Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anatomi reproduksi adalah sistem yang berfungsi untuk
berkembang biak. Terdiri dari testis, ovarium dan bagian alat kelamin
lainnya. Reproduksi atau perkembangbiakan merupakan bagian dari ilmu
faal(fisiologi). Reproduksi secara fisiologis tidak vital bagi kehidupan
individual dan meskipun siklus reproduksi suatu manusia berhenti,
manusia tersebut masih dapat bertahan hidup, sebagai contoh manusia
yang dilakukan vasektomi pada organ reproduksinya (testes atau ovarium)
atau mencapai menopause dan andropouse tidak akan mati. Pada
umumnya reproduksi baru dapat berlangsung setelah manusia tersebut
mencapai masa pubertas atau dewasa kelamin, dan hal ini diatur oleh
kelenjar-kelenjar endokrin dan hormon yang dihasilkan dalam tubuh
manusia.Reproduksi juga merupakan bagian dari proses tubuh yang
bertanggung jawab terhadap kelangsungan suatu generasi. Untuk
kehidupan makhluk hidup reproduksi tidak bersifat vital artinya tanpa
adanya proses reproduksi makhluk hidup tidak mati..

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana anatomi sistem reproduksi pria dan wanita ?
2. Bagaimana fisiologi sistem reproduksi pria dan wanita ?
3. Bagaimana issue dan tren water birth?

C. Tujuan
1. Mengetahui anatomi sistem reproduksi wanita
2. Mengetahui fisiologi organ reproduksi wanita
3. Mengetahui issue dan trend water birth

1
BAB 11
PEMBAHASAN

A. ANATOMI REPRODUKSI WANITA

ORGAN GENITALIA EKSTERNA

Organ genitalia eksternal wanita

 Vulva

Vulva (pukas) atau pudenda berbentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka
ke belakang yang meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat diliahat mulai
dari pubis sampai perinium, yaitu mons veneris , labia mayora,dan labia
minora,klitoris, selaput dara (hymen), vestibulum, muara uretra, berbagai kelenjar,
dan struktur vaskular

2
 Mons veneris

Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol di atas simfisis
perempuan dan pada perempuan setelah pubertas ditutup oleh rambut kemaluan
berwarna hitam, kasar, dan ikal pada masa pubertas. Fungsi dari rambut pubis
selain sebagai estetika juga dapat mencegah terjadinya infeksi. Seiring
peningkatan usia, jumlah jaringan lemak ditubuh wanita akan berkurang
dan rambut pubis akan menipis.

 Labia mayora

Labia mayora (bibir-bibir besar) adalah dua lipatan besar yang membentuk batas
vulva. Terdiri atas kulit, jarinagn fibrosa, dan lemak serta mengandung banyak
kelenjar sebasea. Keduanya memanjang dari mons pubis ke arah bawah
mengelilingi labia minor, dan menyatu dibagian posterior membentuk commisura
posterior.. Labia mayor memiliki panjang 7-8 cm, lebar 2-3 cm, dan tebal 1-1,5
cm dan agak meruncing pada ujung bawah. Secara morfologis struktur ini identik
dengan skrotum pada laki-laki. Labia mayora melindungi labia minora, meatus
urinarius, dan introitus vagina (lubang vagina). Pada wanita yang belum pernah
melahirkan pervagina, kedua labia mayor terletak berdekatan di garis tengah
menutupi struktur-struktur di bawahnya. Setelah melahirkan beberapa kali, labia
mayora menjadi labia sedikit terpisah bahkan introitus vagina terbuka, kurang
menonjol dan pada usia lanjut mulai mengeriput.

Labia mayora sensitive terhadap nyeri, sentuhan, dan suhu tinggi. Hal ini
diakibatkan adanya jaringan saraf yang menyebar luas, yang berfungsi sebagai
rangsangan seksual.

 Labia Minora

Labia minora ( bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suattu lipatan tipis dari kulit
sebelah dlam bibir besar, ke depan kedua bibir kecil bertemu yang di atas klitoris
membentuk frenulum klitoridis. Ke belakang ke dua bibir kecil juga bersatu dan

3
membentuk fossa navikulare. Fossa navikulare pada perempuan yang belum
pernah bersalin tampak utuh, cekung seperti perahu sedangkan yang pernah
melahirkan kelihatan tebal dan tidak merata. Kulit yang meliputi bibir kecil
mengandung banyak grandula sebasea( kelenjar-kelenjar lemak) dan juga ujung-
ujung saraf yang menyebabkan bibir kecil sanagt sensitif. Jaringan ikatnya
mengandung banyak pembuluh darah dan beberapa otot los yang menyebabkan
bibir kecil ini berwarna merah kemerahan dan mengembang.

 Klitoris

Klitoris sebuah jaringan erektil kecil yang kira kira sebesar kacang hijau.
Tertutup oleh preputium klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus
klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke or pubis

Klitoris bearasal dari kata dalam bahasa Yunani, yang berarti “kunci” karena
klitoris dianggap sebagai kunci seksualitas wanita. Jumlah pembuluh darah dan
persarafan yang banyak membuat klitoris sangat sensitive terhadap suhu,
sentuhan, dan sensasi tekanan. Fungsi utama klitoris yaitu untuk menstimulasi dan
meningkatkan ketegangan seksual. . Klitoris analog dengan penis pada laki-laki.

 Vestibulum

Vestibulum berbentuk lonjong dengan ukuran panjang ke belakang dan dibatasi di


depan oleh klitoris. Kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan di belakang oleh
perinieum (fourchete). Embriologik sesuai dengan sinus urogenital. Kurang lebih
1-1,5 cm di bawah klitoris di temukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih)
berbentuk membujur 4-5 mm dan tidak jarang sukar ditemukan oleh karena
tertutup oleh lipatan-lipatan selaput vagina. Tidak jauh dari lubang kemih, di kiri
dan di kanan bawahnya dapat dilihat ostio skene. saluran skene ( duktus
parauretral) analog dengan kelenjar prostat pada laki-laki. Di kiri dan kanan
bawah di dekat fossa navikulare, terdapat kelenjar Bartolin. Kelenjar ini
berukuran damaeter lebih kurang 1cm, terletak di bawah atot konstriktor kunni
dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2cm yang bermuara di vestibulum.

4
Tidak jauh dari fossa navikulare. Pada koitus kelenjar Bartholin mengeluarkan
getah.

 Bulbus vestibuli sinitra et dektra

Bulbus vestibuli sinitra et dektra merupakan pengumpulan vena terletak di bawah


selaput lendir vestibulum, dekat ramus pubis. Panjamgnya 3-4cm, lebarnya 1-2cm
tebalnya 0,5-1cm. Bulbus vestibuli mengandung banyak pembuluh darah.
Sebagian tertutup oleh muskulus isikio kanvernosus dan muskulus kontriktor
vagina.

Embriologik sesuai dengan korpus kanvernosum penis. Pada waktu persalinan


biasanya kedua bulbus tertarik ke arah atas ke bawah arkus pubis, akan tetapi
bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan sekali-
sekali timbul hematoma vulva atau pendarahan ekternal.

 Introitus vagina

Introitus vagina mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Pada seorang
virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru dapat dilihat jika bibir kecil
ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh selaput dara (hymen).

Hymen mempunyai bentuk yang berbeda-beda, dari yang semilunar (bulan sabit)
sampai berlubang-lubang atau bersekat-sekat (septum). Kosistensinya pun
berbeda-beda, dari yang kau sampai lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang
selaput dara) berukuran dari yang seujung jari sampai yang mudah dilalui oleh 2
jari. Umumnya hymen robek pada koitus dan robekan terjadi pada jam 5 atau jam
7 dan robekan sampai mencapai dasar selaput dara. Sesudah persalianan, hymen
robek pada beberapa tempat dan apa yang dapat dilihat adalah sisa-sisanya
(kranula himenalis) saja.

5
 Perinium

Perineum merupakan daerah muscular yang ditutupi kulit antara introitus vagina
dan anus panjangnya kira-kira 4cm. Perineum membentuk dasar badan perineum.

ORGAN GENETALIA INTERNA

 Vagina

Vagina mearupakan penghubung antara introitus dan uterus. Terletak diantara


saluran kemih dan liang dubur, di bagian atasnya terletak mulut rahim. Ukuran
panjang dinding depan 8cm, dan dinding belakang 10cm. Bentuk dinding
dalamnya berlipat-lipat (rugae), sedangkan di bagian tengahnya ada bagian lebih
yang lebih keras (kolumna rugarum). Dinding vagina terdiri dari lapisan mukosa ,
lapisan otot, dan lapisan jaringan ikat fungsi penting vagina yaitu saluran keluar

6
untuk mengalirkan darah haid, alat untuk bersenggama dan jalan lahir pada waktu
persalinan.

 Uterus

Uterus merupakan organ muskular yang berbentuk pir,ukurannya seperti telur


ayam dan mempunyai rongga, yang tampak gepeng di bagian antero-posterior.
Ukuran panjang uterus adalah 7-7,5cm, lebar di atas 5,25cm, tebal di atas 2,5cm
dan tebal dinding 1,25cm.

Bagian bagian uterus sebagai berikut :

Uterus

- Fundus uteri : bagian uterus yang berbentuk kubah dan berada diatas
lubang tuba fallopi. Tuanya kehamilan dapat diperkirakan dengan
perabaan pada fundus uteri
- Korpus uteri : bagian uterus terbesar yang berbentuk segitiga, pada
kehamilan korpus uteri mempunyai fungsi utama sebagai tempat janin
berkembang. Rongga yang terdpat pada korpus uteri disebut kavum uteri
(rongga rahim)
- Isthmus uteri : bagian uterus antara serviks dan korpus uteri, diliputi oleh
peritoneum viserela yang mudah sekali digeser dari dasarnya atau
digerakkan di daerah plika vesiko uterina.
- Serviks uteri : bagian yang menonjol dari dinding anterior vagina, diamana
terhubung dengan ostium eksternal. Serviks uteri terdiri dar: pars vaginal
servisis uteri yang dinamakan porsio dan pars supravagianalis servisis
uteri yaitu bagian serviks yang berada di atas vagina
- Dinding uterus terdiri atas tiga lapisan jaringan : perimetrium,
miometrium, dan endometrium. Lapisan endometrium akan menebal pada
saat ovulasi, dan meluruh pada saat menstruasi.

7
- Uterus sebenarnya terapug-rapung dalam rongga pelvis, tetapi terifiksasi
dengan baik oleh jaringan ikat dan ligamenta yang menyokongnya.
Ligamenta yang memfiksasi uterus adalah :
- Ligamentum kardinal ( Mackenrodt) kiri dan kanan: mencegah uterus
tidak turun. Terdiri atas jaringan ikat tebal yang berjalan dari serviks dan
puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan
bnayak pembuluh darah: vena dan arterina uterina.
- Ligamentum sakro-uterina kiri dan kanan: menahan uterus agar tidak
bergerak. Berjalan dari serviks bagian belakang kiri dan kanan ke arah os
sakrum kiri dan kanan.
- Ligamentum rotundum kiri dan kanan: menahan uterus dalam antefleksi.
Berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan, ke daerah iguinal kiri dan
kanan. Pada kehamilan kadang-kadang terasa sakit di daerah inguinal
waktu berdiri yang cepat, karena uterus berkontraksi kuat dan ligamentum
rotundum menjadi kencang serta mengadakan tarikan pada daerah
inguinal. Pada persalinan pun teraba sakit bila dipengang
- Ligamentum latum kiri dan kanan: ligamentum yang meliputi tuba.
Berjalan dari uterus ke arah lateral. Dibagian dorsal ligamentum ini
ditemukan idung telur ( ovarium sinistrum et dekstrum).
- Ligamentum infundibulo-pelvikum kiri dan kanan: menahan tuba fallopi.
Berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya
ditemukan urat-urat saraf, saluran-saluran limfe, arteria dan vena ovakira.

 Tuba fallopi

Panjang tuba falloppi sekitar 10 cm dan memanjang dari sisi uterus di antara
badan dan fundus. Tuba falloppi berada di tepi bebas bagian ligamentum latum
dan bentuknya seperti trompet di ujung lateral, menembus dindimg posterior,
terhubung dengan rongga peritoneum di dekat ovarium. Ujung tiap tuba falloppi
memiliki tonjolan seperti jari yang disebut fimbriae yang berikatan erat dengan
ovarium. Fungsi fimbriae yaitu untuk menangkap telur dan selanjutnya
menyalurkan telur ke dalam tuba.

8
Tuba falloppi berfungsi menyalurkan ovum dari ovarium ke uterus oleh gerakan
peristaltik dan siliari. Mukus yang diekresikan oleh mukosa, memfasilitasi kondisi
yang ideal untuk gerakan ovum dan spermatozoa. Fertilisasi ( pembuahan) ovum
biasanya berlangsung di tuba fallopi kemudian zigot didorong ke uterus untuk
implantasi

 Ovarium

Ovarium adalah kelenjar yang menghasilkan hormon seksual dan ovum pada
wanita, serta berada di fossa dangkal dinding lateral pelvis. Panjang ovarium 2,5-3
cm, lebar 2 cm,dan tebal 1cm. Masing-masing ovarium (sisi kiri dan kanan)
melekat pada bagian atas uterus oleh ligamen ovarium pada belakang ligamentum
latum oleh pita jarimgan yang lebar, mesovarium. Ovarium meiliki dua laisan
jaringan:

Korteks : bagian luar yang diliputi oleh epitelium germinativum berbentuk kubik
dan di dalamya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial

Medula : berada di bagian pusat (tengah) dan terdiri atas jaringan fibrosa,
pembuluh darah, dan saraf

Ovarium berfungsi sebagai tempat produksi, penyimpanan serta pematangan


folikel-folikel ovarium pada pelepasan ovum.

9
B. TREN DAN ISSUE KEPERAWATAN MATERNITAS

TRAND ISU WATER BIRTH


 Pengertian
Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan pervaginam,
dimana ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan jalan berendam dalam
air hangat dengan tujuan mengurangi rasa nyeri kontraksi dan memberi sensasi
rasa nyaman.

 Tujuan

Pengurangan rasa nyeri dapat diatasi dengan cara farmakologi dan non
farmakologi , salah satu diantaranya dengan cara ibu hamil saat persalinan
berendam dalam air hangat atau yang di kenal dengan water birth. Metode ini di
percaya mampu memberi banyak keuntungan bagi ibu dan bayi yang merupakan
salah satu metode persalinan alternatif yang aman.

Melahirkan dalam air akan mempermudah adaptasi bayi dari rahim ibu ke
dunia luar. Diharapkan, transisi dari rahim ibu ke dunia luar tidak terlalu drastis,
sehingga dapat mengurangi kemungkinan perlukaan pada janin. Selain itu, metode
ini diharapkan dapat mengurangi stres pada ibu, nyeri persalinan, kontraksi rahim
akan menjadi lebih efektif, elastisitas perineum bertambah, sehingga robekan atau
laserasi jalan lahir menjadi minimal. Posisi ibu saat melahirkanpun akan lebih
mudah dan dapat di ubah sesuai dengan kenyamanan ibu.

Water Birth merupakan suatu metode persalinan yang aman bagi kesehatan
ibu dan bayi, pada janin aterm dengan presentasi kepala. Water Birth menjadi
lebih populer di kalangan ibu dan bidan dikarenakan adanya kemampuan air
untuk mengapungkan ibu dalam kolam dan pada penanganan nyeri penggunaan
air hangat untuk persalinan alamiah bersifat tidak invasif, efektif, dan aman.
Survey mayor Alderlice et al, 1995 menyimpulkan bahwa tidak ditemukan bukti
bahwa persalinan dalam air kurang aman jika dibandingkan persalinan
konvensional.

10
 Sejarah Water Birth

Penggunaan kolam air hangat untuk persalinan relatif merupakan suatu


fenomena baru di negara-negara barat. Selama tahun 1960-an, Peneliti Rusia Igor
Charkovsky yang meneliti tentang keamanan dan kemungkinan manfaat water
birth di Uni Soviet. Di Akhir tahun 1960-an, Ahli Obstetri Perancis Frederick
Leboter mengembangkan teknik baru berendam di air hangat untuk memudahkan
transisi bayi dari jalan lahir ke dunia luar, dan dapat mengurangi efek trauma yang
mungkin terjadi. Ahli obstetri Perancis lainnya, Michel Odent, menggunakan
persalinan dalam air hangat untuk mengurangi nyeri persalinan pada ibu, dan
sebagai jalan untuk proses persalinan normal. Odent meneliti tentang
kemungkinan manfaat bagi bayi yang lahir melalui metode water birth. Pada
tahun 1700, ilmuwan mulai mengenal dan mengidentifikasi khasiat air sebagai
hydrotherapy. “Water Cures”, sebuah buku yang diterbitkan di London tahun
1723, menggambarkan keuntungan air yang digunakan dalam berbagai kondisi,
termasuk persalinan dan kelahiran. Pada penelitian kuno, orang-orang mesir akan
memilih bayi-bayi yang lahir di air karena diyakini dapat menjadi imam dan
pendeta. Suku Minoans di pulau Crete bahkan menggunakan pura suci sebagai
tempat untuk melaksanakan water birth. Pada bekas reruntuhan seni lukis dinding
suku Minoans digambarkan dolphin atau lumba-lumba, yang mana terdapat
hubungan khusus antara manusia dengan lumba-lumba dalam hal persalinan di
air. Bahkan suku Indian di California mendapatkan bahwa lumba-lumba akan
mendekat dan menunggu wanita yang melahirkan di air laut dangkal sampai lahir.
Suku-suku Indian di Utara, Selatan dan pusat Amerika sama dengan di Maoris
New Zealand dan orang-orang Samoan di Pasifik mengenal persalinan di laut
dangkal dan sungai. Kuhuna’s dari pulau Hawaii ribuan generasinya telah
melahirkan di air.
Dokumen modern pertama ditemukan pada suatu desa di Perancis tahun 1805 dan
secara lengkap pada kumpulan jurnal medis di Perancis, dimana terjadi
pengurangan yang signifikan ibu bersalin dengan distosia (yang tidak mengalami
kemajuan dalam proses persalinannya) akan menjadi lebih progresif dengan

11
menggunakan metode persalinan water birth, di mana bayi akan lahir lebih
mudah. Laporan berikutnya tentang water birth makin meluas sampai era tahun
1960, ketika mulai digunakan di Uni Soviet.

Pada awal tahun 70-an Dr. Michel Odent ; kepala instalasi bedah rumah
sakit Pithiviers, Perancis, pertama kali memperkenalkan keuntungan dari
persalinan dan kelahiran di dalam air. Ia mencatat bahwa banyak wanita ingin
menggunakan water birth selama persalinan untuk mendapatkan “ Labor Became
Easier, More Comfortable, Less Painful, And More Efficient”. Karil Daniel,
seorang pembuat film independen merupakan pelopor penelitian underwater birth
tahun 1981. Selama tahun 1980-1990, water birth bertumbuh pesat di Inggris,
Eropa, dan Kanada.
Pada tahun 1985, The family Birthing di Upland, California Selatan yang di
pimpin oleh Dr. Michael Rosenthal menyarankan wanita untuk bersalin dan
melahirkan di air. Setelah 5 tahun akumulasi pengalaman water birth, pada tahun
1993 telah terjadi 1000 kelahiran, tanpa komplikasi atau infeksi pada ibu atau
bayi.
Pada tahun 1989 Water Birth International Project, Barbara Harper
mengembangkan “Topic Of Gentle Alternatives In Childbirth”. Pada akhir tahun
1990, 1000 wanita hamil telah melahirkan di Odent’s Birthing Center Pithiviers,
dan Ide water birth telah berkembang ke beberapa negara-negara barat. Water
Birth pertama kali masuk ke Amerika Serikat melalui pasangan yang melahirkan
di rumahnya, namun segera diperkenalkan ke dalam lingkungan rumah sakit dan
birth centers oleh para ahli obstetri dan bidan terlatih. Pada tahun 1991,
Monadnock Community Hospital di Peterborough, New Hampshire menjadi
rumah sakit pertama yang membuat protokol Water Birth. Water birth kemudian
dipopulerkan oleh Odent. Pada tahun 1990, The Scientific Advisory Committee
membuat pernyataan tentang water birth, dan penekanan pada pentingya
penelitian ilmiah. Pernyataan tersebut di revisi tahun 1994 yang menunjang
pentingnya keamanan pada persalinan dan kelahiran di air, serta perlunya
informasi yang tepat tentang manfaat dan risiko water birth. Penggunaan metode

12
water birth akhir-akhir ini makin meningkat di seluruh dunia.
Pada 1-2 april 1995 pada Wembley Conference Center di London, Inggris,
menggelar konferensi pertama water birth untuk mengekplorasi masalah-masalah
yang berkembang, dihadiri 39 negara dengan data 19.000 persalinan di dalam air.
Konferensi berlanjut tahun 1996, 2004, dan bulan September 2007.
Menurut British Medicine Journal (BMJ) di Amerika Serikat tahun 1991 terdapat
3 persalinan menggunakan fasilitas water birth, Tahun 2002 terdapat 200 dan
jumlahnya makin terus bertambah. Pada tahun 2005, terdapat lebih dari 300
rumah sakit di Amerika Serikat mengadopsi protokol water birth. Lebih dari tiga
perempat National Health Service Hospital di Inggris menyediakan pilihan
persalinan ini.
Di Indonesia masih baru dan pertama kali diprakarsai oleh Liz Adianti-suaminya
Harlizon yang melahirkan dengan metode Water Birth, selasa 4 Oktober 2006
pukul 06.05 WIB di SanMarie Family Healthcare, Jakarta di bantu dokter
spesialis kandungan dan kebidanan : Dr. T. Otamar Samsudin, SpOG dan dokter
anak : Dr. Keumala Pringgadini, SpA. Sementara di Bali populer setelah salah
satu aktris Indonesia Oppie Andaresta melahirkan tanggal 20 Juli 2007 di Klinik
Yayasan Bumi Sehat, Desa Nyuh Kuning, Ubud, Bali.

 Keuntungan dan Kelemahan Water Birth

a. Keuntungan Water Birth

Metode water birth diyakini dapat memberi keuntungan bagi ibu dan bayi.
Dengan adanya peningkatan jumlah rumah sakit yang secara rutin telah
menyediakan fasilitas ini di Amerika Serikat, dan Eropa, di tambah berbagai data
tentang keamanannya, dengan penyedia layanan yang lebih berpengalaman
terhadap risiko dan keuntungannya serta bagaimana menanganinya dengan
prosedur monitoring yang lebih ketat, sehingga mampu berkontribusi dalam
meningkatkan keamanan metode ini.

Manfaat bagi ibu, antara lain : dalam hal penanganan nyeri, mengurangi
kejadian episiotomi/trauma perineum. Harper melaporkan bahwa water birth

13
efektif untuk menangani nyeri persalinan . Water Birth memiliki banyak
keuntungan dibandingkan dengan metode persalinan tradisional. Ini dihubungkan
secara signifikan dengan adanya pemendekan persalinan kala I, pengurangan
angka episiotomi, dan penggunaan analgesik, jika dibandingkan dengan
persalinan lainnya. Jika saja ibu hamil yang diseleksi memenuhi kriteria, dan
memperhatikan kebersihan, metode water birth aman bagi ibu dan bayi.

Water Birth merupakan suatu bentuk hydrotherapy, metode ini efektif dan
bermanfaat dalam penanganan nyeri pada kondisi seperti lower back pain (yang
umumnya menjadi keluhan ibu saat persalinan). Pada evaluasi dari 17
Randomized Controlled Trial (RCT), 2 Controlled Studies, 12 Cohort Studies, dan
2 laporan kasus, menyimpulkan bahwa terdapat keuntungan hydrotherapy dalam
penanganan nyeri, bermanfaat, manjur dan memiliki efek mobilitas, kekuatan, dan
keseimbangan, terutama sekali pada orang dengan rematik dan nyeri pinggang
bawah kronik. Jika dibandingkan dengan penanganan nyeri persalinan
konvensional (seperti dengan menggunakan anestesi dan narkotik), hydrotherapy
juga mungkin merupakan suatu alternatif yang relatif aman. Pada suatu penelitian
yang dihubungkan dengan pengurangan penggunaan anestesi epidural (EDA), dan
peningkatan persalinan yang memerlukan instrumentasi seperti forsep dan juga
seksio sesarea. Manfaat bagi bayi, air hangat dengan suhu yang tepat
memudahkan transisi dari jalan lahir ke dunia luar, dan suasananya menyerupai
lingkungan intrauterin. Persalinan sendiri dapat menjadi masalah, mungkin juga
mengganggu, dan dapat merupakan pengalaman bagi bayi.
Water Birth memberikan keuntungan terutama saat kepala bayi masuk ke jalan
lahir, dimana persalinan akan menjadi lebih mudah, air hangat dapat mengurangi
ketegangan perineum, dan memberi rasa nyaman bagi ibu dan bayi, sehingga bayi
lahir kurang mendapatkan trauma (oleh karena adanya efek dapat melenturkan
dan meregangkan jaringan perineum dan vulva) dibandingkan pada persalinan air
dingin dan tempat bersalin umumnya. Suatu Randomized Controlled Trial (RCT)
yang membandingkan ibu hamil yang berendam di dalam air hangat pada
persalinan dengan penyulit (distosia) dibandingkan dengan augmentasi standar

14
menunjukkan bahwa angka penggunaan epidural analgesic dan intervensi obstetri
lebih rendah. Secara retrospektif dilaporkan berkurangnya nyeri dan
meningkatnya kepuasan.
Dalam hal trauma perineum, dukungan air pada waktu kepala bayi crowning
lambat akan menurunkan risiko robekan, dan dapat mengurangi keperluan akan
tindakan episiotomi. Dalam literatur water birth bahkan tidak ditemukan angka
kejadian episiotomi. Selain hal tersebut trauma perineum yang terjadi dilaporkan
tidak berat, dengan dijumpai lebih banyak kejadian intak perineum, tetapi
beberapa literatur mendapatkan frekuensi robekan sama pada persalinan primipara
di dalam maupun di luar air. The Birth Centre Network UK Nicoll a. et al
mendapatkan 300 kelahiran pertahun, 150 diantaranya menggunakan water birth
dengan episiotomy rate 2%.

A Comparative Study tentang water birth yang membandingkan antara


metode Maia-birthing stool, bedbirths (kecuali vakum ekstraksi) dimana
didapatkan data bahwa kejadian episiotomi pada water birth 12,8%, Maia-birthing
stool 27,7%, bedbirths 35,4%, perbedaan ini secara statistik sangat bermakna.
Manfaat persalinan dan kelahiran di dalam air diantaranya akan mempercepat
proses persalinan yang dihubungkan secara signifikan dengan persalinan kala I
yang akan menjadi lebih pendek menurunkan tekanan darah, ibu dapat lebih
mengontrol perasaannya, lebih rileks, nyaman, menghemat tenaga ibu,
mengurangi keperluan obat-obatan dan intervensi lainnya, memberi perlindungan
secara pribadi, mengurangi trauma perineum, meminimalkan penggunaan
episiotomi, mengurangi kejadian seksio sesarea, memudahkan persalinan bagi ibu,
dan baik untuk bayi yaitu mencegah trauma atau risiko cedera kepala bayi, kulit
bayi lebih bersih, menurunkan risiko bayi keracunan air ketuban. Metode water
birth dikenal sebagai persalinan yang “ Easier for Mom ~ Better for Babies”
dalam hal menurunkan tekanan darah. Menurut Pre & Perinatal Psycology
Association of North America Conference, wanita dengan hipertensi akan
mengalami penurunan tekanan darah setelah berendam dalam air hangat selama
10-15 menit. Kecemasan yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah akan

15
dapat dikurangi dengan berendam dalam air hangat.
Pada Persalinan dan atau kelahiran di air, kemampuan mengapung ibu akan
menolong untuk relaksasi, sementara air hangat akan membantu mengurangi
nyeri.
Penanganan nyeri pada persalinan dengan menggunakan media air (terapi air)
merupakan suatu metode relaksasi yang aman, non invasif, ekonomis dan dapat
mengurangi rasa nyeri persalinan. Banyak ibu yang melakukannya menemukan
kenyamanan, merasa lebih rileks dan bermanfaat. A Cochrane Systemic review
mendukung kesimpulan bahwa berendam dalam air selama persalinan kala I
mengurangi penggunaan analgesia dan nyeri maternal, tanpa memanjangkan
durasi persalinan, luaran bayi dan persalinan operatif. Metode persalinan water
birth dengan penanganan yang baik dapat menjadi pilihan bagi persalinan yang
berlangsung lama, mengurangi keperluan intervensi obstetrik, dan memberi
alternatif dalam penanganan nyeri. Bagaimanapun, hal tersebut dapat memberikan
kesan bahwa secara teori dan anekdot berendam dalam air selama persalinan
memberi manfaat secara psikologi dan fisiologi yang akan membantu ibu dalam
menghadapi kelahiran normal, termasuk pengurangan nyeri, peningkatan kontrol
diri, penurunan tekanan darah, dan peningkatan diuresis.

Bagi Ibu :

· Mengurangi rasa sakit


· Memberikan rasa nyaman dan rileks karena semua otot yang berkaitan
dengan proses persalinan menjadi elastis
· Lebih bebas bergerak dan pindah posisi
· Mengurangi perobekan perineum (daerah antara vagina sampai anus)
sehingga tidak perlu dilakukan episiotomi (penjahitan). Di dalam air proses
pembukaan jalan lahir relatif lebih cepat.
· Metode ini mempermudah proses mengejan, sehingga rasa nyeri selama
persalinan tidak terlalu dirasakan.
Bagi bayi :

16
· Mencegah trauma atau risiko cedera kepala bayi.
· Kulit bayi lebih bersih.
· Menurunkan risiko bayi keracunan ketuban.
· Meskipun belum dilakukan penelitian mendalam, pakar kesehatan meyakini
bahwa lahir dengan metode ini memungkinkan IQ bayi menjadi lebih tinggi
dibandingkan dengan bayi yang lahir dengan metode lain.
· Peredaran darah bayi lebih baik, sehingga tubuh bayi akan cepat memerah
setelah dilahirkan.

b. Kelemahan Water Birth

· Kemungkinan air kolam tertelan oleh bayi sangat besar.


· Bayi dapat berisiko mengalami temperature shock jika suhu air tidak sama
dengan suhu si ibu saat melahirkan yaitu sebesar 37 derajat celcius.

 Perkembangan Water Birth di Bali

Perkembangan water birth di Bali semakin maju. Kini telah ada 3 unit
water birth di 3 tempat yaitu Yayasan Bumi Sehat di Nyuh Kuning Ubud yang
dikelola oleh Ibu Robin Lim, RSB Harapan Bunda (dr.Hariyasa Sanjaya,SpOG
dan dr.Dwi Pelita,SpOG), di Klinik Bersalin Anugrah Jl.Gunung Agung (dr.Dewa
Arika,SpOG).
Tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan pelayanan water birth di Bali
memang sungguh menarik. Masih banyak yang belum yakin akan manfaat dan
keamanannya. Selain itu, water birth belum diajarkan dalam kurikulum
pendidikan dokter maupun dokter spesialis OBGIN.

Ada hal yang menggembirakan kini, muncul kesadaran dan antusias di


kalangan OBGIN muda untuk terbuka dan tertarik menerapkan water birth.
Dokter.Eka Wijaya,SpOG,dr Winda Andaka,SpoG dan beberapa yang lainnya
berminat untuk menerapkan persalinan water birth. Untuk mewadahi komunitas

17
dokter, bidan dan rumah sakit yang memberikan pelayanan persalinan water birth
maka Gentle Birth Study Group Bali membentuk wadah yang bernama Bali Water
Birth Association yang bertujuan untuk membangun komunikasi, mengadvokasi
pelayanan water birth, melakukan koordinasi dan sosialisasi serta research dan
membuat network dengan institusi maupun association serupa di dunia.

 Metode Dan Peralatan yang Diperlukan Dalam Persalinan Water


Birth

Metode atau prosedur yang digunakan dalam waterbirth adalah :

a) Waterbirth murni
Yaitu Ibu masuk ke kolam persalinan setelah mengalami pembukaan 6 sampai
proses melahirkan terjadi.
b) Waterbirth emulsion.
Dimana Ibu hanya berada di dalam kolam hingga masa kontraksi akhir sedangkan
proses melahirkan tetap dilakukan di tempat tidur.
Peralatan yang diperlukan dalam water birth:

a) Kolam plastik berukuran cukup besar (diameter 2 meter) dengan benjolan –


benjolan dibagian bawahnya agar ibu tidak merosot saat persalinan berlangsung.
Ketinggian air di dalam kolam juga harus diatur supaya berada di atas pusar baik
saat ibu dalam posisi duduk, jongkok atau tiduran. Posisi saat melahirkan dapat
dilakukan sebebas mungkin bisa sambil duduk, menghadap ke belakang atau
terserah nyamannya si ibu.
b) Water heater dan termometer untuk menjaga suhu air agar tetap dalam suhu
37ºC. Hal ini bertujuan agar bayi tidak merasakan perbedaan suhu yang ekstrem
antara di dalam perut dengan di luar dan agar bayi tidak mengalami hipotermia.

 Kriteria – Kriteria yang Perlu Diperhatikan Dalam Persalinan Water


Birth

Kriteria calon ibu yang tidak perbolehkan untuk melakukan water birth :

18
a) Calon ibu yang memiliki panggul sempit,
b) Bayi lahir sungsang atau melintang

c) Ibu yang sedang dalam perawatan medis

d) Ibu yang mempunyai penyakit herpes, sebab virus herpes tidak mati dalam
air dan dapat menular kepada bayi yang dilahirkan.

Kriteria untuk melakukan proses melahirkan melalui water birth.

a) Proses kelahiran dikehendaki melalui jalan lahir normal


b) Tidak ada infeksi.
c) Posisi bayi dalam rahim pada kondisi normal, tidak terbalik (sungsang).
d) Ibu tidak memiliki penyakit menular.
e) Ketuban belum pecah sebelum masuk ke dalam kolam air.

Kriteria Rumah sakit yang akan menyediakan Waterbirth:

a) Rumah sakit tersebut harus memilliki kolam bersalin berdesain khusus (birth
pool).
b) Kolam bersalin khusus ini, biasanya berukuran antara 1,6 x 1,2 atau 2 m.
c) Volume air di dalam kolam berada di bawah pusar ibu, baik ketika proses
melahirkan dengan duduk, berdiri, atau sambil tiduran.Airnya juga harus steril
dan suhunya disesuaikan dengan suhu air ketuban. Hal ini agar bayi tidak
merasakan perbedaan suhu yang ekstrem antara di dalam perut dengan di luar.

Tips persiapan persalinan di dalam air / water birth :

a) Ada kemauan dan keyakinan untuk melahirkan di dalam air


b) Mengikuti senam hamil saat kehamilan, agar proses persalinan berjalan
lancer

19
c) Pastikan kolam yang akan dipakai dalam persalinan adalah kolam yang
memenuhi standart untuk water birth, dan yakinkan kebersihan serta sterilitas
kolam.
d) Menyiapkan data lengkap, seperti pemeriksaan laboratorium sebagai salah
satu prasyarat mutlak dalam pelaksanaan persalinan di dalam air

 Mitos Dan Reality Tentang Water Birth

· Mitos: bahwa water birth dapat mengurangi keseluruhan nyeri pada persalinan,
namun menyebabkan pemanjangan fase-fase persalinan.

Kenyataannya : water birth merupakan persalinan alamiah dan tidak sepenuhnya


mengurangi nyeri kontraksi. Namun, banyak wanita merasakan adanya
pengurangan nyeri sewaktu ada dalam air berendam dalam air hangat dan
mengapung. Penelitian juga menunjukkan persalinan dalam air sesungguhnya
dapat memperpendek persalinan kala I dan tekanan darah menjadi lebih rendah di
banding persalinan konvensional.

· Mitos : water birth menyebabkan risiko infeksi oleh karena berendam dalam air
yang tidak steril dan ibu dapat mengeluarkan kotoran saat mengedan dalam kolam
air.

Kenyataannya : Pertama, Kelahiran tersebut dan diri kita sendiri tidak steril.
Sekresi vagina, blood slim, cairan amnion, dan feses ibu ketika bayi masuk ke
dalam rongga panggul, keseluruhannya tidak steril. Penelitian menunjukkan
bahwa traktus intestinal bayi mendapatkan keuntungan dari paparan ini. Kedua,
suatu pertanyaan “Apakah air akan masuk ke jalan lahir sewaktu ibu ada dalam
kolam?”. Jika ibu dalam keadaan persalinan kala aktif, jawabnya tidak. Air masuk
ke vagina, namun tidak dapat masuk ke vagina bagian dalam, bahkan ke serviks
maupun uterus. Juga penyakit infeksi tertentu, akan mati segera ketika kontak
dengan air.

· Mitos : Bayi akan tenggelam, lahir dengan belitan tali pusat di leher, atau tidak
menangis.

20
Kenyataannya : Bayi tidak akan bernapas sampai kontak dengan udara, dari
lingkungan berair ke tidak berair, dan perubahan temperatur secara tiba-tiba dan
paparan udara menyebabkan paru-paru bayi mendatar dan akan mengambil napas
untuk pertama kalinya. Bayi akan segera di angkat ke permukaan air ketika
badannya lahir. Lilitan tali pusat di leher, tidak menjadi masalah, sepanjang tidak
menyebabkan deselerasi denyut jantung bayi (yang menunjukkan fetal distress)
sebagai akibat ketatnya belitan tali pusat yang mengakibatkan tekanan di leher.
Untuk masalah bayi menangis, bukanlah suatu hal yang mengejutkan, bayi yang
lahir di dalam air tidak segera menangis, bahkan bayi tampak menjadi tenang dan
dapat mengenali sekelilingnya, melihat wajah ibunya, dan dapat mengetahui dunia
barunya. Ini suatu hal yang baik, bukan yang buruk. Sepanjang bayi bernapas dan
warna bayi baik. Bayi tidak tenggelam jika melahirkan di air, bayi hidup dalam
lingkungan air sampai terjadi transisi persalinan dari uterus ke permukaan air.
Stimulasi pernapasan pada kelahiran terjadi ketika bayi terpapar udara, di tambah
adanya perubahan dramatis suhu, cahaya, dan kebisingan. Stimulasi ini terjadi
ketika bayi keluar dari dalam air. Tali pusat secara terus menerus akan
menyediakan darah beroksigen, sementara bayi merespon stimulasi baru, dan
pertama kalinya akan mengisi paru-parunya dengan udara. Penundaan
pengkleman dan pemotongan tali pusat sangat bermanfaat dalam proses transisi
bayi untuk hidup di luar uterus. Ini akan memaksimalkan fungsi perfusi jaringan
paru. Garland (2000) tidak merekomendasikan pemotongan dan pengkleman tali
pusat sampai bayi mencapai permukaan air disebabkan oleh meningkatnya risiko
hipoksia. Hipoksia bayi akan mengganggu baby’s dive reflex mengakibatkan
penekanan respon menelan yang kemudian akan menimbulkan bayi menghirup air
selama water birth. Odent (1998) merekomendasikan pengkleman tali pusat 4-5
menit setelah persalinan. Menurut Austin, Bridges, Markiewicz and Abrahamson
(1997) terjadinya polisitemia akibat penundaan pengkleman tali pusat.
Hipotesanya bahwa air hangat mencegah vasokonstriksi tali pusat (vasokontriksi
tali pusat terjadi ketika kontak dengan udara), mengakibatkan banyak darah ibu
tertransfer ke bayi.

21
· Mitos : Ibu yang melahirkan dalam air lebih mungkin untuk mengalami
robekan karena yang membantu persalinan kesulitan untuk melakukan episiotomi
jika diperlukan.

Kenyataannya : ibu yang melahirkan dalam air hangat sesungguhnya kurang


mengalami robekan, dikarenakan air hangat dapat meningkatkan aliran darah dan
mampu melunakkan jaringan di sekitar perineum ibu. Dapat dikatakan persalinan
water birth tanpa robekan atau sangat minimal. Ketika memerlukan episiotomi,
penolong justru lebih mudah menjangkau bagian perineum ibu untuk dilakukan
massage atau tindakan lain. Kebanyakan episiotomi tidak diperlukan, dan jika
penolong mengganggap selama proses persalinan terdapat keadaan emergensi,
penolong akan membatalkan pelaksanaan metode ini.

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
 Reproduksi merupakan kegiatan organ kelamin laki-laki dan perempuan
yang khusus yaitu testis menghasilkan spermatozoid (sel kelamin laki-
laki) dan ovarium menghasilkan sel kelamin perempuan (ovum).
Struktur luar dari sistem reproduksi wanita terdiri dari vulva, mons pubis /
mons veneris (Tundun), labia mayora (Bibir Besar), labia minora (Bibir
Kecil), clitoris, vestibulum, introitus / orificium vagina dan perineum.
Struktur dalamnya terdiri dari vagina (liang kemaluan), uterus (rahim),
salping / Tuba Falopi, dan ovarium.
 Water Birth merupakan salah satu metode alternatif persalinan
pervaginam, dimana ibu hamil aterm tanpa komplikasi bersalin dengan
jalan berendam dalam air hangat dengan tujuan mengurangi rasa nyeri
kontraksi dan memberi sensasi rasa nyaman. Water Birth merupakan suatu
metode persalinan yang aman bagi kesehatan ibu dan bayi, pada janin
aterm dengan presentasi kepala. Water Birth menjadi lebih populer di
kalangan ibu dan bidan dikarenakan adanya kemampuan air untuk
mengapungkan ibu dalam kolam dan pada penanganan nyeri penggunaan
air hangat untuk persalinan alamiah bersifat tidak invasif, efektif, dan
aman. Survey mayor Alderlice et al, 1995 menyimpulkan bahwa tidak
ditemukan bukti bahwa persalinan dalam air kurang aman jika
dibandingkan persalinan konvensional

B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat disampaikan dalam penulisan makalan ini
adalah sebagai berikut:

23
 Diharapkan kepada mahasiswa untuk giat dalam mengumpulkan informasi
terbaru mengenai water birth baik melalui media internet maupun surat
kabar dan media informasi lainnya.
 Diharapkan kepada pihak institusi untuk menyediakan sarana dan
prasarana yang menunjang dalam mengumpulkan informasi bagi
mahasiswa baik dari segi penyediaan jurnal- jurnal pendidikan mengenai
penelitian terbaru mengenai water birth.

24
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. (2016). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka


Prawiroharjo

Nurachmah, Elly.dkk. (2010). Dasar-dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta:


Salemba Medika

Saifuddin, A.B., Adriaansz, G., Wiknjosastro, G.H., Waspodo, D. Persalinan


normal dalam: Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal.
ed. kedua Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2001

Anonymous ( 2010 ). Melahirkan dalam air – melahirkan bebas rasas sakit.


Kompas cyber media. Available at: http://www.kompas.co.id/v er1/
Kesehatan/0706/ 23/160129. htm. Accessed at: 25 Oktober 2010

Cook, E. ( 2006 ). Alternative birthing methods. Available at: http://www.


Accessed: 25 Oktober 2010

http://agus-subawa.blogspot.com/2012/01/trand-isu-water-birth.html

25

Anda mungkin juga menyukai