Anda di halaman 1dari 2

Fransiskus Xaverius Bagas Sahalatua Raja Manihuruk

151434026

Resume Kuliah Umum


“Taman Nasional Wasur : Kekayaan Hayati, Pengelolaan dan Tantangannya”

Konservasi merupakan suatu tindakan pemeliharaan dan perlindungan sesuatu


secara teratur untuk mencegah kerusakan dan kemusnahan dengan jalan mengawetkan,
pengawetan, dan pelestarian. Konservasi di Indonesia sendiri telah dilakukan sejak
dahulu kala, dan dibagi ke dalam tiga periode yakni zaman kerajaan nusantara, zaman
colonial dan zaman kemerdekaan. Konservasi untuk menjaga alam itu sendiri telah
dilakukan oleh rakyat Indonesia sejak zaman kerajaan. Memasuki masa penjajahan
kolonial. Konservasi harus terus dilakukan guna menjaga sumber daya alam yang ada di
Indonesia. Hal ini terus berlanjut hingga masa kemerdekaan dimana pada masa inilah
bumi Indonesia mengalami banyak sekali permasalahan pengurangan sumber daya alam
yang ada akibat penggunaan lahan dan sumber daya alam yang berlebihan untuk
menunjang ekonomi rakyat Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki kawasan hutan sekitar
110 juta hektar. Tetapi, jumlah tersebut merosot akibat degradasi dan kerusakan yang
disebabkan oleh ulah manusia dan kejadian alam. Di Indonesia sendiri hutan terbagi
menjadi beberapa macam hutan, 65% hutan merupakan hutan produksi atau hutan yang
dapat digunakan untuk menghasilkan sesuatu yang dapat digunakan atau diperjual belikan
untuk meningkatkan produksi dan ekonomi masyarakat. 23% lainnya merupakan hutan
lindung yang digunakan untuk melindungi sumber daya alam dan keanekaragaman hayati
yang ada di hutan Indonesia, dan yang terakhir 21% merupakan hutan konservasi atau
hutan yang digunakan untuk kegiatan konservasi dan pelestarian sumber daya alam.
Hutan Konservasi terbagi menjadi tiga yakni KSA atau kawasan suaka alam, KPA atau
kawasan pelestarian alam dan Taman Buru. Kawasan suaka alam terdiri daric agar alam
dan suaka margasatwa, sedangkan kawasan pelestarian alam terdiri dari taman nasional,
taman hutan raya, dan taman wisata alam. Taman buru merupakan taman yang disediakan
sebagai tempat berburu hewan, tetapi diatur dalam peraturan dimana jumlah hewan yang
diburu harus lebih kecil dari angka kelahiran hewan yang diburu tersebut, selain itu hewan
yang diburu harus hewan yang sudah berumur cukup tua sehingga tidak menurunkan
tingkat produktivitas dari spesies hewan tersebut. Dari berbagai status yang ada, taman
nasional memiliki porsi luas area terbesar.

Salah satu Taman Nasional yang ada di Indonesia adalah Taman Nasional Wasur.
Secara tradisional kawasan TN Wasur merupakan tanah adat bagi masyarakat asli yang
telah bermukin sebelum kawasan ini ditunjuk sebagai kawasan taman nasional.
Masyarakat asli tersebut adalah masyarakat suku Kanume, Marori Men-Gey, Yeinan dan
Marind. Taman Nasional Wasur memiliki beberapa potensi flora dan fauna yang ada di
sana. Hutan yang ada di taman nasional ini dikelompokkan menjadi 10 kelas hutan sesuai
dengan jenis vegetasinya. Flora yang ada di taman nasional ini meliputi anggrek,
Melaleuca sp. , Eucalypthus symphiocarpa, Acacia mangium, Sonneratia sp. , Avicenia
sp. , Rhizophora sp. dan masih banyak lagi. Terdapat pula beberapa flora eksotik seperti
eceng gondok, Mimosa pigra, Rumput siam, Rumput ekor tikus, dan tebu rawa.
Sedangkan potensi fauna yang ada di taman nasional ini meliputi fauna asli taman
nasional dan fauna eksotik. Fauna endemik meliputi 80 jenis Mamalia 32 jenis
diantaranya adalah endemic papua meliputi Kanguru Lincah, Kanguru Bus dan Musang
Hutan. Selain itu terdapat 403 jenis burung dengan 74 jenis endemic papua, 39 jenis ikan,
21 jenis reptile, 3 jenis amphibi dan 48 jenis serangga. Sedangkan fauna eksotik meliputi
sapi, babi, rusa, kuda timur, anjing, bekicot, ikan betik, gabus, mujair dan tawes. Dengan
potensi yang sangat banyak ini, taman nasional wasur sangat layak untuk dibentuk dan
dipertahankan sebagai taman nasional.

Dalam pengembangannya taman nasional wasur menghadapai banyak sekali


permasalahan dan isu-isu strategis meliputi ketidakjelasan batas taman, zonasi TNW yang
belum mendukung implementasi pengelolaan, dan belum ditetapkannya sebagai TNW.
Dalam menghadapi seluruh permasalahan yang di hadapi pihak dari taman nasional wasur
sangat membutuhkan dukungan dari pemerintah untuk menegakkan hukum mengenai
perusakan hutan dan penyalahgunaannya serta harus di dukung dengan masyarakat
sekitar agar bisa lebih sadar dalam melakukan tindakannya sehingga tidak merugikan
hutan dan dirinya sendiri karna perusakkan hutan yang sebentar tidak sesuai dengan
perbaikannya yang membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

Anda mungkin juga menyukai