A. Definisi
dan usus halus. Typhoid fever sendiri merupakan penyakit infeksi akut
juga beragam, mulai dari usia balita, anak- anak, dan dewasa (Suratun dan
Lusianah, 2010).
2010).
B. Etiologi
para typhi A, dan Salmonella para typhi B. Wujudnya berupa basil gram
negatif, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora, dan mempunyai tiga
macam antigen (antigen O, H, dan VI). Dalam serum penderita terdapat zat
(aglutinin) terhadap ketiga macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasana aerob dan fakultatif anaerob pada suhu 15-41 ˚C (option 37˚C)
salmonella typhi.
2. Transmisi dari tangan ke mulut, di mana tangan yang tidak higenis yang
di makan.
Salmonella typhi kesungai atau sumber air yang digunakan sebagai air
minum yang kemudian langsung di minum tanpa di masak.
C. Tanda gejala
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Diare
5. Anoreksia
6. Batuk
7. Nyeri otot
biasanya menurun pagi hari, dan meningkat pada sore dan malam
hari. Minggu kedua: demam terus. Minggu ketiga: demam mulai turun
E. Patofisiologi
akan ditelan oleh sel-sel fagosoit ketika masuk melewati mukosa dan
pertama-tama menyerang system retikulo endothelial (RES) yaitu: hati, limpa, dan tulang, kemudian
selanjutnya mengenai seluruh organ di
dalam tubuh antara lain system saraf pusat, ginjal dan jaringan limfa.
begian lain usus halus dan kolon proksimal juga dihinggapi. Pada
minggu pertama infeksi, terjadi nekrosis dan tukak. Tukak ini lebih
besar di ileum dari pada di kolon sesuai dengan ukuran plak peyer yang
ada disana. Kebanyakan tukaknya dangkal, tetapi kadang lebih dalam
dengan tanda dan gejala suhu tubuh naik turun khususnya suhu tubuh
akan naik pada malam hari dan akan menurun menjelang pagi hari.
Demam yang terjadi pada masa ini disebut demam intermitet (suhu
akibat motilitas penurunan suhu tubuh, namun hal ini tidak selalu
terjadi dan dapt pula terjadi sebaliknya. Setelah kuman melewati fase
hepatomegali.
tanda-tanda suhu tubuh masih tetap tingi, tetapi nilainya lebih rendah
digesti dan absorpsi sehingga akan terjadi distensi, diare dan pasien
akan merasa tidak nyaman. Pada masa ini dapat terjadi perdarahan usus,
1. Pemeriksaan leukosit
jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas batas
SGOT dan SGPT pada typhoid fever sering kali meningkat tetapi
dapat kembali normal setelah sembuhnya typhoid fever.
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan typhoid fever, tetapi
beberapa faktor :
tekhnik dan media biakan yang digunakan. Waktu pengambilan darah yang baik adalah pada saat
demam yang tinggi yaitu pada
kembali.
4. Uji Widal
Uji Widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan anti
dan di olah di laboratorium tujuan dari uji widal ini adalah untuk
menentukan adanya agglutinin dalam serum klien yang di sangka menderita typhoid. Akibat infeksi
salmonella typhi, klien membuat
H. Penatalaksanaan
seperti makan, minum, mandi, buang air kecil dan besar akan
penyakit dengan typhoid fever, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan uamum dan gizi
penderita akan semakin turun
bubur kasar dan akhirnaya di beri nasi, yang perubahan diet tersebut
saluran cerna atau peforasi usus. Hal ini disebabka ada pendapat bahwa
pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk pauk rendah
selulosa (menghindari sementara sayuran yang berserat) dapat diberikan
3. Pemberian antibiotik
a. Klorampenikol
bebas demam.
b. Tiampenikol
adalah 3-4 gram dalam dektrose 100cc diberikan selama ½ jam perinfus
I. Koplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perforasi usus
3) Ileus paralitik
b. Komplikasi ekstraintestinal
hemolitik.
perinefritis.
arthritis.
katatona.