Anda di halaman 1dari 6

STUDI MINERALOGI BIJIH BESI DUSUN MARARA

KECAMATAN BONTOCANI KABUPATEN BONE


PROVINSI SULAWESI SELATAN

Anshariah, Hafriyadi*, Hasbi Bakri


Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia
Email: anshariah.anshariah@umi.ac.id

SARI

Besi merupakan logam kedua yang paling banyak di bumi ini. Karakter dari endapan besi ini
bisa berupa endapan logam yang berdiri sendiri. Namun seringkali ditemukan berasosiasi
dengan mineral logam lainnya. Oleh karena itu, dilakukan pengamatan dan pengambilan
sampel (sampling) di Daerah Penelitian yaitu di Dusun Marara, Kecamatan Bontocani,
Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi pengambilan sampel bijih besi tidak
terlalu jauh dari pemukiman warga Dusun Marara sekitar berjarak 500 meter. Maksud dari
kegiatan Penelitian ini yaitu melakukan pengamatan bijih besi (mineragrafi) dengan tujuan
untuk mengetahui kandungan mineral yang terdapat pada bijih besi dan mengetahui jenis
bijih besi yang terbentuk di Daerah Penelitian. Tahap analisis laboratorium, berupa
pengamatan sampel yang diambil di Lapangan dengan menggunakan pengamatan sayatan
poles (polish section). Untuk melakukan pengamatan karakteristik bijih dalam mikroskop
polarisasi, teknik yang digunakan dalam mengetahui karakteristik mineral ubahan dalam
batuan yaitu X-Ray Diffraction (XRD) sedangkan teknik yang digunakan untuk mengetahui
karakateristik unsur yang terdapat dalam batuan yaitu X-Ray Flourosence (XRF). Hasil
sayatan poles ditemukannya 5 komposisi mineral yaitu Quart, Goethite, Manganese, Hematit,
dan Magnetit. Dari hasil analisis X-Ray Flourescence (XRF) ditemukan senyawa yang
tertinggi yaitu Fe2O3 83,842% dan SiO2 21,600%. Hasil dari analisis X-ray Diffraction (XRD)
di tiga sampel ditemukan beberapa mineral yaitu Quartz 38,2%, Geotite 23,6%, Manganese
15,6%, Hematit 28,5%, dan Magnetite 23,7%.

Kata kunci: bijih besi, mineralogi, sayatan poles, XRD, XRF.

ABSTRACT

Iron is the second most abundant metal on this earth. The characteristic of an iron deposit is
that it can be a stand-alone metal deposit. But are often found associated with other metal
minerals. Therefore, observations and sampling were carried out in the study field of Marara
village, Bontocani Sub-district, Bone regency, South Sulawesi province. The ore samples were
taken not too far from residential areas of Marara by about 500 meters away. The purpose of
this study is observed iron ores (mineragraphy) in order to determine the mineral content
contained in the ores and determine the type of iron ores formed in the field. Laboratory
analysis phase, namely observations of the samples taken in the field through polish section
observation method. To observe the characteristics of the ores in a polarizing microscope, the
technique used to determine the characteristics of alteration minerals in the ore was X-Ray
Diffraction (XRD) while the technique used to determine the characteristics of the elements
contained in ore was X-Ray Flourosence (XRF). The results of the incision poles found 5 mineral
compositions, namely Quart, Goethite, Manganese, Hematit, and Magnetit. From the X-Ray Flourescence
(XRF) analysis the highest compounds found were FeaOs 83.842% and Si02 21.600%. Results
of X-ray Diffraction (XRD) analysis found in three samples were several minerals, namely Quartz
38.2%, Geotite 23.6%, Manganese 15.6%, Hematit 28.5%, and Magnetite 23.7%.

Keywords: iron ore, mineralogy, incision polishes, XRD, XRF.

1
PENDAHULUAN c. Pengambilan sampel litologi (sampling),
digunakan metode berupa Rock Sampling,
Besi merupakan logam kedua yang yaitu pengambilan sampel pada batuan
paling banyak di bumi ini. Karakter dari (singkapan) berukuran hand speciment
endapan besi ini bisa berupa endapan logam tanpa interval tertentu.
yang berdiri sendiri. Namun seringkali d. Deskripsi Litologi.
ditemukan berasosiasi dengan mineral logam e. XRD, XRF, dan Sayatan Poles.
lainnya (Prabowo, 2011).
Endapan besi yang ekonomis HASIL DAN PEMBAHASAN
umumnya berupa Magnetite (fe3O4), Hematite
(Fe2O3), Pyrit (FeS2) dan Siderite (FeCO3). A. Sampel Bijih Besi
Biasanya dapat berupa mineral Pyrhotite,
Marcasite, dan Chamosite (Han et al., 2006). Penelitian ini dilakukan pengamatan dan
Pada umumnya sering dijumpai bahan pengambilan sampel (sampling) di Daerah
pengotor seperti Silica, Manganese, dan Penelitian yaitu di Daerah Dusun Marara,
Nickel. Pembentukan endapan Nikel terjadi Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone,
pada Daerah tropis atau sub-tropis (Juradi, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi
2018; Jafar dan Erwin, 2016). pengambilan sampel bijih besi tidak terlalu
Mineral bijih adalah mineral-mineral jauh dari pemukiman warga Dusun Marara
yang bernilai ekonomis, mengandung unsur sekitar berjarak 500 meter. Pengambilan
logam dan dapat diekstrak untuk kepentingan sampel bijih besi yang dilakukan bertujuan
umat manusia terbentuk secara alami yang untuk mengetahui kandungan mineral yang
bernilai ekonomis (Evans, 1993). terdapat pada bijih besi dan menganalisis
Keberadaan bijih besi di Indonesia lebih lanjut mengenai mineralogi dari bijih
dapat ditemukan beberapa Daerah dengan besi yang terdapat pada Daerah Penelitian.
di antaranya Daerah Bontocani, Kabupaten Pengambilan sampel dilakukan secara acak
Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Daerah berupa rock sampling untuk pengambilan
prospek dijumpai di Dusun Marara, Dusun sampel pada batuan atau singkapan dengan
Pake, dan Dusun Tanjung (Utoyo, 2008). sampel yang diambil berukuran hand
X-Ray Diffraction (XRD) salah satu speciment dan Lokasi pengambilan disebut
teknik analisa untuk mengetahui mineral apa sebagai stasiun. Dari pengamatan dan
saja yang terkandung dalam suatu bahan pengambilan sampel yang dilakukan diperoleh
tambang dalam struktur suatu mineral, 3 buah sampel masing-masing sampel ST-1,
garam, logam, bahkan senyawa organik seperti ST-2, dan ST-3.
DNA, vitamin, dan drugs (Munasir, 2012).
X-Ray Fluorescen (XRF) mirip dengan
XRD, namun perbedaannya adalah
fluoresensi-ny. Digunakan untuk analisa suatu
material tambang, cukup dibuat homogen
dengan digerus dan dipadatkan atau dilebur
kemudian dicetak menjadi semacam bead atau
koin, tentunya dengan penimbangan tertentu
(Munasir, 2012).

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian yang dilakukan


pengambilan data berupa sampel pada Daerah
Penelitian dengan memperhatikan kondisi Gbr 1. Bongkahan Bijih Besi (Arah pengambilan
gambar N 280 ˚E)
geologi sekitar Daerah Penelitian atau titik
pengambilan sampel dengan stasiun
pengamatan bersifat random atau acak. Gambar 1 menunjukkan bongkahan bijih besi
Tahapan kegiatannya sebagai berikut: berlokasi pada koordinat UTM 0175747 dan
a. Penentuan titik pengambilan data 9442934 pada ketinggian 320 mdpl.
(Plotting), dengan menggunakan (GPS). Bongkahan bijih besi dengan ukuran lebar 57
b. Pengamatan singkapan meliputi deskripsi cm panjang 90 cm pada kondisi permukaan
dan pengambilan foto singkapan. yang landai.

2
Berdasarkan hasil pengamatan
mikroskop bijih besi (gambar 3), ditemukan 4
mineral yaitu Quartz dengan 42% memiliki
bentuk adhedral dengan ukuran mineral 0,02
–0,35 mm dan tidak mempunyai pleokroisme
dengan berwarna putih keabu-abuan.
Hematite dengan 28.5% berwarna kemerahan
dengan bentuk euhedral-subhedral tidak
menunjukkan adanya belahan ukuran mineral
0,05–1,5 mm dan tidak mempunyai
pleokroisme. Goethite 23,6% memiliki warna
coklat kekuningan dengan bentuk euhedral-
subhedral tidak menunjukkan adanya belahan
ukuran mineral 0,4–1 mm dan tidak
mempunyai pleokroisme. Magnetite dengan
Gbr 2. Sampel Bijih Besi 5,7% berwarna hitam buram dengan bentuk
euhedral-subhedral tidak menunjukkan
adanya belahan ukuran mineral 0,06–2 mm
B. Analisis Mineragrafi (Sayatan Poles) tidak mempunyai pleokroisme. Hasil
pengamatan mikroskop bijih besi dapat dilihat
Analisis sampel pada mineragrafi erat pada (table 1).
kaitannya dengan tahap awal untuk memulai
mengidentifikasi sampel yang ingin diteliti.
Preparasi mineragrafi adalah proses awal
perlakuan pada bijih agar dapat dilanjutkan
pada proses berikutnya yaitu analisis. Hasil
mineragrafi yang telah dianalisis berupa
sayatan poles sebagai berikut:

Gbr 4. Hasil sayatan poles mineralogi bijih besi


ST-1 Quartz (Qz), Hematite (Hem),
Goethite (Geo), Magnetite (Mag),
Manganese (Mn)

Tabel 2. Hasil Pengamatan Mikroskop


Gbr 3. Hasil sayatan poles mineralogi bijih besi
ST-1 Quartz (Qz), Hematite (Hem), Komposis Mineral %
Goethite (Geo), Magnetite (Mag)
Quartz (Qz) 38,2%
Goethite (Goe) 27.8%
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mikroskop
Manganese oxide (Mn) 15.6%
Komposis Mineral % Hematite (Hem) 12.9%

Quartz (Qz) 42,0% Magnetite (Mag) 19,7%

Hematite (Hem) 28.5%


Berdasarkan hasil pengamatan mikroskop
Goethite (Goe) 23,6% bijih besi (gambar 4), ditemukan 4 mineral
yaitu Quartz dengan 32,2% memiliki bentuk
Magnetite (Mag) 5,7% adhedral dengan ukuran mineral 0,02–0,35

3
mm dan tidak mempunyai pleokroisme Tabel 4. Hasil Kuantitatif Analisis XRF ST-1
dengan berwarna putih keabu-abuan. Goethite
27,8% memiliki warna coklat kekuningan Sampel Senyawa (%)
dengan bentuk euhedral-subhedral tidak
menunjukkan adanya belahan ukuran mineral Fe2O3 76,512
0,4–1 mm dan tidak mempunyai pleokroisme.
SiO2 14,732
Manganese dengan 15,6% berwarna putih
keabu-abuan dengan bentuk euhedral- MnO 7,357
subhedral tidak menunjukkan adanya belahan
CaO 0,492
ukuran mineral 0,3–1,2 mm tidak mempunyai
pleokroisme. Hematite dengan 12.9% berwarna ST-1 SO3 0,435
kemerahan dengan bentuk euhedral-subhedral PbO 0,214
tidak menunjukkan adanya belahan ukuran
mineral 0,05–1,8 mm dan tidak mempunyai ZnO 0,163
pleokroisme. Magnetite dengan 19,7% Ac 0,053
berwarna hitam buram dengan bentuk
euhedral-subhedral tidak menunjukkan CuO 0,043
adanya belahan ukuran mineral 0,06–1,6 mm
tidak mempunyai pleokroisme. Hasil Sampel ST-1 bijih besi yang dianalisis
pengamatan mikroskop bijih besi dapat dilihat menggunakan XRF (tabel 4), diperoleh
pada (table 2). beberapa unsur antara lain Fe, Si, Mn, Ca, So
Pb, Zn, As, Cu. Unsur Fe ditemukan dalam
C. Analisis XRF (X-Ray Flourescence) bentuk senyawa Fe2O3 dengan persentasi
76,512%, jadi kandungan Fe adalah sebesar
Sampel bijih besi yang diperoleh di Lokasi 70% dalam tiap persentase senyawa Fe2O3.
Penelitian (gambar 2), juga dianalisis Sehingga diperoleh:
mengunakan analisis X-Ray Flourescence Fe = 70% x 76,512% = 53,5584
(XRF) untuk mengetahui kandungan serta
persentase unsur yang terdapat pada bijih besi Tabel 5. Hasil Kuantitatif Analisis XRF ST-2
yang diperoleh di Lokasi Penelitian. Adapun
hasilnya dapat dilihat pada (table 3)
Sampel Senyawa (%)
Tabel 3. Hasil Kualitatif Analisis XRF Fe2O3 63,556
SiO2 21,6
Sampel Kandungan Unsur
MnO 13,075
PbO 0,727
Fe (Besi), Si (Silikon), Mn
(Mangan), Ca (Kalsium), So ST-2 CaO 0,444
ST-1
(Sulfat) Pb (Timbal), Zn (Seng), As2O3 0,263
Ac (Aktinium), Cu (Tembaga). ZnO 0,254
K2O 0,036
Fe (Besi), Si (Silikon), Mn SrO 0,031
(Mangan), Pb (Timbal), Ca PtO 0,015
ST-2 (Kalsium), As (Arsen), Zn
(Seng), K (Kalium), Sr
Sampel ST-2 bijih besi yang
(Stronsium), Pt (Platina).
dianalisis menggunakan XRF (tabel 5),
diperoleh beberapa unsur antara lain Fe, Si,
Mn, Pb, Ca, As, Zn, K, Sr, Pt. Unsur Fe
ditemukan dalam bentuk senyawa Fe2O3
Fe (Besi), Si (Silikon), Mn
dengan persentasi 63,556% jadi kandungan Fe
(Mangan), Ca (Kalsium), Cu
ST-3 adalah sebesar 70% dalam tiap persentase
(Tembaga), Zn (Seng), Ac
senyawa Fe2O3. Sehingga diperoleh:
(Aktinium).
Fe = 70 x 63,556% = 44,4892

4
Tabel 6. Hasil Kuantitatif Analisis XRF ST-2 Mengidentifikasi hadirnya mineral-mineral
yang terdapat pada bijih besi yaitu (Si O2)
Sampel Senyawa (%) Quartz dengan jumlah 3,71%, (Fe3O2)
Hematite = 5,37%, (FeOOH) Goethite = 4,29%,
Fe2O3 83,842
(MnO2) Birnessite = 1,18%.
SiO2 11,849
MnO 2,951 2. XRD Sampel ST-2
ST-3 CaO 0,943
Berdasarkan hasil uji mineralogi sampel
CuO 0,229
bijih besi, dengan instrumen XRD mendeteksi
ZnO 0,138 4 jenis mineral (tabel 8), dari sampel ST-2,
Ac 0,048 terdapat Fe2O3 Hematit merupakan bijih yang
cukup penting untuk menghasilkan besi
Sampel ST-3 bijih besi yang dianalisis dengan nilai 12,9%.
menggunakan XRF (tabel 6), diperoleh
beberapa unsur antara lain Fe, Si, Mn, Ca, Cu, Tabel 8. Hasil Analisis Data XRD
Zn, Ac. Unsur Fe ditemukan dalam bentuk
senyawa Fe2O3 dengan persentasi 83,842% Rumus Nama
Sampel %
jadi kandungan Fe adalah sebesar 70% dalam Kimia Mineral
tiap persentase senyawa Fe2O3. Sehingga O2 Si Quartz 38.2%
diperoleh: Co0.05
Fe = 70% x 83,842% = 58,6894 Fe0.95 Goethite 27,80%
Ho2
D. Analisis XRD (X-Ray Diffraction) Manganese
ST-2 Mn02 15,60%
oxide
Sampel bijih besi yang diperoleh di Lokasi Fe2O3 Hematite 12,90%
Penelitian kemudian dianalisis lebih lanjut Fe2,904
mengunakan analisis X-Ray Diffraction (XRD) O4 Magnetite 5,60%
untuk mengetahui karakteristik dan Ti0.096
kandungan mineral pada sampel bijih besi
yang diperoleh di Lokasi Penelitian. Mengidentifikasi hadirnya mineral-mineral
yang terdapat pada bijih besi yaitu (Si O2)
1. XRD Sampel ST-1 Quartz dengan jumlah 3,56%, (Fe3O2) Goethite
= 5,37%, (MnO2) Manganese Oxide = 2,57%,
Berdasarkan hasil uji mineralogi sampel (Fe3O2) Hematite = 2,82%, (Fe3O4) Magnetit =
bijih besi, dengan instrumen XRD mendeteksi 1,12%.
4 jenis mineral (tabel 7), dari sampel ST-1,
terdapat Fe2O3 Hematit merupakan bijih yang 3. XRD Sampel ST-2
cukup penting untuk menghasilkan besi
dengan nilai 28,5%. Berdasarkan hasil uji XRD mendeteksi 4
jenis mineral (tabel 9), dari sampel ST-3,
Tabel 7. Hasil Analisis Data XRD
terdapat Fe2O3 Hematit merupakan bijih yang
cukup penting untuk menghasilkan besi
Rumus Nama dengan nilai 27,3%.
Sampel %
Kimia Mineral
O2 Si Si Tabel 9. Hasil Analisis Data XRD
Quartz 42.0%
O2
Fe2O3 Hematit 28,50% Rumus Nama
Sampel %
Co0.05 Kimia Mineral
Fe0.95 Goethite 23,60% A10 Ca2
Ho2 Fe1 Mg0
ST-1 Andradite 33.5%
Mn0
Na0
H0.6 ST-3
Mg0.144 Birnessite 5,90% Fe2O3 Hematite 27,30%
Mn 02.85 Fe3O4 Magnetite 23,70%
SiO2 Quartz 15,90%

5
Mengidentifikasi hadirnya mineral- DAFTAR PUSTAKA
mineral yang terdapat pada bijih besi yaitu
dengan rumus kimia (A10 Ca2 Fe1 Mg0 Mn0 Prabowo, H, 2011. Bijih Besi. Jurusan Teknik
Na0) Andradite dengan jumlah 33,5%, (Fe3O2) Pertambangan Fakultas Teknik
Hematite = 27,3%, (Fe3O4) Magnetit = 23,7%, Universitas Negeri Padang.
(Si O2) Quartz dengan jumlah 3,71%.
Han, Y.S., Hadiko, G., Fuji, M., Takahashi, M.,
KESIMPULAN 2006. Factors Affecting The Phase and
Maephology of CaCO3 Perepared by a
Bubbiling Method. Journal of the
Hasil Penelitian bijih besi yang berlokasi
European Ceramic Society, 26(4-5),
pada Daerah Dusun Marara, Kecamatan
843-847.
Bontocani, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi
Selatan. Diperoleh 2 kesimpulan yaitu: Evans, A.M. 1993. Ore Geology and Industrial
Minerals,An Introduction (3 edition).
1. Terdapat 3 sampel bijih besi yang diperoleh Blackwell Science. USA.
dari Lapangan untuk mengetahui
kandungan mineral yang terdapat pada Utoyo, H. 2008. Biijih Besi Bontocani
bijih besi dilakukan uji sampel Kabupaten Bone Sulawesi Selatan.
munggunakan analisis X-Ray Diffraction Jurnal Sumber Daya Geologi, 18, 303 –
(XRD). Dari ke 3 stasiun terdapat 6 307.
kandungan mineral di antaranya
Quartz SiO2, Hematite Fe2O3, Goethite Munasir, M. 2012. Bahan Mineral Batuan Dan
FeO(OH), Birnessite (Na0.3Ca0.1K0.1) Pasir Sebagai Sumber Material Cerdas
(Mn4+,Mn3+)2O4.1.5H2O, Manganese Oxid
(CaCO3 Dan SiO2). Universitas Negri
MnO2 dan Magnetit Fe3O4.
2. Bijih besi yang terdapat di Daerah Dusun Surabaya.
Marara, Kecamatan Bontocani, Kabupaten
Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Jafar, Nurlia dan Erwin, Muhammad Andy.
Ditemukan berupa bongkah-bongkahan. 2016. Analisi Perbandingan
Bijih besi tersebut berasosiasi dengan Kandungan Unsur Nikel (Ni) dan Besi
kuarsa sebagai hasil dari naiknya larutan (Fe) Dari Data Titik Bor Dengan
magma yang mengandung bijih besi, Realisasi Penambangan. Jurnal
kemudian diperkaya dengan naiknya Geomine, 4(2), 63-66.
larutan sisa magma pembentuk granodiorit
melalui rekahan-rekahan yang dikenal Juradi, Muhammad Idris. 2018. Studi
sebagai larutan hidrotermal. Daerah
Penurunan Kadar Besi Pada Bijih
Penelitian dijumpai di Dusun Marara,
Kecamatan Bontocani, Kabupaten Bone, Feldspar Asal Medan Metode
Provinsi Sulawesi Selatan. Dari hasil Bioleaching dan Magnetic Separator.
X-Ray Diffraction (XRD) didominasi Jurnal Geomine, 6(1), 20-25.
Hematite F2O3 dengan bijih besi jenis ini
mempunyai kandungan besi 28,5%.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kepada Bapak


Akbar, S.Pd, M. Pd. Sebagai Kepala Camat
Bontocani, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi
Selatan. Atas kesempatan dan bimbingan yang
telah diberikan untuk melaksanakan
Penelitian ini.

Anda mungkin juga menyukai