Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Instrumentasi elektronik sudah tidak asing lagi di zaman modern ini. Salah
satu contoh instrument elektronik adalah peralatan yang menggunakan listrik
sebagai motor pengerak. Hampir semua peralatan modern bertumpu pada istrik
dari pencukur rambut hingga kendaraan. Namun, perlu diketahui bahwa untuk
melakukan perkembangan teknologi yang berguna bagi umat manusia tidaklah
mudah. Dibutuhkan berbagai percobaan dasar yang menjadi modal awal bagi
pencipta untuk memulai percobaannya.
Untuk mengukur kuat arus dan tegangan digunakan sebuah alat ukur yang
disebut dengan Multimeter. Multimeter adalah alat yang digunakan untuk
mengukur besar nilai kuat arus serta tegangan yang masuk kedalam rangkaian
listrik elektronik. Selain untuk mengukur kuat arus dan tegangan yang mengalir
didalam rangkaian, multimeter juga dapat digunakan untuk mengukur resistansi
sebuah resistor atau hambatan. Dengan sebuah multimeter, kita dapat mengukur
kuat arus, tegangan, sekaligus besar hambatan dalam rangkain listrik.
Awalnya, alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran listrik adalah
alat-alat ukur analog atau yang biasa disebut sebagai multimeter analog. Namun
seiring perkembangan zaman, maka multimeter pun ikut mengalami
perkembangan, sehingga munculah multimeter digital. Multimeter analog adalah
alat ukur yang masih menggunakan jarum untuk menunjukan skala pembacaan
untuk besaran kuat arus listrik dan tegangan. sehingga multimeter ini dianggap
kurang efektif untuk melakukan pengukuran terhadap besaran-besaran listrik.
Sedangkan pada mutlimeter digital, pengamat dapat melakukan pengukuran
mengenai besaran-besaran listrik dengan lebih efektif. Oleh karena itu, untuk
lebih memahami mengenai pengukuran dengan menggunakan multimeter digital,
maka dilakukan praktikum mengenai Pengukuran Dasar Multimeter Digital.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi dengan
multimeter digital?
2. Berapa nilai resistansi sebuah resistor beserta toleransinya berdasarkan nilai
tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan pengukuran dengan hukum
Ohm?
C. Tujuan Praktikum
Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan I ini adalah:
1. Memahami prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat arus dan resistansi dengan
multimeter digital.
2. Memahami cara menentukan resistansi sebuah resistor beserta toleransinya
berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital dan
pengukuran dengan hukum Ohm.
BAB II
KAJIAN MATERI

Instrument elektronik yang namanya disesuaikan dengan perkataan “elektronik”


yang terkandung didalamnya, didasarkan pada prinsip-prinsip listrik atau elektronika
dalam pemakaiannya sebagai alat ukur dasar untuk arus searah. Tetapi dengan
berkembangnya teknologi, tuntutan akan kebutuhan instrument-instrumen yang lebih
terpercaya dan lebih teliti semakin meningkat yang kemudian menghasilkan
perkembangan-perkembangan baru dalam perencanaan dan pemakaian. Untuk
menggunakan instrument-instrumen ini secara cermat, kita perlu memahami prinsip-
prinsip kerjanya dan mampu memperkirakan apakah instrument tersebut sesuai untuk
pemakaian yang telah direncanakan (Cooper, 1978:1).
Resistor tetap mempunyai nilai resistansi yang tidak dituliskan pada badan
komponen tetapi dikonversikan dalam bentuk kode-kode gelang warna dengan
ketentuan tertentu dan bagi pengguna yang mempunyai cacat mata tertentu (buta
warna primer dan buta warna sekunder) akan mempunyai kesulitan untuk dapat
menghitung nilai resistansinya. Resistor dapat berbentuk fixed resistor (nilai
resistansi tetap) atau variable resistor (nilai resistansi dapat diubah) dengan nilai
resistansi yang diekspresikan Ohm atau Ω (Djatmiko, 2017:1-2).
Multimeter merupakan alat ukur besaran listrik yang bekerja dengan kumparan
putar magnet permanen (permanent magnet moving coil, PMMC). Alat ukur
kumparan putar adalah merupakan salah satu pengubah besaran listrik kedalam
gerakan jarum. Alat ukur kumparan putar (Moving Coil Meter) juga sering disebut
dengan d’Arsonval meter. Alat ukur kumparan putar hanya digunakan untuk
menggunakan besaran listrik arus searah. Prinsip kerja dari pengubahan dari besaran
listrik kegerakan jarum berdasarkan sistem induksi (Setiyo, 2017:34-35).
Medan magnet adalah suatu medan yang dibentuk dengan menggerakan medan
listrik (arus listrik) yang menyebabkan gaya dimuatan listrik yang bergerak lainnya.
Putaran mekanika kuantum dari satu partikel membentuk medan magnet dan putaran
itu dipengaruhi oleh dirinya sendiri seperti arus listrik. Inilah yang menyebabkan
medan magnet dari ferromagnet “permanen” (Premono, 2015:161).
Alat yang digunakan untuk mengukur arus, beda potensial, dan hambatan
berturut-turut disebut amperemeter (ammeter), voltmeter, dan ohmmeter. Pada
umumnya, ketiga alat ini menyatu pada suatu alat yang disebut multimeter. Untuk
mengukur arus yang mengalir melalui resistor pada rangkaian, amperemeter dipasang
secara seri dengan resistor. Dengan demikian, pada amperemeter dan resistor
mengalir arus yang sama. Idealnya, amperemeter memiliki hambatan yang sangat
kecil sehingga hanya sedikit perubahan yang terjadi pada arus yang diukur. Beda
potensial pada ujung-ujung resistor diukur dengan voltmeter yang dipasang paralel
dengan resistor (Setiyo, 2017:36).
Suatu cara populer untuk pengukuran tahanan menggunakan metoda voltmeter
amperemeter (voltmeter ammeter method), karena instrument-instrumen ini biasanya
tersedia di laboratorium. Jika tegangan V antara ujung-ujung tahanan dan arus I
melalui tahanan tersebut diukur, tahanan Rx yang tidak diketahui dapat ditentukan
berdasarkan hukum Ohm:
𝑉
Rx =
𝐼
Persamaan diatas berarti bahwa tahanan pada amperemeter adalah nol dan tahanan
pada voltmeter tak berhingga, sehingga kondisi ini menyebabkan rangkaian tidak
terganggu (Cooper, 1978:72).
Sebuah voltmeter dan sebuah ammeter dapat digunakan bersama-sama untuk
mengukur hambatan dan daya. Hambatan R dari sebuah resistor sama dengan selisih
potensial V di antara terminal-terminalnya dibagi dengan arus I; yakni R = V/I. Daya
masukan P ke seberang elemen rangkaian adalah hasil selisih potensial yang melalui
elemen itu dan arus yang melaluinya; P = VI. Pada prinsipnya, cara yang paling
langsung untuk mengukur R atau P adalah mengukur V dan I secara serempak. Pada
praktiknya, penggunaan voltmeter dan smperemeter tidak sesederhana seperti
kelihatannya (Young, 2000:270).
Untuk mengukur arus, DMM harus diletakan secara seri dengan elemen
rangkaian, yang umumnya menyaratkan pemutusan kawat. Satu buah kabel ukur
DMM dihubungkan pada terminal pertahanan alat ukur, sementara kabel ukur yang
lain dipasangkan pada sebuah konektor yang biasanya ditandai dengan huruf “A”
yang menunjukkan pengukuran arus. Dalam proses pengukuran ini DMM tidak
menyuplai daya ke rangkaian (Hayt, 2002:130).
Jika voltmeter dihubungkan langsung diantara ujung-ujung tahanan, dia akan
mengukur beban yang sebenarnya, tetapi amperemeter emnghasilkan kesalahan
(error) sebesar arus melalui voltmeter. Cara yang benar untuk menghubungkan
voltmeter bergantung Rx beserta tahanan voltmeter dan amperemeter. Umumnya
tahanan amperemeter adalah rendah sedangkan tahanan voltmeter adalah tinggi. jika
Rx besar dibandingkan terhadap tahanan dalam amperemeter, kesalahan yang
diakibatkan oleh penurunan tegangan didalam amperemeter dapat diabaikan dan Vt
sangat mendekati tegengan beban yang sebenarnya atau Vx. Jika Rx kecil
dibandingkan terhadap tahanan dalam voltmeter, arus yang dialirkan ke voltmeter
tidak begitu mempengaruhi arus sumber dan It sangat mendekati arus beban
sebenarnya atau Ix (Cooper, 1978:73).
BAB III
METODE PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan


1. Variable Power Supply 1 buah
2. Multimeter Digital 2 buah
3. Resisitor 3 buah
4. Kabel Penghubung 7 buah
B. Prosedur Kerja
1. Menyiapkan 3 (tiga) buah resistor toleransi 5% dengan resistansi masing-
masing 1kΩ, 5,6kΩ, dan 10kΩ.
2. Menghitung masing-masing toleransimya (dari 5%), resistansi minimum dan
maksimum. Kemudian mencatatnya pada Tabel 1.
3. Mengukur resistansi masing-masing resistor secara langsung dengan DMM
sebagai Ohmmeter. Menghitung toleransi, reisitansi minimum dan maksimum
setiap pengukuran berdasarkan ketelitian instrumen. Kemudian mencatat
hasilnya pada Tabel 2.
(Ketelitian Ohmmeter untuk DMM SANWA 771 dapat dilihat pada Tabel 2).
4. Membuat rangkaian seperti pada gambar 1.1 untuk masing-masing resistor.
Menetapkan tegangan sumber sebesar 10 volt lalu mengukur tegangan dan
kuat arus rangkaian dengan menggunakan DMM. Mencatat hasil pengukuran
tegangan dan kuat arus tersebut beserta toleransinya masing-masing.
Menghitung resistansi resistor beserta toleransinya berdasarkan nilai tegangan
dan kuat arus beserta toleransinya menggunakan persamaan R=V/I beserta
toleransinya, nilai minimum dan maksimumnya. Mencatat semua hasil
pengukuran dan perhitungan pada Tabel 3.
(Ketelitian Voltmeter dan Ammeter untuk DMM Tipe SANWA 771 dapat
dilihat pada Tabel 3).
C. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel
1. Identifikasi Variabel
a. Variable Manipulasi : Resistansi Resistor (Ω)
b. Variable Respon : Tegangan (V), Kuat Arus (mA)
c. Variable Kontrol : Tegangan Sumber (V)
2. Definisi Operasional Variabel
a. Resistansi resistor adalah kemampuan suatu resistor dalam menghambat
arus yang mengalir pada suatu rangkaian. Dalam praktikum kali ini,
digunakan 3 buah resistor yang masing-masing bernilai 1kΩ, 5,6kΩ, dan
10kΩ. Satuan dari resistansi resisitor adalah ohm (Ω).
b. Tegangan adalah beda potensial listrik yang mengalir pada rangkaian yang
diukur dengan menggunkan Voltmeter dan dinyatakan dalam satuan volt
(V).
c. Kuat arus adalah laju aliran muatan yang mengalir pada rangkaian yang
diukur dengan menggunakan Ammeter dan dinyatakan dalam satuan
miliampere (mA).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan
Table 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Resistansi Nilai
Nilai Min. (Ω) Nilai Mak. (Ω)
Tertera (Ω) Toleransi (Ω)
1000 0,05 950 1050
5600 0,05 5320 5880
10000 0,05 9980 10020

Table 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1.2% + 5 digit)
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min. Nilai Mak.
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω) (Ω) (Ω)
1000 1077 12,929 1064,071 1089,929
5600 5480 65,81 5414,19 5545,81
10000 9850 118,7 9731,3 9968,7

Tabel 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit)
Tegangan ΔV Arus ΔI Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) V/I ΔR Min. Mak.
9,72 0,16 9,04 0,11 1080 149,04 930,96 1229,04
9,73 0,11 1,78 0,05 5466 215,36 5250,64 5681,36
9,74 0,11 0,99 0,04 9838,38 498,52 9339,86 10336,90

B. Analisis Data
Kegiatan 1. Penentuan Resistansi Secara Langsung
Data 1
Spesifikasi resistor = 5W1kΩJ
R = 1kΩ
= 1000 Ω
Toleransi = 5%
ΔR = 5% × 1000 Ω
= 50 Ω
Nilai Min. = 1000 Ω – 50 Ω
= 950 Ω
Nilai Mak. = 1000 Ω + 50 Ω
= 1050 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai minimum dan
nilai maksimum untuk data 2 dan data 3 dapat disajikan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
Resistansi Nilai
Nilai Min. (Ω) Nilai Mak. (Ω)
Tertera (Ω) Toleransi (Ω)
1000 0,05 950 1050
5600 0,05 5320 5880
10000 0,05 9980 10020

Kegiatan 2. Penentuan Resistansi Secara Pengukuran


Ketelitian Ohmmeter DMM (SANWA CD771) = ± (1.2% + 5 digit)
Data 1
Resistansi tertera = 1kΩ = 1000 Ω
Resistansi terukur = 1,077kΩ = 1077 Ω
1,2 % × 1,077kΩ = 0,012924kΩ
= 12,924 Ω
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah 0,001 Ω, sehingga nilai toleransi dari
suatu pengukuran adalah:
ΔR = ±[12,924 + (0,001 × 5)] Ω
= ±[12,924 + 0,005] Ω
= ± 12,929 Ω
Sehingga, dapat diperoleh nilai minimum dan nilai maksimum adalah:
Nilai Min. = Nilai resistansi terukur – Toleransi
= 1077 Ω – 12,929 Ω
= 1064, 071 Ω
Nilai Mak. = Nilai resistansi terukur + Toleransi
= 1077 Ω + 12,929 Ω
= 1089,929 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai minimum dan
nilai maksimum berdasarkan penggukuran dengan menggunakan multimeter
digital untuk data 2 dan data 3 dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Resistansi Resistansi Nilai Nilai Min. Nilai Mak.
Tertera (Ω) Terukur (Ω) Toleransi (Ω) (Ω) (Ω)
1000 1077 12,929 1064,071 1089,929
5600 5480 65,81 5414,19 5545,81
10000 9850 118,7 9731,3 9968,7

Kegiatan 3. Penentuan Resistansi Metode Ammeter – Voltmeter


Ketelitian Voltmeter DMM (SANWA CD771) = ± (0,9% + 2 digit)
Ketelitian Ammeter DMM (SANWA CD771) = ± (1,4% + 3 digit)
Data 1
Tegangan (V) = 9,72 V
Kuat arus (I) = 9,04 mA
 Untuk ΔV
0,9% × 9,72 V = 0,08748 V
= 0,09 V
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah 0,01 V, sehingga nilai toleransi
dari suatu pengukuran adalah:
ΔV = ±[0,09 + (0,01 × 2)] V
= ±[0,09 + 0,02] V
= ± 0,11 V
 Untuk ΔI
1,4% × 9,04 mA = 0,12656 mA
= 0,13 mA
Nilai terkecil dari kolom pembacaan adalah 0,01 mA, sehingga nilai
toleransi dari suatu pengukuran adalah:
ΔI = ±[0,13 + (0,01 × 3)] mA
= ±[0,13 + 0,03] mA
= ± 0,16 mA
Denga menggunakan persamaan dari Hukum Ohm, maka diperoleh nilai
resistansi sebesar:
V
 R=
I
9,72 V
R=
9,04 mA
R = 1,08kΩ
R = 1080 Ω
 Untuk ΔR
∂R ∂R
dR = | | dV +| | dI
∂V ∂I
∂VI−1 ∂VI−1
dR = | | dV +| | dI
∂V ∂I
dR =|I-1| dV + |VI-2 | dI
𝑑𝑅 I−1 VI−2
=| | dV + | | dI
𝑅 R R

𝑑𝑅 I−1 VI−2
=| −1
| dV + | |dI
𝑅 VI VI−1

𝑑𝑅 dV dI
=| |+| |
𝑅 V I
dV dI
dR = | + |R
V I
ΔV ΔI
ΔR = | + |R
V I
0,16 V 0,11 mA
ΔR = | + | 1, 08kΩ
9,72 V 9,04 mA

ΔR = |0,017 + 0,121| 1,08kΩ


ΔR = 0,14904kΩ
= 149,04 Ω
 Nilai minimum
Nilai Min. = Nilai resistansi – Toleransi
= 1080 Ω – 149,04 Ω
= 930,96 Ω
 Nilai maksimum
Nilai Min. = Nilai resistansi + Toleransi
= 1080 Ω + 149,04 Ω
=1229,04 Ω
Dengan menggunakan analisis yang sama, maka diperoleh nilai resistansi,
nilai toleransi, nilai minimum, dan nilai maksimum untuk data 2 dan data 3 dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tegangan ΔV Arus ΔI Resistansi (Ω)
(V) (V) (mA) (mA) V/I ΔR Min. Mak.
9,72 0,16 9,04 0,11 1080 149,04 930,96 1229,04
9,73 0,11 1,78 0,05 5466 215,36 5250,64 5681,36
9,74 0,11 0,99 0,04 9838,38 498,52 9339,86 10336,90
BAB V
PEMBAHASAN

Telah dilakukan praktikum yang berjudul Pengukuran Dasar dengan Multimeter


Digital yang bertujuan untuk mengetahui prinsip dasar pengukuran tegangan, kuat
arus dan resistansi dengan multimeter digital dan nilai resistansi sebuah resistor
beserta toleransinya berdasarkan nilai tertera, pembacaan langsung multimeter digital
dan pengukuran dengan hukum Ohm. Pada kegiatan ini dilaksanakan 3 kegiatan,
yakni kegiatan pertama adalah penentuan nilai resisitansi sebuah resisitor secara
langsung, kegiatan kedua adalah penentuan nilai resistansi secara pengukuran dan
kegiatan ketiga adalah penentuan nilai resistansi dengan metode Ammeter -
Voltmeter. Pada praktikum kali ini digunakan 3 buah resistor, dua buah Multimeter
digital, sebuah Power Supply, dan kabel penghubung. Digunakan pula tegangan input
sebesar 10 V. Sedangkan yang menjadi variable manipulasi adalah resistansi resistor,
variabel respon adalah tegangan dan kuat arus, dan variabel kontrol adalah tegangan
input.
Pada kegiatan pertama, yakni penentuan nilai resistansi secara langsung
dilakukan dengan cara mengamati penunjukan nilai yang tertera atau tertulis di badan
resistor. Selain nilai resistansi sebuah resistor, terdapat pula nilai toleransi yang
tercantum dibadan resisitor. Sehingga, diperoleh data bahwa pada resistor 1 nilai
resistansi beserta toleransinya adalah |1 ± 5%| kΩ, pada resistor 2 adalah |5,6 ± 5%|
kΩ, dan pada resistor 3 adalah |10 ± 5%| kΩ.
Pada kegiatan kedua, yakni penentuan nilai resistansi secara pengukuran dengan
menggunakan Multimeter digital. Multimeter digital digunakan sebagai alat ukur
resistansi atau Ohmmeter. Jenis Ohmmeter yang digunakan adalah Ohmmeter DMM
(SANWA 771) = ± (1,2% + 5 digit). Resistor dihubungkan dengan Ohmmeter dengan
bantuan kabel penghubung dan diperoleh 3 buah data hasil pengukuran, yang secara
berturut-turut adalah sebesar |1077 ± 12,929| Ω, |5480 ± 65,81| Ω, dan |9850 ± 118,7|
Ω.
Pada kegiatan ketiga, yakni penentuan nilai resistansi dengan metode Ammeter –
Voltmeter digunakan dua Multimeter digital yang berfungsi sebagai Ammeter dan
Voltmeter. Pada kegiatan ini diperoleh 3 buah data untuk pengukuran tegangan secara
berturut-turut adalah |9,72 ± 0,16| V, |9,73 ± 0,11| V, dan |9,74 ± 0,11| V. Untuk nilai
kuat arus, diperoleh data hasil pengukuran secara berturut-turut adalah |9,04 ± 0,11|
mA, |1,78 ± 0,05| mA, dan |0,99 ± 0,04| mA. Dengan menggunakan persamaan dari
Hukum Ohm yaitu R = V/I maka diperoleh nilai resistansi dari 3 buah resistor
tersebut yang bernilai masing-masing adalah |1080 ± 149,04| Ω, |5466 ± 215,36| Ω,
dan |9838,38 ± 498,52| Ω.
Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi dari sebuah resistor adalah
sebagai penghambat laju aliran muatan atau kuat arus dalam sebuah rangkaian listrik.
Dari data diatas dapat terlihat bahwa nilai resistansi sebuah resistor berbanding lurus
dengan tegangan yang mengalir pada suatu rangkaian dan akan berbanding terbalik
dengan nilai kuat arus. Semakin besar resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus
yang mengalir pada suatu rangkaian akan semakin kecil, begitupun sebaliknya
semakin besar nilai resistansi sebuah resistor maka nilai kuat arus yang mengalir pada
suatu rangkaian akan semakin besar. Dan untuk nilai tegangan adalah semakin besar
resistansi suatu resistor maka nilai tegangannya akan semakin besar, dan sebaliknya
untuk nilai resistansi yang kecil maka tegangannya akan semakin kecil pula.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Multimeter digital adalah suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk
mengukur tagangan, kuat arus dan resistansi suatu resistor, atau sebuah alat
yang dapat digunakan sebagai Voltmeter, Ammeter, dan Ohmmeter. Untuk
melakukan pengukuran, multimeter hanya perlu dihubungkan pada rangkaian
dan disesuaikan dengan besaran yang akan dihitung nilainya.
2. Berdasarkan nilai yang tertera maka nilai ketiga resisitor secara berturut-turut
adalah |1 ± 5%| kΩ, |5,6 ± 5%| kΩ, dan |10 ± 5%| kΩ. Berdasarkan pembacaan
langsung mutimeter digital adalah |1077 ± 12,929| Ω, |5480 ± 65,81| Ω, dan
|9850 ± 118,7| Ω. Dan berdasarkan pengukuran dengan Hukum Ohm adalah
|1080 ± 149,04| Ω, |5466 ± 215,36| Ω, dan |9838,38 ± 498,52| Ω.
B. Saran
1. Kepada praktikan selajutnya agar lebih teliti dalam melakukan pengamatan
nilai resistansi berdasarkan pengamatan langsung, serta harus jeli dalam
membedakan tanda koma (,) serta tanda titik (.) pada badan resistor dan harus
cermat dalam melakukan konfersi satuan dari kΩ ke Ω begitu pula sebaliknya.
2. Kepada asisten agar lebih meningkatkan kinerjanya dalam mendampingi
praktikan.
3. Kepada laboran agar terus mengawasi kualitas alat yang akan digunakan untuk
melakukan praktikum, agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Cooper,William D. 1978. Instrumentasi Elektronik dan Teknik Pengukuran Edisi Ke-


2. Jakarta: Erlangga.

Djatmiko,Wisnu. 2017. Prototipe Resistansi Meter Digital. Jurnal UMJ. 1(1): 1-2.

Hayt,William H., dkk. 2002. Rangkaian Listrik Edisi Keenam. Jakarta:Erlangga.

Premono,Pujo, dkk. 2015. Rancang Bangun Alat Instrumentasi Pengukuran Digital


Kuat Medan Manetik dengan Menggunakan Mikrokontroler Atmega8535.
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro. 9(3): 161.

Setiyo,Muji. 2015. Listrik & Elektronika Dasar Otomotif (basic Automotive


Electricity & Electronics). Magelang: UNNIMMA PRESS.

Young,Hugh D, dkk. 2000. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta:


Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai