya tidak tetap merupakan semua biaya operasi kendaraan yang jumlah pengeluarannya dipengaruhi oleh
frekuensi operasi kendaraan, misalnya biaya pemakaian bahan bakar. Biaya tidak tetap juga disebut biaya variabel
(Variable Cost), karena biaya ini sangat bervariasi tergantung hasil produksi seperti jarak tempuh atau jumlah
penumpang.
Metode PCI (Pasific Consultant International)
Secara teoritis, biaya operasional kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk kondisi dan jenis kendaraan,
lingkungan dan kebiasaan pengemudi serta kondisi jalan. Dalam praktek, biaya tersebut diestimasi untuk jenis–jenis
kendaraan yang mewakili golongannya dan dinyatakan dalam satuan bervariasi tergantung waktu dan tempat.
Perkembangan teknologi juga dapat membuat model estimasi yang pernah ada menjadi tidak relevan dan tidak
memberikan hasil prediksi yang teliti lagi pada saat ini.

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-311


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

PT.Jasa Marga selama ini menggunakan model PCI. Model ini merupakan model empiris yang dikembangkan sejak
tahun 1979 dalam Feasibility Study Jakarta Intra Urban yang sampai sekarang masih digunakan oleh PT.Jasa
Marga. Dimana komponen kompone yang dihitung adalah pemakaian bahan bakar, pemakaian minyak pelumas,
pemakaian ban, pemakaian suku cadang, upah tenaga kerja, biaya penyusutan dan biaya asuransi yang
diperhitungkan dalam analisis ini.
Sepeda motor adalah kendaraan yang sangat banyak digunakan di Bali dan berpengaruh sangat signifikan terhadap
karakteristik transportasi di Bali. Perhitungan BOK sepeda motor mengacu pada metode yang digunakan oleh
DLLAJ Provinsi Bali–Konsultan PTS 1999.
Perhitungan biaya kemacetan lalu lintas
Setelah dijelaskan komponen-komponen dari perumusan perhitungan biaya kemacetan lalu lintas, adapun bentuk
yang dapat digunakan adalah selisih biaya perjalanan sesudah dan sebelum pertambahan volume lalu lintas dan
hambatan samping jalan.
Dalam studi ini, tambahan waktu perjalanan (biaya kemacetan) terjadi sebagai akibat dari voume lalu lintas yang
terjadi melebihi kapasitas rencana (turunnya tingkat pelayanan jalan).
Sehubungan dengan itu, untuk melihat biaya dampak kemacetan yang terjadi maka dilakukan perhitungan selisih
biaya perjalanan antara volume lalu lintas pada waktu puncak dengan kecepatan tempuh saat sebelum dan sesudah
pertambahan volume lalu lintas dan hambatan.

3. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Dimana hal–hal yang akan disurvei mencakup
antara lain:
o Survei inventarisasi jalan adalah untuk mengetahui tipe jalan, panjang jalan, lebar bahu jalan, lebar jalan, lebar
lajur jalan dan lebar kereb yang terdapat pada lokasi survei. Dari hasil survei yang didapat digunakan dalam
analisis kinerja ruas jalan.
o Survei volume lalu lintas bertujuan untuk mencatat setiap kendaraan yang lewat (melewati suatu titik atau garis
tertentu). Dari hasil survei ini akan digunakan dalam analisis kinerja ruas jalan.
o Survei waktu tempuh perjalanan kendaraan bertujuan untuk mengetahui waktu rata–rata yang diperlukan
kendaraan untuk melewati ruas jalan yang diteliti.Dengan mengetahui waktu tempuh rata–rata maka akan
diketahui kecepatan rata–rata kendaraan.
Analisis nilai waktu kendaraan
Dalam studi ini, nilai waktu penumpang rata–rata dihitung 50 % dari pendapatan. Diasumsikan bahwa pergerakan
kendaraan pada ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar (Persimpangan Jl.Melati–Jl.HayamWuruk sampai persimpangan
Jl.Nusa Indah–Jl.Hayam Wuruk) adalah dari rumah ketempat kerja atau niali penghematan waktu perjalanan adalah
sama dengan 50 % dari upah karena data PDRB menunjukkan pendapatan perkapita tanpa membedakan nilai waktu
setiap orang. Jadi berdasarkan data PDRB pendapatan per kapita per jam kerja didapat setelah itu dikalikan dengan
50 % maka akan didapat niali waktu penumpang per jam dan selanjutnya didapat niali waktu kendaraan yang
melintas di ruas jalan tersebut.Adapun data yang diperlukan dalam analisis ini antara lain :
o Data kecepatan tempuh. Data ini diperoleh dari survei waktu tempuh perjalanan
o Data PDRB yang diperoleh dari badan Pusat Statistik (BPS) kota Denpasar. Dari data ini maka akan diketahui
pendapatan perkapita per satu orang penduduk untuk masyarakat kota Denpasar.
o Data geometrik jalan yang diperoleh dari survey inventarisasi jalan.
Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
Analisis biaya operasional kendaraan diperoleh dari kecepatan tempuh kendaraan. Biaya operasional kendaraan
ringan dan berat dihitung dengan metode PCI (Pasific Consultant International), karena metode PCI ini hanya
memasukkan kecepatan sebagai variable perhitungannya. Metode PCI ini merupakan model empiris dan untuk
perhitungan BOK sepeda motor mengacu pada model hasil studi yang pernah dilakukan di Bali yaitu PTS–BUIP
1999.Adapun data–data yang diperlukan dalam analisis biaya operasioanal kendaraan adalah:
o Data kecepatan tempuh kendaraan yang diperoleh dari hasil survey waktu tempuh perjalanan.
o Data harga satuan masing – masing komponen BOK

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Data geometrik jalan

T-312 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

Data geometrik jalan adalah data tentang kondisi jalan itu sendiri secara nyata dilapangan. Data geometrik jalan ini
berupa tipe jalan, kelas jalan, lebar jalan, ada atau tidaknya median dan saluran drainase, lebar bahu jalan dan lebar
kereb. Data geometrik jalan Hayam Wuruk Denpasar dapat dilihat pada Tabel 2 :

Tabel 2. Data Geometrik Jalan


Nama Lebar Lebar Lebar
Panjang jalan Lebar
segmen Tipe Jalan Kelas Jalan jalan bahu kereb
(m) median (m)
jalan (m) (m) (m)
Segmen 1 400 7,57 - 0,5 0,2
Segmen 2 200 8,65 - 0,5 0,2
Dua lajur dua Arteri
Segmen 3 100 9,39 - 0,5 0,2
arah tak terbagi Sekunder
Segmen 4 400 9,68 - 0,5 0,2
Segmen 5 200 8,30 - 0,5 0,2
Sumber : Hasil Survei (2010)
Analisis operasional kinerja ruas jalan
Tingkat pelayanan jalan
Tingkat pelayanan jalan digunakan sebagai ukuran kualitas pelayanan jalan yang diidentifikasi dari kecepatan
kendaraan yang melewati jalan raya atau volume kendaraan tersebut. Tingkat pelayanan jalan pada jam puncak
volume lalu lintas pada tiap segmen jalan pada ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat Pelayanan Jalan pada tiap segmen ruas jalan


Arus jam puncak Kapasitas jalan Tingkat
Lebar jalan
Segmen Jalan ( smp / jam ) ( smp / jam ) V/C Pelayanan
(m)
V C Jalan
Segmen 1 7,57 2737,3 2423,96 1,129 F
Segmen 2 8,65 2811,1 2657,85 1,058 F
Segmen 3 9,39 2318,8 2657,85 0,872 E
Segmen 4 9,68 2408,9 2742,90 0,878 E
Segmen 5 8,30 2237,6 2423,96 0,923 E
Sumber :Hasil analisis (2010)
Analisis nilai waktu kendaraan
Sesuai dengan DLLAJ Provinsi Bali–Konsultan PTS 1999, penghematan waktu untuk perjalanan kerja adalah 50 %
dari upah. Dalam studi ini, nilai waktu penumpang rata–rata dihitung 50 % dari pendapatan dan data dari PDRB
menunjukkan pendapatan per kapita per satu orang penduduk dan tidak membedakan nilai waktu seseorang.

Tabel 4. Perhitungan nilai waktu kendaraan persimpangan Jl.Melati sampai Jl.Kamboja (Segmen 1)
Waktu Nilai waktu
Waktu Selisih Nilai Waktu
kec.tempuh kendaraan
No Jenis Kendaraan kec.arus bebas waktu kendaraan /
perjalanan yang melintas (
( jam ) ( jam ) jam ( Rp )
( jam ) Rp )
(1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) (6) (7)=(5)x(6)
1 Sepeda Motor ( MC ) 0,0111 0,019 0,0079 7.615,875 Rp 60,17
2 Kendaraan Ringan ( LV ) 0,0111 0,019 0,0079 17.770,375 Rp 140,39
3 Kendaraan Berat Truk ( HV ) 0,0111 0,019 0,0079 15.231,75 Rp 120,33
4 Kendaraan Berat Bus ( HV ) 0,0111 0,019 0,0079 93.929,125 Rp 742,04
Sumber : Hasil Analisis (2011)

Tabel 5. Perhitungan nilai waktu kendaraan persimpangan Jl.Kamboja sampai Jl.Plawa (Segmen 2)
Waktu Nilai waktu
Waktu Selisih Nilai Waktu
kec.tempuh kendaraan
No Jenis Kendaraan kec.arus bebas waktu kendaraan /
perjalanan yang melintas (
( jam ) ( jam ) jam ( Rp )
( jam ) Rp )
(1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) (6) (7)=(5)x(6)
1 Sepeda Motor ( MC ) 0,00587 0,012 0,00613 7.615,875 Rp 46,69
2 Kendaraan Ringan ( LV ) 0,00587 0,012 0,00613 17.770,375 Rp 108,93
3 Kendaraan Berat Truk ( HV ) 0,00587 0,012 0,00613 15.231,75 Rp 93,37
4 Kendaraan Berat Bus ( HV ) 0,00587 0,012 0,00613 93.929,125 Rp 575,79

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-313


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

Sumber : Hasil Analisis (2011)

Tabel 6. Perhitungan nilai waktu kendaraan jalan persimpangan Jl.Plawa sampai Jl.Kecubung (Segmen 3)
Waktu Waktu
Selisih Nilai Waktu Nilai waktu
kec.arus kec.tempuh
No Jenis Kendaraan waktu kendaraan / kendaraan yang
bebas perjalanan
(jam) jam (Rp) melintas (Rp)
(jam) (jam)
(1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) (6) (7)=(5)x(6)
1 Sepeda Motor ( MC ) 0,00293 0,009 0,00607 7.615,875 Rp 46,23
2 Kendaraan Ringan ( LV ) 0,00293 0,009 0,00607 17.770,375 Rp 107,87
3 Kendaraan Berat Truk ( HV ) 0,00293 0,009 0,00607 15.231,75 Rp 92,46
4 Kendaraan Berat Bus ( HV ) 0,00293 0,009 0,00607 93.929,125 Rp 570,15
Sumber : Hasil Analisis (2011)

Tabel 7. Perhitungan nilai waktu kendaraan jalan persimpangan Jl.Kecubung sampai Jl.Drupadi (Segmen 4)
Waktu Waktu
Selisih Nilai Waktu Nilai waktu
kec.arus kec.tempuh
No Jenis Kendaraan waktu kendaraan / kendaraan yang
bebas perjalanan
(jam) jam (Rp) melintas (Rp)
(jam) (jam)
(1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) (6) (7)=(5)x(6)
1 Sepeda Motor ( MC ) 0,0115 0,020 0,0085 7.615,875 Rp 64,73
2 Kendaraan Ringan ( LV ) 0,0115 0,020 0,0085 17.770,375 Rp 151,05
3 Kendaraan Berat Truk ( HV ) 0,0115 0,020 0,0085 15.231,75 Rp 129,47
4 Kendaraan Berat Bus ( HV ) 0,0115 0,020 0,0085 93.929,125 Rp 798,40
Sumber : Hasil Analisis (2011)

Tabel 8. Perhitungan nilai waktu kendaraan jalan persimpangan Jl.Drupadi sampai Jl.Nusa Indah (Segmen 5)
Waktu Waktu
Selisih Nilai Waktu Nilai waktu
kec.arus kec.tempuh
No Jenis Kendaraan waktu kendaraan / kendaraan yang
bebas perjalanan
(jam) jam (Rp) melintas (Rp)
(jam) (jam)
(1) (2) (3) (4) (5)=(4)-(3) (6) (7)=(5)x(6)
1 Sepeda Motor ( MC ) 0,005997 0,0135 0,007503 7.615,875 Rp 57,14
2 Kendaraan Ringan ( LV ) 0,005997 0,0135 0,007503 17.770,375 Rp 133,33
3 Kendaraan Berat Truk ( HV ) 0,005997 0,0135 0,007503 15.231,75 Rp 114,28
4 Kendaraan Berat Bus ( HV ) 0,005997 0,0135 0,007503 93.929,125 Rp 704,75
Sumber : Hasil Analisis (2011)

Analisis biaya operasional kendaraan


Biaya operasional kendaraan adalah biaya yang secara ekonomis terjadi dengan dioperasikannya suatu kendaraan
pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Pengertian biaya ekonomis disini adalah biaya yang sebenarnya
terjadi.
Analisis biaya operasional untuk kendaraan ringan (LV) dan kendaraan berat (HV)
Secara umum, komponen biaya operasional kendaraan ringan dan kendaraan berat terdiri dari :
1. Pemakaian bahan bakar
2. Minyak pelumas
3. Ban
Dari hasil perhitungan yang dilakukan maka dapat dilihat Biaya Oprasional Kendaraan di setiap segmen dan setiap
jenis kendaraan yang akan melewati ruas jalan Hayam Wuruk, adapaun biaya operasi kendaraan yang terjadi
sebelum dan sesudah terjadi hambatan sampin dapat dilihat pada tabel-tabel di bawah ini

Tabel 9. Biaya Operasional sebelum pertambahan volume dan hambatan samping jalan
No Jenis Kendaraan Segmen 1 (Rp) Segmen 2 (Rp) Segmen 3 (Rp) Segmen 4 (Rp) Segmen 5 (Rp)
1 Kendaraan Ringan (LV) Rp 230,57 Rp 119,61 Rp 59,81 Rp 235,86 Rp 121,35
2 Kendaraan Berat / Truk (HV) Rp 767,57 Rp 400,01 Rp 200,00 Rp 787,41 Rp 406,55
Kendaraan Berat / Bus (HV) Rp 799,43 Rp 415,94 Rp 207,98 Rp 819,25 Rp 422,48
Serpeda Motor Rp 18,14 Rp 9,16 Rp 4,58 Rp 18,24 Rp 9,20

T-314 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

Sumber : Hasil Analisis (2011)

Analisis biaya operasional untuk kendaraan ringan dan kendaraan berat setelah pertambahan
volume dan hambatan samping jalan
Berikut adalah hasil analisis perhitungan BOK untuk tiap segmen jalan pada ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar
setelah pertambahan volume dan hambatan samping jalan :

Tabel 10. Biaya Operasional Kendaraan Ringan (LV) setelah pertambahan volume dan hambatan samping jalan
No Jenis Kendaraan Segmen 1 (Rp) Segmen 2 (Rp) Segmen 3 (Rp) Segmen 4 (Rp) Segmen 5 (Rp)
1 Kendaraan Ringan (LV) Rp 1099,46 Rp 608,21 Rp 354,48 Rp 1126,75 Rp 642,09
2 Kendaraan Berat / Truk (HV) Rp 318,96 Rp 176,66 Rp 101,13 Rp 326,25 Rp 184,67
Kendaraan Berat / Bus (HV) Rp 1132,55 Rp 630,91 Rp 363,39 Rp 1160,73 Rp 661,92
Sepeda Motor Rp 21,63 Rp 12,16 Rp 7,81 Rp 22,11 Rp 13,00
Sumber : Hasil Analisis (2011)

Analisis biaya kemacetan lalu lintas


Berikut ini adalah analisis perhitungan biaya kemacetan tiap segmen jalan pada ruas jalan Hayam Wuruk Denpasar
adalah :
Persimpangan Jl.Melati sampai persimpangan Jl.Kamboja (Segmen 1)
· Kendaraan Ringan (LV)
o Volume lalu lintas puncak (Q)= 8086 kendaraan
o Waktu tempuh sebelum pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (t0) = 0,0111 jam
o Waktu tempuh setelah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (t1)= 0,019 jam
o BOK sebelum pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (BOK0) = Rp 230,57
o BOK setelah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (BOK1)= Rp 318,96
o Nilai Waktu sebelum pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (NW0)= Rp 0
o Nilai Waktu setelah pertambahan volume lalu lintas dan hambatan samping jalan (NW1)=Rp 140,39
· Jadi biaya kemacetan lalu lintas pada ruas jalan segmen 1 untuk kendaraan ringan (LV) adalah :
D = ∑Q x ((t1 x ( BOK1 + NW1 )) – ( t0 x ( BOK0 + NW0 ))
=8086 x((0,019x(318,96+140,39)) - (0,0111x(230,57+ 0 ))
= Rp 49.877,06
Biaya kemacetan pada perhitungan diatas adalah biaya kemacetan tiap jenis kendaraan per segmen per jam. Untuk
biaya kemacetan total semua jenis kendaraan yang terjadi pada tiap segmen selama sehari. Untuk hasil analisis
biaya kemacetan lalu lintas perhari dan segmen–segmen jalan yang lain dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Biaya Kemacetan Lalu Lintas Per Segmen Dalam Satu Hari
Biaya Kemacetan per jam Waktu Lama kemacetan Biaya Kemacetan dalam 1 hari
Segmen
(Rp) kemacetan (jam) (Rp)
Segmen 1 Rp 123.427,30 07.00 – 19.30 12,5 Rp 1.542.841,25
07.15 – 09.15
Segmen 2 10,75 Rp 542.007,69
Rp 50.419,32 `10.30 – 19.15
11.30 – 13.00
Segmen 3 7,25 Rp 154.653,23
Rp 21.331,48 13.30 -19.15
09.30 – 11.45
Segmen 4 11.15 – 13.00 7,25 Rp 524.238,58
Rp 72.308,77 16.00 – 19.15
07.00 – 08.30
Segmen 5 5 Rp 146.157,10
Rp 29.231,42 10.15 – 13.45
Total biaya kemacetan / hari Rp 2.909.897,85
Total biaya kemacetan / tahun Rp 1.062.112.715,00
Sumber : Hasil Analisis (2011)

5. KESIMPULAN
Dari hasil survei dan analisis data dapat disimpulkan bahwa tingkat pelayanan jalan sepanjang ruas jalan Hayam
Wuruk Denpasar yang diteliti pada saat jam-jam puncak adalah buruk. Dimana untuk segmen 1 jam puncak tertinggi

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 S-315


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011
Transport

pukul 16.15-17.15 dan segmen 2 jam puncak tertinggi pukul 16.00-17.00 memiliki tingkat pelayanan jalan F dimana
arus lalu lintas macet, pengemudi hanya bisa melaju dengan kecepatan rendah dengan antrian panjang serta
hambatan atau tundaan besar. Sedangkan untuk segmen 3 jam puncak tertinggi pukul 18.00-19.00, segmen 4 jam
puncak tertinggi pukul 11.45-12.45 dan segmen 5 jam puncak tertinggi pukul 12.00-13.00 memiliki tingkat
pelayanan jalan E dimana volume lalu lintas sepanjang ruas jalan mendekati kapasitas, arus tidak stabil dengan
kecepatan kadang berhenti.
Dari analisi data didapatkan total biaya kemacetan yang dialami oleh pengguna jalan pada saat jam puncak adalah
Rp 2.909.897,85per hari atau Rp 1.062.112.715,00per tahun.

DAFTAR PUSTAKA
Adinata,A.S.P. 2007. Analisis Nilai Waktu Dan Biaya Operasional Kendaraan Akibat On Street Parking Jalan Pulau
Menjangan Tabanan. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana,
Denpasar.
Anonimus. 2002. Studi Kelayakan Jalan Tohpati-Gianyar. Tugas Akhir, Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Udayana, Denpasar.
Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. 2009. Denpasar Dalam Angka 2009. BPS, Denpasar.
Departemen Pekerjaan Umum. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia, Dirjen Bina Marga
Khisty, C. Jotin. Dan Lall, B. K. 2003. Dasar-dasar Rekayasa Transportasi, Erlangga, Jakarta.
Morlok, E. K. 1995. Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi, Erlangga, Jakarta.
PCI, 1979. Pasific Consultant International . PT.Bina Marga.
PDRB, 2005/2009. Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. Produk Domestik Regional Bruto Denpasar (PDRB)
2005/2009.
Peraturan Gubernur Bali No. 22 Tahun 2009 tentang Standarisasi Harga Barang/Jasa Untuk Perencanaan dan
Pelaksanaan Keperluan Pemerintah Provinsi Bali.
PTS, Pem. Prov. Bali, DLLAJ. 1999. Public Transport Studi (PTS) Household and Roadside Surveys, Bali Urban
Infrastructure Project.
Putranto,L.S.2008.RekayasaLalu Lintas.Indeks,Jakarta.
Sukirman, Silvia. 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya, Nova, Bandung.

T-316 SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5


Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

Anda mungkin juga menyukai