net/publication/315486362
Studi Vulkanisme dan Struktur Geologi untuk Eksplorasi Awal Panas Bumi di
Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang
CITATIONS READS
0 3,204
3 authors:
Salahuddin Husein
Universitas Gadjah Mada
96 PUBLICATIONS 72 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Salahuddin Husein on 22 March 2017.
SARI
Kompleks Gunung api Arjuno Welirang (KGAW) terletak di Provinsi Jawa Timur merupakan
kompleks gunung api Kuarter yang tersusun oleh beberapa tubuh gunung api, yaitu Arjuno, Welirang,
Kembar, Bulak, Bakal dan Pundak. Kerucut atau tubuh gunung api tersebut membentuk kelurusan
berarah utara – selatan menunjukkan adanya kontrol struktur geologi dalam pembentukan KGAW.
Daerah ini merupakan daerah prospek panas bumi ditandai dengan kemunculan manifestasi panas
bumi seperti mata air panas Cangar dan mata air panas Padusan dengan variasi suhu 39.50C -
46.50C, pH netral serta fumarol di puncak Gunung Welirang.
Untuk melengkapi data awal eksplorasi panas bumi perlu pemahaman mengenai vulkanisme dan
struktur geologi. Oleh karena itu dalam studi ini dilakukan dengan survei geologi lapangan yang
didukung dengan studi penginderaan jauh dan pekerjaan laboratorium berupa pengamatan sayatan
tipis petrografi untuk memahami petrologi batuan yang sangat berguna untuk studi vulkanisme.
Kondisi geologi yang merupakan batuan berumur Kuarter terdiri dari lava andesit, lava andesit
basaltik, breksi vulkanik dan batuan piroklastik bertipe aliran yang bersumber dari hasil erupsi
KGAW. Struktur geologi berupa sesar disekitar mata air panas Padusan mengindikasikan adanya
hubungan erat antara keberadaan manifestasi panas bumi terhadap vulkanisme dan struktur geologi.
85
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
dengan arah dan pola yang sama timurlaut- di Kali Dlundung (Gambar 4) dan Trawas
baratdaya (Sesar Prigen) terletak dibagian yang mewakili Sesar Trawas. Kemudian
bawah sesar Trawas. Sesar yang berarah sesar berarah timurlaut-baratdaya di bawah
tenggara-baratlaut yang berdekatan terhadap Sesar Trawas diwakili oleh pengukuran
kemunculan mata air panas Padusan (Sesar struktur geologi di Air Terjun Kakek Bodo.
Padusan), berada pada bagian baratlaut Sesar berarah tenggara-baratlaut pengukuran
Welirang. Sesar bagian selatan KGAW dilakukan struktur geologi di Air Terjun
diwakili oleh pola keluran struktur dari Coban Cangu dan Air Terjun Grejengan.
Welirang-Kembar I-Kembar II-Arjuno yang Pada bagian selatan KGAW diwakili oleh
membentuk pola relatif utara-selatan. Pada pengukuran struktur geologi di Tegalrejo
bagian tenggara KGAW terdapat sesar Barat berarah tenggara-baratlaut, dimana
berarah tenggara-timurlaut (Sesar Tegalrejo) kemenerusan sesar sampai pada zona
yang diinterpretasikan sebagai pengontrol longsoran bagian tenggara dari gunung api
adanya zona longsorang yang cukup besar Arjuna. Adanya zona longsoran yang cukup
pada bagian tubuh gunung api Arjuno. besar ini sangat memungkinkan adanya
kontrol struktur geologi berupa sesar. Pada
Pada bagian barat dari KGAW ini
kemunculan mata air panas Cangar dan mata
merupakan gunung api Anjasmoro, dimana
air panas Padusan struktur geologi bersifat
pola kelurusannya relatif membentuk radial
interpretatif berarah utara-selatan yang
hingga trellis pada slope yang terjal.
dicirikan adanya kemunculan manifestasi
Morfologi Anjasmoro ini dibatasi oleh
panas bumi.
kelurusan berupa struktur geologi yang
berarah relatif utara-selatan yang membatasi Mineralogi dan Petrologi KGAW
terhadap KGAW. Pada morfologi KGAW
Analisis petrografi sayatan tipis batuan dari
ini muncul manifestasi panas bumi berupa
KGAW menunjukkan lebih dari sebagian
mata air panas Cangar dibagian barat
sampel merupakan batuan andesit hingga
KGAW dan mata air panas Padusan
andesit basaltik, dengan hasil deskripsi
dibagian baratlaut KGAW.
umunya berwarna abu-abu; hipokristalin,
Pada pengamatan geologi lapangan fanerik halus-sedang, dengan bentuk kristal
ditemukan adanya indikasi struktur geologi subhedral-anhedral; memiliki hubungan
berupa bidang sesar dan gores garis sesar. antar kristal inequigranular porfiritik;
Pengambilan dan pengukuran data geologi memiliki tekstur umur berupa porfiritik,
berupa struktur diambil pada lokasi-lokasi vitroverik dengan fenokris plagioklas dan
seperti ini. Interpretasi struktur geologi mikrolit berupa plagioklas, mineral mafik
berupa sesar berdasarkan citra DEM serta lainnya, dan masa dasar gelas; sebagian
dilengkapi dengan pengukuran aspek memperlihatkan tekstur khusus berupa
struktur geologi sebagai data lapangan, pilotaksitik yaitu tekstur aliran sebagai
mengindikasikan bahwa dari penelitian penciri lava, dimana plagioklas fenokris dan
dikontrol oleh sesar-sesar berarah utara- mikrolit plagioklas membentuk pola aliran;
selatan, timurlaut-baratdaya, tenggara- komposisi mineral umumnya plagioklas,
baratlaut. klinopiroksen, ortopiroksen, hornblende,
mineral opak, dan masa dasar gelas.
Pengukuran struktur geologi berupa sesar
bagian utara KGAW yaitu pada data struktur Kondisi Geologi dan Manifestasi Panas
di Kali Gembulu yang mewakili sesar Bumi KGAW
berarah relatif utara-selatan yaitu Sesar
Kondisi geologi KGAW tercermin dari
Nogosari. Sesar berarah timurlaut-baratdaya
pengamatan citra DEM dan pengamatan
86
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
munculnya manifestasi panas bumi dan jenis Agung Harijoko, S.T., M.Eng., dan
struktur geologi, arah serta kemenerusan Salahuddin Husein, S.T., M.Sc., Ph.D yang
dari keterdapatan manifestasi panas bumi telah memberikan materi serta berdiskusi di
yang ada di Kompleks Gunung Api Arjuno dalam pembuatan makalah ini, terima kasih
Welirang. juga penulis ucapkan kepada Program Studi
Pascasarjana Teknik Geologi, Department
VI. UCAPAN TERIMA KASIH Teknik Geologi, Fakultas Teknik,
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Gadjah Mada atas dana
kedua orang tua dan adik-adik, kepada Dr. penelitian yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Hadi, M.N., Kusnadi, D., Rezky, Y., 2010, Penyelidikan Terpadu Geologi dan Geokimia Daerah
Panas Bumi Arjuno-Welirang, Kabupaten Mojokerto dan Malang, Provinsi Jawa Timur,
Pusat Sumber Daya Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pp. 405 – 412.
Hall, R. (1996) : Reconstructing Cenozoic SE Asia. In: Hall, R. and Blundell, D. J. (eds.), Tectonic
Evolution of Southeast Asia. Geological Society, Special Publication, 106, 152 – 184.
Hamilton, W., 1979, Tectonic of Indonesian Region, U.S. Geological Survey Professional Paper 1078,
United States Government Printing Office, Washington, USA, pp. 345.
Howard, A.D., 1967, Drainage Analysis in Geologic Interpretation: A Summation, AAPG Bulletin,
vol. 51, pp. 2246-2259.
Hochstein, M.P., Browne, P.R.L. (2000), “Surface manifestations of geothermal systems with volcanic
heat sources” in: H. Sigurdsson (Ed.), Encyclopedia of Volcanoes, Academic Press.
Ikatan Ahli Geologi Indonesia. 1996. Sandi Stratigrafi Indonesia. Jakarta : Ikatan Ahli Geologi
Indonesia.
International Geothermal Conference, 2014, Geothermal Power Generation in the World 2010-2014,
http://international-geothermal-conference.co.id (diakses April 2016).
Nakamura, K., 1977, Volcanoes as possible indicators of tectonic stress orientation – principle and
proposal, Journal of Volcanology and Geothermal Research 2, pp. 1-16.
Rickard, M.J., 1972, Fault Classification Discussion: Geological Society of America Bulletin, vol. 83,
pp. 2545-2546.
Rose, A.W., dan Burt, D.W., 1979, Hydrothermal Alteration, in H.L. Barnes, Geochemistry and
Hydrothermal Ore Deposits, 2nd edition: John Wiley and Sons, New York, pp. 173-235.
Santosa, S. dan Suwarti, T., 1992, Peta Geologi Lembar Malang, Jawa Timur, skala 1 : 100.000,
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung.
Setijadji, L.D., 2010, Segmented Volcanic Arc and its Association with Geothermal Fields in Java
Island, Indonesia, Proceedings World Geothermal Congress 2010, Bali, Indonesia, 25-29
April 2010, pp. 1 – 12.
Schmincke, H.U., 2004, Volcanism, Springer-Verlag, Berlin, Germany, 324 pp.
Simandjuntak, T.O., Barber, A.J., 1996. Contrasting tectonic styles in the neogeneorogenic belts of
Indonesia. In: Hall, R., Blundell, D.J. (Eds.), Tectonic Evolution of Southeast AsiaGeol. Soc.
Spec. Publ. 106, 185–201.
88
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Sribudiyani, Muchsin, N., Ryacudu, R., Kunto, T., Astono, P., Prasetya, I., Sapiie, B., Asikin, S.,
Harsolumakso, A.H., dan Yulianto, I., 2003, The Collision of The East Java Microplate and Its
Implication for Hydrocarbon Occurences in The East Java Basin, Proceeding of Indonesia
Petroleum Association, Jakarta.
Tibaldi, A., 2008, Contractional tectonics and magma paths in volcanoes, Journal of Volcanology and
Geothermal Research 178, pp. 291-301.
Van Bemmelen, R.W. 1949. The Geology of Indonesia Volume 1A, Government Printing Office, The
Hague, Netherlands. pp. 732.
Verstappen, 1985, Geomorphological Surveys for Eviromental Development, Elsevier Science
Publishing Company Lnc, Amsterdam.
Wahyuningsih, R., 2005, Potensi dan Wilayah Kerja Pertambangan Panas Bumi Indonesia, Kolokium
Hasil Lapangan Pusat Survei Geologi, Bandung, Indonesia.
Williams, H., Turner F.J., dan Gilbert C.M., 1982, Petrography, An Introduction to Study of Rock in
Thin Section, University of California, Barkeley, W.H, Freeman and Company, San Fransisco,
pp. 406.
GAMBAR
Gambar 2. Struktur geologi utama dan vulkanisme di pulau Jawa. Keberadaan gunung api aktif yang
berasosiasi dengan sistem panas bumi, mengacu pada peta (Katili, 1975; Hamilton, 1979;
Simandjuntak dan Barber, 1996; MacPherson dan Hall, 2002, dalam Setijadji, 2010)
89
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 3. Peta geologi regional Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW) dan sekitarnya
pada lembar Malang skala 1 : 100.000, terbitan Direktorat Geologi Bandung, dengan
modifikasi (Santoso dan Suwarti, 1992)
90
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 5. Mata air panas Padusan yang merupakan salah satu manifestasi panas bumi di KGAW
91
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-9
PERAN PENELITIAN ILMU KEBUMIAN DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
6 - 7 OKTOBER 2016; GRHA SABHA PRAMANA
Gambar 6. Peta geologi Kompleks Gunung Api Arjuno Welirang (KGAW), modifikasi dari hasil
penelitian Pusat Sumber Daya Geologi (Hadi dkk, 2010), serta korelasi citra digital
elevation model, peta geologi regional KGAW (Santoso dan Suwarti, 1992) dan
kelurusan (lineament) tektonik dan vulkanik, berdasarkan citra satelit digital elevation
model.
92