Anda di halaman 1dari 41

BAB I

KONSEP DASAR MEDIS

A. Definisi

Persalinan adalah suatu proses yang dialami, peristiwa normal, namun

apabila tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal

(Mufdillah & Hidayat, 2008).

Persalinan adalah suatu proses terjadinya pengeluaran bayi yang cukup

bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan

selaput janin dari tubuh ibu (Mitayani, 2009).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi

belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada

ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2006).

B. Sebab-Sebab Persalinan

Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori

menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim,

pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Hafifah, 2011)

1. Teori penurunan hormone

1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone

progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot –

otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah

sehingga timbul his bila progesterone turun.

2. Teori placenta menjadi tua

1
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan

kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.

3. Teori distensi rahim

Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-

otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

4. Teori iritasi mekanik

Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila

ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus.

5. Induksi partus

Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan

dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,

amniotomi pemecahan ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin

menurut tetesan perinfus.

C. Tanda-Tanda Mulainya Persalinan

Tanda-tanda permulaan persalinan adalah Lightening atau settling atau

dropping yang merupakan kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama

pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun. Perasaan

sering-sering atau susah buang air kecil karena kandung kemih tertekan oleh

bagian terbawah janin. Perasaan sakit diperut dan dipinggang oleh adanya

kontraksi-kontraksi lemah diuterus (fase labor pains). Servik menjadi lembek,

mulai mendatar dan sekresinya bertambah bisa bercampur darah (bloody

show) (Haffieva, 2011).

2
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Tanda-Tanda In Partu :

1. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat, sering dan teratur.

2. Keluar lendir dan bercampur darah yang lebih banyak, robekan kecil pada

bagian servik.

3. Kadang-kadang ketuban pecah

4. Pada pemeriksaan daam, servik mendatar

D. Faktor Persalinan

1. Passage (Jalan Lahir)

Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari

rongga panggul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan

plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir

tersebut harus normal. Passage terdiri dari :

a. Bagian keras tulang-tulang panggul (rangka panggul)

1) Os. Coxae

2) Os illium

3) Os. Ischium

4) Os. Pubis

5) Os. Sacrum = promotorium

6) Os. Coccygis

b. Bagian lunak : otot-otot, jaringan dan ligamen-ligamen

Pintu Panggul

a. Pintu atas panggul (PAP) = Disebut Inlet dibatasi oleh promontorium,

linea inominata dan pinggir atas symphisis.

3
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
b. Ruang tengah panggul (RTP) kira-kira pada spina ischiadica, disebut

midlet

c. Pintu Bawah Panggul (PBP) dibatasi simfisis dan arkus pubis, disebut

outlet

d. Ruang panggul yang sebenarnya (pelvis cavity) berada antara inlet

dan outlet.

Bidang-bidang :

a. Bidang Hodge I : dibentuk pada lingkaran PAP dengan bagian atas

symphisis dan promontorium

b. Bidang Hodge II : sejajar dengan Hodge I setinggi pinggir bawah

symphisis.

c. Bidang Hodge III : sejajar Hodge I dan II setinggi spina ischiadika

kanan dan kiri.

d. Bidang Hodge IV : sejajar Hodge I, II dan III setinggi os coccygis

2. Power

Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri

dari his atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power

merupakan tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh

adanya kontraksi dan retraksi otot-otot rahim.

Kekuatan yang mendorong janin keluar (power) terdiri dari :

a. His (kontraksi otot uterus)

Adalah kontraksi uterus karena otot – otot polos rahim bekerja dengan

baik dan sempurna. Pada waktu kontraksi otot – otot rahim

4
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum uteri

menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amneon ke

arah segmen bawah rahim dan serviks.kontraksi otot-otot dinding perut

b. kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan

c. ketegangan dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum

Perubahan-perubahan akibat his :

a. Pada uterus dan servik, Uterus teraba keras/padat karena kontraksi.

Tekanan hidrostatis air ketuban dan tekanan intrauterin naik serta

menyebabkan serviks menjadi mendatar (effacement) dan terbuka

(dilatasi).

b. Pada ibu Rasa nyeri karena iskemia rahim dan kontraksi rahim. Juga

ada kenaikan nadi dan tekanan darah.

c. Pada janin Pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-plasenter kurang,

maka timbul hipoksia janin. Denyut jantung janin melambat

(bradikardi) dan kurang jelas didengar karena adanya iskemia

fisiologis.

Dalam melakukan observasi pada ibu – ibu bersalin hal – hal yang

harus diperhatikan dari his:

a. Frekuensi his Jumlah his dalam waktu tertentu biasanya permenit atau

persepuluh menit.

b. Intensitas his Kekuatan his diukurr dalam mmHg. intensitas dan

frekuensi kontraksi uterus bervariasi selama persalinan, semakin

meningkat waktu persalinan semakin maju. Telah diketahui bahwa

5
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
aktifitas uterus bertambah besar jika wanita tersebut berjalan – jalan

sewaktu persalinan masih dini.

c. Durasi atau lama his Lamanya setiap his berlangsung diukur dengan

detik, misalnya selama 40 detik.

d. Datangnya his Apakah datangnya sering, teratur atau tidak.

e. Interval Jarak antara his satu dengan his berikutnya, misalnya his

datang tiap 2 sampe 3 menit

f. Aktivitas his Frekuensi x amplitudo diukur dengan unit Montevideo.

3. Passanger

Passanger terdiri dari janin dan plasentaa. Janin merupakan

passangge utama dan bagian janin yang paling penting adalah kepala

karena bagian yang paling besar dan keras dari janin adalah kepala janin.

Posisi dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan.

Kelainan – kelainan yang sering menghambat dari pihak

passangger adalah kelainan ukuran dan bentuk kepala anak seperti

hydrocephalus ataupun anencephalus, kelainan letak seperti letak muka

atau pun letak dahi, kelainan kedudukan anak seperti kedudukan lintang

atau letak sungsang.

4. Psikis (Psikologis)

Perasaan positif berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah

benar-benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa

bangga bias melahirkan atau memproduksi anaknya. Mereka seolah-olah

6
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai

suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.

Psikologis meliputi :

a. Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual

b. Pengalaman bayi sebelumnya

c. Kebiasaan adat

d. Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu

Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:

a. Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan

b. Persalinan sebagai ancaman pada self-image

c. Medikasi persalinan

d. Nyeri persalinan dan kelahiran

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan dalam hal ini Bidan adalah

mengantisipasi dan menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu

dan janin. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong

dalam menghadapi proses persalinan.

E. Kala Persalinan

Persalinan dibagi dalam empat kala menurut Prawirohardjo (2006) yaitu:

1. Kala I (kala pembukaan)

In partu (partu mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah,

servik mulai membuka dan mendatar, darah berasal dari pecahnya

pembuluh darah kapiler, kanalis servikalis.

7
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Kala pembukaan dibagi menjadi 2 fase :

a. Fase laten

Pembukaan servik berlangsung lambat, sampai pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

b. Fase aktif

Berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 sub fase :

1) periode akselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm.

2) periode dilatasi maksimal (steady) selama 2 jam, pembukaan

berlangsung 2 jam, cepat menjadi 9 cm.

3) periode deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm.

Akhir kala I servik mengalami dilatasi penuh, uterus servik dan

vagina menjadi saluran yang continue, selaput amnio ruptur, kontraksi

uterus kuat tiap 2-3 menit selama 50-60 detik untuk setiap kontraksi,

kepala janin turun ke pelvis.

2. Kala II (pengeluaran janin)

His terkoordinir cepat dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,

kepala janin telah turun dan masuk ruang panggul, sehingga terjadilah

tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflek menimbulkan

rasa ngedan karena tekanan pada rectum sehingga merasa seperti BAB

dengan tanda anus membuka. Pada waktu his kepala janin mulai

kelihatan, vulva membuka dan perineum meregang. Dengan his

8
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
mengedan yang terpimpin akan lahir dan diikuti oleh seluruh badan janin.

Kala II pada primi 1.5-2 jam, pada multi 0.5 jam.

Mekanisme persalinan

Janin dengan presentasi belakang kepala, ditemukan hampir sekitar

95 % dari semua kehamilan.Presentasi janin paling umum dipastikan

dengan palpasi abdomen dan kadangkala diperkuat sebelum atau pada saat

awal persalinan dengan pemeriksaan vagina (toucher). Pada kebanyakan

kasus, presentasi belakang kepala masuk dalampintu atas panggul dengan

sutura sagitalis melintang. Oleh karena itu kita uraikan dulu mekanisme

persalinan dalam presentasi belakang kepala dengan posisi ubun-ubun

kecil melintang dan anterior.

Karena panggul mempunyai bentuk yang tertentu , sedangkan

ukuran-ukuran kepala bayi hampir sama besarnya dengan dengan ukuran

dalam panggul, maka jelas bahwa kepala harus menyesuaikan diri dengan

bentuk panggul mulai dari pintu atas panggul, ke bidang tengah panggul

dan pada pintu bawah panggul, supaya anak dapat lahir. Misalnya saja jika

sutura sagitalis dalam arah muka belakang pada pintu atas panggul, maka

hal ini akan mempersulit persalinan, karena diameter antero posterior

adalah ukuran yang terkecil dari pintu atas panggul. Sebaliknya pada pintu

bawah panggul, sutura sagitalis dalam jurusan muka belakang yang

menguntungkan karena ukuran terpanjang pada pintu bawah panggul ialah

diameter antero posterior.

Gerakan-gerakan utama dari mekanisme persalinan adalah :

9
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
a. Penurunan kepala.

b. Fleksi.

c. Rotasi dalam ( putaran paksi dalam)

d. Ekstensi.

e. Ekspulsi.

f. Rotasi luar ( putaran paksi luar)

Dalam kenyataannya beberapa gerakan terjadi bersamaan, akan

tetapi untuk lebih jelasnya akan dibicarakan gerakan itu satu persatu.

a. Penurunan Kepala.

Pada primigravida, masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul

biasanya sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan, tetapi pada

multigravida biasanya baru terjadi pada permulaan persalinan.

Masuknya kepala ke dalam PAP, biasanya dengan sutura sagitalis

melintang dan dengan fleksi yang ringan. Masuknya kepala melewati

pintu atas panggul (PAP), dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu bila

sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara

simpisis dan promontorium.

Pada sinklitismus os parietal depan dan belakang sama tingginya. Jika

sutura sagitalis agak ke depan mendekati simpisis atau agak ke

belakang mendekati promontorium, maka dikatakan kepala dalam

keadaan asinklitismus, ada 2 jenis asinklitismus yaitu :

1) Asinklitismus posterior : Bila sutura sagitalis mendekati simpisis

dan os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan.

10
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
2) Asinklitismus anterior : Bila sutura sagitalis mendekati

promontorium sehingga os parietal depan lebih rendah dari os

parietal belakang.

3) Derajat sedang asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal,

tetapi kalau berat gerakan ini dapat menimbulkan disproporsi

sepalopelvik dengan panggul yang berukuran normal sekalipun.

Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II

persalinan. Hal ini disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi

dari segmen atas rahim, yang menyebabkan tekanan langsung fundus

pada bokong janin. Dalam waktu yang bersamaan terjadi relaksasi dari

segmen bawah rahim, sehingga terjadi penipisan dan dilatasi servik.

Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.

Penurunan kepala ini juga disebabkan karena tekanan cairan intra

uterine, kekuatan mengejan atau adanya kontraksi otot-otot abdomen

dan melurusnya badan anak.

1) Sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di

antara simpisis dan promontorium.

2) Sutura sagitalis mendekati simpisis dan os parietal belakang lebih

rendah dari os parietal depan

3) Sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietal

depan lebih rendah dari os parietal belakang

b. Fleksi

11
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Pada awal persalinan, kepala bayi dalam keadaan fleksi yang

ringan. Dengan majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada

pergerakan ini dagu dibawa lebih dekat ke arah dada janin sehingga

ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar hal ini disebabkan

karena adanya tahanan dari dinding seviks, dinding pelvis dan lantai

pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5

cm) menggantikan diameter suboccipito frontalis (11 cm). sampai di

dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi

maksimal.

c. Rotasi Dalam (Putaran Paksi Dalam)

Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan

sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan janin

memutar ke depan ke bawah simpisis. Pada presentasi belakang kepala

bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil dan bagian inilah

yang akan memutar ke depan kearah simpisis. Rotasi dalam penting

untuk menyelesaikan persalinan, karena rotasi dalam merupakan suatu

usaha untuk menyesuaikan posisi kepala dengan bentuk jalan lahir

khususnya bidang tengah dan pintu bawah panggul.

d. Ekstensi

Sesudah kepala janin sampai di dasar panggul dan ubun-ubun kecil

berada di bawah simpisis, maka terjadilah ekstensi dari kepala janin.

Hal ini di sebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah

panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga kepala harus

12
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
mengadakan fleksi untuk melewatinya. Kalau kepala yang fleksi penuh

pada waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka

kepala akan tertekan pada perineum dan dapat menembusnya.

Subocciput yang tertahan pada pinggir bawah simpisis akan

menjadi pusat pemutaran (hypomochlion), maka lahirlah berturut-turut

pada pinggir atas perineum: ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan

dagu bayi dengan gerakan ekstensi.

e. Rotasi Luar (Putaran Paksi Luar)

Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu

kepala bayi memutar kembali ke arah punggung anak untuk

menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi

dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di dalam rongga

panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang

dilaluinya, sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu

mengalami putaran dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial)

menempatkan diri dalam diameter anteroposterior dari pintu bawah

panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga melanjutkan putaran

hingga belakang kepala berhadapan dengan tuber ischiadikum sepihak.

f. Ekspulsi

Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah simpisis

dan menjadi hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah

kedua bahu bayi lahir , selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan

searah dengan sumbu jalan lahir.

13
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Dengan kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan

janin dengan ukuran yang rata-rata, sebagian besar oksiput yang

posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai dasar

panggul, dan persalinan tidak begitu bertambah panjang. Tetapi pada

kira-kira 5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi.

Sebagai contoh kontraksi yang buruk atau fleksi kepala yang salah atau

keduanya, rotasi mungkin tidak sempurna atau mungkin tidak terjadi

sama sekali, khususnya kalau janin besar.

3. Kala III (pengeluaran plasenta)

Setelah bayi lahir, kontraksi, rahim istirahat sebentar, uterus teraba

keras dengan fundus uteri sehingga pucat, plasenta menjadi tebal 2x

sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his, dalam waktu 5-10

menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong kedalam vagina dan akan lahir

secara spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simpisis/fundus

uteri, seluruh proses berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir.

Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-

200 cc.

a. Pelepasan Placenta

Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume

rongga uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat

implantasi placenta juga terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta

tidak berubah, sehingga menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan

akhirnya terlepas dari dinding uterus. Plasenta terlepas sedikit demi

14
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
sedikit. Terjadi pengumpulan perdarahan diantara ruang placenta dan

desidua basalis yang retro placenter hematom. Setelah plasenta

terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus atau vagina.

Menurut Mochtar (1998) fase – fase dalam pengluaran uri meliputi :

Fase pelepasan uri. Cara lepasnya luri ada beberapa macam, yaitu :

1) Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari

sentral/bagian tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta.

Tanda pelepasan dari tengah ini mengakibatkan perdaran tidak

terjadi sebelum plasenta lahir. Perdaran terjadi setelah placenta

lahir.

2) Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau

bersamaan dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan

darah sebelum plasenta lahir

a) Tanda-tanda pelepasan plasenta

b) Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler

akibat dari kontraksi uterus.

c) Semburan darah tiba-tiba

d) Tali pusat memanjang

e) Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan

menempati segmen bawah rahim, maka uterus muncul pada

rongga abdomen

b. Pengeluaran plasenta

Perasat – perasat untuk mengetahui lepasnya uri, antara lain :

15
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
1) Kustner, dengan meletakkan tangan disertai tekanan pada atas

simfisis, tali pusat di tegangkan maka bila tali pusat masuk (belum

lepas), jika diam atau maju ( sudah lepas).

2) Klein, saat ada his, rahim kita dorong sedikit, bila tali pusat

kembali ( belum lepas), diam atau turun ( sudah lepas).

3) Strassman, tegangkan tali pusat dan ketok fundus bila tali pusat

bergetar (belum lepas), tidak bergetar (sudah lepas), rahim

menonjol di atas simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim

bundar dank eras, keluar darah secara tiba – tiba

4. Kala IV

Pengawasan, selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir,

mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post

partum. Dengan menjaga kondisi kontraksi dan retraksi uterus yang kuat

dan terus-menerus. Tugas uterus ini dapat dibantu dengan obat-obat

oksitosin.

F. Pemeriksaan Penunjang

1. USG

2. Pemeriksaan Hb

G. Penatalaksanaan

Menurut Wiknjosastro (2005), penatalaksanaan yang diberikan untuk

penanganan plasenta previa tergantung dari jenis plasenta previanya yaitu:

1. Kaji kondisi fisik klien

2. Menganjurkan klien untuk tidak coitus

16
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
3. Menganjurkan klien istirahat

4. Mengobservasi perdarahan

5. Memeriksa tanda vital

6. Memeriksa kadar Hb

7. Berikan cairan pengganti intravena RL

8. Berikan betametason untuk pematangan paru bila perlu dan bila fetus

masih premature

H. Persiapan Persalinan

1. Ibu :

a. Gurita, 3 buah

b. Baju tidur, 3 buah

c. Underware secukupnya

d. Handuk, sabun, shampoo, sikat gigi dan pasta gigi

e. Pembalut khusus, 1 bungkus

f. Under pad (dapat dibeli di apotik), 3 lembar

2. Bayi :

a. Popok dan gurita bayi, 1-2 buah

b. Baju bayi, 1-2 buah

c. Diaper (popok sekali pakai) khusus new baby born, 1-2 buah

d. Selimut,topi dan kaos kaki bayi

e. Perlengkapan Resusitasi bayi baru lahir

3. Penolong :

17
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
a. Memakai APD, terdiri dari : Sarung Tangan steril, Masker, Alas kaki,

celemek

b. Menyiapkan tempat persalinan, perlengkapan dan bahan

Penolong persalinan harus menilai ruangan dimana proses persalinan

akan berlangsung. Ruangan tersebut harus memiliki pencahayaan atau

penerangan yang cukup. Tempat tidur dengan kasur yang dilapisi kain

penutup yang bersih, kain tebal, dan pelapis anti bocor. Ruangan harus

hangat (tetapi jangan pamas), harus rersedia meja atau permukaan

yang bersih dan mudah dijangkau untuk meletakkan peralatan yang

diperlukan.

c. Menyiapkan tempat dan lingkungan kelahiran bayi.

Memastikan bahwa rungan tersebut bersih, hangat (minimal 25oC,

pencahayaan cukup dan bebas dari tiupan angin.

4. Alat :Partus Set (didalam wadah stenis yang berpenutup) :

a. 2 klem Kelly atau 2 klem kocher

b. Gunting tali pusat

c. Benang tali pusat

d. Kateter nelaton

e. Gunting episiotomy

f. Alat pemecah selaput ketuban

g. 2 psang sarung tangan dtt

h. Kasa atau kain kecil

i. Gulungan kapas basah

18
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
j. Tabung suntik 3 ml dengan jarum i.m sekali pakai

k. Kateter penghisap de lee (penghisap lender)

l. 4 kain bersih

m. 3 handuk atau kain untuk mengeringkan bayi

Bahan :

a. Partograf

b. Termometer

c. Pita pengukur

d. Feteskop / dopler

e. Jam tangan detik

f. Stetoskop

g. Tensi meter

h. Sarung tangan bersih

5. Obat-Obatan

Ibu:

a. 8 Ampul Oksitosin 1 ml 10 U (atau 4 oksitosin 2ml U/ml

b. 20 ml Lidokain 1% tanpa Epinefrin atau 10ml Lidokain 2% tanpa

Epinefrin

c. 3 botol RL

d. 2 Ampul metal ergometrin maleat ( disimpan dalam suhu 2-80C

Bayi:

a. Salep mata tetrasiklin

b. Vit K 1 mg

19
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
BAB II

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

1. Kala I (Fase Laten)

a. Pengakajian

1) Integritas ego : Klien tampak tenang atau cemas

2) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi regular, terjadi peningkatan frekuensi durasi atau keparahan

3) Seksualitas

4) Servik dilatasi 0-4 cm mungkin ada lender merah muda kecoklatan

atau terdiri dari flek lendir.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Ansietas b/d krisis situasi kebutuhan tidak terpenuhi.

2) Kurang pengetahuan tentang kemajuan persalinan b/d kurang

mengingat informasi yang diberikan, kesalahan interpretasi informasi.

3) Risiko tinggi terhadap infeksi maternal b/d pemeriksaan vagina

berulang dan kontaminasi fekal.

4) Risiko tinggi terhadap kekurangan cairan b/d masukan dan

peningkatan kehilangan cairan melalui pernafasan mulut.

5) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d

ketidakadekuatan system pendukung.

2. Kala I (Fase Aktif)

a. Pengkajian

1) Aktivitas istirahat

20
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Klien tampak kelelahan.

2) Integritas ego

Klien tampak serius dan tampak hanyut dalam persalinan ketakutan

tentang kemampuan mengendalikan pernafasan.

3) Nyeri atau ketidaknyamanan

Kontraksi sedang, terjadi 2, 5-5 menit dan berakhir 30-40 detik.

4) Keamanan

Irama jantung janin terdeteksi agak di bawah pusat, pada posisi

vertexs.

5) Seksualitas

6) Dilatasi servik dan 4-8 cm (1, 5 cm/jam pada multipara dan 1,2/ jam

pada primipara)

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut berhubungan dengan tekanan mekanik dari bagian

presentasi.

2) Gangguan eliminasi urin b/d perubahan masukan dan kompresi

mekanik kandung kemih.

3) Risiko tinggi terhadap koping individu tidak efektif b/d krisis situasi.

4) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d efek obat-obatan

pertambahan mobilitas gastrik.

3. Kala II

a. Pengkajian

21
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
1) Aktivitas/ istirahat

a) Melaporkan kelelahan

b) Melaporkan ketidakmampuan melakukan dorongan sendiri / teknik

relaksasi

c) Lingkaran hitam di bawah mata

2) Sirkulasi

Tekanan darah meningkat 5-10 mmHg

3) Integritas ego

Dapat merasakan kehilangan kontrol / sebaliknya

4) Eliminasi

Keinginan untuk defekasi, kemungkinan terjadi distensi kandung

kemih

5) Nyeri / ketidaknyamanan

a) Dapat merintih / menangis selama kontraksi

b) Melaporkan rasa terbakar / meregang pada perineum

c) Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong

d) Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 menit

6) Pernafasan

Peningkatan frekwensi pernafasan

7) Seksualitas

a) Servik dilatasi penuh (10 cm)

b) Peningkatan perdarahan pervagina

c) Membrane mungkin rupture, bila masih utuh

22
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
d) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b/d tekanan mekanis pada bagian presentasi

2) Risiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit b/d pada interaksi

hipertonik

4. Kala III

a. Pengkajian

1) Aktivitas / istirahat

Klien tampak senang dan keletihan

2) Sirkulasi

a) Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan

kembali normal dengan cepat

b) Hipotensi akibat analgetik dan anastesi

c) Nadi melambat

3) Makan dan cairan

Kehilangan darah normal 250 – 300 ml

4) Nyeri / ketidaknyamanan

Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil

5) Seksualitas

a. Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas

b. Tali pusat memanjang pada muara vagina

23
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
b. Diagnosa Keperawatan

1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan

oral, muntah.

2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan

3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan

5. Kala IV

a. Pengkajian

1) Aktivitas

Dapat tampak berenergi atau kelelahan

2) Sirkulasi

Nadi biasanya lambat sampai (50-70x/menit) TD bervariasi, mungkin

lebih rendah pada respon terhadap analgesia/anastesia, atau meningkat

pada respon pemberian oksitisin atau HKK,edema, kehilangan darah

selama persalinan 400-500 ml untuk kelahiran pervagina 600-800 ml

untuk kelahiran saesaria

3) Integritas Ego

Kecewa, rasa takut mengenai kondisi bayi, bahagia

4) Eliminasi

Haemoroid, kandung kemih teraba di atas simfisis pubis

5) Makanan/cairan

Mengeluh haus, lapar atau mual

6) Neurosensori

24
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada adanya anastesi

spinal

7) Nyeri/ketidaknyamanan

Melaporkan nyeri, missal oleh karena trauma jaringan atau perbaikan

episiotomy, kandung kemih penuh, perasaan dingin atau otot tremor

8) Keamanan

Peningkatan suhu tubuh

9) Seksualitas

Fundus keras terkontraksi pada garis tengah terletak setinggi

umbilicus, perineum bebas dan kemerahan, edema, ekimosis,

striaemungkin pada abdomen, paha dan payudara.

b. Diagnosa Keperawatan

1) Nyeri akut b/d efek hormone, trauma,edema jaringan, kelelahan fisik

dan psikologis, ansietas

2) Resiko tinggi kekurangan volume cairan b/d kelelahan/ketegangan

miometri

25
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
INTERVENSI KALA I FASE LATEN

DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN

1. Ansietas Setelah dilakukan asuhan 1. Gunakan pendekatan yang 1. Klien dapat mengungkapkan
keperawatan selama menyenangkan penyebab kecemasannya
……..diharapkan ansietas 2. Temani pasien untuk 2. Pengurangan atau penghilangan
pasien berkurang dengan memberikan keamanan dan rangsang penyebab kecemasan
criteria hasil mengurangi takut dapat meningkatkan ketenangan
1. Klien dapat 3. Identifikasi tingkat kecemasan pada klien dan mengurangi
mengidentifikasi dan 4. Dorong pasien untuk tingkat kecemasannya
mengungkapkan gejala mengungkapkan perasaan, 3. Perawat dapat menentukan
cemas. ketakutan dan persepsi tingkat kecemasan klien dan
2. Mengidentifikasi, 5. Instruksikan pasien menentukan intervensi untuk
mengungkapakan dan menggunakan tekhnik relaksasi klien selanjutnya
menunjukkan tekhnik 4. Dukungan dapat memperkuat
untuk mengontrol cemas mekanisme koping klien
3. Vital sign dalam batas sehingga tingkat ansietasnya
normal berkurang.

26
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4. Postur tubuh, ekpresi 5. tekhnik relaksasi yang diberikan
wajah, bahsa tubuh dan pada klien dapat mengurangi
tingkat aktivitas ansietas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

2. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan penilaian tentang 1. Meningkatkan pengetahuan dan
keperawatan tingkat pengetahuan pasien kesiapan pasien untuk menjalani
selama….,pengetahuan tentang proses persalinan yang persalinan
pasien tentang persalinan spesifik
meningkat dengan criteria 2. Gambarkan tanda dan gejala 2. Meningkatan pengetahuan dan
hasil: yang muncul pada persalinan mengurangi cemas
1. Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
menyatakan pemahaman 3. Berikan informasi pada pasien 3. Meningkatkan pengetahuan dan
tentang penyakit, tentang kondisi dengan cara kesiapan pasien untuk menjalani
kondisi prognosis, dan yang tepat persalinan
program pengobatan
2. Paien dan keluarga

27
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
mampu menjelaskan
kembali apa yang
dijelaskan perawan/tim
kes lainnya

3. Risiko infeksi Setelah dilakukan asuhan 1. Bersihkan lingkungan setelah 1. Kenyaman Pasien
keperawatan dipakai pasien
selama….diharapkan infeksi 2. Pertahankan lingkungan aseptic 2. Teknik aseptic untuk
maternal dapat terkontrol selama persalinan monitor Mencegah terjadinya infeksi
dengan criteria hasil: kerentanan terhadap infeksi
1. Klien bebas dari tanda 3. Dorong nutrisi yang cukup 3. Mencegah infeksi
dan gejala infeksi 4. Ajarkan cara menghindari 4. Pasien dan keluarga tahu cara
2. Menunjukkan infeksi menghindari infeksi
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi
3. Menunjukka perilaku
hidup sehat

28
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan catatan intake dan 1. Evaluasi intervensi
keperawatan output yang akurat
selama…,diharapkan cairan 2. Monitor vital sign 2. Mengetahui keadaan umum
seimbang dengan kriterian 3. Dorong masukan oral pasien
hasil 4. Dorong keluarga untuk 3. Intake yang adekuat
1. Vital sign dalam batas membantu pasien makan 4. Mempertahankan intake yang
normal 5. Kolaborasi pemberian cairan IV adekuat
2. Tidak tanda dehidrasi
3. Elastisitas turgor kulit 5. Rehidrasi optimal
baik, membrane mukosa
lembab, tidak ada rsa
haus yang berlebihan
5. Risiko koping Setelah dilakukan asuhan 1. Informasikan pasien 1. Meningkatkan pengetahuan dan
individu tidak keperawatan alternative atau solusi lain kesiapan pasien untuk menjalani
efektif selama…..,diharapkan penanganan persalinan
koping pasien efektif 2. Gunakan pendekatan tenang 2. meningkatkan kesiapan
dengan kriteria hasil: dan meyakinkan persalinan
1. Mengidentifikasi pola 3. Berikan informasi actual 3. Meningkatkan pengetahuan dan
koping yang efektif yang terkait tentang kesiapan pasien untuk menjalani

29
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
2. Mengungkapkan secara persalinan persalinan
verbal tentang koping
yang efektif
3. Mampu mengidentifiksi
strategi tentang koping

INTERVENSI KALA I FASE AKTIF

DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengidentifikasi derajat nyeri
asuhan keperawatan secara komprenshif dan membantu dalam
selama…..,diharapkan termasuk lokasi, menentukan intervensi
nyeri terkontrol dengan karakteristik, durasi, berikutnya.
criteria hasil: frekuensi, kualitas, dan
1. Mampu mengontrol faktor presipitasi
nyeri 2. Control lingkungan yang 2. Kenyamanan pasien dapat

30
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
2. Melaporkan bahwa dapa mempengaruhi nyeri mengurangi nyeri
nyeri berkurang 3. Kurangi faktor pesipitasi 3. Mengurangi nyeri
dengan nyeri
menggunakan 4. Ajarkan tekhnik relaksasi 4. Untuk memberikan
managemen nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter pengetahuan kepada pasien
3. Mampu mengenali jika ada keluhan dan dan keluarga pasien apabila
nyeri/skala nyeri tindakan nyeri yang tidak nyeri datang.
berhasill 5. meringankan rasa nyeri yang
dirasakan pasien.

2. Gangguan eliminasi Setelah dilakukan 1. Lakukan penilaian kemih 1. Berguna untuk mengevaluasi
urin asuhan keperawatan yang komprenshif berfokus obstruksi dan pemilihan
selama….,diharapkan pada inkontinensia intervensi yang tepat.
eliminasi urine pasien 2. Merangsang reflex kemih 2. Mendorong pasase urine dan
normal dengan criteria 3. Anjutkan pasien/keluarga meningkatkan rasa normalitas
hasil: untuk merekam output 3. Mengatur cairan masuk dan
1. Kandung kemih urine, sesuai. keluar
kosong secara 4. Memantau asupan dan 4. Hidrasi yang adekuat
penuh keluaran

31
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
2. Tidak ada residu 5. Memantau tingkat distensi 5. Mengetahui adanya gangguan
urine kandung kemih dengan saluran perkemihan
3. Intake cairan palpasi dan perkusi
dalam rentang
normal
4. Balance cairan
seimbang
3. Risiko koping Setelah dilakukan 1. Informasikan pasien 1. Meningkatkan pengetahuan
individu tidak asuhan keperawatan alternative atau solusi lain dan kesiapan pasien untuk
efektif selama…..,diharapkan penanganan menjalani persalinan
koping pasien efektif 2. Gunakan pendekatan 2. meningkatkan kesiapan
dengan criteria hasil: tenang dan meyakinkan persalinan
1. Mengidentifikasi 3. Berikan informasi actual 3. Meningkatkan pengetahuan
pola koping yang yang terkait tentang dan kesiapan pasien untuk
efektif persalinan menjalani persalinan
2. Mengungkapkan
secara verbal
tentang koping
yang efektif

32
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
4. Risiko cedera pada Setelah dilakukan 1. Sediakan lingkungan yang 1. menghindari terjadinya cidera
ibu asuhan keperawatan aman untuk pasien janin
selama….,diharapkan 2. Identifikasi kebutuhan 2. mengetahui kebutuhan ibu hamil
cidera terkontrol keamanan pasien 3. menghindari terjadinya cidera
dengan criteria hasil 3. Menghindari lingkungan janin
Klien terbebas dari yang berbahaya 4. menghindari terjadinya cidera
cedera 4. Memindahkan barang- janin
barang yang dapat
membahayakan

33
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
INTERVENSI KALA II

DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengidentifikasi derajat nyeri dan
keperawatan secara komprenshif termasuk membantu dalam menentukan
selama….,diharapkan nyeri lokasi, karakteristik, durasi, intervensi berikutnya.
terkontrol dengan criteria frekuensi, kualitas, dan
hasil: faktor presipitasi
1. Mampu mengontrol 2. Control lingkungan yang 2. Kenyamanan pasien dapat
nyeri dapa mempengaruhi nyeri mengurangi nyeri
2. Melaporkan bahwa nyeri seperti suhu ruangan, 3. Mengurangi nyeri
berkurang dengan pencahayaan, dan kebisingan
menggunakan 3. Kurangi faktor pesipitasi 4. Untuk memberikan pengetahuan
managemen nyeri nyeri kepada pasien dan keluarga pasien
3. Mampu mengenali 4. Ajarkan tekhnik relaksasi apabila nyeri datang.
nyeri/skala nyeri 5. Kolaborasi dengan dokter 5. meringankan rasa nyeri yang
jika ada keluhan dan dirasakan pasien.
tindakan nyeri yang tidak

34
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
berhasill

2. Risiko gangguan Setelah asuhan keperawatan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Mecegah Terjadinya Kerusakan
integritas kulit selama….,diharapkan menggunakan pakaian yang Integritas Kulit
integritas kulit terkontrol longgar
dengan criteria hasil: 2. Jaga kebersihan kulit agar 2. Kulit yang bersih dan kering
1. Integritas kulit yang baik tetap bersih dan kering dapat mencegah kerusakan
dapat dipertahankan 3. Monitor tanda dan gejala integritas kulit
2. Perfusi jaringan baik infeksi pada area epiostomi 3. Mencegah kerusakan kulit
4. Bersihkan area sekitar 4. Mencegah infeksi
jahitan
5. Monitor aktivitas dan 5. aktivitas dan mobilisasi pasien
mobilisasi pasien dapat mengurangi terjadinya
dekubitus

35
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
INTERVENSI KALA III

DIAGNOSA LUARAN
NO INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN KEPERAWATAN
1. Risiko hipovolemia Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan catatan intake dan 1. Evaluasi intervensi
keperawatan output yang akurat
selama….,diharapkan 2. Monitor vital sign 2. Mengetahui keadaan umum
cairan seimbang denngan 3. Dorong masukan oral pasien
criteria hasil: 4. Dorong keluarga untuk 3. Intake yang adekuat
1. Vital sign dalam batas membantu pasien makan 4. Mempertahankan intake yang
normal 5. Kolaborasi pemberian cairan IV adekuat
2. Tidak tanda dehidrasi
5. Rehidrasi optimal

2. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengidentifikasi derajat nyeri
keperawatan secara komprenshif termasuk dan membantu dalam
selama….,diharapkan lokasi, karakteristik, durasi, menentukan intervensi
nyeri terkontrol dengan frekuensi, kualitas, dan faktor berikutnya.
criteria hasil: presipitasi

36
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
Mampu mengontrol nyeri 2. Control lingkungan yang dapa
mempengaruhi nyeri seperti 2. Kenyamanan pasien dapat
suhu ruangan, pencahayaan, mengurangi nyeri
dan kebisingan 3. Mengurangi nyeri
3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri
4. Ajarkan tekhnik relaksasi 4. Untuk memberikan pengetahuan
5. Kolaborasi dengan dokter jika kepada pasien dan keluarga
ada keluhan dan tindakan nyeri pasien apabila nyeri datang.
yang tidak berhasil 5. meringankan rasa nyeri yang
dirasakan pasien
3. Risiko cedera pada Setelah dilakukan asuhan 1. Sediakan lingkungan yang 1. menghindari terjadinya cidera janin
ibu keperawatan aman untuk pasien
selama….,diharapkan 2. Identifikasi kebutuhan 2. mengetahui kebutuhan ibu hamil
cidera terkontrol dengan keamanan pasien
criteria hasil: 3. Menghindari lingkungan yang 3. menghindari terjadinya cidera janin
1. terbebas dari cedera berbahaya
2. Vital sign dalam batas 4. Memindahkan barang-barang 4. menghindari terjadinya cidera janin
normal yang dapat membahayakan

37
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
INTERVENSI KALA IV

DIAGNOSA
NO LUARAN KEPERAWATAN INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN

1. Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan 1. Lakukan pengkajian nyeri 1. Mengidentifikasi derajat

keperawatan selama….,diharapkan secara komprenshif termasuk nyeri dan membantu

nyeri terkontrol dengan criteria lokasi, karakteristik, durasi, dalam menentukan

hasil: frekuensi, kualitas, dan faktor intervensi berikutnya.

o Mampu mengontrol nyeri presipitasi

2. Control lingkungan yang dapa

mempengaruhi nyeri seperti 2. Kenyamanan pasien

suhu ruangan, pencahayaan, dapat mengurangi nyeri

dan kebisingan 3. Mengurangi nyeri

3. Kurangi faktor pesipitasi nyeri

4. Ajarkan tekhnik relaksasi 4. Untuk memberikan

38
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
5. Kolaborasi dengan dokter jika pengetahuan kepada

ada keluhan dan tindakan nyeri pasien dan keluarga

yang tidak berhasil pasien apabila nyeri

datang.

meringankan rasa nyeri

yang dirasakan pasien.

2. Resiko hipovolemia Setelah dilakukan asuhan 1. Pertahankan catatan intake dan 1. Evaluasi intervensi

keperawatan selama….,diharapkan output yang akurat

cairan simbang dengan criteria 2. Monitor vital sign 2. Mengetahui keadaan

hasil 3. Dorong masukan oral umum pasien

1. Vital sign dalam batas normal 4. Dorong keluarga untuk 3. Intake yang adekuat

2. Tidak tanda dehidrasi membantu pasien makan 4. Mempertahankan intake

3. Elastisitas turgor kulit baik, 5. Kolaborasi pemberian cairan yang adekuat

membrane mukosa lembab, IV

39
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
tidak ada rsa haus yang 5. Rehidrasi optimal

berlebihan

40
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)
DAFTAR PUSTAKA

Depkes.(2008). Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: USAID

FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Hafifah. (2011). Laporan Pendahuluan pada Pasien dengan Persalinan


Normal. Dimuatdalam http:///D:/MATERNITY%20NURSING/LP%20PER
SALINAN/laporan-pendahuluan-pada-pasien-dengan.html

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification


(NIC). United States of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of


America: Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Nanda Nic-Noc. 2015. Panduan Penyusunan Asuhan Keperawatan Profesional.


Jogjakarta Mediaction. Jilid 2

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka

41
Program Studi Profesi Ners UIN Alauddin Makassar Angk.XIV
Indriani Saputri, S.Kep (70900118041)

Anda mungkin juga menyukai