BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perbandingan pH Awal dan Akhir
6.2
6
5.8
5.6
5.4
5.2
5
4.8
4.6
4.4
Variabel 1 variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel 6
pH Awal pH Akhir
20
P9
yang didapat 6. Pada variabel 2 dengan sampel air kelapa pH awal yang
didapat sebesar 5, pH akhir sebesar 6. Pada variabel 3 dengan sampel
air kelapa pH awal yang didapat sebesar 5, pH akhir sebesar 6. Pada
variabel 4 dengan sampel sari buah nanas pH awal yang didapat sebesar
5, pH akhir sebesar 6. Pada variabel 5 dengan sampel sari buah nanas
pH awal yang didapat sebesar 5, pH akhir yang didapat sebesar 6. Pada
variabel 6 dengan sampel sari buah nanas pH awal yang didapat sebesar
5, pH akhir yang didapat sebesar 6.
Pada fermentasi nata, lingkungan sekitar sangatlah memberi
dampak yang signifikan terhadap proses fermentasi, pada kondisi
lingkungan yang kurang baik fermentasi nata sangat mudah ditumbuhi
oleh mikroba kontaminan (Sulistyowati, 2008). Mikroba yang sering
menjadi kontaminan dalam pembentukan nata adalah jamur, yeast, dan
bakteri. Kontaminan tersebut diantaranya Penicillium, Aspergillus, dan
bakteri berbentuk tongkat (Yustinah, 2012). Kontaminan tersebut
menyebabkan pertumbuhan jamur dan mengakibatkan penurunan
derajat keasaman (Sulistyowati, 2008)
Berdasarkan teori di atas, kenaikan pH pada praktikum kami
disebabkan karena adanya kontaminan seperti Penicillium, Aspergillus,
dan bakteri berbentuk tongkat yang dapat mengakibatkan pengurangan
pembentukan asam.
1,050
1,040
1,030
1,020
1,010
1,000
990
Variabel 1 variabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel 6
awal akhir
21
P9
22
P9
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
Variabel 1 Vaiabel 2 Variabel 3 Variabel 4 Variabel 5 Variabel 6
%S Awal %S Akhir
23
P9
24
P9
25
P9
banyak yang terkandung pada suatu larutan maka akan semakin banyak
glukosa yang terhidrolisis menjadi selulosa dan mengalami peningkatan
perangsangan massa sel. Hal ini sesuai dengan teori diatas, bahwa
semakin tinggi kadar glukosa yang terdapat pada suatu larutan maka
densitasnya akan semakin tinggi.
massa, sehingga jika massa larutan bertambah maka densitas juga ikut
meningkat.
Dapat dilihat pada Tabel 4.4 pada sampel 2 dengan penambahan
starter sebanyak 20 ml menghasilkan densitas akhir lebih kecil di
banding sampel 3 dengan penambahan starter sebanyak 18 ml. Hal ini
tidak sesuai dengan teori atas, adanya penurunan densitas dapat
disebabkan karena adanya kandungan nitrogen yang pekat
menyebabkan kematian pada bakteri sehingga proses fermentasi
𝑚
terhambat dana massa media berkurang. Berdasarkan rumus =
𝑣
26
P9
massa berbanding lurus dengan densitas maka semakin kecil nilai massa
maka densitas yang ditemukan juga akan semakin kecil.
27
P9
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Pada perbandingan pH awal dan pH akhir terjadi kenaikan pH yang disebabkan
karena adanya kontaminan seperti Penicillium, Aspergillus, dan bakteri
berbentuk tongkat yang dapat mengakibatkan pengurangan pembentukan
asam.
2. Pada Perbandingan awal dan akhir terjadi penurunan densitas disebabkan
karena adanya kandungan nitrogen yang tinggi dan menyebabkan kematian
bakteri Acetobacter xylinum.
3. Pada perbandingan %S awal dan %S akhir adanya kenaikan kadar glukosa
disebabkan karena, glukosa yang diserap oleh Acetobacter Xylinum tidak
sebanyak glukosa yang dihasilkan pada proses hidolisa sukrosa
4. Pada jumlah penambahan glukosa, adanya kenaikan densitas pada pemberian
gula yang berbeda disebabkan karena semakin banyak gula yang ditambahkan
pada larutan maka akan menghasilkan kenaikan massa sel.
5. Pada pengaruh penggunaan bahan baku yang berbeda, densitas yang di dapat
pada air kelapa lebih besar dibanding densitas yang didapat menggunakan sari
buah nanas, hal ini disebabkan karena glukosa yang terkandung pada air kelapa
itu sendiri sudah lebih besar dibanding glukosa yang terkandung pada buah
nanas.
6. Pada pengaruh jumlah starter yang di tambahkan, pembahan starter 18 ml
menghasilkan densitas yang lebih besar dibanding penambahan starter 20 ml,
hal ini disebabkan karena adanya kandungan nitrogen yang pekat
menyebabkan kematian pada bakteri sehingga proses fermentasi terhambat
dana massa media berkurang
5.2 Saran
1. Lakukan sterilisasi peralatan sebelum digunakan.
2. Teliti saat penentuan TAT pada analisa glukosa.
3. Menambahkan bakteri Acetobacter xylinum dengan hati hati agar tidak terjadi
guncangan.
4. Menutup Media dengan rapat agar udara yang masuk ke media tidak terlalu
banyak.
5. Tidak membuka lemari terlalu lebar agar cahaya tidak masuk.
28
P9
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Bonita Sinayangsih, 2017. Sifat Fisik dan Mutu Hedonik Nata de Coco dengan
Penambahan Sari Umbi Bit Merah Sebagai Pewarna Alami. Semarang :
Universitas Diponegoro.
Artama, Trimurti.2011. Dasar-Dasar Praktikum Mikrobiologi.
Elisabeth, Dian Anggraeni.2006. Membuat Nata De Kakao untuk Diet.
Fitri, Wulandari.2008. Uji Kadar Protein Tape Singkong dengan Penmabhan Sari
Buah Nanas. Surakarta : Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Huda, Faishal Miftahul, Fadly Faradhila, dan Irama Sari.2015. Nata de Citrullus.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Ismawati, Maswati Baharuddin, dan Wahyu Rizandi. 2013. Pengaruh Penambahan
Ammonia Sulfat Terhadap Kadar Serat dan Ketebalan Pada Nata de Soya Dari
Limbah Cair Tahu. Makassar : UIN Alauddin.
Kulkarni, P, S. Anil Dixit, dan U.B. Singh.2012. Evolution of Bacterial Cellulose
Produced Form Acetobacter Xylinum as Pharaceutical Excipient. Karnataka :
JSS University of Pharmacy.
Kristina, natalini dan Sitti Fatimah. 2012. Pengaruh Air Kelapa Terhadap Multiplikasi
Tunas In Vitro, Produksi Rimpang, dan Kandungan Xanthorrhizol Temuawak
di Lapangan. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat.
Kwartiningsih, Endang dan Nuning Sri Mulyani.2005.Fermentasi Sari Buah Nanas
Menjadi Vinegar. Surakarta : Universitas Sebelas Maret.
Lempang, Mody.2006.Rendemen Dan Kandungan Nutrisi Nata Pinnata yang Diolah
dari Nira Aren.Balai Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Selawesi.
Lubis, Mirna Rahmah.2012. Hidrolisis Pati Suun dengan Katalisator 𝐻2 𝑆𝑂4 Untuk
Pembuatan perekat.Banda Aceh : Universitas Syiah Kuala.
Mahmudah, Liayati, Nursyamsu Bahar, Chandra Ap riana Purwita, dan Ypveni
Yanimar Fitri.2014. Aplikasi Suspensi acteril Cellulose Sebagai Bahan
Penguat Pada Pebuatan Kertas.Balai Besar Pulp dan Kertas.
Majesty, Jannur, Bambang Dwi Argo, dan Wahyunanto Agung
Nugroho.2015.Pengaruh Penambahan Sukrosa dan Lama Fermentasi
Terhadap Kadar Serat Nata dari Sari Nanas.Malang : Universitas Brawijaya.
Marampa, Edgar M, dan Lusiawati, 2016. Kajian Penggunaan Kopi Toraja Sebagai
Media Fermentasi Kombu. Salatiga : Universitas Kristen Wacana.
Nainggolan, Jusman. 2009. Kajian Pertumbuhan Bakteri Acetobacter sp. Dalam
Kombucha-Rosela Merah (Hibiscus Sabdariffa) Pada Kadar Gula dan Lama
Fermentasi Yang Berbeda. Medan : Universitas Sumatra Utara.
29
P9
30
P9
31