PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Proses Produksi
Strategi Bisnis
Hasil
Proses Pemasaran
Pengaruh
Omset
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
BAB III
METODEOLOGI
WEAKNESS (W)
STRENGTH (S)
EFI (Tentukan 5-10 faktor (Tentukan 5-10 faktor
EFE kekuatan internal) kelemahan internal)
Strategi WO
OPPORTUNITIES Daftar untuk memperkecil
(O) Strategi SO kelemahan dengan
(Tentukan 5-10 Daftar kekuatan untuk memanfaatkan
faktor peluang meraih keuntungan dari keuntungan dari peluang
eksternal) peluang yang ada yang ada
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Omset yang diterima oleh industri rumah tangga “Tahu Mustakim” sebelum
adanya strategi bisnis dalam satu bulan yaitu sebesar Rp 5.460.000. Setelah
dilakukan analisis internal dan eksternal terhadap lingkungan usaha, peneliti dapat
memberikan strategi bisnis sebagai berikut:
a) Strategi (S - O)
1. Menjaga dan meningkatkan mutu produk serta pelayanan
2. Memperluas pangsa pasar
3. Mengemas produk dengan kemasan berlabel untuk masuk ke pasar
modern/swalayan
4. Meningkatkan kemampuan untuk memproduksi tahu yang lebih banyak dan
berkualitas
5. Menjalin hubungan baik dengan konsumen.
b) Strategi (W - O)
1. Memperluas pasar dengan memanfaatkan sarana transportasi yang tersedia
2. Melakukan riset pasar dan berteman dengan lawan
3. Mulai membuat pembukuan dan mencatat setiap pengeluaran
4.Bersikap terbuka terhadap adanya pembaharuan teknologi dan informasi
5.Meningkatkan pengetahuan SDM untuk bisa lebih menguasai pengetahuan
tekhnologi
6. Membuat iklan di media sosial maupun grup kuliner
7. Menerima jasa pesan antar.
c) Strategi (S - T)
1. Mempertahankan kualitas produk
2. Meningkatkan pelayanan dan pemasaran tepat waktu
3. Membuat penampungan limbah dan mengolahnya sebelum dibuang
4. Melakukan inovasi untuk menyiasati fluktuasi harga kedelai, misalnya mengolah
ampas tahu menjadi tempe gembos agar pemasukan bertambah
5. Memanfaatkan pengaruh orang tua untuk mengunci konsumen agar tetap membeli.
d) Strategi (W - T)
1. Bersikap cepat tanggap terhadap keadaan pasar dan pesaing
2.Membuka kerja sama dengan outlet di daerah target pemasaran baru
3. Mengubah variasi tahu dengan melengkapi warna dan rasa yang berbeda, misalnya
tahu kuning yang sudah berbumbu
4.Mencoba mengurangi tingkat produksi yang lebih banyak untuk menghindari
kekosongan dalam menghadapi naik turunnya harga bahan baku
5. Menerima segala masukan dan saran.
Industri rumah tangga mulai menerapkan strategi bisnis pada minggu ke - 5
yang bertepatan dengan momentum menjelang lebaran ditambah dengan harga
daging ayam yang semakin melambung sehingga berimbas pada produksi tahu yang
meningkat secara drastis. Penelitian ini berakhir ketika industri tersebut baru
menerapkan strategi selama 10 hari mengalami kenaikan omset yang besar, yaitu
sebesar Rp 5.040.000 dalam waktu 10 hari.
Jadi, peneliti menarik kesimpulan bahwa pengaruh strategi bisnis terhadap
omset industri rumah tangga “Tahu Mustakim” berpengaruh positif dan layak
diusahakan.
6.2 Saran
Saran-saran yang dapat di ajukan sehubungan dengan hasil penelitian adalah
sebagai berikut :
a) Perusahaan hendaknya lebih meningkatkan mutu produk baik itu cita rasa maupun
pelayanan terhadap konsumen. Hal ini perlu dilakukan mengingat semakin
banyaknya usaha sejenis dengan berbagai inovasi baru sehingga perusahaan harus
mampu menjaga daya saingnya.
b) Prioritas strategi pengembangan yang perlu dilakukan oleh industri “Tahu
Mustakim” yaitu melakukan penetrasi perluasan pasar dengan tetap memperkuat
pasar yang telah tersedia sebelumnya. Dengan cara menjalin kerjasama dengan
outlet-outlet baru yang tersebar di daerah.
c) Perusahaan hendaknya memiliki orientasi pemikiran pasar yang berfikir jauh
kedepan. Dengan memanfaatkan peluang bisnis yang terbuka lebar dengan
memperbaiki berbagai aspek yang telah ada, hal ini bisa dimanfaatkan untuk
perlahan masuk ke pasar modern.
d) Sebaiknya responden usaha tahu mempertimbangkan penggantian bentuk usaha
rumah tangga menjadi bentuk perusahaan, misalnya bentuk kelompok atau koperasi,
sehingga usaha rumah tangga dapat memperkuat modal guna memperluas saluran
distribusi dan pemasaran di masa yang akan datang.
e) Penulis berharap agar kenaikan permintaan tahu tidak hanya terjadi ketika
menjelang lebaran dan acara keagamaan saja, namun pada hari biasa juga demikian.
DAFTAR PUSTAKA
Rukmana, R. dan Yuyun, Y. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen. Kanisius:
Yogyakarta.
Sarwono, B dan Saragih, Y.P. 2001. Membuat Aneka Tahu. Penebar Swadaya :
Jakarta. https://books.google.co.id/books.id (diakses online pada 2 Juli 2018).
Sumanto. 2000. Analisis Sistem Agribisnis Industri Rumah Tangga Tahu dan Tempe
Dalam Jurnal Agro Ekonomi Vol.VII/No.1Juni/2000. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Suprapti, Lies. 2005. Pembuatan Tahu. Kanisius: Yogyakarta.
Utami, Marlina. 2004. Analisis Usaha Pembuatan Tahu di Desa Pengkol Kacamatan
Karanggede Kabupaten Boyolali. Skripsi FP UNS: Surakarta.
Warisno dan Kres Dahana. 2010. Meraup Untung dari Olahan Kedelai. PT.
AgroMedia Pustaka: Jakarta.
Winarno, Sigit dan Sujana Ismaya. 2007. Kamus Besar Ekonomi. Bandung : Pustaka
Grafika. https://books.google.co.id/books (diakses online pada 2 Juli 2018).