NIM : 120341521805
Kelas : C
1. Bioindikator
a. Apakah bioindikator itu?
b. Mengapa lebih percaya kepada bioindikator dari pada hasil analisis kimia di lab
tentang pencemaran lingkungan?
c. Berikan contoh organisme yang dapat digunakan sebagai indikator lingkungan air
yang belum tercemar dan organisme lingkungan air yang sudah tecemar berat.
Jawab :
a. Bioindikator adalah organisme atau respon biologis yang menjadi petunjuk atau
keterangan adanya polutan dengan timbulnya berbagai gejala khas dan respon yang
terukur, sehingga dengan adanya suatu organisme disuatu tempat bisa diketahui
kondisi tempat tersebut tercemar atau tidak. Dalam menentukan pencemaran
lingkungan lebih percaya kepada bioindikator daripada hasil analisis kimia di lab
karena bioindikator lebih bisa diamati langsung dilapangan, bioindikator memiliki
kemampuan yang dapat bertahan terhadap kondisi lingkungan yang tercemar dan
tidak tercemar. Suatu spesies yang baik digunakan sebagai indikator biasanya
memenuhi kriteria sebagai berikut (Darmawan, 2005) :
a) Kisaran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan
b) Berukuran tubuh cukup besar sehingga mudah terdeteksi dan memiliki laju
balikan yang rendah
c) Kelimpahanya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan sampel
d) Mudah diidentifikasi
e) Mempunyai distribusi yang kosmopolit
f) Mudah mengakumulasikan zat-zat polutan
g) Mudah dipelihara di laboratorium
h) Mempunyai keragaman jenis atau genetik dan relung yang sempit.
2. Ekosistem Laut
Permasalahan lingkungan laut kita dapat menyebabkan menurunnya keanekaragaman
hayati lingkungan laut.
a. Sebutkan pemasalahan-permasalahan tesebut secara berurutan dari yang paling
berat menuju ke yang paling ringan menurut anda!
b. Jelaskan 2 permasalahan terberat menurut anda disertai cara penanggulangannya!
Jawab:
a. Permasalahan-permasalahan yang dialami rusaknya ekosistem laut yang
menyebabkan menurunnya keanekaragaman laut dapat diidentifikasi terdapat lima
factor yang menjadi permasalahan tersebut diantaranya adalah
1. Berkurangnya fungsi air hutan mangrove atau bakau dipesisir pantai. Mangrove
sangat bermanfaat sekali dalam penanggulangan yang bisa merusak ekosistem
laut.
2. Laju abrasi yang meningkat, sehingga membuat kecemasan yang tinggi, karena
dengan meningkatnya abrasi daratan akan menyempit, yang tersapu oleh pantai
hampir menyentuh badan jalan. Hal ini bisa ditemui di tempat saya yaitu di
Kalimantan Barat dimana disebagian jalan sudah hampir menyentuh pantai akibat
abrasi.
3. Kerusakan terumbu karang di laut yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kerusakan terumbu karang dilakukan dengan cara
pengeboman dalam usaha mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya oleh nelayan
dan juga penggunaan racun potasium. Pengeksploitasian terumbu karang yang
digunakan untuk bahan bangunan. Dengan rusaknya terumbu karang akan dapat
b. Dari permasalahan tersebut yang paling berat bagi saya adalah kerusakan terumbu
karang dan pembuangan berbagai macam limbagh di laut yang sudah dijelaskan pada
point sebelumnya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan
berbagai upaya diantaranya adalah dengan melakukan rehabilitasi atau reboisasi
hutan bakau, retorasi terumbu karang, penataan dan perlindungan daerah tangkapan
ikan nelayan local, penataan dan pengendalian penambangan pasir pantai. Dari segi
hukum, hendaknya pemerintah lebih tegas membuat peraturan dan memberikan
hukuman yang tegas pula bagi para perusak ekosistem laut. Dari segi masyarakat juga
bisa diberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, membuat
poster-poster atau famplet yang juga berisi pentingnya menjaga ekosistem laut, denga
demikian masyarakat dapat menyadari dan wajib melindungi keberadaan ekosistem
laut sebagai penopang hidup mereka.
3. Pencemaran apa sajakah yang sering terjadi didalam lingkungan rumah tangga?
Jelaskan disertai cara pencegahannya!
Jawab:
Pencemaran yang sering terjadi didalam rumah tangga adalah pencemaran yang
disebabkan adanya limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga yang cair merupakan
sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan
5. Berikan satu contoh kegiatan pendidikan lingkungan untuk masyarakat agar mereka
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan!
Jawab:
Pendidikan lingkungan untuk masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan bisa dilakukan dengan membentuk suatu organisasi atau
kelompok masyarakat yang didalam program kerjanya adalah mengutamakan kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan, misalnya untuk para pemuda melalui karang taruna,
adanya gerakan pemuda pencinta alam, ibu-ibu rumah tangga juga perpartisipasi dalam
PKK, disekolah bisa melalui OSIS atau Pramuka. Dengan adanya organisasi atau
lembaga yang di buat oleh masyarakat dapat mengadakan suatu seminar atau penyuluhan
tentang pendtingnya pelestarian lingkungan. Dapat juga membuat himbauan kepada
masyarakat dalam bentuk poster atau famplet. Selain itu, adanya strategi baru misalnya di
masukkan pendidikan lingkungan berbasis masyarakat yang menekankan pada
pendidikan lingkungan yang bukan sekedar meningkatkan kesadaran atau memberikan
pengetahuan tentang lingkungan. Namun, bagaimana kesadaran dan pengetahuan itu
benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mencari solusi dari masalah lingkungan setempat.
Pengelolaan, pelestarian dan pendidikan lingkungan berbasis masyarakat secara sadar dan
sungguh-sungguh membidik berbagai permasalahan lingkungan setempat serta
memanfaatkan lingkungan setempat dan kondisi masyarakat setempat sebagai bahan
kajian termasuk sumber dan media belajarnya. Masyarakat juga diberikan penyuluhan
dan dapat dilibatkan sebagai narasumber dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya, hasil
pembelajaran (lesson learned) itu diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memecahkan masalah-masalah lingkungan tersebut.
b. Fungsi Amdal:
1) Bagi pemerintah, AMDAL berfungsi untuk:
Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan
sumber daya alam secara lebih luas.
Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di
sekitarnya.
Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.
NIM : 120341521805
Kelas : C
1. Tulis skema dan jabaran sistematik tentang keterkaitan topik 1 hingga 10 (bagian
ekologi tumbuhan)!
Sinekologi Autekologi
Kajian suksesi
tumbuhan
Kajian fungsi
ekosistem
Farmscaping Entomofagus
Evaluasi
agroekosistem
2. Tulis analisis kritis (berdasarkan tinjauan teoritis dan aplikasinya) dari topik-topik
ekologi tumbuhan, minimal 3 topik!
Jawab:
a) Topik : Analisa Vegetasi
Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi atau
studi komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Cain dan Castro (1959) dalam
Soerianegara dan Indrawan (1978) menyatakan bahwa penelitian yang mengarah pada
analisis vegetasi, titik berat penganalisisan terletak pada komposisi jenis atau jenis.
Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah karakteristik
tertentu diantaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting. Dalam
mempelajari vegetasi , dibedakan antara studi floristic dengan analisis vegetasi,
dibedakan antara studi floristic denan analisis vegetasi. Pada studi floristic data yang
diperoleh berupa data kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana habtus dan
penyebaran suatu jenis tanaman. Sedangkan analisis vegetasi data yang diperoleh berupa
data kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah , ukuran , berat kering ,
berat basah suatu jenis. Frekuensi temuan dan luas daerah yang ditumbhinya. Data
kuantitatif di dapat dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh lapangan, sedangkan
data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dilapangan berdasarkan pengamatan yang
luas. Parameter kualitatif dalam pengamatan ini yaitu Fisiognomi, Fenologi, Periodisitas,
Stratifikasi, Kelimpahan, Penyebaran, Daya hidup, dan Bentuk Pertumbuhan. Sedangkan
Parameter kuantitatif dalam pengamatan atau analisis ini Densitas, Luas
penutupan,Indeks Nilai Penting (INP), Dominansi, Frekuensi, dan lain-lain. Aplikasinya
Berdasarkan keilmuan, ekologi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sinekologi
dan autekologi, berikut pengertian dari keduanya.
1. Sinekologi, merupakan perkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji pada
tingkat komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi Komunitas, Filososiologi,
Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi. Sinekologi membagi dua bidang
kajian utama, yaitu bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan serta
bidang kajian tentang analisis ekosistem.
2. Autekologi, merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara satu
individu atau satu spesies organisme yang saling berinteraksi dengan alam
lingkunganya. Autekologi memperhatikan kondisi dan tanggapan individu spesies
tanaman maupun hewan dalam habitat mereka. Subyek dari autekologi adalah hasil
dari proses tersebut, yaitu untuk menemukan ciri yang memungkinkan individu
tanaman untuk berkembang di bawah kondisi tertentu. Tanggapan yang mungkin
terhadap lingkungan adalah reaksi biokimia sampai dengan perubahan morfologi. Jadi
autekologi adalah keseluruhan ekologi tanaman, memperhatikan reaksi pada
tingkatan organ individu (misalnya, tunas, ukuran daun, kedalaman akar) atau
hubungan antar organ (misalnya, penyebaran materi antara pucuk dan akar, regulasi
dari koordinasi akar dan pucuk). Ekologi individu tanaman menyajikan hubungan
antara stres fisiologi dengan kondisi lingkungan.
c) Topik : Suksesi
Pengertian suksesi diungkapkan pula oleh Tansley (1920) dalam Syafei (1990: 84)
yaitu “Suksesi adalah perubahan yang perlahan-lahan dari komunitas tumbuhan dalam
suatu daerah tertentu dimana terjadi pengalihan dari satu tumbuhan oleh jenis tumbuhan
lainnya (pada tingkat populasi)”.
Clements (1916) dalam Syafei (1990: 84) menyatakan bahwa vegetasi dapat
dijalankan dengan “organisme super” yang mampu memperbaiki atau mengelola dirinya
sendiri bila terjadi gangguan atau kerusakan. Berkaitan dengan hal ini, terdapat enam
unsur yang terjadi sehubungan dengan adanya proses suksesi, yaitu.
Penggundulan, yang mengakibatkan terjadinya substrat baru
Migrasi, yang menghadirkan migrula atau organ pembiak tumbuhan
Eksesis, merupakan perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi, dan penyebaran
Kompetisi, merupakan persaingan sehingga terdapat penggantian satu spesies oleh
spesies lainnya
Reaksi, merupakan perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
Stabilisasi, yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang
Gambaran mekanisme suksesi dapat ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.
Aplikasi yang dapat dilakukan setelah mempelajari mengenai kajian suksesi ini adalah
yang berkaitan dengan pertanian dimana komunitas yang yang tidak stabil dikelola oleh
manusia,secara ekologi di sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Dampak
dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik,
permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.
Namun suksesi dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur
dan stabil, komunitas menjadi lebih kompleks.
3. Kemukakan hal-hal yang terkait dengan nilai tambah yang diperoleh dari topik
ekologi tumbuhan pada saat sebelum dan setelah menempuh ekologi lanjut!
Jawab:
Nilai tambah yang saya peroleh setelah mempelajari topic-topik dari mata kuliah ekologi
tumbuhan adalah saya lebih banyak mendapatkan informasi dan wawasan yang berkaitan
dengan ekologi tumbuhan, walaupun sebelumnya saya sudah mendapatkan mengikuti
ekologi tumbuhan, saya masih belum terlalu banyak mengetahui tentang kajian-kajian
dalam ekologi tumbuhan. Misalnya mengenai konsep autekologi dan sinekologi yang
mana sabelumnya saya belum pernah mendengar mengenai dua istilah tersebut, tapi
setelah mempelajarinya saya jadi tahu dan paham mengenai dua pendekatan dalam
4. Rancang kegiatan praktikum ekologi tumbuhan dalam pembelajaran (pilih salah satu:
tingkat SMP, SMA, atau Kuliah)!
ANALISA VEGETASI
1.1 Pendahuluan
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan
oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan
pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dalam
pengelolaan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan
yang tumbuh di ekosistem. Peranan vegetasi dalam ekosistem tidak saja berkaitan dengan
nilai ekologis kawasan namun juga sangat berhubungan dengan nilai sosial maupun nilai
ekonomi masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Oleh karena itu, pengambilan
data vegetasi kawasan ekositem harus memperhatikan faktor ekonomi, sosial dan
ekologinya termasuk teknologi yang menunjang sistem budidayanya.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem
yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita
cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem. Dalam sampling
ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak
contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak
adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat
mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan,
dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara
sistematik (systematic sampling). Random samping hanya mungkin digunakan jika
vegetasi homogen, misalnya tanaman budidaya atau padang rumput (artinya, kita bebas
menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis berbeda tiap
petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan
sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan
dapat bersifat representative.
Untuk data vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu
sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Selain
1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : mengenal dan
memahami analisis vegetasi pada suatu agroekosistem.
1.3 Metode
1. Pelaksana praktikum
Peserta praktikum adalah semua kelompok dari masing-masing kelas A-W, yaitu:
setiap kelas dibagi menjadi 4 kelompok atau terdiri dari ± 10 mahasiswa
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi : kertas koran/kantong kertas,
tali rafia (4m), bambu 1 m, kertas tabel dan peralatan tulis.
3. Metode pelaksanaan
Metode praktikum ekologi tumbuhan adalah pengamatan lapangan (survei lahan)
4. Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan praktikum kriteria dan indikator tutupan lahan (tumbuhan) pada
agroekosistem dilakukan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Lakukan pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur.
Untuk area monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan
5x5m2, sedangkan di plot pendukung dibuat petak pengamatan berupa kotak
dengan ukuran 1x1m2. Kotak pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu
penahan disetiap pojokan dengan pengulangan lima kali untuk di plot pendukung
(plot utama tidak ada pengulangan).
2. Identifikasi/inventarisasi vegetasi yang masuk dalam kotak pengamatan. Amati
vegetasi didalam kotak pengamatan yang terdiri dari spesies, jumlah individu dan
luas bidang dasar.
b. Frekuensi menunjukkan berapa jumlah petak contoh (dalam persen) yang memuat jenis
tumbuhan (spesies) tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
Frekuensi adalah Frekuensi ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
- Luas petak contoh
- Distribusi tumbuhan
- Ukuran jenis tumbuhan
Frekuensi Mutlak (FM) = Plot yang terdapat spesies tersebut
Jumlah seluruh plot
c. Dominansi ialah parameter yang digunakan untuk menunjukkan luas suatu area yang
ditumbuhi suatu spesies (jenis tumbuhan) atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam
hal bersaing terhadap jenis lainnya.
NIM : 120341521805
Kelas : C
4. Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar
konsep keanekaragaman hayati dan kestabilan ekosistem? Berikan contoh riilnya!
Jawab:
Nilai sikap dan karakter yang ditumbuhkan pada siswa adalah nilai dan karakter yang
cinta terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya rasa cinta da senang lingkungan
sekitar maka mereka akan menjaga lingkungan dan melestarikan lingkungan agar
terjadi adanya kestabilan ekosistem yang akan membawa dampak pada terpeliharanya
keanekaragaman hayati. Contoh riil yang bisa dilakukan pada saat pembelajaran
mengenai ekosistem, siswa diminta untuk melakukan pengamatan dengan membuat
plot yang berukuran 1x1cm, siswa diminta untuk melakukan pengamatan tentang
komponen ekosistem yaitu biotic dan abiotik, kemudian siswa bisa menjelaskan dan
membedakan kedua komponen tersebut, kemudian mereka diajak berpikir ke area
yang lebih luas, misalnya dilingkungan sekitar sekolah yang juga merupakan bagian
dari ekosistem, karena terdiri dari adanya factor abiotik dan biotic, jika mereka
memperharikan ada factor abiotik misalnya sampah yang beserakan, hal ini akan
berdampak pada factor biotic, yaitu siswa tidak dapat belajar dengan tenang dengan
gambaran tersebut siswa diminta untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Agar
keseimbangan ekosistem akan stabil.