Anda di halaman 1dari 21

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel

epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat

berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan

kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium. (Andesa,

Hesa, 2010)

Kanker ovarium merupakan tumor dengan histiogenesis yang beraneka

ragam, dapat berasal dari ketiga (3) dermoblast (ektodermal, endodermal,

mesodermal) dengan sifat-sifat histiologis maupun biologis yang beraneka

ragam(Smeltzer & Bare, 2002).

Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit

diketahui gejalanya sejak awal. Sebagian besar kasus kanker ovarium

terdiagnosis dalam stadium yang sudah lanjut. Kebanyakan kanker ovarium

ini berawal dari kista. (Colombo N,Parma G, et al. Role of conservative

surgeri in ovarian cancer 2005)

B. Etiologi

Menurut Hidayat (2009) Ovarium terletak di kedalaman rongga pelvis.

Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit

ditemukan, membuat diagnosis tertunda. Ketika lesi berkembang dan timbul

gejala, sering kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70% pasien

kanker ovarium saat didiagnosis sudah terdapat metastasis di luar ovarium.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

1
Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan

hormonal berperan penting dalam patogenesisnya.

Penyebab timbulnya kanker ovarium belum diketahui secara pasti,

namun ada beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker

ovarium yaitu :

a. Riwayat kanker payudara

b. Riwayat kanker ovarium dalam keluarga (faktor genetik)

c. Berawal dari hiperplasia endometrium yang berkembang menjadi

karsinoma.

d. Menarche dini

e. Diet tinggi lemak

f. Riwayat kanker payudara

g. Merokok

h. Alkohol

i. Penggunaan bedak talk perineal

j. Nulipara

k. Infertilitas

l. Tidak pernah melahirkan

m. Terapi penggantian hormon

n. Kontrasepsi oral (http://akperppnisolo/2008

C. Tanda Dan Gejala

Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah

a. Dispepsia

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

2
b. Menoragia

c. Menopause lebih dini

d. Rasa tidak nyaman pada abdomen

e. Nyeri tekan pada pelvis

f. Lingkar abdomen yang terus meningkat

g. Sering berkemih (http://akperppnisolo/2008).

D. Klasifikasi

Klasifikasi histologi (Rasjidi, 2007:86).

a. Epithelial (65% dari semua kanker ovarium).

Tumor epiteal ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium,

pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun

jika terjadi keganasan maka disebut epitelial ovarium carcinomas yang

merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar

dari jenis kanker ovarium. Gambaran tumor epitelial secara mikrokopis

tidak jelas teridentifikasi sebagai kanker, dinamakan sebagai tumor

borderline atau tumor yang berpotensi ganas. (Ari, 2008)

Berikut adalah beberapa kanker epithelial :

1) Serosa (20%-50%, kebanyakan ganas)

2) Muscinosa (15%-25%, dapat tumbuh hingga ukuran besar,

histologinya bervariasi)

3) Endometrioid (5%, sekitar 10% berhubungan dengan endometriosisi)

4) Clear cell (5%, prognosisnya sangat buruk)

5) Brenner (2%-3%, kebanyakan jinak)

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

3
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).

Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum,

umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas,

bentuk keganasan sel germinal adalah teratoma, disgermioma dan tumor

sinus endodermal (Ari, 2008).

Germ cell terdiri atas :

a) Disgermioma

b) Mixed germ cell tumor

c) Teratoma imatur

d) Koriokarsinoma

e) Endodermal sinus tumor

f) Embrional karsinoma

c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel

granulosa tumor. Tipe lainnya adalah sertoli-leydig. Tumor ovarium

stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang memproduksi

hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari,

2008).

Stadium Kanker Ovarium

Stadium kanker Kategori

ovarium primer

(FIGO,1987)

Stadium 1 Pertumbuhan terbatas pada ovarium

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

4
Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites

yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di

permukaan luar, kapsul utuh

Ib Pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak ada

asites berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar,

kapsul intak

Ic Tumor dengan stadium Ia atau Ib tetapi ada tumor di

permukaan luar satu atau kedua ovarium, atau dengan kapsul

pecah, atau dengan asites berisi sel ganas atau dengan

bilasan peritoneum positif.

Stadium 2 Pertumbuhan pada satu atau kedua ovarium dengan

perluasan ke panggul.

Iia Perluasan dan/atau metastasis ke uterus dan/atau tuba.

Iib Perluasan ke jaringan pelvis lainnya

Iic Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor

pada permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah,

atau dengan asites yang mengandung sel ganas atau

dengan bilasan peritoneum positif.

Stadium 3 Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan bukti

mikroskopik metastasis kavum peritoneal di luar pelvis,

dan/atau metastasis ke kelenjar limfe regional.

IIIa Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening

negatif tetapi secara histologik dan dikonfirmasi secara

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

5
mikroskopik adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan

peritoneum abdominal.

IIIb Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di

permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik,

diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening

negatif

IIIc Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm

dan/atau kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal

positif.

Stadium 4 Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan

metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil

sitologinya positif dimasukkan dalam stadium IV.

Begitu juga metastasis ke parenkim liver

E. Patofisiologi

Tumor ganas ovarium yang bersal dari epitel permukaan tipe serosa 50 –

60%, tipe endometroid dan musinosa 10 – 20 %, tipe clear cell 5%, dan tipe

tidak berdiffferensiasi 10 – 15%. Tipe musinosa paling sering ditemukan

pada wanita usia tua dibanding tipe tipe serosa dan endometroid. jenis

neoplasma jinak yang diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya

perubahan hormon estrogen dan progesteron juga hormon hipofise yang

biasanya mengakibatkan terjadinya inflamasi/peradangan saat imunitas tubuh

menurun. (Wiknjosastro 2007. Hal 520). Tumor sel stroma berasal dari

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

6
mesenkim ovarium dan menghasilkan hormon yang dapat berubah menjadi

ganas tergantung tipe sel.

Sel tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theoa tumor

tersering pada kelompok ini. Thecoma jarang dan biasanya jinak. Keduanya

.menghasilkan estrogen yang disebut mesenkim feminizing. Efeknya

tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas prekots, pendarahan inter

menstruasi atau pasca menopause. (Wiknjosastro 2007, Hal. 520)

F. Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :

1. Asites

Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke struktur-

struktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui

penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen

dan rongga panggul.

2. Efusi Pleura

Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran

limfe menuju pleura

Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :

1. Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause

2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga

muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksis

3. Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus,

asites fistula dan edema ekstremitas bawah

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

7
G. Pemeriksaan Penunjang

a. Metode anamnesis (wawancara dan pemeriksaan fisik)

Pada saat anamnesis pasien akan ditanya (diwawancarai) secara lisan

mengenai sakit yang dirasakan beserta sejarah penyakitnya (jika ada)

yang akan dicatat dalam rekam medik.

b. Ultrasonografi

Merupakan cara pemeriksaan non invasif yang relatif murah. Pemakaian

USG dapat membedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada

tumor dengan bagian-bagian padat (ekogenik) persentase keganasan

makin meningkat. Sebaliknya, pada tumor kistik tanpa ekointernal

(anekogenik) kemungkinan keganasan menurun. Pemakaian USG Color

Doppler dapat membedakan tumor ovarium jinak dengan tumor ovarium

ganas. Modalitas ini didasarkan kepada analisis gelombang suara Doppler

(RI, PI, dan Velocity) dari pembuluh-pembuluh darah tumor yang

menunjukkan peningkatan arus darah diastolik dan perbedaan kecepatan

arus darah sistolik dan diastolik. Ultrasound (atau juga disebut

ultrasonografi, echografi, sonografi, dan sonogram ginekologik)

merupakan teknik noninvasif untuk memperlihatkan abnormalitas pada

bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang

dipantulkan oleh jaringan yang ditembakkan gelombang suara.

c. Computed Tomography Scan (CT-scan)

Pemakaian CT-scan untuk diagnosis tumor ovarium juga sangat

bermanfaat. Dengan CT-scan dapat diketahui ukuran tumor primer,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

8
adanya metastasis ke hepar dan kelenjar getah bening, asites, dan

penyebaran ke dinding perut. CT-scan kurang disenangi karena (1) risiko

radiasi, (2) risiko reaksi alergi terhadap zat kontras, (3) kurang tegas

dalam membedakan tumor kistik dengan tumor padat, dan (4) biaya

mahal.

d. X-ray

X-ray merupakan pemeriksaan bagian dalam tubuh dengan memancarkan

gelombang lalu mengukur serapannya pada bagian tubuh yang sedang

diperiksa tulang akan memberikan warna putih, jaringan akan

memberikan warna keabuan, sedangkan udara memberikan warna hitam.

e. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Jika dibandingkan dengan CT-scan, MRI tidak lebih baik dalam hal

diagnostik, menggambarkan penjalaran penyakit, dan menentukan lokasi

tumor di abdomen atau pelvis.

f. Endoskop

Endoskopi merupakan pemeriksaan ke dalam suatu organ/rongga tubuh

menggunakan alat fiberoptik. Hasil pemeriksaan dapat berupa adanya

abnormalitas seperti bengkak, sumbatan, luka/jejas, dan lain-lain.

Tes darah khusus

1) CA-125

CA 125 adalah antigen yang dihasilkan oleh epitel coelom (sel mesotelial

pleura, pericardium dan peritoneum) dan epitel saluran muller (tuba,

endometrium dan endoserviks). Permukaan epitel ovarium dewasa tidak

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

9
menghasilkan CA 125, kecuali kista inklusi, permukaan epitel ovarium

yang mengalami metaplasia dan yang mengalami pertumbuhan kapiler.

Kadar normal paling tinggi yang disepakati untuk CA 125 adalah 35

U/ml. Pemeriksaan kadar CA 125 ini mempunyai spesifisitas dan

positive predictive value yang rendah. Hal ini karena pada kanker lain

seperti kanker pankreas, kanker mammae, kanker kandung kemih, kanker

liver, dan kanker paru, kadar CA 125 juga meningkat. Di samping itu,

pada keadaan bukan kanker seperti mioma uteri, endometriosis, kista

jinak ovarium, abses tuboovarian, sindroma hiperstimulasi ovarium,

kehamilan ektopik, kehamilan, dan menstruasi, kadar CA 125 juga

meningkat. Pada 83% penderita kanker ovarium epitelial, kadar CA 125

adalah ≥35 U/ml. kadar CA 125 yang meningkat ditemukan pada 50%

kanker ovarium stadium I dan pada 90% penderita kanker ovarium

epitelial stadium lanjut.

2) CA 72-4 atau TAG 72

Cancer Antigen 72 atau Tumor Associated Glycoprotein adalah suatu

glycoprotein surface antigen yang ditemukan pada kanker kolon, kanker

gaster, dan kanker ovarium. Terutama meningkat pada tumor jenis

musinosum.

3) M-SCF

Serum macrophage colony-stimulating factor (factor yang menstimulasi

koloni makrofrag) adalah sitokin yang dihasilkan oleh epitel ovarium

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

10
normal dan neoplastik. Kadarnya meningkat pada 68% penderita kanker

ovarium.

4) OVX1

Adalah antibody monoklonal. Kombinasi pemeriksaan OVX1 dengan M-

SCF dan CA 125 akan meningkatkan sensivitas pada penderita kanker

ovarium jika disbanding pemeriksaan CA 125 saja.

5) LPA

Lysophostidic acid (LPA) adalah suatu fosfolipid bioaktif. Peningkatan

LPA ditemukan pada 9 dari 10 penderita kanker ovarium stadium I dan

pada semua penderita kanker ovarium stadium IV.

6) Proteasin

Kombinasi pemeriksaan dengan CA 125 meningkatkan sensivitas

menjadi 92% dan spesifitas menjadi 94% dalam deteksi kanker ovarium

jenis mukinosum. (Busmar, 2006:490)

H. Penatalaksanaan

1. Pembedahan

Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh

insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan

kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.

2. Biopsi

Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung,

untuk mendukung pembedahan.

3. Second look Laparotomi

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

11
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim

dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.

4. Kemoterapi

Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor

ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens

alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic

seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).

5. Penanganan lanjut

a. Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali

b. Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan

c. Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan

d. Seterusnya tiap 1 tahun sekali

6. Operasi

Tindakan operasi dilakukan sangat tergantung dari kondisi kesehatan

pasien dan sejauh mana kanker itu telah menyebar dalam tubuh. Di

bawah ini ada contoh-contoh operasi yang kerap dilakukan untuk

menghentikan penyebaran kanker ovarium, yaitu :

a. Unilateral oophorectomy

b. Bilateral oophorectomy

c. Bilateral salpingectomy

d. Unilateral dan bilateral salpingo-oophorectomy

e. Radical hysterectomy

f. Cytoreduction

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

12
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan dasar utama dari proses keperawatan, pengumpulan

data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan

dan pola pertahanan pasien, mengidentifikasi kekuatan pasien serta

merumuskan diagnosa keperawatan (Mocthar, 2006)

a. Dasar data pengkajian

1) Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat

dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya faktor-faktor

yang mempengaruhi tidur misalnya nyeri, ansietas, berkeringat

malam, keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan. Pekerjaan atau

profesi dengan pemajanan karsinoma lingkungan, tingkat stres

tinggi.

2) Sirkulasi

Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja, perubahan

TD

3) Integritas ego

Gejala : Faktor stres (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan

cara mengatasi stres (misal merokok, minum alkohol, menunda

mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual). Masalah tentang

perubahan dalam penampilan misal alopesia, lesi cacat,

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

13
pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus

asa, tidak mampu, tidak bermakna, rasa bersalah, kehilangan

kontrol, depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah

4) Eliminasi

Gejala : Perubahan pada pola defekasi misal darah pada feces,

nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius misal nyeri atau

rasa terbakar pada saat berkemih sering berkemih.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi abdomen.

5) Makanan/cairan

Gejala : Kebiasaan diet buruk (misal rendah serat, tinggi lemak,

aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi

makanan.

Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.

6) Neurosensori

Gejala : Pusing

7) Nyeri/kenyamanan

Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal

ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan

proses penyakit)

8) Keamanan

Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinoma, pemajanan

Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

14
9) Pernapasan

Gejala : Merokok (tembakau, hidup dengan seseorang yang

merokok), pemajanan asbes.

10) Seksualitas

Gejala : Masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan

pada tingkat kepuasan nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun,

multigravida, pasangan seks multipel, aktivasi seksual dini, herpes

genital.

11) Interaksi social

Gejala : Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung, riwayat

perkawinan (berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau

bantuan), masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran.

B. Diagnosa

1. Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas

2. Nyeri akut berhubungan dengan neoplasma

3. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan

4. Gangguan Eliminasi Urin berhubungan dengan penurunan kapasitas

kandung kemih

5. Ansietas berhubungan dengan ancaman terhadap kematian

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

15
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis
No Luaran
Keperawatan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Kaji pola nafas atau vital sign 1. Untuk mengetahui pola napas.
2. Berikan posisi untuk memaksimalkan 2. Agar pasien dapat bernapas
ventilasi. dengan optimal/lebih baik
3. Ajarkan teknik napas dalam 3. Napas dalam memudahkan
Pola nafas tidak Pola nafas
1 ekspansi paru-Pru/ jalan napas
efektif membaik
lebih kecil.
4. Kolaborasi pemberian O2 4. Memaksimalkan pernapasan
dan menurunkan kerja otot
pernapasan.
1. Identifikasi nyeri secara komprehensif 1. Mengidentifikasi derajat nyeri
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dan membantu dalam
Nyeri akut frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi. menentukan intervensi
2. Nyeri Akut
menurun berikutnya.
2. Observasi isyarat non verbal
ketidaknyamanan. 2. Untuk mengetahui keadaan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

16
3. Beri posisi yang nyaman pada tulang umum pasien.
yang fraktur sesuai anatomi. 3. Membantu mengurangi nyeri
yang dirasakan pasien dan
meningkatkan relaksasi.
4. Berikan informasi tentang nyeri seperti 4. Agar pasien mampu mengontrol
penyebab nyeri dan berapa lama akan nyeri.
berlangsung.
5. Ajarkan penggunaan tekhnik 5. Untuk memberikan
nonfarmakologi manajemen nyeri pengetahuan kepada pasien dan
(misalnya imajinasi terbimbing, keluarga pasien apabila nyeri
relaksasi, distraksi, kompres hangat datang.
atau dingin dan massase)
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik 6. Analgetik dapat meringankan
rasa nyeri yang dirasakan
pasien.

3. Nutrisi 1. Identifikasi asupan oral 1. Mengetahui status nutrisi pasien


Defisit Nutrisi
membaik sebagai data dasar untuk

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

17
intervensi selanjutnya.

2. Dorong pasien untuk makan 1. Agar isi lambung tidak kosong


makanannya sedikit demi sedikit. dan memperbaiki keadaan
sistem pencernaan.
3. Berikan makan sedikit tapi sering 2. Makanan mempunyai efek
sesuai indikasi pasien. penetralisir asam, juga
menghancurkan kandungan
gaster. Makan sedikit mencegah
distensi dan haluaran gastrin.
3. Penjelasan tersebut bisa
4. Edukasi pasien dan keluarga tentang membuat pasien mengerti dan
manfaat nutrisi. memahami sehingga kebutuhan
nutrisi dapat terpenuhi.
5. Kolaborasi kepada ahli gizi untuk 4. Mengetahui makanan apa saja
menentukan komposisi diet. yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

18
1. Monitor pengeluaran urin termasuk 1. Berguna untuk mengevaluasi
frekuensi, konsistensi, volume, dan
obstruksi dan pemilihan
warna urin urin tiap 8 jam.
intervensi yang tepat.

2. Monitor hasil pemeriksaan 2. Peninggian BUN, kreatinin dan


laboratorium (elektrolit, BUN,
elektrolit menunjukkan
kreatinin)
disfungsi ginjal

3. Bantu pasien memilih posisi yang 3. Mendorong pasase urine dan


Gangguan eliminasi Eliminasi urin
4. nyaman untuk berkemih
urin membaik meningkatkan rasa normalitas.

4. Peningkatan aliran cairan


4. Anjurkan pasien untuk minum 8 liter
per hari mempertahankan perfusi ginjal

dan membersihkan ginjal dan

kandung kemih dari

pertumbuhan bakteri.
5. Penatalaksanaan pemasangan kateter
5. Membantu untuk
urin dan pemberian obat sesuai

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

19
indikasi. meminimalkan distensi

kandung kemih.

1. Identifikasi penyebab ansietas. 1. Untuk mengetahui penyebab

ansietas.

2. bina hubungan saling percaya 2. hubungan saling percaya adalah

Ansietas Ansietas dasar hubungan terpadu yang

5. berhubungan menurun 3. Jelaskan semua prosedur dan dengarkan mendukung pasien

dengan ancaman keluhan klien. 3. Memberikan pemahaman

terhadap kematian 4. berikan dukungan emosional sikap terhadap semua prosedur yang

hangat dan empati. dilakukan.

4. Untuk mengurangi kecemasan

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

20
DAFTAR PUSTAKA

Ari. 2008. Karsinoma Ovarium. http://www.detak.org diakses tanggal 13 Januari


2009.

Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan
Nasional Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Jakarta.

Ginekologi, Bagian Obstetri Dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UNPAD,


Elstar offset, Bandung

Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan
Tingkat Kesuburan yang Rendah. http://www.berbagisehat.com diakses
tanggal 26 Mei 2009.

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit
Buku Kedokteran ECG. Jakarta

Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kandungan, Tridasa Printer, Jakarta

Rasjidi, Imam, 2007, Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi Berdasarkan


Evidence Base,Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Syafir, 2011. Gejala Kanker ovarium, http://www.syafir.com/2011/03/01/gejala-


kanker-ovarium

Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor.
Jakarta.

Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV


Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

21

Anda mungkin juga menyukai