Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas.
Sehingga cairan mempuyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya temperatur. Koefisien gas pada tekanan tidak terlalu besar,
tidak tergantung tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tegangan (Bird, 1993).
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah, dan sebaliknya bahan – bahan yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas
yang tinggi. Pada hukum aliran viskositas, Newton menyatakan hubungan antara gaya –
gaya mekanika dari suatu aliran viskos sebagai geseran dalam (viskositas) fluida adalah
konstan sehubungan dengan gesekannya. Hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian, dimana perbandingan antara tegangan geser (s) dengan kecepatan geser (g) nya
konstan. Parameter inilah yang disebut dengan viskositas.
Perbedaan antara viskositas cairan dengan viskositas gas sebagai berikut:
Tabel 1.1 Perbedaan viskositas cairan dan viskositas gas
Jenis perbedaan Viskositas Cairan Viskositas Gas
Gaya gesek Lebih besar untuk Lebih kecil dibanding viskositas
mengalir cairan
Koefisien viskositas Lebih besar Lebih kecil
(Streeter, 1996).
Viskositas didalam zat cair disebabkan oleh gaya kohesi antar molekul dan didalam
gas disebabkan oleh pelanggaran – pelanggaran antar molekul yang bergerak dengan cepat.
Terutama dalam arus turbulent. Viskositas ini naik dengan cepat sekali hampir berbanding
lurus dengan pangkat tiga kecepatannya. Makin besar kecepatannya, makin besar
viskositasnya.
Viskositas zat cair lebih besar dari pada gas. Viskositas gas sedemikian kecilnya
sehingga sering diabaikan. Viskositas fluida bergantung kepada suhunya. Viskositas ini
pada umumnya yaitu zat cair yang umunya berkurang jika suhunya naik. Tetapi sebaliknya,
viskositas gas lebih besar jika suhunya naik. Lapisan – lapisan gas atau zat cair yang
mengalir saling berdesakan. Karena itu terdapat gaya gesek yang bersifat menahan aliran
yang besarnya tergantung dari kekentalan zat cair tersebut.
Fluida adalah suatu zat yang bentuknya dapat berubah secara continue akibat gaya
geser pada benda padat. Gaya geser dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk yang
tidak berubah besarnya skema gaya ini bekerja. Namun, baik fluida yang kental maupun
yang encer akan mengalami pergerakan antara satu bagian terhadap bagian lainnya apabila
ada gaya geser yang bekerja. Jadi, dapat dikatakan bahwa fluida tidak dapat menahan gaya
geser.
Pada zat cair, jarak antar molekul jauh lebih kecil dibandingkan gas,sehingga kohesi
molekuler disana kuat sekali.peningkatan temperatur mengurangi kohesi molekuler dan ini
diwujudkan berupa berkurangnya viskositas fluida oleh karena itu dapatlah ditentukan
kekentalannya dengan viskositas benda yang dijatuhkan pada fluida. misalnya dengan
menjatuhkan kelereng dari bahan yang amat ringan,seperti alumunium serta berukuran
kecil. Pada dasarnya penentuan angka kekentalan atau koefisien viskositas n dengan
menggunakan rumus stokes sangatlah sederhana hanya saja untuk itu secara teknis
diperlukan kelereng dari bahan yang amat ringan ,misalnya alumunium,serta berukuran
kecil dan berjari-jari 1 cm.
Cairan mempunyai gaya gesek yang lebih besar untuk mengalir daripada gas.
Sehingga cairan mempunyai koefisien viskositas yang lebih besar daripada gas. Viskositas
gas bertambah dengan naiknya suhu. Koefisien viskositas gas pada tekanan tidak terlalu
besar, tidak tergantung pada tekanan, tetapi untuk cairan naik dengan naiknya tekanan.
Aliran cairan dapat dikelompokkan ke dalam 2 tipe yang pertama adalah aliran laminar atau
aliran kental, secara umum menggambarkan laju aliran kecil melalui sebuah pipa dengan
garis tengah kecil. Aliran yang lain adalah aliran turbulen yang menggambarkan laju aliran
yang besar melalui pipa dengan diameter yang lebih besar.
Sesuai hukum distribusi Maxwell-Boltzmann, jumlah molekul yang memiliki energi
yang diperlukan untuk mengalir, dihubungkan oleh faktor e-E/RT dan viskositas sebanding
dengan e-E/RT. Secara kuantitatif pengaruh suhu terhadap viskositas dinyatakan dengan
persamaan empiric (Streeter, 1996):
h = A e-E/RT …………...………………….(1.2)
Dimana:
h = koefisien viskositas
A = tetapan yang bergantung pada massa molekul relative dan volume molar cairan
e = energy ambang permol yang diperlukan untuk proses awal aliran
R = konstanta gas
T = suhu mutlak
Viskositas cairan juga dapat ditentukan berdasarkan jatuhnya benda melalui medium
zat cair, yaitu berdasarkan hukum Stokes. Dimana benda bulat dengan radius r dan rapat d,
yang jatuh karena gaya gravitasi melalui fluida dengan rapat dm/db, akan dipengaruhi oleh
gaya gravitasi sebesar (Streeter, 1996):
Suatu jenis cairan yang mudah mengalir dapat dikatakan memiliki viskositas yang
rendah,dan sebliknya bahan-bahn yang sulit mengalir dikatakan memiliki viskositas yang
tinggi. Pada hukum aliran viskositas newton menyatakan hubungan antara gaya-gaya
mekanika dari suatu aliran viskositas sebagai geseran dalam viskositas fluida juga termasuk
konstan sehubungan dengan gesekannya.hubungan tersebut berlaku untuk fluida
Newtonian. Aliran viskositas dapat digambarkan dengan dua buah bidang sejajar yang
dilapisi fluida tipis diantara kedua bidang tersebut.apabila zat cair tidak kental maka
koefisien sama dengan nol sedangkan pada zat cair kental bagian yang menempel didinding
memiliki kecepatan yang sama dengan dinding.
Sifat dari fluida sejati adalah kompersibel, artinya volume dan massa jenisnya akan
berubah bila diberikan tekanan. Selain itu juga fluida sejati mempunyai viskositas yaitu
gesekan didalam fluida, sedangkan dandalam anggapan fluida ideal semua sifat – sifat ini
diabaikan (Respati, 1981).
1.2.2 Konsep Viskositas
Fluida baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas (kekentalan) sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida-fluida tersebut mengalir.
Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara
molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara
molekul (Bird, 1993).
Viskositas adalah ukuran yang menyatakan kekentalan suatu caian atau fluida.
Kekentalan merupakan sifat cairan yang berhubungan eat dengan hambatan untuk
mengalir. Beberapa cairan ada yang dapat mengalir cepat, sedangkan lainnya mengalir
secaa lambat. Cairan yang mengalir cepat seperti contohnya air, alkohol, dan bensin karena
memiliki nilai viskositas kecil. Sedangkan cairan yang mengalir lambat seperti gliserin,
minyak asto, dan madu karena mempunyai viskositas besar. Jadi viskositas tidak lain
menentukan kecepatan mengalirnya suatu cairan (Dudgale, 1986).
Viskositas (kekentalan) cairan akan menimbulkan gesekan antar- bagian atau lapisan
cairan yang bergerak satu terhadap yang lain. Hambatan atau gesekan yang terjadi
ditimbulkan oleh gaya kohesi di dalam zat cair. Viskositas gas ditimbulkan oleh peristiwa
tumbukan yang terjadi antara molekul-molekul gas (Dudgale, 1986).
Kekentalan disebabkan karena kohesi antara patikel zat cair. Zat cair ideal tidak
mempunyai kekentalan. Zat cair mempunyai beberapa sifat sebagai berikut :
a. Apabila ruangan lebih besar dari volume zat cair akan terbentuk permukaan bebas
horizontal yang berhubungan dengan atmosfer.
b. Mempunyai rapat masa dan berat jenis.
c. Dapat dianggap tidak termampatkan.
d. Mempunyai viskositas (kekentalan).
e. Mempunyai kohesi, adesi dan tegangan permukaan.
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat
kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan
antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida tersebut mengalir. Pada zat
cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul
sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul
(Dudgale, 1986).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah mengalir, contohnya air. Sebaliknya,
fluida yang lebih kental biasanya lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu,
dan lain-lain. Hal ini bisa dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas
lantai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir daripada minyak
goring atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga bergantung pada suhu. Semakin tinggi
suhu za tcair, semakin kurang kental zat cair tersebut. Misalnya ketika menggoreng ikan di
dapur, minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika dipanaskan.
Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill =
nyata). Fluida rill/nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, seperti
air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda dengan fluida ideal. Fluida ideal
sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang
digunakan untuk membantu kita dalam menganalisis aliran fluida (Victol, 1996).
Indeks viskositas adalah perubahan nilai viskositas akibat adanya perubahan
temperatur. Perubahan nilai viskositas akibat adanya perubahan ikatan molekul yang
menyusun fluida tersebut. Akibatnya apabila sebuah fluida, misalnya minyak pelumas
dikenakan sebuah temperatur yang berbeda, maka kekentalannya akan berubhah.
Perubahan tersebut tergantung dari sifat fisika maupun kimia fluida tersebut. Ada fluida
yang jika terkena temperatur tinggi akan semakin mengental dan ada pula yang semakin
encer. Dari hal itulah maka untuk memilih sebuah pelumas untuk sebuah mesin tidak bisa
sembarangan tetapi harus disesuaikan dengan mesin tersebut (While,1988).
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair.
Jarak antar molukelnya itu besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu.
Molekul-molekul itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas
terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecepatan volume tidak
mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang menempati volume tertentu terus
menerus berubah (While, 1988).
1.2.3 Cara penentuan viskositas
a. Viskometer Oswald
Dimana:
µ = viskositas cairan
r = jari-jari bagian dalam kapiler
t = waktu yang dibutuhkan cairan untuk mengalir melalui kapiler
∆𝑃 = tekanan udara, dalam dyne/cm2
l = panjang kapiler
v = volume cairan yang mengalir
b. Viskometer hoppler
1.2.4 Piknometer
Piknometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa jenis atau
densitas dari fluida. Berbagai macam fluida yang diukur massa jenisnya, biasanya dalam
praktikum yang diukur adalah massa jenis oli, minyak goreng, dan lain-lain. Piknometer itu
terdiri dari 3 bagian, yaitu tutup pikno, lubang, gelas atau tabung ukur. Cara menghitung
massa fluida yaitu dengan mengurangkan massa pikno berisi fluida dengan massa pikno
kosong. Kemudian di dapat data massa dan volume fluida, sehingga tinggal menentukan
nilai cho/massa jenis (ρ) fluida.
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
1. Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu. Jika suhu naik maka viskositas akan
turun, dan begitu sebaliknya. Hal ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel
cairan yang semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
2. Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan
konsentrasi tinggi akan memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume. Semakin banyak
partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin tinggi dan viskositasnya semakin
tinggi pula.
1.2.5 Densitas
Densitas atau Massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Untuk menemukan densitas p sebuah fluida pada titik manapun, kita isolasi suatu elemen
yang memiliki volume yang kecil (∆V) di sekitar titik tersebut dan mengukur massa fluida
∆m yang terkandung dalam elemen tersebut. Densitas adalah besaran skalar; satuannya
dalam SI adalah kg/m3. Tabel menunjukkan densitas beberapa zat dan densitas rata-rata
beberapa objek. Tapi bahwa densitas gas bervariasi tergantung pada tekanan, tetapi densitas
cairan tidak demikian; maka dapat kita simpulkan bahwa gas dapat dimampatkan
sedangkan cairan tidak dapat dimampatkan (Respati, 1981).
Densitas atau massa jenia adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda maka semakin besar pula massa setiap
volumennya. Satuan SI massa jenis adalah kilogram per meter kubik (Kgm3).
Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat setiap zat memiliki massa jenis yang
berbeda. Dan satu zat berapapun massanya berapapun volumenya akan memiliki massa
jenis yang sama (Basri, 2003).
Rumus untuk menentukan massa jenis adalah sebagai berikut:
ρ =M/V......................................................(1.5)
Dengan:
ρ = massa jenis
M = massa
V = volume
Properti fisika yang sangat berpengaruh bagi mengalirnya media fluida dan
bagaimana perilaku mereka ketika berinteraksi dengan partikel adalah sebagai berikut:
1. Densitas (ρ):
Didefinisikan sebagai massa per unit volume. Densitas fluida karena itu dapat
dianggap sebagai kuantitas masa fluida per unit volumenya. Densitas dari fluida akan
berpengaruh setidaknya terhadap: besarnya gaya atau stress bekerja didalam fluida ketika
mengalir, serta mengontrol besarnya gaya apung yang bekerja pada partikel sediment pada
interaksinya dengan fluida yang pada gilirannya akan mengontrol perilaku fluida dan
kemampuannya untuk menggerakkan butiran tersebut (Basri, 2003).
2. Viskositas (µ):
Didefinisikan sebagai rasio dari shear stress (gaya shearing/luas area) terhadap laju
deformasi (du/dy) dari shear sepanjang fluida. Viskositas menggambarkan kemampuan dari
fluida untuk mengalir. Viskositas akan bervariasi menurut temperature (Basri, 2003).
Kita dapat membayangkan aliran fluida sebagai lembaran pelat parallel yang saling
bergerak satu sama lain. Bila kita tarik garis tegak lurus terhadap pergerakan relative dari
pelat tersebut, maka garis ini akan berdeformasi menjadi garis lurus yang memiliki inkliasi
kearah pergerakan dari shear. Viskositas karena itu didefinisikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk menghasilkan laju deformasi atau sliding dari lembaran imajiner tsb.
Meningkatnya viskositas, menuntut naiknya shear stress agar laju deformasi pelat tadi tetap
sama (Basri, 2003).
3. Hubungan viskositas dan densitas
Karena kedua parameter viskositas dan densitas memegang peranan penting dalam
perilaku fluida, maka keduanya sering dihubungkan sebagai term kinematic viscosity(v)
v=µ/ρ ...........................................................(1.6)
Streeter, V. L. dan Benjamin, E., 1996, Mekanika Fluida Edisi Delapan jilid I. Jakarta :
Erlangga