A. PENDAHULUAN
1
pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan
yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Ikuyz, 2014)
Agar dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan dengan baik maka perlu
penguasaan atau pemahaman tentang konsep keperawatan kesehatan secara
utuh.oleh karena itu penulis membuat makalah ini untuk membahas lebih
banyak mengenai “Konsep Puskesmas” yangmana sebagai bagian dari Sistem
Pelayanan Kesehatan Primer.
1. Konsep-konsep kunci
a. Definisi Puskesmas
b. Visi dan Misi Puskesmas
c. Tujuan Puskesmas
d. Fungsi Puskesmas
e. Kedudukan Puskesmas
f. Organisasi Puskesmas
g. Tata Kerja Puskesmas
h. Upaya Kesehatan Puskesmas
i. Azas Penyelenggaraan Puskesmas
j. Pembiayaan Puskesmas
2. Petunjuk
Dalam mempelajari materi ini ada beberapa kunci yang nantinya
digunakan sebagai petunjuk dalam memahami materi ini yaitu:
a. Pelajari materi Bab I mengenai Konsep Dasar Puskesmas dengan
tekun dan disiplin
a. Penyajian setiap bab meliputi: judul bab dan konsep-konsep kunci,
petunjuk, kerangka isi, tujuan pembelajaran umum, tujuan
pembelajaran khusus, paparan materi, tugas dan latihan, rangkuman,
dan soal-soal akhir bab, yang disertai dengan kunci jawaban
b. Dalam uraian materi terdapat tes sambil jalan. Tes ini dapat menjadi
tuntunan pembaca dalam memahami uraian bahan ajar bagian demi
bagian
2
c. Bacalah sumber-sumber pendukung untuk memperdalam pengetahuan
dan wawasan anda
3. Tujuan
Tujuan Umum
Memahami konsep dasar puskesmas
Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui Definisi Puskesmas
b. Untuk mengetahui Visi dan Misi Puskesmas
c. Untuk mengetahui Tujuan Puskesmas
d. Untuk mengetahui Fungsi Puskesmas
e. Untuk mengetahui Kedudukan Puskesmas
f. Untuk mengetahui Organisasi Puskesmas
g. Untuk mengetahui Tata Kerja Puskesmas
h. Untuk mengetahui Upaya Kesehatan Puskesmas
i. Untuk mengetahui Azas Penyelenggaraan Puskesmas
j. Untuk mengetahui Pembiayaan Puskesmas
B. PENYAJIAN MATERI
1. Definisi Puskesmas
Menurut Swarjana (2016) puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Terkait dengan definisi ini ada beberapa poin penting yang perlu
dijelaskan, diantaranya:
3
Sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
(UPTD), Puskesmas berperan melaksanakan sebagian dari tugas
teknis operasionl Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dan merupakan
unit pemberi layanan kesehatan pertama yang menjadi ujung tombak
pembangunan kesehatan masyarakat di Indonesia.
2. Pembangunan Kesehatan
Upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi semua orang demi terwujudnya derajat
kesehatan masyarakat yang optimal.
3. Penanggungjawab Penyelenggaraan
Puskesmas bertanggung jawab dalam penyelenggaraan sebagian
upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh Puskesmas.
4. Wilayah Kerja
Secara nasional standar wilayah Puskesmas adalah satu
kecamatan.Namun ada juga kecamatan yang memiliki lebih dari satu
puskesmas. Secara operasional puskesmas selanjutnya bertanggung
jawab kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
4
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
5
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan
kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung
dan yang bertempat tinggal idi wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi
dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan
yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang
dilakukan puskesmas mencakup pula pada aspek lingkungan dari
yang bersangkutan.
3. Tujuan Puskesmas
Menurut Depkes RI (2014) tujuan puskesmas sesuai dengan Pasal
4 Permenkes Nomor 75 tahun 2014 puskesmas mempunyai tugas
melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya
kecamatan sehat.
4. Fungsi Puskesmas
Menurut Dermawan (2012) adapun beberapa fungsi puskesmas, yaitu:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memeantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping
itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat.
Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka
masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki
6
kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan
masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan
kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ituk
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini
diselnggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya
sosial budaya masyarakat setempat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Puskesmas bertanggunng jawab menyelenggarakan pelayanan
kesehatan tingkat pertama secara menyeuruh, terpadu dan
berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi:
a. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang
bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama
menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan
untk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap.
2. Kedudukan Puskesmas
7
Menurut Dermawan (2012) kedudukan puskesmas dibedakan
menurut keterkaitannya dengan Sistem Kesehatan Nasional, Sistem
Kesehatan Kabupaten/Kota dan Sistem Pemerintah Daerah:
1. Sistem Kesehatan Nasional
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Nasional adalah
sebagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama yang bertanggung
jawab menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
Kedudukan puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan sebagian
tugas pembangunan kesehatan kabuaten/kota di wilayah kerjanya.
3. Sistem Pemerintah Daerah
Kedudukan puskesmas dalam Sitem Pemerintah Daerah adalah
sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
merupakan unit structural Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bidang
kesehatan di tingkat kecamatan.
3. Organisasi Puskesmas
8
Menurut Swarjana (2016) struktur organisasi puskesmas
disesuaikan dengan kegiatan dan beban tugas masing-masingpuskesmas.
Struktur tersebut disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/kota, dan
penetapannya dilakukan oleh peraturan daerah. Namun pada umumnya
sebagai berikut ini:
1. Kepala Puskesmas
Kriteria untuk menjadi kepala Puskesmas adalah dokter, dokter
gigi, atau sarjana kesehatan dengan latar belakang pendidikan
kesehatan masyarakat.Saat ini sudah banyak kepala Puskesmas yang
bukan dokter, misalnya perawat dengan pendidikan diploma atau D-III
Keperawatan dan memiliki strata satu sarjana kesehatan masyarakat.
2. Unit tata usaha yang bertanggung jawab membantu kepala Puskesmas
dalam pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian,
keuangan, umum, dan pengawasan.
3. Unit pelaksana teknis fungsional yang mencakup upaya kesehatan
masyarakat, termasuk pembinaan terhadap UKBM serta upaya
kesehatan perorangan.
4. Jaringan pelayanan Puskesmas, yaitu unit Puskesmas pembantu, unit
Puskesmas keliling, dan unit bidan di desa/komunitas.
9
3. Jaringan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama
Puskesmas menjalin kerjasama dengan pelayanan kesehatan strata
pertama yang dikelola oleh masyarakat maupun swasta, termasuk
penyelenggaraan rujukan dan memaantau kegiatan yang
dilaksanakan.Puskesmas melaksanakan kegiatan bimbingan teknis,
pemberdayaan, dan rujukan sesuai kebutuhan.
4. Jaringan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Puskesmas menjalin kerjasama dengan berbagai pelayanan
kesehatan rujukan.Untuk perorangan Puskesmas berkerjasama dengan
rumah sakit kabupaten/kota. Sedangkan untuk upaya kesehatan
masyarakat kerjasama dalam hal rujukan dilakukan dengan dinas
kesehatan kabupaten/kota, laboratorium kesehatan, serta balai
kesehatan masyarakat.
5. Dinas Lintas Sektor
Sebagai pelaksana teknis penyelengggaraan sebagai tugas
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota, Puskesmas berkoodinasi dengan berbagai sektor
terkait yang ada di kecamatan.
6. Dengan Masyarakat
Puskesmas memerlukan dukungan aktif dari masyarakat sebagai
objek dan subjek dalam pembangunan kesehatan. Dukungan aktif
tersebut di wujudkan dengan pembentukan badan penyantun
Puskesmas (BPP) yang menghimpun berbagai potensi yang dimiliki
oleh masyarakat. Misalnya tokoh masyarakat, tokoh agama, LSM,
organisasi kemasyarakatan, serta pelaku usaha. Nantinya BPP tersebut
berperan sebagai mitra Puskesmas dalam menyelengarakan
pembangunan kesehatan. BPP adalah suatu organisasi yang
menghimpun tokoh-tokoh masyarakat peduli kesehatan yang berperan
sebagai mitra kerja Puskesmas dalam menyelanggarakan upaya
pembangunan kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Adapun fungsi
dari BPP ini adalah sebagai berikut:
10
a. Memberikan pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan
pelayanan kesehatan oleh Puskesmas (to serve).
b. Berfungsi dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan dan
keberhasilan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan oleh
Puskesmas (to advocate).
c. Berfungsi melaksanakan tinjauan kritis dan memberikan
masukan tentang kinerja Puskesmas dalam memberikan
pelayanan (to watch).
11
g. Upaya Kesehatan Mata
h. Upaya Kesehatan Lanjut Usia
i. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
12
memberdayakan perorangan, keluarga, dan masyarakat, agar
berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya puskesmas.
Untuk itu, berbagai ptensi masyarakat perlu dihimpun melalui
pembentukan badan penyantun puskesmas (BPP).
Beberapa kegiatan yang harus dilaksanakan leh puskesmas
dalam rangka pemerdayaan pemberdayaan masyarakat antara lain:
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, bina
keluarga balita (BKB)
b. Upaya pengobatan: posyandu, pos obat desa (POD)
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi,
keluarga sadar gizi (kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan
orang tua/ wali murid, saka bakti husada (SBH), pos kesehatan
pesantren (poskestren)
e. Upaya kesehatan lingkungan: kelompok pemakai air
(Pokmair), desa perconthan kesehatan lingkungan (DPKL)
f. Upaya kesehatan usia lanjut: pos upaya kesehatan kerja (pos
UKK)
g. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, tim pelaksana kesehatan jiwa
masyarakat (TPKJM)
h. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: taman obat keluarga
(TOGA), pembinaan pengobat tradisional (battra)
i. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif) : dana
sehat, tabungan ibu bersalin (tabulin) mobilisasi dana
keagamaan.
3. Azas keterpaduan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang ketiga adalah
keterpaduan. Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta
diperolehnya hasil yang optimal, penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas harus diselenggarakan secara terpadu, jika mungkin sejak
dari tahap perencanaan. Ada dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Keterpaduan lintas program
Keterpaduan lintas program adalah upaya memadukan
penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan yang menjadi
tanggungjawab puskesmas. Contoh keterpaduan lintas program
antara lain:
13
1) Manajemen terpadu balita sakit (MTBS): keterpaduan KIA
dan P2M, gizi promosi kesehatan dan pengobatan
2) Upaya kesehatan sekolah (UKS): keterpaduan kesehatan
lingkungan dengan prmosi kesehatan, pengobatan,
kesehatan gigi, kesehatan reproduksi remja dan kesehatan
jiwa.
3) Puskesmas keliling: keterpaduan pengobatan dengan
KIA/KB, gizi, promosi kesehatan dan kesehatan gigi.
4) Posyandu: keterpaduan KIA dengan KB, gizi P2M,
kesehatan jiwa, dan promosi kesehatan.
b. Keterpaduan lintas sektor
Keterpaduan lintas sektor adalah upaya memadukan
penyelenggaraan upaya kesehatan (wajib, pengembangan dan
inovasi) dengan berbagai program dari sektor terkait tingkat
kecamatan, termasuk organisasi kemasyarakatan dan dunia
usaha. Contoh keterpaduan lintas sektor antara lain:
1) Upaya kesehatan sekolah: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, penddidikan dan agama.
2) Upaya promosi kesehatan: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/ kepala desa, pendidikan, agama, dan
pertanian.
3) Upaya kesehatan ibu dan anak: keterpaduan sektor
kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, rganisasi
profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK, dan PLKB.
4) Upaya perbaikan gizi: keterpaduan sektor kesehatan dengan
camat, lurah/kepala desa, pertanian, pendidikan, agama,
koperasi, dunia usaha, PKK dan PLKB.
5) Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan: keterpaduan
sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga
kerja, koperasi, dunia usaha, dan organisasi kemasyarakatan
6) Upaya kesehatan kerja: keterpaduan sektor kesehatan
dengan camat, lurah/kepala desa, tenaga kerja dan dunia
usaha.
4. Azas rujukan
Azas penyelenggaraan puskesmas yang keempat adalah
rujukan. Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama,
kemampuan yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal
14
puskesmas berhadapan langsung dengan masyarakat dengan
berbagai permasalahan kesehatannya. Untuk membantu puskesmas
menyelenggarakan berbagai masalah kesehatan tersebut dan juga
untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas (wajib, pengembangan dan inovasi) harus ditopang oleh
azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab
atas kasus penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan
secara timbal balik, baik secara vertikal dalam arti satu strata sarana
pelayanan kesehatan ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya,
maupun secara horisontal dalam arti antar sarana pelayanan
kesehatan yang sama.
Sesuai dengan jenis upaya kesehatan yang diselenggarakan
oleh puskesmas ada dua macam rujukan yang dikenal, yakni:
a. Rujukan upaya kesehatan perorangan
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan perorangan adalah
kasus penyakit. Apabila suatu puskesmas tidak mampu
menanggulangi satu kasus penyakit tertentu, maka puskesmas
tersebut wajib merujuknya ke sarana pelayanan kesehatan yang
lebih mampu (baik horisontal maupun vertikal). Sebaliknya
pasien paska rawat inap yang hanya memerlukan rawat jalan
sederhana, dirujuk ke puskesmas. Rujukan upaya kesehatan
perorangan dibedakan atas tiga macam:
1. Rujukan kasus keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan
medik (biasanya operasi) dan lain-lain.
2. Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3. Rujukan ilmu pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih komperien untuk melakukan bimbingan kepada
tenaga puskesmas dan ataupun menyelenggarakan pelayanan
medik di puskesmas.
b. Rujukan upaya kesehatan masyarakat
Cakupan rujukan pelayanan kesehatan masyarakat adalah
masalah kesehatan masyarakat, misalnya kejadian luar biasa,
pencemaran lingkungan, dan bencana. Rujukan pelayanan
15
kesehatan masyarakat juga dilakukan apabila satu puskesmas tidak
mampu menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat wajib dan
pengembangan, padahal upaya kesehatan masyarakat tersebut telah
menjadi kebutuhan masyarakat. Apabila suatu puskesmas tidak
mampu menanggulangi masalah kesehatan masyarakat, maka
puskesmas tersebut wjib merujuknya ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Rujukan upaya kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga
macam:
1. Rujukan sarana dan lgistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan-bahan habis
pakai dan bahan makanan.
2. Rujukan tenaga antara lain dukungan tenaga ahli untuk
penyeidikan kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah
huku kesehatan, penanggulangan gangguan kesehatan karena
bencana alam.
3. Rujukan operasional, yakni menyerahkan sepenuhnya masalah
kesehatan masyarakat dan tanggungjawab penyelesaian
masalah kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan
upaya kesehatan masyarakat (antara lain upaya kesehatan
sekolah, upaya kesehatan kerja, upaya kesehatan jiwa,
pemeriksaan contoh air bersih) kepada dinas kesehatan
kabupaten/kota. Rujukan operasional diselenggarakan apabila
puskesmas tidak mampu.
7. Pembiayaan Puskesmas
Menurut Dermawan (2012) untuk terselenggaranya berbagai upaya
kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang menjadi
tanggung jawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan
puskesmas, yakni:
1. Pemerintah
Sesuai dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan yang
berasal dari pemerintah teruutama adalah pemerintah
16
kabupaten/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana
yang berasal dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana
yang disediakan oleh pemerintah oleh pemerintah dibedakan atas
dua macam yakni :
a. Dana anggaran pembangunan yang mencakup dana
pembangunan gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan
obat.
b. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji karyawan,
pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis
pakai serta biaya operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota untuk diajukan dalam daftar usulan
kegiatan ke pemerintah kabupaten/kota untuk seterusnya dibahas
bersama DPRD kabupaten/kota. Puskesmas diberikan kesempatan
mengajukan kebutuhan untuk kedua anggaran tersebut melalui dinas
kesehatan kabupaten/kota.
Anggaran yang telah disetujui yang tercantum dalam
dokumen keuangan diturunkan secara bertahap ke puskesmas
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Untuk beberapa mata
anggaran tertentu, misalnya pengadaan obat dan pembangunan
gedung serta pengadaan alat, anggaran tersebut dikelola langsung
oleh dinas kesehatan kabupaten/kota atau oleh pemerintah
kabupaten/kota.
Penanggung jawab penggunaan anggaran yang diterima
puskesmas adalah kepala puskesmas.Sedangkan administrasi
keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni
seorang staf yang ditetapkan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
atas usulan kepala puskesmas. Pengguanaan dana sesuai dengan
usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pendapatan Puskesmas
Sesuai dengan kebijakan pemerintah, masyarakat dikenakan
kewajiban membiayai upaya kesehatan perorangan yang
17
dimanfaatkannya, yang besarnya ditentukan oleh pemerintah daerah
masing-masing. Pada saat ini ada beberapa kebijakan yang terkait
dengan kemanfaatan dana yang diperoleh dari penyelenggaraan
upayaa kesehatan perorangan ini, yaitu:
a. Seluruhnya disetor ke kas daerah
Untuk itu secara berkala puskesmas menyetor langsung
seluruh dana retribusi yang diterima ke kas daerah melaui dinas
kesehatan kabupaten/kota. Sebagian dimanfaatkan secara
langsung oleh puskemas beberapa daerah tertentu membenarkan
puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang diperoleh dari
penyelengaraan upaya kesehatan perorangan, yang lasimnya
berkisar antara 25-50% dari total dana retribusi yang diterima.
Penggunanaan dana hanya dibenarkan untuk membiayai
kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut
secara berkala dipertanggung jawabkan oleh puskesmas ke
pemerintah daerah melaui dinas kesehatan kabupaten/kota.
18
a. PT ASKES yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan
yang diberikan kepada para peserta ASKES. Dana tersebut
dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
b. PT (Persero) Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal
jasa layanan kesehatan yang diberikan kepada peserta
jamsostek. dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
c. JPSBK/PKPSBBM: untuk membantu masyarakat miskin,
pemerintah mengeluarkan dana secara langsung kepuskesmas.
pengelolaan dana ini mengacu pada pedoman yang telah
ditetapkan.
19
d. sasaran masyarakat
e. sasaran pemerintah
5. Pengkajian asauhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian utama,
yaitu
a. (core) dan delapan subsistem yang melengkapinya
b. (core) dan lima subsistem yang melengkapinya
c. (core) dan tujuhsubsistem yang melengkapinya
d. (core) dan dua subsistem yang melengkapinya
e. (core) dan sembilan subsistem yang melengkapinya
6. Pada subsistem ekonomi data yang dikaji yaitu.. kecuali
a. pendapatan penduduk, rata-rata penghasilan, status pekerjaan
b. jumlah penduduk miskin, jenis pekerjaan, sumber penghasilan,
c. keberadaan indrustri, toko/pusat pembelanjaan.
d. tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana
e. peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas.
7. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pengkajian asuhan
keperawatan antara lain..
a. Windshield survei, informant interview, observasi partisipasi, dan
focus group discussion (FGD).
b. informant interview, observasi partisipasi
c. observasi partisipasi, dan focus group discussion (FGD).
d. Windshield survei, informant interview
e. Windshield survei, informant interview, observasi partisipasi
8. Dalam metode pengumpulan data Windshield survery dilakukan dengan....
a. Menentukan berapa lama observasi akan dilakukan, apa, dimana,
waktu, dan tempat komunitas yang akan di observasi
b. Berjalan-jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan
gambaran tentang kondisi dan situasi yang terjadi di komunitas
c. Menyiapkan instrument pengkajian sebaiknya dikembangkan dan
dipersiapkan terlebih dahulu
d. Menentukan terlebih dahulu tempat yang akan dikunjungi
e. Menyiapkan segala pertanyaan terkait data yang akan dicari
9. Dalam menyusun diagnosis keperawatan komunitas disusun berdasarkan
jenis diagnosis sebagai berikut, kecuali...
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis aktual (gangguan)
d. Diagnosis berisiko
10. Diagnosis risiko digunakan apabila belum terdapat
a. Paparan masalah kesehatan, tetapi sudah ditemukan beberapa data
maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan
20
b. Masalah aktual tetapi sudah ditemukan beberapa data maladaptif yang
memungkinkan timbulnya gangguan
c. Masalah yang ditimbul dari masing-masing kelompok
d. Data masalah yang maladaptif
e. Semua salah
11. apabila komunitas mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data
maladaptif. Diagnosa yang dapat digunakan adalah
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis aktual potensial
c. Diagnosis aktual
d. Diagnosis risiko
e. Diagnosis berisiko
12. Hal yang perlu dilakukan sebelum membuat diagnosa adalah..
a. Melakukan pengkajian
b. Merumuskan perencanaan
c. Membuat analisa data
d. Menyusun analisa
e. Menganalisa data
13. Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui metode berikut...
a. Paper and Pencil Tool dan Scoring diagnosis keperawatan
komunitas
b. Scoring diagnosis keperawatan komunitas
c. Paper and Pencil Tool
d. Semua salah
14. Tujuan dari MMD ini adalah sebagai berikut. Kecuali....
a. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.
b. Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
c. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya.dan
Masyarakat sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan.
d. Semua salah
15. Perencanaan Tindakan Keperawatan Dengan Sasaran Komunitas diawali
dengan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai serta rencana tindakan
untuk mengatasi masalah yang ada
b. Membuat rencana awal tindakan
c. Menyusun segera rencana keperawatan yang ingin dicapai
d. Membuat perencanaan sesuai dengan masalah yang dihadapi
e. Membuat perumusan masalah
21
D. PENUTUP
1. Rangkuman
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.Visi puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Misi
puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan
nasional. Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan
kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Fungsi
puskesmas, yaitu: Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan;
Pusat pemberdayaan masyarakat; Pusat pelayanan kesehatan strata
pertama.
Kedudukan puskesmas dibedakan menurut keterkaitannya dengan
sistem kesehatan nasional, sistem kesehatan kabupaten/kota dan sistem
pemerintah daerah. struktur organisasi puskesmas: kepala puskesmas;
unit tata usaha; unit pelaksana teknis fungsional; dan jaringan pelayanan
puskesmas. Tata kerja puskesmas ialah: kantor kecamatan; dinas
kesehatan kabupaten /kota; jaringan pelayanan kesehatan strata pertama;
jaringan pelayanan kesehatan rujukan; dinas lintas sektor; dan dengan
masyarakat. Azas penyelenggaraan puskesmas adalah: azas
penanggungjawaban wilayah; azas pemerdayaan masyarakat; azas
22
keterpaduan; dan azas rujukan. Sumber pembiayaan puskesmas,
yakni:pemerintah; pendapatan puskesmas; dan sumber lain.
a. Penyuluhan
b. Rumah sakit
23
c. Pengedukasian masyarakat
d. Posyandu
e. Seminar kesehatan
5. Berikut adalah strategi promosi kesehatan, kecuali….
a. Pemberdayaan
b. Bina suasana
c. Advokasi
d. Kemitraan
e. Rujukan
6. Pengumpulan data pengkajian asuhan keperawatan dengan berjalan-
jalan di lingkungan komunitas untuk menentukan gambaran tentang
kondisi atau strategi yang terjadi dikomunitas adalah metode….
a. Windshield survey
b. Informant interview
c. Observasi partisipasi
d. Focus group discussion (FGD)
e. Pengkajian langsung
7. Pengkajian dapat dilakukan kepada masyarakat melalui kuesioner,
pedoman wawancara, dan pedoman observasi merupakan metode
pengkajian….
a. Windshield survey
b. Informant interview
c. Observasi partisipasi
d. Focus group discussion (FGD)
e. Pengkajian langsung
8. Diagnosis keperawatan komunitas yang hanya terdiri dari komponen
problem (p) saja, tanpa komponen etiologi (e) adalah…
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis analisis
d. Diagnosis sementara
e. Diagnosis aktual (gangguan)
24
9. Pada perumusan diagnosis aktual (gangguan) terdiri atas…
a. Diagnosis sejahtera
b. Diagnosis ancaman (risiko)
c. Diagnosis analisis
d. Diagnosis sementara
e. Diagnosis aktual (gangguan)
11. Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya, masyarakat
sepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan merupakan….
a. Tujuan MMD
b. Sasaran MMD
c. Manfaat MMD
d. Pengertian MMD
e. Faktor MMD
12. Dibawah ini yang termasuk sasaran dalam strategi pembelajaran
dalam sasaran komunitas kecuali..
a. sasaran individu
b. sasaran kelompok
c. sasaran keluarga
d. sasaran masyarakat
e. sasaran pemerintah
13. Pengkajian asauhan keperawatan komunitas terdiri atas dua bagian
utama, yaitu
a. (core) dan delapan subsistem yang melengkapinya
b. (core) dan lima subsistem yang melengkapinya
c. (core) dan tujuhsubsistem yang melengkapinya
d. (core) dan dua subsistem yang melengkapinya
e. (core) dan sembilan subsistem yang melengkapinya
14. Pada subsistem ekonomi data yang dikaji yaitu.. kecuali
a. pendapatan penduduk, rata-rata penghasilan, status pekerjaan
25
b. jumlah penduduk miskin, jenis pekerjaan, sumber penghasilan,
c. keberadaan indrustri, toko/pusat pembelanjaan.
d. tempat komunitas bekerja, dan bantuan dana
e. peraturan dan kebijakan pemerintah daerah terkait kesehatan
komunitas.
15. Penentuan prioritas masalah keperawatan komunitas dapat dilakukan
melalui metode berikut...
a. Paper and Pencil Tool dan Scoring diagnosis keperawatan
komunitas
b. Scoring diagnosis keperawatan komunitas
c. Paper and Pencil Tool
d. Semua salah
e. Semua benar
26
DAFTAR PUSTAKA
27