Anda di halaman 1dari 14

PENGAMAT: PASAR KOMODITAS PANGAN RI MASIH DIKUASAI MAFIA

Liputan6.com – 22 Juli 2018

Pengamat Ekonomi Pertanian, HS Dillon menilai kondisi pasar komoditas pertanian


Indonesia masih banyak diintervensi mafia pangan. Hal ini yang membuat impor bahan
pangan masih terus berlangsung.

Menurut dia, kartel dan mafia ini cenderung menginginkan adanya impor. Hal tersebut
agar mereka mendapatkan keuntungan yang besar.

"Ekonomi pasar kita sudah diintervensi oleh berbagai kepentingan sehingga rakyat
dikorbankan. Dalam sektor pertanian banyak yang berkepentingan untuk mendapatkan
keuntungan impor komoditas pangan dan ingin Indonesia tergantung terhadap produk pangan
Impor," ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (22/7/2018).

Dengan kondisi seperti ini, lanjut dia, pemerintah dan masyarakat Indonesia harus
lebih berhati-hati dalam menyambut liberalisasi perdagangan. Jangan sampai Indonesia hanya
menjadi pasar bagi komoditas pangan negara lain.

“Termasuk di sektor pangan untuk menjaga kedaulatan pangan. Potensi pangan lokal
kita perlu dikembangkan dengan melihat spesifikasi wilayah,” kata dia.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Riau, Darmansyah mengatakan masyarakat


tidak perlu khawatir akan kekurangan pangan. Sebab, potensi pangan lokal di Indonesia
khususnya di Riau sangat besar seperti sagu, umbi-umbian, produk hortikuktura dan
peternakan.

“Kami berharap diversifikasi pangan terus dikampanyekan sehingga kita tidak


tergantung pada produk impor seperti gandum dan aneka buah impor,” ungkap dia.

Berdasarkan hasil penelitian IPB, ada 5 rumpun sagu yang cukup untuk pemenuhan
karbohidrat satu keluarga selama setahun. Potensi sagu di Riau sangat besar dan belum
optimal termanfaatkan.

1
2

“Bahkan yang memanfaatkan tepung sagu negara tetangga seperti Jepang dan China
dimana beberapa tahun terkahir riau mengekspor tepung sagu ke dua negara tersebut,” sebut
Darmansyah.

Sementara itu, Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga
Andri mengungkapkan capaian kebijakan pertanian selama empat tahun cukup
menggembirakan.

Dari data BPS, produksi pertanian 2017 senilai Rp 1.344 triliun naik Rp 350 triliun
dari 2013. Sedangkan nilai ekspor 2017 Rp 441 triliun, naik 24 persen dari 2016 yang hanya
Rp 355 triliun.

“Selain ekspor, investasi pertanian 2017 sebesar Rp 45,90 triliun, atau naik 14 persen
per tahun dari tahun 2013 hingga 2017," tandas dia.

Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau Food and
Agriculture Organization (FAO) menyatakan kerusakan lahan dan penggunaan pupuk serta
pestisida yang tidak bijak menjadi ancaman bagi ketahanan pangan Indonesia.

Phd Senior Expatriate Tech-Cooperation Aspac FAO Ratno Soetjiptadie mengatakan,


sekitar 69 persen tanah Indonesia dikategorikan rusak parah lantaran penggunaan pupuk dan
pestisida yang berlebihan.

Selain itu, ketahanan pangan (food securities) Indonesia pada periode 2015-2080 juga
sangat rentan terhadap perubahan iklim. Akibatnya, masalah banjir, kekeringan, serangan
hama, selalu dijadikan kambing hitam dari gagal pangan.

“Kita belum punya perencanaan. Kalau butuhnya 1 juta ton, mustinya produksi 1,5 juta
ton sehingga ada stok 0,5 juta ton. Kita belum sampai ke sana," ujar dia dalam keterangan
tertulis di Jakarta, Selasa (10/7/2018).

Sementara itu, minimnya ilmu pengetahuan, membuat petani dalam negeri tidak dapat
mengukur kadar Ph tanah atau obat-obatan apa saja yang tidak boleh digunakan. Hal ini
diperparah juga dengan ketidakmampuan petani dalam memilih benih unggul.
3

Dia mencontohkan, petani di Karawang memberikan pupuk pada tanaman padi hingga
1 ton dengan harapan akan meningkatkan produksinya. “Akibatnya biaya produksi beras di
Indonesia cukup tinggi, dan salah satu kontribusinya dari pembelian pupuk,” kata dia.

Menurut Ratno, biaya produksi beras di Indonesia saat ini sebesar Rp 5.900 per
kilogram (kg). Angka tersebut lebih tinggi ketimbang biaya produksi di negara lain seperti
Vietnam yang sebesar Rp 2.300 per kg, Australia Rp 1.800 per kg dan Amerika Serikat Rp
900 per kg.

“Ditakutkan jika tidak terobosan, Indonesia akan tetap impor beras. Sementara sekitar
40 juta petani padi di Indonesia itu menghidupi penduduk 240 juta jiwa, itu riskan. Apabila
petani merugi, maka akan beralih profesi. Sehingga siapa yang akan menanam padi," kata dia.
4

I. Alternatif Problem

Ad. 1. Kondisi Pasar Komoditas Pertanian Indonesia Masih Banyak Diintervensi Mafia
Pangan

 Data Kualitatif

Pasar Pertanian Harus Dikawal dari Intervensi Mafia Pangan. Pasar masih dikuasai
kartel dan mafia yang cenderung menginginkan impor agar mendapatkan dukungan
yang besar. Menurut HS Dillon, Ekonomi pasar kita sudah diintervensi oleh berbagai
kepentingan sehingga rakyat dikorbankan. Dalam sektor pertanian banyak yang
berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan impor komoditas pangan dan ingin
Indonesia tergantung terhadap produk pangan Impor.

 Teori

Pangan merupakan komoditas yang strategis, karena fungsinya untuk memenuhi


kebutuhan pokok manusia yang sekaligus bagian dari pemenuhan hak asasi dari setiap
rakyat Indonesia (Riyadi, 2003). Hal ini tertuang di dalam Undang-Undang No 7
Tahun 1996 Tentang Pangan yang menyatakan tujuan pangan, yaitu mencapai
kecukupan pangan akan menentukan kualitas sumber daya manusia dan sekaligus
ketahanan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, kebijakan pangan dilakukan guna
menjamin ketersediaan pangan setiap saat dalam jumlah yang cukup, merata, aman,
bermutu, bergizi, beragam, dan dapat dijangkau oleh daya beli masyarakat.

 Opini
Kartel dan mafia ini cenderung menginginkan adanya impor. Hal tersebut agar mereka
mendapatkan keuntungan yang besar. Dengan kondisi seperti ini, pemerintah dan
masyarakat Indonesia harus lebih berhati-hati dalam menyambut liberalisasi
perdagangan. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi pasar bagi komoditas pangan
negara lain.
5

Ad. 2. Kerusakan Lahan Dan Penggunaan Pupuk Serta Pestisida Yang Tidak Bijak
Menjadi Ancaman Bagi Ketahanan Pangan Indonesia.

 Data Kualitatif

Phd Senior Expatriate Tech-Cooperation Aspac FAO Ratno Soetjiptadie mengatakan,


sekitar 69 persen tanah Indonesia dikategorikan rusak parah lantaran penggunaan
pupuk dan pestisida yang berlebihan. Selain itu, ketahanan pangan (food securities)
Indonesia pada periode 2015-2080 juga sangat rentan terhadap perubahan iklim.
Akibatnya, masalah banjir, kekeringan, serangan hama, selalu dijadikan kambing
hitam dari gagal pangan.

 Teori

Degradasi lahan adalah proses di mana kondisi lingkungan biofisik berubah akibat
aktivitas manusia terhadap suatu lahan. Perubahan kondisi lingkungan tersebut
cenderung merusak dan tidak diinginkan. Bencana alam tidak termasuk faktor yang
mempengaruhi degradasi lahan, namun beberapa bencana alam seperti banjir, longsor,
dan kebakaran hutan merupakan hasil secara tidak langsung dari aktivitas manusia
sehingga dampaknya bisa disebut sebagai degradasi lahan. Degradasi lahan memiliki
dampak terhadap produktivitas pertanian, kualitas lingkungan, dan memiliki efek
terhadap ketahanan pangan. Diperkirakan hingga 40% lahan pertanian yang ada di
dunia saat ini telah terdegradasi.

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Degradasi_lahan

 Opini

Yang harus diperhatikan dan merupakan salah satu upaya mengatasi degradasi lahan
selanjutnya adalah kita harus memperhatikan jika akan melakukan penyiangan
terhadap lahan. Hindari penyiangan yang bersih di antara tanaman- tanaman yang
keras. Apabila tidak ada pupuk kompos atau pupuk hijau untuk menutup tanah, maka
kita dapat menutup dengan menggunakan rumput hijau yang tidak berbahaya bagi
tanaman pokok yang kita tanam. Keberadaan tanaman penutup tanah juga akan
6

menentukan tingkat erosi tanah yang etrjadi. Maka dari itulah kita harus benar- benar
memperhatikan supaya tidak salah dalam bertindak.

Ad. 3. Minimnya Ilmu Pengetahuan Petani di Indonesia

 Data Kualitatif

Karena minimnya ilmu pengetahuan, membuat petani dalam negeri tidak dapat
mengukur kadar Ph tanah atau obat-obatan apa saja yang tidak boleh digunakan.
Kemudian petani tidak bisa memilih benih unggul.

 Teori
pH tanah menunjukkan derajat keasaman tanah atau keseimbangan antara konsentrasi
H+ dan OH- dalam larutan tanah. Apabila konsentrasi H+ dalam larutan tanah lebih
banyak dari OH- maka suasana larutan tanah menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi
OH- lebih banyak dari pada konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH
tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman makanan ternak, bahkan
berpengaruh pula pada kualitas hijauan makanan ternak. PH tanah yang optimal bagi
pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada tanah
pH lebih rendah dari 5.6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat
akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan nitrogen. Bila pH
lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al3+ dalam larutan tanah yang
berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat. Menurut Ratno (2018) Rendahnya sentuhan
teknologi oleh petani, lantaran minimnya ilmu pengetahuan. Petani tidak dapat
mengukur Ph tanah atau obat-obatan apa saja yang tidak boleh digunakan. Kemudian
petani tidak bisa memilih benih unggul. Bahkan, lanjutnya, ada petani di Karawang
memberikan pupuk pada tanaman padi hingga 1 ton. Petani beranggapan bahwa diberi
input 1 kg, maka ada kenaikan produksi. Akibatnya biaya produksi beras di Indonesia
cukup tinggi, dan salah satu kontribusinya dari pembelian pupuk.
Sumber: http://dioraheart.blogspot.com/2017/07/ph.dasar.html
7

 Opini
Untuk itu, perlu ada program perbaikan tanah secepatnya atau soil amendment
programme (Program Pembugaran Tanah) dengan memperbaiki sifat biologi tanah.
Selama ini hanya memperhatikan sifat fisika dan kimia, sementara aspek biologi tidak
pernah dipikirkan,

Ad. 4. Biaya Produksi Beras Di Indonesia Lebih Tinggi Ketimbang Biaya Produksi Di
Negara Lain.

 Data Kualitatif
Biaya produksi beras di Indonesia saat ini sebesar Rp 5.900 per kilogram (kg). Angka
tersebut lebih tinggi ketimbang biaya produksi di negara lain seperti Vietnam yang
sebesar Rp 2.300 per kg, Australia Rp 1.800 per kg dan Amerika Serikat Rp 900 per
kg.

 Teori
Ratno (2018) Biaya produksi beras Indonesia ternyata lebih besar dibandingkan negara
lain. Faktor tersebut pun membuat potensi kerugian para petani kita lebih besar.
Ditakutkan jika tidak terobosan, Indonesia akan tetap impor beras. Sementara sekitar
40 juta petani padi di Indonesia itu menghidupi penduduk 240 juta jiwa itu riskan.
Dewan Komisioner dan Ekonom Senior Indef tersebut memaparkan biaya produksi
padi yang paling murah, yakni Vietnam sebesar Rp 1.679 per kg padi, setelah itu
Thailand sebesar Rp 2.291 per kg, India sebesar Rp 2.306 per kg, Filipina sebesar Rp
3.224 per kg dan Cina sebesar Rp 3.661 per kg. Dari data IRRI tersebut, salah satu
unsur biaya produksi yang mahal adalah honor buruh lepas di Indonesia sebesar Rp
1.115 per kg padi, sedangkan Vitenam hanya Rp 120 per kg. Selain itu, biaya sewa
tanah juga memberatkan harga produksi, yakni di Indonesia Rp 1.719 per kg padi,
sedangkan di Vietnam hanya Rp 387 per kg padi. Ia juga menambahkan pemerintah
perlu menciptakan pasar traktor agar petani semakin terpacu meningkatkan
produktivitas dari segi penyediaan sarana. Menurut Bustanul (2018) Pasar traktor perlu
diciptakan agar petani tidak bergantung pada bantuan traktor pemerintah. Pemerintah
8

perlu menyusun strategi dalam meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya


perbaikan politik pertanian secara menyeluruh, pendampingan petani, pelibatan
universitas dalam pembangunan pertanian dan pedesaan secara lebih sistematis.

Sumber: https://www.republika.co.id/berita/ekonomi/makro-mengapa-harga-beras-di-
indonesia-mahal-ini-penyebabnya

 Opini
Apabila petani merugi, maka dengan besarnya biaya produksi diproyeksikan akan
beralih profesi. Selain biaya produksi beras yang tinggi, petani juga dihadapkan pada
kerusakan tanah yang terjadi pada area yang luas dan penggunaan pestisida yang tidak
bijak mengancam ketahanan pangan nasional.

II. Main Problem

Kondisi pasar komoditas pertanian indonesia masih banyak diintervensi mafia pangan.

III. Alternatif Solution

1. Pemerintah dan masyarakat Indonesia harus lebih berhati-hati dalam


menyambut liberalisasi perdagangan. Jangan sampai Indonesia hanya menjadi
pasar bagi komoditas pangan negara lain.

 Teori

Ilham (2003) menyebut liberalisasi sebagai penggunaan mekanisme harga yang


lebih intensif sehingga dapat mengurangi bias anti ekspor dari rezim perdagangan.
Disebutkan pula bahwa liberalisasi juga menunjukkan kecenderungan makin
berkurangnya intervensi pasar sehingga liberalisasi dapat menggambarkan situasi
semakin terbukanya pasar domestik untuk produk-produk luar negeri.
Percepatan perkembangan liberalisasi pasar terjadi karena dukungan revolusi di
bidang teknologi, telekomunikasi dan transportasi yang mengatasi kendala ruang
dan waktu (Kariyasa, 2003). Menurut pendapat sebagian pakar ekonomi,
9

perdagangan antar negara sebaiknya dibiarkan secara bebas dengan seminimum


mungkin pengenaan tarif dan hambatan lainnya. Hal ini didasari argumen bahwa
per-dagangan yang lebih bebas akan memberikan manfaat bagi kedua negara pelaku
dan bagi dunia, serta meningkatkan kesejahteraan yang lebih besar dibandingkan
tidak ada perdaga- ngan (Kindleberger dan Lindert, 1978). Dijelaskan oleh Hadi
(2003), selain meningkatkan distribusi kesejahteraan antar negara liberalisasi
perdagangan juga akan meningkatkan kuantitas perdagangan dunia dan
peningkatan efisiensi ekonomi. Namun demikian, oleh karena terdapat perbedaan
penguasaan sumberdaya yang menjadi komponen pendukung daya saing,
sebagian pakar yang lain berpendapat liberalisasi pasar berpotensi menimbulkan
dampak negatif karena mendorong persaingan pasar yang tidak sehat. Atas dasar
itu maka timbul pandangan pentingnya upaya-upaya proteksi terhadap produksi
dalam negeri dan kepentingan lainnya dari tekanan pasar internasional melalui
pemberlakuan kendala atau hambatan perdagangan (Abidin, 2000). Pada kondisi
semakin kuatnya tekanan untuk meliberalisasi pasar, efektivitas pemberlakuan
kendala atau hambatan tersebut dalam perdagangan akan menentukan derajat
keterbukaan pasar. Keterbukaan pasar semakin tinggi bila pemerintah suatu
negara menurunkan tarif (bea masuk) produk yang diperdagangkan (tariff
reduction) dan menghilangkan hambatan-hambatan nontarif (non tariff barriers).
Hal sebaliknya terjadi bila pemerintah cenderung menaikkan tarif dan
meningkatkan hambatan nontarif.

 Opini

Indonesia merupakan salah satu negara yang sejak awal terlibat dan mendukung
liberalisasi perdagangan, bahkan sejak awal Orde Baru Indonesia sudah berorientasi
kebijakan ekonomi yang bersifat liberal dan pro pasar. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa liberalisasi ekonomi berdampak positif terhadap perekonomian
Indonesia, misalnya dilihat dari peningkatan kinerja perdagangan. Sejak tahun 2003,
liberalisasi perdagangan di ASEAN mampu meningkatkan volume perdagangan
Indonesia, yang ditunjukkan dengan peningkatan yang lebih dari dua kali lipat pada
volume ekspor dan impor selama periode 2003 s.d 2010. Tetapi, harus diingat bahwa
10

liberalisasi perdagangan menjadi tidak seindah yang dibayangkan karena sebagian


(besar) negara justru mengalami kerusakan ekonomi secara sistematis. Hal ini
dikarenakan tidak semua negara mempunyai comparative advantage atau jika memiliki
hal tersebut belum tentu menjadi kebutuhan negara lainnya. Joseph Stiglitz
menyatakan bahwa perkembangan globalisasi dalam beberapa tahun terakhir malah
menciptakan ketimpangan antar negara. Salah satu contoh adalah keikutsertaan
Irlandia dalam Uni Eropa sejak tahun 1980-an yang tidak banyak memberikan manfaat
bagi negara tersebut. Agenda utama liberalisasi perdagangan adalah mereduksi
hambatan perdagangan (trade barriers) baik untuk barang, jasa, hak milik intelektual
maupun investasi.

2. Memperbaiki mental korup. Sebab, oknum pejabat di dalam pemerintah itu


sendiri ikut terlibat di dalam rantai praktik kartel dan jadi sohib-karib mafia.

 Teori

Syed Hussein Alatas menjelaskan setiap bentuk korupsi dapat secara organis ditautkan
di dalam konseptual dan klasifikasi yaitu terbagi menjadi sebagai berikut :

 Efek mentastik, terjadi bila korupsi menyebar ke pusat-pusat penting


adminsitrasi pemerintahan yang mempunyai pengaruh besar terhadap
masyarakat
 Efek psikosentris, efek ini menunjuk baik kepada pelaku maupun korban
korupsi atau tatanan sosial yang korup
 Efek deriasi kumulatif, efek ini menunjukkan pada tindakan orang yang korup
dan bagaimana tindakan itu secara komulatif menimbulkan akibat yang tidak
merupakan sasaran dari suatu transaksi korup tertentu.
 Efek penghilangan potensial, korupsi menggantikan tujuan dan nilai yang
menghilangkan alternatif yang potensial.
 Efek pemberian tertentu, efek pemberian barang, bangunan atau jasa yang
timbul dari transaksi korup.
11

 Efek pamer, terlihat dalam gaya hidup orang yang korup dan kekayaan yang
mereka pamerkan.
 Efek ekonomis korupsi, korupsi beban ekonomi bagi masyarakat
 Efek klimatik, korupsi mentastatis menciptakan suasana kemasyarakatan dan
lingkungan dengan ciri-ciri yang pasti, di kota-kota besar sejenis ketegangan
tertentu didasarkan bertambah sebagai lemahnya pelaksanaan hukum.

 Opini
 Langkah-Langkah Memerangi Korupsi
 Monopoli perlu dibatasi, transparansi perlu diwujudkan, ruang pengambilan
keputusan juga harus dibatasi, dan kemungkinan untuk meminta pertanggung
jawaban baik secara politik maupun hukum perlu diperkuat.
 Pembatasan dan desentralisasi kekuasaan pusat. Apabila keputusan mengenai
pembagian barang terpusat disatu instansi saja, maka disaat stok persediaan
barang menipis, kesempatan untuk korupsi semakin besar
 Mekanisme pengawasan eksternal. Keberhasilan implementasi tanggung jawab
politik dan hukum membutuhkan tanggung jawab politik dan hukum
membutuhkan dukungan dan pengawasan dari orang-orang luar aparat
pemerintah.
 Pemberantasan korupsi harus dilakukan oleh sebuah tim yang secara moral
memiliki komitmen sungguh-sungguh untuk memerangi korupsi

3. Memperkuat Ketahanan Pangan


 Teori
Badan Intelijen Negara (BIN) : memperkuat ketahanan pangan datang lebih
rumit dan kompleks. Struktur perdagangan komoditas pangan pokok, terutama
beras semakin sulit diprediksi karena negara-negara produsen cenderung
melakukan restriksi ekspor dan proteksi berlebihan untuk kepentingan
nasionalnya masing-masing. Oleh sebab itu, untuk mencapai ketahanan
pangan, Indonesia perlu melakukan pendekatan secara komprehensif dari aspek
12

kelembagaan ekonomi pangan yang dapat memperjelas posisi aturan main,


organisasi dan aktor yang terlibat di dalamnya, agar Indonesia tidak mengalami
krisis ketahanan pangan. Perlu disadari oleh seluruh masyarakat Indonesia,
terutama para pemangku kepentingan bahwa pangan bukan hanya merupakan
komoditas dan kebutuhan pokok dalam kehidupan setiap orang melainkan juga
merupakan kepentingan nasional dan keamanan nasional bagi sebuah negara.

 Opini

Pangan memiliki peran dan fungsi vital bagi bangsa dan Negara Indonesia.
Dalam UUD NRI 1945 dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah
untuk memajukan kesejahteraan umum.Tanpa terjamin dan ketersediaan
pangan yang memadai, tidak mungkin suatu bangsa dan negara, termasuk
bangsa Indonesia, akan mampu mempertahankan keberlangsungannya, alih-
alih akan terus maju. Ketahanan, kemandirian dan kedaulatan pangan adalah
tujuan bangsa Indonesia saat ini dan di masa datang dalam rangka mencapai
cita-cita kemerdekaan. Bangsa dan Negara RI harus mampu beradaptasi
dengan segala kemungkinan perubahan lingkungan, baik nasional, regional,
maupun global yang memiliki dampak pada ketahanan pangan. Saat ini,
Indonesia sedang menghadapi berbagai gejolak di bidang pangan: kapasitas
produksi pangan yang menurun, tekanan penduduk yang semakin meningkat,
perubahan iklim global yang ekstrem, dan inkonsistensi kebijakan Pemerintah
yang justru menghambat kemandirian pangan Indonesia. Lebih lanjut,
ketergantungan impor yang tidak berkesudahan serta harga-harga pangan yang
semakin melambung tinggi merupakan fenomena yang seakan-akan dianggap
lumrah terjadi saat ini. Kondisi ini pada akhirnya justru membuat rakyat
Indonesia harus bergulat dengan keterbatasan pangan yang ada.
13

IV. Main Solution

Memperbaiki mental korup. Sebab, oknum pejabat di dalam pemerintah itu sendiri ikut
terlibat di dalam rantai praktik kartel dan jadi sohib-karib mafia.

 Teori

Syed Hussein Alatas menjelaskan setiap bentuk korupsi dapat secara organis ditautkan
di dalam konseptual dan klasifikasi yaitu terbagi menjadi sebagai berikut :

 Efek mentastik, terjadi bila korupsi menyebar ke pusat-pusat penting


adminsitrasi pemerintahan yang mempunyai pengaruh besar terhadap
masyarakat
 Efek psikosentris, efek ini menunjuk baik kepada pelaku maupun korban
korupsi atau tatanan sosial yang korup
 Efek deriasi kumulatif, efek ini menunjukkan pada tindakan orang yang korup
dan bagaimana tindakan itu secara komulatif menimbulkan akibat yang tidak
merupakan sasaran dari suatu transaksi korup tertentu.
 Efek penghilangan potensial, korupsi menggantikan tujuan dan nilai yang
menghilangkan alternatif yang potensial.
 Efek pemberian tertentu, efek pemberian barang, bangunan atau jasa yang
timbul dari transaksi korup.
 Efek pamer, terlihat dalam gaya hidup orang yang korup dan kekayaan yang
mereka pamerkan.
 Efek ekonomis korupsi, korupsi beban ekonomi bagi masyarakat
 Efek klimatik, korupsi mentastatis menciptakan suasana kemasyarakatan dan
lingkungan dengan ciri-ciri yang pasti, di kota-kota besar sejenis ketegangan
tertentu didasarkan bertambah sebagai lemahnya pelaksanaan hukum.
14

 Opini
 Langkah-Langkah Memerangi Korupsi
 Monopoli perlu dibatasi, transparansi perlu diwujudkan, ruang pengambilan
keputusan juga harus dibatasi, dan kemungkinan untuk meminta pertanggung
jawaban baik secara politik maupun hukum perlu diperkuat.
 Pembatasan dan desentralisasi kekuasaan pusat. Apabila keputusan mengenai
pembagian barang terpusat disatu instansi saja, maka disaat stok persediaan
barang menipis, kesempatan untuk korupsi semakin besar
 Mekanisme pengawasan eksternal. Keberhasilan implementasi tanggung jawab
politik dan hukum membutuhkan tanggung jawab politik dan hukum
membutuhkan dukungan dan pengawasan dari orang-orang luar aparat
pemerintah.
 Pemberantasan korupsi harus dilakukan oleh sebuah tim yang secara moral
memiliki komitmen sungguh-sungguh untuk memerangi korupsi

Anda mungkin juga menyukai