Anda di halaman 1dari 5

Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033

Beberapa Teori mengenai RUANG

Lao Tzu.

Ruang adalah “kekosongan” yang ada disekitar kita maupun disekitar obyek atau

benda, ruang yang terkandung didalam adalah lebih hakiki ketimbang materialnya, yakni masa.
Kekosongan yang terbingkaikan oleh elemen pembatas pintu dan jendela, boleh dianggap sebagai ruang
transisi yang membatasi bentuk arsitekur yang fundamental. Ada tiga tahapan hirarki ruang : pertama,
ruang sebagai hasil dari perangkaian secara tektonik; kedua, ruang yang dilingkup bentuk stereotomik
dan ketiga, ruang peralihan yang membentuk suatu hubungan antara di dalam dengan dunia diluar.

Plato.

Ruang adalah sesuatu yang dapat terlihat dan teraba, menjadi teraba karena memiliki karakter yang jelas
berbeda dengan semua unsur lainnya. Plato mengatakan : kini, sgala sesuatunya harus berwadaq, kasat
mata, dan teraba: namun tak ada sesuatupun yang dapat kasat mata tanpa adanya api, tak ada
sesuatupun yang dapat teraba bila tak bermassa, dan tak ada sesuatupun yang dapat bermassa tanpa
adanya unsur tanah. Maka Tuhanpun menciptakan dunia dari api dan tanah, meletakan air dan udara
diantara api dan tanah dan membuatnya sebanding antara yang satu dengan lainnya, sehingga udara
terhadap air sebanding dengan air terhadap tanah; demikian ia membuat dunia ini sebagai kesatuan
yang kasat mata dan teraba. (Cornelis van d Ven, 1995).

Aristoteles. Ruang adalah sebagai tempat (topos), tempat (topos) sebagai suatu dimana, atau sesuatu
place of belonging, yang menjadi lokasi yang tepat dimana setiap elemen fisik

cenderung berada. Aristoteles mengatakan : „wadaq

-wadaq semata bergerak ke atas dan

kebawah menuju tempatnya yang tetap„ dan ‟setiap hal berada di suatu tempat yakni dalam sebuah
tempat‟. „Suatu tempat, atau ruang, tidak dapat memiliki suatu wadaq”.

(Cornelis van d Ven, 1995). Karakteristik dari ruang dirangkum menjadi lima butir: Tempat melingkupi
obyek yang ada padanya. Tempat bukan bagian dari yang dilingkupinya. Tempat dari suatu obyek tidak
lebih besar dan tidak lebih kecil dari obyek tersebut. Tempat dapat ditinggalkan oleh obyek serta dapat
dipisahkan dari obyek itu Tempat selalu mengikuti obyek, meskipun obyek terus berpindah sampai
berhenti pada posisinya.

Josef Prijotomo.

Ruang adalah bagian dari bangunan yang berupa rongga, sela yang terletak diantara dua obyek dan alam
terbuka yang mengelilingi dan melingkup kita. Bukan obyek rinupa dan ragawi tidak terlihat hanya dapat
dirasakan oleh pendengaran, penciuman dan perabaan.

Rudolf Arnheim.

Ruang adalah sesuatu yang dapat dibayangkan sebagai satu kesatuan terbatas atau tidak terbatas,
seperti keadaan yang kosong yang sudah disiapkan mempunyai kapasitas untuk diisi barang.

Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033 Immanuel Kant.

Ruang bukanlah suatu obyektif atau nyata merupakan sesuatu yang subyektif sebagai hasil pikiran dan
perasaan manusia. Ruang meruapakan suatu ide a priori, bukan suatu obyek empirik, yang dihasilkan
dari pengalaman-pengalaman eksterior. Dalam bukunya Prolegomena, Kant menulis, bahwa konsep-
konsep a priori tidak berasal dari pengalaman, namun sepenuhnya berasal dari opini dalam pemahaman
murni. Selain dari a priori intuisi, Kant juga mengenakan kualitas ketidakterbatasan terhadap ruang dan
waktu.

Unsur Pembentuk Ruang

Secara umum, ruang dibentuk oleh tiga elemen pembentuk ruang yaitu : Bidang alas/lantai (the base
plane), Bidang Dinding/pembatas ( The vertical Space Devider ), Bidang atap/langit-langi ( The Overhead
Plane ). 1. Bidang Alas/Lantai ( The base Plane ). Lantai merupakan struktur utama kegiatan dalam suatu
ruang. Batasan-batasan yang dibentuk oleh lantai bisa berupa visual maupun non visual. Visual apabila
dari bagian tepi lantai mengalami penambahan dimensi tinggi yang berbentuk bidang vertikal. Non visual
apabila tidak terdapat bidang vertikal yang membatasi, namun batas tersebut dapat dirasakan, karena
perwujudan berua perbedaan tekstur, warna, ketinggian, dsb. 2. Bidang Dinding/pembatas ( The vertical
Space Devider ). Bidang vertikal merupakan sebuah unsur visual sebagai perwujudan dari batasan
batasan yang dibentuk oleh bidang horizontal/lantai, bisa juga sebagai latar belakang yang netral untuk
unsur-unsur lain di dalam ruang. Bidang vertikal/ dinding dapat berwujud transparan, contohnya sebuah
sumber cahaya atau suatu pemandangan. 3. Bidang atap/langit-langi ( The Overhead Plane ). Bidang atap
adalah unsur pelindung utama dari suatu bangunan dan pelindung terhadap pengaruh alam
disekitarnya. Bentuknya ditentukan oleh geometri dan jenis material yang digunakan pada struktur
vertikalnya, serta cara peletakannya dan cara melingkupi ruang diatas penyangga.

Rumusan R

uang berdasar ‘batas’

1. Tegas Apabila dari batasan-batasan ruang tersebut bisa dirasakan, konkrit, jelas, terukur, teraba,
terlihat atau tidak terlihat. 2.

Tidak tegas

Apabila dari batasan-batasan ruang dapat dirasakan besaran ruang yang berwujud relatif, ukuran relatif,
tidak teraba, terlihat maupun tidak terlihat.

Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033

1. Tegas, contoh Ruang Tegas: a. Ruang diantara kolom dan balok tersebuat merupakan salah satu contoh
wujud dari ruang tegas, karena ruang yang terbentuk oleh beberapa balok yang disusun secara
geometris tersebut membentuk batasan-batasan yang tegas dan dapat dirasakan, meskipun batas-batas
yang terbentuk berupa bidang datar vertikal yang bersifat tidak terlihat. Dari permukaan-permukaan
tersebut tercipta bentuk dasar vertikal berbentuk persegi dan horizontal yang berbentuk segilima. Kolom
dan balok merupakan wujud dari

penegasan ruang.

Permukaannya muncul sebagai bidang-bidang geometri berbentuk segiempat dan segilima dengan
dimensi yang berbeda dan memiliki

volume ruang

. Selain itu, batasan-batasan yang ada jelas, terukur, teraba. Dari setiap bidang yang terbentuk dapat
ditarik garis diagonal yang merupakan salah satu unsur ketegasan dan dalam sebuah bidang. Bentuk-
bentuk vertikal segiempat yang terbentuk memiliki keberadaan yang lebih besar sebagai wujud batasan-
batasan ruang yang dirasakan lebih besar pengaruhnya dalam membentuk volume ruang daripada
bentuk horizontal segilima yang berada pada bagian bawah dan atas ruang. Akibatnya definisi dari
volume ruang menyajikan sebuah nuansa kedekatan serta privasi bagi yang berada didalamnya. Apabila
ruang tersebut dikembangkaan, maka balok dan kolom penegas ruang berfungsi sebagai konstruksi
bentuk dan ruang arsitektural dengan peranannya sebagai penopang struktur bagian dinding dan atap.
Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033

b. Bidang horizontal diatas juga salah satu contoh ruang yang tegas, karena bidang horizontal tersebut
memiliki batasan-batasan garis yang tegas yang bertemu dan membentuk sudut pada bagian tepi
bidangnya. Bidang horizontal yang terhampar sebagai sebuah figur diatas sebuah latar yang kontras
mendefinisikan sebuah area ruang yang sederhana. Area ruang yang terbentuk diperjelas batasan-
batasannya dengan pemberian tekstur dan warna yang berbeda dari latarnya. Sehingga dengan adanya
pemberian tekstur dan warna yang berbeda terciptalah suatu batas yang tidak terlihat namun dapat
dirasakan oleh orang yang berada dalam bidang horizontal tersebut bahwasannya dia sedang berada
dalam suatu ruang yang tegas dengan batasan-batasan yang jelas, terukur, dan terlihat dari perbedaan
warna & tekstur. Walaupun tidak terdapat bidang vertikal sebagai pembatas dengan ruang yang lain,
area diatas ruang horizontal tersebut tetap menghasilkan sebuah zona spesial atau realitas dalam
batasan-batasannya. Dalam pengembangan bidang

horizontal tersebut, untuk memperkuat kesan ‘ruang’nya

dapat diberlakukan dengan mengangkat bidang hingga mempunyai ketinggian tertentu, menurunkan
bidang dengan kedalaman tertentu ataupun meletakkan bidang diatas

Todaktegas, contoh Ruang Tidak Tegas: a. Ruang dibawah pohon merupakan contoh dari perwujudan
ruang yang tidak tegas. Ruang yang terbentuk adalah sebuah bayangan yang terbentuk pada bagian
bawah pohon akibat terkena sinar matahari.

Bagian pohon yang berupa dedaunan rindang memberikan rasa

Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033

ternaungi dibawah struktur payungnya, sebuah bidang dari bagian pohon yang mendefinisikan suatu
area dengan ruang yang berada dibagian atas (dedaunan rindang) dan bidang dilantai dasarnya (tanah).
Disebut tidak tegas, karena batasan-batasan ruang yang terbentuk oleh bayangan pohon dirasakan
berwujud relatif, ukuran relatif, tidak teraba, dan terlihat. Sehingga setiap orang yang berada dibawahnya
akan memiliki argumen masing masing mengenai batas ruang karena batas ruang bersifat relatif dan
tidak dapat diukur secara konkrit. Batas ruang yang berupa bayangan tersebut bersifat tidak tetap,
karena bayangan yang ada merupakan hasil dari cahaya matahari yang jatuh ke bumi sehingga ruang
yang terbentuk setiap waktunya akan berbeda, karena bumi yang berotasi akan memutar dan bagian
atas pohon yang terkena sinar matahari akan berbeda pada setiap waktunya. Akibatnya bayangan yang
terbentuk akan berbeda beda, misal pada pagi hari bayangan yang terbentuk memanjang di sebelah
barat, bayangan yang terbentuk pada siang hari berada tepat dibawah pohon, dan bayangan yang
terbentuk apada sore hari memanjang disebelah timur. b. Ruang yang terbentuk oleh seseorang yang
berada di tanah lapang yang luas adalah perpaduan antara kubah langit yang berperan sebagai bagian
atas dari ruang, yang bersifat melingkupi, dan tanah lapang yang berperan ssebagai bagian lantai yang
menjadi alas untuk berpijak

Ruang Tegas dan Tidak Tegas (UKD I) / Teori arsitektur I Dindha Nirmalasari / I0212033

Seseorang yang berdiri ditengah ruang tersebut, analoginya adalah sebuah elemen linier

vertikal (misal pada bangunan: kolom, pilar batu, atau menara) sebagai pusat yang akan menghasilkan
titik diatas bidang dasar dan membuatnya terlihat didalam ruang. Elemen linier, yang pada kasus disini
adalah manusia, akan menghasilkan garis garis yang akan menempatkan posisinya didalam ruang yaitu
dibagian pusat. Posisi seseorang tersebut akan menciptakan area spasial disekitarnya dan berinteraksi
dengan penutup spasial yang berupa kubah langit. Apabila posisi dari manusia yang menjadi pusat
tersebut digeser, maka ruang yang terbentuk juga akan bergeser sesuai dengan orientasi pusatnya. Titik
pusat yang berupa manusia akan menghasilkan garis garis radial yang akan menentukan batas ruang
yang dihasilkan oleh kubah langit. Garis-garis radial tersebuat membentuk volume ruang berupa
setengah bola. Garis-garis radial tersebut nantinya setiap orang akan memiliki panjang yang berbeda-
beda, tergantung dari perasaan yang dirasakan oleh orang tersebut, sejauh mana kubah langit itu
melingkupi, sehingga batas yang terbentuk berwujud relatif, ukuran relatif, tidak teraba dan tidak terlihat

Anda mungkin juga menyukai