Subak
Subak
Jelinjingan atau parit merupakan aliran air yang dibuat untuk menyalurkan air dari sungai ke sawah
Pura Uluncarik adalah pura yang dibangun yang khusus dibangun oleh petani sebagai tempat memuja
Dewi Sri sebagai Dewi kemakmuran dan kesuburan.
Anggota subak atau juga biasa disebut dengan krama subak adalah para petani yang memiliki garapan
sawah dan mendapatkan bagian air pada sawahnya. Didalam anggota subak juga terdapat beberapa
kelompok yang disebut dengan Sekaa, Krama subak digolongkan menjadi 3, yaitu:
1. Krama aktif adalah anggota yang aktif seperti krama pekaseh, sekaa yeh atau sekaa subak.
2. Krama pasif yaitu anggota yang mengganti kewajibannya dengan uang atau natura karena
beberapa penyebab yang biasa disebut dengan Pengampel atau Pengohot.
3. Krama luput yaitu anggota (krama) yang tidak aktif didalam segala macam kegiatan subak
karena tugasnya seperti kepala desa atau Bendesa Adat.
1. Sekaa Numbeg, yaitu sebuah kelompok yang mengatur hal pengolahan tanah.
3. Sekaa Sambang, yaitu kelompok yg memiliki tugas dalam hal pengawasan air dari pencurian,
penangkap atau penghalau binatang perusak tanaman seperti burung maupun tikus.
4. Sekaa Memulih/Nandur, yaitu kelompok yang bertugas dalam hal penanaman bibit padi.
Jaringan sistem pengairan dalam subak jika diurut dari sumber air terdiri dari:
1. Empelan/empangan sebagai sumber aliran air/bendungan.
2. Bungas/Buka adalah sebagai pemasukan (in take).
3. Aungan adalah saluran air yang tertutup atau terowongan.
4. Telabah aya (gede), adalah saluran utama.
5. Tembuku aya (gede), adalah bangunan untuk pembagian air utama.
6. Telabah tempek (munduk/dahanan/kanca), adalah sebagai saluran air cabang.
7. Telabah cerik, sebagai saluran air ranting.
8. Telabah panyacah (tali kunda), dibeberapa tempat dikenal dengan istilah Penasan (untuk 10
bagian), Panca (untuk 5 orang), dan Pamijian (untuk sendiri/1 orang).