Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM
“KROKODILE (Ekstrak Krokot Anti Edema dan Penyakit
Kardiovaskuler)”

BIDANG KEGIATAN :
PKM KEWIRAUSAHAAN

Diusulkan oleh :
Erna Sari (Anggota 1;106116069; 2015)
Ista Ziatiningrum (Anggota 2;108117054; 2015)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH


CILACAP
2018
PENGESAHAN LAPORAN KEMAJUAN KEWIRAUSAHAAN

1. Judul Kegiatan : KROKODILE (Ekstrak Krokot Anti Edema dan


Penyakit Kardiovaskuler)

2. Bidang Kegiatan : PKMK - Kesehatan


3. Ketua Pelaksanaan Kegiatan
a. Nama Lengkap :
b. NIM :
c. Jurusan : S1 Keperawatan
d. Perguruan Tinggi : STIKES Al Irsyad Al
Islamiyah Cilacap
e. Alamat Rumah dan No.Telp./HP :

f. Email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan :
5. Dosen Pendamping
a. Nama lengkap dan Gelar : Anita Ratna Fauziah, ST.,M.Sc.
b. NIDN :
c. Alamat Rumah dan no.Tel/HP :

6. Biaya Kegiatan Total


a. Kemristekdikti :
b. Sumber lain (sebutkan....) : Rp 0; Sumber lain:-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Cilacap, 16-10-2018

Menyetujui Ketua Pelaksana Kegiatan


Dosen Pendamping,

( Anita Ratna Fauziah, ST.,M.Sc.) (.................)

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan/


Direktor Politeknik/ Ketua Sekolah Tinggi

(Sohimah,S.ST.M.,Keb)
NIP/NIK.1031003489
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit kardiovaskular merupakan masalah global, dimana angka
morbiditas dan mortalitasnya tinggi. Menurut WHO pada tahun 2012
menyatakan sebanyak 80% kematian akibat penyakit kardiovaskuler terjadi di
negara dengan penghasilan rendah-menengah. Diperkirakan 23.6 juta
penduduk dunia dapat beresiko meninggal akibat penyakit kardiovaskuler
pada tahun 2030. Dari seluruh kematian akibat penyakit kardiovaskuler, 7,4
juta (42,3%) diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner dan 6,7
juta (38,3%) disebabkan oleh stroke. Hal ini juga terjadi di Indonesia, dengan
prevalensi penyakit kardiovaskuler berupa penyakit jantung koroner (PJK)
yakni sebesar 1,5% dari jumlah penduduk dan paling banyak terjadi pada
kelompok umur 65-74 tahun sebesar 3,5 (Riskesdas, 2013). Selain itu juga
terdapat salah satu penyakit metabolik yang menjadi penyebab kematian
terbesar nomor tiga di Indonesia yaitu penyakit diabetes militus dengan
presentase 6,7 persen (Kemenkes, 2014).
Hal tersebut juga terjadi di provinsi Jawa Tengah, untuk penyakit diabetes
militus 18,33%, jantung 3,91%, stroke 2,87% dan hipertensi 57,87% dari
jumlah penduduk. Salah satunya kota yang juga memiliki presentase tinggi
dalam kasus penyakit kardiovaskuler berupa hipertensi dan diabetes yaitu
kabupaten Cilacap, dengan presentase sebesar 30,45%. Selain itu, Cilacap
juga memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah karena iklimnya
yang tropis. Kekayaan ini dapat dilihat dari banyaknya tumbuhan yang
tumbuh di lingkungan sekitar, mulai dari tumbuhan yang bermanfaat hingga
tumbuhan yang dianggap gulma. Namun, tumbuhan yang dianggap gulma
tersebut, ternyata memiliki sejuta manfaat yang tidak banyak diketahui oleh
masyarakat sekitar. Salah satu tumbuhan yang dianggap gulma bagi
masyarakat adalah tumbuhan krokot (Portulaca oleracea L).
Krokot memiliki ciri batang yang berbentuk bulat tumbuh tegak sebagian
atau seluruhnya terletak di atas tanah tanpa mengeluarkan akar. Daun krokot
memiliki warna hijau dengan batang kemerahan dan berdaun tunggal yang
tebal. Tumbuhan krokot ini juga mudah untuk dibudidayakan yaitu melalui
biji krokot yang mengering dan jatuh ke permukaan tanah maka akan tumbuh
dengan sendirinya. Selain cara membudidayakan yang mudah, tumbuhan
krokot juga memiliki kandungan gizi yang baik untuk kesehatan tubuh.
Bahkan penggunaan tanaman ini sebagai sayur, rempah-rempah dan obat
telah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan populer di Inggris (Azuka et al.,
2014). Kandungan gizi yang terkandung dalam tumbuhan krokot yaitu
protein (sekitar 2,5%), flavonoid, alkaloid, polisakarida, terpenoid, sterol,
vitamin, mineral dan asam lemak omega 3 yang biasanya terdapat pada lemak
ikan (Zhou et al., 2015). Berbagai efek farmakologis telah dilaporkan yaitu
sebagai antidiabetes, antibakteri, antiulcerogenic, anti-inflamasi, antioksidan
dan penyembuhan luka (Okoh 2015). Efek antiinflamasi yang pernah
dilaporkan menggunakan ayam sebagai hewan uji yang menunjukkan efek
yang positif menurunkan oedema. Hasil penelitian Agyare et. al, (2015)
menunjukan bahwa ekstrak metanol dari daun dan batang Krokot (Portulaca
oleracea L) memiliki efek antiinflamasi pada percobaan dengan
menggunakan anak ayam sebagai hewan uji. Hasil penelitiannya menunjukan
signifikan pada dosis 100 (p <0,05), 200 (p <0,01) dan 400 (p <0,01) mg/ kg
yang diinduksikan karagenin dengan perbandingan menggunakan Aspirin
sebagai kontrol positif.
Berdasarkan latar belakang diatas, terdapat inisiatif dari mahasiswa
keperawatan untuk memberikan inovasi baru dengan pemanfaatan bahan
pangan yang berasal dari tanaman liar yang sering kita jumpai yaitu krokot
(Portulaca oleracea L) sebagai alternatif anti edema dan pencegahan penyakit
kardiovaskuler.

2.1. Tujuan
Berdasarkan kondisi diatas tujuan yang diperoleh dari program ini antara lain
yaitu :
1. Memanfaatkan salah satu tanaman gulma yaitu tanaman krokot yang ada
di daerah Cilacap dibidang kesehatan.
2. Menciptakan produk berupa ekstrak tanaman krokot untuk anti edema dan
penyakit kardiovaskuler.
3. Meningkatkan jiwa enterpreneur dan kreativitas mahasiswa.

3.1. Manfaat
Berdasarkan kondisi diatas manfaat yang diperoleh dari program ini antara
lain :
1. Mampu memanfaatkan tanaman gulma krokot yang ada di sekitar daerah
Cilacap dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mampu menciptakan produk dari tanaman krokot dibidang kesehatan.
3. Mampu menumbuhkan kreativitas dan enterpreneurship dalam diri
mahasiswa.

4.1. Luaran yang Di Harapkan


Berdasarkan kondisi diatas luaran yang akan tercapai antara lain :
1. Terciptanya produk dalam bentuk ekstrak tumbuhan krokot utuk anti
edema dan penyakit kardiovaskuler.
2. Terciptanya artikel kesehatan tentang manfaat tanaman krokot dalam
bidang kesehatan.
BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

2.1. Prospek Pengembangan Krokodile (Ekstrak Krokot Anti Edema dan


Penyakit Kardiovaskuler)
Prospek pengembangan Krokodile (Ekstrak Krokot Anti Edema dan
Penyakit Kardiovaskuler) sebagai obat dalam bentuk suspensi merupakan
salah satu produk olahan dari pemanfaatan Tanaman Krokot. Hasil ekstrak
krokot dipadukan dengan Natrium diklofenak dan CMC. Kandungan gizi
yang ada dari ekstrak krokot adalah protein (sekitar 2,5%), flavonoid,
alkaloid, polisakarida, terpenoid, sterol, vitamin, mineral dan asam lemak
omega 3 yang biasanya terdapat pada lemak ikan dengan efek farmakologis
yaitu sebagai antidiabetes, antibakteri, antiulcerogenic, anti-inflamasi,
antioksidan dan penyembuhan luka yang sangat baik bagi kesehatan tubuh.
Krokodile dapat dijadikan sebagai peluang usaha yang sangat menjanjikan
karena untuk memperoleh atau menanam krokot juga sangat mudah,
khususnya di daerah Cilacap. Harga untuk mendapatkannya juga cukup
terjangkau. Krokodile memiliki peluang usaha yang cukup tinggi. Hal
tersebut dikarenakan adanya beberapa alasan, diantaranya yaitu : (1) di
Cilacap belum pernah ada usaha yang memproduksi krokot menjadi obat
dalam bentuk suspensi, (2) bahan baku mudah diperoleh sehingga
ketersediaanya cukup terpenuhi, (3) banyak penderita hipertensi dan diabetes
dengan edema di daerah Cilacap dan sekitarnya yang menggemari
pengobatan herbal sebagai alternatif pengobatan medis mengatasi penyakit
tersebut.

2.2. Analisis Ekonomi Usaha


Analisis ekonomi usaha dari produk Krokodile (Ekstrak Krokot Anti
Edema dan Penyakit Kardiovaskuler) meliputi analisis SWOT, yaitu :
a. Strength (Kelebihan)
1. Bahan baku mudah didapat.
2. Lokasi strategis.
3. Sumber daya mahasiswa potensial.
4. Merupakan ekstrak tanaman gulma yang bermanfaat bagi kesehatan.
5. Praktis dan cocok dikonsumsi untuk orang yang sulit mengkonsumsi
tablet, pil atau kapsul.
6. Mudah diserap atau diabsorpsi oleh tubuh.
7. Dapat menutupi rasa pahit atau tidak enak dari obat.
b. Weakness (Kelemahan)
1. Membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit.
2. Harga suspensi ekstrak krokot cukup mahal.
3. Kesadaran masyarakat yang kurang terhadap pentingnya pemanfaatan
tanaman gulma di lingkungan sekitar.
c. Opportunity (Peluang)
1. Produk ini cukup diminati oleh semua kalangan.
2. Cakupan lokasi pemasaran yang cukup luas.
3. Belum ada usaha suspensi ekstrak krokot semacam ini di Cilacap dan
dipasaran.
d. Threat (Ancaman)
1. Munculnya pesaing baru yang meniru konsep kami.
2. Penyimpanan produk yang tidak sesuai akan merubah sistem dispersi.

2.3. Harga
Berdasarkan hasil perhitungan seluruh komposisi yang terkandung dalam 1
botol suspensi ekstrak krokot, harga yang kami tawarkan per botolnya yaitu
Rp 350.000,00, yang mana 10% lebih murah dari harga dipasaran yaitu Rp
385.000,00.

2.4. Tempat
Salah satu hal yang terpenting untuk pemasaran adalah tempat. Penulis
memilih areal kampus STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap, tepatnya di
Jalan Cerme. Jalan tersebut merupakan tempat yang memiliki prospek
pemasaran yang baik karena merupakan daerah yang didominasi mahasiswa
kesehatan yang berpeluang untuk memasarkan produk tersebut melalui
promosi kesehatan kepada masyarakat. Sedangkan untuk pemasaran keliling,
akan dilakukan disekitar pusat kota Cilacap, terutama di Cilacap bagian
selatan yang mana masyarakatnya didominasi oleh penderita penyakit
kardiovaskuler dan diabetes. Selain itu, promosi akan dilakukan melalui
jejaring soaial untuk pemasaran di wilayah interlokal dan internasional.

2.5. Analisis Biaya


Formulasi suspensi terdiri dari ekstrak krokot 400 mg, natrium diklofenak 1,5
liter dan CMC 0,5 %. Dalam 1 botol berisi 100 mL suspensi ekstrak krokot
untuk 20x treatment, dan dalam 1 bulan mampu membuat 3 botol suspensi
ekstrak krokot dan selama 5 bulan mampu membuatn 15 botol suspensi
ekstrak krokot. Harga yang ditawarkan yaitu Rp 350.000; per botol. Hasil
penjualan selama 5 bulan = 15 botol x Rp 350.000,00 = Rp 5.250.000,00
Keuntungan tiap 5 bulan = Hasil Penjualan – Biaya Operasional
= Rp 5.250.000 – Rp 2.961.000
= Rp 2.280.000,00
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1. Pembuatan Krokodile (Ekstrak Krokot Anti Edema dan Penyakit


Kardiovaskuler)
Pelaksanaan program usaha krokodile ini terdiri atas dua proses
pengolahan yaitu, pembuatan ekstrak krokot dan pembuatan suspensi. Proses
pembuatan ekstrak krokot terdiri dari empat tahap yaitu, persiapan alat dan
bahan, pengeringan daun krokot, ekstraksi dengan metode maserasi dan
pemisahan ekstrak krokot. Sedangkan, pembuatan suspensi terdiri dari empat
tahap, yaitu persiapan alat dan bahan, pencampuran ekstrak dengan natrium
diklofenak dan CMC, pengemasan produk dan pemasaran.
3.1.1. Proses Pembuatan Ekstrak Krokot
A. Persiapan Alat dan Bahan
Untuk memperlancar proses pembuatan ekstrak krokot langkah awal
yang akan kita lakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan.
Adapun tahap persiapan alat dan bahan meliputi :
Ekstrak Krokot
No
Alat Bahan
1. Baskom Air
2. Nampan Herba krokot
3. Saringan dan evaporator Etanol 70 %
Tabel 1. Alat dan Bahan Ekstrak Krokot

B. Cara Pembuatan Ekstrak Krokot


1. Letakkan herba krokot dalam baskom dan cuci sampai bersih.
2. Letakkan herba krokot yang sudah bersih dalam nampan dan
jemur dibawah terik sinar matahari selama 3 hari hingga
didapatkan simplisia.
3. Lalu simplisia yang telah kering, diekstraksi dengan metode
maserasi menggunakan etanol 70% selama 7 hari.
4. Pisahkan ekstrak cair dari pelarutnya dengan rotary evaporator.

3.1.2. Proses Pembuatan Suspensi Ekstrak Krokot


A. Persiapan Alat dan Bahan
Untuk memperlancar proses pembuatan suspensi, langkah awal yang
akan kita lakukan adalah mempersiapkan alat dan bahan. Adapun
tahap persiapan alat dan bahan meliputi :
Suspensi Ekstrak Krokot
No
Alat Bahan
1. Mortir Tablet Natrium Diklofenak 50 mg
2. Baskom + Pengaduk CMC 0,5 % + Air
3. Botol dan tutup sirup Suspensi Ekstrak Krokot
Tabel 2. Alat dan Bahan Suspensi Ekstrak Krokot
B. Cara Pembuatan Suspensi Ekstrak Krokot
1. Haluskan natrium diklofenak 50 mg dengan menunbuknya di
mortir.
2. Campurkan natrium diklofenak yang telah halus ke dalam ekstrak
krokot dan aduk hingga merata.
3. Lalu, tambahkan larutan CMC 0,5% kedalamnya dan aduk
kembali hingga merata.
4. Setelah menjadi suspensi, masukan kedalam botol dan tutup.
5. Kemas produk dan lakukan pemasaran.

3.2. Strategi Usaha


3.2.1. Target Pasar
Target pasar dari Krokodile (Ekstrak Krokot Anti Edema dan
Penyakit Kardiovaskuler) adalah daerah Cilacap, khususnya daerah
kampus STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah dan sekitarnya. Di STIKES
Al Irsyad Al Islamiyyah Cilacap terdapat sekitar 923 mahasiswa, jika
diasumsikan dalam 1 hari ada 1% dari jumlah tersebut membeli
Krokodile maka dalam 1 hari maka kami dapat menjual sebanyak 9
botol. Jumlah ini belum ditambah dengan jumlah warga penduduk di
pusat kota Cilacap. Potensi pasar tentu akan menjadi lebih besar apabila
sudah dilakukan ekspansi ke luar kota.
3.2.2. Strategi Penjualan
Salah satu strategi penjualan adalah dengan melakukan Edukasi
Market. Hal ini perlu dilakukan karena sebagian besar penyedia
suspensi Krokodile saat ini banyak yang menyediakan suspensi yang
tidak sehat atau bahkan berbahaya bagi tubuh. Proses edukasi ini
dilakukan dengan cara memberikan penjelasan kepada konsumen
tentang pentingnya mengkonsumsi obat yang baik dan benar. Cara
untuk menjelaskan pada konsumen dilakukan secara langsung dan
melalui media brosur atau media online.
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


No Jenis Pengetahuan Biaya (Rp)
1. Peralatan Penunjang 1.651.000
2. Bahan Habis Pakai 2.961.000
3. Biaya Perjalanan 2.020.000
4. Biaya Lainnya 1.245.000
Jumlah 7.876.000
Tabel 3. Anggaran Biaya

4.2. Jadwal Kegiatan


Bulan
1 2 3 4 5
No Jenis Kegiatan
Pekan Pekan Pekan Pekan Pekan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
perlengkapan, alat
dan bahan
2. Survei bahan baku
dan pelatihan
pembuatan suspensi
ekstrak krokot
3. Publikasi promosi
4. Produksi dan
pemasaran
5. Evaluasi dan
Penyusunan Laporan
Tabel 4. Jadwal Kegiatan
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan

1. Peralatan Penunjang
Justifikasi Harga
Material Kuantitas Keterangan
Pemakaian Satuan (Rp)
Sewa Pembuatan 5 bulan 200.000 1.000.000
laboratorium ekstrak dan
dan peralatan suspensi
laboratorium
(timbangan,
evaporator,
saringan, mortir
dan alu,
pengaduk kaca,
gelas ukur)
Keranjang Penyimpanan 2 buah 15.000 30.000
bahan
Handscon Peralatan 200 picis 1.000 200.000
penunjang
Masker Peralatan 2 dus 48.000 96.000
penunjang
Baskom atau Peralatan 5 buah 50.000 250.000
Ember penunjang
Nampan Peralatan 10 buah 5.000 50.000
penunjang
Wadah Plastik Peralatan 5 buah 5.000 25.000
penunjang
SUB TOTAL (Rp) 1.651.000

2. Bahan Habis Pakai


Justifikasi Harga Satuan Harga
Material Kuantitas
Pemakaian (Rp) Total (Rp)
Etanol 70% Pembuatan suspensi 45 liter 5.400/100mL 2.430.000
Natrium
Diklofenak Pembuatan suspensi 300 tablet 500 150.000
50 mg
CMC 0,5 % Pembuatan suspensi 300 gram 65.000/250mg 78.000
Botol dan
Tempat suspensi 15 buah 3.000 45.000
tutup sirup
Kemasan dan
Kemasan produk 2 lusin 11.000 246.000
label
Kantong
Bungkus produk 2 lusin 500 12.000
plastik sablon
SUB TOTAL (Rp) 2.961.000
3. Perjalanan
Justifikasi Harga Harga
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp) Total (Rp)
Survey bahan 2 kali 20.000 320.000
Survey bahan
dasar krokot @ 4
dasar
orang
Perlengkapan
Pembelian alat
produksi @ 3 3 kali 25.000 450.000
dan bahan
orang
Pemasaran Pemasaran
produk (selama 5 produk disekitar 6.500/liter 500.000
bulam produksi) kampus
Membawa barang 5 kali 150.000 750.000
jualan ke bagian
Sewa mobil
selatan kota
cilacap
SUB TOTAL (Rp) 2.020.000

4. Lain-lain
Justifikasi Harga Harga
Material Kuantitas
Pemakaian Satuan (Rp) Total (Rp)
Promosi Membuat banner, 5 kali tiap 100.000 500.000
pemasaran menyebar brosur kali
serta melalui pemasaran
media sosial
Memory card Dokumentasi 2 buah 70.000 140.000

Publikasi jurnal Publikasi jurnal 1 paket 400.000 400.000


Kertaas Kwarto Pembuatan
1 rim 60.000 60.000
A4 100 Proposal
Tinta refill
Print 1 buah 35.000 35.000
hitam
Tinta refill
Print 1 buah 40.000 40.000
warna
Lembar print
Print & jilid
dan Penjilidan 14 buah 5.000 70.000
Proposal
proposal
SUB TOTAL (Rp) 1.245.000
TOTAL KESELURUHAN (Rp) 7.876.000

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 𝑅𝑝 2.961.000


a. HPP = = = Rp 197.400,00
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑢𝑠𝑝𝑒𝑛𝑠𝑖 15
b. Harga Total
Keuntungan yang diinginkan sebanyak 65%. Jadi, 65% x Rp 197.400 = Rp
128.310,00. Harga jual = Harga pokok + keuntungan yang diinginkan
= Rp 197.400 + Rp 128.310
= Rp 325.710,00 = Rp 325.500,00
c. BEP
AxB=(AxC)+D
A = Jumlah Produksi dalam Kemasan BEP
B = Harga Jual/Kemasan
C = Harga Variabel/Kemasan
D = Biaya Operasional/Produk
A x 350.000 = ( A x 325.500 ) + 2.961.000
350.000A – 325.500A = 2.961.000
24.500 A = 2.961.000
A = 2.961.000
24.500
A = 120, 85 atau 121
Maka, titik impas dari penjualan suspensi ekstrak krokot adalah 121
suspensi. Maka dari keuntungan itu akan diperoleh apabila telah menjual
121 suspensi ekstrak krokot.

Anda mungkin juga menyukai