Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Definisi

Kehamilan merupakan suatu proses reproduksi yang berawal dari

terjadinya pertemuan dan persenyawaan antara sperma dan ovum sehingga

akan terbentuk zigot yang pada akhirnya membentuk janin. Kehamilan terjadi

pada saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir,

dalam perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan terhadap individu yang bersifat

preventif care untuk mencegah masalah yang kurang baik bagi ibu maupun

janin agar melalui persalinan dengan sejat dan aman, diperlukan kesiapan fisik

dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan status kesehatan optimal, karena

kesehatan ibu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya

B. Tujuan

Secara umum antenatal care bertujuan untuk menjaga agar ibu hamil

dapat melalui masa kehamilan, persalinan, dan nifas dengan baik dan selamat

serta menghasilkan bayi yang sehat. Secara rinci tujuan antenatal care adalah:

1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin

2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu.

3. Mengenali dan mengurangi sedini mungkin adanya penyulit/komplikasi

yang dapat muncul selama kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara

umum, kebidanan dan pembedahan.


1
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4. Mempersiapkan persalinan cukup builan dan persalinan yang aman dengan

trauma seminimal mungkin.

5. Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan

mempersiapkan ibu agar dapat memberi asi secara eksklusif.

6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran janin

agar tumbuh kembang secara normal

7. Mengurangi angka kematian bayi prematur, kelahirran mati dan kematian

neonatal.

C. Standar Pelayanan Ante Natal

Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 7T yaitu:

1. Timbang badan dan ukur badan, tujuannya adlah untuk mengetahui

sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan dilakukan setiap

berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama triwulan I berat badan

ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap bulan, pada triwulan

ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan pada trisemester III berat

badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap minggunya, atau secara umum

berat badan meningkat sekitar 8 kg selama kehamilan.

2. Ukur tekanan darah. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan darah

normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap kunjungan.

Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan kehamilan, baik

ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang. Sementara tekanan

darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.

2
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk

melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum.

Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat

minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4

diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.

4. Ukur tinggi fundus uteri. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,

dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui

presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada

pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk

kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya

rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan

pemeriksaan lanjutan.

5. Pemberian tablet besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet

besi diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh

puskesmas di Indonesia. Pemberian satu tablet besi sehari sesegera

mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.

6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.

Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan

suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya.

Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan

janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar

sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program

3
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh

dari akses transfortasi yang memadai.

7. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan

indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).

Wanita yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi

terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian

pada ibu dan janin yang dikandungnya(Bobak, 2004).

D. Tanda dan Gejala

1. Tanda-tanda pasti

a) mendengar bunyi jantung janin

b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa

c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi

Jika ditemukan hanya salah satu dari tanda-tanda ini, maka diagnosa

kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Sayang sekali, tanda-tanda pasti

kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan di tas empat bulan,

tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan sudah nampak

pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat

didengar pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).

2. Tanda-tanda mungkin

Tanda-tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan trisemester

I, tetapi dengan tanda-tanda mungkin kehamilan hanya boleh diduga.

4
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar

kemungkinan hamil.

Tanda-tanda mungkin dibagi menjadi :

a. Tanda-tanda objektif

1. Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim

Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus

membesar dan makin lama makin bundar bentuknya. Kadang-

kadang pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih

cepat tumbuhnya (tanda piskacek).

Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi

lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga

jika kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya

pada dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak

teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix

(tanda hegar).

2. Perubahan pada serviks

Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti kita

meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih

lunak selunak bibir atau ujung daun telinga.

3. Kontraksi braxton hicks

Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak sekonyong-

konyong menjadi keras karena berkontraksi.

4. Ballottement

5
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan dengan

cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan sekonyong-

konyong atau digoyangkan, makan anakan akan melenting di

dalam rahim.Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan

luar maupun pemeriksaan dalam.

5. Meraba bagian anak

Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-kadang

tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain dapat

menyerupai bentuk janin.

6. Pemeriksaan biologis

Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain dapat

menimbulkan reaksi yang positif.

7. Pembesaran perut

Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai

membesarkan perut.

8. Keluarnya colostrums

9. Hyperpigmentasi

Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum (topeng

kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih) menjadi

linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).

10. Tanda-tanda chadwicks

Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.

b. Tanda-tanda subjektif

6
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
1. Adanya amenorrhoe

2. Mual dan muntah

3. Ibu merasa pergerakan anak

4. Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung

kencing

5. Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008).

E. Adaptasi Fisiologi

1. Perubahan fisiologis

a. Uterus

Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi

1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang

muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat

tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta.

Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim, tetapi

pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.

Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan nyeri.

Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa dapat

meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang semula

lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak kembali (Kusmiyati, et

al, 2008).

b. Cervix

7
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan

adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapt ditemukan

sebulan setelah konsepsi.

Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix

bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia

kelenjar-kelenjar servix.

c. Vagina

Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput

lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya

regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina

biasanya bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH

3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum

sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel

vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat

bekterisida.

d. Ovarium

Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum graviditatis,

teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.

e. Dinding perut

Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garie

memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae

gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada

8
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya menbiru disebut striae

lividae.

Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga garis-

garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie gravidarum

yang disebut strie albicans.

f. Kulit

Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla mammae,

papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah partus, gejala

hyperpigmentasi ini akan menghilang.

g. Payudara

Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi olveoli. Di

bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran dari vena yang

meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan

acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan pada payudara

disebabkan karena pengaruh hormonal.

h. Pertukaran zat

Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein

sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan

pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor bertambah untuk

pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum untuk

pembentukan Hb janin.

i. Darah

9
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosyt, tetapi

penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia lebih

menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.

Batas-batas fisiologis ialah :

1) Hb 10 gr%

2) erytrosyt 3,5 juta per mm3

3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3

Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume

darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya

placenta, lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya berubah.

Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk

mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin

akan 02.

j. Gastrointestinal

Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut

mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa kehamilan.

Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.

k. Urinarius

Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga

mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.

10
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal ini

disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun mungkin

ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar.

Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas karena

desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala

janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.

l. Hormonal

Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan kelenjar

suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.

m. Kelenjar adrenal

Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian

kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium dalam

darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal mensekresi

epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah

ukuran atau fungsi bagian medula.

n. Perubahan Psikologis

Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan menimbulkan

perubahan status emosional seorang calon ibu.

Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta

dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu

tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya

semakin kokoh dengan adanya kehamilan yang didambakan.

11
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti

perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala,

dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan

pemeriksaan.

Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira

semakin bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena

kemungkinan keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan

juga dapat mempengaruhi kelabilan mental, hingga menimbulkan

ngidam dan perubahan kelakuan.(Masriroh, 2013).

F. Keluhan Selama Kehamilan

Keluhan pada masa hamil adalah suatu kondisi bersifat subyektif dimana pada

individu yang hamil terjadi proses adaptasi terhadap kehamilannya (Depkes RI,

2007). Keluhan-keluhan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Keluhan pada triwulan I (usia kehamilan 1 – 3 bulan)

a) Mual dan muntah : Terutama terjadi pada pagi hari dan akan hilang

menjelang tengah hari (morning sickness).

b) Perasaan neg atau mual: Terutama bila mencium bau yang menyengat.

c) Pusing terutama bila akan bangun dari tidur, hal ini terjadi karena adanya

gangguan keseimbangan, perut kosong.

d) Sering kencing: Karena tekanan uterus yang membesar dan menekan

pada kandung kencing.

e) Keputihan (lekorea): Pengaruh peningkatan hormon kehamilan (estrogen

dan progesteron) yang mempengaruhi mukosa serviks dan vagina.

12
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
f) Pengeluaran darah pervaginam: Bila terjadi perdarahan pervaginam perlu

diwaspadai adanya abortus.

g) Perut membesar.

h) Psikologis: Perasaan gembira dengan penerimaan kehamilan akan

mempengaruhi penerimaan ibu terhadap kelainan-kelainan yang timbul.

Sebaliknya karena menolak kehamilan, keluhan tersebut menimbulkan

rasa tidak nyaman dan menimbulkan antipati terhadap kehamilannya.

Pada masa ini sering timbulkonflik karena pengalaman baru, sehingga

ibu hamil perlu mendapatkan perhatian dan dukungan suami.

b. Keluhan pada triwulan II (usia kehamilan 4 – 6 bulan)

Pada masa ini keluhan yang bersifat subyektif sudah berakhir, sehingga

bila ada ibu hamil masih mendapatkan keluhan seperti pada trimester I, perlu

diwaspadai kemungkinan adanya faktor psikologis.

Pada triwulan ini sering ditandai adanya adaptasi ibu terhadap

kehamilannya, perasaan ibu cenderung lebih stabil, karena keluhan yang

terjadi pada triwulan I sudah terlewati. Ibu merasakan pengalaman baru,

mulai merassakan gerakan bayi, terdengarnya DJJ, melalui alat doptone atau

melihat gambar/posisi melalui pemeriksaan USG. Triwulan II juga dikatakan

fase aman untuk kehamilan, sehingga aktifitas ibu dapat berjalan tanpa

gangguan berarti.

c. Keluhan pada triwulan III (usia kehamilan 7 – 9 bulan).

Kejadian yang sering timbul antara lain:

13
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
a) Pusing disertai pandangan berkunang-kunang. Hal ini dapat

menunjukkan kemungkinan terjadi anemia dengan Hb<10 gr%.

b) Pandangan mata kabur disertai pusing. Hal ini dapat digunakan rujukan

kemungkinan adanya hipertensi.

c) Kaki edema. Edema pada kaki perlu dicurigai karena sebagai salah satu

gejala dari trias klasik eklamsi. Sesak napas pada triwulan III perlu

dicurigai kemungkinan adanya kelainan letak (sungsang).

d) Perdarahan. Pada triwulan III bisa terjadi perdarahan pervaginam perlu

dicurigai adanya placenta praevia atau solusio plasenta.

e) Keluar cairan di tempat tidur pada siang atau malam hari, bukan pada

saat kencing, perlu diwaspadai adanya ketuban pecah dini.

f) Sering kencing. Akibat penekanan pada kandung kencing akibat

masuknya kepala ke pintu atas panggul.

g) Psikologis: Kegembiraan ibu karena akan lahirnya seorang bayi

(Purwaningsih, dkk, 2010).

G. Komplikasi Kehamilan

Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :

1. Hiperemisis gravidarum.

2. Hipertensi dalam kehamilan.

3. Perdarahan trimester I (abortus).

4. Perdarahan antepartum.

5. Kehamilan ektopik.

6. Kehamilan kembar.

14
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
7. Molahydatidosa.

8. Inkompatibilitas darah.

9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.

10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin

H. Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium

a. Darah ( Hb, Gol darah, Glukosa, VDRL).

b. Urine (Tes kehamilan, protein, glukosa, analisis).

c. Pemeriksaan Swab (Lendir vagina & servik).

2. U S G

a) Jenis kelamin.

b) Taksiran kelahiran, TBJ, Jumlah cairan amnion. (Masriroh, 2013).

I. Pemeriksaan Ante Natal

Asuhan antenatal harus dimulai sedini mungkin. Pada awal pemeriksaan yaitu

untuk menentukan apakah seorang ibu sedang mengalami kehamilan.

Diagnosa kehamilan ditentukan dengan pemeriksaan laboratorium. Umumnya

pemeriksaan yang dipakai yaitu tes untuk mendeteksi keberadaan hCG.

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) dapat diukur dengan radioimunoesai

dan deteksi dalam darah enam hari setelah konsepsi atau sekitar 20 hari sejak

periode menstruasi terakhir. Keberadaan hormone ini dalam urin pada

kehamilan merupakan dasar dari berbagai tes kehamilan di berbagai

laboratorium dan kadang-kadang dapat dideteksu dalam urine 14 hari setelah

konsepsi.
15
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
TPP = tgl HPHT+7 – 3 bulan HPHT+ 1 tahun HPHT

atau
Dengan TPP
TPP = tgl HPHT +7 + 9 bulandari HPHT
adalah taksiran

perkiraan partus.

Menurut Abdul Bahri Saifuddin dalam Salmah dkk (2006), kunjungan antenatal

untuk pemantauan pengawasan kesejahteraan ibu dan anak minimal empat kali

pemeriksaan selama kehamilan dalam waktu sebagai berikut:

a.Trimester pertama (< 4 minggu) satu kali kunjungan

b.Trimester kedua (14-28 minggu ) satu kali kunjungan

c.Trimester ketiga (28-36 minggu) dan sesudah minggu ke 36 dua kali

kunjungan kecuali jika ditemukan kelainan/faktor risiko yang memerlukan

penatalaksanaan medik lain, harus lebih sering dan intensif.

Menurut Manuaba (2000), berdasarkan standar pemeriksaan kehamilan ditentukan

berulang dengan ketentuan sebagai berikut:

Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid

Satu kali dalam sebulan sampai umur kehamilan 7 bulan

Dua kali sebulan sampai umur kehamilan 8 bulan

Setiap minggu sejak umur krhamilan 8 bulan sampai dengan bersalin.

Kunjungan/pemeriksaan kehamilan bertujuan:

1.Kunjungan pertama, mementukan diagnosis ada tidaknya kehamilan.

2.Kunjungan kedua, menentukan usia kehamilan dan perkiraan persalinan.

Menentukan usia kehamilan dilakukan manuver Leopold:


16
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Leopold I:

Untuk menemukan presentasi dengan cara mengidentifikasi bagian tubuh fetus

apa yang berada di fundus dan daerah pelvik.

Caranya: Menghadap ke kepala pasien, gunakan jari-jari kedua tangan

mempalpasi fundus uteri. Jika kepala yang berada di fundus maka akan terassa

keras, bulat dan melenting. Jika bokong teraba di fundus, maka akan terasa

lembut, tidak bulat dan gerakan kurang.

Leopold II

Untuk menemukan posisi janin (punggung janin).

Caranya: Menghadap pada kepala pasien, letakkan kedua tangan pada kedua sisi

abdomen. Letakkan tangan pada satu sisi dan tangan lain mempalpasi sisi yang

berbeda untuk menemukan bagian punggung janin. Jika punggung akan teraba

cembung dan resisten.

Leopold III:

Untuk mengidentifikasi bagian apa dari janin yang dekat dengan daerah pelvik.

Caranya: Letakkan 3 jari pertama tangan yang dominan pada sisi abdomen di

atas simpisis pubis dan minta pasien menarik napas panjang dan

menghembuskannya. Pada saat mengeluarkan napas, gerakkan tangan turun

perlahan dan menekan sekitar daerah tersebut. Jika kepala akan teraba keras,

bulat, dan bergerak jika disentuh. Jika bokong akan teraba lembut dan tidak

beraturan.

17
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Leopold IV

Untuk mengidentifikasi bagian yang menonjol dari bagian terendah janin masuk

ke pintu atas panggul.

Caranya: Menghadap ke kaki pasien dengan lembut gerakan tangan turun ke sisi

abdomen mendekati pelvis sampai salah satu tangan merasakan bagian tulang

yang timbul. Ada 3 keadaan yaitu: Konvergen yaitu jika bagian yang masuk

baru sebagian kecil, sejajar yaitu jika bagian yang masuk baru setengah,

divergen yaitu jika hampir sebagian besar dari tubuh janin masuk ke dalam

rongga panggul.

Perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegele:

1.Hari +7, Bulan -3,Tahun +1 àjika bulan HPHT bulan April s/d Desember

2.Hari +7, Bulan +9,Tahun Tetap àjika bulan HPHT bulan Januari s/d Maret

3.Kunjungan ketiga, menentukan status kesehatan ibu dan janin.

4.Kunjungan keempat, menentukan kehamilan normal atau abnormal, serta

ada/tidaknya faktor risiko kehamilan.

5.Kunjungan kelima, menentukan rencana pemeriksaan/penatalaksanaan

selanjutnya.

Pemeriksaan panggul luar

Tujuan :

1.Mengetahui panggul seseorang normal atau tidak

2.Memudahkan dalam mengambil tindakan selanjutnya

3.Mengetahui bentuk atau keadaan panggul seseorang.

Pemeriksaan panggul dilakukan:

18
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
1.Pada pemeriksaan pertama kali bagi ibu hamil.

2.Pada ibu yang pernah melahirkan bila ada kelainan pada persalinan yang lalu.

3.Ibu yang akan bersalin bila sebelumnya belum pernah memeriksakan diri

terutama pada primipara.

Ukuran-ukuran luar yang terpenting:

1.Distansia spinarum : jarak antara spina illiaka anterior superior kanan dan kiri

(normal: 23-26 cm).

2.Distansia cristarum : jarak yang terpanjang antara crista illiaca kanan dan kiri

(normal: 26-29).

3.Conjugata eksterna : (Boudelocque) : jarak antara pinggir atas simpisis dan

ujung prosessus spinosus (ruas tulang lumbal ke lima) (normal: 10-20 cm).

4.Lingkar panggul : jarak dari pinggir atas simpisis melalui spina illiaca anterior

superior kanan ke pertengahan trochanter mayor kanan ke pertengahan

trochanter mayor kiri ke pertengahan spina illiaca anterior superior kiri

kemudian kembali ke atas simpisis (normal : 80-90 cm).

19
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
PATHWAY ANC
Trimester I

Konsepsi

Fertilitas

Implantasi

Embryogenesis

Maturasi janin

Perubahan pada ibu

Perubahan psikologis Perubahan fisiologis

Krisis situasional, GIT Sist.kardio Sist.urinaria


perub.psikologis, vascular
ketidakstabilan hormon Instabilitas Penekanan
hormone Peningkatan vesika
TD urinaria
Ansietas Perubahan Asam karena
peran lambung Sakit kepala pembesaran
sebagai meningkat uterus
calon ibu Nyeri
Perub.proses Rasa Frekuensi
keluarga Koping sebah/mual BAK
individu meningkat
tdk efektif Muntah
Gangguan
Intake eliminasi urin
makanan
menurun Kebersihan
genital
Perub.nutrisi menurun
kurang dari
kebutuhan Kelembaban
meningkat

Resiko
infeksi

20
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Trimester II

TRIMESTER II

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Sist.endokrin Sist.kardiovaskular Sist.reproduksi Sist.integumen Sist.GIT Musculosceletal Sist.respirasi Krisis


situasional
Inotropik Sekresi aldosteron Vaskularisasi Estrogen Progesterone BB janin Desakan
meningkat serviks & meningkat meningkat meningkat uterus ke Proses
Hiperpegmintas vagina diafragma adaptasi
i Retensi H2O & Na+ Kulit Saliva & asam Postur tubuh
Sensitifitas meregang lambung berubah Ekspansi Persiapan
Perub.body volume plasma serviks meningkat paru tidak anggota baru
image meningkat meningkat Striae Lordosis maksimal dlam keluarga
gravidarum Peristaltic berlebihan
Perub.cardiac TD meningkat Rangsang menurun Gangguan Ansietas
output seksual Perub.body Nyeri pola nafas Perub.peran
Sakit kepala image Pengosongan
Resiko cidera Perub.pola lambung lambat
janin & Nyeri seksual
maternal Kembung, mual,
muntah

Perub.nutisi
kurang dari
kebutuhan
Deficit volume
cairan
21
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
22
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Trimester III

TRIMESTER III

Perubahan fisiologis Perubahan


psikologis

Pembesaran uterus Sistem endokrin Persiapan


melahirkan
Retensi H2O & Na+
Perub.skelet & Menekan paru Primi:kurang
persendian pengetahuan
Ekspansi paru Urine output Vasokontriksi
Berat uterus menurun menurun, pembuluh darah Ansietas
menigkat volume plasma
Pola nafas meningkat, TD meningkat
Perub.pusat tidak efekti tekanan
gravitasi tubuh hidrostatik Hipertrofi
menurun ventrikel
Menekan saraf
sekitar Edema cardiac output
ekstremitas
Pelepasan Resiko cidera
mediator nyeri janin &
(prostaglandin, Hipervolemia. maternal
histamin)

Nyeri

23
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Aktivitas dan Istirahat

a. Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12 minggu)

kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah kehamilan

terakhir.

b. Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.

c. Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan peningkatan

volume episode singkope.

d. Varises

e. Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama pada

trisemester akhir)

1. Integritas Ego

Menunjukkan perubahan persepsi diri

2. Eliminasi

a. Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi

b. Peningkatan frekuensi perkemihan

c. Urinalisis: Peningkatan berat jenis

d. Hemoroid

3. Makanan/Cairan

-Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati umum

terjadi
24
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
-Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama, trisemester

kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.

-Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi mudah

berdarah

-Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis)

-Sedikit edema dependen

-Sedikit glikosuria mungkin ada

-Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir kehamilan.

4. Nyeri dan Kenyamanan

Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi Braxton

Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung

5. Pernapasan

a. Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal

b.Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;

pernapasan torakal.

6. Keamanan

a. Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)

b.Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 – 12

minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)

c. Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.Sensasi

gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.

d.Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.

25
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
7. Seksualitas

a. Penghentian menstruasi

b. Perubahan respon /aktivitas seksual

c. Leukosa mungkin ada.

d. Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas simfisis

pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20 – 30 minggu)

agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36 minggu)

e. Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan

vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan

pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery, sensasi

kesemutan (trisemester pertama dan ketiga); kemungkinan strial

gravidarum kolostrum dapat tampak setelah 12 minggu

f. Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema, spicler

nevi, strial gravidarum.

g. Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.

8. Integritas Sosial

a. Bingung/meragukan perubahan peran yang dintisipasi.

b. Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan

stressor kehamilan

c. Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan

mendukung sampai disfungsional.

26
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
9. Penyuluhan/Pembelajaran

Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan tergantung

pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas, keinginan terhadap

anak, stabilitas ekonomik.

10.Pemeriksaan Diagnostik

a) DL menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel sabit)

b) golongan darah: ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko

terhadap inkompatibilitas

c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia

d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma Reagen)

e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan oleh

kutil vagina, lesi, rabas abnormal.

f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis

g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes simpleks

tipe 2

h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian kehamilan

infeksi, diabetes penyakit ginjal)

i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG) positif

j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas

k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu

l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl (biasanya

dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi selanjutnya dari

folus pengkajian dilakukan pada setiap kunjungan prenatal.

27
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
B. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan

Trisemester I

1. Nutrisi; Perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadapb/d

mual muntah

Tujuan:Mengikuti diet yang dianjurkan

Mengkonsumsi suplemen zat besi/vitamin sesuai resep.

Tindakan:

1) Tentukan keadekuatan kebiasaan asupan nutrisi dulu atau sekarang

dengan menggunakan batasan 24 jam. Perhatikan kondisi rambut,

kuku, dan kulit, Rasional: Kesejahteraan janin/ibu tergantung pada

nutrisi selama kehamilan sebagaimana selama 2 tahun sebelum

kehamilan

2) Dapatkan riwayat kesehatan: catat usia (khususnya kurang dari 17

tahun atau lebih dari 35 tahun), Rasional: Remaja dapat cenderung

malnutrisi/anemia dan klien lansia mungkin cenderung obesitas/DM

3) Berikan informasi tertulis dan verbal yang tepat tentang diet, Rasional:

Materi referensi yang dapat dipelajari di rumah, meningkatkan

kemungkinan klien memilih diet seimbang

4) Timbang berat badan, pastikan berat badan pregravid biasanya,

Rasional: Ketidakadekuatan penambahan BB prenatal dan atau di

bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan resiko

retardasi –pertumbuhan intraurine (IUGR) pada janin dengan berat

badan lahir rendah

28
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
5) Pantau kadar hemoglobin (Hb) / Ht, Rasional: Mengidentifikasi

adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen

ibu

2. Diagnosa; Resiko kekurangan volume cairan b/d muntah

Tujuan: Klien mengkonsumsi cairan dengan jumlah yang sesuai setiap

hari

Tindakan:

1) Auskultrasi denyut jantung janin

Rasional: Adanya denyut jantung memastikan adanya janin bukan

mola hidatidosa

2) Tentukan frekuensi/beratnya mual atau muntah

Rasional:Memberikan data berkenaan dengan semua kondisi.

Peningkatan kadar Hormon Gonadotropin Korionik (HCG), perubahan

matabolisme karbohidrat dan penurunan motilitas gastric memperberat

mual dan muntah pada trisemester pertama.

3) Tinjau ulang riwayat kemungkinan masalah medis lain. (Misalnya

uklus, peptikum, gastritis, kolesistisis)

Rasional: Membantu dalam mengenyampingkan penyebab lain. Untuk

mengatasi masalah khusus dalam mengidentifikasi intervensi

4) Kaji suhu dan turgor kulit, membran mukosa, TD, suhu, masukan

haluaran dan berat jenis urine.

Rasional:Indikator dalam membantu untuk mengevaluasi

tingkat/kebutuhan hidrasi

29
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
5) Anjurkan peningkatan masukan minuman bikarbonat makan enam kali

sehari dengan jumlah yang sedikit dan makanan tinggi karbohidrat

Rasional: Membantu dalam meminimalkan mual/muntah dengan

menurunkan keasaman lambung.

3. Diagnosa: Kurang pengetahuan b/d kurang pemahaman terhadapkehamilan.

Tujuan: Klien menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri

Tindakan:

1) Buat hubungan saling percaya antara perawat – klien

Rasional: Memberikan informasi dan meningkatkan hubungan saling

percaya

2) Klarifikasi kesalah pahaman

Rasional:Ketakutan biasanya timbul dari kesalahpahaman informasi

dan dapat mengganggu pembelajaran selanjutnya.

3) Tentukan derajat motivasi untuk belajar

Rasional: Klien dapat mengalami kesulitan dalam belajar tersebut

jelas.

4) Pertahankan sikap terbuka terhadap keyakinan pasangan

Rasional:Penerimaan penting untuk mengembangkan dan

mempertahankan hubungan.

5) Jelaskan rutinitas kunjungan kantor dan rasional dari intervensi

Rasional: Menguatkan hubungan antara pengkajian kesehatan dan

hasil positif ibu/bayi.

30
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4. Diagnosa: Cedera; resti terhadap janin

Tujuan:Klien menunjukkan prilaku yang meningkatkan kesehatan diri

sendiri danjanin.

Tindakan:

1) Diskusikan pentingnya kesejahteraan ibu

Rasional: Kesejahteraan janin secara langsung berhubungan

dengan kesejahteraan ibu, khususnya selama trisemester

pertama..

2) Anjurkan klien untuk melakukan latihan secukupnya

Rasional: Karena aktivitas keras dapat menurunkan aliran darah ke

uterus. Takikardia sementara, kemungkinan hiperkemia janin.

3) Anjurkan klien untuk melakukan hubungan seks yang lebih aman

seperti pemakaian kondom.

Rasional: Untuk mengurangi terjadinya penyakit hubungan seksual.

4) Catat masukan protein

Rasional: Masukan protein penting untuk perkembangan jaringan otak

janin

5) Berikan informasi untuk menghindari kontak dengan orang yang

diketahui mengalami infeksi Rubella

Rasional:Pemajanan dapat mempunyai efek negative pada

perkembangan janin, khususnya pada trisemester I

6) Anjurkan penghentian penggunaan tembakau

Rasional: Merokok mempengaruhi sirkulasi plasenta

31
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Trisemester II

1. Diagnosa; Gangguan citra tubuh b/d persepsi perubahan biotik

Tujuan:Klien mengungkapkan penerimaan/adaptasi bertahap untuk

mengubah konsep diri.

Tindakan:

1) Berikan informasi tentang kenormalan perubahan kloasma, strial,

jerawat, perubahan emosi

Rasional: Informasi dapat membantu klien memahami/menerima

apa yang terjadi

2) Anjurkan gaya dan sumber-sumber yang tersedia dari pakaian saat

hamil

Rasional: Situasi menandakan kebutuhan akan pakaian yang akan

meningkatkan penampilan klien untuk kerja dan melakukan

aktivitas yang menyenangkan.

2. Diagnosa: kep. Pola pernapasan, ketidakefektifan.

Tujuan:Klien melaporkan penurunan frekuensi/beratnya keluhan.

Tindakan:

1) Kaji status pernapasan

Rasional: Menentukan luas/beratnya masalah yang terjadi pada

kira-kira 60 % klien prenatal, meskipun kapasitas vital meningkat.

Fungsi pernapasan diubah saat kemampuan diafragma untuk turun

pada inspirasi. Berkurang oleh pembesaran ulkus.

32
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
2) Anjurkan sering istirahat

Rasional: Menurunkan kemungkinan gejala-gejala pernapasan yang

disebabkan kelebihan

3) Anjurkan menggunakan posisi semi fowler untuk duduk

Rasional: Pengubahan posisi tegak meningkatkan ekspansi paru.

4) Kaji Ht / Hb

Rasional: Peningkatan kadar plasma pada gestas minggu ke 24 –

32 mengencerkan kadar Hb. Mengakibatkan kemungkinan anemia

dan menurunkan kapasitas pembawa O2.

3. Diagnosa; Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar)

Tujuan: Klien mendemonstrasikan perilaku perawatan diri yang

mengakibatkan kesejahteraan.

Tindakan:

1) Tinjau ulang perubahan yang diharapkan selama trisemester II

Rasional:Pertanyaan timbul sesuai perubahan baru yang terjadi

tanpa memperhatikan apakah perubahan diharapkan atau tidak.

2) Lakukan / lanjutkan program penyuluhan

Rasional: Pengulangan menguatkan penyuluhan dan bila klien

belum melihat sebelumnya, informasi bermanfaat pada saat ini.

3) Identifikasi kemungkinan resiko kesehatan individu

Rasional: Membantu mengingatkan / informasi untuk klien tentang

potensial situasi resiko tinggi.

33
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4) Diskusikan adanya obat-obatan yang mungkin diperlukan untuk

mengontrol atau mengatasi masalah medis

Rasional: Membantu dalam memilih tindakan karena kebutuhan

harus ditekankan pada kemungkinan efek berbahaya pada janin.

Trisemester III

1. Diagnosa kep. Kenyamanan

Tujuan: Klien melakukan aktivitas perawatan diri dengan tepat

untuk mengurangi ketidaknyamanan

Tindakan:

1) Kaji secara terus-menerus ketidaknyamanan. Klien dan metode

untuk mengatasinya

Rasional: Data dasar terbaru untuk merencanakan perawatan

2) Kaji status pernapasan klien

Rasional: Penurunan kapasitas pernapasan saat uterus menekan

diafragma, mengakibatkan dispnea. Khususnya pada multigravida

yang tidak mengalami kelegaan dengan ikatan antara ibu dan bayi

dalam kandungan

3) Perhatikan adanya keluhan ketegangan pada punggung dan

perubahan cara jalan, anjurkan memakai sepatu hak rendah

Rasional: Lordososis dan regangan otot disebabkan oleh pengaruh

hormon pada sambungan pelvis dan perpindahan pusat gravitasi

sesuai dengan pembesaran uterus.

34
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4) Perhatikan keluhan frekuensi BAK dan tekanan pada daerah

kandung kemih

Rasional:Pemberian uterus trisemester III menurunkan kapasitas

kandung kemih, mengakibatkan sering berkemih

2. Cedera; resiko tinggi terhadap ibu

Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang ennin-faktor resiko

individu yang potensial

Tindakan:

1) Pantau TTV, periksa hipertensi

Rasional: Berbagai derajat masalah kardiovaskular terjadi pada

detensi natrium/air secara negative mempengaruhi ginjal sirkulasi

uterus, dan fungsi ssp

2) Dapatkan kultur vagina

Rasional: Infeksi vaginal atau PHS yang tidak diobati menciptakan

ketidaknyamanan berat pada klien

3) Tinjau ulang kebutuhan terhadap kelahiran

Rasional: Mencegah infeksi neonatus selama proses kelahiran

4) Dapatkan Hb/Ht pada gestasi minggu ke 28

Rasional:Mendeteksi anemia dengan hipoksemia/anoksia potensial

pada klien dan janin

5) Berikan pengawasan ketat dan terus-menerus terhadap klien

diabetik

35
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Rasional:Wanita paling cenderung terhadap terhadap masalah

trisemester III yang berhubungan dengan asupsi plasenta, ISK, lahir

mati, penuaan plasenta dan ketoasidosis

3. Perubahan pola eliminasi urine

Tujuan:Klien mengungkapkan pemahaman tentang kondisi

Tindakan:

1) Berikan info tentang perubahan berkemih

Rasional: Membantu klien memahami perubahan fisiologi dari

frekuensi berkemih.

2) Anjurkan pada klien untuk melakukan posisi miring kiri saat tidur

Rasional: Meningkatkan perfusi ginjal memobilisasi bagian yang

mengalami oedema.

3) Anjurkan klien untuk menghindari posisi tegak atau supine

Rasional: Posisi ini memungkinkan terjadinya sindrom vena kava

dan menurunkan aliran ke vena

4) Berikan info tentang bahaya menggunakan diuretik

Rasional:Kehilangan / pembatasan natrimn dapat sangat menurunkan

regulator ennin-angiotensin-aklosteron dari kadar cairan,

mengakibatkan dehidrasi.

36
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
DAFTAR PUSTAKA

Doenges. E. Marillynn. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2.


EGC: Jakarta.

Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC: Jakarta.

Kusmiyati, et al. 2008. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Bina Pustaka.

Manuaba. 2000. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta.

Masriroh, Siti. 2013. Keperawatan Obstetri & Ginekologi. Imperium:


Yogyakarta.

Purwaningsih, Wahyu dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jogjakarta:


Nuha Medika.

Rohmah, Nikmatur dkk. 2009. Proses Keperawatan Teori dan Aplikasi.


Jogjakarta : Ar-ruzz Media.

37
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angkatan XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

Anda mungkin juga menyukai