LP Hemodialisa
LP Hemodialisa
A. DEFINISI
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hydrogen, urea,
kreatinin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai
pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses
atau filtrasi. Hemodialisis adalah suatu metode terapi dialis yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara
Hemodialisis dapat dilakukan pada saar toksin atau zat beracun harus segera
1
pada penderita PGK stadium V dan pada pasien dengan AKI (Acute Kidney
B. ETIOLOGI
diuretic, asidosis yang tidak bisa diatasi, batu ginjal, dan sindrom hepatorenal.
C. TUJUAN
selama paling sedikit 3 atau 4 jam perkali terapi) atau sampai mendapat ginjal
D. PATOFISIOLOGI
Ginjal adalah organ penting bagi hidup manusia yang mempunyai fungsi utama
2
karena sebab primer ataupun sebab sekunder dari penyakit lain. Gangguan
pada ginjal dapat menyebabkan terjadinya gagal ginjal atau kegagalan fungsi
dibedakan menjadi gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronik. Dialisis
merupakan salah satu modalitas pada penanganan pasien dengan gagal ginjal,
namun tidak semua gagal ginjal memerlukan dialisis. Dialisis sering tidak
diperlukan pada pasien dengan gagal ginjal akut yang tidak terkomplikasi, atau
bisa juga dilakukan hanya untuk indikasi tunggal seperti hiperkalemia. Faktor-
gagal ginjal kronik terdiri dari keadaan penyakit penyerta dan kebiasaan
pasien. Waktu untuk terapi ditentukan oleh kadar kimia serum dan gejala-
mge/dL namun demikian yang lebih penting dari nilai laboratorium absolut
E. INDIKASI HEMODIALISA
a. Kegawatan ginjal
3
d) Hiperkalemia (terutama jika terjadi perubahan ECG, biasanya K >6,5
mmol/l )
g) Ensefalopati uremikum
h) Neuropati/miopati uremikum
i) Perikarditis uremikum
k) Hipertermia
dialisis.
Menurut K/DOQI dialisis dimulai jika GFR <15 ml/mnt. Keadaan pasien
dianggap baru perlu dimulai jika dijumpai salah satu dari hal tersebut di
muntah.
4
e) Komplikasi metabolik yang refrakter.
F. PRINSIP HEMODIALISIS
Seperti pada ginjal, ada tiga prinsip yang mendasari kerja hemodialisis,
jumlah zat dan air yang berpindah. Pada saat dialisis, pasien, dialiser dan
5
G.KOMPLIKASI
berlangsung. Komplikasi yang sering terjadi adalah: hipotensi, kram otot, mual
muntah, sakit kepala, sakit dada, sakit punggung, gatal, demam, dan menggigil
No Komplikasi Penyebab
anafilaksis
adekuat
terlalu
6
cepat, obat antiaritmia yang terdialisis
disequilibirium
menyebabkan sel menjadi bengkak, edema
serebral.
cepat
charcoal
endotoksin
7
H. PROSEDUR HEMODIALISA
system sirkulasi dicapai melalui salah satu dari beberapa pilihan: fistula atau
tandur arteriovenosa (AV) atau kateter hemodialisis dua lumen. Dua jarum
atau tandur AV. Kateter dua lumen yang dipasang baik pada vena
Jika akses vaskuler telah ditetapkan, darah mulai mengalir, dibantu oleh
dalamnya sebagai darah yang belum mencapai dialiser dan dalam acuan untuk
cairan normal salin yang di klep selalu disambungkan ke sirkuit tepat sebelum
pompa darah. Pada kejadian hipotensi, darah yang mengalir dari pasien dapat
diklem sementara cairan normal salin yang diklem dibuka dan memungkinkan
8
dengan cepat menginfus untuk memperbaiki tekanan darah. Tranfusi darah
dan plasma ekspander juga dapat disambungkan ke sirkuit pada keadaan ini
dan dibiarkan untuk menetes, dibantu dengan pompa darah. Infus heparin dapat
diletakkan baik sebelum atau sesudah pompa darah, tergantung peralatan yang
digunakan.
pertukaran cairan dan zat sisa. Darah yang meninggalkan dialiser melewati
detector udara dan foam yang mengklem dan menghentikan pompa darah bila
terdeteksi adanya udara. Pada kondisi seperti ini, setiap obat-obat yang akan
diakhiri dengan mengklem darah dari pasien, membuka selang aliran normal
salin, dan membilas sirkuit untuk mengembalikan darah pasien. Selang dan
dialiser.
9
Tindakan kewaspadaan umum harus diikuti dengan teliti sepanjang
dan sarung tangan wajib untuk digunakan oleh perawat yang melakukan
hemodialisis.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Kadar kreatinin serum diatas 6 mg/dl pada laki-laki, 4mg/dl pada perempuan,
J. PENATALAKSANAAN
mengingat adanya efek uremia. Apabila ginjal yang rusak tidak mampu
ini akan menumpuk dalam serum pasien dan bekerja sebagai racun atau
10
toksik. Gejala yang terjadi akibat penumpukan tersebut secara kolektif
tubuh. Lebih banyak toksin yang menumpuk, lebih berat gejala yang
terjadi dan dapat mengakibatkan gagal jantung kongestif serta edema paru.
memiliki nilai biologis yang tinggi dan tersusun dari asam-amino esensial
Dampak Diet Rendah Protein. Diet yang bersifat membatasi akan merubah
gaya hidup dan dirasakan pasien sebagai gangguan serta tidak disukai bagi
beberapa pilihan makanan saja yang tersedia baginya. Jika pembatasan ini
11
dibiasakan, komplikasi yang dapat membawa kematian seperti
2. Pertimbangan medikasi
memastikan agar kadar obat-obat ini dalam darah dan jaringan dapat
Beberapa obat akan dikeluarkan dari darah pada saat dialisis oleh karena
metabolit obat yang lain bergantung pada berat dan ukuran molekulnya.
Apabila seorang pasien menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya
diminum pada hari yang sama dengan saat menjalani hemodialisis, efek
12
BAB II
A. PENGKAJIAN
a. Identitas klien
perlu di data biodata pasiennya dan data-data lain untuk menunjang diagnosa.
tahp berikutnya. Misalnya meliputi nama pasien, umur, keluhan utama, dan
b. Keluhan utama
a. Sindrom uremia
f. Hipertensi
13
d. Riwayat obat-obatan
Pasien yang menjalani dialisis, semua jenis obat dan dosisnya harus
bagian dari susunan terapi dialysis, merupakan salah satu contoh di mana
berbahaya.
e. Psikospiritual
yang menghilang serta impotensi, dipresi akibat sakit yang kronis dan
14
pembatasan pada asupan protein akan mengurangi penumpukan limbah
Waktu yang diperlukan untuk terapi dialisis akan mengurangi waktu yang
i. Pemeriksaan fisik
menurun.
dan tekanan darah diatas rentang normal. Kondisi ini harus di ukur
gatal-gatal
15
j) Neurologic : letih, sakit kepala, gangguan tidur, gangguan otot :
pegal
k) Hematologi : perdarahan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pre HD
Dipneu
cairan & natrium b.d Perubahan berat badan dalam waktu sangat
c. Risiko deficit nutrisis b.d anoreksia, mual & muntah, pembatasan diet
dan perubahan membrane mukosa oral d.d nyeri abdomen bising usus
16
2. Intra HD
hemodialisa
3. Post HD
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Adapun intervensi sebagai berikur (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018)
1. Pola nafas tidak efektif b.d edema paru, asidosis metabolic, Hb ≤ 7 gr/dl,
Luaran Keperawatan
Intervensi
17
d) Ajarkan cara nafas yang efektif
e) Penatalaksanaan pemberian O2
Luaran Keperawatan
Hipovolomi menurun
masukan dan haluaran, turgor kulit dan edema, distensi vena leher dan
18
Rasional: Pemahaman ↑kerjasama klien & keluarga dalam pembatasan
cairan
3. Risiko deficit nutrisi b.d anoreksia, mual & muntah, pembatasan diet.
Luaran Keperawatan
sesuai.
Rasional: Pola diet dahulu & sekarang berguna untuk menentukan menu.
produk susu.
pertumbuhan
waktu makan
19
4. Ansietas b.d krisis situasional.
Luaran Keperawatan
Ansietas menurun
Intervensi
prognosis.
prognosis.
Intra HD
20
Luaran Keperawatan
vaskuler
vaskuler/emboli
c. Monitor TD setelah HD
hipotensi
hemodialisa
Luaran Keperawatan
21
Rasional: Penurunan trombosit merupakan tanda adanya kebocoran
darah
ada tanda
penaganan dini
terjadinya perdarahan.
POST HD
Luaran Keperawatan
22
a. Observasi faktor yang menimbulkan keletihan: Anemia,
depresi
keletihan.
harga diri.
Luaran Keperawatan
23
Rasional: Mikroorganisme dapat dicegah masuk kedalam tubuh saat
insersi kateter.
24
DAFTAR PUSTAKA
Beiber, S.D. dan Himmelfarb, J. 2013. Hemodialysis. In: Schrier’s Disease of the
Kidney. 9th edition. Coffman, T.M., Falk, R.J., Molitoris, B.A., Neilson, E.C.,
Schrier, R.W. editors. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia:2473-505.
Daugirdas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S. 2007. Handbook of Dialysis. 4th ed.
Phildelphia. Lipincott William & Wilkins.
Mutaqqin, Arif & Kumala Sari. (2011). Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Perkemihan. Jakarta: Salemba Medika.
Kusuma, Hardhi & Amin, Huda Nurarif. (2012). Handbook for Health Student.
Yogyakarta: Mediaction Publishing.
25