Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisologis berupa kelainan
fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada
kalai disertai peninggian volume diasnotik secara abnormal. (Arief Mansjoer,
436 : 1999)
Gagal jantung adalah selama keadaan patofisologis adanya kelaianan
fungsi jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuan hanya ada kalau disertai
peningkatan tekanan pengisian vertikel kiri. (Syaifullah, 1996)

B. ETIOLOGI
Faktor predisposisi gagal jantung adalah penyakit yang menimbulkan
penurunan fungsi seperti :
- Penyakit arteri koroner
- Hipertensi
- Kardiomiopati
- Penyakit pembuluh darah atau penyakit fonginetal
Faktor pencetus gagal jantung :
- Naik asupan garam
- Ketidakpatuhan menjalani pengobatan anti gagal jantung
- AMI
- Serangan hipertensi
- Aritma akut
- Infeksi atau demam
- Emolbi paru. (Arief Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Jilid I, 1999)

B. GAMBARAN KLINIS
Berdasarkan bagian jantung yang mengalami kegagalan pemompaan, gagal
jantung dibagi menjadi jantung kiri, gagal jantung kanan dan gagal jantung
kongestif.
a. Gagal jantung kiri dangan tanda :
 Dengan spneu deffert, fatig, ortopnea, dispneu, nelatural paroksismal,
batuk, pembesaran jantung, irama berat, ventrikel hearing, bunyi derap
S3 dan S4 pernapasan, cheyne strokes, takikandi, palsus alternans, ronki
dan kongesti vena pulpunalis.
b. Gagal jantung kanan dengan tanda :
 Fatig, edema, liver engergement, anoreksia dan kembung. Pada
pemeriksaan bila didapatkan hipertrofi jantung kanan, heaving ventrikel
kanan, irama derap atrium kanan, mur-mur, tanda-tanda penyakit
kronik, tekanan vena jugularis meningkat, bunyi P2 mengeras asites,
aidrotorak, peningkatan tekanan vena, hepatomegali, edema pitting
c. Gagal jantung
 Terjadi menifestasi gabungan antara gagal jantung.
(Arief Mansjoer, Kapita Jilid I, 1999)

C. PATOFIFIOLOGI
Patofisiologi gagal jantung menurut Backwark Failarr :
1. Isi dan tekanan (volume dan pressure) pada akhir fase diatolik (and
Diasnotik Pressure) meninggi
2. Isi dan tekanan akan meninggi pada atrium dibelakang ventrikel yang gagal
3. Airium ini akan bekerja lebih keras.
4. Tekanan pada vena dan kapiler dibelakang vertikel yang gagal akan
meninggi
5. Terjadi transudasi pada jaringan intertitial (baik pulmunal maupu sistemik)
Akibat berkurangnya curah jantung serta aliran darah pada jaringan atau organ
menyebabkan menurunnya perfusi yang akan mengakibatkan retensi garam dan
cairan serta memperberat ekstrarasasi cairan yang sudah terjadi. Lalu terjadi
gejala gagal jantung kongerti sebagai akibat embeli para yang masif karena
terjadinya peninggian isi dan tekanan pada vontrikel kanan dan pembuluh darah
sistemik. (Sarwono, W.IPD Jilid I)

C. KLASIFIKASI
Klasifikasi CHF menurut NYH
6. Sesak dengan aktivitas berat
7. Sesak dengan aktivitas sedang
8. Sesak dengan aktivitas ringan
9. Sesak tanpa aktivitas
D. PENATALAKSANAAN
1. Meningkatkan aksigenasi dengan pemberian okagen dan menurunkan
konsumsi O2 melalui istirahat/pembarasan aktivitas.
2. Memperbaiki kontrakvitas otot jantung
Mengatasi keadaan yang revesibel, termasuk krokafasis miksidema dan
aritmia.
Digitalis
a. Dosis digitalis
- Digoksin oral utuk digitalis cepat 2,5-2 mg dalam 4-6 dosis selama
dan dilanjutkan 2 x 0,5 mg selama 2-4 kali.
- Digoksin IV 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam
- Cedilamid
b. Dosis peninjang untuk gagal jantung digoksin 0,25 mg/asila dan gagal
ginjal dosis disesuaikan.
c. Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg.
d. Digitalis cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang
berat.
- Digoksin : 1-5 mg IV perlahan-lahan
- Cerdilanid 0,4-0,8 mg IV perlahan-lahan.
(Arief Manjoer, Kapita jilid I, 1999)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. EKG
2. Sonogram (Ekokardiogram, Ekokardiogram dopple)
3. Skan jantung
4. Kateterisasi
5. Rontgen dada
6. Dx lab : Hematologi, golongan darah arteri, fungsi ginjal, fungsi hati.
(Marylin E. Donges, 1999)

E. DATA DASAR PENGKAJIAN PASIEN


- Aktifitas/istirahat
- Sirkulasi
- Integritas ego
- Eliminasi
- Makanan/cairan
- Higiene
- Neurosensori
- Nyeri/kenyamanan
- Pernafasan
- Keamanan
- Interaksi sosial
- Pembelajaran/pengajaran
(Marylim E. Donges, 1999)

F. PRIORITAS KEPERAWATAN
1. Peningkatan kontraktilitas miokardinal/fungsi sistemik
2. Penurunan kelebihan volume cairan
3. Mencegah komplikasi
4. Memberikan informasi tentang penyakit/prognosisi, terapi yang dibutuhkan
serta pencegahan kekambuhan.
(Marylin E. donges, 1999)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Menurunnya curah jantung b.d perubahan kontraktilitas miokardinal.
Ditandai :
- Perubahan fungsi jantung
- Perubahan irama
- Perubahan konduksi listrik
- Perubahan struktural (ex:kelainan katub, ancurismeventrikel)
KH :
- TTV normal
- Dipneu menurun
- Bebas gejala gagal jantung
Intervensi :
- Mengukur TTV, kolaborasi medis
- Kaji kulit terhadap sianosis
- Catat bunyi jantung
- Pantau haluaran urin
- Berikan istirahat psikologi dengan tengan
2. Intoleransi aktifitas b.d :
- Ketidak seimbangan antara suplai O2
- Kelemahan umum
- Tirah baring lama/imobilitas
Ditandai :
- Kelelahan lemah
- Perubahan TTV
- Dipsneu
- Pucat
- Berkeringat
KH :
- Berpatisipasi pada aktivitas yang diinginkan, memenuhi
kebutuhan perawatan diri sendiri
- Mencapai peningkatan toleransi aktifitas yang dapat diukur,
dibuktikan oleh menurunnya kelemahan dan kelelahan

3. Kelebihan volume cairan b.d menurunnya laju filtrasi Glomerolus/


meningkatnya produksi ADH dan retensi Natrium
Ditandai :
- Ortopneu Bunyi jantung S3
- Oliguria, edema
- Hhipertensi
- Ditres pernapasan
- Bunyi jantung abnormal
KH :
- Adanya keseimbangan masukan dan pengeluaran
- Bunyi napas bersih/jelas
- Tanda vital dalam rentang yang dapat diterima
- Tidak ada edema
Intervensi :
- Pantau halusinasi urine catat jumlah dan warna saat hari
dimana diuresis terjadi
- Pantau hitung keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
- Pertahankan duduk/tirah barimg dengan posisi semi fowler
- Sedikit keluhan disneu eksterm tiba-tiba, kebutuhan bangun
dari duduk
- Berikan makanan yang mudah dicerna, porsi faal dan sering
- Dorong untuk mengatakan perasaan sehubungan dengan
pembatasan
- Kolaborasi medis

4. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b.d tirah baring lama,
edema, penurunan perfusi jaringan.
KH :
- Mempertahankan integritas kulit
- Mendemontrasikan perilaku/teknik mencegah kerusakan
kulit.
Intervensi :
- Lihat kulit, catat penonjolan tulang, adanya edema,
kegemukan.
- Pijat area keeemerahan atau yang memutih.
- Ubah posisi sering ditempat tidur.
- Hindari obat intramusculer.

5. Kurang pengetahuan mengenai kondisi. Program pengobatan b.d kurang


pemahaman/kesalahan persepsi tentang hubungan fungsi jantung/penyakit/
gagal.
Ditandai :
- Pertanyaan
- Pertanyaan masalah / kesalahan persepsi
- Terulangnya episode gagal jantung yang dapat dicegah.
Kriteria hasil :
- Mengidentifikasi hubungan terapi untuk menurunkan episode berulang
dan mencegah komplikasi.
- Menyatakan tanda dan gejsala yang memerlukan intervensi cepat.
- Melakukan perubahan pola hidup/perilaku yang perlu.
Intervensi :
- Jelaskan antara perbedaan antara serangan jantung.
- Kuatkan rasional pengobatan.
- Diskusikan pentingnya istirahat.
- Beri penjelasan pembatasan Natrium.
- Berikan kesempatan pasien/orang terdekat untuk menanyakan
mendiskusikan masalah dan membuat perubahan pola hidup yang
perlu. (Marilym E. Dongoes, 1999)

H. PATHWAYS

Decomp Cordis

Penyakit jantung iskemik (iskemik miokard)

Pengosongan ventrikel tidak efektif

Kontraktilitas ventrikel kiri

Hipertrofi ventrikel ↑ Aktivitas andrenergik pe↑ beban awal


simpatik
Peningkatan dinding Tekanan vol
ventrikel (menebal) Pengeluaran korekolamin ventrikel

Kenaikan masa Tekanan divena


ventrikel Denyut jantung Vasokontrikdi
Transudasi cairan
arteriperifer
↑Beban akhir ventrikel Aliran balik vena kedalam intertitial

↓kemampuan jantung keisis ka jantung↑ Dipnea/ronchi (kerusa


Aliran adekuat ke kan pertukaran gas)
Iskemik
jantung, otak Oedema alveoli
Nyeri (paru-paru)
Me↑aliran darah
G3 rasa nyaman keginjal Bronkospasme
Kulit ↓ O2 ↑ Mucus
Sekresi renin↑ Vasokontriksi Sekresi ADH
Sianosis ginjal G3 jalan nafas
Sekresi ↑ absorbsi
G3 perfusi aldesteron Reabsorbsi Na+ H2O tidak efektif

Kelemahan dan keletihan +H2O↑


Sekresi Na ↑
Retensi ginjal
G3 Intoleransi aktivitas
Volume plasma ↑

Transudasi cairan
edema

G3 Kelebihan cairan

Anda mungkin juga menyukai