LP Indrhi GSR
LP Indrhi GSR
A. Definisi
Kanker ovarium berasal dari sel - sel yang menyusun ovarium yaitu sel
epitelial, sel germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat
berasal dari metastasis organ lainnya terutama sel kanker payudara dan
kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai kanker ovarium. (Andesa,
Hesa, 2010)
Kanker ovarium disebut sebagai “the silent lady killer” karena sulit
B. Etiologi
Bila timbul kanker, biasanya tanpa gejala pada awalnya sehingga sulit
gejala, sering kali sudah bukan stadium dini. Maka terdapat 60-70% pasien
1
Penyebab kanker ovarium hingga kini belum jelas, tapi faktor lingkungan dan
namun ada beberapa faktor risiko yang dapat menimbulkan penyakit kanker
ovarium yaitu :
karsinoma.
d. Menarche dini
g. Merokok
h. Alkohol
j. Nulipara
k. Infertilitas
Gejala umum bervariasi yang biasanya muncul pada kanker ovarium adalah
a. Dispepsia
2
b. Menoragia
D. Klasifikasi
pada umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, namun
merupakan jenis tumor yang paling sering dan penyebab kematian terbesar
histologinya bervariasi)
3
b. Germ cell (25% dari semua kanker ovarium).
a) Disgermioma
c) Teratoma imatur
d) Koriokarsinoma
f) Embrional karsinoma
c. Sex cord stromal (5% dari semua kanker ovarium) terdiri atas sel
hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan (Ari,
2008).
ovarium primer
(FIGO,1987)
4
Ia Pertumbuhan terbatas pada satu ovarium, tidak ada asites
kapsul intak
perluasan ke panggul.
5
mikroskopik adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan
peritoneum abdominal.
negatif
positif.
E. Patofisiologi
Tumor ganas ovarium yang bersal dari epitel permukaan tipe serosa 50 –
60%, tipe endometroid dan musinosa 10 – 20 %, tipe clear cell 5%, dan tipe
pada wanita usia tua dibanding tipe tipe serosa dan endometroid. jenis
menurun. (Wiknjosastro 2007. Hal 520). Tumor sel stroma berasal dari
6
mesenkim ovarium dan menghasilkan hormon yang dapat berubah menjadi
Sel tumor granulosa dengan atau tanpa komponen sel theoa tumor
tersering pada kelompok ini. Thecoma jarang dan biasanya jinak. Keduanya
tergantung pada usia wanita, dapat terjadi pubertas prekots, pendarahan inter
F. Komplikasi
1. Asites
2. Efusi Pleura
2. Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga
7
G. Pemeriksaan Penunjang
b. Ultrasonografi
USG dapat membedakan tumor kistik dengan tumor yang padat. Pada
bagian pelvis atau daerah lain dengan merekam pola suara yang
8
adanya metastasis ke hepar dan kelenjar getah bening, asites, dan
radiasi, (2) risiko reaksi alergi terhadap zat kontras, (3) kurang tegas
dalam membedakan tumor kistik dengan tumor padat, dan (4) biaya
mahal.
d. X-ray
Jika dibandingkan dengan CT-scan, MRI tidak lebih baik dalam hal
f. Endoskop
1) CA-125
CA 125 adalah antigen yang dihasilkan oleh epitel coelom (sel mesotelial
9
menghasilkan CA 125, kecuali kista inklusi, permukaan epitel ovarium
positive predictive value yang rendah. Hal ini karena pada kanker lain
liver, dan kanker paru, kadar CA 125 juga meningkat. Di samping itu,
adalah ≥35 U/ml. kadar CA 125 yang meningkat ditemukan pada 50%
musinosum.
3) M-SCF
10
normal dan neoplastik. Kadarnya meningkat pada 68% penderita kanker
ovarium.
4) OVX1
5) LPA
6) Proteasin
menjadi 92% dan spesifitas menjadi 94% dalam deteksi kanker ovarium
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
2. Biopsi
11
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim
4. Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor
5. Penanganan lanjut
6. Operasi
pasien dan sejauh mana kanker itu telah menyebar dalam tubuh. Di
a. Unilateral oophorectomy
b. Bilateral oophorectomy
c. Bilateral salpingectomy
e. Radical hysterectomy
f. Cytoreduction
12
BAB II
A. Pengkajian
data yang akurat dan sistematis akan membantu pemantauan status kesehatan
1) Aktivitas/istirahat
tinggi.
2) Sirkulasi
TD
3) Integritas ego
13
pembedahan. Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus
kontrol, depresi.
4) Eliminasi
5) Makanan/cairan
makanan.
6) Neurosensori
Gejala : Pusing
7) Nyeri/kenyamanan
proses penyakit)
8) Keamanan
14
9) Pernapasan
10) Seksualitas
genital.
B. Diagnosa
kandung kemih
15
Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis
No Luaran
Keperawatan Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Kaji pola nafas atau vital sign 1. Untuk mengetahui pola napas.
2. Berikan posisi untuk memaksimalkan 2. Agar pasien dapat bernapas
ventilasi. dengan optimal/lebih baik
3. Ajarkan teknik napas dalam 3. Napas dalam memudahkan
Pola nafas tidak Pola nafas
1 ekspansi paru-Pru/ jalan napas
efektif membaik
lebih kecil.
4. Kolaborasi pemberian O2 4. Memaksimalkan pernapasan
dan menurunkan kerja otot
pernapasan.
1. Identifikasi nyeri secara komprehensif 1. Mengidentifikasi derajat nyeri
termasuk lokasi, karakteristik, durasi, dan membantu dalam
Nyeri akut frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi. menentukan intervensi
2. Nyeri Akut
menurun berikutnya.
2. Observasi isyarat non verbal
ketidaknyamanan. 2. Untuk mengetahui keadaan
16
3. Beri posisi yang nyaman pada tulang umum pasien.
yang fraktur sesuai anatomi. 3. Membantu mengurangi nyeri
yang dirasakan pasien dan
meningkatkan relaksasi.
4. Berikan informasi tentang nyeri seperti 4. Agar pasien mampu mengontrol
penyebab nyeri dan berapa lama akan nyeri.
berlangsung.
5. Ajarkan penggunaan tekhnik 5. Untuk memberikan
nonfarmakologi manajemen nyeri pengetahuan kepada pasien dan
(misalnya imajinasi terbimbing, keluarga pasien apabila nyeri
relaksasi, distraksi, kompres hangat datang.
atau dingin dan massase)
6. Kolaborasi dalam pemberian obat
analgetik 6. Analgetik dapat meringankan
rasa nyeri yang dirasakan
pasien.
17
intervensi selanjutnya.
18
1. Monitor pengeluaran urin termasuk 1. Berguna untuk mengevaluasi
frekuensi, konsistensi, volume, dan
obstruksi dan pemilihan
warna urin urin tiap 8 jam.
intervensi yang tepat.
pertumbuhan bakteri.
5. Penatalaksanaan pemasangan kateter
5. Membantu untuk
urin dan pemberian obat sesuai
19
indikasi. meminimalkan distensi
kandung kemih.
ansietas.
terhadap kematian 4. berikan dukungan emosional sikap terhadap semua prosedur yang
20
DAFTAR PUSTAKA
Busmar, Boy, 2006, Kanker ovarium dalam Aziz, M. Farid, dkk., Buku Acuan
Nasional Onkologi Ginekologi, Cetakan I. Yayasan Bina Pustaka Sarwono.
Jakarta.
Hartini. 2008. Kista, Tumor, dan Kanker Ovarium Berhubungan Erat dengan
Tingkat Kesuburan yang Rendah. http://www.berbagisehat.com diakses
tanggal 26 Mei 2009.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2005. Dasar-dasar Teknik Operasi Ginekologi. Penerbit
Buku Kedokteran ECG. Jakarta
Yatim, Faisal, 2008, Penyakit Kandungan, Edisi II. Pustaka Popouler Obor.
Jakarta.
21