PENDIDIKAN PANCASILA
DISUSUN OLEH :
NIM : 180601007
D4 ANESTESIOLOGI
2018
PANCASILA DALAM KAJIAN
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamalan nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara
negara serta setiap lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun
di daerah.
Pancasila sebagai dasar negara dan landasan idil bangsa Indonesia, dewasa ini dalam
zaman reformasi telah menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman disintegrasi selama
lebih dari lima puluh tahun. Namun sebaliknya sakralisasi dan penggunaan berlebihan dari
ideologi Negara dalam format politik orde baru banyak menuai kritik dan protes terhadap
pancasila. Sejarah implementasi pancasila memang tidak menunjukkan garis lurus bukan
dalam pengertian keabsahan substansialnya, tetapi dalam konteks implementasinya.
Tantangan terhadap pancasila sebagai kristalisasi pandangan politik berbangsa dan bernegara
bukan hanya bersal dari faktor domestik, tetapi juga dunia internasional.
Pada zaman reformasi saat ini pengimplementasian pancasila sangat dibutuhkan oleh
masyarakat, karena di dalam pancasila terkandung nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang
sesuai dengan kepribadian bangsa. Selain itu, kini zaman globalisasi begitu cepat menjangkiti
negara-negara di seluruh dunia termasuk Indonesia. Gelombang demokratisasi, hak asasi
manusia, neo-liberalisme, serta neo-konservatisme dan globalisme bahkan telah memasuki
cara pandang dan cara berfikir masyarakat Indonesia. Hal demikian bisa meminggirkan
pancasila dan dapat menghadirkan sistem nilai dan idealisme baru yang bertentangan dengan
kepribadian bangsa.
A. Pengertian Ideologi
Istilah ideologi berasal dari bahasa Yunani, terdiri dari dua kata, yaitu idea dan logi.
Ideaberarti melihat(idean), sedangkan logi berasal dari kata logos yang berarti
pengetahuan atau teori. Jadi, ideologi dapat diartikan hasil penemuan dalam pikiran yang
berupa pengetahuan atau teori. Ideologi dapat juga diartikan suatu kumpulan konsep
bersistem yang dijadikan asas, pendapat (kejadian) yang memberikan arah tujuan untuk
kelangsungan hidup.Ideologi terbagi mencadi dua,yaitu ideologi Terbuka dan Ideolgi
tertutp,perbedaan ideologi terbuka dan tertutup ini sangat mencolok,sehingga dapat
dengan mudah dikelompokkan.
Indonesia adalah negara yang menganggap Pancasila sebagai Ideologi Terbuka dan
pancasila sebagai sumber nilai .Namun sebenarnya,Ideologi sering dipahami secara
berbeda-beda. Hal ini menimbulkan berbagai pendapat mengenai pengertian ideologi
dari berbagai ahli, diantaranya :
a. Karl Marx
Karl Marx memahami ideologi berlawanan dengan pengertian ideologi menurut
Destutt de Tracy. Menurut Karl Marx, ideologi adalah kesadaran palsu. Mengapa
disebut kesadaran palsu? Karena ideologi merupakan hasil pemikiran yang diciptakan
oleh pemikirnya, padahal kesadaran para pemikir tersebut pada dasarnya ditentukan
oleh kepentingannya.Jadi ideologi menurut Karl Marx adalah pengandalan-
pengandalan spekulatif yang berupa agama moralitas, atau keyakinan politik
.Meskipun spekulatif ideologi tersebut dianggap sebagai kenyataan untuk
menyembunyikan atau melindungi kepentingan kelas sosial pemikir tersebut.
b. Louis Althuser
Louis Althuser adalah murid Karl Marx. Meskipun begitu, ia tidak setuju dengan
gagasan Karl Marx mengenai Ideologi.Menurutnya, Ideologi adalah gagasan
spekulatif tetapi ideologi bukan gagasan palsu karena gagasan spekulatif tersebut
bukan dimaksudkan untuk menggambarkan realitas melainkan untuk memberikan
gambaran tentang bagaimana semestinya manusia menjalani hidupnya. Sesungguhnya
setiap orang membutuhkan ideologi, karena setiap orang perlu memiliki keyakinan
tentang bagaimana semestinya ia menjalankan kehidupannya.
c. Dr. Alfian
Ideologi adalah suatu pandangan atau sistem nilai yang menyeluruh dan mendalam
tentang bagaimana cara yang tepat, yaitu secara moral dianggap benar dan adil,
mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
d. Soerjanto Poespowardoyo
Ideologi sebagai kompleks pengetahuan dan macam-macam nilai, yang secara
keseluruhan menjadi landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat
raya dan bumi seisinya serta menentukan sikap dasar untuk mengolahnya.
Berdasarkan pemahaman yang dihayatinya itu, seseorang menangkap apa yang dilihat
baik dan tidak baik.
e. Machiavelli
Ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa.
f. M.Sastra Prateja
Ideologi sebagai seperangkat gagasan atau pemikiran yang berorientasi pada tindakan
yang diorganisir menjadi suatu sistem yang teratur. Dalam hal ini, ideologi
mengandung beberapa unsur, yaitu :
Adanya suatu penafsiran atau pemahaman terhadap kenyataan.
Setiap Ideologi memuat seperangkat nilai atau suatu persepsi moral.
Ideologi merupakan suatu pedoman kegiatan untuk mewujudkan nilai-nilai di
dalamnya.
g. Thomas H
Ideologi adalah suatu cara untuk melindungi kekuasan pemerintah agar dapat bertahan
dan mengatur rakyatnya.
h. Napoleon
Ideologi merupakan keseluruhan pemikiran politik dan rival-rivalnya.
Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan, yaitu Ideologi dapat menjadi
sesuatu yang baik ketika ideologi menjadi pendoman hidup menuju lebih baik.
Ideologi dapat menjadi hal yang tidak baik ketika ideologi dijadikan alat untuk
menyembunyikan kepentingan penguasa.
PERBANDINGAN IDEOLOGI PANCASILA DAN IDEOLOGI LAINNYA
Pada saat Pidato di depan Majelis Umum PBB, Pak Karno mengusulkan agar
Pancasila menjadi salah satu piagam yang di akui PBB sejajar dengan magna charta. Usulan
ini didasarkan fakta pertarungan antara pengikut kapitalisme dan sosialisme yang
menyebabkan ratusan juta manusia meninggal dalam perang dunia I, II, diteruskan hingga
perang dingin. Pada saat itu Pancasila ditawarkan menjadi alternatif atas dua ideologi besar
dunia yang saling mengkutub.
Runtuhnya tembok Berlin tahun 1989 yang menandai berakhirnya perang dingin
membuat peta dunia menjadi Unilateral. Kapitalisme memenangkan pertarungan yang
berdarah-darah. Dunia yang unipolar membutuhkan keseimbangan, satu dekade ini Cina
mulai muncul menjadi kekuatan penyeimbang Imperium AS. Kapitalisme yang merubah
wajah dalam bentuk Neoliberalisme dengan asas pasar bebas memangsa bangsa-bangsa yang
baru berkembang. Pada titik inilah sebenarnya Pancasila menjadi Relevan untuk ikut
membangun wajah dunia agar lebih adil.
Dalam perjalanan sejarah, Indonesia merupakan pelopor Gerakan Non Blok dimana
memiliki spirit memperjuangkan kepentingan negara-negara yang baru merdeka. Modal
sejarah ini bisa dijadikan poin penting bahwa nilai-nilai pancasila mampu menjadi alternatif
ditengah polarisasi ideologi kapitalisme dan sosialisme. Di tengah kemiskinan yang
mengglobal, kelaparan dunia yang semakin besar, diperlukan terobosan agar tidak terjadi lagi
penghisapan manusia atas manusia (exploitation par ‘l home de ‘l home), homo homini lupus.
DUNIA berkembang dan berubah dengan sangat cepat, dan perubahan yang terjadi itu
ikut mewarnai kehidupan bangsa kita secara fundamental. Ada beberapa penulis buku yang
melalui konsep-konsepnya telah berhasil memotret realitas zaman yang sedang kita jalani ini.
Di antaranya adalah Rowan Gibson (1997) yang menyatakan bahwa The road stop here.
Masa di depan kita nanti akan sangat lain dari masa lalu, dan karenanya diperlukan
pemahaman yang tepat tentang masa depan itu.
New time call for new organizations, dengan tantangan yang berbeda diperlukan
bentuk organisasi yang berbeda, dengan ciri efisiensi yang tinggi. Where do we go next;
dengan berbagai perubahan yang terjadi, setiap organisasi-termasuk organisasi negara-perlu
merumuskan dengan tepat arah yang ingin dituju. Peter Senge (1994) mengemukakan bahwa
ke depan terjadi perubahan dari detail complexity menjadi dynamic complexity yang
membuat interpolasi menjadi sulit. Perubahan-perubahan terjadi sangat mendadak dan tidak
menentu. Rossabeth Moss Kanter (1994) juga menyatakan bahwa masa depan akan
didominasi oleh nilai-nilai dan pemikiran cosmopolitan, dan karenanya setiap pelakunya,
termasuk pelaku bisnis dan politik dituntut memiliki 4 C, yaitu concept, competence,
connection, dan confidence.
a) Peran Ideologi
Sejak berakhirnya perang dingin yang kental diwarnai persaingan ideologi antara blok
Barat yang memromosikan liberalisme-kapitalisme dan blok Timur yang
mempromosikan komunisme-sosialisme, tata pergaulan dunia mengalami perubahan-
perubahan yang mendasar. Beberapa kalangan mengatakan bahwa setelah berakhirnya
perang dingin yang ditandai dengan bubarnya negara Uni Soviet dan runtuhnya tembok
Berlin-di akhir dekade 1980-an- dunia ini mengakhiri periode bipolar dan memasuki
periode multipolar.
Periode multipolar yang dimulai awal 1990-an yang kita alami selama sekitar satu
dekade, juga pada akhirnya disinyalir banyak pihak terutama para pengamat politik
internasional, telah berakhir setelah Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden
George Bush memromosikan doktrin unilateralisme dalam menangani masalah
internasional sebagai wujud dari konsepsi dunia unipolar yang ada di bawah
pengaruhnya.
Dapat disimpulkan bahwa era persaingan ideologis dalam dimensi global telah berakhir.
Saat ini kita belum dapat membayangkan bahwa dalam waktu dekat akan muncul
kembali persaingan ideologis yang keras yang meliputi seluruh wilayah dunia ini. Dunia
sekarang ini cenderung masuk kembali ke arah persaingan antarbangsa dan negara, yang
dimensi utamanya terletak pada bidang ekonomi karena setiap negara sedang berjuang
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi warga bangsanya. Dalam era yang seperti
ini, kedudukan ideologi nasional suatu negara akan berperan dalam mengembangkan
kemampuan bersaing negara yang bersangkutan dengan negara lainnya.
Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi nasional. Ia adalah
cara pandang dan metode bagi seluruh bangsa Indonesia untuk mencapai cita-citanya,
yaitu masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila adalah ideologi kebangsaan karena ia
digali dan dirumuskan untuk kepentingan membangun negara bangsa Indonesia.
Pancasila yang memberi pedoman dan pegangan bagi tercapainya persatuan dan kesatuan
di kalangan warga bangsa dan membangun pertalian batin antara warga negara dengan
tanah airnya.
Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara bangsa
Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh para pendiri
negara Republik Indonesia dengan berdasarkan Pancasila. Dengan ideologi nasional
yang mantap seluruh dinamika sosial, budaya, dan politik dapat diarahkan untuk
menciptakan peluang positif bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa.
b) Kesadaran Berbangsa
Sebenarnya, proses reformasi selama enam tahun belakangan ini adalah kesempatan
emas yang harus dimanfaatkan secara optimal untuk merevitalisasi semangat dan cita-
cita para pendiri negara kita untuk membangun negara Pancasila ini. Sayangnya, peluang
untuk melakukan revitalisasi ideologi kebangsaan kita dalam era reformasi ini masih
kurang dimanfaatkan. Bahkan dalam proses reformasi-selain sejumlah keberhasilan yang
ada, terutama dalam bidang politik-juga muncul ekses berupa melemahnya kesadaran
hidup berbangsa.
Manifestasinya muncul dalam bentuk gerakan separatisme, tidak diindahkannya
konsensus nasional, pelaksanaan otonomi daerah yang menyuburkan etnosentrisme dan
desentralisasi korupsi, demokratisasi yang dimanfaatkan untuk mengembangkan paham
sektarian, dan munculnya kelompok-kelompok yang memromosikan secara terbuka
ideologi di luar Pancasila.
Patut disadari oleh semua warga bangsa bahwa keragaman bangsa ini adalah berkah dari
Tuhan Yang Maha Kuasa. Oleh sebab itu, semangat Bhinneka Tunggal Ika harus terus
dikembangkan karena bangsa ini perlu hidup dalam keberagaman, kesetaraan, dan
harmoni. Sayangnya, belum semua warga bangsa kita menerima keragaman sebagai
berkah. Oleh karenanya, kita semua harus menolak adanya konsepsi hegemoni mayoritas
yang melindungi minoritas karena konsep tersebut tidak sesuai dengan konsep Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) 1945 terbentuk dengan karakter utamanya
mengakui pluralitas dan kesetaraan antarwarga bangsa. Hal tersebut merupakan
kesepakatan bangsa kita yang bersifat final. Oleh karenanya, NKRI tidak dapat diubah
menjadi bentuk negara yang lain dan perubahan bentuk NKRI tidak akan difasilitasi oleh
NKRI sendiri.
Cita-cita yang mendasari berdirinya NKRI yang dirumuskan founding fathers telah
membekali kita dengan aspek-aspek normatif negara bangsa yang menganut nilai-nilai
yang sangat maju dan modern. Oleh sebab itu, tugas kita semua sebagai warga bangsa
untuk mengimplementasikannya secara konkret. NKRI yang mengakui, menghormati
keragaman dan kesetaraan adalah pilihan terbaik untuk mengantarkan masyarakat kita
pada pencapaian kemajuan peradabannya.
Perlu disadari oleh semua pihak bahwa proses demokratisasi yang sedang berlangsung
ini memiliki koridor, yaitu untuk menjaga dan melindungi keberlangsungan NKRI, yang
menganut ideologi negara Pancasila yang membina keberagaman, dan memantapkan
keseta-raan. Oleh karenanya, tidak semua hal dapat dilakukan dengan mengatasnamakan
demokrasi.
Pancasila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka berfikir yang
senantiasa memerlukan penyempurnaan. Karena tidak ada satu pun ideologi yang
disusun dengan begitu sempurnanya sehingga cukup lengkap dan bersifat abadi untuk
semua zaman, kondisi, dan situasi. Setiap ideologi memerlukan hadirnya proses
dialektika agar ia dapat mengembangkan dirinya dan tetap adaptif dengan perkembangan
yang terjadi. Dalam hal ini, setiap warga negara Indonesia yang mencintai negara dan
bangsa ini berhak ikut dalam proses merevitalisasi ideologi Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Oleh karenanya, prestasi bangsa kita akan menentukan posisi
Pancasila di tengah percaturan ideologi dunia saat ini dan di masa mendatang.
A. Macam-Macam Ideologi
Ideologi adalah sebuah istilah yang lahir pada akhir abad ke-18 atau tahun 1796
yang dikemukakan oleh filsuf Perancis bernama Destutt de Tracy dan kemudian dipakai
Napoleon. Istilah itu berasal dari dua kata ideos yang berarti gagasan, dan logos yang
artinya ilmu. Ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan atau buah pikiran atau
science des ideas (AL Marsudi, 2001:57).
Pengertian Ideologi secara umum adalah suatu kumpulan gagasan, ide, keyakinan
serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang mengarahkan tingkah laku seseorang
dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang poloitik, bidang sosial, bidang
kebudayaan dan bidang keagamaan
Ideologi didunia bermacam-macam sesuai negaranya masing-masing. Ada lebih
dari 10 macam ideologi yang dianut oleh berbagai negara dipenjuru dunia saat ini dengan
ciri-ciri yang berbeda pula. Berikut 3 macam ideologi dan penjelasannya.
1) Pancasila
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca berarti lima dan sila berarti prinsip
atau asas. Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia. Setelah pancasila ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945
maka ia meningkat statusnya menjadi dasar negara.
Sebagai suatu ideologi, pancasila memiliki beberapa dimensi yang menjadikan pancasila
menjadi sebuah ideologi yang bermutu tinggi. Ketiga dimensi tersebut antara lain ;
a) Dimensi idealistis, yaitu nilai-nilai dasar yang terkandung dalam pancasila yang
bersifat sistematis dan rasional, yaitu hakikat nilai yang terkandung dalam ima sila
pancasila.
b) Dimensi normatif, yaitu nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila perlu
dijabarkan dalam suatu sistem norma, sebagaimana yang terkandung dalam
pembukaan UUD 1945.
c) Dimensi realistis, pancasila harus dijabarkan dalam kehidupan sehari-hari,
sehingga bersifat realistis, artinya mampu dijabarkan dalam kehidupan nyata serta
dalam berbagai bidang.
Indonesia merupakan satu-satunya negara yang menganut Ideologi Pancasila
2) Liberalisme
Liberalisme berasal dari bahasa latin yaitu dari kata “liberalis” yang berarti bebas,
merdeka, tak terikat dan tak tergantung. Lahirnya liberalisme untuk pertama kalinya
dikobarkan oleh kaum Borjuis, Prancis pada abad ke-18 sebagai reaksi protes terhada
kepincangan yang telah berakar lama di Prancis. Sebagai akibat warisan sejarah masa
lampau di Prancis yang memisahkan dan membedakan hak dan kewajiban antar
golongan. Ada tiga hal yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan,
Kebebasan dan Hak Milik (life, liberty and property).
Ciri-ciri Ideologi Liberalisme sebagai berikut :
a) Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik
b) Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan
berbicara
c) Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas
d) Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal buruk
e) Suatu masyarakat dikatakan bahagia apabila setiap individu atau sebagian individu
berbaghagia
Negara yang menganut ideologi liberalisme diantaranya; Amerika Serikat, Kanada,
Italia, Yunani, Jerman, Spanyol, Jepang, Korea, Hongkong, Malaysia dan Singapura.
3) Komunisme
Komunisme merupakan sebuah ideologi dunia yang muncul sebagai reaksi dari
kapitalisme. Komunisme adalah paham yang mendahulukan individu pemilik dan
mengesampingkan kaum buruh. Paham komunis juga menyatakan semua hal dan sesuatu
yang ada di suatu negara dikuasai secara mutlak oleh negara tersebut.
Komunisme sebagai ideologi mulai diterapkan saat meletusnya Revolusi Bolshevik di
Rusia tanggal 7 November 1917. Sejak saat itu komunisme diterapkan sebagai sebuah
ideologi dan disebarluaskan ke negara lain.
Ideologi komunisme menurut Darmodharjo (Afandi,2012:86) memiliki beberapa ciri
khusus, seperti:
a) Ateisme, artinya penganut ini tidak percaya adanya Tuhan dalam arti bahwa
kehidupan manusia berdasarkan atas evolusi.
b) Dogmatisme, tidak mempercayai pikiran orang lain, artinya ajaran-ajaran yang
baku berdasarkan atas pikiran Marx-Engel harus diterima begitu saja.
c) Otoritas, pelaksanaan politik berdasarkan kekerasan.
d) Pengkhianatan terhadap HAM, artinya tidak mengakui adanya hak-hak asasi
manusia.
e) Dictator, kekuasaan pemerintah dipegang oleh partai komunis, dan golongan lain
dilenyapkan.
Negara yang menganut ideologi komunisme adalah Tiongkok, Vietnam, Korea Utara,
Kuba dan Laos.
B. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Lainnya
Berikut beberapa perbandingan ideologi Pancasila dengan ideologi lain dalam beberapa
aspek, yaitu:
1) Bidang Politik Hukum
Pancasila : Demokrasi Pancasila, hukum untuk menjujung tinggi keadilan dan
keberadaan individu dan masyarakat
Liberalisme : Demokrasi liberal, hukum untuk melindungi individu, dalam politik
mementingkan individu
Komunisme : Demokrasi rakyat, berkuasa mutlak satu partai politik, hukum untuk
melanggengkan komunis
2) Bidang Ekonomi
Pancasila : Peran negara ada untuk tidak terjadi monopoli yang merugikan
rakyat
Liberalisme : Peran negara kecil, swasta mendominasi
Komunisme : Peran negara dominan, demi kolektivitas berarti demi negara,
monopoli negara
3) Bidang Agama
Pancasila : Bebas memilih agama, agama harus menjiwai dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
Liberalisme : Agama urusan pribadi, bebas beragama (mimilih agama/atheis)
Komunisme : Agama harus dijauhkan dari masyarakat, ateheis
4) Pandangan terhadap Individu dan Masyarakat
Pancasila : Individu diakui keberadaannya, hubungan individu dan masyarakat
dilandasi 3S (Selaras, Serasi, Seimbang)
Liberalisme : Individu lebih penting daripada masyarakat, masyarakat diabdikan
bagi individu
Komunisme : Individu tidak penting, masyarakat tidak penting, kolektivitas yang
dibentuk negara lebih penting