Anda di halaman 1dari 11

PEMURNIAN BAKTERI

PRAKTIKUM IV
(Praktikum Mata Kuliah Mikrobiologi Industri)

Kelas 2B
Kelompok 2

Heni Sulastri 1802301010


Putri Sinda 1802301018
Saprina Dewi 1802301023
Fajri Ade Saputra 1802301035
M. Ryan Setiawan 1802301061

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


POLITEKNIK NEGERI TANAH LAUT
PELAIHARI
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang


Pemurnian bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang
biak. Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada
keperluannya. Misalnya, medium cair seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa
dapat digunakan untuk berbgai keperluan seperti pembiakan organisme dalam
jumlah besar, adapun juga menggunakan bahan dasar yang digunakan untuk
medium pertumbuhan ini adalah agar-agar (Frobisher,1974).

Medium biakan murni harus steril sebelum inokulasi agar tidak ada lagi
organisme hidup berada dalam medium yang diinokulasi. Sterilisasi dalam mikroba
adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu
benda (Hadioetomo,1993).

Syarat-syarat tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yang


mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan ,
berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agarnijroba yang diinginkan dapat
tumbuh baik (Frobisher,1974)

1.2. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk agar mahasiswa dapat mempelajari dan
mempraktikan teknik pemurnian bakteri dan jamur.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pemurnian Bakteri


Pemurnian bakteri adalah biakan yang terdiri atas satu spesies bakteri yang
ditumbuhkan dalam medium buatan. Medium buatan tersebut berfungsi sebagai
medium pertumbuhan. Pada medium ini bakteri dapat tumbuh dan berkembang
biak. Konsistensi medium dapat dibuat bermacam-macam bergantung pada
keperluannya. Misalnya, medium cair seperti kaldu nutrient atau kaldu glukosa
dapat digunakn untuk berbgai keperluan seperti pembiakan organisme dalam
jumlah besar, adapun juga menggunakan bahan dasar yang digunakan untuk
medium pertumbuhan ini adalah agar-agar (Frobisher,1974).
Medium biakan murni harus steril sebelum inokulasi agar tidak ada lagi
organisme hidup berada dalam medium yang diinokulasi. Sterilisasi dalam mikroba
adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada suatu
benda (Hadioetomo,1993).
Syarat-syarat tumbuh mikroba adalah mengandung semua zat hara yang
mudah digunakan oleh mikroba, mempunyai tekanan osmosa, tegangan
permukaan, dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang ditumbuhkan,
berada dalam kondisi steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan dapat
tumbuh baik (Frobisher,1974)

2.2. Metode Pemurnian


2.2.1. Metode Gores

Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan
waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan yang diperoleh dengan
latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah.
Inoculum digoreskan dipermukaan media agar nutrient dalam cawan petri dengan
jarum pindah (lup inokulasi). Diantara garis-garis goresan akan terdapat sehingga
dapat tumbuh menjadi koloni (Winami,1997). Cara penggarisan dilakukan pada
medium pembiakan padat bentuk lempeng. Ada beberapa teknik dalam metode
goresan , yakni:
a. Goresan T
b. Goresan Kuadrat
c. Goresan Radiand
d. Goresan Sinambung
2.2.2. Metode Tebar

Setetes inokolum diletakan dalam sebuah medium gar nutrient dalam cawan
petridish dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan steril. Inokulasi
itu disebarkan dalam medium batang yang sama dapat digunakan
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang
merata dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah-
pisah (Winarmi, 1997).

2.2.3. Metode Tuang

Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar melakukan


pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu saat
hanya ditemukan satu sel di dalam tabung.(Winarmi, 1997).

2.2.4. Metode Tusuk

Metode tusuk yaitu dengan cara meneteskan atau menusukan ujung jarum ose
yang didalamnya terdapat inokolum, kemudian dimasukkan ke dalam media
(Winarmi,1997).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 14 Maret 2019, pada pukul 08.30
sampai dengan selesai WITA. Bertempat di Laboratorium Bioproses Teknologi
Industri Pertanian Politeknik Negeri Tanah Laut.

3.2. Alat dan Bahan


3.2.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum ose, lampu Bunsen,
cawan petri steril yang berisi media NA.

3.2.2. Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah jarum ose, lampu Bunsen,
cawan petri steril yang berisi media NA.

3.3. Prosedur kerja


1. Disiapkan biakan bakteri, lalu disterilkan jarum ose, kemudian
didinginkan.
2. Diambil 1 ose koloni bakteri lalu digoreskan pada cawan petri yang
berisi media NA dengan metode 4 kuadran.
3. Dikerjakan secara aseptis, santai dan cepat, serta hati-hati jangan
sampai media agar rusak/sobek.
4. Ditutup petri tersebut lalu diinkubasi pada suhu ruang selama 24 jam.
5. Diamati hasil streak, apakah terbentuk single koloni atau tidak.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Tabel 1. Hasil Streak.
Kelompok Sampel Tanah Terbentuk Koloni tunggal/ tidak
1 Tanah Sawah Tidak
2 Tanah Perkebunan Tidak
3 Tanah Kuburan Tidak
4 Tanah Halaman Tidak
5 Tanah Pekarangan Tidak

4.2 Pembahasan
Pada pengamatan terlihat adanya bakteri yang tumbuh pada goresan yang
telah berbentuk, bakteri ini berlendir dan berwarna putih kekuning-kuningan.
Bakteri memiliki ciri berlendir sedangkan pada pengamatan jamur yang dilakukan
juga terlihat pertumbuhan pada media yang ditandai dengan menyebarnya hifa-hifa
berwarna putih.

Pemurnian merupakan kegiatan untuk mendapatkan koloni murni


mikroorganisme yang ditumbuhkan sebelumnya. Pemurnian dilakukan dengan
memindah sebagian koloni mikroorganisme ke dalam media pertumbuhan yang
baru sehingga di dapat koloni murni yang di harapkan.

Pemurnian bakteri dilakukan dengan cara penggoresan menggunakan jarum


ose yang dipanaskan terlebih dulu sampai berwarna merah dan didiamkan sebentar
hingga tidak panas lagi kemudian digunakan untuk mengambil koloni bakteri,
setelah pengambilan koloni bakteri baru dilakukan penggoresan dengan pola zig-
zag pada cawan petri yang talah diberi media tumbuh bakteri.

Sedangkan cara pemurnian pada medium PDA dilakukan dengan mengambil


bahan isolat berupa hifa cendawan saja, dengan menggunakan jarum ose kemudian
diletakkan pada media PDA yang baru kemudian diperlakukan sama seperti
pemurnian pada bakteri.
Tidak semua spesies mikroba mempunyai waktu generasi yang sama. Waktu
generasi untuk suatu spesies bakteri tertentu juga tidak sama pada segala kondisi.
Waktu generasi amat bergantung pada cukup atau tidaknya kondisi fisik.
Penanaman bakteri atau biasa disebut juga inokulasi adalah pekerjaan
memindahkan bakteri dari medium yang lama ke medium yang baru dengan tingkat
ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan penanaman bakteri (inokulasi)
terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada dalam keadaan agar tetap
steril, hal ini agar menghindari terjadinya kontaminasi.

4.2.1 Metode-metode Pemurnian

a) Metode pour plate

Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan


yang mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan
ke dalam medium agar yang sedang mencair dan menuangkannya pada
petridish. Pada metode ini, volume suspensi yang digunakan lebih dari 0,1
ml, biasanya 1 ml. Suspensi bakteri tersebut diambil dengan mikropipet dan
disemprotkan ke dalam petridish yang berisi medium. Setelah diinkubasi
akan terlihat koloni bakteri yang bermacam-macam, kemudian satu koloni
dipilih dan diambil dengan ose, kemudian dilanjutkan dengan pengecatan
gram.

b) Metode streak plate

Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara


inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung
bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai
dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan
bakteri dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan
sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan
akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel
bakteri.
c) Metode spread plate

Spread plate adalah metode isolasi bakteri dengan cara


menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas
medium agar lalu diratakan dengan menggunakan trigalski. Setelah
diinokulasikan akan terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar
dipermukaan medium agar sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk
mendapatkan biakan murni.

4.2.2 Kelebihan dan kekurangan tiap metode


a) Metode Cawan Gores (Strike Plate)

Metode ini praktis, hemat biaya dan waktu, hanya membutuhkan


keterampilan. Hasil penggoresan diharapkan tampak seperti gambar di
bawah ini. Kesalahan-kesalahan yang umum dilakukan dalam metode ini
antara lain :

1) Tidak memanfaatkan permukaan medium untuk digores sehingga


pengenceran kurang optimal,
2) Penggunaan inokulum yang terlalau banyak sehingga menyulitkan
pemisahan sel waktu digores.

b) Metode Cawan Tuang (Pour Plate)

Metode cawan tuang merupakan teknik lain yang dapat digunakan


untuk mendapatkan koloni murni mikroorganisme. Kelemahan metode ini
adalah membutuhkan waktu dan bahan yang lama dan banyak, akan tetapi
tidak memerlukan keterampilan tinggi. Biakan campuran diencerkan
dengan menggunakan medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan.
Pengenceran dilakukan dalam beberapa tahap hingga diperoleh koloni
tunggal.
c) Metode sebar (spread plate)

Kelebihan metode sebar adalah mikroorganisme yang tumbuh dapat


tersebar merata pada media agar, dan metode ini digunakan untuk isolasi
mikroba yang bersifat aerob. Kekurangan metode ini adalah tidak cocok
digunakan untuk isolasi mikroba yang bersifat anaerob. Metode
pengenceran dilakukan dengan cara mengencerkan suatu suspensi berupa
cairan spesies kemudian diencerkan dalam tabung tersendiri. Dari
pengenceran tersebut kemudian diambil 1 ml umtuk diencerkan lagi. Jika
perlu, dari pengenceran yang kedua diambil 1 ml untuk diencerkan lebih
lanjut hingga pengenceran yang diinginkan. Dari akhir pengenceran
diambil kembali 1 ml untuk disebarkan pada suatu medium padat sehingga
kemungkinan besar akan didapatkan beberapa koloni yang tumbuh pada
medium tersebut. Dilakukannya pengenceran bertujuan untuk memperoleh
biakan atau koloni murni dari suatu medium.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
1. Pemurnian merupakan kegiatan untuk mendapatkan koloni murni
mikroorganisme yang ditumbuhkan sebelumnya Pada pengamatan terlihat
adanya bakteri yang tumbuh pada goresan yang telah berbentuk, bakteri ini
berlendir dan berwarna putih kekuning-kuningan.
2. Pada pemurnian bakteri pertumbuhan bakteri di tandai dengan adanya lendir
berwarna putih kekuning-kuningan.
3. Pada pemurnian bakteri pertumbuhan bakteri di tandai dengan adanya
pertumbuhan hifa berwarna putih menyebar.
4. Pada tiap mikroorganisme memiliki waktu generasi yang berbeda-beda
pada segala kondisi.

5.2. Saran
Dalam melakukan praktikum hendaknya teliti dan disiplin. Alat dan bahan
maupun praktikan harus tetap menjaga kondisi lingkungan yang steril agar
mengurangi kontaminasi saat proses pengerjaan. Selain itu kurangi berdikusi yang
mengakibatkan terjadinya kontaminasi.
DAFTAR PUSTAKA

Frobisher, Hinsdill,etc.1974. Fundamentals of microbiology. Saunders Company


USA.

Hadietomo, R. S. 1993, Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. PT Gramedia,


Jakarta.

Winarmi, D. 1974. Diktat Teknik Fermentasi. Program Study D3 Teknik Kimia


FTI-ITS : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai