Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi di Indonesia yang

terjadi saat ini memicu manajemen perusahaan untuk meningkatkan perfoma

perusahaan guna menarik minat investor untuk menanamkan investasinya. Salah

satu sarana yang digunakan investor untuk menilai performa sebuah perusahaan

adalah laporan keuangan, maka manajemen perusahaan perlu memberikan

informasi keuangan perusahaan bagi seluruh pihak yang berkepentingan, salah

satunya investor. Salah satu alternatif investasi bagi perusahaan adalah dengan

menjual sahamnya kepada publik dipasar modal.

Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana

dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas

(Tandelilin 2011:41). Pasar modal dapat juga diartikan sebagai suatu lembaga

keuangan yang mempertemukan jumlah permintaan dan penawaran efek, baik

dalam bentuk saham, obligasi serta instrumen berjangka lainnya.

Pasar modal memiliki peran yang penting bagi negara, perusahaan dan

masyarakat. Pasar modal merupakan salah satu indikator dalam perkenomian

suatu negara, perkembangan indeks harga saham gabungan (IHSG) merupakan

salah satu indikator yang menjadi perhatian dalam penilaian perekonomian suatu

negara. Selain itu, pasar modal juga memiliki peran sebagai penyedia dana bagi

perusahaan dan masyarakat yang merupakan alternatif untuk mengurangi

1
2

ketergantungan kredit perbankan dalam negeri maupun luar negeri. Dengan

adanya pasar modal juga bisa


3

menjadi tambahan alternatif berinvestasi bagi masyarakat. Dalam berinvestasi

tentunya penanam modal atau investor mengharapkan return yang optimal baik

berupa peningkatan modal (capital gain) dan laba hasil usaha yang dibagikan

(dividen) untuk investasi dipasar saham. Secara teoritis return memiliki hubungan

yang positif dengan risk, sehingga dalam investasi dikenal istilah high risk high

return begitu juga sebaliknya.

Di era globalisasi ini teknologi di Indonesia berkembang dengan cepat,

teknologi komunikasi data salah satu contoh bidang yang dibutuhkan untuk

menunjang kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi pada bidang komunikasi

data harus sesuai dengan perusahaan yang menyediakan layanannya. Industri

telekomunikasi di Indonesia diproyeksikan berpotensi tumbuh rata-rata 11-12%

pada tahun 2017, baik dari sisi pasar maupun pendapatan. Ini bisa dibuktikan

dengan penetrasi handset smartphone 4G tahun 2017 diperkirakan meningkat

hingga 40- 50%. Saat ini, tak kurang dari 100 juta smartphone telah beredar di

Indonesia dari jumlah sekitar 333 juta pelanggan seluler. Sedangkan pengakses

internet tak kurang dari 132 juta orang. Berikut terdapat data penggunaan

teknologi informasi di Indonesia.

Gambar 1.1 Penggunaan Teknologi Informasi di Indonesia


4

Sumber: BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional

Berdasarkan gambar 1.1 ditunjukkan bahwa perkembangan paling pesat

terlihat pada penggunaan telepon selular oleh masyarakat Indonesia. Persentase

penduduk yang menggunakan telepon selular terus mengalami peningkatan,

hingga pada tahun 2015 mencapai 56,92 persen. Penggunaan internet juga

mengalami peningkatan selama kurun waktu 2011—2015, yang ditunjukkan dari

meningkatnya persentase penduduk yang mengakses internet pada tahun 2011

sekitar 12,28 persen menjadi 21,98 persen pada tahun 2015.

Perkembangan industri telekomunikasi ini sangat menarik minat investor

untuk menginvestasikan modalnya ke dalam industri telekomunikasi. Para

investor menilai bahwa industri telekomunikasi ini memiliki prospek yang bagus

di masa depan dan mampu memberikan return yang maksimal terhadap

investasinya.
5

Investasi merupakan komitmen untuk mengorbankan konsumsi sekarang

dengan tujuan memperbesar konsumsi di masa datang (Tandelilin 2010:1). Dalam

berinvestasi tentunya para investor berharap akan adanya pengembalian (return).

Return saham adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh investor dari

suatu investasi yang dilakukan, dengan kata lain return merupakan hasil yang

diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2009). Para investor akan tertarik pada suatu

investasi yang memberikan return lebih tinggi, namun faktanya semua investasi

memiliki ketidakpastian atau resiko. Investasi saham adalah salah satu investasi

yang memiliki ketidakpastian paling tinggi, karena bersifat peka terhadap

perubahan-perubahan yang terjadi dari dalam negeri maupun luar negeri. Seorang

investor harus mempertimbangkan faktor ekonomi makro dalam membuat

keputusan investasi yang akan diambilnya. Return saham menunjukkan kinerja

sebuah perusahaan, maka return saham dapat menjadi salah satu pertimbangan

investor dalam berinvestasi.

Nilai tukar yang sering disebut juga sebagai kurs (exchange rate) adalah

harga dari satu mata uang dalam mata uang yang lain (Mishkin, 2008:107).

Eksposur fluktuasi nilai tukar akan memberikan dampak besar terhadap nilai

perusahaan (Haryanto, 2007 dalam jurnal 44731). Dalam penelitian ini ingin

melihat bagaimana perubahan return saham yang akan terjadi apabila rupiah

dipandang lemah oleh dolar atau apabila rupiah dipandang kuat oleh dolar.

Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dolar mempengaruhi besarnya penerimaan

dan pengeluaran perusahaan, sehingga akan berdampak pada besarnya laba rugi

perusahaan. Hal ini berarti jika nilai tukar menguat maka penerimaan perusahaan

akan meningkat dan return yang akan diberikan perusahaan kepada investor pun
6

akan meningkat. Begitu pun sebaliknya. Ada beberapa penelitian yang telah

dilakukan menunjukan bahwa nilai tukar rupiah memiliki hubungan yang positif

dengan return saham salah satunya penelitian Eka, et al (2015).

Suku bunga deposito memiliki hubungan timbal balik dengan return

saham, artinya jika suku bunga deposito meningkat maka return yang diterima

oleh investor akan turun, dan sebaliknya jika suku bunga deposito turun maka

return saham akan meningkat. Hal ini disebabkan apabila suku bunga deposito

terus meningkat maka investor atau pemilik modal akan cenderung

menginvestasikan dananya ke deposito dan ini akan berdampak negatif pada harga

saham perusahaan emiten di pasar modal. Seperti pada penelitian yang dilakukan

oleh Dofa (2011) yang menunjukkan hubungan antara tingkat suku bunga

deposito dengan return saham bersifat negatif.

Perusahaan sub sektor telekomunikasi dipilih sebagai objek penelitian,

karena perkembangan industri telekomunikasi saat ini berkembang sangat pesat.

Ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya sarana operator telekomunikasi

bermunculan dengan beragam jenis dan fitur-fitur penunjang sebagai ciri khas

produk mereka dan semakin tingginya juga permintaan dari konsumen. Diketahui

jumlah perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia sampai tahun 2017 terdapat 5 perusahaan.

Berikut data perkembangan return saham pada perusahaan sub sektor

telekomunikasi di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2016.


7

Tabel 1.1

Data return saham perusahaan sub sektor telekomunikasi di Bursa Efek


Indonesia periode 2010-2016

Return Sahan
Nama
No
Perusahaan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016

1 BTEL 60% 11% -81% 0% 0% 0% 0%


175
2 EXCL -15% 26% -9% -6% -25% -37%
%
3 FREN 0% 0% -92% -36% 69% -44% 4%

4 ISAT 14% 5% 14% -36% -2% 36% 17%

5 TLKM -16% -11% 28% 19% 33% 8% 28%


Sumber: Sahamok.com

Berdasarkan data di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut, perusahaan

telekomunikasi mengalami fluktuasi return saham dari tahun ke tahun. Kenaikan

return saham paling tinggi terjadi pada perusahaan EXCL pada tahun 2010

sebesar 175%. Disisi lain penurunan paling besar terjadi pada perusahaan FREN

pada tahun 2012, yaitu sebesar -92%.

Dalam hal ini perusahaan BTEL, EXCL, FREN, ISAT, dan TLKM sebagai

perusahaan sub sektor telekomunikasi yang go public sewaktu-waktu return

sahamnya dapat meningkat atau menurun seiring perkembangan faktor ekonomi,

khususnya faktor nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga deposito.

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan Tingkat Suku

Bunga Deposito terhadap Return Saham (studi kasus perusahaan sub sektor

telekomunikasi yang terdaftar di BEI periode 2010-2016)”.


8

1.2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah penulis uraikan pada bagian sebelumnya,

maka penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1) Menguatnya nilai tukar rupiah mengakibatkan return saham

perusahaan sub sektor telekomunikasi


2) Pada saat ini nilai tukar rupiah cenderung melemah
3) Perubahan nilai tukar rupiah yang sulit diramalkan
4) Perusahaan sub sektor telekomunikasi akan dirugikan jika tingkat suku

bunga deposito meningkat.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka

permasalahan yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:

1) Bagaimana return saham, nilai tukar rupiah dan tingkat suka bunga

deposito di perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di

BEI
2) Seberapa besar pengaruh nilai tukar rupiah terhadap return saham

perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


3) Seberapa besar pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap return

saham perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


4) Apakah nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga deposito secara

bersama-sama berpengaruh terhadap return saham perusahaan sub

sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


9

1.4 Maksud dan Tujuan

1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan mengenai Pengaruh Nilai Tukar Rupiah dan

Tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Return Saham perusahaan sub sektor

telekomunikasi yang terdaftar di BEI.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah untuk:

1) Mengetahui perkembangan nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga

deposito periode 2010 sampai 2016 dan return saham perusahaan sub

sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


2) Mengetahui besarnya pengaruh nilai tukar rupiah terhadap return

saham perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


3) Mengetahui besarnya pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap

return saham perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di

BEI
4) Mengetahui besarmya pengaruh nilai tukar rupiah dan tingkat suku

bunga deposito terhadap return saham perusahaan sub sektor

telekomunikasi yang terdaftar di BEI

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis

Menurut Umi Narimawati (2010:10) kegunaan praktis penelitian ditujukan

kebermanfaatan untuk bidang keilmuan bagi pemecahan masalah pada bidang

yang dikaji, biasanya untuk memberikan solusi pada permaslaahan yang diteliti
10

bagi unit analisis penelitian. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam berinvestasi.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai pengembangan ilmu melalui kajian

dan konsep-konsep yang diharapkan dapat membuktikan kembali teori-teori

penelitian terdahulu mengenai :

1. Ada tidaknya pengaruh nilai tukar rupiah terhadap return saham

perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


2. Ada tidaknya pengaruh tingkat suku bunga deposito terhadap return

saham perusahaan sub sektor telekomunikasi yang terdaftar di BEI


3. Ada tidaknya pengaruh nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga

deposito return saham perusahaan sub sektor telekomunikasi yang

terdaftar di BEI

Anda mungkin juga menyukai