Anda di halaman 1dari 14

STUDI KELAYAKAN BISNIS

“ASPEK TEKNIK DAN TEKNOLOGI”

Nama:
1. I KADEK KEVIN (05)
2. IDA BAGUS MADE OKA WIDIANA (16)
3. I WAYAN SATRIA DHARMA PUTRA (23)

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI GIANYAR
TAHUN AJARAN
2016/2017
1.1. Pemilihan Strategi Produksi
Sebuah produk adalah segala sesuatu yang memiliki nilai disuatu pasar sasaran
dimana kemampuannya memberikan manfaat dan kepuasan termasuk benda, jasa
organisasi, tempat, orang dan ide. Cara memandang produk seperti ini meliputi
situasi yang luas termasuk barang-barang konkrit dan jasa-jasa bersifat abstrak.
Produk merupakan faktor dasar untuk melaksanakan suatu strategi bisnis, walaupun
secara keseluruhan faktor ini tidak menjamin kesuksesan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, produk-produk perusahaan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pasar.

Perubahan kebutuhan dan keinginan pasar menjelaskan mengapa banyak


perusahaan memberikan perhatian penuh pada perencanaan portofolio
produk. Strategi produk seringkali merupakan komponen kunci dalam rencana
manajemen puncak untuk memperbaiki kinerja suatu bisnis. Tindakan-tindakannya
mencakup modifikasi produk, perkenalan produk baru, dan penghapusan produk.

1. Analisis Strategis Produk Yang Sudah Ada


Kombinasi produk yang membentuk protofolio produk untuk sebuah
perusahaan merentang dari sebuah produk tunggal hingga suatu lini produk
sampai bauran lini produk. Diasumsikan bahwa keputusan produk dibuat
untuk suatu unit bisnis strategis. Komposisi produk SBU ditentukan
berdasarkan satu atau lebih lini produk dan berdasarkan produk-produk
spesifik yang menyusun setiap lini. SBU mungkin memiliki sebuah produk
atau satu lini atau berbagai lini dari produk-produk spesifik di dalam setiap
lini.
Analisis terhadap produk-produk yang ada mensyaratkan penelusuran
kinerja berbagai produk di dalam portofolio. Pertama-tama adalah perlu
untuk menunjukkan kriteria dan tingkat kinerja untuk mengukur kinerja
produk. Hal ini mencakup faktor finansial maupun nonfinansial. Karena
adanya kaitan antara permintaan dan biaya di antara produk-produk, maka
diperlukan sistem informasi yang menunjukkan seberapa baik
sebuah produk berhasil. Tujuan dari sistem penelusuran ini adalah untuk
memperlakukan proses peninjauan produk yang akan menempatkan produk
bermasalah, diagnosis ini juga membantu manajemen memutuskan
bagaimana menghapuskan masalah tersebut.
2. Mengembangkan Strategi produk
Analisis portofolio menentukan seberapa baik kinerja yang dicapai oleh
strategi produk yang ada. informasi ini membantu manajemen
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan produk baru dan di mana strategi
produk yang ada harus diubah. Merek-merek yang telah berhasil selama
periode waktu yang lama menawarkan pengetahuan yang dalam mengenai
strategi produk. Suatu ciri umum dari merek yang tahan lama adalah bahwa
strategi penargetan dan penentuan posisi yang dipilih pada awalnya secara
umum telah diikuti selama hidup setiap merek. Merek-merek ini
memperhatikan strategi dasar pemasaran dimana didalamnya terdapat
strategi produk yang membuat mereka terkenal dan berhasil.

1.2. Pemilihan Dan Perencanaan Produk

Setelah beberapa alternatif ide produk tersaring, selanjutnya akan dikaji


beberapa produk apa yang menjadi prioritas untuk diproduksi. Biasanya, untuk
menetapkan produk tersebut akan dilakukan melalui tahapan – tahapan pekerjaan yaitu

1. Penentuan Ide Produk dan Seleksi


Pada intinya, aspek pasar dan pemasaran untuk mengetahui apakah ide-
ide produk diperkirakan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu
membuat produk tersebut dengan segala sumber daya yang dimilikinya.
Sedangkan untuk aspek keuangan, adalah meniliai apakah produk tersebut jika
dihasilkan akan mendatangkan keuntungan yang sesuai dengan harapan.

2. Pembuatan Desain Produk Awal


Dalam produksi barang, gambaran desain awal akan lebih jelas bila
dibandingkan dengan produk jasa. Dalam membuat desain produk awal ini,
hendaknya dipertimbangkan hal-hal seperti: manfaat produk yang akan dibuat,
fungsi yang hendaknya dimiliki barang agar menunjang manfaat-manfaatnya,
desain, seni, dan estitika barang yang akan diproduksi. Desain produk awal ini
akan ditindaklanjuti menjadi produk yang lebih mendekati sebenarnya.
3. Pembuatan Prototip dan Pengujian
Prototip adalah produk yang dibuat sebagai produk percobaan sebelum
produk dibuat secara besar-besaran. Ia berguna untuk menilai kemampuan
produk agar sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.Semetara itu,
pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah prototip ini sudah dapat
diimplementasikan atau belum. Jika belum, masih dapat diperbaiki lagi, lalu
diuji lagi dan seterusnya sehingga prototip ini sesuai dengan harapan.
Akhirnya, terciptalah desain produk akhir yang siap unutk diimplementasikan.

4. Implementasi
Tahap ini mecoba untuk menilai apakah produk yang sudah diproduksi
dan ditawarkan di pasar memiliki masa depan yang baik.

1.3. Rencana Kualitas

Kualitas produk merupakan hal penting bagi konsumen. Perusahaan hendaknya


menentukan suatu tolak ukur rencana kualitas produk dari tiap dimensi kualitasnya.
Dimensi kualitas produk dapat dipaparkan sebagai berikut ini:

a) Produk Berupa barang


Menurut david garvin, menentukan dimensi kualitas barang dapat dilkakukan
melalui delapan dimensi seperti berikut ini:
1) Performance, hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan
merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam
membeli barang tersebut
2) Features, yaitu aspek performasi yang berguna untuk menambah fungsi
dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangnya.
3) Reliablility, hal yang berkaitan dengan probablitas atau kemungkinan suatu
barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode
waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.
4) Confermance, hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap
spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan pada keinginan
pelanggan.
5) Durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan
atau masa pakai barang.
6) Serviceability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan,
kompentensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk
perbaikan barang
7) Aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subjektif mengenai hal-
hal estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari
prefensi individual.
8) Fit and finish, suatu sifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan
mengenai keberadaan produk tersebut sebagia produk yang berkualitas.
b) Produk Jasa/ Servis
Zeithaml et. al. mengemukakan lima dimensi dalam menentukan kualitas jasa,
yaitu :
1) Reliability, yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang sesuai
dengan janji yang ditawarkan.
2) Responsiveness, yaitu respon atau kesigapan karyawan dalam membantu
pelanggan dan memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap.
3) Assurance, meliputu kemampuan karyawan atas: pengetahuan terhadap
produk secara tepat, kualitas keramah-tamahan, perhatian dan kesopanan
dalam memberi pelayanan, keterampilan dalam memberikan informasi,
kemampuan dalam memberikan informasi, kemampuan dalam memberikan
keamanan didalam memanfaatkan jasa yang ditawarkan, dan kemampuan
dalam menanamkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan. Dimensi
ini merupakan gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan, dan
kredibilitas.
4) Emphaty, yaitu perhatian secara individual yang dibeikan perusahaan
kepada pelanggan seperti kemudahan untuk menguhubungi perusahaan,
kemampuan karyawan untuk berkomonikasi dengan pelanggan, dan usaha
perusahaan untuk memahami keinginan dan kebutuhan pelangganya.
Dimensi emphaty ini merupakan gabungan dari dimensi Akses, Komunikasi
dan Pemahaman pada Pelanggan.
5) Tangibles, meliputi penampilan fasilitas fisik seperti gedung dan ruangan
frontoffice, tersedianya tempet parkir, kebersihan, kerapihan dan kenyaman
, kelengkapan peralatan komunikasi dan penampilan karyawan
1.4. Pemilihan Teknologi

Proses ini digunakan bila pabrik menangani bermacam-macam proses yang


berbeda. Misalya satu set rangkaian peralatan tertentu disusun untuk memroses satu
agregat atau batch produk tertentu, kemudian dihentikan dan di set kembali untuk
memroses jenis produk lain yang berbeda. Peralatannya terdiri dari mesin-mesin yang
berfungsi multipurpose sehingga lebih fleksibel, yaitu dapat memenuhi lebih dari satu
variasi produk.

Ada berbagai macam faktor perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis teknologi,
yaitu:

1) Jenis teknologi yang diajukan harus dapat menghasilkan mutu produksi yang
dikehendaki pasar.
2) Teknologi tersebut harus cocok dengan persyaratan yang diperlukan untuk
mencapai kapasitas produksi ekonomis yang telah ditentukan.

Pilihan jenis teknologi juga akan dipengaruhi oleh kemungkinan pengadaan tenaga ahli,
bahan baku dan pembantu yang diperlukan untuk penerapannya. Dalam studi kelayakan
proyek hendaknya diperhatikan pula jenis dan jumlah tenaga ahli, bahan baku dan
pembantu tersebut serta kemungkinan pengadaan dan biayanya, baik untuk jangka
pendek maupun panjang.

Faktor pengadaan teknologi

Untuk proyek-proyek seperti ini faktor pengadaan teknologi, termasuk tenaga


ahli tidak terlalu sulit; yang perlu diperhitungkan oleh pemilik proyek hanyalah
penyediaan tenaga lokal yang akan menerima pendidikan dari tenaga ahli produsen
mesin. Dalam hal ini faktor pengadaan teknologi berikut tenaga ahlinya harus benar-
benar diperhitungkan, termasuk jumlah biayanya. Bilamana teknologi yang diperlukan
harus diperoleh dari perusahaan lain, perlu pula diteliti cara pengadaan mana yang
paling manguntungkan. Secara umum hak patent dapat diperoleh dengan tiga macam
cara yaitu, menyewa, membeli dan mendirikan perusahaan patungan dengan pemilik
patenr. Diantara pemilik dan penyewa akan diatur hak penggunaan teknologi dan
pengalihan keahlian tertentu dengan syarat-syarat yang disetujui kedua belah pihak. Di
dalam perjanjian sewa-menyewanya akan dicantumkan dengan jelas dan terperinci
batasan teknologi yang disewakan seperti, garansi dari pemilik, tanggung jawab
penyewa, jumlah penyewa, jumlah biaya penyewaan, jangka waktu perjanjian serta
jenis bahan, peralatan dan tenaga ahli yang diperlukan.

1.5. Rencana Kapasitas Produksi

Kapasitas didefinisikan sebagai suatu kemampuan pembatas dari unit produksi


untuk berproduksi dalam waktu tertentu. Kapasitas dapat dilihat dari sisi masukan
(input) atau keluaran (output). Contoh kapasitas dari masukan (input), misalnya adalah
kapasitas suatu perguruan tinggi dapat dilihat dari kemampuannya untuk menampung
mahasiswa; kapasitas mesin komputer didasarkan pada jam kerja operasi per harinya.
Contoh kapasitas dari keluaran (output) misalnya, pabrik tempe di ukur dari
kemampuannya meghasilkan tempe; kapasitas perusahaan jasa rekrument ditentukan
dalam penyeleksian calon karyawan. Kapasitas produksi ekonomis adalah volume atau
jumlah satuan produk yang dihasilkan selama satuan waktu tertentu misalnya satu hari,
bulan atau tahun secara menguntungkan. Menentukan kapasitas produksi ekonomis
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah, namun penting peranannya karena hasil yang
ditentukan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi efisiensi operasi proyek
yang akan didirikan. Di dalam kegiatan ini diperlukan kerjasama yang erat antara para
teknis dan ekonom. Besar kapasitas produksi ekonomis ditentukan berdasarkan
perpaduan hasil penelitian berbagai macam komponen evaluasi yaitu perkiraan jumlah
penjualan produk di masa yang akan datang, kemungkinan pengadaan bahan baku,
pembantu dan tenaga kerja inti dan tersedianya mesin dan peralatan di pasar (dalam
atau luar negeri).

Ada kemungkinan besar produk yang akan dihasilkan masih merupakan barang baru di
masyarakat; oleh karenanya dibutuhkan tahap pengenalan dan pembinaan pasar terlebih
dahulu. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah walaupun pada tahun-tahun awal
operasi belum dipergunakan kapasitas optimal, hendaknya diperhitungkan agar
kapasitas produksi awal yang dipilih masih lebih besar dari perkiraan permintaan
produk selama masa tersebut. Strategi ini diperlukan agar proyek dapat mengikuti
perkembangan permintaan pasar secara cepat, yang berarti pula dapat menjaga agar
saingan baru tidak mudah memperoleh kedudukan di pasar. Untuk menjaga agar proyek
tidak merugi karena strategi ini, maka hendaknya diperhitungkan agar jumlah kelebihan
kapasitas produksi masih di bawah tingkat titik impas (break even point) proyek yang
direncanakan. Rencana kapasitas produksi dalam rangka studi kelayakan aspek teknis
dan teknologi ini tergantung beberapa pilihan sistem , antara lain:

1) Skala Ekonomi
Dengan faktor ini, kapasitas yang dipilih adalah yang memilki biaya per
unit yang paling rendah. Akan tetapi cara ini memiliki kelemahan-kelemhan,
seperti: waktu pengambilan modalnya berjangka panjang , akibatnya produk
menjadi kurang fleksibel untuk disesuaikan dengan pelanggan.
2) Focused facilities
Dengan banyakanya kelemahan dengan system skala ekonomi diatas,
maka munculah system focused facilities. Dimana cara ini mempertahankan
volume produksi yang tinggi diganti dengan penyediaan produk yang lebih
disesuaikan dengan kebutuhan. Selain itu, dalam perencanaan kapasitas
produksi, terdapat dua ekstirm strategi, Pertama Strategi Ekspansi , startegi ini
lebih bersifat proaktif., sedangkan cara kedua, dilakukan wait and see, dimana
cara ini dilakukan , jika permintaan produk sudah yakin benar meningkat atau
tidak meningkat.

1.6. Perencanaan Layout Dan Letak Pabrik

a) Bagi Perusahaan Manufaktur


Letak pabrik sebagai tempat proses produksi perlu dianalisis secara saksama
karena sangat berpengaruh terhadap banyak aspek, seperti biaya. Murah atau
mahalnya harga produk tergangtunga pula pada ketak pabrik karena jarak
berpengaruih terhadap harga di pasar. Rentetang akibat lainnya adalah masalah
kemampuan di pasar, yang ujung-ujungnya akan mempengaruhi laba yang akan
dihasilkan. Dalam suatau studi kelayakan bisnis, pilihan letek pabrik hendaknya
dapat dikaji dari beberapa faktor. Hasil kajian, kelak akan dianalisis lagi untuk
mencapai keputusan akhir dimana pabrik akan didirikan. Faktor utama yang perlu
diperhatikan antara lain :
a) Letak konsumen potensial atau pasar sasaran yang akan dijadikan tempat
produk dijual
b) Letak bahan baku utama.
c) sumber tenaga kerja
d) Sumber daya seperti air, kondisi udara, tenaga listrik di sekitar pabrik adalah
penting bagi prosees produksi agar tidak terganggu, sehingga factor-faktor
ini perlu dipertimbangkan secara saksama.
e) Fasilitas transportasi yang memadai untuk memindahkan bahan baku ke
pabrik, dan memindahkan hasil produksi dari pabrik kepasar.
f) Pasilitas untuk pabrik.
g) Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas pabrik
secara positive maupun negative.
h) Peraturan pemerintah, misalnya dalam hal kawasn berikat dan AMDAL.

b) Bagi Perusahaan jasa


Letak lokasi fasilitas jasa dapat dibagi dua macam. Pertama, pelanggang dating
kelokasi pasilitas jasa, seperti pasien mendatangi tempat praktek dokter. Kedua,
penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil pemadam kebakaran
mendatangi lokasi kebakaran. Penentu lokasi fasilitas jasa perlu
mempertimbangkan banyak hal, antara lain : mudah dan dapat di akses oleh
konsumen, tempat parkir yang memadai,dapat diekspansi, lingkungan yang
mendukung usaha, kesesuaian dengan lokasi pesaing dan izin lokasi dari pihak yang
berwenang.

Perencanaan Tataletak (layout)

a) Bagian Industri Manufaktur.


Bagi perusahaan manufaktur, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu
diatur layout-nya, berikut paparanya. Tataletak pabrik. Tatalelak ( layout ) untuk
industri manufaktur antara lain adalah pabrik seperti letak mesin-mesin, letak alat
produksi, lajur pengangkutan barang,dan seterusnya. Letak dari fasilitas-fasilitas
tersebut harus dikaji agar proses produksi dapat dijalankan secara efektif dan
efisien.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan layout untuk
pabrik, yaitu :

1. Sifat produk yang di buat.


2. Jenis proses produksi.
3. Jenis barang serta volume produksi yang dihasilkan.
4. Jumlah modal yang tersedia untuk proses produksinya.
5. Keluwesan atau fleksibilitas letak fasilitas-fasilitas
6. Aliran barang dalam proses produksi hendaknya sedemikian rupa
sehingga tidak saling menghambat atau menggangu
7. Penggunaan ruangan hendaknya selain efektif untuk bekerja,
hendaknya juga memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
8. Letak mesin-mesin dan fasilitas lain hendaknya juga memperhatikan
kemudahan-kemudahan dalam hal pemeliharaan dan pengawasan

Tataletak kantor. Selain pabrik perusahaan manufaktur juga memiliki kantor.


Terletak kantor hendaknya disesuaikan besar/kecilnya investasi. Selain itu,
tataletak harus dirancang dengan memperhatikan kemudahan dalam
berkomunikasi, fleksibilitytas pemakaian ruangan, struktur organisasi yang
diterapkan, serta bentuk layanan yang dilaksanakan secara rutin.

Tataletak Gudang, sebagai tempat penyimpanan bahan baku maupun bahan jadi,
hendaknya juga diatur layoutnya. Hal-hal utama yang perlu dicermati dalam
penyusunan tataletak gudang antara lain besar/kecilnya nilai investasi, bahwa
tataletak gudang fleksibel untuk memudahkan aktivitas bongkar muat barang, juga
harus fleksibel untuk memudahkan pengaturan kembali jika jumlah barang yang
disimpan berkurang atau bertambah.

b) Bagian Industri Jasa


Tataletak (layout) tataletak fasilitas yang tersedia akan berpengaruh pada
perspsi pelanggang atas kualitas suatu jasa. Unsur-unsur yang perlu diperhatikan
dalam tataletak fasilitas jasa meliputi :
1. Pertimbangan Spasial
2. Perencanaan Ruangan
3. Perlengkapan/ Perabotan
1.7. Perencanaan Jumlah Produksi

Aktifitas produksi hendaknya direncanakan dengan baik, sehingga jumlah produksi


yang dihasilkan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam industri jasa, ada
beberapa faktor utama yang mempengaruhi perencanaan jumlah produksi perusahaan,
yang biasanya dijadikan sebagai pembatas terhadap jumlah produksi yang akan
dihasilkan. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
1. Permintaan. Jumlah permintaan konsumen dapat diperkirakan dengan cara-cara
seperti yang telah dipaparkan pada bab mengenai aspek pasar dan pemasaran di
depan.
2. Kapasitas. Jumlah permintaan hanya dapat disediakan berdasarkan pada
kapasitas yang dimiliki oleh sumber daya yang tersedia, terutama SDM.
3. Suplai bahan. Biasanya, jumlah bahan yng tersedia terbatas, bukan hanya
jumlah, akan tetapi juga kesinambungan penyediaan, usia bahan, dan fluktual
harganya.
4. Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam membiayai produksi hendaknya
tersedia sesuai dengan kebutuhannya.

1.8. Manajemen Persediaan

Persediaan barang dalam kegiatan proses jasa biasanya digunakan untuk


mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam ataupun utnuk
menghadapi kemungkinan berkurangnya suplai bahan baku agar proses jasa tidak
terganggu. Jumlah persediaan barang hendaknya sesuai dengan kebutuhan, janga
terlalu banyak atau terlalu sedikit. Untuk mengendalikan hal seperti ini memerlukan
manajemen persediaan. Manajemen persediaan barang ada 2 macam, yaitu yang
permintaannya bersifat independen, dimana permintaan bahan tidak tergantung pada
produksi barang lain; dan yang bersifat dependen, dimana sifat permintaan barang
yang tergantung pada jumalah suatu produk yang dibuat.
Dalam bisnis jasa bahan yang digunakan lebih sedkit dibandingkan bisnis manufaktur,
walaupun demikian, manajemen persediaan tetap penting untuk dikaji. Hal-hal yang
perlu dikaji antara lain adalah:

1) Penentuan jumlah Order. Menentukan jumlah order setiap kali pesanan secara
sederhana dapat menggunakan bermacam-macam model. Seperti model
Economic Order Quantity, serta model-model operation research lainnya.
2) Safety stock. Secara sederhana, penetuan jumlah barang persediaan untuk
pengamanan ini perlu dianalisi agar ia tidak berlebih atau kurang.
3) Inventory System. Suatu cara untuk menentukan bagaimana dan kapan suatu
pembelian dilakukan untuk mengisi persediaan barang. Pada dasarnya ada dua
cara, yaitu sistem reorder point dan sistem periodic.
KESIMPULAN

Aspek teknis dan teknologi merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses
pembangunan proyek secara teknis, teknologi dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Aspek teknik berkaitan dengan proses produksi, dimulai dari bagaimana
strategi dan perencanaan produksi sampai kepada kapasitas dan volume produksi. Selain itu,
dari aspek teknologi berkaitan dengan peralatan yang digunakan, seperti mesin, ataupun
teknologi yang mendukung proses produksi serta operasional suatu perusahaan. Tidak hanya
itu, perencanaan letak usaha dan layout juga menjadi bagian dari studi kelayakan aspek teknik
dan teknologi, karena hal tersebut akan menentukan ukuran dari bangunan yang akan dibangun.
DAFTAR PUSTAKA

Husnan, Suad dan Suwarsono. (1994). Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP
AMP YKPN.
Ibrahim, Yakob. (1998). Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta.
Herlianto, Didit dan Triani Pujiastuti. (2009). Sudi Kelayakan Bisnis.Yogyakarta :
Graha Ilmu.
Umar, Husein. (2003). Studi Kelayakan dalam Bisnis Jasa. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Soeharto, Imam. (2001). Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta : Erlangga.
Siswanto, Sutojo. (1993). studi kelayakan proyek. Jakarta : PT Midas Surya
Grafindo.
Suratman. (2001). Studi Kelayakan Proyek : Teknik dan Prosedur Penyusunan
Laporan. Yogyakarta : J & J Learning.

Anda mungkin juga menyukai