LP Typoid
LP Typoid
LP Typoid
KONSEP MEDIS
A. Defenisi
disebabkan oleh Salmonella thypi yang masih dijumpai secara luas di berbagai
kesehatan lingkungan, sumber air dan sanitasi yang buruk serta standar higiene
Tifoid merupakan penyakit infeksi yang terjadi pada usus halus yang
disebabkan oleh salmonella thypi, penyakit ini dapat ditularkan melaui kuman,
mulut atau minuman yang terkontaminasi oleh kuman salmonella thypii (Azis
H. A. 2006).
B. Etiologi
antigen somatic (O) yang terdiri dari oligosakarida, flagelar antigen (H) yang
terdiri dari protein dan envelope antigen (K) yang terdiri dari polosakarida.
Tanda dan gejala dari demam thypoid sebagai berikut (Nanda NIC-NOC.
2013) :
1. Gejala pada anak : Inkubasi anatara 5-40 hari dengan rata-rata 10-14 hari.
3. Demam turun pada minggu ke empat, kecuali demam tidak tertangani akan
4. Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selam 2-3 hari
5. Nyeri kepala
6. Nyeri perut
7. Kembung
8. Mual muntah
9. Diare
10. Konstipasi
11. Pusing
13. Batuk
14. Epistaksis
15. Bradikardi
16. Lidah yang berselaput (kotor ditengah, tepi dan ujung merah serta tremor)
17. Hepatomegali
18. Splenomegali
19. Meteroismus
20. Gangguan mental berupa samnolen
22. Dapat timbul dengan gejala yang tidak tipikal terutama pada bayi muda
D. Patofisiologi
dalam tubuh melalui mulut. Pada saat melewati lambung dengan suasana asam
pompa proton atau antasida dalam jumlah besar, akan mengurangi dosis
infeksi. Bakteri yang masih hidup akan mencapai usus halus. Di usus halus,
bakteri melekat pada sel-sel mukosa dan kemudian menginvasi mukosa dan
menembus dinding usus, tepatnya di ileum dan jejunum. Selsel M, sel epitel
lamanya ditentukan oleh jumlah dan virulensi kuman serta respons imun
pejamu maka Salmonella typhi akan keluar dari habitatnya dan melalui duktus
torasikus masuk ke dalam sirkulasi sistemik. Dengan cara ini organisme
dapat mencapai organ manapun, akan tetapi tempat yang disukai oeh
empedu dan Peyer’s patch dari ileum terminal. Invasi kandung empedu dapat
terjadi baik secara langsung dari darah atau penyebaran retrograd dari empedu.
tidak jelas, hal tersebut terbukti dengan tidak terdeteksinya endotoksin dalam
sitokin dan zat-zat lain. Produk dari makrofag inilah yang dapat menimbulkan
nekrosis sel, sistem vaskular yang tidak stabil, demam, depresi sumsum tulang
Empedu Endotoksin
Mempengaruhi pusat
Hepatomegali Splenomegali
thermoregulator
dihipotalamus
Nyeri
(Nanda Nic-Noc.2013)
E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan leukosit
leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan
Sgot Dan Sgpt pada demam typhoid seringkali meningkat tetapi dapat
3. Biakan darah
Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam typhoid, tetapi bila
typhoid. Hal ini dikarenakan hasil biakan darah tergantung dari beberapa
faktor :
lain, hal ini disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat anti mikroba
mungkin negatif.
5. Uji Widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi
dalam serum klien dengan typhoid juga terdapat pada orang yang pernah
uji widal ini adalah untuk menentukan adanya aglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita tifoid. Akibat infeksi oleh salmonella thypi, klien
tubuh kuman).
flagel kuman).
c. Aglutinin Vi, yang dibuat karena rangsangan antigen Vi (berasal dari
simpai kuman)
kenaikan titer widal 4 kali lipat (pada pemeriksaan ulang 5-7 hari) atau
titer widal O > 1/320, titer H > 1/60 (dalam sekali pemeriksaan) Gall
tifoid bila hasilnya positif, namun demikian, bila hasil kultur negatif
dasar.
menyokong demam tifoid (titer widal O > 1/160 atau H > 1/160
ulang 5-7 hari) atau titer widal O> 1/320, H > 1/640 (pada
pemeriksaan sekali)
A. Penatalaksanaan
1. Anti Biotik (Membunuh Kuman): Klorampenicol, Amoxicilin,
3. Pasien harus tirah baring absolute sampai 7 hari bebas demam atau kurang
lebih dari selama 14 hari. Maksud tirah baring adalah untuk mencegah
pasien.
7. Diet: Diet yang sesuai ,cukup kalori dan tinggi protein, pada penderita yang
akut dapat diberi bubur saring, setelah bebas demam diberi bubur kasar
selama 2 hari lalu nasi tim, dilanjutkan dengan nasi biasa setelah
penderita bebas dari demam selama 7 hari (Smeltzer & Bare. 2002).
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan data
a. Identitas klien
b. Keluhan utama
Keluhan utama demam tifoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun, nyeri perut, pusing kepala, mual, muntah, anoreksia, diare serta
penurunan kesadaran.
dalam tubuh.
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah
saat makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama
sekali.
b. Pola eliminasi
tubuh.
Aktivitas klien akan terganggu karena harus tirah baring total, agar tidak
penyakitanaknya.
pad klien.
a. Keadaan umum
kemerahan.
b. Tingkat kesadaran
c. Sistem respirasi
d. Sistem kardiovaskuler
e. Sistem integumen
Kulit kering, turgor kullit menurun, muka tampak pucat, rambut agak
kusam
f. Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah, mukosa mulut kering, lidah kotor (khas), mual,
muntah, anoreksia, dan konstipasi, nyeri perut, perut terasa tidak enak,
g. Sistem muskuloskeletal
h. Sistem abdomen
lunak serta nyeri tekan pada abdomen. Pada perkusi didapatkan perut
1. Hipertermi
2. Nyeri
5. Konstipasi
6. Nausea
C. INTERVENSI
1. Hipertermi
Intervensi :
2. Nyeri
Intervensi :
nyeri
metabolic
Tujuan :
a. Nutritional status
c. Intake
d. Weight control
Kriteri hasil :
Intervensi :
1. Nutrition Management
2. Nutrition Monitoring
intraseluler.
Tujuan :
a. Fluid balance
b. Hydration
normal, HT normal
Intervensi :
1. Fluid Management
2. Hypovolemia Management
Tujuan :
a. Bowel elimination
b. Hydration
Criteria hasil :
Intervensi :
Tujuan :
a. Nausea
Criteria hasil :
saat mual
diharapkan.
Intervensi :
tidak sedap
malnutrisi pasien
cairan pasien
adanya infeksi
infeksi
tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya
kecemasan
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda & Kusuma, Hardi. 2013. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Soedarmo, S. Sumarno, Poorwo. 2012. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis Edisi
Widodo, D., 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.