Anda di halaman 1dari 27

KONSEP PUSKESMAS

A. PENDAHULUAN

Permasalahan kesehatan sampai saat ini masih cukup kompleks. Yang


mana salah satunya karena upaya kesehatan belum dapat menjangkau seluruh
lapisan masyarakat. Oleh karena itu perlu terus ditingkatkan upaya-upaya
untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik, berkelanjutan dan dapat
menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama keluarga miskin rawan
kesehatan/risiko tinggi. Kesehatan masyarakat memiliki peran penting dalam
upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, penanggulangan
kemiskinan dan pembangunan ekonomi.
Pelayanan kesehatan adalah salah satu pelayanan di bidang kesehatan yang
sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan saat ini sangat menjadi perhatian
masyarakat luas. Salah satu wujud nyata penyediaan layanan publik di bidang
kesehatan adalah adanya Puskesmas.
Puskesmas adalah salah satu institusi pemerintah yang memberikan
pelayanan kesehatan terdepan di masyarakat. Puskesmas dikenal dengan
health center atau publik health center atau ada juga yang menyebutnya
dengan community health center (Swarjana, 2016). Adapun tujuan utama dari
adanya Puskesmas adalah menyediakan layanan kesehatan yang bermutu
namun dengan biaya yang relatif terjangkau untuk masyarakat, terutama
masyarakat dengan kelas ekonomi menengah ke bawah.
Puskesmas merupakan tempat perawat kesehatan komunitas
mengaplikasikan ilmu yang mereka miliki untuk dimanfaatkan sebesar-
besarnya demi tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.(Swarjana, 2016).
Keperawatan kesehatan komunitas memegang peranan penting dalam
memberikan pelayanan keperawatan di masyarakat. Keperawatan kesehatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi, dalam upaya

1
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Ikuyz, 2014)
Agar dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan baik maka perlu
penguasaan atau pemahaman tentang konsep keperawatan kesehatan secara
utuh.oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk membahas lebih
banyak mengenai “Konsep Puskesmas” yangmana sebagai bagian dari Sistem
Pelayanan Kesehatan Primer.

1. Konsep-konsep kunci
a. Definisi Puskesmas
b. Visi dan Misi Puskesmas
c. Tujuan Puskesmas
d. Fungsi Puskesmas
e. Kedudukan Puskesmas
f. Organisasi Puskesmas
g. Tata Kerja Puskesmas
h. Upaya Kesehatan Puskesmas
i. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
j. Pembiayaan Puskesmas

2. Petunjuk
Dalam mempelajari materi ini ada beberapa kunci yang nantinya
digunakan sebagai petunjuk dalam memahami materi ini yaitu:
a. Pelajari materi Bab I mengenai Konsep Dasar Puskesmas dengan
tekun dan disiplin
a. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman,
dan soal-soal akhir bab, yang disertai dengan kunci jawaban
b. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian

2
c. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan
dan wawasan anda

3. Tujuan
Tujuan Umum
Memahami konsep dasar puskesmas

Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi Puskesmas
b. Untuk mengetahui Visi dan Misi Puskesmas
c. Untuk mengetahui Tujuan Puskesmas
d. Untuk mengetahui Fungsi Puskesmas
e. Untuk mengetahui Kedudukan Puskesmas
f. Untuk mengetahui Organisasi Puskesmas
g. Untuk mengetahui Tata Kerja Puskesmas
h. Untuk mengetahui Upaya Kesehatan Puskesmas
i. Untuk mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas
j. Untuk mengetahui Pembiayaan Puskesmas

B. PENYAJIAN MATERI
1. Definisi Puskesmas
Menurut Swarjana (2016) puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Terkait dengan definisi ini ada beberapa poin penting yang perlu
dijelaskan, diantaranya:

1. Unit Pelaksana Teknis

3
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), Puskesmas berperan melaksanakan sebagian dari tugas
teknis operasionl Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan merupakan
unit pemberi layanan kesehatan pertama yang menjadi ujung tombak
pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi semua orang demi terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh Puskesmas.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional standar wilayah Puskesmas adalah satu
kecamatan.Namun ada juga kecamatan yang memiliki lebih dari satu
puskesmas. Secara operasional puskesmas selanjutnya bertanggung
jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.

2. Visi dan Misi Puskesmas


Menurut Dermawan (2012) visi pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat
menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran
masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan
dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4


indikator utama, yaitu:
1. Lingkungan sehat

4
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu


pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas, yakni terwujudnya
Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi
masyarakat serta wilayah kecamatan setempat.

Menurut Dermawan (2012) misi pembangunan kesehatan yang


diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi
pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah


kerjanya.
Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang
diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek
kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak
negative terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan
dan perilaku masyarakat.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat
di wilayah kerjanya.
Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat
yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang
kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan
menuju kemandirian untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan
kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat,
mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan
efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh
anggota masyarakat.

5
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung
dan yang bertempat tinggal idi wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi
dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
dilakukan puskesmas mencakup pula pada aspek lingkungan dari
yang bersangkutan.

3. Tujuan Puskesmas
Menurut Depkes RI (2014) tujuan puskesmas sesuai dengan Pasal
4 Permenkes Nomor 75 tahun 2014 puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.

4. Fungsi Puskesmas
Menurut Dermawan (2012) adapun beberapa fungsi puskesmas, yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memeantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki

6
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ituk
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselnggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggunng jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeuruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat


Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang
bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memeliharan
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa
mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi
kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan,
perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga
berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan
masyarakat lainnya.

2. Kedudukan Puskesmas

7
Menurut Dermawan (2012) kedudukan puskesmas dibedakan
menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabuaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sitem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit structural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.

4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama


Di wilayah kerja puskesmas terdapat berbagai orgaisasi pelayanan
kesehatan strata pertama yang dikelola oleh lembaga masyarakat dan
swasta seperti praktek dokter, praktek dokter gigi, praktek bidan,
poliklinik dan balai kesehatan masyarakat. Kedudukan puskesmas di
antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini adalah
sebagai mitra. Di wilayah kerja puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumber daya masyarakat
seperti posyandu, polindes, pos obat desa dan pos UKK. Kedudukan
puskesmas di antara berbagai saranan pelayanan berbasis dan
bersumber daya masyarakan adalah sebagai pembina.

3. Organisasi Puskesmas

8
Menurut Swarjana (2016) struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan dan beban tugas masing-masingpuskesmas.
Struktur tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dan
penetapannya dilakukan oleh peraturan daerah. Namun pada umumnya
sebagai berikut ini:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria untuk menjadi kepala Puskesmas adalah dokter, dokter
gigi, atau sarjana kesehatan dengan latar belakang pendidikan
kesehatan masyarakat.Saat ini sudah banyak kepala Puskesmas yang
bukan dokter, misalnya perawat dengan pendidikan diploma atau D-III
Keperawatan dan memiliki strata satu sarjana kesehatan masyarakat.
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala Puskesmas
dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian,
keuangan, umum, dan pengawasan.
3. Unit pelaksana teknis fungsional yang mencakup upaya kesehatan
masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM serta upaya
kesehatan perorangan.
4. Jaringan pelayanan Puskesmas, yaitu unit Puskesmas pembantu, unit
Puskesmas keliling, dan unit bidan di desa/komunitas.

4. Tata Kerja Puskesmas


Menurut Swarjana (2016) tata kerja puskesmas adalah sebagai
berikut, yaitu:
1. Kantor Kecamatan
Puskesmas berkoordinasi dengan kantor kecamatan dengan
melakukan pertemuan berkala yang diselenggarakan di tingkat
kecamatan. Koordinasi mencakup perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan pengendalian serta penilaian.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota
Puskesmas bertanggung jawab terhadap Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.Sebaliknya Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
membina dan memberikan bantuan administratif dan teknis kepada
Puskesmas.

9
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas menjalin kerjasama dengan pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh masyarakat maupun swasta, termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memaantau kegiatan yang
dilaksanakan.Puskesmas melaksanakan kegiatan bimbingan teknis,
pemberdayaan, dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Puskesmas menjalin kerjasama dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan.Untuk perorangan Puskesmas berkerjasama dengan
rumah sakit kabupaten/kota. Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat kerjasama dalam hal rujukan dilakukan dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota, laboratorium kesehatan, serta balai
kesehatan masyarakat.
5. Dinas Lintas Sektor
Sebagai pelaksana teknis penyelengggaraan sebagai tugas
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, Puskesmas berkoodinasi dengan berbagai sektor
terkait yang ada di kecamatan.
6. Dengan Masyarakat
Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai
objek dan subjek dalam pembangunan kesehatan. Dukungan aktif
tersebut di wujudkan dengan pembentukan badan penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi yang dimiliki
oleh masyarakat. Misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta pelaku usaha. Nantinya BPP tersebut
berperan sebagai mitra Puskesmas dalam menyelengarakan
pembangunan kesehatan. BPP adalah suatu organisasi yang
menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan
sebagai mitra kerja Puskesmas dalam menyelanggarakan upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Adapun fungsi
dari BPP ini adalah sebagai berikut:

10
a. Memberikan pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan oleh Puskesmas (to serve).
b. Berfungsi dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan dan
keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas (to advocate).
c. Berfungsi melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan
masukan tentang kinerja Puskesmas dalam memberikan
pelayanan (to watch).

5. Upaya Kesehatan Puskesmas


Menurut Swarjana (2016) dalam rangka mencapai visi
pembangunan kesehatan melaui puskesmas, puskesmas memiliki tanggung
jawab dalam menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat. Pelayanan tersebut merupakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama yang dikelompokan menjadi dua:
1. Upaya kesehatan wajib
Upaya ini ditetapkan berdasarkan komitmen nasional, regional, dan
global serta memiliki daya ungkit yang tinggi dalam meningkatkan
status kesehatan masyarakat. Upaya ini wajib dilaksanakan oleh
seluruh puskesmas yang ada di Indonesia yang mencakup:
a. Anggota promosi kesehatan
b. Upaya kesehatan lingkungan
c. Upaya kesehatan ibu dan anak serta keluarga berencana
d. Upaya perbaikan gizi
e. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
f. Upaya pengobatan
2. Upaya Kesehatan Pengembangan
Adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan
kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang disesuaikan
dengan kemampuan Puskesmas. Upaya ini terdiri dari:
a. Upaya Kesehatan Sekolah
b. Upaya Kesehatan Olahraga
c. Upaya Keperawatan Kesehatan Masyarakat
d. Upaya Kesehatan Kerja
e. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
f. Upaya Kesehatan Jiwa

11
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

6. Azas Penyelenggaraan Puskesmas


Menurut Dermawan (2012) penyelenggaraan upaya kesehatan
wajib dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan azaz
penyelenggaraan puskesmas secara terpadu. Azas penyelenggaraan
puskesmas tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar
pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap
fungsi puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas,
baik upaya kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan.
Azas penyelenggaraan puskesmas yang dimaksud adalah:
1. Azas penanggungjawaban wilayah
Azas penyelenggaraan puskesmas yang pertama adalah
pertanggungjawaban wilayah. Dalam arti puskesmas
bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk itu puskesmas harus
melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai berikut:
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektr tingkat kecammatan,
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau berbagai dampak upaya pembangunan terhadap
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap usaha kesehatan strata pertama yang
diselenggarakan oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah
kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer)
secara merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
e. Diselenggarakan upaya kesehatan strata pertama leh puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, bidan di desa serta berbagai upaya
kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya (ourreach activities)
pada dasarnya merupakan realisasi dari pelaksanaan azas
pertanggungjawaban wilayah.
2. Azas pemerdayaan masyarakat
Azas penyelenggaraan puskesmas yang kedua adalah
pemberdayaan masyarakat. Dalam arti puskesmas wajib

12
memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas.
Untuk itu, berbagai ptensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan badan penyantun puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan leh puskesmas
dalam rangka pemerdayaan pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina
keluarga balita (BKB)
b. Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD)
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi,
keluarga sadar gizi (kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/ wali murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan
pesantren (poskestren)
e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air
(Pokmair), desa perconthan kesehatan lingkungan (DPKL)
f. Upaya kesehatan usia lanjut: pos upaya kesehatan kerja (pos
UKK)
g. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa
masyarakat (TPKJM)
h. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga
(TOGA), pembinaan pengobat tradisional (battra)
i. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) : dana
sehat, tabungan ibu bersalin (tabulin) mobilisasi dana
keagamaan.
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak
dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:

13
1) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA
dan P2M, gizi promosi kesehatan dan pengobatan
2) Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan prmosi kesehatan, pengobatan,
kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remja dan kesehatan
jiwa.
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, gizi, promosi kesehatan dan kesehatan gigi.
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M,
kesehatan jiwa, dan promosi kesehatan.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya kesehatan (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1) Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, penddidikan dan agama.
2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/ kepala desa, pendidikan, agama, dan
pertanian.
3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, rganisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, dan PLKB.
4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK dan PLKB.
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan
sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga
kerja, koperasi, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan
6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia
usaha.
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal

14
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas
menyelenggarakan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh
azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan
secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah
kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas
tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya
pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas. Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas tiga macam:
1. Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih komperien untuk melakukan bimbingan kepada
tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan
medik di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan

15
kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka
puskesmas tersebut wjib merujuknya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga
macam:
1. Rujukan sarana dan lgistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis
pakai dan bahan makanan.
2. Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyeidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
huku kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian
masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat (antara lain upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.

7. Pembiayaan Puskesmas
Menurut Dermawan (2012) untuk terselenggaranya berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi
tanggung jawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan
puskesmas, yakni:
1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang
berasal dari pemerintah teruutama adalah pemerintah

16
kabupaten/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana
yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana
yang disediakan oleh pemerintah oleh pemerintah dibedakan atas
dua macam yakni :
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana
pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan
obat.
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan,
pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis
pakai serta biaya operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk diajukan dalam daftar usulan
kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas
bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan
mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam
dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata
anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan
gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Penanggung jawab penggunaan anggaran yang diterima
puskesmas adalah kepala puskesmas.Sedangkan administrasi
keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni
seorang staf yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
atas usulan kepala puskesmas. Pengguanaan dana sesuai dengan
usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan
kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang

17
dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah
masing-masing. Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait
dengan kemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan
upayaa kesehatan perorangan ini, yaitu:
a. Seluruhnya disetor ke kas daerah
Untuk itu secara berkala puskesmas menyetor langsung
seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melaui dinas
kesehatan kabupaten/kota. Sebagian dimanfaatkan secara
langsung oleh puskemas beberapa daerah tertentu membenarkan
puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari
penyelengaraan upaya kesehatan perorangan, yang lasimnya
berkisar antara 25-50% dari total dana retribusi yang diterima.
Penggunanaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai
kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut
secara berkala dipertanggung jawabkan oleh puskesmas ke
pemerintah daerah melaui dinas kesehatan kabupaten/kota.

b. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas


Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas
mengguanakan seluruh dana yang diperolehnya dari
penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan untuk membiayai
kegiatan operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang
menerapkan model pemanfaatan dana seperti ini disebut
puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar
puskesmas yang juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat yang dananya ditanggung oleh pemerintah, diubah
menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain
puskesmas tidak mungkin sepenuhnya menjadi swadana.
Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana yakni untuk
membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi
tanggung jawab pemerintah.
3. Sumber lain
Pada saat ini puskesmas juga menerima dana dari beberapa
sumber lain seperti:

18
a. PT ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan
yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut
dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal
jasa layanan kesehatan yang diberikan kepada peserta
jamsostek. dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. JPSBK/PKPSBBM: untuk membantu masyarakat miskin,
pemerintah mengeluarkan dana secara langsung kepuskesmas.
pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah
ditetapkan.

C. TUGAS DAN LATIHAN


1. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima pesan. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh…..
a. Schramm (2011)
b. Sadiman (2008)
c. Latuheru (1988)
d. Suleman (1998)
e. Notoatmodjo (2005)
2. Sasaran komunitas merupakan...
a. seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok
yang berisiko tinggi.
b. Masyarakat individu dan kelompok yang berisiko tinggi
c. seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, yang berisiko tinggi
d. seluruh masyarakat termasuk individu, keluarga, dan kelompok
e. seluruh masyarakat termasuk individu dan keluarga
3. Dibawah ini yang bukan merupakan Sasaran priotitas individu..
a. balita gizi buruk
b. ibu hamil risiko tinggi
c. usia lanjut.
d. Keluarga miskin
e. penderita penyakit menular
4. dibawah ini yang termasuk sasaran dalam strategi pembelajaran dalam
sasaran komunitas kecuali..
a. sasaran individu
b. sasaran kelompok
c. sasaran keluarga

19
d. sasaran masyarakat
e. sasaran pemerintah
5. Pengkajian asauhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama,
yaitu
a. (core) dan delapan subsistem yang melengkapinya
b. (core) dan lima subsistem yang melengkapinya
c. (core) dan tujuhsubsistem yang melengkapinya
d. (core) dan dua subsistem yang melengkapinya
e. (core) dan sembilan subsistem yang melengkapinya
6. Pada subsistem ekonomi data yang dikaji yaitu.. kecuali
a. pendapatan penduduk, rata-rata penghasilan, status pekerjaan
b. jumlah penduduk miskin, jenis pekerjaan, sumber penghasilan,
c. keberadaan indrustri, toko/pusat pembelanjaan.
d. tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana
e. peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas.
7. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pengkajian asuhan
keperawatan antara lain..
a. Windshield survei, informant interview, observasi partisipasi, dan
focus group discussion (FGD).
b. informant interview, observasi partisipasi
c. observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD).
d. Windshield survei, informant interview
e. Windshield survei, informant interview, observasi partisipasi
8. Dalam metode pengumpulan data Windshield survery dilakukan dengan....
a. Menentukan berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana,
waktu, dan tempat komunitas yang akan di observasi
b. Berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas
c. Menyiapkan instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu
d. Menentukan terlebih dahulu tempat yang akan dikunjungi
e. Menyiapkan segala pertanyaan terkait data yang akan dicari
9. Dalam menyusun diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan
jenis diagnosis sebagai berikut, kecuali...
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis aktual (gangguan)
d. Diagnosis berisiko
10. Diagnosis risiko digunakan apabila belum terdapat
a. Paparan masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data
maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan

20
b. Masalah aktual tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan
c. Masalah yang ditimbul dari masing-masing kelompok
d. Data masalah yang maladaptif
e. Semua salah
11. apabila komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
maladaptif. Diagnosa yang dapat digunakan adalah
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis aktual potensial
c. Diagnosis aktual
d. Diagnosis risiko
e. Diagnosis berisiko
12. Hal yang perlu dilakukan sebelum membuat diagnosa adalah..
a. Melakukan pengkajian
b. Merumuskan perencanaan
c. Membuat analisa data
d. Menyusun analisa
e. Menganalisa data
13. Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui metode berikut...
a. Paper and Pencil Tool dan Scoring diagnosis keperawatan
komunitas
b. Scoring diagnosis keperawatan komunitas
c. Paper and Pencil Tool
d. Semua salah
14. Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut. Kecuali....
a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
b. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
c. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.dan
Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Semua salah
15. Perencanaan Tindakan Keperawatan Dengan Sasaran Komunitas diawali
dengan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan
untuk mengatasi masalah yang ada
b. Membuat rencana awal tindakan
c. Menyusun segera rencana keperawatan yang ingin dicapai
d. Membuat perencanaan sesuai dengan masalah yang dihadapi
e. Membuat perumusan masalah

21
D. PENUTUP
1. Rangkuman
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.Visi puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Misi
puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Fungsi
puskesmas, yaitu: Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan;
Pusat pemberdayaan masyarakat; Pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem
pemerintah daerah. struktur organisasi puskesmas: kepala puskesmas;
unit tata usaha; unit pelaksana teknis fungsional; dan jaringan pelayanan
puskesmas. Tata kerja puskesmas ialah: kantor kecamatan; dinas
kesehatan kabupaten /kota; jaringan pelayanan kesehatan strata pertama;
jaringan pelayanan kesehatan rujukan; dinas lintas sektor; dan dengan
masyarakat. Azas penyelenggaraan puskesmas adalah: azas
penanggungjawaban wilayah; azas pemerdayaan masyarakat; azas

22
keterpaduan; dan azas rujukan. Sumber pembiayaan puskesmas,
yakni:pemerintah; pendapatan puskesmas; dan sumber lain.

2. Tes akhir bab

1. Rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode


dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam
pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu merupakan
pengertian dari….
a. Tujuan pembelajaran
b. Sasaran pembelajaran
c. Strategi pembelajaran
d. Manfaat pembelajaran
e. Ruang lingkup pembelajaran
2. Survey mawas diri adalah kegiatan perkenalan, pengumpulan, dan
pengkajian masalah kesehatan oleh tokoh masyarakat dan kader
seempat dibawah bimbingan petugas kesehatan atau perawat didesa
menurut….

a. Depkes RI, 2007


b. Taylor, 2003
c. Effendi O.U, 2002
d. Permenkes RI 2016
e. Depkes RI, 2010
3. Pengkajian asuhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian
utama, salah satunya yaitu inti komunitas (core) yang menjelaskan
kondisi penduduk yang dijabarkan dalam….

a. Demografi, vital statistick riwayat komunitas


b. Demografi, sejarah komunitas, layanan kesehatan
c. Vital statistik, riwayat komunitas, lingkungan fisik
d. Lingkungan fisik, layanan kesehatan, ekonomi
e. Layanan kesehatan, ekonomi, demografi
4. Contoh pengembangan komunitas dalam pendekatan perubahan social
yaitu….

a. Penyuluhan
b. Rumah sakit

23
c. Pengedukasian masyarakat
d. Posyandu
e. Seminar kesehatan
5. Berikut adalah strategi promosi kesehatan, kecuali….

a. Pemberdayaan
b. Bina suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan
e. Rujukan
6. Pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan dengan berjalan-
jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran tentang
kondisi atau strategi yang terjadi dikomunitas adalah metode….

a. Windshield survey
b. Informant interview
c. Observasi partisipasi
d. Focus group discussion (FGD)
e. Pengkajian langsung
7. Pengkajian dapat dilakukan kepada masyarakat melalui kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi merupakan metode
pengkajian….

a. Windshield survey
b. Informant interview
c. Observasi partisipasi
d. Focus group discussion (FGD)
e. Pengkajian langsung
8. Diagnosis keperawatan komunitas yang hanya terdiri dari komponen
problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e) adalah…

a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis analisis
d. Diagnosis sementara
e. Diagnosis aktual (gangguan)

24
9. Pada perumusan diagnosis aktual (gangguan) terdiri atas…

a. Problem, etiologi, symptom/sign


b. Problem, etologi
c. Problem, symptom/sign
d. Symptom/sign, etilogi
e. Problem
10. Diagnosis yang digunakan bila belum terdapat paparan masalah
kesehatan tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan adalah…..

a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis analisis
d. Diagnosis sementara
e. Diagnosis aktual (gangguan)
11. Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya, masyarakat
sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan merupakan….

a. Tujuan MMD
b. Sasaran MMD
c. Manfaat MMD
d. Pengertian MMD
e. Faktor MMD
12. Dibawah ini yang termasuk sasaran dalam strategi pembelajaran
dalam sasaran komunitas kecuali..
a. sasaran individu
b. sasaran kelompok
c. sasaran keluarga
d. sasaran masyarakat
e. sasaran pemerintah
13. Pengkajian asauhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian
utama, yaitu
a. (core) dan delapan subsistem yang melengkapinya
b. (core) dan lima subsistem yang melengkapinya
c. (core) dan tujuhsubsistem yang melengkapinya
d. (core) dan dua subsistem yang melengkapinya
e. (core) dan sembilan subsistem yang melengkapinya
14. Pada subsistem ekonomi data yang dikaji yaitu.. kecuali
a. pendapatan penduduk, rata-rata penghasilan, status pekerjaan

25
b. jumlah penduduk miskin, jenis pekerjaan, sumber penghasilan,
c. keberadaan indrustri, toko/pusat pembelanjaan.
d. tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana
e. peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas.
15. Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui metode berikut...
a. Paper and Pencil Tool dan Scoring diagnosis keperawatan
komunitas
b. Scoring diagnosis keperawatan komunitas
c. Paper and Pencil Tool
d. Semua salah
e. Semua benar

26
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2014. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2014. (Online) Dikutip dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/peraturan/PMK-No-75-Th-
2014-ttg-Puskesmas.pdf. Diakses pada 24 Maret 2019

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:


Gosyen Publishing

Ikuyz, R. 2014. Konsep Keperawatan Komunitas Dan Kelompok Khusus.


(Online): https://doc/216292951/Konsep-Keperawatan-Komunitas-Dan-
Kelompok-Khusus. Diakses pada 24 Maret 2019

Swarjana, I Ketut. 2016. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta: Andi


Offest.

27

Anda mungkin juga menyukai