Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Dalam undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa

kesehatan adalah keadaan sejahtera bagi badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi, sedangkan dalam konstitusi

organisasi kesehatan sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa

diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya adalah suatu hak yang

fundamental bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik, yang dianut dan

tingkat sosial ekonominya.

Visi indonesia Sehat 2010 telah menetapkan 4 misi di bidang kesehatan yakni

menggerakkan pembangunan nacional berwawasan kesehatan, mendorong kemandirian

masyarakat untuk hidup sehat, memelihara dan meningkatkan kesehatan pelayanan

kesehatan yang bermutu,merata, dan terjangkaumemelihara dan meningkatkan kesehatan

individu, keluarga dan masyarakat serta lingkungannya (Depkes RI 2000)

Diabetes mellitus atau yang sering di kenal dengan penyakit kencing manis

merupakan salah satu masalah kesehatan yang berdampak pada produktivitas dan dapat

menurunkan sumber daya manusia penyakit ini tidak hanya berpengaruh secara individu,

tetapi juga terhadap sistem kesehatan suatu negara (www.gizi.net.com,2003)

Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit yang banyak di derita oleh

penduduk dunia. Menurut WHO, pada tahun 2004 ada 177 juta penduduk dunia
menderita Diabetes Mellitus, 80% diantaranya terdapat di negara berkembang

(www.compas.com,2004)

Menurut laporan MC Carty dan Zimmet, pada tahun 1994 terdapat minimal 110

juta penderita Diabetes Mellitus di dunia dengan prevalensi 1,2%-22% untuk orang

dewasa (Tjikroprawiro,2004)

Salah satu penelitian yang dilakukan terhadap suku Aborigin Australia, yang

meninggalkan outback dan pindah ke Melbourne, ketika mereka beradaptasi dengan

kebiasaan hidup yang baru, banyak di antara mereka yang menderita diabetes,

kegemukan dan tekanan darah tinggi. Pengalaman penyakit mereka juga membuktikan

bahwa diabebtes adlah penyakit lingkungan (Diehl, 1991).

Diperkirakan jumlah penderita Diabetes Mellitus di dunia pada tahun 1994

sebesar 110,4 juta. Menurut peneliti epidemiologi di Indonesia, maka diketahui bahwa

kekerapan diabetes berkisar antara 1,4% sampai dengan 1,6% kecuali di dua tempat di

pekajangan dan manado yang mencapai 2,3% dan pada suatu aakhir penelitian urban

Jakarta yaitu di kelurahan Kayu Putih adalah 5,7% (Sidartawan, 2002).

Faktor- faktor penyebab terjadinya penyakit Diabetes Mellitus beraneka ragam.

Diabetes Mellitus banyak di temukan pada anak yang memiliki riwayat penyakit yang

sama pada orang tua. Untuk anak perempuan biasanya penyakit diriwayatkan oleh orang

tua laki-laki atau sebaliknya. Berdasarkan pantauan Depkes RI di ketahui bahwa penyakit

degenerative sekarang banyak di derita oleh masyarakat Indonesia. Sekitar 12,3%

masyarakat Indonesia di diagnose mwenderita Diabetes Mellitus baik type 1 maupun type

2. (www. Indonesia.com,2004)
Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit degeneratife yang menduduki

peringkat cukup tinggi yang di derita oleh masyarakat Indonesia. Banyak kasus diabetes

pada masyarakat dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu keturunan, umur, pola makan

yang salah, kolesterol, hipertensi, kehamilan, stress, life style, jenis kelamin dan

konsumsi alcohol (Hasmawati, 2005)

Diabetes mellitus adalah suatu penyakit kronik dengan gejala klasik trias P yaitu

Poliuria ( banyak kencing), polidipsi (banyak minum), dan polipagia (banyak makan).

Pada kenyataannya keluhan penderita disamping trias diatas tentu masih terdapat tanda

lain sebagai akibat dan trias tersebut. Berat badan yang turun, lemas, gatal-gatal pada

kemaluan merupakan keluhan utama penderita Diabetes mellitus (Ranakusuma, 1987).

Diabetes mellitus dapat dicegah dengan menerapkan hidup sehat sedini mungkin

yaitu dengan mempertahankan pola makan sehari – hari yang sehat dan seimbang dengan

meningkatkan konsumsi sayuran, buah, dan serat, membatasi makanan yang tinggi

karbohidrat, protein dan lemak, mempertahankan berat badan yang normal dengan umur

dan tinggi badan serta olahraga teratur sesuai umur dan kemampuan (Depkes RI, 2003)

Pengobatan untuk penderita diabetes mellitus berupa kegiatan pengolahan dengan

tujuan menghilangkan keluhan dan gejala akibat defesiensi insulin, serta mencegah

komplikasi kronis yang dapat menyerang pembuluh darah, jantung, ginjal, mata, saraf,

kulit, atau kaki (Harmanto,2004)

Di Sulawesi Selatan jumlah presentasi serta kematian dari riwayat inap penyakit

Diabetes mellitus menurut kelompok umur 45 tahun 14,2% atau sekitar 271 orang dan

total 330 atau 17,07% dan urutan kedua penyebab kematian yaitu 31 atau 41,03%.

Sementara itu jumlah kasus baru penderita rawat jalan di rumah sakit menurut kelompok
umur 14 - 44 tahun yaitu 227 orang atau 19,50%, umur diatas 45 tahun sebanyak 329 atau

sebanyak 36,31% dari jumlah total 556 atau 25,43% (www.Depkes.co.id.2004).

Dari 49 Rumah sakit kabupaten kota sulawesi selatan (pemerintah dan swasta)

yang melaporkan situasi penyakit tidak menular menunjukkan bahwa kasus diabetes baik

pada penderita rawat jalan maupun rawat inap menempati urutan kedua setelah hipertensi

yaitu dengan 550 penderita dan 18 CFR = 3,2% (profil kesehatan SulSel,2003)

Sedangkan pada tahun 2004 Diabetes Mellitus yaitu menempati urutan ketiga

dengan 230 penderita dan 10 kematian CFR = 4,35% (Profil Kesehatan SulSel , 2004)

Berdasarkan data dari berbagai unit pelayanan kesehatan Kabupaten Soppeng

tahun 2002, untuk golongan >60 tahun penyebab kesakitan didominasi oleh penyakit

degeneratif yaitu 2,541 kasus (19,28%). Sedangkan pada tahun 2004 untuk penyakit tidak

menular, penyakit degeneratif menempati urutan pertama dengan jumlah kasus 10,218

(32,7%) (Dinkes Sul – sel, 2004).

Berdasarkan data yang diperoleh di puskesmas Calio Kecamatan Lilirilau

Kabupaten Soppeng jumlah kunjungan pasien Diabetes Mellitus yaitu : tahun 2001

sebanyak 142 orang, tahun 2002 sebanyak 85 orang, tahun, 2003 sebanyak 54 orang,

tahun 2004 sebanyak 117 orang, tahun 2005 sebanyak 52 orang. Khusus di kecamatan

Lilirilau jumlah kunjungan penderita Diabetes Mellitus yaitu tahun 2001 sebanyak 30

orang, 2002 sebanyak 20 orang, 2003 sebanyak 14 orang, 2004 sebanyak 25 orang dan

pada tahun 2005 sebanyak 39 orang (Profil kesehatan Kabupaten soppeng)

Berdasarkan kenyataan diatas, penyakit Diabetes Mellitus tiidak hanya menuntut

para dokter ahli dan petugas kesehatan lainnya dalam pengelolaan dan pengobatan yang

tepat, tetapi para penderitanya sendiri tidak akan lepas dari tanggung jawab pengendalian
penyakitnya, perlu pula adanya pengetahuan dalam mengatur cara hidupnya sehari – hari

untuk menanggulangi penyakit Diabetes Mellitus. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk

meneliti lebih lanjut tentang “Gambaran pengetahuan masyarakat terhadap penyakit

Diabetes Mellitus di Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng.

B. Fokus penelitian

Dari uraian latar belakang penelitian diatas, dapat di fokuskan masalah

penelitian yaitu ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi pengetahuan

masyarakat tentang penyakit Diabetes Mellitus, namun pada penelitian ini hanya

dibatasi pada pengetahuan masyarakat tentang penyebab penyakit diabetes,

tanda dan gejala penyakit Diabetes Mellitus, pencegahan penyakit Diabetes

Mellitus, pencarían pengobatan penyakit Diabetes mellitus dan komplikasi

penyakit Diabetes Mellitus.

C. Rumusan masalah

1. Bagaimana pengetahuan masyarakat pada aspek penyebab penyakit Diabetes Mellitus

di desa Masing kecamatan Lilirilau Kabupaten soppeng tahun 2011

2. Bagaiman pengetahuan masyarakat pada aspek tanda dan gejala penyakit Diabetes

Mellitus di desa masing kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng 2011

3. Bagaimana pengetahuan masyarkat pada aspek pencegahan penyakit Diabetes

Mellitus di desa Masing Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng 2011

4. Bagaiman pengetahuan masyarakat pada aspek pengobatan penyakit Diabetes

Mellitus di desa Masing kecamatan Lilirilau Kabupaten soppeng 2011

5. Bagaiman pengetahuan masyarakat pada aspek komplikasi penyakit Diabetes mellitus

di desa Masing Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng 2011


D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat terhadap penyakit

Diabetes Mellitus di desa Masing Kecamatan Lilirilau Kabupaten Soppeng

2. Tujuaan Khusus

a. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat pada aspek

penyebab penyakit Diabetes mellitus di desa Masing Kecamatan Lilirilau

Kabupaten Soppeng 2011

b. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat pada aspek tanda

dan gejala penyakit Diabetes Mellitus di desa masing kecamatan Lilirilau

Kabupaten Soppeng 2011

c. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat pada aspek

pencegahan penyakit Diabetes Mellitus di desa Masing Kecamatan Lilirilau

Kabupaten Soppeng 2011

d. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat pada aspek

pengobatan penyakit Diabetes Mellitus di desa Masing kecamatan Lilirilau

Kabupaten soppeng 2011

e. Untuk memperoleh informasi tentang pengetahuan masyarakat pada aspek

komplikasi penyakit Diabetes mellitus di desa Masing Kecamatan Lilirilau

Kabupaten Soppeng 2011

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumber informasi bagi instansi kesehatan

dan di harapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah setempat.

2. Manfaat Teoritis

Penelitian ini merupakan pengalaman yang sangat berharga bagi peneliti dan

menambah wawasan bagi peneliti dan di harapkan dapat memperkaya khasanah ilmu

pengetahuan dan merupakan salah satu bacaan atau referensi bagi peneliti berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai