Observasi SMPLB
Observasi SMPLB
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK antara
gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan gangguan kesehatan. istilah lain bagi
anak berkebutuhan khusus adalah anak luar biasa dan anak cacat. Karena
pendidikan bagi Anak berkebutuan khusus adalah Pendidikan Khusus. Pasal 32 (1)
pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti
memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Teknis layanan pendidikan jenis
Pendidikan Khusus untuk peserta didik yang berkelainan atau peserta didik yang
1
memiliki kecerdasan luar biasa dapat diselenggarakan secara inklusif atau berupa
satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan menengah. Jadi
Pendidikan Khusus hanya ada pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk
PP No. 17 Tahun 2010 Pasal 129 ayat (3) menetapkan bahwa Peserta didik
narkotika, obat terlarang, dan zat adiktif lain; dan l. memiliki kelainan lain.
Menurut pasal 130 (1) PP No. 17 Tahun 2010 Pendidikan khusus bagi
peserta didik berkelainan dapat diselenggarakan pada semua jalur dan jenis
Integrasi antar jenjang dalam bentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) satu atap,
yakni satu lembaga penyelenggara mengelola jenjang TKLB, SDLB, SMPLB dan
SMALB dengan seorang Kepala Sekolah. Sedangkan Integrasi antar jenis kelainan,
2
maka dalam satu jenjang pendidikan khusus diselenggarakan layanan pendidikan
bagi beberapa jenis ketunaan. Bentuknya terdiri dari TKLB; SDLB, SMPLB, dan
Altenatif layanan yang paling baik untuk kepentingan mutu layanan adalah
psikologis anak. Keuntungan bagi anak, anak menerima layanan sesuai kebutuhan
fokus atas dasar kepentingan anak pada jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan
SMALB.
menggunakan Integrasi antar jenjang (satu atap) bahkan digabung juga dengan
integrasi antar jenis. Pola ini hanya didasarkan pada effisiensi ekonomi padahal
sebenarnya sangat merugikan anak karena dalam prakteknya seorang guru yang
mengajar di SDLB juga mengajar di SMPLB dan SMALB. Jadi perlakuan yang
diberikan kadang sama antara kepada siswa SDLB, SMPLB dan SMALB. Secara
kualitas materi pelajaran juga kurang berkualitas apalagi secara psikologis karena
bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk
3
tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB
perlakuan yang sama kepada Anak Indonesia tanpa diskriminasi. Coba renungkan
kalau bisa mendirikan SD Negeri, SMP Negeri, SMA Negeri untuk anak bukan
ABK, mengapa tidak bisa mendirikan SDLB Negeri, SMPLB Negeri, dan SMALB
Negeri bagi ABK. Hingga Juni tahun 2013 di Provinsi Jawa Tengah dan DIY baru
akan tetapi semata-mata didasari oleh kebutuhan masyarakat sebagai warga negara
Sekolah Luar Biasa.Maka dari itu kami mendatangi SLB tersebut pada:
Hari : KAMIS
4
Dari observasi tersebut kelompok satu AcehBesar telah mendapatkan hasil
1. Pada hari kamis tanggal 03 JANUARI 2019 ketua kelompok meminta izin
kepada kepala sekolah SMPLB ANUEK METUAH yaitu bapak Maida julita S.pd.
3. Setelah menunggu semuannya kumpul yaitu pada jam 07.35 kami langsung
4.Setelah sampai di SMPLB, kami menunggu selama setengah jam untuk meminta
5. Setelah mendapat ijin, kami memulai observasi pada jam 08.00 dengan melihat-
lihat situasi dan kondisi di SLB serta melihat kegiatan olahraga yang memang selalu
mengenai peserta didik kepada salah satu guru yaitu ibu khuzaimah S.pd
7. Karena pada hari observasi adalah hari kamis maka kami hanya melaksanakan
8. Setelah berpamitan kepada kepala sekolah dan guru, kami bergegas pulang.
5
3. Tujuan Observasi
METUAH tersebut.
1. Jumlah ruangan
2. Ukuran sekolah
a) Ruang KEPSEK
b) Ruang guru
c) Ruang TU
d) Ruang perpustakaan
e) Aula
f) Musholla
g) Ruang UKS
a) Lapangan bola
b) Lapangan voli
c) Lapangan basket
e) Fasilitas sekolah
6
f) Gurun dan siswa
g) Interaksi sosial
7
BAB II
PEMBAHASAN
Hasil Observasi
a) Gerbang Utama
c) Ruang kelas
e) Ruang guru
f) Toilet
g) Mushola
h) Taman bermain
i) Mading
j) Ruang TU
k) Lapangan
1 Kepala Sekolah
5 Guru Honorer
3 Guru PNS
8
3. Peserta Didik SMPLB ANUEK METUAH
0-20 db (ringan)
20-50 db (sedang)
75-90 db (berat)
Dari tingkatan pendengaran tersebut, paling banyak di SMPLB ini berada pada 50-
90 keatas.
Karakteristik sama seperti anak normal lainnya tapi emosinya kadang tak
terkendali. Ada yang keliatannya percaya diri dan ada yang biasa saja dan yang gak
tau apa-apa.
c. Cara Berkomunikasi
Bahasa isyarat oral yang di gunakan antara penyandang tuna rungu dengan
masyarakat luar
Bahasa isyarat komtal (komunikasi total) yaitu gabungan dari bahasa isyarat
9
d. Tingkat akademis peserta didik
Sama seperti peserta didik normal pada umumnya, akan tetapi tidak begitu
meninjol/khusus
5. Kegiatan pembelajaran
a. Di dalam kelas
b. Di luar kelas
Kegiatan di luar kelas seperti olahraga di lakukan pada hari sabtu jam 08.00
1. Senam SKJ
3. Lompat
4. Main games
10
6. Kreativitas peserta didik
• Seni musik
• Seni tari
• Seni lukis
• Kerajinan tangan
11
12
13
14
15
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
sama saja dengan peserta didik di sekolah-sekolah pada biasannya akan tetapi
pembelajaran agak lambat tidak seperti mereka yang mendengar pada umumnya
dan kendalanya lagi terhadap anak daksa dan grahita yang sangat lambat bergerak
dan berkomunikasi.
Saran
Alangkah baiknya jika kita tidak hanya pada saat ada tugas saja
pembelajaran dengan mereka supaya kita lebih menggenal anak-anak slb tersebut
dalam beradaptasi.
16