Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM GELOMBANG 2017 1

Polarimeter
Erik Bhekti Yutomo, Novia Dwi L, Hilda Avianti, Gontjang Prajitno
Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111
E-mail: noviadwilestari23@gmail.com

Abstrak— Percobaan polarimeter dilakukan dengan tujuan dapat merambat lurus hal ini dapat dibuktikan dengan
untuk mempelajari prinsip polarisasi, mengukur sudut putar meninjau berdasarkan dapat atau tidaknya benda untuk
jenis larutan gula sebagai fungsi konsentrasi, dan menentukan meneruskan cahaya. Benda yang tidak dapat ditembus cahaya,
konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Percobaan ini berarti benda tersebut tidak bisa meneruskan cahaya. Sifat
dilakukan dengan menggunakan prinsip polarisasi cahaya.
cahaya selanjutnya adalah dapat dipantulkan, pemantulan
Percobaan dilakukan dengan melewatkan cahaya yang berasal
dari sumber cahaya narium melewati rangkaian skema alat cahaya terdiri dari pemantulan baur dan pemantulan teratur.
polarimeter yang terdiri dari 2 buah lensa cembung, polarisator, Adapun benda benda yang memiliki sifat pemantulan tersebut
analisator, dan tabung zat optic aktif, setelah cahaya melewati adalah cermin – cermin. Cahaya dapat dibiaskan, pembiasa
analisator akan terbentuk pola gelap terang yang dapat diamati adalah sebuah peristiwa pembelokan cahaya yang merambat di
dengan menggunakan teropong, dalam percobaan ini diamati dua medium yang mempunyai kerapatan berbedaapabila
dan dicatat besarnya sudut putar bidang yang dihasilkan oleh terdapat cahaya datang yang berasal dari zat yang
pola terang- terang dan terang – gelap. Selanjutnya dari data kerapatannya rendah dan menuju kearah zat yang mempunyai
yang dihasilkan dapat dicari sudut putar jenis dari larutan gula kerapatan yang tinggi maka cahaya tersebut akan dibelokkan
dan konsentrasi dari larutan gula. Dan dari percobaan ini dapat
mendekati garis normal dan sebaliknya apabila cahaya datang
ditarik kesimpulan polarimeter bekerja dengan menggunakan
prinsip polarisasi gelombang. Di samping itu diperoleh besarnya berasal dari medium rapat menuju ke medium renggang maka
sudut putar jenis dari larutan gula sebagai fungsi konsentrasi akan dibiaskan menjauhi garis normal. Selanjutnya cahaya
yaitu sebesar 3,481 o cm2 oC/gr.dan didapatkan konsentrasi dapat diuraikan prinsip penguraian cahaya/disperse adalah
larutan gula sebesar 2,442 𝐦𝐨𝐥/𝐜𝐦𝟑 . penguraian cahaya putih (polikromatik) menjadi cahaya yang
memiliki warna warna tertentu (monokromatik) yang
Kata Kunci— Cahaya, polarimeter, zat optik aktif mempunyai panjang gelombang berbeda beda. Dan sifat
cahaya yang terakhir adalah cahaya dapat menembus benda
I. PENDAHULUAN bening, cahaya dapar masuk dan menembus jendela yang
mempunyai kaca benng apabila kaca jendela tersebut

C AHAYA merupakan gelombang elektro magnet yang


terdiri dari getaran medan listrik dan getaran medan
magnet yang saling tegak lurus. Bidang getar kedua medan ini
kemudian ditutupi dengan kain hitam maka cahaya matahari
tidak ada satupun yang mampu menembus kaca jendela
tersebut (1).
tegak lurus terhadap arah rambatnya. Dalam perambatannya Ketika gelombang merambat maka titik-titik pada medium
gelembang ini bergetar ke segala arah sehingga dalam mengalami penyimpangan. Untuk gelombang transversal, arah
keperluan khusus perambatan ini perlu disearahkan, penyimpangan titik-titiktersebuttegak lurus arah rambat
gelombang dengan arah yang acak disebut dengan gelombang gelombang. Jika selama gelombang merambat arah
tak terpolarisasi. Untuk mensejajarkan arah rambat gelombang penyimpangan selalu sama, misalnya selalu berarah dari atas
ini dapat digunakan alat yang bernama polarimeter. Didalam ke bawah, maka kita katakana gelombang tersebut mengalami
polarimeter terdapat dua buah lensa cembung, polarisator, polarisasi linier. Sebaliknya, jika selamagelombang merambat,
analisator, dan zat optic aktif yang mampu membelokkan arah penyimpangan titik-titikpada medium selalu berubah-
bidang polarisasi, apabila sinar ini melalui polarisator maka ubah secara acak maka kita katakana gelombang tersebut tidak
sinar yang diteruskan hanya yang memiliki arah rambat yang terpolarisasi. Ada jenis polarisasi lain seperti berikut ini.Jika
sama dengan arah transmisi polarisator. Oleh karena itu perlu selama perambatan gelombang arah penyimpangan selalu
dilakukan pembelajaran lembih lanjut tentang proses berubah-ubah secara teratur,misalnya: mula -mula ke atas,
polarisasi dan prinsip kerja polarimeter. Dengan begitu setelah berlangsung ∆t, aranya ke kiri, setelah berlangsung ∆t
dilakukan percobaan polarimeter ini dengan tujuan untuk berikutnya, aranya ke bawah, setelah berlangsung ∆t
mempelajari prinsip polarisasi, mengukur sudut putar jenis berikutnya lagi, aranya ke kanan, dan setelah berlangsung ∆t
larutan gula sebagai fungsi konsentrasi, dan menentukan berikutnya lagi, aranya kembali ke atas maka gelombang
konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. dikatakan mengalami polarisasi lingkaran. Pada polarisasi
Cahaya merupakan sebuah energy yang memiliki bentuk lingkaran, amplitudo simpangan selalu sama ke manapun arah
berupa energy elektromagnetik yang kasap mata dengan simpangan tersebut. Namun, jika amplitudo saat simpangan
panjang gelombang tersebut sekitae 380-750 nm, Cahaya mengarah ke atas - awah dan saat simpangan mengarah ke
putih dapat diubah menjadi cahaya monokromatik (hanya kiri-kanan tidak sama maka gelombang dikatakan mengalami
terdiri dari satu panjang gelombang) dengan menggunakan polarisasi ellips [2].
filter atau sumber cahaya khusus. Cahaya monokromatik ini Polarisasi merupakan dasar dari sebuah optik dan
disebut cahaya terpolarisasi. dengan arah getar polaroid terjadi akibat adanya superposisi 2 gelombang yang tegak
menjadi sama. Sifat-sifat dari cahaya antara lain adalah cahaya lurus dan bersifat getaran harmonik sederhana . missal
PRAKTIKUM GELOMBANG 2017 2

terdapat pada gelombang O dan berjalan dengan kecepatan


sama pada semua aran dan medan listriknya
dan bervibrasi, yaitu tegak lurus dengan optic axis.
Dengan dihubungkan pada proses polarisasi [3].
Ada empat fenomena yang menghasilkan cahaya
terpolarisasi dari cahaya yang tidak terpolarisasi : absorbs
(penyerapan), hamburan, pemantulan, dan pembiasan ganda.
Misalnya memiliki film polarisasi kedua yang sumbu
transmisinya membentuk sudut ϴ dengan sumbu transmisi
dari yang pertama Jika dua elemen mempolarisasikan ditempat
berurutan pada seberkas cahaya yang pertama disebut
polarizer (pemolarisasi), yang kedua disebut analyzer
(penganalisa). Bila keduanya disilangkan, yaitu jika sumbu
transmisi mereka saling tegak lurus, tidak aka nada cahaya
yang keluar melaluinya. Persamaan 1 dikenal dengan hukumm Gambar 1. Skema alat percobaan polarimeter
malus yang diterapkan pada dua elemen polarisasi yang merotasi cahaya dengan arah yang berlawanan dan ini disebut
sumbu-sumbu transmisinya membentuk sudut ϴ antara satu sebagai aktif secara optic [6].
dengan yang lainnya [4].
Polarimeter diperkenalkan pada tahun 1849 untuk II. METODE
mengukur gula yang aktif secara optic. Gula menunjukkan A. Alat dan bahan
sifat ini dan polarimeter digunakan secara rutin untuk Dalam percobaan polarimeter ini diperlukan peralatan dan
menganalisa sirup gula. Setelah tahun 1860an, polarimeter bahan yaitu satu set polarimeter yang berfungsi untuk
menjadi alat yang sangat berharga bagi petugas pajak untuk mengamati proses polarisasi cahaya. Di dalam polarimeter ini
menentukan kekuatan gula. Kegunaan polarimeter selain yang telah dilengkapi peralatan peralatan seperti sumber cahaya
telah dijelaskan dapat digunakanmengukur besar sudut putar natrium sebagai sumber cahaya yang akan dipolarisasikan,
jenis suatu larutan optic aktif. Yang cahaya akan diserap tabung larutan sebagai wadah dari zat optik aktif, termometer
berturut-turut ole polarisator dan analisator. Larutan yang akan yang berfungsi untuk mengukur suhu sekitar, alat putar yang
diselidiki watak optiknya akan dimasuki dalam polarimeter. berfungsi untuk mengatur pola gelap terang atau terang –
Apabila sesekali dilihat melalui teropong, ternyata sebagian terang, teropong untuk mengamati pola gelap terang atau
intensitas cahaya berhasil menerobos keluar. Hal tersebut terang – terang dan juga dilengkapi dengan polarisator dan
berarti bidang polarisasi cahaya yang ditentukan oleh analisator untuk mensejajarkan cahaya. Selain itu peralatan
polarisator telah mengalami putaran sepanjang perjalanannya lain yang digunakan adalah gelas beaker untuk wadah gula ,
ke analisator. Seluruh cahaya yang lewat dapat dihambat gelas untuk wadah membuat larutan gula, batang pengaduk
kembali dengan cara memutar analisator kekanan atau kekiri untuk mengaduk saat membuat larutan gula, gelas ukur untuk
tergantung pada jenis larutan. Untuk larutan gula, memutar mengukur besarnya volum larutan yang digunakan, corong
analisator kekanan, sehingga watak optic larutan gula disebut berfungsi untuk memasukkan larutan kedalam tabung, dan
putar kanan, besar sudutnya tergantung jenis dan konsentrasi pipet untuk memasukkan larutan kedalam tabung dalam skala
larutan ( C ) dan tentu panjang lintasan yang harus ditempuh kecil. Dan untuk bahan yang digunakan dalam percobaan ini
oleh cahaya terpolarisasi yang tidak lain adalah panjang adalah aquades, larutan gula dengan konsentrasi yang telah
tabung gelombanng (L) ditentukan (6 gram, 50 ml) serta larutan gula yang
Φ = αLC (1) konsentrasinya masih belum diketahui (unknown).
dimana Φ ini merupakan sudut pemutaran dari antara watak B. Skema alat
optic larutan gula. Yang mana besarnya ini akan bergantung Skema alat pada percobaan ini ditunjukkan pada gambar 1.
pada jenis dan konsentrasi dari larutan (C) serta panjang C. Langkah Kerja
lintasannya sendiri (L) pada polarimeter merupakan tabung Langkah kerja dalam percobaan ini adalah yang pertama
[5]. tabung larutan diisi dengan aquades sehingga terisi penuh dan
Zat optic aktif adalah suatu zat yang memiliki sifat dalam tidak ada gelembung udara didalamnya, tabung larutan
memutar bidang polarisasi cahaya. Contoh salah satu zat optic dimasukkan ke dalam polarimeter, selanjutnya polarimeter
aktif adalah larutan gula. Larutan tersebut ada yang dapat dinyalakan begitu pula dangan sumber cahaya. Ditentukan
memutar bidang getar polarisasi kekiri dan ada juga yang titik nol dengan diperhatikannya teropong sambil diaturnya
kekanan. Semakin besar konsentrasi gula dalam larutan alat putar. Selanjutnya alat putar diatur hingga pola terang –
semakin besar sudut putar sumbu polarisasinya pada sukrosa terang teramati dan dicatat sudut putar yang terbentuk, lalu
atau gula dapat terhidrolisis sukrosa.Kemampuan suatu atom alat putar diatur kembali hingga pola terang – gelap teramati
karbon mengikat empat atom menghasilkan sifat-sifat yang dan dicatat pula sudut putar yang terbentuk, dicatat nilai
tidak biasa. Jika keempat atom ini berbeda maka akan temperatur yang ditunjukkan oleh termometer dalam
membentuk dua molekul yang berbeda dan tiap molekul polarimeter, dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali, dalam
merupakan bayangan dari yang lainnya. Dua senyawa tersebut percobaan ini dilakukan variasi larutan yaitu larutan gula
mempunyai sifat cahaya yang berbeda jika cahaya polarisasi dengan konsentrasi tertentu (6 gram 50 ml) , dan larutan gula
(dimana gelombnag cahaya hanya dalam satu bidang) yang belum diketahui nilai konsentrasinya (larutan unknown).
dipancarkan melalui kedua senyawa tersebut. Dua senyawa ini
PRAKTIKUM GELOMBANG 2017 3

Tabel 1
Start Hasil percobaan polarimeter
Terang – Terang –
No Larutan Suhu (oC)
terang (Φ) gelap (Φ)
Tabung larutan diisi aquades hingga 1 261,7 45,2 3,1
penuh 2 Aquades 209,6 23,9 3,1
3 229,3 12,2 3,0
Polarimeter dan sumber cahaya 1 17,5 58,7 3,2
dinyalakan Larutan
2 13,1 61,3 3,2
Gula
3 10,2 60,1 3,1
Ditentukan titik nol dengan diaturnya
1 231,0 77,5 3,3
alat putar
2 Unknown 230,7 52,2 3,3
3 235,1 57,0 3,3
Alat putar diatur sehingga pola terang-
terang teramati dan dicatat sudut putar
Tabel 2
yang didapat Hasil perhitungan sudut putar jenis aquades
No Terang – Terang – (𝛼)𝐷𝑟
ΔΦ o
Alat putar diatur sehingga pola terang- terang(Φ) gelap (Φ) cm2 oC/gr
gelap teramati dan dicatat sudut putar 1 261,7 45,2 216,5 0
yang didapat 2 209,6 23,9 0
185,7
Tidak 3 229,3 12,2 217,1 0
Rata – rata 0
Apakah sudah 3x
pengulangan ? Tabel 3
Hasil perhitungan sudut putar jenis larutan gula

Tidak Ya Terang – Terang – (𝛼)𝐷𝑟


No ΔΦ o
terang (Φ) gelap (Φ) cm2 oC/gr
1 17,5 58,7 41,2 3,088
Apakah sudah
dilakukan variasi 2 13,1 61,3 48,2 3,613
jenis larutan? 3 10,2 60,1 49,9 3,741
Rata – rata 3,481
Ya
B. Perhitungan
Finish Setelah didapatkan data seperti yang ada pada subbab
analisa data selanjutnya dilakukan proses perhitungan yaitu
Gambar 2 Flowchart percobaan polarimeter
untuk mencari sudut putar jenis larutan gula dan mencari
Diukur panjang tabung larutan, dan yang terakhir adalah konsentrasi dari larutan unknown, yaitu sebagai berikut:
dilakukan proses analisa matematis untuk menentukan sudut Contoh perhitungan :
putar jenis dari larutan gula dan aquades, serta besarnya Diketahui :
konsentrasi larutan unknown Sudut putar bidang TT = 17,5o
Sudut putar bidang TG = 58,7o
D. Flowchart Volum air = 50 ml
Untuk memahami langkang langkah percobaan polarimeter Massa gula = 6 gr
dengan mudah maka diberikan diagram alur seperti yang Mr gula = 180 gr/mol
tertera pada gambar 2.
Panjang tabung = 20 cm
III. ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN Ditanya :
A. Analisa Data Sudut putar jenis (𝛼)𝐷𝑟 ? dan konsentrasi larutan unknown ?
Dalam percobaan polarimeter ini didapatkan data berupa Dijawab :
sudut putar bidang terang – terang dan terang – gelap untuk 𝐶=
𝑔𝑟 1000
.
masing masing variasi serta temperatur ruang seperti yang 𝑀𝑟 𝑉
6 1000
disajikan pada tabel 1. Selain itu didapatkan data pendukung 𝐶= . = 0,667 mol/cm3
180 50
lain yaitu volume air = 50ml serta massa gula = 6gr untuk 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟 𝑏𝑖𝑑𝑎𝑛𝑔(Φ) = |𝑇𝑇 𝑜 − 𝑇𝐺 0 |
larutan gula
= |17,50 − 58,70 | = 41,2𝑜
PRAKTIKUM GELOMBANG 2017 4

Tabel 4 cahaya akan diteruskan menuju polarisator, di polarisator


Hasil perhitungan konsentrasi dan massa larutan unknown
cahaya yang arah transmisinya sama dengan arah transmisi
Terang Terang polarisator akan diteruskan, dikarenakan cahaya merupakan
C gr
No – terang – gelap ΔΦ gelombang elektromagnetik yang terdiri atas dua komponen
(mol/cm3) (gram)
(Φ) (Φ) gelombang sehingga terdapat gelombang yang arah
1 231,0 77,5 153,5 2,205 19,843 transmisinya tegak lurus dengan arah transmisi polarisator,
2 230,7 52,2 178,5 2,564 23,075 dan selanjutnya gelombang tersebut akan diserap oleh
polarisator. Dari polarisator, cahaya selanjutnya diteruskan
3 235,1 57,0 178,1 2,558 23,024
menuju zat optic aktif sehingga disana bidang polarisasi akan
Rata – rata 2,442 21,981 diputar disana, cahaya tersebut selanjutnya menuju analisator,
Φ = (𝛼)𝐷𝑟 . 𝐿. 𝐶
cahaya sebagian akan diteruskan secara maksimal sehingga
𝐷 Φ 41,2 terbentuk pola terang, dan sebagian cahaya akan diteruskan
(𝛼)𝑟 = = = 3,088o cm2 oC/gr secara tidak maksimal sehingga akan terbentuk pola gelap.
𝐿.𝐶 20.0,667
Setelah didapatkan nilai sudut putar jenis dari larutan gula Pola terang gelap tersebut bisa terbentuk dilakukan dengan
selanjutnya dapat dilakukan perhitungan konsentrasi dari mengatur sudut putar bidang yang ada.
larutan unknown , dengan contoh sebagai berikut : Dalam percobaan ini dilakukan dengan menggunakan
variasi larutan zat optic aktif yaitu aquades ,larutan gula dan
Diketahui larutan unknown memiliki : larutan unknown. Dalam percobaan ini diperoleh data berupa
Sudut putar bidang TT = 231,0o besarnya sudut putar bidang masing masing pola terang –
Sudut putar bidang TG = 77,5o terang dan terang – gelap, dan juga konsentrasi dari larutan
Sudut putar jenis larutan gula = 3,481 o cm2 oC/gr gula. Dari data tersebut dapat dicari nilai sudut putar jenis
larutan gula dan konsentrasi dari larutan unknown. Dari data
yang diperoleh terlihat bahwa aquades tidak bisa memutar
Φ = (𝛼)𝐷
𝑟 . 𝐿. 𝐶
Φ
bidang polarisasi karena bukan merupakan jenis dari larutan
𝐶= zat optic aktif selain itu aquades tidak memiliki kinsentrasi
(𝛼)𝐷
𝑟𝐿
Φ = 231,0 − 77,5 = 153,5 yang tinggi, sedangkan larutan gula terlihat dapat memutar
Φ 153,5 bidang polarisasi dikarenakan memiliki sudut putar jenis,
𝐶= = = 2,205 mol/cm3 berdasarkan proses perhitungan didapatkan besar sudut putar
(𝛼)𝐷
𝑟𝐿 3,481 .20
𝑔𝑟 1000 jenis dari larutan gula adalah 3,481 o cm2 oC/gr, jadi dari hasil
𝐶= .
𝑀𝑟 𝑉 perhitungan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa besarnya
𝐶.𝑀𝑟.𝑉 2,205.180.50
𝑔𝑟 = = = 19,843 𝑔𝑟 sudut putarjenis suatu larutan zat optic aktif dipengaruhi oleh
1000 1000
konsentrasi suatu larutan. Dari sudut putar jenis larutan gula
Selanjutnya dilakukan proses perhitungan yang sama untuk
yang didapatkan selanjutnya dapat digunakan untuk mencari
data yang lain , sehingga diperoleh seperti pada tabel 4.
besarnya konsentrasi dan massa dari larutan unknown. Dari
proses perhitungan didapatkan rata rata konsentrasi dari
C. Pembahasan larutan unknown didapatkan sebesar 2,442 mol/cm3 , dan
Percobaan polarimeter ini dilakukan dengan tujuan untuk massa rata – rata glukusa pada larutan unknown yaitu sebesar
mempelajari prinsip polarimeter, mengukur sudut putar jenis 21,981 gr.
larutan gula sebagai fungsi konsentrasi, dan menentukan
konsentrasi larutan gula dengan polarimeter. Untuk memenuhi IV. KESIMPULAN
tujuan tersebut , percobaan ini dilakukan dengan mengamati
besarnya sudut putar dari pola terang – terang , dan gelap – Setelah dilakukannya percobaan polarimeter didapatkan
terang. Pola – pola tersebut dapat terbentuk melalui proses kesimpulan bahwa polarimeter bekerja dengan menggunakan
polarisasi yang terjadi didalam alat polarimeter. Didalam prinsip polarisasi gelombang. Di samping itu diperoleh
polarimeter dilengkapi dengan dua buah lensa cembung yang besarnya sudut putar jenis dari larutan gula sebagai fungsi
berfungsi untuk memfokuskan cahaya, polarisator yang konsentrasi yaitu sebesar 3,481 o cm2 oC/gr.dan didapatkan
berfungsi untuk mensejajarkan cahaya dengan meneruskan konsentrasi larutan gula sebesar 2,442 mol/cm3 .
cahaya yang memiliki arah rambat yang sama dengan arah
transmisi polarisator dan menyerap cahaya yang arah
UCAPAN TERIMA KASIH
rambatnya tegak lurus dengan arah rambat transmisi
polarisator, selanjutnya terdapat tabung yang berisi zat optic Penulis mengucapkan terimakasih kepada asisten
aktif yang berfungsi untuk memutar bidang polarisasi, hal laboratorium Gelombang khususnya asisten praktikum
tersebut dikarenaka senyawa optis aktif adalah senyawa yang polarimeter Novia Dwi L dan Hilda Avianti, serta rekan-
memiliki atom C asimetris atau atom C kiral , selain itu rekan praktikan dan semua pihak terkait praktikum
didalam polarisator juga terdapat analysator yang dapat polarimeter dalam melakukan percobaan dan penyelesaian
menyebabkan terjadinya pola gelap – terang. laporan ini.
Dalam percobaan ini digunakan sumber cahaya berupa
lampu natrium, saat sumber cahaya dinyalakan sumber cahaya
tersebut akan merambat hingga sampai ke lensa cembung
yang pertama disana nanti cahaya akan difokuskan selanjutnya
PRAKTIKUM GELOMBANG 2017 5

DAFTAR PUSTAKA
[1] Satriawan,Mirza.’’Fisika Dasar’’.Jakarta:Erlangga (2012)
[2] Mikrajuddin.”Diktat Fisika Dasar II”.Bandung:ITB (2006)
[3] Tipler, Paul A. “Fisika Untuk Sains dan Tekinik.” Jakarta : Erlangga
(2001).
[4] Cutnell, John D. dan Kenneth W. Johnson. “Physics edition 7th.” Asia :
Asian Press (2007).
[5] Newmark, Ann. “Jendela Iptek Kimia.” Jakarta : Erlangga (2000).
[6] Young, Hugh. D and Roger A. Freedman. “Fisika Universitas.” Jakarta :
Erlangga (2001).

Anda mungkin juga menyukai