PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Mengelola bisnis penyiaran merupakan salah satu bisnis yang paling sulit
dan paling mennatang dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Mengelola
media penyiaran pada dasarnya adalah mengelola manusia. Keberhasilnan
media penyiaran sejatinya ditopang oleh kreativitas manusia yang bekerja pada
tiga pilar utama yang merupakan fungsi vital yag dimiliki olehh tiap media
penyiaran yaitu teknik, program, dan pemasaran.
Keberhasilan media penyiaran bergantung pada bagaimana kualitas orang-
orang yang bekerja pada ketiga bidang tersebut. Namun demikian, kualitas
manusia saja tidak cukup jika tidak disertai dengan kemampuan pimpinan media
penyiaran yang bersangkutan mengelola sumber daya manusia yang ada. Karena
dengan alasan inilah manajemen yang baik mutlak diperlukan pada media
penyiaran.
1
yang harus dipenuhi ketika media penyiaran bersangkutan menerima
izin siaran (lisensi) yang diberikan negara.
Untuk seimbangkan antara memenuhi kepentingan pemilik dan
kepentingan masyarakat memberikan tantangan tersendiri pada pihak
manajemen media penyiaran. Media penyiaran ada dasarnya harus mampu
melaksanakan berbagai fungsi, beriklan, hiburan, informasi dan pelayanan.
Untuk melakukan fungsi tersebut dalam memenuhi kepentingn pemasang iklan,
audien serta pemilik dan karyawan merupakan tantangan tersendiri bagi
maanjemen.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui lebih jauh tentang apa saja Keberhasilan Program.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Bentuk Program
Menurut Vane-Gross dalam bukunya Programming for TV, Radio and
Cable, tidak peduli dengan tujuannya (mendapatkan audien, prestise,
penghargaan dan sebagainya) atau daya tariknya (informasi atau hiburan),
maka setiap program yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk,
yaitu dominasi format dan dominasi bintang pada bagian ini kita akan
membahas kedua bentuk program tersebut.
3
dibutuhkan harus mewakili citra astronot yang tampan dan atlctis yang
dimainkan Leo Majors.
4
Opprah Winfrey dengan orang kin sementara nama acaranya masih
berjudul Opprah Winfrey Show.
Stasiun televisi yakin drama ini akan sukses karena dibintangi Bill
Cosby yang telah sangat sukses dengan acara Bill Cosby Show-nya..
Namun, acara ini ternyata gagal dan hanya mampu tayang di televisi
Amerika untuk periode satu musim saja. Berdasarkan pengalaman Bill
Cosby dan bintang terkenal lainnya yang pernah mengalami kegagalan.
maka beberapa pengelola stasiun televisi Amerika kemudian
menjadikan dominasi format sebagai prioritas. Sebagaimana dikatakan
Greg Meidel, president of Twentietl Television: " Format first, star
second. You can have a proven big stai but you really have to have a
proven format." (Format pertama, bintang kedua. Anda dapat memiliki
bintang besar yang terbukti bagus namun Anda betul-betul harus
memiliki format yang bagus).
5
konflik, maka kecil kemungkinan program itu akar, mampu menahan
perhatian audien. Elemen konflik menjadi sangat penting dalam pro-
gram, seperti drama atau film namun demikian konflik juga penting
untuk program, seperti drama komedi atau bahkan acara perbincangan
(talk show).
Penulis cerita komedi yang bagus, misalnya, harus memiliki ke-
mampuan untuk menciptakan tokoh-tokoh (pemain) dengan karakter
individu yang tajam, mereka bertemu pada suatu tenipat sehingga me-
nimbulkan konflik. Contoh untuk ini adalah program drama komedi
Bajaj Bajun (Trans TV) yang cukup populer di Indonesia. Drama
komedi ini memiliki sejumlah tokoh yang masing-masing memiliki
karakter yang berbeda-beda. Konflik yang ditimbulkan para pemain-
nya menimbulkan kelucuan.
Dalam program talk show elemen konflik tetap harus ada. Acara
talk show, ini menarik audien adalah ada dengan pembicara yang
memiliki opini kuat namun bertentangan (conflik) dengan pembicara
lainnya atau dengan audien yang ada di studio. Para pembicara yang
terlibat dalam talk show, harus memiliki perbedaan pandangan yang
jelas. Programmer harus memiliki tujuan membangun acara yang
menyediakan kesempatan terjadinya benturan atau konflik ini.
Dalam program berita, misalnya: pengelola program harus ber-
usaha untuk menampilkan elemen konflik ini dalam bentuk pendengar
yang berlainan atau pandangan alternatif. Vane-Gross menyatakan
"programmers should attempt, 'whenever possible to offer opposing or
alternatives attitudes. It is net only fair play; i: is good television"
(Pengelola program harus berusaha sebisa mungkin untuk menawar kan
pandangan-pandangan yang bertentangan atau pandangan yang
berbeda. Ini tidak hanya akan membuat pertunjukan di televisi menjadi
adil tetapi juga bagus.
6
2.2.2. Durasi
Jika memungkinkan sebaiknya tidak berpikir untuk membuat
suatu program yang bersifat hanya satu kali tayang. Suatu program
yang berhafal adalah prograrn yang dapat bertahan selama mungkin.
Banyak drama sering dapat bertahan selama bertahun-tahun di
televisi. Salah satuaya adalah serial Guiding Light yang dapat
bertahan di teievisi Amerika selama 40 tahun. Namun demikian,
banyak pula program yang tidak dapat bertahan lama karena sulit
menemukan ide cerita yang segar tanpa harus mengulang dari yang
sudah ada sebelumnya.
Dengan demikian, ditinjau dari durasi atau lamanya penayangai
program, suatu program itu terdiri atas program yang dapat bertahan
lama (durableprogram) dan program yang tidak dapat bertahan lama;
(nondurableprogram). Pengelola program sebaiknya merancang
suatu produksi program yang mampu bertahan terus-menerus, dengan
kata lain, program itu memiliki kemampuan untuk mempertahankan
daya tariknya selama mungkin.
Kata kunci untuk mempertahankan selama mungkin suatu
program adalah tidak boleh kehabisan ide cerita. Kemampuan suatu
program seperti drama seri untuk dapat bertahan dalam jangka waktu
lama ini ditentukan oleh para penulis ceritanya, yang mampu menjalin
cerita dengan menggabungkan tiga tema (ide) dasar yaitu seks, uang,
dan kekuasaan.
Salah satu hal yang sering membantu memperpanjang cerita
adalah dengan memberi kesempatan kepada berbagai tokoh atau
karakter untuk muncul dalam cerita, misalnya dalam drama cheers
yang cerita-nya berpusat pada suatu bar (tempat minum). durasi drama
ini dapat bertahan cukup lama dengan menampilkan berbagai karakter
dari orang-orang yang datang ke bar dan berinteraksi dcngan
pengunjung lainnya. Di sini masing-masing pengunjung memiliki
cerita mereka sendiri yang muncul pada setup episode drama seri ini.
7
Di Indonesia, sinetron yang sukses berhasil bertahan dalam periode
waktu yang cukup panjang dan dibuat dalam beberapa episode.
Vane-Gross memberikan salah satu contoh tema drama yang
tidak dapat bertahan lama, yaitu cerita mengenai orang-orang yang
"terdampar" di pulau terpencil. Sekelompok orang ditemparkan di
sebuah pulau terpencil, dikelilingi laut dan tidak dapat berkomunikasi
dengan dunia luar. Interaksi antara orang-orang ini dibiarkan
berkembang sedemikian rupa sekingga menimbulkan konflik yang
menjadi cerita dan daya tarik program ini. Tema scperti ini pernah
beberapa kali diproduksi di AS antara lain: Swiss Family Robinson,
The New People, The Survivors, Di Indonesia tema ini diadopsi
mcnjadi program Pcnghuni Terakhir, dengan setting di sebuah rumah
yang mewakili pulau terpencil. Tema seperti ini cenderung tidak dapat
bertahan lama karena penulis ceritanya kerap kehabisan ide.
Program benta adalalh salah satu bentuk program yang dapat
bertahan lama (durable). Program berita selalu ada sepanjang waktu
dengan cerita yang fresh karena selalu berganti-ganti setiap hari.
Dengan demikian, pengelola program berita harus tetap dipompa
semangatnya agar tidak mengalami kejenuhan.
2.2.3. Kesukaan
Sebagian audien mernilih program yang menampilkan
pemain utama atau pembawa acara yang mereka sukai, yaitu orang-
orang yang membuat audien merasa nyaman, scbagaimana
dikemukakan Vane-Gross: "Viewers tune to people they like and
with whom they feel comfortable." Mereka adalah orang-orang yang
memiliki kepribadian yang hangat, suka menghibur, sekaligus
sensitif dan ramah. Mereka adalah jenis orang yang mungkin kita
sukai untuk diundang datang ke rumah kita.
8
Adakalanya orang menyukai suatu program bukan karena
isinya, namun lebih tertarik kepada penampilan pembaca berita atau
pembawa acaranya. Pembawa acara dalam program permainan
(game show) harus memiliki karakter sebagaimana dikemukakan di
atas. Dengan demikian, pembawa acara suatu game show haruslah
seseorang yang ramah, lucu, tampan dan sekaligus pintar namun
yang utama ia harus memancarkan kegembiraan dan pemikiran yang
positif atau memiliki good will.
Seorang pembawa acara yang sukses tidak akan mungkin
memiliki sikap yang agresif dan antipati. Misalnya, suka
menyinggung atau memojokkan kontestannya. Seorang pembawa
acara yang tidak simpatik pasti tidak disukai audien dan program itu
akan ditinggalkan audiennya.
2.2.4. Konsistensi
Suatu program harus konsisten terhadap tema dan karakter
pemain yang dibawanya sejak awal. Para penulis cerita, sutradara
dan pemain haruslah bertahan pada tema atau karakternya sejak
awal. Dengan dcmikian, tidak boleh terjadi pembelokan atau
penyimpangan tema atau karakter di tengah jalan yang akan
membuat audien bigung dan pada akhirnya meninggalk program itu
Menurut Vane-Gross: "All viewers bring a certain level of
anticipation to every program" (Semua penonton televise mrmiliki
tingkat antisipasi tertentu terhadap setiap program). Ini berarti,
penonton sejak awal sudah mengharapkan sesuatu ketika menonton
sesuatu
Penonton penggemar film James Bond akan mengharapkan
adegan aksi yang seru dan juga wanita cantik. Penggemar film
komedi Warkop Prambors mengharapkan pernainnya menampilkan
adegan membanyol yang konyol. Perubahan tema atau karakter,
misalnya film James Bond menjadi film drama percintaan atau
9
Warkop Prambors mcnjadi drama serius akan mengecewakan
penggemarnya. Dengan demikian, pemain harus menjaga
karakternya scbaik-baiknya. Mereka harus konsisicn clcngan
karakter tokoli yang nicrcka mainkan (staying in character), dalatn
hal mi .setup ucapan clan undakan haruslah konsisten dengan peran
yang mereka mainkan.
Drama komedi terkadang mengangkat tema-tema sosial
kemasyarakatan, seperti pcnyakit AIDS atau Narkoba dalam upaya
memberi edukasi kepada masyarakat. Tema-tema seperti ini dapat
berasal dari pihak lain (sponsor) ataupun atas prakarsa produsernya
sendiri. Memasukkan tema kemasyarakatan seperti ini kedalam
cerita komedi harus dilakukan sccara hati-hati, karena dapat
mengubah tema atau karakter sentral yang sudah ada. Tema-tema ini
dapat mengubah cerita menjadi serius, dalam hal ini cerita komedi
menjadi kurang lucu.
Setiap acara harus memiliki tema sentral dan tema ini tidak
dapat diubah-ubah menjadi apa saja yang ditujukan kepada siapa
saja. Dengan kata lain, tidak ada program yang dapat menyenangkan
seluruh audien. Dengan demikian, programmer tclevisi tidak dapat
menyelipkan acara "memasak satu menit" (biasanya karena ada
sponsor) pada saat jam tayang film kartun anak-anak pada hari Sabtu
pagi dengan maksud agar dapat menarik ibu-ibu untuk menonton
acara memasak itu. Begitu pula programmer tidak dapat
menyelipkan acara musik rock pada saat jam tayang lagu-lagu
nostalgia yang disukal orang- orang tua, hanya untuk menarik
kelompok penonton remaja dan anak muda.
Risiko kehilangan audien dapat terjadi jika menyelipkan acara
lain pada saat jam tayang acara utama. Dalam hal ini programmer
yang pada mulanya ingin rnemperluas pangsa audiennya justru
mendapatkan sebaliknya. Audien baru tidak datang dan audien lama
akan meninggalkan program itu.
10
2.2.5. Energi
11
Masing-masing pihak memiliki tanggung jawab untuk mcnciptakan
energi program pertunjukan. Tanggung jawab itu adalah sebagai
berikut:
1). Penulis cerita harus memiliki kemampuan untuk mengembang-
kan dialog dan menyusun adegan sedemikian rupa, schingga
mampu menciptakan ketegangan yang terus rncningkat hingga
akhir cerita.
2). Sutradara harus mampu mengarahkan pemain sesuai dengan
cerita dan memilih gambar yang mampu membangkitkan
kepuasan penonton.
3). Pemain harus mampu melakukan peran mereka sebaik-baiknya,
namun aktor yang terbaik adalah mereka yang mampu membuat
setiap adegan mcnjadi menarik.
Jika salah satu dari tiga pihak tersebut di atas tidak dapat melak-
sanakan fungsinya dengan baik, maka akan menyebabkan kecepatan
cerita rnenjadi berkurang atau merosot, demikian pula dengan ener-
ginya, sehingga perhatian audien menjadi tidak fokus dan pikiran
penonton akan mengembara ke mana-mana. Ini merupakan ancaman
dan audien akan meninggalkan acara itu.
Mempertahankan energi menjadi sangat penting dalam setiap
acara talk show atau perbincangan. Upaya mempertahankan energi
pada acara talk show merupakan tanggung jawab pembawa acara
(host) atau pewawancara. Cukup sering terjadi, pembawa acara
membiarkan pembicara untuk mendikte tempo wawancara. Jika
pembawa acara tidak menyadarinya, pembicara itu akan menu-
runkan level energi ke tingkat yang lebih rendah dan keduanya akan
terjebak dalam kebosanan. Jika hal ini yang terjadi, maka produser
dan sutradara harus segera menayangkan jeda komersial dan pergi
berbicara kepada pembawa acara di panggung untuk memompa
semangatnya.
12
2.2.6. Timing
13
Cerita drama komedi Three's Company berjalan sedemikian rupa
sehingga penonton percaya tidak terjadi spa-apa dalam hubungan
antara ketiga orang itu. Pergolakan nilai-nilai sosial yang terjadi di
AS sejak tahun 1960-an hlngga tahun 1970-aa, mcmungkinkan
prinsip hidup serumah bisa diterima masyarakat sehingga drama
Three's Company bisa diterima masyarakat. Menurut Vane-Gross
jika drama ini ditayangkan 10 tahun lebih awal, maka bisa
diperkirakan program ini akan menimbulkan penolakan masyarakat.
2.2.7. Tren
14
seirama dengan tren maka besar kernungkinan akan gagal. Namun
menurut Vane-Gross, program yang mengikuti tren bukanlah faktor
yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan. Menurutnya tren
bisa menjadi petunjuk terhadap selera audien secara umum sehingga
sedikit banyak memantau meningkatkan rating acara.
Dengan demikian, tren bukanlah hal yang terlalu penting untuk
diikuti, namun tren dapat menjadi jalan yang akan menunjukan apa
yang tengah disukai masyarakat. Kesadaran terhadap tren yang sudah
berlalu dapat membantu programmer menghindari atau menolak
program dengan konsep yang sudah usang.
Tren dalam program tclevisi terjadi jika beberapa stasiun televisi
memproduksi atau mengembangkan suatu acara yang memiiiki tema,
format, atau isi yang sama. Vane-Gross kemudian, mengemukakan
adanya tren yang berbeda-beda pada periode tertentu pada program
televisi di AS pada stiat prime time yaitu:
• Tahun 1950-an; tren yang sangat kuat saat itu adalah menyiarkan
program drama teater di New York secara langsung,.
• Tahun 1960-an; tren yang disukai audien adalah film film western
atau koboi.
• Tahun 1970-an; tren yangdisukai audiens adalah komedi situasi.
• Tahun 1980-an; tren yang disukai audien adalah drama seri (soap
opera).
2. Tahun 1990-an; tren yang disukai adalah berita.
Menurut Vane-Gross, tren program televise berkembang karena dua
alasan: 1). Perkembangan ekonomi dan teknologi; 2). Mengikuti
program yang sukses sebelumnya. Tren program televisi tahun 1950-an
berkembang disebabkan masih terbatasnya teknologi. 'I'eknologi
televisi ketika itu masih belum berkembang, kaset (videotape] untuk
menyimpan siaran televisi masih belum diciptakan, sementara industri
15
film Hollywood masih belum tertarik menjual filmnya kepada televisi,
sehingga stasiun televisi lebih memilih menyiarkan pertunjukan teater
secara langsung (live) yang menyediakan produser, aktor, dan penulis
yang sangat bermutu.
Tren program televisi tahun 1960-an adalah film-film koboi seba-
gai akibat keberhasilan film "Gunsmoke", yang pertama kali diputar
tahun 1955. Keberhasilan Gunsmoke menyebabkan berbagai program
dengan tema serupa bermunculan dan pada tahun 1961 ada 12 film yang
diproduksi dengan tema Gunsmoke ditayangkan di berbagai stasiun
televisi di Amerika. Drama seri Dallas yang pertama kali ditayangkan
pada tahun 1978 juga ditiru dengan berbagai versi lainnya. Pada tahun
1981 ada lima drama seri yang serupa Dallas ditayangkan di televisi
AS.
Dengan demikian, tren program televisi terjadi setelah sebelumnya
ada suatu program yang mengalami sukses besar. Suatu program yang
sukses biasanya akan selalu diikuti oleh versi-versi lainnya namun
dengan tema yang serupa. Biasanya para pengekor yang lebih dulu
mernproduksi program tiruan masih bisa menikmati kesuksesan. Selera
audien ternyata tidak bisa puas dengan hanya satu program sukses.
Industri televisi kemudian mernproduksi berbagai versi sehingga
audien merasa puas dan mulai jenuh. Peniru yang pertama biasanya
yang memiliki peluang paling besar untuk paling lama bertahan.
16
Di Indonesia, contoh program televisi yang diproduksi ber-dasarkan
tren ini, salah satunya, adalah sinetron religius menyusul keberhasilan
stasiun televisi TPI dalam menayangkan sinetron Rahasia Ilahi pada
awal tahun 2005. Sinetron religius menawarkan konsep yang berbeda
dengan kebanyakan sinetron pada umumnya ketika itu yang mcmiliki
cerita yang berpanjarig-panjang. Setiap episode sinetron religius
bersifat sekali tayarg dan masing-masing episode memiliki cerita
berbeda.
Pada bagian penutupnya dimunculkan ulama yang menyampai-kan
pesan moral. Keberhasilan Rahasia Ilahi mendorong berbagai stasiun
televisi lainnya untuk juga mernproduksi sinetron dengan tema yang
sama.
Setiap tren program televisi tentu saja mengalami masa puncaknya
dan masa menurunnya, yaitu ketika audien mulai merasa jenuh dan
rating acara sudah turun maka ketika itu pula proses pencarian ide-ide
barupun dimulai lagi. Menentukan kapan suatu tren sudah melewati
titik puncaknya dan tengah mcngalami penurunan merupakan salah satu
hal yang sangat sulit ditentukan oleh programmer.
17
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Menurut Vane-Gross dalam bukunya Programming for TV, Radio and
Cable, tidak peduli dengan tujuannya (mendapatkan audien, prestise, penghargaan
dan sebagainya) atau daya tariknya (informasi atau hiburan), maka setiap program
yang ditayangkan stasiun televisi memiliki dua bentuk, yaitu dominasi format dan
dominasi bintang.
18
Daftar Pustaka
19