Anda di halaman 1dari 16

AH

PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Test
2. Madreporit
3. Ring Canal
4. Ambulaklar
5. Piroksimal
Peraga Sketsa
6. Distal
No. Peraga : 828
Filum : Echinodermata
Kelas : Echinodea
Ordo : Spotongoidea
Family : Micrasteridae
Genus : Micraster
Spesies : Micraster curanguinum (LESKE)
Proses Pemfosila : Miniralisasi
Bentuk : Globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (100 - 66 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor sampel 828 ini merupakan salah satu bagian filum
Echinodermata dengan kelas Echinodea. Adapun ordonya yaitu
Spotongoidea berasal dari family Micrasteridae dan genus Micraster dengan
spesies Micraster curanguinum (LESKE).

Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media
geologi seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
mengalami transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan
mengalami pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta
material sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material
sedimen akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah
dan menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh
fosil ini adalah mineralisasi. Proses ini terjadi ketika suatu organisme terkubur
material sedimen dan sisa dari tubuh organisme tersebut terganti seluruhnya oleh
mineral resistan.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah globular, yang dimana fosilnya
berbentuk bulat. Fosil ini terdiri dari Madreporit yang merupakan pusat saluran
air yang diserap kembali dan disebarkan keseluruh tubuh, Ring Canal sebagai
pelindung Madreporit, dan Ambulakral yang merupakan saluran untuk
menyerap air. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3) karena terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini berumur Kapur Atas
(100 - 66 juta tahun lalu) . Fosil ini berguna sebagai bukti adanya kehidupan
masa lampau dan evolusi, penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim
saat terjadi sedimentasi, penentu lingkungan pengendapan, dan untuk
mengkorelasi batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Arm
2. Dorsal
3. Stem

Peraga Sketsa

No. Peraga : 325


Filum : Echinodermata
Kelas : Crinodea
Ordo : Inadunata
Family : Imitatorinusidea
Genus : Imitatorinus
Spesies : Imitatorinus gracilor (RDEMER)
Proses Pemfosilan : Eksternal Mold
Bentuk : Branching
Komposisi Mineral : Silica
Umur : Devon Bawah (395-371 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dalam
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 325 ini merupakan salah satu bagian Filum
Echinodermata, kelas Crinodea, ordo Riveacrinida, dan merupakan Family
dari Imitatorinusidea, genusnya Imitatorinus, dan nama spesiesnya
Imitatorinus gracilor (RDEMER).
Setelah organisme ini mati, langsung ditutupi oleh material sedimen
sehingga membuatnya terbebas dari bakteri pembusukan dan penguraian.
Bersama material sedimen, organisme ini akan mengalami transportasi oleh
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
media berupa air, angin, atau es ke daerah cekungan. Selama transfortasi, lain
Hari/Tgl : Senin, 25 Februari 2019 Nama : Hani Alfiyah
material-material yang tidak keras akan hancur dan tergantikan oleh mineral
Acara : Porifera dan Coelenterata NIM : D061181337
yang lebih kuat (resisten). Material sedimen akan menutupi tubuh organisme dan
lama-kelamaan tubuh asli dari organisme ini akan hancur dan akan tercetak
bagian luar dari organisme tersebut. Inilah yang dinamakan proses eksternal mold.
Seiring dengan berjalannya waktu, organisme dan material sedimen terlitifikasi
sehingga menjadi batuan.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
Sketsa
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah brancing, yaitu fosil yang bentuknya
No. Praga Fosil ini terdiri dari
bercabang. : 1654 Arm yang berbentuk seperti lengan yang
Filum
menyebar : Coelenterata
kesegala arah untuk menyerap air, Dorsal berfungsi untuk
Kelas
menyebarkan : Anthozoa
zat yang telah diserap, dan Stem yang merupakan tangkainya.
Ordo ditetesi dengan HCl 0,1
Apabila : Rugosa
M maka fosil akan bereaksi, sehingga dapat
Family
disimpulkan : Montlivaltianidae
bahwa fosil ini mengandung silica karena terbentuk di laut dalam.
Genusini berumur Devon Bawah
Fosil : Montlivaltia
(395-371 juta tahun lalu). Fosil ini berguna
sebagai
Spesies bukti adanya kehidupan masa lampauspdan evolusi, penentu umur relatif
: Montlivaltia
lapisan sedimen, penentu iklim
Proses Pemfosila saat terjadi sedimentasi, penentu lingkungan
: Permineralisasi
pengendapan,
Bentuk dan untuk mengkorelasi batuan.
: Brancing
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Jura atas
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan filum Coelenterata ini berasal dari kelas Anthozoa, dengan
ordo Rugosa, famili Montlivaltianidae, genus Montlivaltia, dengan
memiliki spesies Montlivaltia sp .
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Test
2. Madreporit
3. Ring Canal
4. Ambulakral
5. Duri
6. Distal
7. Piroksimal
Peraga Sketsa

No. Peraga : 805


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Spatanoidea
Family : Cidarisidea
Genus : Cidaris
Spesies : Cidaris vesicularis GOLDF
Proses Pemfosila : Permineralisasi
Bentuk : Globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (100-66 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 805 ini merupakan salah satu bagian filum
Echinodermata yang memiliki kelas Echinoidea, ordo Spatanoidea, dan
merupakan family dari Cidarisdea, genusnya Cidaris, dan nama spesiesnya
Cidaris vesicularis GOLDF.
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan
tidak mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media
geologi seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami
oleh fosil ini adalah adalah petrifikasi permineralisasi. Proses ini terjadi ketika
terdapat proses perubahan mineral yang menyebabkan pergantian sebagian
tubuh fosil tergantikan mineral penyusun fosil oleh mineral lain.
Proses pemfosilan yang terjadi pada fosil diatas adalah proses
permineralisasi. Proses permineralisasi adalah proses pemfosilan dimana
Sebagian tubuh dari organisme mengalami pergantian dengan mineral. Hal
tersebut terjadi dikarenakan bagian tubuh dari organisme tersebut mengalami
pelapukan atau penguraian. Sehingga mineral yang lebih resisten
menggantikannya.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah globural. Apabila ditetesi dengan
HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi dengan membentuk buih-buih, sehingga
dapat disimpulkan bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat (CaCO3) dan
terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini berumur Kapur Atas (100-66 Juta
Tahun). Fosil ini berguna sebagai bukti adanya kehidupan masa lampau dan
evolusi, penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim saat terjadi
sedimentasi, penentu lingkungan pengendapan, dan untuk mengkorelasi
batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Test
2. Madreporit
3. Ring Canal
4. Ambulakral

Peraga Sketsa

No. Peraga : 1809


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Spatunoidea
Family : Texasturidea
Genus : Texastur
Spesies : Texastur rolini AG
Proses Pemfosila : Mineralisasi
Bentuk : Globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Kapur Atas (100-65 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga ? ini merupakan salah satu bagian filum
Echinodermata, kelas Echinoidea, ordo Spatunoidea, dan merupakan family
dari Texastursidea, genusnya Texastur, dan nama spesiesnya Texastur rolini
AG.
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi
seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material
sedimen dan organisme akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi),
sehingga organisme tersebut menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh
fosil ini adalah pmineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses perubahan
mineral yang menyebabkan pergantian seluruh mineral penyusun fosil oleh
mineral lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah globular, yaitu fosil yang memiliki
bentuk bulat. Fosil ini terdiri dari Madreporit yang merupakan pusat saluran air
yang diserap kembali dan disebarkan keseluruh tubuh, Ring Canal sebagai
pelindung Madreporit, dan Ambulakral yang merupakan saluran untuk
menyerap air. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi,
sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini mengandung kalsium karbonat
(CaCO3) karena terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini berumur Kapur Atas
(100-65 juta tahun lalu). Fosil ini berguna sebagai bukti adanya kehidupan masa
lampau dan evolusi, penentu umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim saat
terjadi sedimentasi, penentu lingkungan pengendapan, dan untuk mengkorelasi
batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Arm
2. Root

Peraga Sketsa

No. Peraga : 758


Filum : Echinodermata
Kelas : Crinoidea
Ordo : Roveacrivida
Family : Saccocomanidea
Genus : Saccocoma
Spesies : Saccocoma pectinata GOLDF
Proses Pemfosila : Eksternal Mold
Bentuk : Brancing
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Jura Bawah (195-177 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan momor peraga 758 ini merupakan salah satu bagian filum
Echinodermata, kelas Crinoidea, ordo Roveacrivida, dan merupakan family
dari Saccocomanidea, Genusnya Saccocoma, dan Spesiesnya Saccocoma
pectinata GOLDF.
Setelah organisme ini mati, langsung ditutupi oleh material sedimen
sehingga membuatnya terbebas dari bakteri pembusukan dan penguraian. ........
Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi seperti angin, air,
atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami transportasi, material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian menjadi material
yang resisten terhadap pelapukan serta material sedimen akan ikut
tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen akan terakumulasi.
Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan menumpuk sehingga
menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu material mengalami
sementasi. Material sedimen akan menutupi tubuh organisme dan lama-
kelamaan tubuh asli dari organisme ini akan hancur dan akan tercetak bagian
luar dari organisme tersebut. Inilah yang dinamakan proses eksternal mold. Seiring
dengan berjalannya waktu, organisme dan material sedimen terlitifikasi
sehingga menjadi batuan.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah brancing, yaitu fosil yang bentuknya
bercabang. Fosil ini terdiri dari Arm yang berbentuk seperti lengan yang
menyebar kesegala arah untuk menyerap air, Dorsal berfungsi untuk
menyebarkan zat yang telah diserap, dan Root yang merupakan tempat
tertambatnya. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi
dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini
mengandung karbonatan karena terbentuk di perairan laut dangkal. Fosil ini
berumur Jura Bawah (195-177 juta tahun lalu). Fosil ini berguna sebagai bukti
adanya kehidupan masa lampau dan evolusi, penentu umur relatif lapisan
sedimen, penentu iklim saat terjadi sedimentasi, penentu lingkungan
pengendapan, dan untuk mengkorelasi batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Madreporit
2. Ring Canal
3. Ambulakral

Peraga Sketsa

No. Peraga : 355


Filum : Echinodermata
Kelas : Ophiuroidea
Ordo : Cheropternstertdae
Family : Loriolasteridae
Genus : Loriolaster
Spesies : Loriolaster mirabilit STURTZ
Proses Pemfosila : Eksternal Mold
Bentuk : Brancing
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Devon Bawah (395-370 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 355 ini merupakan salah satu bagian Filum
Echinodermata, Kelas Ophiuroidea, Ordo Cheropternstertdae, dan merupakan
Family dari Loriolasteridae, Genusnya Loriolaster, dan nama spesiesnya
Loriolaster mirabilit STURTZ.
Setelah organisme ini mati, langsung ditutupi oleh material sedimen
sehingga membuatnya terbebas dari bakteri pembusukan dan penguraian.
Setelah organisme ini mati lalu terbebas dari bakteri pembusuk dan tidak
mengalami penguraian. Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi
seperti angin, air, atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami
transportasi, material yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami
pergantian menjadi material yang resisten terhadap pelapukan serta material
sedimen akan ikut tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen
akan terakumulasi. Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan
menumpuk sehingga menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu
material mengalami sementasi. Material sedimen akan menutupi tubuh
organisme dan lama-kelamaan tubuh asli dari organisme ini akan hancur dan
akan tercetak bagian luar dari organisme tersebut. Inilah yang dinamakan proses
eksternal mold. Seiring dengan berjalannya waktu, organisme dan material
sedimen terlitifikasi sehingga menjadi batuan.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah brancing, yaitu fosil yang berbentuk
bercabang. Fosil ini terdiri dari Madreporit yang merupakan pusat saluran air
yang diserap kembali dan disebarkan keseluruh tubuh, Ring Canal sebagai
pelindung Madreporit, dan Ambulakral yang merupakan saluran untuk
menyerap air. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi
dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) karena terbentuk di perairan laut
dangkal. Fosil ini berumur Devon Bawah (395-370 juta tahun lalu). Fosil ini
berguna sebagai bukti adanya kehidupan masa lampau dan evolusi, penentu
umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim saat terjadi sedimentasi, penentu
lingkungan pengendapan, dan untuk mengkorelasi batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Arm
2. Dorsal
3. Root

Peraga Sketsa

No. Peraga : 1663


Filum : Echinodermata
Kelas : Crinoidea
Ordo : Roveacrivida
Family : Saccocomanidae
Genus : Saccocoma
Spesies : Saccocoma pectinata GOLDF
Proses Pemfosila : Eksternal Mold
Bentuk : Brancing
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Jura Atas (160-141 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 1663 ini merupakan salah satu bagian filum
Echinodermata, Kelas Crinoidea, ordo Roveacrivida, dan merupakan Family
dari Saccocomanidae, Genusnya Saccocoma, dan nama spesiesnya Saccocoma
pectinata GOLDF.
Setelah organisme ini mati, langsung ditutupi oleh material sedimen
sehingga membuatnya terbebas dari bakteri pembusukan dan penguraian
Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi seperti angin, air,
atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami transportasi, material yang
tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian menjadi material
yang resisten terhadap pelapukan serta material sedimen akan ikut
tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen akan terakumulasi.
Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan menumpuk sehingga
menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu material mengalami
sementasi. Material sedimen akan menutupi tubuh organisme dan lama-
kelamaan tubuh asli dari organisme ini akan hancur dan akan tercetak bagian
luar dari organisme tersebut. Inilah yang dinamakan proses eksternal mold. Seiring
dengan berjalannya waktu, organisme dan material sedimen terlitifikasi
sehingga menjadi batuan.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah brancing, yaitu fosil yang bentuknya
bercabang. Fosil ini terdiri dari Arm yang berbentuk seperti lengan yang
menyebar kesegala arah untuk menyerap air, Dorsal berfungsi untuk
menyebarkan zat yang telah diserap, dan Root yang merupakan tempat
tertambatnya. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi
dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) karena terbentuk di perairan laut
dangkal. Fosil ini berumur Jura Atas (160-141 juta tahun lalu). Fosil ini berguna
sebagai bukti adanya kehidupan masa lampau dan evolusi, penentu umur relatif
lapisan sedimen, penentu iklim saat terjadi sedimentasi, penentu lingkungan
pengendapan, dan untuk mengkorelasi batuan.
PRAKTIKUM PALEONTOLOGI
Hari/Tgl : Selasa, 19 Maret 2019 Nama : Hani Alfiyah
Acara : Echinodermata NIM : D061181337

Ket :
1. Test
2. Madreporit
3. Ring Canal
4. Ambulakral

Peraga Sketsa

No. Peraga : 311


Filum : Echinodermata
Kelas : Echinoidea
Ordo : Cidarotdea
Family : Cryptoschismanidea
Genus : Cryptoschisma
Spesies : Cryptoschisma schultzei (ARCH. & VERN.)
Proses Pemfosila : Permineralisasi
Bentuk : Globular
Komposisi Mineral : Karbonatan
Umur : Devon Bawah (395-370 juta tahun lalu)
Lingkungan pengendapan : Laut dangkal
Keterangan :
Fosil dengan nomor peraga 311 ini merupakan salah satu bagian Filum
Echinodermata, Kelas Echinoidea, Ordo Cidarotdea, dan merupakan Family
dari Cryptoschismanidae, genusnya Cryptoschisma, dan nama spesiesnya
Cryptoschisma schultzei (ARCH. & VERN.).

Setelah organisme ini mati, langsung ditutupi oleh material sedimen


sehingga membuatnya terbebas dari bakteri pembusukan dan penguraian.
.............
Organisme ini akan tertransportasi oleh media geologi seperti angin, air,
atau es menuju daerah cekungan. Selama mengalami transportasi, material
yang tidak resisten terhadap pelapukan akan mengalami pergantian menjadi
material yang resisten terhadap pelapukan serta material sedimen akan ikut
tertransportasi. Di daerah cekungan inilah material sedimen akan terakumulasi.
Semakin lama, material sedimen akan bertambah dan menumpuk sehingga
menyebabkan terjadinya kompaksi (pemadatan), lalu material mengalami
sementasi. Seiring dengan berjalannya waktu, material sedimen dan organisme
akan mengalami proses pembatuan (lithifikasi), sehingga organisme tersebut
menjadi fosil. Proses pemfosilan yang dialami oleh fosil ini adalah petrifikasi
permineralisasi. Proses ini terjadi ketika terdapat proses perubahan mineral
yang menyebabkan pergantian sebagian mineral penyusun fosil oleh mineral
lain.
Proses munculnya fosil ini dipengaruhi oleh tenaga endogen berupa
tektonik sehingga fosil yang berada di cekungan naik ke permukaan. Setelah
naik di permukaan, akan terkena gaya eksogen lagi berupa air, angin, atau es,
sehingga fosil tampak di permukaan.
Adapun bentuk dari fosil ini adalah globular, yaitu fosil yang memiliki
bentuk bulat. Fosil ini terdiri dari Madreporit yang merupakan pusat saluran air
yang diserap kembali dan disebarkan keseluruh tubuh, Ring Canal sebagai
pelindung Madreporit, dan Ambulakral yang merupakan saluran untuk
menyerap air. Apabila ditetesi dengan HCl 0,1 M maka fosil akan bereaksi
dengan membentuk buih-buih, sehingga dapat disimpulkan bahwa fosil ini
mengandung kalsium karbonat (CaCO3) karena terbentuk di perairan laut
dangkal. Fosil ini berumur Devon Bawah (395-370 juta tahun lalu). Fosil ini
berguna sebagai bukti adanya kehidupan masa lampau dan evolusi, penentu
umur relatif lapisan sedimen, penentu iklim saat terjadi sedimentasi, penentu
lingkungan pengendapan, dan untuk mengkorelasi batuan.

Anda mungkin juga menyukai