Anda di halaman 1dari 47

DAFTAR ISI

DAFTAR

ISI i

KATA

PENGANTAR

ii

PERSEMBAHAN

iii

BAB I KAMI PUTUSKAN MEMILIH

MBS 1

BAB II 40 HARI PERTAMA DI PESANTREN, HARI-

HARI PENUH

KERINDUAN DAN AIR

MATA 7

BAB III KAMI TITIPKAN SEMUA KEPADA ALLAH

YANG MAHA

2018. Ella Bunda Kanaka |i


MENJAGA, BERKAH PUN

HADIR 11

BAB IV TERIMAKASIH KAMI UNTUK MBS

TERCINTA

16

BAB V SEJUTA HARAPAN UNTUK MBS YANG

SEMAKIN BERJAYA

DI MASA YANG AKAN

DATANG

19

LAMPIRAN FOTO KENANGAN DAN

KEGIATAN

24

KESAN DAN PESAN

ii | 2 0 1 8 . Ella Bunda Kanaka


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh


Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Allah
swt yang telah meringankan tangan kami untuk menulis curahan
hati kami wali Kanaka Daffa Ulhaq. Sholawat serta salam kami
panjatkan kepada junjungan kami Rosulullah saw yang telah
mengantarkan manusia dari jaman kegelapan ke jaman yang
terang benderang yaitu addinul Islam.
Sebelum kami menulis yang ingin kami sampaikan
adalah permintaan maaf seandainya dalam tulisan kami nanti
ada pernyataan yang tidak berkenan untuk beberapa pihak,
karena semua itu pasti bukan niatan kami untuk menyakiti pihak
manapun.
Kami menulis sebagai ujud partisipasi kami sebagai wali
santri MBS 2 untuk melengkapi kisah-kisah suka dan duka kami
saat memutuskan untuk memasukkan anak kami ke pesantren,

2018. Ella Bunda Kanaka | iii


saat menghadapi masalah ketika sudah di pesantren, saat kami
terkesima melihat perkembangan anak kami di pesantren dan
banyak hal yang mungkin menginspirasi, tapi lebih dari itu kami
ingin mengabadikan kenangan itu dalam sebuah buku.
Terima kasih untuk dukungan para ustad yang yak
bosan-bosan menganjurkan kami untuk menulis, meyakinkan
kami untuk menulis dengan segala keterbatasan kami. Besar
harapan kami agar buku ini bisa melengkapi perpustakaan MBS
dan bisa menginspirasi banyak pihak sehingga memasukkan
anak tercinta ke pesantren tidak lagi menjadi momok yang
menakutkan.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokaatuh

Tangerang Selatan, April 2018


Ella Bunda Kanaka

iv | 2 0 1 8 . Ella Bunda Kanaka


PERSEMBAHAN

Karya ini kami persembahkan sebagai salah satu hadiah


ulang tahun putra kami Kanaka Daffa Ulhaq yang kebetulan ber
ulang tahun di 22 April. 15 tahun yang lalu putra kami hadir ke
dunia ini dan membuat kami bahagia, semoga waktu yang telah
berlalu mampu membuat putra kami tetap menjadi kebanggaan
kami orang tuanya, sebagai generasi penerus yang sholih dan
amanah. We love you forever my golden boy.....
Kami juga persembahkan karya ini untuk MBS yang
telah ikut membina putra kami dengan akhlakul karimah dan
mendidik putra kami menjadi generasi muslim yang bermental
kuat, jujur serta melatih putra kami menjalankan sunnah. Thank
you MBS Yogyakarta......
Karya ini bunda persembahkan juga untuk papa
Achmadi yang telah mencurahkan seluruh waktunya untuk
kesejahteraan kami. Mungkin tak banyak waktu bagi beliau
untuk mendampingi kami setiap saat tapi dalam darah kami
mengalir hasil jerih payah, keringat dan mungkin air mata yang
tak pernah kami saksikan. We love you forever dad......

2018. Ella Bunda Kanaka |v


Karya ini bunda persembahkan pula untuk Dhiya
Isnavisa adek dari Kanaka yang dengan kebesaran hatinya selalu
merelakan bundanya sebulan sekali untuk menengok kakak
tercintanya di pesantren. We love you forever my princes.......
Terakhir karya ini kami persembahkan untuk para orang
tua yang masih ragu memutuskan untuk memasukkan putra
putrinya ke pesantren. Semoga dengan membaca ini semakin
memantapkan hati untuk melepas ananda tercinta ke pesantren.
Hilangkan ragu ayah bunda, serahkan semua pada Yang Maha
Menjaga........

vi | 2 0 1 8 . Ella Bunda Kanaka


BAB I
KAMI PUTUSKAN MEMILIH MBS

Liburan semester awal tahun 2015 tepatnya adalah awal mula kami
mendapat informasi mengenai sekolah MBS (Muhammmadiyah Boarding School)
yogyakarta. Salah satu keponakan kami Qomaru adalah sekretaris PDM Bantul
banyak bercerita tentang sebuah sekolah yang sedang naik daun alias banyak di
minati karena kedisiplinannya dalam mendidik santrinya.
Menjelang kami pulang ke Jakarta kami sempatkan untuk mampir ke MBS I
di jalan piyungan selatan candi Boko tepatnya. Dengan petunjuk keponakan kami
tidak terlalu sulit menemukan lokasi MBS yang di maksud. Saat itu mas Daffa
panggilan sehari-hari Kanaka di rumah menanyakan pada saya, “mama gak maksa
aku ke pesantren kan”. Saya jawab, “tidak mas, mama hanya ingin mas melihat
suasan pesantren”. Dalam hati saya berkecamuk tanya bagaimana caranya membuat
putra kami punya semangat untuk masuk ke pesantren.
Setelah parkir di halaman kantor MBS 1 kami di arahkan ke sebuah ruangan
dan ada seorang ustadzah di sana yang siap melayani kami dengan banyak
pertanyaan. Banyak kami ngobrol dan bertanya ini itu, sampai pada pembicaraan
siapa saja sih santri mbs, dari mana mereka, dan saat itu kami terkesima juga kalo
santri-santrinya banyak sekali dari luar pulau, bahkan ada yang dari Malaysia. Saat
itu saya malu pada diri sendiri, Jakarta seberapa sih jauhnya dari Jogja.
Kami melihat kamar demi kamar di asrama MBS 1, melihat sawah yg
terhampar luas mengelilingi asrama dan tempat belajar santri, ada juga bangunan
yang sedang di bangun. Tergambar bagaimana anak-anak akan belajar dan
menghabiskan hari-harinya jauh dari pengawasan dan penjagaan kami orang tuanya.
Dalam benak saya berkecamuk rasa, ada rasa yang berlawanan, satu sisi kami ingin
putra kami tumbuh lebih dewasa dan mandiri, disisi lain ada perasaan takut, tidak
sampai hati melepas anak sekecil itu jauh dari pelukan kami. Bahkan saat itu Daffa
makan pun masih di suapi, sakit-sakitan, dan semua tergantung mama. Saking

2018. Ella Bunda Kanaka |1


apapun tergantung mama bahkan mau makan sesuatu yang ber pengawet dan
pewarna selalu tanya boleh gak, mau buang air saja pamit, itulah putra kami saat itu.
Sepulang kami dari MBS bahkan saat sujud dalam sholat tak terasa ada air
mata mengingat daffa mau di pesantren. Menjelang ujian saya benahi semua buku-
buku dan karya-karya mas Daffa dari TK sampai kelas 6 SD, terpampang jelas dalam
ingatan saat kelas 1 SD kalo saya bangunkan sering mengeluh, “ aku capek mah
sekolah”. Melihat foto-fotonya serasa baru kemarin saya masih memakaikan
sepatunya bahkan sampai kelas 6 masih di suapin makannya, tak terasa lagi air mata
mengalir membayangkan dia akan jauh dari pandangan dan jangkauan tanganku.
Saat itu kami belum utarakan menganjurkan daffa di pesantren. Kami masih menata
hati, meyakinkan perasaan kami benarkah keputusan kami memasukkan putra kami
ke pesantren. Dalam doa kami selalu memohon petunjuk Allah, apa sih yang harus
kami putuskan untuk pendidikan putra kami paska lulus SD nanti.
Bersama suami kami bermusyawarah bagaimana sebaiknya langkah
berikutnya. Suami kebetulan pekerjaannya menuntut beliau pergi ke luar kota
minimal 2 minggu, secara psikologis sudah terbiasa terpisah jauh dari anak-anak.
PR besarnya adalah di saya yang memang over protektif dengan anak-anak. Tapi di
hati saya ada dorongan yang kuat bahwa saya harus mengambil keputusan untuk
mengantar putra kami ke pesantren. Hal-hal yang menjadi pertimbangan utama
adalah karena putra kami laki-laki, dia harus tumbuh kuat baik fisik maupun mental.
Pertimbangan berikutnya karena selama ini putra kami tidak banyak bergaul dengan
teman sebaya, saya khawatir dia tumbuh menjadi pribadi yg introfet dan kurang
pergaulan. Hal lain yg tidak kalah urgen adalah kegemarannya bermain game di
ponsel dan laptop sudah menghabiskan waktunya, dan saya tidak bisa
mengontrolnya setiap saat. Dan satu hal lagi yaitu kami ingin putra kami mendapat
pendidikan agama yang cukup karena selama ini saya merasa sangat kurang
memberikannya. Alhamdulillah kami bisa menyatukan pendapat bahwa kami
memutuskan untuk mengarahkan daffa ke pesantren MBS.
Setelah kami memutuskan untuk mengarahkan daffa ke MBS maka ada mau
gak mau kami memikirkan bagaimana caranya menyampaikan ke daffa mengenai

2|2018. Ella Bunda Kanaka


niatan kami ini. Dari awal daffa bicara ke kami tidak mau di paksa masuk pesantren.
Sampai suatu hari saya ingat bahwa dia sangat hobbi main robot, dan di tempat
kursus robotnya pernah di tawari robot educative oleh mentornya, tapi daffa bilang,
“harganya mahal mama 7 juta lebih harganya”. Saya tahu dari sinar matanya dia
pengin banget punya robot tersebut. Kami sepakat untuk menjadikan si robot ini
sebagai motivasi daffa masuk pesantren. Dengan nada santai sore itu kami bicara ke
daffa, “kalo mas pengin robot EV 3 mama papa akan usahakan kok beliin, tapi ada
syaratnya pasti mas”. Tanpa menunggu waktu lagi daffa langsung semangat, ”oke
ma apa syaratnya”. Saya jawab, “kalo mas bisa di terima di MBS yg kemarin kita
lihat”. Sebentar dia berfikir kemudian bertanya lagi, “ terus kalo aku gak diterima
boleh gak di beliin”, kemudian saya jawab, “ya nggak lah, itu hanya kalo mas di
terima di sana, di MBS keren lho mas nanti temen kamu banyak, anak malaysia, anak
kalimantan, Riau dari seluruh indonesia deh mas”. Kemudian saya pastikan sekali
lagi, “jadi gimana mas, mau gak ikut tes masuk ke MBS, dah gelombang terakhir
nih”. Alhamdulillah mas Daffa mau ikuti tes masuk MBS, dalam hati kami lega,
tapi ada di sudut hati saya seperti rasa takut kehilangan, sedih sekali waktu itu hati
terasa.
Waktu terus melaju, tibalah saatnya Daffa memenuhi panggilan tes masuk
MBS, seingat saya adalah awal Desember . Kami bertiga saya, daffa dan adiknya
pergi ke Jogja untuk mengantar Daffa mengikuti ujian tersebut. Alhamdulillah dari
salah satu keponakan ada yang dengan keikhlasan nya mengantar kami pulang pergi
bahkan menunggui proses test nya Daffa. Singkat cerita Daffa mengikuti test
tertulis, wawancara dan sekalian pengukuran baju saat itu. Dan seusai test kami pun
pulang ke Jakarta dan menunggu hasil test hari itu.
Dan tak berselang lama dari pelaksanaan test, pengumuman penerimaan pun
kami terima. Alhamdulillah qodarullah Daffa termasuk peserta test yang di terima
di MBS Yogyakarta. Dan kebetulan diterimanya di MBS 2 yang lokasinya masuk
wilayah Klaten, tepatnya di sebelah Timur candi Prambanan, Desa Tlogo,
Kecamatan Prambanan, Klaten.

2018. Ella Bunda Kanaka |3


Kabar diterimanya di MBS adalah konsekwensi kami untuk membelikan
robot EV3 yang kami janjikan. Dilema pun terjadi, kami ingin membelikan robot
tersebut tapi waktu ujian tinggal beberapa bulan lagi, sementara membelikan robot
adalah janji kami. Namun akhirnya dengan berbagai pertimbangan kami pun
membelikan robot tersebut. Dan hal yangg kami perkirakan pun terjadi, Daffa lebih
banyak main robot daripada belajar menyiapkan untuk Ujian Akhir Nasional. Jari-
jari tangannnya sampai bengkak karena bongkar pasang robot siang malam, tapi dia
sangat bahagia dengan robot impiannya. Kami tidak bisa begitu saja marah atau
melarangnya memainkannya. Kami berfikir setelah kemarin mengikuti banyak Tray
Out dan belajar intensif mungkin ini adalah minggu2 tenangnya dia, apalagi
mengingat setelah lulus robotnya pun akan di tinggalkan ke pondok.
Waktu ujianpun tiba alhamdulillah di lewati dengan baik, sedikit drama pas
hari pertama ujian, malamnya dia nangis karena terlalu saya paksa belajar sampai
malam, akhirnya bahasa Indonesia sama sekali tidak di sentuh. Tetapi alhamdulillah
semua nilainya memuaskan selain bahasa Indonesia, matematika 95, IPA 92, dan
bahasa Indonesia hanya 78.
Selesai ujian adalah saatnya Daffa di sunnat, karena sudah tidak ada waktu
lagi sebelum dia masuk pesantren. Setelah sembuh tepatnya minggu terakhir bulan
ruwah seminggu menjelang ramadhan kami mengadakan selamatan yang lumayan
besar karena kami berfikir kapan lagi mengumpulkan teman dan saudara sekalian
untuk minta doa sahabat dan kerabat menjelang keberangkatan Daffa ke pesantren.
Bulan ramadhan tahun tersebut adalah hari-hari berat bagi saya terutama karena
setiap kali merapihkan barang-barangnya Daffa dari buku, baju dan apapun yang
berhubungan dengan nya pasti selalu saya menangis. Setiap sujud-sujudku dalam
sholat juga pasti menangis, karena belum pernah sekalipun kami berpisah lama.
Pernah suatu hari saya meninggalkan anak-anak di Kebumen karena ada keperluan
di jogja, itupun sepanjang jalan saya menangis, saya gak peduli di ketawain suami
di sebelah saya, menelpon ber kali-kali sampai anak-anak nanya kenapa sih mama
telpon terus.

4|2018. Ella Bunda Kanaka


Lebaran tahun ini adalah sesuatu banget buat kami, sepanjang puasa kami
sudah menyiapkan semua keperluan Daffa di pesantren, dari baju-baju, buku,
seragam dan keperluan sehari-hari yang mungkin di butuhkan. Kami memutuskan
lebaran di kampung halaman saya di Kebumen, untuk kemudian ke Bantul di
kampung halaman suami. Selama di Bantul kami puaskan dengan mengajak Daffa
ke pantai-pantai di Bantul. Sampailah saatnya mengantar kan Daffa ke Pesantren,
saya tak sempat sedih karena sibuk menyiapkan keperluan Dafffa serta membuat
makanan kesukaan Daffa yaitu sphagethi, fried chicken dan pergedel kentang.
Sesampainya di pondok kami di beri pengarahan serta di tunjukkan kamar-kamar
nya. Anak-anak yang satu daerah di satukan tempat tidurnya dengan harapan bisa
berkomunikasi lebih baik dan lebih kerasan. Setelah menempati kamarnya, kami
bantu memasukkan barang-barangnya ke lemari dan menyiapkan tempat tidurnya.
Daffa sangat senang sekali dan langsung minta tidur di atas. Saking senangnya dia
bilang ke kami , “udah papa dan mama pulang aja”. Dalam hati senang melihat dia
kerasan di tempat baru, tetapi di sisi lain sedih sekali berpisah dengan Daffa.
Sepanjang perjalanan balik ke Bantul air mataku tak tertahankan lagi. Ayahnya
Daffa sedikit menenangkan dengan candaan laki-laki yang sok-sok kuat hatinya.
Padahal saya yakin suami juga sedih tapi bisa menutupinya.
Sehari setelah mengantar ke pondok kamipun harus balik ke Jakarta karena
cuti suami sudah hampir habis. Saya mencari-cari alasan agar bisa ketemu Daffa
sekali lagi sebelum balik ke Jakarta. Dengan alasan mau mengantar bantal guling
akhirnya suami mau antar kan kami ke pondok lagi sebelum ke Jakarta. Hari itu
wajah Daffa sudah beda dari pertama kami tinggalkan di pondok kemarin. Dari
obrolannya dengan adeknya saya mendengar, “kamu sih de nggak ngrasain lagi
mandi tiba-tiba airnya abis”. Kebayang lah hatiku makin sedih, tapi sekali lagi tak
boleh Daffa dihat air mata saya. Pelan-pelan saya menguatkan hatinya bahwa itu
hal biasa, kata kakak kelas emang sering seperti itu tapi sebentar lagi juga mengalir
lagi. Banyak sekali saya tinggalkan pesan-pesan tentang bagaimana membagi
waktu, bagaimana harus makan dan mempertahankan diri diantara banyak teman-
teman yang berbeda sifat dan perilaku.

2018. Ella Bunda Kanaka |5


Siang itu selepas ashar kami melanjutkan perjalanan ke Kebumen sebelum keesokan
harinya kami melanjutkan perjalanan ke Jakarta. Tak terelakkan lagi sepanjang
jalan tumpah lagi air mata, sambil istighfar ingat pesan ustadz bahwa kalo bapak
ibu ikhlas insyaallah anak-anak juga akan betah di pondok.

6|2018. Ella Bunda Kanaka


BAB II
40 HARI PERTAMA DI PESANTREN, HARI-HARI PENUH
KERINDUAN DAN AIR MATA

Minggu-minggu pertama adalah hari-hari penantian terima telfon di hari


kamis dan jumat. Pokoknya asal sudah hari kamis pasang alarm buat telfon Daffa,
selalu yang ditanyakan kamu sudah makan belum, pakai apa makannya, temanmu
nakal nggak, cucianmu bagaimana. Saya selalu mencari kenalan dengan wali santri
yang sering menengok dan domisili dekat. Terkadang saya nitip uang untuk
membelikan makanan kesukaan daffa, pokoknya apa saja saya lakukan untyuk
menyapa Daffa dari jauh. Saya selalu saja mencari alasan untuk menengok Daffa,
entah alasan kondangan atau apapun yang bisa dijadikan alasan untuk bisa ke Jogja.
Dan suami saya memahami itu, paling-paling beliau protes, “saya yang punya Jogja
kenapa mama terus yang ke Jogja, papa kan juga mau tengok Daffa”. Pokoknya
waktu itu ada aja rejekinya untuk saya menengok Daffa di pesantren, mungkin doa
anak di pondok mustajab, bagaimana tidak mereka bangun sebelum subuh, puasa
senin kamis, mengekang nafsu dari bermain dan dari makan berlebihan. Insyaallah
doa mereka makbul, pahala merekapun mengalir untuk orang tuanya, kami meyakini
itu semua.
Kerinduan juga meliputi papa nya Daffa dan Dhiya adiknya Daffa, meskipun
mereka tidak memperlihatkan dengan air mata atau kata-kata secara terus terang.
Papa nya selalu bertanya, “Daffa ngomong apa waktu telfon”, atau kalau saya masak
berlebihan beliau selalu mengingatkan bahwa saya harus ingat yang di pondok.
Bahkan AC di rumah rusak pun suami tidak mau benerin, “ingat mas di pesantren
kan juga gak pake AC “ begitu kata beliau. Dhiya sang adek yang gendut juga
suka ikutan ngomong kalo saya pas telfon mas Daffa, kadang pamer game nya dah
sampai level mana, tidak faham dengan bahasa anak-anak jaman now intinya mereka
sama-sama kangen tapi gengsi ngomong hehehe.

2018. Ella Bunda Kanaka |7


Satu bulan sudah mas Daffa di pesantren, mbah putrinya di Kebumen telfon
saya menanyakan keadaan cucu kesayangannya yang di pesantren untuk kesekian
kalinya. Simbah sangat senang ada cucunya yang mau di pesantren, beliau selalu
berdoa semoga ada anak cucunya yang mau terjun belajar agama Islam dan
menghafal Al quran. Simbah bermaksud menengok Daffa di pesantren, saya pun
gak bisa mencegah katanya mbah dah kangen banget sama mas Daffa. Minggu pagi
waktu itu simbah dan kakak saya se keluarga pun berangkat menuju MBS 2 dengan
semua kerinduan. Sesampainya di pondok mas Daffa belum selesai belajar dan
keluarga menunggu di masjid sampai mas Daffa keluar kelas.
Saya tak bisa menahan air mata saat di kirimi foto oleh kakak, Daffa nampak
kurus dan lebih hitam kulitnya. Saya tambah sedih saat mbah cerita mengenai
Kancing bajunya yang lepas 3. Saya pun berbicara dengan nada tegar saat itu, mas
kalo gak bisa nyuci loundri aja, tak terduga dia menjawab, “ah londri gak bersih juga
mah dan lama pula”. Dalam hati saya senang karena anak kami sepertinya sudah
mulai mandiri, walaupun sedih juga melihat prosesnya. Alhamdulillah sedikit lega
mendengar kabar langsung dari simbah yang sudah menengok. Rasanya lama sekali
menanti 15 hari berikutnya, giliran saya boleh menjenguk putra kami ke MBS.
Minggu-minggu pertama saya juga sering minta tolong teman saya yang
kebetulan anaknya sekolah di SD sebelah MBS 2, minta tolong kirim makanan
kesukaan mas Daffa. Dan saat itu hal yang sangat berharga adalah nomor telfon
ustadz. Karena jika rasa kangen dan khawatir kami selalu menelfon ustad. Saat itu
kami selalu mengganggu ustadz Fatih dan ustadz-ustadz lainnya dengan menelfon
kapan saja menanyakan kabar putra kami. Alhamdulillah para ustadz faham
perasaan kami yang baru pertama kali melepas putra-putranya ke pesantren.
Tibalah saatnya perkeluaran pertama tiba, rabu sore saya sudah naik bis
menuju Jogjakarta dan kamis pagi sampailah di prambanan. Karena baru pertama
ke pondok sendiri dan tidak membawa kendaraan sendiri waktu itu saya bingung
kemana saya harus menuju, kalo ke pondok mereka pasti belum selesai belajar.
Akhirnya dengan diantar ojek saya langsung ke MBS, waktu itu ustad masih maklum
saya menunggu di kamar daffa. Di kamar ada anak purbalingga sedang sakit

8|2018. Ella Bunda Kanaka


pencernaan, dan waktu itu sedang di urus oleh ustadz Halim. Setelah ustad pergi
anak tersebut ngobrol dengan saya. Saya nanya bagaimana daffa di pondok, katanya
daffa suka bikin mainan pesawat2an dari kardus atau kertas. Terus temannya juga
cerita kalo dafffa suka lupa makan, saat itu saya sedih sekali mendengar itu
bagaimana tidak biasanya semua makanan saya siapkan, biarpun ada makanan di
meja kalo yang gak saya siapkan juga gak bakal makan. Terus anak tersebut juga
nanya, “ibu boleh tahu nggak pingki itu siapa, kalo malam daffa suka mengigau
manggil-manggil pingki...pingkiii....”, di situ saya sedih tapi juga ketawa, karena
pingki itu adalah nama kucing kampung yang kami rawat di rumah. Selama di
kamar pondok saya sapu kamar sampai bersih, saya rapikan piring-piring yang
berantakan, tapi kata ustad tidak usah bu, biar anak latihan tanggung jawab
membersihkan kamar masing-masing.
Sebelum anak2 keluar kelas saya sudah memposisikan diri di ruang tunggu
wali santri. Dan gak berapa lama mas Daffa pun meng hampiri saya dengan
panggilan khasnya, “mah.....”, seolah gak mampu mengucapkan kata selanjutnya.
Saya gak kuat menahan air mata dan gak bisa menyembunyikan lagi kerinduan dan
keharuan. Saya gak bisa ngomong apa-apa sampai beberapa saat karena tertahan di
tenggorokan. Kalimat pertama yg keluar dari mulut saya adalah “kok mas kurus
banget” sambil saya peluk tubuh kurusnya. Kemudian dengan memalingkan muka
mas Daffa pun menjawab, “aku puasa senin kemis ma, jadi kurus makanya”. Setelah
ngobrol sejenak kami pun menuju ke trans jogja, karena belum punya nomor ojek di
nprambanan kami pun jalan kaki dari MBS sampai ke terminal trans jogja di
prambanan, lumayan keringetan hehehe. Kemudian kami melanjutkan perjalanan ke
malioboro untuk mencari penginapan dan sekedar jalan-jalan mencari makanan
kesukaan mas Daffa.
Alhamdulillah di daerah malioboro kami dapat penginapan yang lumayan
nyaman dan tidak terlalu mahal. Malamnya kami pakai buat jalan dan kuliner,
tentunya sepanjang jalan dan dimanapun daffa selalu memegang hp untuk
melepaskan kerinduannya ber internet hehehe. Makanan kesukaan daffa adalah
burger dan sphagethi, adalah menu wajib saat perkeluaran tiba. Tapi hal penting

2018. Ella Bunda Kanaka |9


pertama adalah HP yang ada paket internetnya hehehe. Menjelang tidur saya
menenyakan apa saja yang menjadi kekhawatiran saya. Tapi alhamdulillah mas
Daffa menunjukkan kalo dia betah di pondok, dia tidak mengeluh dan berusaha
mematuhi aturan pondok, itu indikasi kalo dia baik-baik saja, sedikit lega walaupun
masih banyak segudang kekhawatiran di hati saya.
Besok harinya kami cek out dan menyempatkan makan siang di mall deket
penginapan, setelah itu kami ke halte trans jogja unutk kemudian menuju ke
Prambanan. Rasanya masih ingin berlama-lama menghabiskan waktu dengan mas
Daffa, tapi jatah kami sudah habis, dan adeknya di Jakarta pun sudah menunggu
mamanya balik, jadi harus bagi-bagi waktu. Drama melepas mama pulang pun
terjadi, saya liat ada airmata di sudut matanya dan parau suaranya menjawab salam
dari mamanya. Saya berusaha tegarkan hati dan saya tepuk pundaknya dan saya
yakinkan bulan depan kami akan bertemu lagi. Besar harapan setelah kepergian saya
mas Daffa berbaur dengan teman-temannya dan melupakan kesedihannya.
Sepanjang jalan pulang selalu ada sebongkah rasa khawatir, rasa tak ingin berpisah,
rasa haru yg tak bisa tertahan, sehingga sewaktu-waktu ingat ya sudah airmata
mengalir tak terasa. Itulah kira-kira saya menggambarkan rasa momen-momen 40
hari pertama berpisah dengan ananda tercinta.
Itulah proses, tak ada yang mudah memang apalagi untuk membentuk pribadi
yang kuat. Saya ingat kisah raja-raja jaman dulu kalo ingin melatih sang pangeran
menjadi pribadi yang kuat maka sang raja menitipkan putra mahkota pada petani
miskin di tengah hutan. Dan Rosulullah saw juga tumbuh tidak di dampingi ayah
maupun bunda, belajar menggembala semenjak usia dini, dahmudahan Allah
menjaga putra-putra kami yang sedang menuntut ilmu dan belajar mandiri menjadi
laki-laki sejati. Alhamdulilllah MBS sangat menanamkan akhlak-akhlaq
Rasulullah, menjalankan sunah-sunah dan mengenalkan kepada anak-anak
bagaimana menjadi generasi penerus yang ber akhlaqul karimah.

10 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
BAB III
KAMI TITIPKAN SEMUA KEPADA ALLAH YANG MAHA
MENJAGA, BERKAH PUN HADIR

Setahun saya lewati dengan menanti telpon di hari kamis dan jumat.
Mencemaskan segalanya tentang putra kami, seolah kami lupa bahwa ada yang Maha
Menjaga, Melihat dan Menjaga anak kami 24 jam setiap hari. Tahu apa yang tidak
kami tahu, Dialah Allah Yang Maha Penyayang. Alhamdulillah saya punya teman-
teman yang selalu mengajak pada kebaikan. Itulah rezeki yang tiada terkira di
tengah-tengah semua kecemasanku terhadap anak-anak, suami dan semua tentang
hidup.
Semasa SMA saya juga alhamdulillah tinggal di pesantren, meskipun tidak
full tapi saya merasa lebih beruntung daripada jika saya hanya kost di tempat-tempat
kost biasa. Alhamdulillah saya belajar berbagi, belajar mengaji dan belajar akhlaq
ya di pesantren tersebut. Semoga Allah membalas kebaikan semua ustadz saya di
pesantren Al-Huda Jetis Kutosari Kebumen, yang telah mengajarkan banyak ilmu
agama dan akhlaq yang sedikit banyak membekali saya dalam hidup. Beberapa
teman saya tahu itu dan mereka menganggap saya sedikit banyak tahu tentang cara
membaca alquran dengan tartil. Suatu hari teman-saya yang biasa menunggu anak-
anak di sekolah meminta saya untuk membantu mereka belajar membaca Alquran.
Dan saya memberanikan diri meng iyakan keinginan teman-teman saya, kami belajar
bersama, untuk menyempurnakan bacaan alquran kami dengan memenuhi kaidah-
kaidah tajwid yang benar.
Alhamdulillah semangat teman-teman menular kepada yang lain, saya
disibukkan belajar hampir setiap hari, dari 5 hari kerja akhirnya hanya 1 hari yang
saya peruntukkan untuk masuk ke kantor property tempat saya mengisi waktu luang
sebelumnya. Selebihnya untuk belajar bersama teman-teman hebatku. Dan ternyata
benar kata orang selain kepasrahan, maka waktu dan lupa lah yang mengobati
kesedihan. Dengan kesibukan saya melupakan kesedihan saya, dan membuat saya

2018. Ella Bunda Kanaka | 11


lebih pasrah kepada Allah tentang semuanya, termasuk perasaan ikhlas merelakan
anak kami dalam pengasuhan ustadz-ustadz di MBS. Pernah suatu hari saya lupa
tidak telfon mas Daffa karena kesibukan saya dengan kegiatan-kegiatan yang
insyaallah positif.
Kesibukan saya pun bertambah karena sahabat saya membuka TK dan saya
di daulat mengisi pelajaran agama untuk TK A dan TK B. Agak aneh memang saya
belajar S1 di fakultas Biologi UNSOED, mengajarnya agama dan ngaji Al quran,
tetapi tidak tahu kenapa semenjak saya mendedikasikan waktu saya untuk
bersedekah sedikit ilmu, hidup saya semakin tenang dan waktu saya pun berkah.
Alhamdulillah suami sangat mendukung kegiatan saya yang sekarang ini. Karena
sebelumnya saya termasuk ibu rumah tangga yang tidak bisa diam di rumah tanpa
kegiatan, dari bisnis kuliner sampai konsultan kecantikan sudah saya jalani, tapi
sepertinya suami lebih ridho dengan kegiatan saya sekarang. Mungkin itulah yang
membuat keberkahan yaitu ridho suami. Saya harus punya kegiatan positif karena
suami saya kebetulan bekerjanya sering ke luar kota ber minggu-minggu, beliau
engineer pesawat helikopter, jadi mengikuti kemana pesawat di sewa. Penyewanya
kebanyakan perusahaan-perusahan minyak yang pastinya di luar pulau jawa, kadang
lepas pantai. Jadi tanpa kegiatan positif pasti sangat membosankan dan kurang
optimal pastinya pemanfaatan karunia waktu yang Allah berikan. Dalam setiap
langkah, saya selalu memohon kepada Allah untuk kebaikan suami, putra putri kami
meski jauh dari pandangan mata saya. Saya yakin Selalu ada balasan kebaikan
untuk kebaikan yang kita berikan kepada sesama. Jadi kalau kita ingin kebaikan
untuk orang-orang tercinta, kitapun harus menebar banyak-banyak kebaikan.
Alhamdulillah mas Daffa dipertemukan dengan teman-teman yang baik dan
memberikan pengaruh yang baik pula. Salah satu yang membuat mas Daffa sangat
senang adalah bertemu dengan teman yang hobinya sama yaitu belajar tentang robot.
Pertemanannya dengan Nizar Baraas santri dari Bali berdarah Arab membawa
semangat baru buat Daffa untuk belajar tentang robotic. Mereka berdua sempat juara
2 di Olympicad Pentasbora Jawa Tengah di Semarang, dan sempat mengikuti yang
tingkat nasional di Lampung tapi untuk Robotik belum dapat juara di Lampung.

12 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
Walaupun tidak mendapat juara tapi kami tetap bersyukur mereka sudah punya
semangat dan mental pejuang, alhamdulillah dari MBS 2 meraih medali emas untuk
web designer. Semua yang Allah karuniakan pasti yang terbaik buat hamba-Nya,
itulah yang kami tanamkan kepada mereka agar bisa menerima kekalahan.
Alhamdulillah sepulang dari Lampung mereka berempat bersama ustad Ahmad
sempat mampir ke rumah kami dan bermalam, alhamdulillah dikasih kesempatan
berkumpul mas Daffa walaupun sebentar. Ustadz Ahmad termasuk ustadz yang
sangat dekat dengan anak-anak dan wali santri, tetapi sayang tidak lama beliau di
MBS karena harus membantu usaha keluarganya. Alhamdulillah Daffa
dipertemukan dengan ustadz-ustadz yang baik dan amanah ada ustadz Fatih, ustadz
Halim, ustadz Amri, Ustadz Fadil, ustadz Wawan, ustadz Rifki, ustadz Fuad, ustadz
Zen dan ustadz-ustadz lain yang tidak bisa kami sebut satu per satu.
Alhamdulillah Allah selalu menjaga putra kami entah dengan memberikan
kemudahan-kemudahan, entah dengan mempertemukan dengan orang-orang yang
tepat. Sering sekali pas mas sakit pas kami menengok alhamdulillah. Pernah di
awal-awal kelas 9 kukunya harus di copot karena canthengan yang sudah parah,
alhamdulillah dengan bantuan seorang rekan yang memang ahli dalam perawatan
sehingga kesembuhannya jauh lebih cepat. Dan 2 bulan menjelang ujian akhir mas
Daffa juga sakit, tetapi sekali lagi alhamdulillah pas saya tengok juga, akhirnya kami
minta waktu ke pesantren untuk pemulihan di rumah. Setelah 1 minggu
alhamdulillah pulih kembali kesehatannya.
Meski kami jauh dalam jarak, tapi kedekatan emosional kami orang tua dan
anak luar biasa tinggi. Dan satu hal lagi apapun yang mas Daffa inginkan
alhamdulillah Allah mengabulkan, kami semakin meyakini bahwa doa anak
pesantren memang makbul alhamdulillah. Makanya dalam setiap telfon saya selalu
minta tolong doakan papa, mama dan buat adek Dhiya. Alhamdulillah juga di akhir
smester 2 di pertemukan dengan guru les matematika berkat temannya yang bernama
Irsyad dari gunung kidul. Mas Lazuardi, sarjana matematika berpredikat coumloud
alhamdulillah menyempatkan waktunya untuk memberi les tambahan buat Irsyad
dan Daffa. Dan banyak lagi keberkahan dan kemudahan yang mas Daffa dapatkan

2018. Ella Bunda Kanaka | 13


selama di pesantren, membuat kami semakin yakin bahwa ketika kita menginginkan
penjagaan buat anak-anak kita maka Allah lah Sang Penjaga yang tak ada cela.
Serahkan pada Allah semua yang diluar kapasitas kita sebagai hamba. Berusaha
dan berdoa tetap upaya yang tak boleh ditinggalkan, sisanya dibungkus serahkan
pada Allah, insyaallah membuat hidup semakin damai dan tentram.
Rejeki tidak kemana, rasa syukur saya akan karunia teman-teman baik terus
bertambah, bagaimana tidak, dari sekian banyak teman-teman kami, sayalah yang
diajak untuk ikut kelas tahfidz. Subhanallah seperti mimpi dan setengah tak percaya
saya mengikuti placement test kelas tahfidz, dan alhamdulillah masuk kelas
takhossus dan langsung bisa setoran hafalan jus 30. Saat itu rasa syukur saya
semakin bertambah telah memilih MBS untuk anak laki-laki kami. Karena
menghafal alquran ternyata benar-benar butuh ketulusan niat dan bimbingan Allah.
Dan MBS telah melatih putera kami untuk menghafal Al quran, mengenalkan hadits-
hadits, saya tahu itu bukan pekerjaan mudah, semoga Allah memberi kekuatan,
kesabaran dan keberkahan kepada seluruh ustadz dan ustadzah yang telah membina
putra-putra kami. Dan semenjak itu kebersamaan saya dan Daffa lebih saling
menyimak hafalan dan muroja’ah bersama, tapi lebih banyak mas Daffa hafalanya
alhamdulillah.
Saya bukan wanita karir, tetapi hari-hari saya sepertinya penuh dengan
kegiatan yang insyaallah positif, saya selalu berdoa semoga Allah mengurus dan
menjaga putra-putri kami melebihi yang kami pikirkan. Alhamdulillah berjalannya
waktu saya tidak harus menyuruh-nyuruh putri kami Dhiya untuk belajar, dia sudah
tahu tanggung jawabnya, yang tahu-tahu dah hafal Annaba’, hafal Al Mulk dan lain-
lain, mungkin itulah berkah. Tak henti-hentinya saya bersyukur atas nikmat yan
Allah berikan pada saya dan keluarga kecil kami. Saya juga terkadang terharu
melihat mas Daffa yang tahu-tahu dah hafal jus 29, meski dengan bacaan yang ala
anak-anak tapi sudah mendekati tartil. Dan ketika saya tes mengenai ilmu tajwid
juga sudah nglotok. Saya tugasi menghafal asmaul husna alhamdulillah juga
dilaksanakan. Hanya karena dedikasinya yang masih kurang terhadap keilmuan,
untuk hadits banyak yang suka lupa-lupa, tak henti-hentinya saya mengingatkan

14 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
untuk muroja’ah hafalan Quran dan hadits. Karena kunci dari tahfidz adalah
muroja’ah, jika tidak maka hafalan akan hilang secepat larinya kuda perang.
Terima kasih ustadz-ustadz MBS sudah membina putra kami dalam menghafal
Kalamullah. Tidak mudah mengajak anak-anak untuk menghafal Al quran tanpa
disiplin dan istiqomah. Semoga Allah membalas keikhlasan dan kerja keras para
ustadz dengan keberkahan yang berlipat-lipat.

2018. Ella Bunda Kanaka | 15


BAB IV
TERIMA KASIH KAMI UNTUK MBS TERCINTA

Setelah 3 tahun putra kami dididik di MBS alhamdulillah banyak sekali


perubahan positif yang saya lihat. Perubahan yang significant adalah mas Daffa
bisa makan sendiri dengan durasi waktu yang lebih cepat hehehe, mungkin pembaca
berfikir, gitu aja penting, subhanallah itu adalah hal yang sangat membuat kami lega,
karena sebelum di pesantren mas Daffa kalo tidak di suapin maka tidak makan dan
sangat lama waktu makannya. Saat kami yakin dia bisa makan dengan benar sedikit
membuat kami tenang minimal bisa makan dengan baik. Masih urusan makan
semenjak di MBS mas Daffa gak suka makan dengan banyak macam lauk, karena
terlatih dengan hidup sederhana untuk urusan makanan, alhamdulillah. Berikutnya
masih urusan makan dan minum, dimanapun kondisinya kalo makan dan minum
duduk atau kalo gak ada tempat duduk maka jongkok, karena terlatih di pondok
untuk makan dan minum sesuai ajaran Rosulullah. Dan karena rutin berpuasa senin
kamis bahkan sempat ndaud beberapa bulan di kelas 9, maka meskipun badan kurus
tapi badan sehat dan kuat berjalan kaki jauh, kami tak menduga awalnya karena daffa
3 tahun yang lalu adalah anak yg gampang capek, bahkan saat dibangunkan pagi hari
sebelum sekolah sering mengeluh capek. Alhamdulillah latihan tapak suci secara
rutin selain membuat anak bisa bela diri juga badan pun tidak gampang lelah,
subhanallah.
Mengenai akhlak pergaulan juga sangat membatasi pergaulan dengan lawan
jenis yg bukan mukhrim, pernah saya ajak ke pesantren tempat simbah melaksanakan
torekhoh, mas Daffa yang benar-benar tidak mau masuk ke dalam pesantren, padahal
di dalam adanya nenek2 semua hehehe, dalam hati saya ,”hmmmm berhasil nih
ustadz”. Ada hal yang sedikit lucu pas liburan di rumah, saya kebetulan melihat
foto aneh, mas Daffa pakai celana jeans dan di tekuk ssampai atas mata kaki, saya
protes, “mas yang bener apa lain kali kalo pakai celana jangan kaya gitu,” jawab mas

16 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
adalah, “kata ustadz gak boleh memanjangkan celana, takut sombong”, hmmmm
sekali lagi garuk kepala mama nya.
Karakternya yang nrimo dan tidak banyak omong kadang membuat kami
cemas apakah anak saya baik2 saja, atau di pesantren jadi buan-bulanan sang
dominan. Suatu hari saya tanya, mas temen-temen mu nakal gak, terus kamu suka
di nakalin gak, ada yg manfaatin kamu gak, dia jawab,”mah namanya anak banyak
pasti ada saja yang nakal, tapi daffa gak di ganggu kok,” hmmmm iya sekali lagi
mama terlalu khawatir. Intinya mama nya terlalu mengkhawatirkan hal-hal yang
sebenarnya tidak masalah buat anak-anak. Dan ternyata anak-anak lebih kuat dari
yang kita duga. Kenyataan lain adalah bahwa anak-anak tumbuh lebih cepat dari
yang kita pikirkan.
Subhanallah Daffa makin dewasa, yang biasanya apa-apa terserah mama,
sekarang sudah mulai memilih baju sendiri tidak mau di belikan oleh mama. Mas
Daffa juga semenjak kls 8 sudah mulai menunjukkan keberaniannya dengan pulang
ke Jakarta sendiri dengan bis dan pesawat, kalo kereta api belum pernah karena kami
masih mengkhawatirkan situasi stasiun KA yang belum familiar.
Diatas semua itu kami juga bersyukur sekali karena keberadaannya di
pesantren MBS mas Daffa memiliki hafalan Alquran jus 30 dan 29, belajar hadits
terutama hadits arba’in, belajar berdakwah untuk melatih kewajibannya kelak
sebagai generasi penerus muslim yang handal. Di pesantren anak-anak diajarkan
untuk berani menjadi pemimpin dengan latihan menjadi imam sholat, menjadikan
senior contoh dan pembimbing bagi yunior. Di pesantran anak-anak juga di latih
untuk berani menyampaikan dakwah dengan latihan ber khutbah. Anak-anak juga
di latih sebagai generasi yang mencintai lingkungan dan menaklukkan berbagai
macam bahaya seperti halnya diajarkan bagaimana menghadapi ancaman binatang
berbisa seperti ular contohnya. Pada saat ujian tingkat di tapak suci anak-anak juga
di latih fisik dan mental dengan kegiatan luar yang cukup menantang sekaligus
berkesan. Terkadang mengapa tidak semua bisa dilakukan orang tua untuk mendidik
anak adalah karena orang tua terlalu banyak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak

2018. Ella Bunda Kanaka | 17


seharusnya di khawatirkan. Terima kasih MBS sudah menjadi orang tua ke dua bagi
putra kami sehingga dia tumbuh seperti hari ini.
Anak-anak pun di latih merasakan langsung kehidupan masyarakat tingkat
bawah dengan kegiatan yang bernama ABAS ( Amal Bhakti Santri ), yaitu saat
menjelang liburan setelah usai ujian akhir smester anak-anak di kirim ke daerah-
daerah yang penduduknya masih banyak yang miskin, kemudian mereka tinggal
bersama keluarga-keluarga tersebut serta mengikuti seluruh kegiatan tuan rumah dari
bangun tidur sampai tidur lagi. Ada yg tuan rumah jualan, maka anak2 juga ikut
membantu menyiapkan dagangan dan berjualan, kalo tuan rumah petani maka anak-
anakpun turun ke sawah dan seterusnya. Mereka meskipun satu rumah tidak boleh
tergantung makananya dari tuan rumah, anak-anak masak sendiri dengan bimbingan
kakak kelas yang satu kelompok. Begitulah mereka dilatih melihat kenyataan dan
berbaur dengan masyarakat agar bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.
Alhamdulillah kegiatan ini walaupun melelahkan tapi kebanyakan anak-anak sangat
antusias menyambutnya.
Untuk semua yang sudah MBS torehkan di dada putra kami, tak ada
ungkapan yang sebanding selain terimakasih yang sebesar-besarnya, hanya Allah
yang mampu membalas dengan kebaikan yang berlipat-lipat kepada MBS. Semoga
semakin tangguh dalam menghadapi semua tantangan dan cobaan. Semoga selalu
bersemangat untuk mencetak generasi-generasi penerus yang handal dan ber akhlaq
mulia. Semoga MBS di beri kemudahan dalam meraih semua harapan-harapannya.
Semoga pula MBS selalu menjadi yang terdepan dalam pembinaan generasi muda
dan menginspirasi banyak pihak.

18 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
BAB V
SEJUTA HARAPAN UNTUK MBS YANG SEMAKIN BERJAYA
DI MASA YANG AKAN DATANG

Kami memilih MBS untuk mendidik putra kami tentunya dengan banyak
pertimbangan. Adalah hal yang lumrah bahwa apapun kondisinya selalu ada plus
minus dalam sebuah pilihan. Begitupun dengan kami selaku wali murid sangat
memiliki ekspektasi yang luar biasa tinggi kepada MBS. Ketika terjadi kenyataan
tidak sperti harapan kami yang tinggi tentang MBS maka kami pun akan
menyampaikan kepada pihak MBS. Namun jika kami puas maka akan kami siarkan
ke dunia betapa hebatnya MBS, karena disadari atau tidak marketing handal dan
efektif bagi MBS adalah wali murid. Jika wali murid puas maka tak di suruh pun
kami akan kabarkan ke dunia kehebatan MBS. Saya yakin semua sepakat tentang
hal ini, semoga.
Sebagai sekolah yang belum lama berdiri, MBS tergolong sangat cepat
perkembangannya baik mengenai jumlah murid dan kwalitasnya yang
diperhitungkan di dunia pendidikan setarafnya. Semua itu tidak lepas dari kerja
keras para pendiri dan staf yang mendedikasikan waktu dan tenaganya untuk
tercapainya MBS yang berkwalitas dan berjaya. Semoga Allah senantiasa memeberi
keberkahan, kesehatan untuk semua ustadz –ustadzah yang telah mendedikasikan
seluruh tenaga, fikiran dan waktunya untuk membina generasi muslim yang tangguh
dan berbudi luhur dengan ketabahan yang luar biasa.
Semoga ke depannya MBS bisa lebih menciptakan iklim yang dinamis antara
wali murid dan pihak pesantren. Di sadari atau tidak, potensi wali murid di MBS
luar biasa sekali seandainya ada wadah yang memungkinkan kami menyumbangkan
ide-ide cemerlang untuk membuat MBS semakin indah dan berwarna. Tentu saja
ada batasan yang tidak bisa dilampaui untuk kenyamanan MBS dalam menjalankan
programnya dengan baik, kami memahami itu dan menyadari kapasitas kami selaku
wali murid yang sudah mempercayakan pendidikan putra kami pada MBS. Contoh

2018. Ella Bunda Kanaka | 19


Real adalah bagaimana pihak pesantren menjembatani agar anak-anak tetap merasa
dekat dengan orang tuanya tanpa hadirnya langsung orang tua. Sentuhan-sentuhan
kasih yang di suport oleh MBS dengan motor penggerak nya adalah wali murid
adalah program yang sangat anak-anak butuhkan, apalagi di awal-awal mereka
meninggalkan rumah menuju pesantren. Itu adalah hari-hari berat penuh ujian bagi
anak-anak dan orang tuanya. Dengan di suportnya kami perkumpulan wali santri
yang terorganisasi menurut kami MBS punya tangan kanan yang akan membantu
MBS di garis depan.
Anak berhak mendapatkan apresiasi yang tinggi atas kebersediaanya
menuntut ilmu di pesantren baik dari orang tua ataupun pesantren. Bagaimana
tidak, mereka sudah rela jauh dari keluarga, mereka rela dibatasi dari bermain, ber
jalan-jalan, main game ataupun melakukan hobby mereka dengan bebas seperti di
rumah. Kami ingin anak merasa tidak terlupakan, merasa selalu diingat, merasa
selalu dekat dengan perhatian langsung yang real, misal seperti kegiatan yang 3
bulan terakhir kami lakukan yaitu memberikan snack dan makanan sehat kepada
anak-anak 3 kali dalam satu minggu. Anak-anak sangat bersemangat sekali dan
bahagia menyambut kegiatan ini. Dan setelah di kalkulasi kebutuhan per anak untu
4 minggu tidak terlalu banyak sekitar 100 ribu rupiah dan anak-anak mendapatkan
jajanan sehat seminggu 3 kali berupa buah, protein dan susu atau sejenisnya. Jadi
akan sangat meringankan jika ada himbauan untuk bekerjasama antar wali dalam
pelaksanaanya. Sementara 3 bulan ini kami dengan tekad kuat alhamdulillah
tercapai budged untuk memberikan makanan sehat walaupun dari 200 wali hanya
sekitar 10 sampai 20 wali yang mensuport. Kami berharap apa yang kami lakukan
bisa menjadi contoh bagi wali murid adek kelas. Alhamdulillah walau sedikit wali
yang partisipasi dari adek kelas tapi tetap ada saja yang ber murah hati dan mudah-
mudahan bisa terus dilaksanakan program ini, tentu saja tergantung support pihak
MBS yang memberi kami ruang lebih lega lagi dalam organisasi KOMITE tentunya.
Kami menyesal kenapa kami baru tersadar sekarang, tidak dari dulu-dulu awal kelas
7. Itu terjadi karena saat awal-awal di MBS tidak ada perkumpulan wali murid
semacam KOMITE istilah sekarang, jadi tidak ada yang menjembatani ide-ide dan

20 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
saran kami wali murid ke pihak pondok. Dan saya juga yakin pondok tidak akan
meminta apapun di luar ketentuan pembayaran yang sudah di tetapkan. Tetapi kami
ingin berbagi cinta pada anak-anak dengan berbagai cara. Untuk itu kami berharap
sekali kepada MBS untuk menggandeng KOMITE melangkah seiring sejalan dan
memberi ruang bagi kami wali untuk menyapa anak-anak dengan cinta dari jauh.
Harapan kami lainnya adalah MBS bisa mendidik putra kami dengan
kemuliaan akhlaq, karena itulah yang paling penting dalam kehidupan ini, seperti
tugas utama Rosulullah adalah menyempurnakan akhlaq yang mulia. Tegas tidak
selalu kasar dan galak, tapi kuat menegakkan aturan dengan hati bukan nafsu,
terkadang kesabaran para ustadz diuji dengan beragam karakter dan budaya anak-
anak yang sangat menguras tenaga, tapi itulah ladang amal terbesar bagi para ustadz
berkesempatan mendampingi putra kami di masa-masa peralihan dari kanak-kanak
ke dewasa dimana mereka sedang mencari jati dirinya, mau jadi generasi seperti apa
mereka, saat itulah di mulai. Apakah mereka akan dididik sebagai pemimpin arogan
dan menekan yang lemah, ataukah menjadi seorang pemimpin yang santun dan mau
mendengarkan yang lemah. Mau jadi pemimpin yang jujur dengan menerima
konsekwensinya atau pemimpin yang ABS (Asal Bapak Suka) dan rela ber bohong
asal selamat. Mau jadi orang-orang sukses yang di latih bertanggung jawab dari
hal-hal terkecil dalam keseharian atau menjadi orang yang berfikir besar dengan
banyak teori tapi No Action. Terkadang teori yang muluk-muluk kalah dengan
himbauan manis tentang kebersihan, “ satu sampah, satu kebaikan”, barang siapa
bertanggung jawab atas satu helai sampah maka dia sudah melakukan satu kebaikan.
Masa-masa muda adalah masa-masa yang sangat butuh logika dalam setiap
perilaku, adalah tugas kita semua untuk menyertakan mereka dalam setiap membuat
aturan pondok yang ada, sehingga mereka sendiri yang akan bertanggung jawab
pada keputusannya, maka tugas ustadz tidak terlalu berat dalam melangkah
bersama anak-anak kami. Uswatun khasanah adalah hal yang sangat dibutuhkan
dalam berbagai bentuk pendidikan baik di rumah atau di sekolah bahkan pesantren,
maka ketika menemukan banyak kekurangan pada santri cobalah untuk saling
membenahi, dan kami wali santri siap mendukung proses pendewasaaan putra-putra

2018. Ella Bunda Kanaka | 21


kami dengan bantuaan para ustadz. Insyaallah sejauh ini para wali santri sangat
antusias untuk berpartisipasi mendukung program pembenahan fisik MBS.
Adalah bukan hal yang mudah untuk melatih anak-anak yang tadinya
tergantung pada orang tuanya dalam banyak hal, kemudian menjadi pribadi yang
mandiri. Proses yang sangat panjang dan memerlukan penanganan khusus. Kami
meyakini bahwa mengenai kebersihan dan kerapihan tidak ada yang menandingi
adalah sentuhan wanita. Hanya himbauan saja sekiranya memungkinkan di smester
awal kelas 7 ada pembinaan khusus di datangkan motifator tentang kebersihan,
kerapihan dan manajemen waktu. Jadi tidak semua tugas pembinaan di bebankan
pada para ustadz yang notabene banyak kesibukan dengan pendidikan beliau-beliau
dan tugas-tugas kemanghadan yang menguras banyak energi dan fikiran.
Untuk mendukung salah satu kampanye kebersihan adalah tersedianya tempat
sampah yang mencukupi dan alat-alat kebersihan sesuai standar, dan seandainya
pihak pondok sedikit berbagi tugas dengan kami para wali, insyaalla kami siap
membantu material dan spiritual. Begitupun untuk melatih mereka mengurus diri
dari mandi dan cuci perlu fasilitas yang mencukupi sesuai standar mencuci, tidak
harus bagus tapi sesuai dengan fiqih taharoh. Saya yakin banyak ide-ide brilian
mengenai ini dari para wali seandainya diijinkan kami untuk turut membantu. Untuk
itu mengapa untuk MBS berjaya sepertinya butuh kerjasama yang serasi dengan wali
yang tanpa prasangka dan penuh ketulusan.
Menjadi hal yang paling urgen tapi sering terlupakan adalah ketersedian
kamar mandi yang terang benderang, karena awal-awal anak-anak jauh dari rumah
maka kamar mandi kadang menjadi faktor utama anak-anak betah atau tidak di
pondok. Bagus bukan standar utama kamar mandi, tapi terang , lantainya tidak licin,
tidak rentan mampet salurannya serta kesediaan air yang cukup membuat kamar
mandi nyaman di gunakan. Jangan ada kesan kamar mandi yang menakutkan. Bisa
dibayangkan santri baru, tengah malam berasa kepengin buang air, betapa
tersiksanya kalo sampai gak berani ke kamar mandi. Sedikit berbagi masalah dengan
wali santri saya pikir tidak ada salahnya demi terciptanya lingkungan yang nyaman
dan aman buat anak-anak. Sungguh tidak mengurangi kredibilitas pondok di mata

22 | 2 0 1 8 . E l l a B u n d a K a n a k a
kami, karena kami faham sangatlah berat bagi pondok seandainya kami menuntut
semuanya dari pondok.
Kami sadar kami menitipkan anak di pesantren, bukan di hotel, jadi kami
juga faham dengan standar-standar yang sudah ditentukan pesantren, insyaallah
semua sudah di perhitungkan baik buruknya. Tapi sekali lagi, kami wali santri
sungguh ingin berbagi baik ide ataupun materi, dan dengan koordinasi yang baik
dalam KOMITE mudah-mudahan kami melangkah bersama MBS dan menjadi
pendukung MBS di barisan paling depan. Intinya kami ingin yang terbaik untuk
MBS yang sudah membina putra-putra kami sampai seperti hari ini. Dan sedikit
yang kami usulkan tidaklah membuat MBS kecil di mata kami, tapi sungguh kami
menginginkan yang terbaik untuk MBS, yang sudah dengan besar hati meyakinkan
diri membina generasi muslim dengan biaya yang sangat terjangkau. Untuk itu
kami para wali sungguh bermaksud ingin menjadi orang pertama yang mendengar
apa yang MBS butuhkan, untuk kemudian membantu semaksimal kekuatan kami.
We love you Muhamadiyyah Boarding School Yogyakarta. Teruslah berkibar dan
berjaya di bumi Nusantara, jasamu takkan terlupakan, doa kami selalu untukmu.

2018. Ella Bunda Kanaka | 23


LAMPIRAN

Mas Daffa setelah sunat sebelum ke Pesantren

Bersama teman-teman SD Al- Muhajirin

Dipantai Goa cemara

2018. Ella Bunda Kanaka


Lebaran sebelum masuk ke Pesantren

Lebaran Daffa kelas 9

2018. Ella Bunda Kanaka


Mas Daffa lomba Robotik SD

Lomba Robotik di Semarang

Lomba Robotik tingkat nasional di Lampung

2018. Ella Bunda Kanaka


Dijenguk pertama kali setelah 30 hari di Pesantren

2018. Ella Bunda Kanaka


Moment-moment kebersamaan dengan Mama saat perkeluaran

2018. Ella Bunda Kanaka


Lebaran haji pertama di Pesantren

2018. Ella Bunda Kanaka


Bersama si Mbah di Kebumen

2018. Ella Bunda Kanaka


Tahun baru nyusul Papa di Balikpapan

2018. Ella Bunda Kanaka


Mas Daffa menjelang ujian akhir kelas 9 bersama Irsyad

Bersama Fadli teman satu daerahnya

Bersama Nizar Baraas teman dari Bali

2018. Ella Bunda Kanaka


Bersama teman-teman sekelas dan ustadz menjelang USBN

Bersama adik-adik angkatan dan para ustadz menjelang USBN

2018. Ella Bunda Kanaka


Pesan dan Kesan

2018. Ella Bunda Kanaka


2018. Ella Bunda Kanaka
2018. Ella Bunda Kanaka

Anda mungkin juga menyukai