BETON
BETON
1.1 Keterangan
Beton adalah campuran agregat halus, agregat kasar, semen portland, air dan / atau
puzzoland (additive), yang kemudian dituang ke dalam cetakan.
Bahan utama Beton salah satunya adalah agregat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :
1. Agregat halus
Misal pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami batuan atau pasir yang
dihasilkan oleh industri pemecah batu, klasifikasi material mempunyai
ukuran butiran diameter terbesar ≤ 5 mm.
2. Agregat kasar
Misal kerikil sebagai hasil desintegrasi “alami” batuan atau berupa batu
pecah yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran
butiran diameter 5 mm – 40 mm.
Beton memiliki kuat tekan yang tinggi namun kuat tarik yang lemah. Untuk kuat
tekan, di Indonesia sering digunakan satuan kg/cm² dengan simbol K untuk benda uji
kubus dan fc untuk benda uji silinder. Kuat hancur dari beton sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor :
Spesifikasi teknis produk beton mempunyai berat volume 2.200 – 2.500 kg / m3 dan
dibuat dengan menggunakan agregat alam yang dipecah atau tanpa dipecah (bentuk
alami)
1. Mutu Beton
Mutu beton yang dipergunakan adalah sesuai dengan yang tertera dalam
gambar. Mutu beton diperhitungkan terhadap kuat tekan beton minimum
pada umur 28 hari untuk benda uji silinder.
2. Tipe Semen
3. Agregat
Agregat yang dipergunakan harus memenuhi
persyaratan “Specification for Concrete Aggregates” (ASTM C 33).
Untuk kolom-kolom bawah di mana jarak tulangan sengkang sangat
rapat maka ukuran maximum split yang dipakai ≤ 20 mm.
4. Baja Tulangan
Minimum Cement Content adalah 320 kg/m3 untuk struktur bawah yang
bersentuhan langsung dengan tanah (pilecap, tie-beam, pelat besmen, dan
dinding besmen) dan 300 kg/m3 untuk struktur atas.
8. Slump
Pilecap = 130 mm
Dinding beton dan kolom = 160 mm
Pelat dan balok = 130 mm
9. Selimut Beton
Kolom = 40 mm
Balok = 35 mm
Dinding beton = 30 mm
Pelat = 20 mm
10. Perawatan dan Perlindungan Beton
Menjaga kadar air dalam beton
Beton precast (precast concrete) atau beton pracetak adalah elemen struktur
beton yang dicor dan dirawat (curing) di lokasi lain, misal workshop atau pabrik
(bukan di tempat elemen struktur beton itu akan dipasang). Pelaksanaan konstruksi
(site construction) merupakan proses pemasangan beton pracetak pada struktur dan
pemasangan joint/sambungan. Metode dan jenis pelaksanaan konstruksi precast
antara lain:
Perakitan per elemen
Lift-slab system yaitu pengikatan elemen lantai ke kolom
Slip-form system yaitu beton diituangkan diatas cetakan baja yang dapat bergerak
memanjat ke atas mengikuti penambahan ketinggian dinding yang bersangkutan
Push – Up / Jack – Block System yaitu lantai teratas atap di cor terlebih dalu
kemudian diangkat ke atas dengan hidranlic – jack yang dipasang di bawah elemen
pendukung vertical
Box System yaitu konstruksi menggunakan dimensional berupa modul-modul
kubus beton.
Dalam pemasangan elemen pracetak ke lokasi posisi terakhirnya, terdapat beberapa
hal yang harus diperhatikan antara lain site plan, peralatan, siklus pemasangan, dan
tenaga kerja.
1. Sambungan
Sambungan dapat dikelompokkan menjadi:
Sambungan yang pada pemasangan harus langsung menerima beban (biasanya
beban vertical) akibat beban sendiri dari komponen
Sambungan yang pada keadaan akhir akan harus menerima beban-beban yang
selama pemasangan diterima oleh pendukung pembantu
Sambungan pada mana tidak ada persyaratan ilmu gaya tapi harus memenuhi
persyaratan lain seperti : kekedapan air, kekedapan suara
Sambungan-sambungan tanpa persyaratan konstruktif dan semata-mata
menyerdiakan ruang gerak untuk pemasangan
2. Ikatan
Prinsip pengikatan komponen:
· Ikatan Cor (In Situ Concrete Joint) : penyaluran gaya dilakukan lewat beton
yang dicorkan
· Ikatan Terapan yaitu pengikatan komponen satu dengan yang lain secara
lego (permainan balok susun anak)
· Ikatan Baja yaitu pengikatan dengan cara di las atau dengan cara di
baut/mur/ulir.
· Ikatan Tegangan merupakan perkembangan dari ikatan baja dengan
mamasukkan unsure post tensioning dalam sistem sambungan.
3. Simpul
Merupakan kunci dalam struktur yang memakai komponen pra – cetak dan
merupakan tempat pertemuan antara 2 atau lebih komponen struktur yang dapat
dikelompokkan menjadi simpul primer, simpul pertemuan kolom, simpul penyalur
sekunder-primer (pelat balok), simpul pendukung sesame plat/ dengan balok dan
kolom, dan simpul yang mampu menahan momen.
1. Mutu Tinggi (fc’ = 35-65 Mpa), umumnya digunakan untuk beton prategang seperti
tiang pancang, beton prategang, gelagar beton prategang, pelat beton pratengang dan
sejenisnya.
2. Mutu sedang (fc’ = 20 – 35 Mpa), umumnya digunakan untuk beton bertulang
seperti pelat lantai jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kerb, beton
pracetak, gorong-gorong beton bertulang, bangunan bawah jembatan.
3. Mutu rendah (fc’=15 – <fc’=20 Mpa), umumnya digunakan untuk struktur beton
tanpa tulangan seperti beton siklop, trotoar dan pasangan batu kosong yang diisi
adukan, pasangan batu.
4. Mutu rendah (fc’=10 – <fc’=15 Mpa), umumnya digunakan sebagai lantai kerja,
penimbunan kembali dengan beton.
https://spektek.wordpress.com/2017/12/04/beton-bertulang/
http://jualbuisbeton.com/pekerjaan-beton/
http://kulapwikahms.blogspot.com/2016/11/pembuatan-pemasangan-beton-
pracetak.html