Anda di halaman 1dari 20

Nama : Nurul Asikin

NIM : 120341521805

Kelas : C

Mata Kuliah : Ekologi Manusia

1. Bioindikator
a. Apakah bioindikator itu?
b. Mengapa lebih percaya kepada bioindikator dari pada hasil analisis kimia di lab
tentang pencemaran lingkungan?
c. Berikan contoh organisme yang dapat digunakan sebagai indikator lingkungan air
yang belum tercemar dan organisme lingkungan air yang sudah tecemar berat.
Jawab :
a. Bioindikator adalah organisme atau respon biologis yang menjadi petunjuk atau
keterangan adanya polutan dengan timbulnya berbagai gejala khas dan respon yang
terukur, sehingga dengan adanya suatu organisme disuatu tempat bisa diketahui
kondisi tempat tersebut tercemar atau tidak. Dalam menentukan pencemaran
lingkungan lebih percaya kepada bioindikator daripada hasil analisis kimia di lab
karena bioindikator lebih bisa diamati langsung dilapangan, bioindikator memiliki
kemampuan yang dapat bertahan terhadap kondisi lingkungan yang tercemar dan
tidak tercemar. Suatu spesies yang baik digunakan sebagai indikator biasanya
memenuhi kriteria sebagai berikut (Darmawan, 2005) :
a) Kisaran toleransinya sempit untuk satu atau beberapa faktor lingkungan
b) Berukuran tubuh cukup besar sehingga mudah terdeteksi dan memiliki laju
balikan yang rendah
c) Kelimpahanya tinggi sehingga mudah didapatkan dan mudah dijadikan sampel
d) Mudah diidentifikasi
e) Mempunyai distribusi yang kosmopolit
f) Mudah mengakumulasikan zat-zat polutan
g) Mudah dipelihara di laboratorium
h) Mempunyai keragaman jenis atau genetik dan relung yang sempit.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


b. Contoh organism yang dapat dijadikan bioindikator lingkungan pada:
- air yang belum tercemar adalah ikan lenox, udang, stone fly, planaria, dan
freshwater crayfish. Hewan-hewan dapat dijadikan bioindikator pada air kelas
satu dengan kriteria adalah air bersih dan tidak berbau sehingga dapat digunakan
sebagai air minum setelah melakukan suatu proses pemurnian sederhana.
- air yang sudah tercemar berat adalah air kelas empat yaitu air yang tercemar
serius dan jika berenang dapat menyebabkan gangguan/penyakit kulit. Pada air
kelas empat, bioindikator yang dapat digunakan adalah Tubifex, larva kupu-kupu,
midge, dan lintah

2. Ekosistem Laut
Permasalahan lingkungan laut kita dapat menyebabkan menurunnya keanekaragaman
hayati lingkungan laut.
a. Sebutkan pemasalahan-permasalahan tesebut secara berurutan dari yang paling
berat menuju ke yang paling ringan menurut anda!
b. Jelaskan 2 permasalahan terberat menurut anda disertai cara penanggulangannya!
Jawab:
a. Permasalahan-permasalahan yang dialami rusaknya ekosistem laut yang
menyebabkan menurunnya keanekaragaman laut dapat diidentifikasi terdapat lima
factor yang menjadi permasalahan tersebut diantaranya adalah
1. Berkurangnya fungsi air hutan mangrove atau bakau dipesisir pantai. Mangrove
sangat bermanfaat sekali dalam penanggulangan yang bisa merusak ekosistem
laut.
2. Laju abrasi yang meningkat, sehingga membuat kecemasan yang tinggi, karena
dengan meningkatnya abrasi daratan akan menyempit, yang tersapu oleh pantai
hampir menyentuh badan jalan. Hal ini bisa ditemui di tempat saya yaitu di
Kalimantan Barat dimana disebagian jalan sudah hampir menyentuh pantai akibat
abrasi.
3. Kerusakan terumbu karang di laut yang disebabkan oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kerusakan terumbu karang dilakukan dengan cara
pengeboman dalam usaha mendapatkan ikan sebanyak-banyaknya oleh nelayan
dan juga penggunaan racun potasium. Pengeksploitasian terumbu karang yang
digunakan untuk bahan bangunan. Dengan rusaknya terumbu karang akan dapat

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


merusak biota laut, karena terumbu karang merupakan tempat hidupnya ribuan
jenis ikan yang menggantungkan hidupnya dengan memakan fitoplankton yang
juga hidup di daerah terumbu karag tersebut.
4. Penambangan pasir pantai yang dilakukan manusia untuk dijadikan bahan
bangunan, yang akan memicu kerusakan ekosistem laut.
5. Pembuangan berbagai macam limbah yang dibuang kelaut. Berbagai limbah
domestic dan pembuangan sisa pengolahan ikan yang langsung dibuang ke laut
tentunya akan mencemari dan menurunkan kualitas laut. Pencemaran ini tentunya
akan merusak pula ekosistem yang mengakibatkan banyaknya biota yang tidak
bisa bertahan hidup dan akhirnya mati, sehingga dapat menurunkan
keanekaragaman hayati ekosistem laut.
6. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan ekosistem laut.

b. Dari permasalahan tersebut yang paling berat bagi saya adalah kerusakan terumbu
karang dan pembuangan berbagai macam limbagh di laut yang sudah dijelaskan pada
point sebelumnya. Untuk menanggulangi permasalahan tersebut dapat dilakukan
berbagai upaya diantaranya adalah dengan melakukan rehabilitasi atau reboisasi
hutan bakau, retorasi terumbu karang, penataan dan perlindungan daerah tangkapan
ikan nelayan local, penataan dan pengendalian penambangan pasir pantai. Dari segi
hukum, hendaknya pemerintah lebih tegas membuat peraturan dan memberikan
hukuman yang tegas pula bagi para perusak ekosistem laut. Dari segi masyarakat juga
bisa diberikan penyuluhan tentang pentingnya menjaga ekosistem laut, membuat
poster-poster atau famplet yang juga berisi pentingnya menjaga ekosistem laut, denga
demikian masyarakat dapat menyadari dan wajib melindungi keberadaan ekosistem
laut sebagai penopang hidup mereka.

3. Pencemaran apa sajakah yang sering terjadi didalam lingkungan rumah tangga?
Jelaskan disertai cara pencegahannya!
Jawab:
Pencemaran yang sering terjadi didalam rumah tangga adalah pencemaran yang
disebabkan adanya limbah rumah tangga. Limbah rumah tangga yang cair merupakan
sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai berbagai bahan

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air buangan manusia) yang terbawa
air got/parit, kemudian ikut aliran sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang
hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan
banjir. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan
di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
Dengan besarnya limbah rumah tangga yang terjadi, maka perlu suatu upaya
untuk menanggulangi dari limbah rumah tangga tersebut salah satu terobosan yang dapat
dilakukan dalam kaitannya pengelolaan sampah rumah tangga adalah dengan
menggunakan konsep 6M. 6M, adalah suatu upaya pengelolaan sampah rumah tangga
yang terdiri atas beberapa langkah yaitu mengurangi, menggunakan kembali, mengganti,
memisahkan, mendaurulang, dan mengomposkan. Mengurangi berarti suatu upaya
mengurangi jumlah sampah yang kita timbulkan; Menggunakan kembali berarti memakai
atau memanfaatkan kembali sampah rumah tangga; Mengganti berarti mengganti jenis
bahan kebutuhan rumah tangga tertentu dengan jenis bahan yang lain; Memisahkan
berarti memisahkan sampah rumah tangga antara sampah basah dan sampah kering. yang
sejenis; Mendaurulang berarti memanfaatkan kembali sampah rumah tangga dengan
mengolahnya terlebih dahulu; Mengomposkan berarti suatu upaya mengolah sampah
rumah tangga menjadi kompos.

4. Apa saja kendala belum berhasilnya penggunaan energy ramah lingkungan di


masyarakat? Jelaskan mengapa!
Jawab:
Yang menjadi kendala belum berhasilnya penggunaan energi ramah lingkungan
dimasyarakat disebabkan oleh beberapa factor:
a. Kurangnya sosialisasi dari pihak yang berwenang dan berkompeten dalam energy
ramah lingkungan ini, sehingga masyarakat belum terlalu mengetahui tentang energi
ramah lingkungan tersebut.
b. Kurangnya sumber daya manusia yang bisa menerapkan dan menggunakan energi
ramah lingkungan tersebut. kalaupun ada, tapi hanya sedikit sekali.
c. Biaya yang dikeluarkan masih tergolong mahal, sehingga masyarakat belum bisa
menerimanya, walaupun efek yang dihasilkan sangat mendukung terhadap
lingkungan.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


d. Sarana dan prasarana dalam penggunaan energi ramah lingkungan ini masih sedikit
dan sulit didapat.
e. Kondisi masyarakat yang konsumtif dan tidak produktif dalam hal pemanfaatan
energy yang ramah lingkungan. Hampir semuanya ingin yang praktis dan telah
tersedia untuk digunakan.
f. Peran pemerintah yang masih kurang dalam mengsosialiasikan, mengedukasikan, dan
memfasilitasi penggunaan energi yang ramah lingkungan.

5. Berikan satu contoh kegiatan pendidikan lingkungan untuk masyarakat agar mereka
memiliki kepedulian terhadap kelestarian lingkungan!
Jawab:
Pendidikan lingkungan untuk masyarakat agar memiliki kepedulian terhadap
kelestarian lingkungan bisa dilakukan dengan membentuk suatu organisasi atau
kelompok masyarakat yang didalam program kerjanya adalah mengutamakan kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan, misalnya untuk para pemuda melalui karang taruna,
adanya gerakan pemuda pencinta alam, ibu-ibu rumah tangga juga perpartisipasi dalam
PKK, disekolah bisa melalui OSIS atau Pramuka. Dengan adanya organisasi atau
lembaga yang di buat oleh masyarakat dapat mengadakan suatu seminar atau penyuluhan
tentang pendtingnya pelestarian lingkungan. Dapat juga membuat himbauan kepada
masyarakat dalam bentuk poster atau famplet. Selain itu, adanya strategi baru misalnya di
masukkan pendidikan lingkungan berbasis masyarakat yang menekankan pada
pendidikan lingkungan yang bukan sekedar meningkatkan kesadaran atau memberikan
pengetahuan tentang lingkungan. Namun, bagaimana kesadaran dan pengetahuan itu
benar-benar dapat dimanfaatkan untuk mencari solusi dari masalah lingkungan setempat.
Pengelolaan, pelestarian dan pendidikan lingkungan berbasis masyarakat secara sadar dan
sungguh-sungguh membidik berbagai permasalahan lingkungan setempat serta
memanfaatkan lingkungan setempat dan kondisi masyarakat setempat sebagai bahan
kajian termasuk sumber dan media belajarnya. Masyarakat juga diberikan penyuluhan
dan dapat dilibatkan sebagai narasumber dalam proses pembelajaran. Pada akhirnya, hasil
pembelajaran (lesson learned) itu diharapkan dapat memberikan kontribusi untuk
memecahkan masalah-masalah lingkungan tersebut.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


6. AMDAL
a. Apakah AMDAL itu?
b. Apakah fungsi AMDAL?
c. Menurut berita, banyak perusahaan/industri yang tidak memiliki sertifikat
AMDAL. Mengapa terjadi? Bagaimana cara mengatasi?
Jawab :
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disebut Amdal
merupakan kajian mengenai dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Analisis mengenai
dampak lingkungan hidup merupakan bagian dari proses perizinan melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup. Didalam AMDAL juga terdapat analisis mengenai dampak lingkungan dari
suatu kegiatan yang meliputi evaluasi dan pendugaan dampak proyek dari
bangunannya, prosesnya maupun sistem dari proyek terhadap lingkungan termasuk
lingkungan hidup manusia. AMDAL sendiri merupakan suatu kajian mengenai
dampak positif dan negatif dari suatu rencana kegiatan/proyek, yang dipakai
pemerintah dalam memutuskan apakah suatu kegiatan/proyek layak atau tidak layak
lingkungan. Kajian dampak positif dan negatif tersebut biasanya disusun dengan
mempertimbangkan aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya dan
kesehatan masyarakat.

b. Fungsi Amdal:
1) Bagi pemerintah, AMDAL berfungsi untuk:
 Mencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan serta pemborosan
sumber daya alam secara lebih luas.
 Menghindari timbulnya konflik dengan masyarakat dan kegiatan lain di
sekitarnya.
 Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip-prinsip
pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
 Bahan bagi rencana pengembangan wilayah dan tata ruang.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


2) Bagi pemrakarsa, AMDAL berfungsi untuk:
 Menjamin keberlangsungan usaha dan/atau kegiatan karena adanya proporsi
aspek ekonomis, teknis dan lingkungan.
 Menghemat dalam pemanfaatan sumber daya (modal, bahan baku, energi).
 Dapat menjadi referensi dalam proses kredit perbankan.
 Memberikan panduan untuk menjalin interaksi saling menguntungkan dengan
masyarakat sekitar sehingga terhindar dari konflik sosial yang saling merugikan.
 Sebagai bukti ketaatan hukum, seperti perijinan.
3) Bagi masyarakat, AMDAL berfungsi untuk:
 Mengetahui sejak dini dampak positif dan negatif akibat adanya suatu kegiatan
sehingga dapat menghindari terjadinya dampak negatif dan dapat memperoleh
dampak positif dari kegiatan tersebut.
 Melaksanakan kontrol terhadap pemanfaatan sumberdaya alam dan upaya
pengelolaan lingkungan yang dilakukan pemrakarsa kegiatan, sehingga
kepentingan kedua belah pihak saling dihormati dan dilindungi.
 Terlibat dalam proses pengambilan keputusan terhadap rencana pembangunan
yang mempunyai pengaruh terhadap nasib dan kepentingan mereka.

c. Banyak perusahaan/industri yang tidak memiliki sertifikat AMDAL, hal ini


dikarenakan lemahnya peran pemerintah dan instansi yang terkait dalam AMDAL
dalam menanggulangi permasalahan tersebut. kurang tegasnya aturan dan hukum
yang berlaku, sehingga para pengurus perusahaan/industri dengan seenaknya
melaksanakan aktifitas perusahaan/industri tanpa mempertimbangkan dampak yang
ditimbulkan dari aktifitas tersebut. cara mengatasinya adalah dengan mempertegas
peraturan dan hukum yang berlaku dan benar-benar menjalankan aturan yang telah
dibuat.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


Nama : Nurul Asikin

NIM : 120341521805

Kelas : C

Mata Kuliah : Ekologi Tumbuhan

1. Tulis skema dan jabaran sistematik tentang keterkaitan topik 1 hingga 10 (bagian
ekologi tumbuhan)!

Kajian Ekologi Tumbuhan

Sinekologi Autekologi

Kajian struktur Kajian fungsi Konsep Konsep


komunitas komunitas struktur individu dan
tumbuhan tumbuhan populasi faktor
lingkungan

Kajian suksesi
tumbuhan

Kajian fungsi
ekosistem

Farmscaping Entomofagus

Evaluasi
agroekosistem

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


Penjabaran dari skema di atas adalah kajian ekologi tumbuhan dapat dibagi dalam dua
pendekatan yaitu sinekologi dan autoekologi. Autoekologi memiliki unit kajian yang
lebih sedikit, yaitu pada unit kajian konsep individu dan factor lingkungan serta konsep
struktur populasi. sedangkan pendekatan sinekologi memiliki unit kajian yag lebih luas
dari autekologi, yaitu mengenai kajian struktur dan fungsi dari komunitas, yang akan
diperdalam lagi mengenaikajian suksesi tumbuhan, dari kajian komunitas akan diperluas
lagi mengenai kajian fungsi ekosistem. Kemudian diaplikasikan dalam bentuk
farmscaping dan entomofagus. Dan yang terakhir adalah evaluasi agroekosistem
berdasarkan kajian struktur dan fungsi komunitas tumbuhan.

2. Tulis analisis kritis (berdasarkan tinjauan teoritis dan aplikasinya) dari topik-topik
ekologi tumbuhan, minimal 3 topik!
Jawab:
a) Topik : Analisa Vegetasi

Menurut Soerianegara dan Indrawan (1978) yang dimaksud analisis vegetasi atau
studi komunitas adalah suatu cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Cain dan Castro (1959) dalam
Soerianegara dan Indrawan (1978) menyatakan bahwa penelitian yang mengarah pada
analisis vegetasi, titik berat penganalisisan terletak pada komposisi jenis atau jenis.
Struktur masyarakat hutan dapat dipelajari dengan mengetahui sejumlah karakteristik
tertentu diantaranya, kepadatan, frekuensi, dominansi dan nilai penting. Dalam
mempelajari vegetasi , dibedakan antara studi floristic dengan analisis vegetasi,
dibedakan antara studi floristic denan analisis vegetasi. Pada studi floristic data yang
diperoleh berupa data kualitatif, yaitu data yang menunjukan bagaimana habtus dan
penyebaran suatu jenis tanaman. Sedangkan analisis vegetasi data yang diperoleh berupa
data kualitatif dan kuantiatif. Data kuantitatif menyatakan jumlah , ukuran , berat kering ,
berat basah suatu jenis. Frekuensi temuan dan luas daerah yang ditumbhinya. Data
kuantitatif di dapat dari hasil penjabaran pengamatan petak contoh lapangan, sedangkan
data kualitatif didapat dari hasil pengamatan dilapangan berdasarkan pengamatan yang
luas. Parameter kualitatif dalam pengamatan ini yaitu Fisiognomi, Fenologi, Periodisitas,
Stratifikasi, Kelimpahan, Penyebaran, Daya hidup, dan Bentuk Pertumbuhan. Sedangkan
Parameter kuantitatif dalam pengamatan atau analisis ini Densitas, Luas
penutupan,Indeks Nilai Penting (INP), Dominansi, Frekuensi, dan lain-lain. Aplikasinya

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


adalah dalam praktikum dilapangan untuk mengetahui vegetasi di area agrosistem.
Dimana siswa atau mahasiswa dapat mengetahui vegetasi yang terdapat pada suatu
agrosistem tersebut.

b) Topik : Sinekologi dan autekologi

Berdasarkan keilmuan, ekologi dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sinekologi
dan autekologi, berikut pengertian dari keduanya.
1. Sinekologi, merupakan perkembangan dari Geografi Tumbuhan, yang mengkaji pada
tingkat komunitas. Sinonim dari Sinekologi adalah Ekologi Komunitas, Filososiologi,
Geobotani, Ilmu Vegetasi dan Ekologi Vegetasi. Sinekologi membagi dua bidang
kajian utama, yaitu bidang kajian tentang klasifikasi komunitas tumbuhan serta
bidang kajian tentang analisis ekosistem.
2. Autekologi, merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara satu
individu atau satu spesies organisme yang saling berinteraksi dengan alam
lingkunganya. Autekologi memperhatikan kondisi dan tanggapan individu spesies
tanaman maupun hewan dalam habitat mereka. Subyek dari autekologi adalah hasil
dari proses tersebut, yaitu untuk menemukan ciri yang memungkinkan individu
tanaman untuk berkembang di bawah kondisi tertentu. Tanggapan yang mungkin
terhadap lingkungan adalah reaksi biokimia sampai dengan perubahan morfologi. Jadi
autekologi adalah keseluruhan ekologi tanaman, memperhatikan reaksi pada
tingkatan organ individu (misalnya, tunas, ukuran daun, kedalaman akar) atau
hubungan antar organ (misalnya, penyebaran materi antara pucuk dan akar, regulasi
dari koordinasi akar dan pucuk). Ekologi individu tanaman menyajikan hubungan
antara stres fisiologi dengan kondisi lingkungan.

Perbedaan dari kedua bidang kajian ini adalah;


Sinekologi Autekologi
Bersifat filosofis Bersifat eksperimental
Deduktif Induktif
Deskriptif (umumnya) Kuantitatif
Sulit dengan pendekatan rancangan Dapat dilakukan berdasar rancangan
percobaan atau eksperimental design percobaan atau eksperimental design

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


Aplikasi yang dapat dilakukan dalam kajian sinekologi adalah misalnya mempelajari
struktur dan komposisi spesies tumbuhan di hutan rawa, hutan gambut, atau di hutan
payau, mempelajari pola distribusi binatang liar di hutan alam, hutan wisata, suaka
margasatwa, atau di taman nasional, dan lain sebagainya. Sedangkan contoh yang
bisa diterapkan dalam kajian autekologi misalnya mempelajari sejarah hidup suatu
spesies organisme, perilaku, dan adaptasinya terhadap lingkungan.

c) Topik : Suksesi

Pengertian suksesi diungkapkan pula oleh Tansley (1920) dalam Syafei (1990: 84)
yaitu “Suksesi adalah perubahan yang perlahan-lahan dari komunitas tumbuhan dalam
suatu daerah tertentu dimana terjadi pengalihan dari satu tumbuhan oleh jenis tumbuhan
lainnya (pada tingkat populasi)”.
Clements (1916) dalam Syafei (1990: 84) menyatakan bahwa vegetasi dapat
dijalankan dengan “organisme super” yang mampu memperbaiki atau mengelola dirinya
sendiri bila terjadi gangguan atau kerusakan. Berkaitan dengan hal ini, terdapat enam
unsur yang terjadi sehubungan dengan adanya proses suksesi, yaitu.
 Penggundulan, yang mengakibatkan terjadinya substrat baru
 Migrasi, yang menghadirkan migrula atau organ pembiak tumbuhan
 Eksesis, merupakan perkecambahan, pertumbuhan, reproduksi, dan penyebaran
 Kompetisi, merupakan persaingan sehingga terdapat penggantian satu spesies oleh
spesies lainnya
 Reaksi, merupakan perubahan pada ciri dan sifat habitat oleh jenis tumbuhan
 Stabilisasi, yang menghasilkan komunitas tumbuhan pada tingkatan yang matang
Gambaran mekanisme suksesi dapat ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah ini.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


Gambar 1. Mekanisme Suksesi

Aplikasi yang dapat dilakukan setelah mempelajari mengenai kajian suksesi ini adalah
yang berkaitan dengan pertanian dimana komunitas yang yang tidak stabil dikelola oleh
manusia,secara ekologi di sebut pengelolaan buatan yang bersifat non alami. Dampak
dari adanya suksesi yaitu Mengakibatkan tanah gersang, kehilangan nutrisi organik,
permukaan sangat terbuka dan kondisinya belum menunjang kehidupan di atasnya.
Namun suksesi dalam kurun waktu tertentu menuju ke arah lingkungan yang lebih teratur
dan stabil, komunitas menjadi lebih kompleks.

3. Kemukakan hal-hal yang terkait dengan nilai tambah yang diperoleh dari topik
ekologi tumbuhan pada saat sebelum dan setelah menempuh ekologi lanjut!

Jawab:

Nilai tambah yang saya peroleh setelah mempelajari topic-topik dari mata kuliah ekologi
tumbuhan adalah saya lebih banyak mendapatkan informasi dan wawasan yang berkaitan
dengan ekologi tumbuhan, walaupun sebelumnya saya sudah mendapatkan mengikuti
ekologi tumbuhan, saya masih belum terlalu banyak mengetahui tentang kajian-kajian
dalam ekologi tumbuhan. Misalnya mengenai konsep autekologi dan sinekologi yang
mana sabelumnya saya belum pernah mendengar mengenai dua istilah tersebut, tapi
setelah mempelajarinya saya jadi tahu dan paham mengenai dua pendekatan dalam

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


mempelajari kajian ekologi tumbuhan tersebut. dan masih banyak lagi konsep-konsep
yang dapat saya tangkap dan pahami, setelah melakukan pembahasan dan diskusi
mengenai topic-topik yang telah diberikan kepada saya khususnya dan kelas kami
umumnya. Saya sangat berterima kasih sekali kepada para dosen pembimbing mata
kuliah ekologi lanjut ini, karena telah mau mentransfer dan berbagi ilmu dan
pengalamannya kepada kami.

4. Rancang kegiatan praktikum ekologi tumbuhan dalam pembelajaran (pilih salah satu:
tingkat SMP, SMA, atau Kuliah)!

Contoh rancangan kegiatan praktikum ekologi tumbuhan mengenai analisa vegetasi


dalam pembelajaran untuk mahasiswa (Kuliah) adalah sebagai berikut :

ANALISA VEGETASI

1.1 Pendahuluan

Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan
oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan
pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dalam
pengelolaan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan
yang tumbuh di ekosistem. Peranan vegetasi dalam ekosistem tidak saja berkaitan dengan
nilai ekologis kawasan namun juga sangat berhubungan dengan nilai sosial maupun nilai
ekonomi masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Oleh karena itu, pengambilan
data vegetasi kawasan ekositem harus memperhatikan faktor ekonomi, sosial dan
ekologinya termasuk teknologi yang menunjang sistem budidayanya.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk
(struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem
yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita
cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem. Dalam sampling
ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak
contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak
adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat
mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan,
dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara
sistematik (systematic sampling). Random samping hanya mungkin digunakan jika
vegetasi homogen, misalnya tanaman budidaya atau padang rumput (artinya, kita bebas
menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis berbeda tiap
petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan
sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan
dapat bersifat representative.
Untuk data vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu
sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Selain

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


tanaman di plot utama, komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi yang dapat
diambil di plot pendukung umumnya terdiri dari :
1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan
memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte) : Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya
pohon dan palma). Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan (Fern) : Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki
rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai
daun.
4. Palma (Palm) : Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya
tinggi; tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter
dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5. Pemanjat (Climber) : Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri
sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau
belukar.
6. Terna (Herb) : Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai
rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang kadang-
kadang keras.
7. Pohon (Tree) : Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu
batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.

1.2. Tujuan
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : mengenal dan
memahami analisis vegetasi pada suatu agroekosistem.

1.3 Metode
1. Pelaksana praktikum
Peserta praktikum adalah semua kelompok dari masing-masing kelas A-W, yaitu:
setiap kelas dibagi menjadi 4 kelompok atau terdiri dari ± 10 mahasiswa
2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukan dalam praktikum ini meliputi : kertas koran/kantong kertas,
tali rafia (4m), bambu 1 m, kertas tabel dan peralatan tulis.
3. Metode pelaksanaan
Metode praktikum ekologi tumbuhan adalah pengamatan lapangan (survei lahan)
4. Pelaksanaan
Untuk pelaksanaan praktikum kriteria dan indikator tutupan lahan (tumbuhan) pada
agroekosistem dilakukan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Lakukan pengamatan cepat apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur.
Untuk area monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan
5x5m2, sedangkan di plot pendukung dibuat petak pengamatan berupa kotak
dengan ukuran 1x1m2. Kotak pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu
penahan disetiap pojokan dengan pengulangan lima kali untuk di plot pendukung
(plot utama tidak ada pengulangan).
2. Identifikasi/inventarisasi vegetasi yang masuk dalam kotak pengamatan. Amati
vegetasi didalam kotak pengamatan yang terdiri dari spesies, jumlah individu dan
luas bidang dasar.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


3. Dari setiap spesies dibuat herbarium. Bila terdapat spesies yang belum dikenali,
herbarium dapat digunakan untuk membandingkan dengan sumber informasi lain
seperti buku, website internet dan sumber lainnya.
4. Hitung besarnya kerapatan (individu/ha), frekuensi dan dominasi (m2/ha) dan indeks
nilai penting (INP) dari masing-masing data vegetasi yang sudah diambil.
5. Buat laporan ringkas hasil temuan di lapang dengan dilengkapi foto dan gambar
pendukung.

Cara Menghitung SDR


a. Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada setiap petak
contoh.
Kerapatan Mutlak (KM) = Jumlah tersebut spesies
Jumlah Plot
Kerapatan Nisbi (KN) = KM jumlah tersebut x 100%
Jumlah KM seluruh spesies

b. Frekuensi menunjukkan berapa jumlah petak contoh (dalam persen) yang memuat jenis
tumbuhan (spesies) tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
Frekuensi adalah Frekuensi ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu:
- Luas petak contoh
- Distribusi tumbuhan
- Ukuran jenis tumbuhan
Frekuensi Mutlak (FM) = Plot yang terdapat spesies tersebut
Jumlah seluruh plot

Frekuensi Nisbi (FN) = FM spesies tersebut x 100%


Jumlah FM seluruh spesies

c. Dominansi ialah parameter yang digunakan untuk menunjukkan luas suatu area yang
ditumbuhi suatu spesies (jenis tumbuhan) atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam
hal bersaing terhadap jenis lainnya.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


3. Menentukan Nilai Penting (Importance Value = IV)
Merupakan jumlah nilai nisbi dari dua atau tiga parameter yang dibuat.
Importance Value (IV) = KN + FN + DN

4. Menentukan Summed Dominance Ratio (SDR)


Perbandingan Nilai Penting ("Summed Dominance Ration = SDR"), menunjukkan
nilai jumlah penting dibagi jumlah besaran dan nilainya tidak pernah lebih dari 100%.
Summed Dominance Ratio (SDR)= IV
3

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


Nama : Nurul Asikin

NIM : 120341521805

Kelas : C

Mata Kuliah : Ekologi Hewan

1. Konsep waktu-suhu yang berlaku pada hewan poikilotermik sangat berguna


aplikasinya dalam pengendalian hama pertanian, khsusnya dari golongan serangga.
Jelaskan arti konsep waktu secara singkat, dan berikan contoh ulasannya terkait
dengan kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo Tahun 2010.
Jawab:
Hewan berdarah dingin atau disebut juga Poikiloterm adalah hewan yang suhu
tubuhnya kira-kira sama dengan suhu lingkungan sekitarnya. Poikiloterm suhu
tubuhnya dipengaruhi oleh lingkungan. Suhu tubuh bagian dalam lebih tinggi
dibandingkan dengan suhu tubuh luar. Dengan adanya konsep waktu-suhu pada
hewan poikilotermik ini, maka kita bisa mengendalikan hama yang dapat menyerang
tanaman di suatu pertanian agar tidak sesuai dengan kondisi yang mendukung dari
hama tersebut, dengan mengetahui waktu dan suhu optimum pertumbuhan suatu
hama terutama serangga. Dengan mengetahui waktu dan suhu optimum pertumbuhan
hama tersebut kita bisa mengkondisikan lingkungan disekitar pertanian agar tidak
sesuai dengan suhu pertumbuha hama tersebut.
Untuk kasus ulat bulu yang menyerbu tanaman mangga di Probolinggo tahun 2010
lalu, ada berbagai pendapat mengenai penyebab serangan hama tersebut, tapi yang
berkaitan dengan konsep waktu dan suhu adalah dikarenakan pada tahun 2010−2011
terjadi musim hujan yang panjang yang menyebabkan kenaikan kelembapan udara.
Suhu yang berfluktuasi berdampak terhadap iklim mikro yang mendukung
perkembangan ulat bulu (Baliadi, 2011). Dengan demikian, sangat jelas bahwa
adanya serangan ulat bulu pada tanaman mangga dikarenakan kondisi waktu dan suhu
yang ideal bagi pertumbuhan ulat bulu tersebut.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


2. Jelaskan pemanfaatn konsep kelimpahan, intensitas dan prevalensi, disperse,
fekunditas, dan kelulushidupan dalam kaitannya dengan penetapan hewan langka!
Jawab:
Tinggi rendahnya jumlah individu populasi suatu spesies hewan menunjukkan besar
kecilnya ukuran populasi atau tingkat kelimpahan populasi itu. Suatu hewan
dikatakan langka jika intensitasnya dalam suatu wilayah tergolong rendah dari
intensitas yang normal Kelimpahan populasi suatu spesies mengandung dua aspek
yang berbeda, yaitu aspek intensitas dan aspek prevalensi. Intensitas menunjukkan
aspek tinggi rendahnya kerapatan populasi dalam area yang dihuni spesies. Prevalensi
menunjukkan jumlah dan ukuran area-area yang ditempati spesies dalam konteks
daerah yang lebih luas (masalah sebaran). Spesies yang terlokalisasi dan intensitasnya
rendah dikategorikan sebagai spesies langka. Adakalanya spesies yang intensitasnya
tinggi namun prevalensinya rendah pun dimasukkan dalam kategori hewan langka.
Disperse merupakan pola penyebaran yang dilakukan oleh populasi dari suatu
organism pada suatu wilayah tertentu, jika pola cenderung bergerombol akan
dikategorikan sebagai hewan langka dengan memperhatikan factor prevalensi dan
intensitasnya. Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari individu
betina yang gonadnya atau sel kelaminnya sudah matang dan siap dikeluarkan. jika
suatu hewan memiliki tingkat fekunditas yang rendah, maka hewan tersebut akan
berpotensi sebagai hewan langka. Kelulushidupan adalah perbandingan jumlah
individu yang hidup pada akhir percobaan dengan jumlah individu yang hidup di awal
percobaan yang dinyatakan dengan satuan persen. Kelulushidupan merupakan
peluang hidup individu dalam suatu saat/waktu tertentu. Jika tingkat kelulushidupan
suatu hewan rendah, tidak stabil dan jumlah yang tersisa sangat mengkhawatirkan
maka bisa dkategorikan hewan tersebut sebagai hewan langka. Fekunditas dan
kelulushidupan ini bila diterapkan pada hewan langka maka akan membantu
konservasi dari hewan langka itu.

3. Jelaskan aplikasi konsep interaksi populasi, khususnya parasitisme dan parasitodisme,


dalam pengendalian biologis. Berikan contohnya!
Parasitisme merupakan interksi antara organism yang satu dengan organism yang
lain, dimana satu organism menjadi inang (dirugikan) dari organism lain
(diuntungkan). Sedangkan parasitodisme merupakan suatu kondisi intensitas interaksi

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


parasitisme yang terjadi pada suatu organime. Dimana kedua konsep ini dapat di
jadikan sebagai pengendali biologis atau dikenal juga sebagai agen pengendali hayati
yang dapat diaplikasikan dengan menggunakan suatu organisme untuk
mengendalikan pertumbuhan organism lain.
Contoh : pengendalian Aedes sp dengan menggunakan tungau familia
Histiostomatidae, yang merupakan penelitian yang dilakukan oleh Sonanda Mia
(2011). Dari hasil penelitian didapatkan hasil bahwa salah satu musuh alami yang
dapat digunakan untuk mengendalikan populasi dari nyamuk Aedes sp. berbasis
prevalensi dan kemampuan menginfeksi maka tungau familia Histiostomatidae
merupakan agen pengendali hayati potensial terhadap larva Aedes sp.

4. Nilai sikap dan karakter apa yang harus ditumbuhkan pada siswa ketika belajar
konsep keanekaragaman hayati dan kestabilan ekosistem? Berikan contoh riilnya!
Jawab:
Nilai sikap dan karakter yang ditumbuhkan pada siswa adalah nilai dan karakter yang
cinta terhadap lingkungan sekitar, dengan adanya rasa cinta da senang lingkungan
sekitar maka mereka akan menjaga lingkungan dan melestarikan lingkungan agar
terjadi adanya kestabilan ekosistem yang akan membawa dampak pada terpeliharanya
keanekaragaman hayati. Contoh riil yang bisa dilakukan pada saat pembelajaran
mengenai ekosistem, siswa diminta untuk melakukan pengamatan dengan membuat
plot yang berukuran 1x1cm, siswa diminta untuk melakukan pengamatan tentang
komponen ekosistem yaitu biotic dan abiotik, kemudian siswa bisa menjelaskan dan
membedakan kedua komponen tersebut, kemudian mereka diajak berpikir ke area
yang lebih luas, misalnya dilingkungan sekitar sekolah yang juga merupakan bagian
dari ekosistem, karena terdiri dari adanya factor abiotik dan biotic, jika mereka
memperharikan ada factor abiotik misalnya sampah yang beserakan, hal ini akan
berdampak pada factor biotic, yaitu siswa tidak dapat belajar dengan tenang dengan
gambaran tersebut siswa diminta untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Agar
keseimbangan ekosistem akan stabil.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C


5. Uraikan satu contoh pemanfaatan indikator hewan untuk monitoring kondisi
lingkungan secara mendetil, mulai dari jenis, prinsip dan praktik pemanfaatannya!
Jawab:
Salah satu pemanfaatan indicator hewan untuk monitoring kondisi lingkungan adalah
lintah yang merupakan salah satu makroinvertebrata sebagai bioindikator kualitas air.
Menurut Arisandi (2001) menyatakan bahwa makroinvertebrata khususnya lintah
lebih banyak dipakai dalam pemantauan kualitas air karena memenuhi beberapa
kriteria, antara lain:
a. Sifat hidupnya yang relatif menetap/tidak berpindah-pindah, meskipun kualitas air
tidak mengalami perubahan.
b. Dapat dijumpai pada beberapa zona habitat akuatik, dengan berbagai kondisi
kualitas air.
c. Masa hidupnya cukup lama, sehingga keberadaannya memungkinkan untuk
merekam kualitas lingkungan di sekitarnya
d. Terdiri atas beberapa jenis yang memberi respon berbeda terhadap kualitas air.
e. Relatif lebih mudah untuk dikenali dibandingkan dengan jenis mikroorganisme.
f. Mudah dalam pengumpulan/pengambilannya, karena hanya dibuthkan alat yang
sederhana yang dapat dibuat sendiri.
Selain itu, menurut Scrimgeour (1998) dalam Koperski (2005) ada beberapa alasan
Hirudinea sangat bermanfaat dalam bioindikator pencemaran air tawar, yaitu:
1) Keanekaragaman taksonominya lebih sedikit (hanya sekitar 30 jenis spesies lintah)
dibandingkan dengan grup invertebrata lainnya yang hidup pada air bersih.
2) Hampir semua jenisnya mudah untuk diklasifikasikan dan hanya beberapa yang
merupakan spesies langka.
3) Semua jenis lintah merombak oksigen dalam respirasinya dan memiliki kemampuan
untuk melakukan penetrasi ke permukaan tubuh dengan mudah.
4) Kebanyakan spesies lintah hidup pada air yang cukup hangat. Lintah merupakan
spesies yang univoltine dan menghabiskan seluruh siklus hidup di habitatnya.
Dalam kriteria diatas maka lintah dapat dimanfaatkan sebagai indicator tingkat
kualitas disuatu perairan, dimana jika terdapat lintah disuatu perairan tersebut bisa
dikatakan perairan tersebut adalah perairan yang tercemar.

Ujian Final Ekologi Lanjut / NURUL ASIKIN / 120341521805 / Off C

Anda mungkin juga menyukai